JurnalEtikaBirokrasi PDF
JurnalEtikaBirokrasi PDF
net/publication/334284394
CITATIONS READS
0 4,225
3 authors, including:
Lina Aryani
Universitas Singaperbangsa Karawang
2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Strategi Pemerintah Daerah Dalam Penerimaan Retribusi Pelayanan Persampahan Di Kota Tasikmalaya View project
All content following this page was uploaded by Lina Aryani on 07 July 2019.
Oleh
Lina Aryani1
ABSTRAK
Maraknya kasus korupsi yang terjadi di indonesia saat ini merupakan salah satu
indikasi gagalnya reformasi birokrasi. Meluasnya praktek KKN (Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme) saat ini semakin mempertegas bahwa birokrasi kita telah gagal
menempatkan dirinya menjadi institusi yang bisa melindungi dan
memperjuangkan kebutuhan dan kepentingan publik. Gagalnya agenda reformasi
birokrasi yang disebabkan oleh bobroknya mentalitas dan moralitas aparatur
pemerintah yang menafikan nilai-nilai etika pemerintahan. Oleh karena itu dari
sinilah kemudian perlu adanya penguatan dan sentuhan etika dalam setiap kinerja
birokrasi sehingga tujuan dari agenda reformasi birokrasi dapat tercapai.
ABSTRACT
The rise of corruption cases in Indonesia today is one indication of the failure of
bureaucratic reform. The widespread practice of corruption, collusion and
nepotism is now increasingly emphasizing that our bureaucracy has failed to place
itself as an institution that can protect and fight for the needs and interests of the
public. The failure of the bureaucratic reform agenda cause by the collapse of the
mentality and morality of government apparaturs that denied the values of
government ethics. Therefore, it is here that there is a need to strengthen and
touch ethics in every bureaucratic performance so that the objectives of the
bureaucratic reform agenda can be achieved.
PENDAHULUAN
1
Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan STISIP Tasikmalaya.
prinsip-prinsip Tata Pemerintahan yang baik (Good Governance). Hal terpenting
yang perlu dilakukan terkait dengan kinerja birokrasi pemerintahan adalah
bagaimana mengurangi dan menghilangkan penyalahgunaan kewenangan dalam
birokrasi serta bagaimana menciptakan etika birokrasi dan budaya kerja yang
baik. Pada masa reformasi saat ini, kondisi birokrasi belum mengalami perubahan
mendasar, masih tingginya tingkat penyalahgunaan wewenang, banyaknya praktik
KKN, dan masih lemahnya pengawasan terhadap kinerja aparatur negara
merupakan cerminan dari kondisi kinerja birokrasi yang masih jauh dari harapan.
2
Indonesian Corruption Watch. 2016. “Tren Penanganan Kasus Korupsi Tahun 2016”.
http://www.antikorupsi.go.id. Diakses tanggal 30 Juni 2017
3
Dalam Fahmi Ali. 2017. “ICW: Birokrasi Duduki Peringkat Pertama Pelaku Korupsi”.
http://www.nasional.tempo.co/read/news/2017/01/12/078835368/icw-birokrasi-duduki-
peringkat-pertama-pelaku-korupsi. Diakses tanggal 7 Juli 2017
sebagai tersangka korupsi oleh aparat penegak hukum, ASN/PNS yang disidik
karena terlibat korupsi sebagian besar berasal dari pemerintah daerah
(Kabupaten/Kota). Berkembangnya fenomena korupsi di daerah diindikasikan
karena adanya praktek jual beli jabatan sebagai modus baru korupsi, sebagai
contoh kasus yang paling fenomenal adalah tertangkapnya Bupati Klaten (Sri
Hartini) yang disangka menerima suap terkait jual beli jabatan di pemerintahan
Kabupaten Klaten.4
Etika Birokrasi
4
Dalam Tasrief Tarmizi. 2017. “ICW Ingatkan Berkembangnya Fenomena Penangkapan ASN
Daerah”. http://www.antaranews.com/berita/613612/icw-ingatkan-berkembangnya-fenomena-
penangkapan-asn-daerah. Diakses tanggal 7 Juli 2017
5
Ismail, Etika Birokrasi dalam Perspektif Manajemen Sumber Daya Manusia, Ash-Shiddiqy Press,
Malang, 2009, hlm 63.
badness the wrightness or the wrongness of human acts (apa yang baik atau apa
yang buruk, benar atau salah dengan menggunakan ukuran norma atau nilai).6
6
HAW Widjaja, Etika Pemerintahan, Bumi Aksara, Jakarta, 1997, hlm 8.
7
Inu Kencana Syafiie, Etika Pemerintahan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm 2.
8
K Bertens, Etika, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997, hlm 6-7.
9
Ismail, loc cit
10
Ibid hlm 64
karena kemampuan dan keahlian di bidangnya.11 Birokrasi dikatakan sebagai tata
kerja pemerintahan agar tujuan negara bisa tercapai secara efektif dan efisien.
Sebagai suatu cara atau metode, maka sikap kita terhadap birokrasi haruslah
obyektif, terbuka terhadap inovasi sesuai dengan kebutuhan konteks ruang dan
waktunya. Sebagai sebuah cara atau metode pengorganisasian kerja, birokrasi
tidak boleh menjadi tujuan dalam dirinya sendiri. Birokrasi ada untuk mencapai
tujuan bersama.12
Birokrasi diartikan sebagai tipe ideal organisasi, dalam model yang diajukan
Weber, birokrasi memiliki karakteristik ideal sebagai berikut :14
11
M. Mas’ud Said, Birokrasi di Negara Birokratis, UMM Press, Malang, 2007, hlm 2.
12
Ibid hlm 3
13
Ibid hlm 189.
14
Ismail, Op Cit 65
f. Penjenjangan karier; pekerjaan dalam birokrasi pemerintah adalah
pekerjaan karier.
Secara lebih detail Max Weber (Soeprapto, 2003) menguraikan karakteristik yang
menjadi tipikal birokrasi modern adalah:15
a. Mobilitas yang sistemik dari energi manusia dan sumber daya material
untuk mewujudkan tujuan-tujuan kebijakan atau rencana-rencana yang
secara eksplisit telah didefinisikan.
b. Pemanfaatan tenaga karier yang terlatih, yang menduduki jabatan-jabatan
bukan atas dasar keturunan dan batas-batas yurisdiksinya telah ditetapkan
secara spesifik.
c. Spesialisasi keahlian dan pembagian kerja yang bertanggungjawab kepada
suatu otoritas atau konstitusi.
Reformasi Birokrasi
15
Ibid hlm 64.
16
Feisal Tamin, Reformasi Birokrasi Analisis Pendayagunaan Aparatur Negara, Belantika, Jakarta,
2004, hlm 64.
Sumber : Permenpan RB No 11 Tahun 2015 Tentang Road Map Reformasi
Birokrasi 2015-2019
17
Ibid hlm 25-26.
18
Ibid hlm 74
Menurut Miftah Thoha faktor yang bisa mendorong timbulnya reformasi
birokrasi pemerintah adalah :19
METODE PENELITIAN
19
Miftah Thoha, Birokrasi Pemerintah Indonesia di Era Reformasi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm
106-107
20
Ismail, Op cit, hlm 55.
data melalui studi kepustakaan yang digunakan untuk memperoleh data berkaitan
dengan studi tersebut. Data yang dikumpulkan dapat berupa buku, jurnal, dan
pemberitaan dari media massa baik cetak maupun elektronik.
PEMBAHASAN
21
Ibid hlm 68
Meluasnya praktek KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) saat ini semakin
mempertegas bahwa birokrasi kita telah gagal menempatkan dirinya menjadi
institusi yang bisa melindungi dan memperjuangkan kebutuhan dan kepentingan
publik. Kultur birokrasi pemerintahan yang seharusnya lebih menekankan pada
pelayanan masyarakat ternyata tidak dapat dilakukan secara efektif oleh birokrasi
indonesia. Kegagalan birokrasi dalam menjalankan fungsi-fungsinya dalam
penyelenggaraan pemerintahan dipengaruhi oleh budaya/kultur birokrasi dan
perilaku birokrasinya. Perilaku feodalistik dan budaya patrimonial/patron-client
dalam birokrasi yang berjalan sejak masa masuknya kolonial bahkan hingga era
reformasi saat ini telah menyebabkan munculnya patologi birokrasi yakni
meluasnya tindak korupsi di dalam birokrasi.22
22
Murtir Jeddawi, Reformasi Birokrasi, Kelembagaan, dan Pembinaan PNS, Kreasi Total Media,
Yogyakarta, 2008, hlm 18.
23
Agus Dwiyanto, Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta, 2006, hlm 102-103.
pengawasan terhadap kinerja aparatur negara merupakan cerminan dari kondisi
kinerja birokrasi yang masih jauh dari harapan.
24
M. Mas’ud Said, Op Cit hlm 52-55
ini.25 Tujuan utama reformasi birokrasi indonesia dalam perkembangan birokrasi
indonesia pada tahun 2010-2025 adalah beranjak ke tahapan pemerintahan yang
berbasis kinerja dan pada tahun 2025 diharapkan pemerintahan beranjak pada
tatanan pemerintahan yang dinamis. Pemerintahan berbasis kinerja ditandai
dengan beberapa hal, antara lain:26
d. Setiap individu pegawai memiliki kontribusi yang jelas terhadap kinerja unit
kerja terkecil, satuan unit kerja di atasnya, hingga pada organisasi secara
keseluruhan. Setiap instansi pemerintah, sesuai dengan tugas dan fungsinya,
secara terukur juga memiliki kontribusi terhadap kinerja pemerintah secara
keseluruhan.
25
Ismail, Op Cit hlm 86.
26
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019.
Meningkatnya Kapasitas Birokrasi Yang Efektif dan
dan Akuntabilitas Kinerja Efisien
Birokrasi
2) Pemanfaatan ICT
4) Budaya pelayanan
5) Quick Wins
b. Penguatan kapasitas pengelolaan kinerja pelayanan publik.
2) Efektivitas pengawasan
3) Sistem pengaduan
27
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi Tahun 2010-2025.
3. Masalah sumber daya aparatur negara baik dari segi kualitas, kuantitas
maupun distribusi yang tidak seimbang serta tingkat produktivitas PNS
yang masih rendah.
4. Masih adanya praktek penyalahgunaan kewenangan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan belum mantapnya akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah.
5. Pelayanan publik belum dapat mengakomodasi kepentingan seluruh warga
negara dan belum dapat memenuhi hak-hak dasar warga negara/penduduk.
6. Pola pikir (mind set) dan budaya kerja (culture set) belum sepenuhnya
mendukung birokrasi yang efisien, efektif, dan produktif serta profesional.
Etika menjadi sangat penting dan mendasar dalam suatu birokrasi, karena
etika merupakan landasan bagi para aparatur negara secara organisasional dalam
menentukan dan melaksanakan tujuan. Salah satu sebab yang paling utama
dengan kondisi dan situasi krisis yang terjadi pada bangsa kita adalah krisis moral
dimana hal ini disebabkan oleh lunturnya etika dan moral para penyelenggara
negara, dunia usaha dan masyarakat.
PENUTUP
28
Feisal Tamin, Op Cit hlm 31.
adanya birokrasi yang sehat, seperti kerja keras, keinginan untuk berprestasi,
kejujuran, rasa tanggung jawab, bersih dan bebas dari KKN dan sebagainya. Hal
ini ditunjang dengan lemahnya responsivitas, representatives, dan responsibilits
aparatur pemerintah, dimana mereka hanya mampu menempatkan dirinya sebagai
mesin birokrasi yang tidak mampu mengadaptasikan sikap dan perilakunya pada
kondisi dan tuntutan masyarakat yang terus berubah.
DAFTAR PUSTAKA