Anda di halaman 1dari 11

TUMBUHAN LOKAL SEBAGAI PENGOBATAN TRADISIONAL,

KECANTIKAN, MAGIS, DAN KULINER DI DESA LINGGA

Baho Kristanti Hutagalung, Rika Yussafitri, Sindy Klorida Br. Barus,


Ummiatul Habibah, Yosafat Pakpahan
Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Medan
Jl. William Iskandar Pasar V, Deli Serdang 20371, Indonesia
Email : rikayussafitrii@gmail.com

Abstrak
Etnik Karo merupakan salah satu suku di Sumatera Utara yang dalam kehidupan sehari-
hari selalu berinteraksi dengan alam sekitar. Masyarakat Karo memanfaatkan tumbuh-
tumbuhan untuk kepentingan sehari-hari, seperti kebutuhan pangan, pesta adat dan budaya,
serta obat-obatan tradisional. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan memahami
penggunaan tumbuhan lokal bagi masyarakat Desa lingga Kabupaten karo, Untuk mengetahui
dan memahami bahan, serta asal bahan dan pembuatan (pengolahan) obat-obatan tradisonal
khas Karo dari desa Lingga Kabupaten Karo, Untuk mengetahui dan memahami penggunaan
dan tujuan dari obat-obatan tradiosional khas Karo dari desa Lingga Kabupaten Karo Untuk
mengetahui dan memahami apakah oat-obatan tradisonal juga dapat digunakan sebagai
kecantikan, magis, ataupun kuliner. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan
dengan pengamatan langsung. hasil dari penelitian ini adalah Penggunaan tumbuhan lokal
sebagai pengobatan tradisional, kecantikan, magis dan kuliner desa Lingga di Kabupaten
Karo. Selain sebagai pengobatan masyarakat karo juga mengembangkan hasil produk obat
yang mereka buat untuk kepentingan ekonomi masyarakatnya juga.sehingga kebudayaan
dalam masyarakat karo ini tetap harus dipertahankan oleh masyarakat karo karena warisan
kebudayaan ini merupakan kebudayaan murni dari masyarakat karo setempat tanpa campur
tangan dari orang lain.

PENDAHULUAN sebagai obat tradisional. Hal ini disebabkan


Penggunaan obat tradisional sebagai setiap suku memiliki pengalaman empiris dan
alternatif pengobatan telah lama dilakukan kebudayaan yang khas sesuai dengan
jauh sebelum ada pelayanan kesehatan daerahnya masing-masing. Kehidupan nenek
formal dengan menggunakan obat-obatan moyang yang menyatu dengan alam
modern. Namun, negara Indonesia yang menumbuhkan kesadaran bahwa alam adalah
terdiri dari banyak pulau yang didiami oleh penyedia obat bagi dirinya dan masyarakat.
berbagai suku memungkinkan terjadinya Mulai dari sinilah berkembang pengertian
perbedaan dalam pemanfaatan tanaman obat tradisional. Menurut Departemen
1
Kesehatan Republik Indonesia, obat meningkatkan pelayanan dan meningkatkan

tradisional merupakan produk yang terbuat pemerintah dan masyarakat itu sendiri.

dari bahan alam yang jenis dan sifat Selama ini industri obat-obat tradisional

kandungannya sangat beragam dan secara bertahan tanpa dukungan yang memadai dari

turun temurun telah digunakan untuk pemerintah maupun industri farmasi.

pengobatan. Di Indonesia obat tradisional Sementara iu tantangan dari dalam

masih digunakan secara luas di berbagai negeri sendiri adalah sikap dari dunia medis

lapisan masyarakat, baik itu di pedesaan yang belum sepenuhnya menerima obat-obatan

maupun diperkotaan. Penggunaan obat tradisional. Merebaknya di masa sekarang obat

tradisional semakin meningkat dengan tradisional yang sudah bercampur bahan kimia

kecenderungan gaya hidup kembali ke alam. seperti beberapa waktu lalu, semakin

Kecenderungan ini sangat terlihat dari menambah keraguan masyarakat akan khasiat

maraknya produk- produk berbahan herbal dan keamanan mengkonsumsi obat-obatan

yang beredar di pasaran. tradisional yang sudah lama dilakukan oleh

Meskipun pengguna obat tradisional masyarakat. Obat tradisional ini tentunya

di kalangan masyarakat sudah sangat banyak sudah diuji bertahun- tahun bahkan berabad-

namun data tentang alasan dan latar belakang abad sesuai dengan perkembangan kebudayaan

pasien memilih menggunakan obat bangsa Indonesia. Hal inilah yang mendorong

tradisional masih sedikit. Begitu juga data penulis berkeinginan untuk melakukan mini

tentang jenispenyakit yang umumnya diobati riset tentang pembuatan penggunaan obat

dengan menggunakan obat tradisional. tradisional khas Karo di Desa Lingga

Survei sangat diperlukan untuk Kabupaten Karo.

meningkatkan pemahaman tentang variasi TEORI

penggunaan obat tradisional sehingga dapat A. Tumbuhan Obat

memaksimalkan hasil terapi dan Indonesia dikenal sebagai sumber bahan

menyediakan perawatan medis yang baku obat-obatan tropis yang dapat

berkualitas kepada masyarakat. Selain itu dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai

hasil survei juga dapat digunakan oleh bagi macam penyakit. Tumbuhan obat adalah

pemerintah daerah setempat sebagai bahan seluruh jenis tumbuhan obat yang diketahui

pertimbangan untuk merencanakan dan atau dipercaya mempunyai khasiat obat.

melaksanakan program terkait obat Tumbuhan obat dikelompokkan menjadi tiga

tradisional lebih lanjut, seperti untuk kelompok, yakni:

mengambil kajian alokasi dana belanja dan 1. Tumbuhan obat tradisional

regulasi obat tradisional. Untuk dapat ikut Jenis tumbuhan obat yang diketahui atau
dipercaya oleh masyarakat mempunyai
2
khasiat obat dan telah digunakan sebagai Karo memilliki sistem kemasyarakatan atau
bahan baku obat tradisional. adat yang dikenal dengan marga silima,
2. Tumbuhan obat modern tutur siwaluh, dan rakut sitelu. Marga atau
Jenis tumbuhan yang secara ilmiah telah dalam Bahasa Karo disebut merga tersebut
dibuktikan mengandung senyawa atau untuk anak laki-laki, sedangkan untuk
bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan perempuan disebut beru. Merga atau beru
penggunaannya dapat dipertanggung- ini disandang di belakang nama seseorang.
jawabkan secara medis. Merga atau beru dalam masyarakat Karo
3. Tumbuhan obat potensial terdiri dari lima kelompok, kelima marga
Jenis tumbuhan obat yang diduga tersebut adalah Karo-karo, Sembiring,
mengandung senyawa atau bahan aktif Tarigan, Ginting, dan Perangin-angin.
yang berkhasiat obat, tetapi belum Masyarakat Karo menggunakan berbagai
dibuktikan secara ilmiah atau jenis tumbuhan yang dimanfaatkan dalam
penggunaannya sebagai obat tradisional kehidupan sehari-hari, baik sebagai bahan
sulit ditelusuri (Nursiyah, 2013) pangan, ramuan obat, bahan industri dan
Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang sudah lama tumbuhan digunakan dalam
salah satu atau seluruh bagian pada berbagai upacara adat kebudayaan.
tumbuhan tersebut mengandung zat aktif Kearifan lokal merupakan suatu bentuk
yang berkhasiat bagi kesehatan yang dapat kearifan lingkungan yang ada dalam
dimanfaatkan sebagai penyembuh kehidupan bermasyarakat di suatu tempat.
penyakit. Bagian tumbuhan yang dimaksud Kearifan lokal merupakan tata nilai atau
adalah daun, buah, bunga, akar, rimpang, perilaku hidup masyarakat lokal dalam
batang (kulit) dan getah (resin). Ada dua berinteraksi dengan lingkungan secara arif.
cara membuat ramuan obat dari tumbuhan Kearifan lokal adalah semua bentuk
yaitu dengan cara direbus dan ditumbuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau
(diperas). Sementara itu, penggunaan wawasan serta adat kebiasaan atau etika
ramuan obat ada tiga cara yaitu diminum, yang menuntun perilaku manusia dalam
ditempelkan, atau dibasuhkan dengan air kehidupan di dalam komunitas ekologis
pencuci. Penggunaan dengan cara diminum (Suhartini, 2009).
biasanya untuk pengobatan organ tubuh Etnik Karo merupakan salah satu suku
bagian dalam, sedangkan dua cara lainnya di Sumatera Utara yang dalam kehidupan
untuk pengobatan tubuh bagian luar (Sada sehari-hari selalu berinteraksi dengan alam
dan Tanjung, 2010). sekitar. Masyarakat Karo memanfaatkan
B. Masyarakat Karo tumbuh-tumbuhan untuk kepentingan
Purba (2011) menyatakan bahwa Suku sehari-hari, seperti kebutuhan pangan, pesta
3
adat dan budaya, serta obat-obatan Kuning atau biasa dikenal dengan param
tradisional. Masyarakat Karo telah adalah obat yang dibuat dari campuran
mengenal obat-obatan yang beragam sejak beberapa tanaman yang sudah digiling halus,
dulu. Hal ini menunjukkan bahwa kemudian dibentuk menjadi ukuran tertentu
masyarakat Karo mengenal beberapa dan dijemur di bawah sinar matahari sampai
jenis penyakit dan juga cara kering. Pemakaian kuning biasanya
mengobatinya. Pengetahuan ini dikatakan dilarutkan dahulu dalam air atau dimakan
sebagai salah satu kearifan lokal yang secara langsung. Manfaat dari kuning adalah
masih bertahan hingga saat ini mengembalikan kesegaran tubuh,
(Situmorang dan Harianja, 2014). menghangatkan tubuh, menurunkan demam,
C. Obat Tradisional Karo dan lainnya. Salah satu jenis kuning adalah
Suku Karo sebagai mayoritas kuning panas atau biasa disebut kuning
masyarakat yang menempati wilayah melas oleh masyarakat Karo.
Kabupaten Karo telah memiliki hubungan 2. Minyak Karo
erat dengan alam. Kebudayaan sebagai Secara turun temurun dapat dipastikan
sistem pengetahuan digunakan untuk masyarakat Karo telah mampu
menciptakan kearifan lokal dalam mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan yang
memanfaatkan tumbuhan sebagai ramuan dikenal dan dimanfaatkan untuk bahan obat
pengobatan tradisional. Apalagi wilayah dan pada umumnya hampir semua obat-
Karo terkenal dengan kesuburan tanahnya obatan tradisional Karo menggunakan
sehingga berbagai jenis tumbuhan dapat tanaman sebagai bahan utamanya.
tumbuh subur di daerah ini. Masyarakat Masyarakat Karo sejak dulu banyak
Karo menghasilkan berbagai system menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai
pengetahuan lokal dalam hal mengolah obat tradisional masyarakat Suku Karo.
berbagai tumbuhan yang ada. Dalam pembuatan minyak urut Karo, bahan
Pengolahan dan penggunaan obat yang digunakan adalah akar-akar tumbuhan
tradisional ini masih menggunakan cara hutan, seperti akar pinang (Areca catechu),
yang dilakukan secara turun-temurun sejak akar rotan (Calamus diepenhorstii), pakis
dahulu oleh nenek moyang masyarakat haji (Cycas rumphii), daun sembung nyawa
Karo. (Gynura procumbens), daun salam
Berikut ini merupakan beberapa obat (Syzygium polyanthum), daun pegagan
tradisional Karo sebagai bentuk dari (Centella asiatica), dan lainnya. Manfaat
kearifan lokal masyarakat Karo dalam dari minyak urut Karo adalah untuk
memanfaatkan tumbuhan di wilayahnya. mengembalikan kebugaran tubuh,
1. Kuning mengobati masuk angin, keseleo, patah
4
tulang, dan luka bakar (Siregar, 2017). buatan desa Lingga Kabupaten Karo
METODOLOGI PENELITIAN B. Lokasi Penelitian
A. Jenis Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat
Sebagaimana kita ketahui bahwa salah dimana peneliti melakukan penelitian
satu metode pengumpulan data adalah terutama dalam menangkap fenomena atau
dengan cara wawancara. Budiyono peristiwa yang sebenarnya terjadi dari objek
(2003:52) mengatakan bahwa metode yang diteliti dalam rangka mendapatkan
wawancara (disebut pulainterview) adalah data-data penelitian yang akurat. Dalam
cara pengumpulan data yang dilakukan penentuan Lokasi penelitian, Moleong
melalui percakapan antara peneliti (atau (2007:132) menentukan cara terbaik untuk
orang yang ditugasi) dengan subyek ditempuh dengan jalan mempertimbangkan
penelitian atau responden atau sumber teori substantif dan menjajaki lapangan dan
data. Dalam hal ini pewawancara mencari kesesuaian dengan kenyataan yang
menggunakan percakapan sedemikian ada dilapangan. Sementara itu keterbatasan
hingga yang diwawancara bersedia geografi dan praktis seperti waktu, biaya,
terbukamengeluarkan pendapatnya. tenaga perlu juga dijadikan pertimbangan
Biasanya yang diminta bukan kemampuan dalam penentuan lokasi penelitian. Adapun
tetapi informasi mengenai sesuatu. Dari waktu dan lokasi dilakukannya penelitian ini
pengertian wawancara yang dikemukakan yaitu pada hari Sabtu, 14 September 2019 di
para ahli atau pakar di atas dapat Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat
dijelaskan bahwa wawancara adalah Kabupaten Karo. Alasan peneliti memilih
situasi dimana terjadi interaksi antara lokasi ini adalah dikarenakan desa ini
pewawancara dan yang diwawancarai merupakan desa yang masih banyak
dengan pedoman wawancara berdasarkan memegang kebudayaan Karo yang kental
pada hasil tugas/tes yang telah diberikan mulai dari pertanian, perdagangan, bahkan
kepada yang diwawancarai. Wawancara tentang obat-obatan tradisonal Karo yang
ini digunakan untuk memperoleh data masih memakai bahan-bahan alami dan
primer yang terbaik sesuai dengan cara pembuatan yang tradiosional. Perjalan
maksud dan tujuan penelitian. Hasil dari ke desa membutuhan waktu selama 3 jam
penelitian ini hanya mendeskripsikan atau dan untuk sampai ke tempat pembuat obat-
mengkonstruksikan wawancara - obat tradisonal tersebut hanya membutuhkan
wawancara mendalam terhadap subjek 10 menit dikarenakan saat akan mengunjungi
penelitian sehingga dapat memberikan informan kami harus menunggu informan
gambaran yang jelas mengenai obat- pulang dari kegiatan informan.
obatan tradisional dari daerah Karo C. Informan Penelitian
5
Informan penelitian ini, sumber data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan
dipilih secara purposive sampling melalui teknik wawancara. Dalam penelitian
dikarenakan informan yang kami ini kami juga menggunakan teknik
wawancarai satu-satunya pembuatan obat observasi dan dokumentasi.
tradisonal yang terkenal di desa tersebut  Observasi
dan sudah diakui dengan banyaknya Metode observasi adalah
permintaan pembuatan seperti Param pengumpulan data yang dilakukan dengan
tidak hanya dari pulau Sumtra bahkan sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial
Pulau Kalimantan dan Papua. Sumber dan gejala-gejala fisis untuk kemudian
data pada tahap awal memasuki lapangan dilakukan pencatatan. Dalam kaitannya dengan
dipilih orang memiliki otoritas pada penelitian ini penulis langsung terjun ke
situasi yang ditelitu, sehingga mampu lapangan menjadi partisipan (observer
embuka pintu kemaja saja peneliti partisipatif) untuk menemukan dan
melakukan pengumpulan data mereka mendapatkan data yang berkaitan dengan
tergolong gatekeepers (penjaga gawang) fokus penelitian, yaitu untuk mengetahui
dan knowledgeable informant (informan pengobatan tradisinal di desa karo. Obrservasi
yang cerdas).(Sugiono 2008:56), mengacu merupakan salah satu teknik pengumpulan
pada hal di atas, maka mula-mula yang data yang tidak hanya mengukur sikap dari
menjadi informan kunci (key informant) informan (wawancara dan angket) namun juga
dalam penelitian ini adalah peneliti yang dapat digunakan untuk merekam berbagai
memberikan informasi kepada fenomena yang terjadi (situasi,
informan.Yang menjadi informan kami kondisi).Teknik ini digunakan bila penelitian
ialah Yahmin Sinulingga yang berumur 67 ditujukan untuk mempelajari perilaku
tahun asli dari desa Lingga. manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
D. Teknik Pengumpulan Data dilakukan pada informan yang tidak terlalu
Teknik pengumpulan data besar.
merupakan langkah yang paling utama  Wawancara
dalam penelitian, karena tujuan utama dari Wawancara merupakan salah satu
penelitian adalah mendapatkan data. teknik pengumpulan data untuk menemukan
Menurut Sugiyono (2007:209) bila dilihat permasalahan yang harus diteliti. Hal ini sesuai
dari segi cara atau teknik pengumpulan dengan Esteberg (2002) dalam Sugiyono (2013
data, maka teknik pengumpulan data dapat : 317) mendefinisikan wawancara sebagai
dilakukan dengan observasi, wawancara, berikut “a meeting of two persons to exchange
angket dan dokumentasi. Namun dalam information and idea through question and
penelitian ini teknik pengumpulan data responses, resulting in comunication and join
6
constructionof meaning about a particular observasi dan studi pustaka penulis
topic”. Artinya, “wawancara adalah kelompokkan dan data yang diambil adalah
pertemuan dua dalam bertukar pikiran/ide data yang sesuai dengan judul penulis.
melalui tanya jawab sehingga dapat 2. Menginterpretasi data
dikonstruksikan makna dalam suatu topik Langkah selanjutnya yang penulis lakukan
tertentu. Wawancara yang dikakukan peneliti adalah dengan menafsirkan data yang
menggunakan bentuk informasi untuk sudah diperoleh dengan menyesuaikan
menghindari kesan kaku sehingga antara dengan menyesuaikan dengan judul
informan dan peneliti memiliki hubungan penulis.
bukan seperti antara informan dan peneliti 3. Menganalis Data
sehingga informan dapat menjelaskan Setelah data di interpretasi maka penulis
sencara menyeluruh mengenai informasi menganalisis data untuk menguraikan dan
yang ingin didapatkan, dan tercipta suasana menjelaskannya.
kekeluargaan dan terkesan lebih akrab. 4. Menarik Kesimpulan
 Dokumentasi Setelah data di analisis maka penulis
Dokumentasi adalah salah satu menarik kesimpulan dan kesimpulan inilah
metode pengumpulan data kualitatif dengan yang menjadi data temuan penulis yang
melihat atau menganalisis dokumen- menjelaskan mengenai perubahan sosial
dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri yang membangun desa dengan masukan
atau oleh orang lain tentang subjek. industri ke Desa Lingga.
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan PEMBAHASAN
dalam bahan yang berbentuk A. Deskripsi Lokasi Penelitian
dokumentasi.Sebagian besar data yang 1. Keadaan Geografis
tersedia adalah berbentuk surat-surat, Desa Lingga merupakan bagian dari
catatan harian, cenderamata, laporan, Kabupaten Karo. Jaraknya kurang lebih
artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama 15 kilometer dari Brastagi. Desa Lingga
data ini tak terbatas pada ruang dan waktu berdiri sekitar 1.200 meter di atas
sehingga memberi peluang kepada peneliti permukaan laut. Hawanya lumayan
untuk mengetahui hal-hal yang pernah sejuk, pemandangan di sekitar desa
terjadi di waktu silam. cukup memanjakan mata. Beberapa
E. Teknik Analisis Data rumah adat di sini dirawat dengan begitu
Teknik analisis data penulis lakukan baik lewat kerja sama
dalam beberapa tahapan yaitu: pemerintah dan pengelola kawasan
1. Mengelompokkan data setempat. Di tanah Karo terdapat banyak
Data yang penulis dapat dari hasil tumbuhan yang bisa digunakan utnuk
7
obat tradisional yang diolah di daerah tanha Karo saja namu juga di
masyarakatnya sendiri. Baik di luar daerah tanah Karo. Dan banyak
pedesaannya maupun di daerah orang yang mempnyai penyakit serius
hutannya. yang datang dan berobat kedaerah Lingga
2. Gambaran Penduduk ini. Seperti yang mempunyai penyakit
Selain mengagumi warisan budaya kanker payudara, lever,sesak nafas dan
dan sejarah Desa Lingga, kita juga bisa lannya Kini minyak param karo pun
mencoba meresapi syahdunya sudah banyak tersebar di luar tanah karo
kehidupan warga sekitar. Dari atas dengan harga yang cukup murah. Namun
bukit, para pelancong akan disuguhkan kebanyakan dai yang dijual tersebut
panorama alam yang begitu menawan. bukan asl buatan orang karo dan
Dalam perjalanan turun, sempatkan khasiatnya pun tidak semanjur obat yang
diri untuk mampir ke kebun sayur dibuat oleh mereka yang asli orang karo.
penduduk dan berinteraksi dengan B. Karakteristik Informan
orang-orang di sana. Masyarakat Lingga Karakteristik informan merupakan hal
termasuk masyarakat yang sehat-sehat yang sangat penting untuk diketahui,
karena penggunaan obat-obatan sebelum membahas lebih dalam mengenai
tradisional yang masih sangat tren masalah-masalah pokok dalam penelitian
dikalangan mereka. Dan obat-obat ini. Ada beberapa karakteristik informan
tersebut merupakan obat tradisional yaitu:
yang turun-temurun. 1. Usia atau Umur
3. Perkembangan Obat Tradisional Umur merupakan salah satu faktor
Perkembangan obat-obatan tradisional yang mempengaruhi dalam proses
ini di kalangan masyarakat Linggga pngambilan peran, memperoleh
sudah sangat pesat sejak dahulu. Karena informasi atau berbagi pengalaman dan
ini merupakan obat-obatan yang trurun- pengambilan keputusan dalam
terun. Hampir setiap masyarakat Lingga lingkungannya. Umur juga
bisa membuat obat-obatan ini. Tetapi berpengaruh besar terhadap seseorang
hanay untuk penyakit-penyakit ringan tentang bagaimana ia melakukan
saja, sedangkan untuk penyakit- kegiatan dalam memenuhi
penyakit serius hanya ada beberapa kebutuhannya. Umur informan kami in
orang saja yang bisa. yaitu 67 tahun dan merupakan
Obat-obatan tradisional Karo kini masyarakat asli Desa Lingga.
sudah tersebar dan diketahui banyak Pengalamannya untuk membuat obat-
orang tentang khasiatnya. Bukan hanya obtan tradisonal ini sudah sangat lama
8
dan beliau sudah sangat berpengalaman Bahan-bahan yang digunakan untuk
2. Jenis Kelamin pembuatan minyak param ini yaitu :
Jenis kelamin informan kami yaitu  Kuning gajah
laki-laki.  Kuning las
3. Pekerjaan  Lumpiang
Pekerjaan sangat menentukan untuk  Kencur
seseorang manusia memenuhi  Bawang putih
kebutuhan hidupnya sehari-hari.  Bawang merah
Pekerjaan sangat berpengaruh terhadap
 Lada
peran manusia dalam keluarga dan
 Tepung
status sosialnya. Selain itu pekerjaan
Namun bahan untuk kanker ada tambahan
informan juga menjadi salah satu
bahan-bahan lain yaitu :
pertimbangan dalam penelitian ini.
 Kapal-kapal jantung
Pekerjaan beliau adalah petanian dan
 Biri-biru manuk
juga mengobat-obati masyarakat yang
 Kepal busuh
membutuhkan bantuannya akan
 Silembut dareh
kemampuan yang dimilki nya dengan
 Terbangun
membuatkan obat tradisional tersebut.
 Silang-lang
C. Obat Tradisional Karo di Desa
 Siterjal
Lingga
 Silang-lang merah
Obat-obatan yang basa dibuat dan
 Kembang sepatu tujuh lapis
digukan oleh masyarakat Lingga adalah:
1. Param  Bunga colei

Masyarakat Karo sangat mengetahui  Bunga keling

tentang minyak param karena sering  Bunga pencur

dgunakan dan dapat digunakan oleh  Bunga sari lingging


semua usia. Manfaatnya bagi  Bunha sapa
kesehatan yaitu : 2. Miyak kusut/minyak karo
 Untuk pengobata kanker payudara Minyak ini juga sangat sering digunakan

 Pegal-pegal masyarakat. Karena manfaat minyak ini yaitu

 Sakit kepala untuk:

 Demam  Pegal-pegal

 Sesak nafas  Luka-luka

 Lever dan lain-lain  Patah tulang dan lainnya


Bahan-bahan yang dgunakan untuk
9
pembuatan minyak kusut in yaitu :  Kuning las
 Daun-daunan  Kaciwer
 Minyak ular  Pia
 Minyak harimau /kucing  Kuning gajah
 Minyak monyet D. Pengetahuan Tentang Tumbuhan Obat
 Akar rotan Obat-obatan ini diketahui masyarakat dari
 Kelapa orang sebelum-sebelumnya yaitu turun-
 Bambu temurun begitu juga dengan tumbuh-

 Pinang tumbuhanobat yang digunakan. Mereka

 Akar amba-amba mendapatkan tumbuhan tersebut dengan

 Minyak kelapa hijau Cara menanam sendiri dan mencarinya di hutan

pembuatannya yaitu : sekitar Desa mereka Obat ini terkenal sangat

 Haluskan bahan-bahan yang manjur dan dapat mengobati berbagai


penyakit. Dan bukan hanya masyarakat
disediakan dengan cara ditumbuk
sekitar saja yang merasakan ke apuhannya .
 Peras air kelapa yang sudah di parut
Namun, masyarakat luar juga sudah mengakui
 Campukan antara bahan yang
ke ampuhannya.
dihakuskan dengan perasan air
Dan obat-obatan ini juga akan terus
kelapa
dikembangkan dengan diturunkan kepada
 Masak beberapa menit
generasi sekarang.
 Setelah masak tambahkan minyak
Tumbuh-tumbuhan yang biasanya
ular, minyak kucing, dan minyak
digunakan di masyarakat yaitu
monyet tersebut
 Daun galunggung( untuk sakit perut )
3. Kesaya
 Terbangun , kumis kucing, silang-
Minyak ini memiliki banyak manfaat dan
lang, depuk-depuk + garam( sakit
khasiatnya bagi kesehatan yaitu
pinggang dan sakit perut )
 Untuk minyak
 Bulung besang / tongkat nabi musa
 Untuk tawar
(sakit perut dan tensi )
 Untuk param
 Galinggang ( gatal-gatal )
Bahan-bahan yang digunakan
 Salangundi
untuk pembuatan
 Tunjuk langit ( obat sakit Perut dan
minyak ini yaitu :
luka )
 Lada
 Daun nangka + serampas bidai +
 Lasuma
kunyit + minyak ayam + tepung beras
 Bahing
10
pulut ( param kecantikan ) District, West Bengal, India: The
 Bunga gundur + jambe + labu + Quantitative Approach. Journal of
jagung + padi + kesaya pitu ( kesaya Applied Pharmaceutical Science. 5 (2) :
kecantikan ) 127 – 136.
KESIMPULAN [3] Nursiyah, 2013. Studi Deskriptif
Berdasarkan pembahasan yang telah Tanaman Obat Tradisional yang
dijabarkan diatas,maka dapat kita tarik Digunakan Orang Tua untuk Kesehatan
sebuah kesimpulan bahwa: Anak Usia Dini di Gugus Melatio
Sampai sekarang kebudayaan masyarakat Kecamatan Kalikajar Kabupaten
karo terutama dalam hal pengobatan yang Wonosobo. Skripsi. Fakultas Sains dan
bersifat tradisional ini masih tetap terus Teknologi. Universitas Islam Negeri
berkembang karena diturunkan secara turun Semarang. Semarang.
temurun ,hal ini disebabkan karena [4] Sada, J. T. dan R. H. R. Tanjung. 2010.
ampuhnya warisan pengobatan yang tangan Keragaman Tumbuhan Obat Tradisional
masyarakat buat sendiri , bahkan sudah ada di Kampung Nansfori Distrik Supiori
sampai sekarang obat tradisional karo yang Utara, Kabupaten Supiori–Papua. Jurnal
sudah dijual dipasaran seperti minyak param Biologi Papua. 2 (2) : 39 – 46.
sehingga dapat kita katakan bahwa selain [5] Suhartini. 2009. Kajian Kearifan Lokal
sebagai pengobatan masyarakat karo juga Masyarakat dalam Pengelolaan
mengembangkan hasil produk obat yang Sumberdaya Alam dan Lingkungan.
mereka buat untuk kepentingan ekonomi Prosiding Seminar Nasional Penelitian,
masyarakatnya juga. Sehingga kebudayaan Pendidikan dan Penerapan MIPA.
dalam masyarakat karo ini tetap harus Fakultas MIPA. Universitas Negeri
dipertahankan oleh masyarakat karo karena Yogyakarta. Nomor B - 206 – B218.
warisan kebudayaan ini merupakan [6] Situmorang, R. O. P. dan A. H. Harianja.
kebudayaan murni dari masyarakat karo 2014. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi
setempat tanpa campur tangan dari orang Kearifan Lokal Pemanfaatan Obat-Obatan
lain. Tradisional Oleh Etnik Karo. Prosiding
DAFTAR PUSTAKA Ekspose Hasil Penelitian Tahun 2014.
[1] Isniati. 2013. Kesehatan Modern dengan Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli. 40
Nuansa Budaya. Jurnal Kesehatan – 53
Masyarakat. 7 (1) : 39 – 44.
[2] Rahaman, C. H. Dan S. Karmakar.
2014. Ethnomedicine of Santal Tribe
Living Around Susunia Hill 0f Bankura
11

Anda mungkin juga menyukai