Anda di halaman 1dari 9

BEDAH KISI KISI BAHASA JAWA

1. Menentukan irah-irahan (judul)


2. Menentukan kalimat utama
Jam enem seprapat Darmi mangkat menyang Sri arep sekolah. Tekane dalan proliman dicegat Dalba arep
budhal babarengan. Darmi sarujuk, semrinthil bocah tetelune gagancangan mangkat sekolah.
gagasan pokok: mangkat sekolah babarengan
Gagasan pokok biasanya terletak pada kalimat pertama berupa kesimpulan dari kalimat tersebut.
3. Menentukan kalimat tanya
 sapa = takon jeneng
 apa = takon barang
 pira = takon cacah; wilangan
 kapan = takon wektu
 ing ngendi = takon papan; panggonan
 kapriye = takon cara; larah-larahe
 geneya/kena apa = takon panyebab
 nganggo apa = takon alat/piranti

4. Menentukan perbedaan paragraf 1 dan 2


5. Menentukan Watak tembang macapat.
 Maskumambang = sedhih, nelangsa, keranta-ranta
 Mijil = asih, tresna
 Sinom = grapyak, renyah, ethes
 Kinanthi = tuntunan,
 Asmarandana = tresna asih, sengsem
 Gambuh = kulina , nepung-nepungke, cocog
 Dhandhanggula = seneng, ngresepake
 Durma = nesu, muntab
 Pangkur = sereng, teges
 Megatruh = ngelara, sedhih
 Pucung = sembrana, gecul, ora ana greget saut, sak kepenake

6. Sinonim ( persamaan kata ) tembang pangkur


bocah-bocah do sekolah
(Anak-anak pada sekolah)
Wiwit mbiyen nalika iseh cilik
(Dahulu ketika masih kecil)
Sregepa anggolek ilmu
(Rajinnya mencari ilmu)
Wayah esuk lan awan
(Mulai dari pagi dan siang)
Ngrungokake perintah para guru
(Mendengarkan perintah para guru)
Lan bisa ngerti agama
(Dan bisa mengerti agama)
Agama ngersaning Gusti
(Agama menyembah Tuhan)

7. Guru wilangan dan guru lagu dalam tembang


Guru Gatra = 8 
Guru gatra adalah banyaknya garis dalam bait tembang.
Artinya tembang macapat pangkur mempunyai 8 baris kalimat atau larik dalam setiap baitnya.
Guru Wilangan = 8, 11, 8, 7, 12, 8, 8.
Guru wilangan adalah banyaknya suku kata dalam setiap baris tembang.
Baris dari kalimat pertama memiliki 8 suku kata, baris kalimat kedua memili 11 suku kata, baris kalimat ketiga
memiliki 8 suku kata, baris kalimat keempat memiliki 7 suku kata dan seterusnya.

1
Guru Lagu = a, i, u, a, u, a, i
Guru lagu adalah jatuhnya suara akhir pada setiap guru gatra (baris tembang)
Pada baris atau larik kalimat pertama tembang, akhirannya berupa huruf vokal a
Baris atau larik kalimat kedua akhiran huruf vokal i,
Larik atau baris ketiga akhiran huruf vokal u,
Akhiran baris atau larik kalimat keempat huruf vokal a dan seterusnya.
8. Nama peribahasan
1. ana dina, ana upa. (Ada hari, ada nasi).
Artinya: Selama orang mau bekerja dengan tekun pasti akan mendapatkan sesuap nasi (rezeki). Peribahasa
yang mirip yaitu: “Ora obah ora mamah” (tak mau bergerak (bekerja) tak memperoleh makan). Ini menjadi
semboyan bagi orang kecil dalam menyemangati dirinya untuk bekerja.
2. Ngundhuh wohing pakerti. (Memetik buah perbuatan sendiri).
Artinya: Sebagaimana petani, ketika menanam padi pada saatnya nanti akan menuai padi, bukan jagung. Ini
merupakan kiasan untuk orang yang melakukan perbuatan buruk pasti akan memperoleh keburukan pula di
kemudian hari.
3. Kebo gupak ajak-ajak. (Kerbau penuh lumpur mengajak kotor yang bersentuhan dengannya).
Artinya: Ungkapan ini merupakan peringatan bahwa orang yang yang mempunyai sifat dan perbuatan buruk
(kotor) cenderung suka mengajak (mempengaruhi) orang lain mengikuti perbuatannya. Oleh karena itu.
jauhilah orang seperti itu atau jangan berdekatan dengannya.
4. Anak polah, bapa kepradhah. (Anak meminta, bapak meluluskannya).
Artinya: Ini merupakan peringatan bagi orang tua agar bertanggung jawab terhadap kehidupan anak-
anaknya. Orang tua harus mempertimbangkan dengan cermat permintaan si anak, mengenai baik-buruk dan
manfaatnya, agar tidak menimbulkan permasalahan dalam keluarga.
5. Witing tresna jalaran saka kana. (Awal cinta karena biasa berdekatan).
Artinya: Peringatan bagi laki-laki maupun perempuan agar berhati-hati dalam berteman, karena kedekatan
(keakraban) dapat menumbuhkan cinta.
6. Nabok nyilih tangan. (Memukul pinjam tangan orang lain).
Artinya: Kiasan terhadap orang licik yang tidak berani menghadapi musuhnya secara terbuka, namun
meminta tolong (bantuan) orang lain dengan sembunyi-sembunyi.
7. Kekudhung walulang macan. (Berkerudung kulit harimau).
Artinya: Gambaran orang yang berusaha mencapai keinginannya dengan menggunakan pengaruh dari
penguasa atau orang yang ditakuti masyarakat.
8. Becik ketitik, ala ketara. (Baik akan terbukti (diakui), buruk akan kelihatan sendiri).
Artinya: Anjuran agar siapa pun tidak takut berbuat baik. Meskipun awalnya belum kelihatan, pada saatnya
akan menemukan makna dan dihargai. Dan jika berbuat buruk, sepandai-pandainya menutupi akhirnya akan
ketahuan juga.
9. Emban cindhe, emban siladan. (Menggendhong dengan selendang, menggendong dengan rautan bambu).
Artinya: Nasihat yang kebanyakan ditujukan pada orang tua (penguasa), agar tidak membeda-bedakan
perhatiannya terhadap anak ataupun rakyat (bawahannya). Yang disukai jangan lantas diberi kemudahan
sementara yang tidak disukai terus-menerus disakiti (dipersulit hidupnya).
10. Kegedhen empyak kurang cagak. (Kebesaran atap kurang tiang).
Artinya: Gambaran dari orang yang berbuat sesuatu melebihi kemampuannya. Dengan memaksakan diri,
sebagaimana dikiaskan rumah yang atapnya terlampau besar (lebar) dengan sedikit tiang, besar kemungkinan
rumah (cita-citanya) tidak dapat didirikan (terwujud). Misalnya terwujud (rumah dapat berdiri),
konstruksinya akan rapuh sehingga mudah roboh dan akan menimbulkan masalah baru.
11. Ngono ya ngono, ning aja ngono. (Begitu ya begitu, tapi jangan begitu).
Artinya: Ungkapan ini merupakan peringatan agar orang tidak berbuat yang berlebihan sehingga
menimbulkan permasalahan baru atau mengganggu orang lain. Contohnya, boleh saja orang menagih hutang
yang lama tidak dibayar. tetapi jangan semata-mata dilakukan di depan umum, karena akan membuat malu
orang yang ditagihnya.
12. Tuna satak bathi sanak. (Rugi sedikit tak apa, asal tambah saudara).
Artinya: Seorang pedagang yang menyadari bahwa laba bukan segala-galanya akan mengurangi sedikit laba
yang diperoleh, sehingga para pembeli akan merasa senang karena harga barang jadi lebih murah dari
pedagang lain. Akibatnya, mereka akan suka belanja kepadanya.

2
13. Dudu sanak dudu kadang, yen mati melu kelangan. (Bukan saudara bukan kerabat, kalau mati Ikut
kehilangan).
Artinya: Ungkapan terhadap jasa seseorang yang cukup besar bagi masyarakat, sehingga ketika yang
bersangkutan meninggal dunia semua orang akan merasa kehilangan.
14. Rawe-rawe rantas, malang-malang putung. (Menghalangi diberantas, melintang ditebas).
Artinya: Semboyan atau tekad untuk menghapus kezaliman yang mencengkeram masyarakat, apapun yang
dihadapi akan dilawan karena sudah di luar batas perikemanusiaan.
15. Kesandhung ing rata, kebentus ing tawang. (Tersandung di tempat yang rata, terbentur ke langit).
Artinya: Suatu kejadian yang jarang imustahil) terjadi. Bagaimana mungkin di tempat rata orang bisa
tersandung. dan kepala terbentur ke langit? Jika itu terjadi dikarenakan kurang hati-hati dan ceroboh. Ini
merupakan peringatan agar orang selalu waspada dan berhati-hati dalam berbuat sesuatu.
16. Cegah dhahar lawan guling. (Mengurangi makan dan tidur).
Artinya: Model puasa (menahan hawa nafsu) yang melengkapi kehidupan sehari-hari agar cita-cita
(keinginan) terkabul dan kehidupan menjadi lebih baik.
17. Janma tan kena ingina. (Manusia jangan dihina).
Artinya: Peringatan bahwa orang bisa saja berbeda antara isi dan penampilannya. Jika dilihat dari
penampilannya mungkin akan keliru. karena banyak orang suka menyembunyikan (menyimpan) kemampuan
yang jauh berbeda dengan apa yang kelihatan.
18. Sadumuk bathuk, sanyari bumi, ditohi pati. (Menyentuh dahi (isteri), merebut sejengkal tanah, dilawan
sampai mati).
Artinya: Gambaran sikap laki-laki Jawa dalam mempertahankan kehormatan dan harga diri sebagai suami
(dan isterinya) sekaligus dalam mempertahankan tanah air (bumi/tanah) sebagai warganegara. Ini berarti,
kepemilikan perempuan (isteri) dan tanah (tempat tinggal) layak dipertahankan dengan darah.
19. Utha-uthu nggoleki selane garu. (Ke sana-kemari mencari celah sawah yang dibajak).
Artinya: Semangat seseorang yang terus berjuang tanpa lelah dan tidak malu dalam usaha mencari nafkah
lewat pekerjaan apapun yang ada di sekitarnya.
20. Kaya kali ilang kedhunge. pasar ilang kumandhange. (Seperti sungai kehilangan lubuk, pasar
kehilangan gema).
Artinya: Gambaran situasi dan kondisi zaman ketika adat kebiasaan dan tradisionalisme mulai terkikis, dan
berganti dengan nilai-nilai baru yang belum sepenuhnya dimengerti oleh masyarakat.

9. Melengkapi peribahasa
10. nama- nama cangkriman
Cangriman dewe dibedhakake ono 4 jenis ,yaiku :
1.  Cangkriman Wancahan yaiku Cangkriman kang di jupuk saka Suku kata ngarep lan Buri, 
Cangkriman Wancahan luwih kayata Singkatan Kang duweni arti

Tuladha :

* Burnas Kopen = Bubur Panas Kokopen ( dimakan dgn cara mulut nempel ke mangkok
* Pak Boletus      = Tapak Kebo lelene satus ( Jejak telapak kerbau berisi lele seatus)
* Manuk Biru     = Pamane punuk Bibi e kuru ( Pamanya gemuk bibinya kurus )
* Buta Buri         = Tebu ditata mlebu lori ( Tebu ditata masuk lori )
* Pindang Khutut= Sapi Mblandang lukune katut ( Sapi kabur walukunya ikut )

2. Cangkriman Pepindhan yaiku Cangkriman kang ngemu teges Pepindahan utawa irib iriban
Tuladha : 

* Pitik walik saba kebun , Jawaban = Nanas


* Pitik walik saba meja, Jawaban = Sulak ( kemoceng )
* Abang-abang dudu kidang, pesegi dudu pipisan (merah bukan kijang, pesegi bukan alat penggiling   jamu), 
Jawaban: = batu bata
*Duwe rambut ora duwe endhas (Punya rambut tidak punya kepala) Jawab = Jagung 
*mboke diidak idak anake dielus-elus (Ibunya diinjak-injak anaknya dibelai-belai) jawab = tangga bambu

3
3. Cangkriman Belenderan yaiku Cangkriman kang ngemu teges plesetan
Tuladha :

* Wetenge keroncongan = Wetenge wis luwe ( Perutnya sudah lapar )


* Disuguihi Opak angin = Ora disuguhi apa-apa ( Tidak dijamu apa apa )
*Gajah numpak becak ketok apane? (Gajah naik becak kelihatan apanya?) Jawab Ketok ndobole
    (kelihatan membualnya)
* Wong dodol tempe ditaleni (Orang jual tempe diikat). Jawab: Yang diikat bukan orangnya tetapi
    tempenya
* Wong dodol klapa dikepruki (Orang jual kelapa dipukuli kepalanya). Jawab: Yang dikepruk bukan
    orangnya tetapi kelapanya

4. Cangkriman Tembang yaiku  Cangkriman kang isine dijupuk saka tembang macapat biasane iku
tembang pocung
Tuladha :

*. Tembang Kinanthi: Wonten putri luwih ayu; Tan ana ingkang tumandhing; Sariranira sang retna; Owah-
owah saben ari; Yen rina kucem kang cahya; mung ratri mancur nelahi (Ada putri amat cantik; tidak ada yang
menandingi; badan sang dewi; Berubah setiap hari; Kalau siang suram cahayanya; Hanya pada malam hari
bersinar cahayanya). Jawaban: Rembulan

* Tembang Pucung: Bapak pucung dudu watu dudu gunung; Sangkamu ing sabrang; Ngon ingone sang Bupati;
Yen lumampah si pucung lembehan grana (Bapak pucung bukan batu bukan gunung; Asalmu dari  tanah
seberang; Piaraan sang Bupati; Kalau berjalan si pucung berlenggang hidung). Jawab: gajah

* Tembang Pucung: Bapak pucung renten-renteng kaya kalung; Dawa kaya ula; Pencokanmu wesi miring; Sing
disaba si pucung mung turut kutha (Bapak pucung berangkai seperti kalung; Panjang laksana ular; Tempat
bertenggermu besi miring; Yang didatangi si pucung dari kota ke kota). Jawab: kereta api.

 11. Menentukan kata yang tepat untuk melengkapi cangkriman


 wiwawité, lesbadongé = uwi dawa uwité, tales amba godongé pakboletus = tapak kebo ana léléné satus.
 Kebo lima kalong telu kari pira = 8 ( kebo5 + kalong3 = 8).
 Gajah numpak becak sing ketok disik apane = ya ketara lek ngapusi.
 Bapak pucung, angger butuh ngambung-ngambung. Yen juragan mangan, ngglibet sinambi ngriwuki, yen
wis oleh pucung nggereng karo mangan. (kucing).
 Bapak pucung, yen tersinggung adhuh biyung. Bisa ngejur omah, nadyan mobil ora peduli, pucung
mendha lamun ta siniram tirta. (geni).
 Pitik walik saba amben = sulak/kebus/kemucing.

12. Arti cangkriman

13. Menentukan isi teks pidato


Bapak Guru ingkang dhahat kinurmatan, sarta adhik-adhik ingkang kula tresnani, sakedhap malih kula badhe
nilaraken bangku pawiyatan SD punika. Kula minangka wakil siswa-siswi kelas enem badhe nyuwun pamit
dhateng para bapak/Ibu Guru, sarta adik-adhik. Mugi-mugi anggenkula nglajengaken nuntut ilmu ing
pawiyatan lajengipun saged lancar. Kula sakanca nuwun do’a restu mugi-mugi cita-cita kula sakanca saged
kasil ing tembe burinipun. Sajatosipun awrat tumrap kula sakanca ninggalaken pawiyatan punika, nanging
kadospundi malih, lilanana kula sakanca nyuwun pangestu.
isi: pamit perpisahan, nyuwun pangestu.

14. Tema pada teks pidato


Pangetan dinten pendidikan nasional sanget tumrap kula panjenengan sadaya. K.H Dewantara,pindhanipun
sekar ingkang tansah mbabar angambar ganda arum ing bangsa Indonesia. Panjenenganipun punika pangarsa
pendidikan wonten negara Indonesia. Sumangga kita sedaya tansah eling marang jasanipun bapak pendidikan
nasional inggih bapak K.H. Deawantara, amargi jasa-jasa nipun kita sedaya saged sekolah, mugi-mugi
pendidikan wonten negara kita tansah maju,lan saged tumindak becik amargi pendidikan ingkang sae
tema: mengeti dinten pendidikan nasional.

4
15. Struktur / perangane teks pidato
1. Salam Pambuka: sala pakurmatan sing kapisanan, marang para tamu utawa sing kepareng rawuh.
Isine atur salam pakurmatan marang para rawuh, lan sapa-aruh (sapaan) tumrap para rawuh.
2. Purwaka: Atur pamuji syukur marang Gusti Allah, sarta atur panuwun marang para rawuh/tamu
sing kepareng rawuh.
3. Isi/surasa basa: sakabehe bab kang diandharake marang para rawuh/tamu
4. Dudutan utama/Wigatine (kesimpulan): ringkesan isi kang wigati, utawa inti sarine sing diandharake.
5. Pangarep-arep: Pituduh lan pangajab, sing diandharake marang para rawuh/tamu lan sing midangetake.
6. Wasana Basa (panutup): atur panuwun sarta nyuwun pangapura manawa ana kekurangan utawa
kaluputan olehe ngandharake.

16. Menentukan kata tidak baku dalam teks pidato

17. Perangane pidato


Peranganipun naskah pidhato ingkang baku, inggih punika:
1. Salam Pambuka
   Salam pakurmatan ingkang setunggal dhateng para dhayoh utawi ingkang kepareng rawuh.
2. Purwaka Basa (pambuka)
   Atur panuwun dhateng para rawuh / dhayoh ingkang kepareng rawuh, sarta atur pamuji syukur dhateng gusti
Allah.
3. Suraos Basa (wiji)
   Sakabehe bab ingkang diandharaken dhateng para rawuh / dhayoh.
4. Permana (simpulan)
   Ringkesan wiji ingkang permana utawi intine ingkang diandharaken.
5. Wusana (panutup)
   Atur panuwun sarta nyuwun pangapunten manawa wonten kirang utawi kalepatan anggen ngandharaken
pidhato.

18. guru lagu dari tembang kinanti


Memiliki Guru Gatra : 6 baris setiap bait
Memiliki Guru Wilangan : 8, 8, 8, 8, 8, 8 (artinya baris pertama terdiri dari 8 suku kata, baris kedua berisi 8
suku kata, dan seterusnya…)
Memiliki Guru Lagu : u, i, a, i, a, i (artinya baris pertama berakhir dengan vokal u, baris kedua berakhir vokal i,
dst).

19. Menulis arti peribahasa


 Durung sembada wis kepingin sing ora-ora = durung pecus, keselak besus
 Amarga banget lomane, nganti uripe dhewe kacingkrangan = blaba wuda
 Pakulinan ala sing ora bisa ilang = ciri wanci lelai ginawa mati
 Padudon prakara lemah lan wanita, lumrahe dilabuhi pati = sadumuk bathuk sanyari bumi

5
 Prakara cilik (sepele) dadi gedhe = kriwikan dadi grojogan
 Dipadhakake bocah cilik, durung dianggep dhewasa = durung ilang pupuk lempuyange
 Wong sing tansah kuwatir = ancik-ancik pucuke eri
 Ngarep-arep barang sing durung mesti = njagakake ndhoge blorok;
 Wong sing ora gelem ngrungokake rerasan sing ora becik = ana catur mungkur
 Wong kang tumindak luput bakal konangan = sapa salah bakal seleh

20. Menulis bebasan dari narasi


Rindhik asu digitik = duwe kekarepan ana dedalan ya semrinthil wae
Asu belang kalung uwang = wong asor drajade nanging sugih raja brana

Adigang, adigung, adiguna : ngendelake kekuwatane, kaluhurane lan kepinteran.


Mengandalkan kekuatan, kekuasaan dan kepintarannya. Ungkapan ini biasanya ditujukan pada orang yang sok.
Anak polah bapa kepradah : tingkah polahe anak dadi tanggungjawabe wong tuwa.
Tingkah lakunya anak jadi tanggung jawab orang tua. Jika anak bertingkah, maka nama orang tua akan ikut
terbawa.
Becik ketitik ala ketara : becik lan ala bakal konangan ing tembe mburine.
Baik atau buruknya seseorang pada akhirnya pasti akan terlihat.
Cebol nggayuh lintang : kekarepan kang ora mokal bisa kelakon Keinginan yang mustahil untuk terlaksana.
Cecak nguntal cagak (empyak) : gegayuhan kang ora imbang karo kekuwatane, Keinginan/usaha yang tidak
sebanding dengan kemampuannya.
Kacang ora ninggal lanjaran : kebiasa-ane anak nirokake wong tuwane, Kebiasaan anak selalu meniru dari orang
tuanya.
Kebo kabotan sungu : rekasa kakehan anak / tanggungan, Terbebani dengan memiliki banyak anak/tanggungan.
Kebo nusu gudel : wong tuwa njaluk wulang wong enom, Orang yang lebih tua usianya belajar/menjadi
tanggungan yang lebih muda.

21. Menulis cangkriman batangan materi sama dengan no 10 sd 12


22. Menulis cangkriman materi sama dengan no 10 sd 12
23. Menyimpulkan isi dari teks informasi
informasi tentang tokoh dan penemuannya, menyimpulkan isi teks informasi tersebut
Manut pangandikane Menteri Keuangan RI Ibu Sri Mulyani, ningkatake Perekonomian mbutuhake pirang-
pirang instrumen kayata Teks: 1) Stabilitas politik lan Keamanan sing apik, 2) Kawicaksanan pamarentah sing
ajeg, 3) Iklim keterbukaan, 4) Swasana tentrem lan kawicaksanan pamarentah kang
ajeg. Kanthi nggiatake Usaha Kecil lan Menengah (UKM), iso ngrmbakakake perekonomian Indonesia.
24. Menentukan arti Parikan
1. Sepet sepet, Sawone mentah artine Diempet empet, selak ra betah
2. wedang bubuk, gula jawa. artine Yen kepethuk, ati lega
3. Wajik klethik, gula abang artine Aja suthik, yen tumandhang
4. Kembang jagung, dipethik Cina artine barang wis kadhung, dikapakna
5. Godhong kecipir, mrambat kawat artine Najan gak mampir, nanging liwat
6. Manuk kutut, manggunge ngganter artine yen ra nurut, bisa keblinger
7. Manuk emprit, menclok godhong tebu artine Dadi murid, sing sregep sinau
8. Yen kembang kembange lamtara, dudu kembang wora wari artine Mumpung sira isih mudha, sing taberi
ngati ati.
9. Esuk nyuling sore nyuling, sulinge arek Yogyakarta artine Esuk eling sore eling, sing dieling ora rumangsa.
10. Awan awan aja keluyuran, ana pak mantri numpak sekuter artine kapan kapan aku keturutan, duwe kanca
sinaune pinter.
11. Yen kembang kembange kacang, dudu kembange puspa nyidra artine Sih cilik dikudang kudang, bareng
gedhe gawe rekasa.
12. Esuk nembang sore nembang, tembange asmaradana
artine esuk ngadhang sore ngadhang, sing diadhang ra teka teka

6
25.Menyusun kalimat penutup teks pidato
1. Kesimpulan
2. Pesan, harapan
3. Salam penutup
Contoh:
 Mekaten, cekap semanten atur kulo, mugi-mugi saget bermanfaat kangge kito sedoyo. Kirang
langkungipun kulo nyuwun pangapunten ingkang katah.
 Cekap semanten ingkang saged kawula aturaken, mugi-mugi sesorah kula saged bermanfaat kangge kita
piyambak, aamiin. Kirang langkungipun kulo nyuwun pangapunten ingkang katah. Tuku santen dhateng
peken, Pekene peken bringharjo. Kulo kinten cekap semanten, sedoyo lepat nyuwon pangapuro.
Wassalamualaikum Wr.Wb.  
26. Ungkapan tradisional jawa
Becik ketitik ala ketara
Ing ngarsa sung tuladha ing madyo mangun karsa tutwuri handayani
Dudu sanak dudu kadhang yen mati melu kelangan

27. Membuat Ungkapan tradisional jawa


28. Membuat cangkriman
29. Menggunakan cangkriman
30. Membuat kerangka pidhato
kerangka pidato sama aja dgn caranya mbuat pidato , carane kui:
1.Salam pambuka utawa uluk salam
2. Purwaka basa, isine :
a. Atur pakurmatan
b. Atur puja – puji
c. Atur panuwun
3.Surasa basa, isine :
a. Wedharan sawetara
b. Wosing gati, wigatining perlu
4.Pangarep – arep
5.Wasana basa, padatan isine nyuwun pangapura
6.Salam panutup

31. Menentukan judul / irah-irahan dari teks informasi


32. Menentukan arti paribasan
1. Durung sembada wis kepingin sing ora-ora = durung pecus, keselak besus
2. Amarga banget lomane, nganti uripe dhewe kacingkrangan = blaba wuda
3. Pakulinan ala sing ora bisa ilang = ciri wanci lelai ginawa mati
4. Padudon prakara lemah lan wanita, lumrahe dilabuhi pati = sadumuk bathuk sanyari bumi
5. Prakara cilik (sepele) dadi gedhe = kriwikan dadi grojogan
6. Dipadhakake bocah cilik, durung dianggep dhewasa = durung ilang pupuk lempuyange
7. Wong sing tansah kuwatir = ancik-ancik pucuke eri
8. Ngarep-arep barang sing durung mesti = njagakake ndhoge blorok;
9. Wong sing ora gelem ngrungokake rerasan sing ora becik = ana catur mungkur
10. Wong kang tumindak luput bakal konangan = sapa salah bakal seleh

33. Melengkapi paribasan yang rumpang


1. Anak polah bapa kepradhah = yen anak nemoni cilaka, wong tuwa mesthi melu ngrasakake
2. Kriwikan dadi grojogan = perkaracilik dadi perkara gedhe
3. Blilu tau, pinter durung nglakoni = bodho ning wis nglakoni dadi luwih prigel tinimbang sing pinter ning
durung praktek.
4. Angon ulat ngumbar tangan = golek limpene wong, kanthi karep bakal njupuk barange
5. Ancik-ancik pucuke eri = tansah nduweni rasa kuwatir
6. Ana catur mungkur = ora gelem ngrungokake rerasan
7. Bathok bolu isi madu = wong lumrah kang sugih kapinteran
8. Aja nguthik-uthik macan turu = aja ngungkat-ungkit perkara kang wis sirep. Aja njarak perkara

7
9. Ana dina ana upa = angger gelem nyambut gawe mesthi oleh rejeki
10. Arep jamure ora gelem watange = gelem kepenake ora gelem rekasane

34. Menentukan isi teks pidato

35. Menentukan kata yang tidak baku dari pidato

8
9

Anda mungkin juga menyukai