Anda di halaman 1dari 15

KISI2 MKDK

HAK DAN KEWAJIBAN SEBAGAI GURU


➢ Kewajiban sebagai pendidik (guru) antara lain: pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, serta melakukan
bimbingan. Harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan
mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional, menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis,
mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan dan memberi teladan dan
menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan
kepadanya.
➢ Hak pendidik (guru) antara lain: penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai,
penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja, promosi dan penghargaan bagi pendidik dan tenaga
kependidikan dilakukan berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan, dan prestasi
kerja dalam bidang pendidikan serta berhak mendapat sertifikasi pendidik, tunjangan profesi, tunjangan
fungsional, perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual dan
kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan tugas.

KEWAJIBAN UNTUK MEMAHAMI ETIKA PROFESI SEORANG GURU

Etika profesi Keguruan merupakan aturan, tata susila, serta sikap yang harus dimiliki guru dalam profesinya
sebagai pendidik, pengajar, pelatih, pembimbing dan juga penilai.
➢ Etika terhadap Peraturan Perundang-undangan
Pada butir sembilan Kode Etik Guru Indonesia disebutkan bahwa “Guru melaksanakan segala
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan” (PGRI,1973). Kebijaksanaan pendidikan di
Indonesia dipegang oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
➢ Etika Terhadap Organisasi Profesi
Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana
perjuangan dan pengabdian. Dasar ini menunjukkan kepada kita betapa pentingnya peran organisasi
profesi sebagai wadah dan sranan pengabdian. Dalam dasar keenam dari Kode Etik ini dengan gamblang
juga dituliskan bahwa Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan, dan meningkatkan mutu
dan martabat profesinya. Dasar ini sangat tegas mewajibkan kepada seluruh anggota profesi guru untuk
selalu meningkatkan mutu dan martabat profesi guru itu sendiri.
➢ Etika terhadap teman sejawat
Dalam ayat 7 Kode Etik Guru disebutkan bahwa Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat
kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial” Ini berarti bahwa :
1. Guru hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru dan lingkungan kerjanya
2. Guru hendaknya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial di
dalam dan di luar lingkungan kerjanya.
Dalam hal ini Kode Etik Guru menunjukkan kepada kita betapa pentingnya hubungan yang harmonis
perlu diciptakan dengan mewujudkan perasaan bersaudara yang mendalam antara sesama anggota
profesi.
➢ Etika Terhadap Anak Didik
Dalam Kode Etik Guru Indonesia dengan jelas dituliskan bahwa guru berbakti membimbing peserta didik
untuk membentuk manusia seutuhnya yang berjiwa pancasila. Dalam membimbing anak didiknya, Ki
Hajar Dewantara mengemukakan tiga kalimat padat yang terkenal yaitu ing ngarso sung tulodo, Ing
madyo mangun karso, dan Tut wuri handayani. Dari kalimat tersebut, etika guru terhadap peserta didik
tercermin. Kalimat-kalimat tersebut mempunyai makna :
1. Guru hendaknya memberi contoh yang baik untuk anak didiknya
2. Guru harus dapat mempengaruhi dan mengendalikan anak didiknya. Dalam hal ini, prilaku dan pribadi
guru akan menjadi instrumen ampuh untuk mengubah prilaku peserta didik.
3. Hendaknya guru menghargai potensi yang ada dalam keberagaman siswa
➢ Etika Guru Profesional TerhadapTempat Kerja
Sudah diketahui bersama bahwa suasana yang baik di tempat kerja akan meningkatkan produktivitas.
Dalam UU No. 20/2003 pasal 1 bahwa pemerintah berkewajiban menyiapkan lingkungan dan fasilitas
sekolah yang memadai secara merata dan bermutudi seluruh jenjang pendidikan. Jika ini terpenuhi, guru
yang profesional harus mampu memanfaatkan fasilitas yang ada dalam rangka terwujudnya manusia
seutuhnya sesuai dengan Visi Pendidikan Nasional.
➢ Etika Terhadap Pemimpin
Sebagai salah seorang anggota organisasi, baik organisasi guru maupun organisasi yang lebih besar
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) guru akan selalu berada dalam bimbingan dan pengawasan
pihak atasan. Oleh sebab itu, dapat kita simpulkan bahwa sikap seorang guru terhadap pemimpin harus
positif, dalam pengertian harus bekerja sama dalam menyukseskan program yang telah disepakati, baik
di sekolah maupun di luar

KEWAJIBAN MELAKASANAKAN TUGAS SEORANG GURU SECARA PROSEFESIONAL

Tugas pendidik secara umum adalah mendidik, dalam operasionalnya mendidik adalah rangkaian proses
mengajar, memberikan dorongan, memuji, memberi hadiah, membentuk contoh dan membiasakan.
Sedangkan tugas khusus guru adalah:
1. Sebagai pengajar (Instruksional): Merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program
yang telah disusun dan penilaian setelah program itu dilaksanakan.
2. Sebagai pendidik (Edukator): Mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan yang
berkepribadian sempurna.
3. Sebagai pemimpin (Manajerial): Memimpin dan mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan
masyarakat yang terkait, menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian,
pengontrolan, partisipasi atas program yang dilakukan.
Menurut Roesyyah N. K. yang dikutip oleh Djamarah, bahwa dalam mendidik anak didik, pendidik
bertugas untuk:
1. Membentuk kepribadian anak didik yang harmonis, sesuai cita-cita dan dasar negara Pancasila
2. Menyiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik.
3. Sebagai perantara dalam belajar
4. Pendidik sebagai pembimbing untuk membawa anak didik ke arah kedewasaan.
5. Pendidik sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat
6. Pendidik sebagai penegak disiplin
7. Pendidik sebagai administrator dan manager
8. Pendidik sebagai suatu profesi
9. Pendidik sebagai perencana kurikulum
10. Sebagai pemimpin
Di samping memiliki tugas utama sebagai pendidik, pengajar, pembimbing dan pelatih, maka tugas utama
guru menurut Depdikbud merupakan tugas profesi. Yang harus dilaksanakan oleh seorang pendidik dalam
rangka mengembangkan kepribadian, mengajar dalam rangka menyeimbangkan kemampuan berpikir,
kecerdasan dan melatih dalam rangka membina keterampilan. Mendidik, mengajar dan melatih anak didik
adalah tugas guru sebagai tugas profesional, yang dapat dirincikan sebagai berikut:
a. Tugas guru sebagai pendidik: Meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada
anak didik.
b. Tugas guru sebagai pengajar: Meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada
anak didik.
c. Tugas guru sebagai pelatih: Menggabungkan keterampilan dan menerapkannya dalam kehidupan demi
masa depan anak didik.
d. Tugas kemanusiaan. Membina anak didik dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan martabat
diri sendiri, kemampuan manusia yang optimal serta pribadi yang mandiri.
e. Tugas kemasyarakatan. Mengembangkan terbentuknya masyarakat Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945.

4 KOMPETENSI : PROFESIONAL, KEPRIBADIAN, PEDAGOGIK, SOSIAL


➢ Kompetensi profesional ini adalah kemampuan atau keterampilan yang harus dimiliki guru agar tugas-
tugas keguruan dapat diselesaikan dengan baik dan benar. Keterampilan ini berkaitan dengan hal-hal
yang teknis dan berkaitan langsung dengan kinerja guru. Indikator kompetensi profesional guru adalah:
1. Menguasai materi pelajaran yang diampu, meliputi struktur pelajaran, konsep pelajaran dan pola pikir
keilmuan materi tersebut.
2. Menguasai Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan tujuan pembelajaran dari
pelajaran yang diampu.
3. Mampu mengembangkan materi pelajaran dengan kreatif sehingga bisa memberi pengetahuan
dengan lebih luas dan mendalam.
4. Mampu bertindak reflektif dami mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan.
5. Mampu memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran serta
pengembangan diri.
➢ Kompetensi kepribadian berkaitan dengan karakter guru, yang wajib dimiliki agar menjadi teladan bagi
para peserta didik. Selain itu, para guru juga harus mampu mendidik para muridnya agar membantu
mereka memiliki kepribadian yang baik. Terdapat beberapa kepribadian yang harus dimiliki guru, yaitu:
1. Kepribadian yang stabil, bertindak sesuai dengan norma sosial dan bangga menjadi guru.
2. Kepribadian yang dewasa, menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan
memiliki etos kerja sebagai guru.
3. Kepribadian yang arif menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik,
sekolah dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
4. Kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta
didik dan memiliki perilaku yang disegani.
5. Berakhlak mulia meliputi bertindak sesuai dengan norma religious dan memiliki perilaku yang
diteladani peserta didik.
➢ Kompetensi pedagogik adalah kemampuan atau keterampilan guru mengelola proses pembelajaran atau
interaksi belajar mengajar dengan peserta didik. Terdapat 7 aspek dalam kompetensi pedagogik yang
wajib dikuasai, yaitu:
1. Karakteristik para peserta didik
2. Teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik
3. Pengembangan kurikulum
4. Pembelajaran yang mendidik
5. Pengembangan potensi para peserta didik
6. Cara berkomunikasi
7. Penilaian dan evaluasi belajar
➢ Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi secara efektif dengan peserta
didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kemampuan ini
meliputi:
1. Bertindak objektif, tidak diskriminatif berdasarkan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar
belakang keluarga, dan status sosial keluarga.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun kepada sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orangtua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki keragaman sosial budaya.
4. Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan.

KEWAJIBAN MELAKSANAKAN KODE ETIK SEBAGAI SEORANG GURU


Kode etik guru adalah norma atau asas yang harus dijalankan oleh guru di Indonesia sebagai pedoman untuk
bersikap dan berperilaku dalam melaksanakan tugas profesinya sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan
warga negara.Kode etika guru di Indonesia antara lain sebagai berikut : (1) Guru berbakti membimbing peserta
didik untuk membentuk manusia indonesia seutuhnya berjiwa Pancasila (2). Guru memiliki dan melaksanakan
kejujuran profesional. (3). Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan (4). Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang
menunjang berhasilnya proses belajar mengajar (5). Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid
dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan tanggung jawab bersama terhadap pendidikan. (6).
Guru secara pribadi dan secara bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu da martabat
profesinya. (7).Guru memelihara hubungan profesi semangat kekeluargaan dan kesetiakawanana nasional.
(8.) Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi guru sebagai sarana
perjuangan dan pengabdian (9). Guru melaksanaakn segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.
Dalam profesi keguruan terdapat kode etik untuk menjunjung tinggi martabat profesi, untuk menjaga dan
memelihara kesejahteraan anggotanya, untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi, untuk
meningkatkan mutu profesi dan untuk meningkatkan mutu organisasi profesi. Dengan kode etik, guru
diharapkan mampu berfungsi secara optimal dan profesional, terutama dalam mengembangkan karakter dan
budi pekerti anak didik dan menjunjung wibawa lembaga serta profesi pendidik.
Maka, guru sebagai tenaga professional dalam hal ini memerlukan pedoman atau kode etik guru agar terhindar
dari segala bentuk penyimpangan. Kode etik menjadi pedoman baginya untuk tetap profesional (sesuai dengan
tuntutan dan persyaratan profesi). Setiap guru yang memegang keprofesionalnya sebagai pendidik akan selalu
berpegang pada kode etik guru. Sebab kode etik guru ini sebagai salah satu ciri yang ada pada profesi itu
sendiri. Sebagaimana petugas profesional lainnya, seperti dokter, hakim, peneliti, yang tugasnya dituntut
mematuhi dan terikat oleh kode etik jabatan, maka seorang guru sebagai petugas profesional juga diwajibkan
mematuhi dan terikat oleh suatu kode etik dalam menjalankan tugasnya membimbing dan mendidik anak.

GURU MEMAHAMI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SEHINGGA MAMPU MENGATASI


MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK
Perkembangan peserta didik adalah perubahan yang terjadi pada peserta didik yang mengacu kepada
karakteristik yang khas dari gejala fisik dan psikis kearah yang lebih maju dan berkesinambungan yang berasal
dari kematangan belajar yang terjadi pada peserta didik. Perkembangan peserta didik merupakan proses yang
kompleks terdiri dari perkembangan fisik, inelektual yang termasuk kognitif dan bahasa, emosi dan sosial,
yang di dalamnya juga termasuk perkembangan moral.

KEMAMPUAN MEMAHAMI PERKEMBANGAN KURIKULUM YANG BERLAKU DI NEGARA


KITA
Perkembangan kurikulum di Indonesia seiring dengan perkembangan sistem pendidikan yang ada di
Indonesia. Sejarah mencatat bahwa Kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia yakni kurikulum 1947
sampai kurikulum 2013, kurikulum tersebut mengalami pembaruan-pembaruan mengikuti perkembangan
dunia pendidikan yang semakin modern dan tentunya karena faktor perkembangan zaman. Berikut kurikulum
dari dulu sampai sekarang.
1. Kurikulum 1947 (Rentjana Pelajaran 1947)
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah dalam bahasa Belanda leer plan
artinya rencana pelajaran, istilah ini lebih popular dibanding istilah curriculum (bahasa Inggris).
Perubahan arah pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan
nasional. Saat itu mulai ditetapkan asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Kurikulum ini sebutan Rentjana
Pelajaran 1947, dan baru dilaksanakan pada 1950. Fokus Rencana Pelajaran 1947 tidak menekankan
pendidikan pikiran, melainkan hanya pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat.
2. Kurikulum 1952 (Rentjana Pelajaran Terurai 1952)
Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling menonjol dan
sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi
pelajaranyangdihubungkandengankehidupansehari-hari, “Silabus mata pelajarannya jelas sekali, seorang
guru mengajar satu mata pelajaran,” ( Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar Depdiknas periode 1991-1995).
Salah satu menjadi tolak ukur perubahan kurikulum 1947 ke kurikulum 1952 yaitu sekolah khusus bagi
lulusan Sekolah Rendah6tahunyangtidakmelanjutkankeSMP.Kelasmasyarakat mengajarkan
keterampilan, seperti pertanian, pertukangan, dan perikana ntujuannya agar anak tak mampu sekolah
kejenjang SMP, bisa langsung bekerja.
3. Kurikulum 1964 (Rentjana Pendidikan 1964).
Pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pada 1964, namanya Rentjana Pendidikan 1964.
Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah
mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD,
sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana. Panca wardhana berfokus pada
pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima
kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah
4. Kurikulum 1968
Kurikulum ini merupakan perwujudan perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni
dan konsekuen. Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis yaitu mengganti Rencana Pendidikan 1964
yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi
pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah
pelajarannya 9. Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat. Hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok
saja,” katanya. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di
lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang
pendidikan (Djauzak).
5. Kurikulum 1975
Penyempurnaan kurikulum 1968 yang melahirkan kurikulum 1975 menekankan pendidikan lebih efektif
dan efisien. kurikulum ini lahir karena pengaruh konsep di bidang manajemen MBO (management by
objective). Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI), dikenal dengan istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan
bahasan (Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas).
6. Kurikulum 1984
Kurikulum ini juga sering disebut Kurikulum 1975 yang disempurnakan dengan memposisikan siswa
sebagai subjek belajar, mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan.
Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). Konsep CBSA
yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak
deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional (Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat
Kurikulum Depdiknas periode 1980-1986).
7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999 Berdasarkan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pemerintah memperbarui kurikulum sebagai upaya memadukan kurikulum-
kurikulum sebelumnya. Pada kurikulum 1994 perpaduan tujuan dan proses belum berhasil karena beban
belajar siswa dinilai terlalu berat. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-
masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan
kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum.
8. Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
Pada 2004 diluncurkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai pengganti Kurikulum 1994.
Suatu program pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung tiga unsur pokok, yaitu pemilihan
kompetensi sesuai, spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian
kompetensi, dan pengembangan pembelajaran. Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan
bertindak secara konsisten dan terus menerus dapat memungkinkan seseorang untuk menjadi kompeten,
dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu (Puskur,
2002:55).
9. Kurikulum Periode KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran) 2006
Kurikulum ini hampir mirip dengan Kurikulum 2004. Perbedaan menonjol terletak pada kewenangan
dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari desentralisasi sistem pendidikan. Pada Kurikulum
2006, pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru dituntut mampu
mengembangkan sendiri silabus dan penilaian sesuai kondisi sekolah dan daerahnya. Hasil
pengembangan dari semua mata pelajaran dihimpun menjadi sebuah perangkat dinamakan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
10. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan, modivikasi dan pemutakhiran dari kurikulum sebelumnya.
Kurikulum ini adalah pengganti kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu
aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku.

KEMAMPUAN MENDESAIN PEMBELAJARAN SEBELUM PROSES PEMBELAJARAN


Dalam pembelajaran desain pembelajaran yan merupakan tugas skrusial guru dalam mempersiapkan proses
pembelajaran di kelas, tugas utama guru dalam melaksanakan desain pembelajaran adalah diawali dengan
bagaimana guru mampu menganalisis kompetensi dasar yang diamanatkan oleh kurikulum, dalam
pengembangan kurikulum guru juga dipersiapkan dalam menentukan target kompetensi dari setiap
kompetensi dasar yang telah disusun untuk mengetahui apa yang menjadi target dari keomptensi dasar dari
kurikulum tersebut, sehingga guru bisa dengan tepat merumuskan pembelajaran yang akan di laksanakan.
Indikator pencapaian kompetensi di rumuskan oleh guru untuk melihat sejauh mana tingakt pemahaman
peserta didik dalam pembelajaran yang sedang dilakukan, dengan IPK yang telah disusun, guru mampu
mengembangkan pembelajaran sesuai rangakain tingkat pengetahuan dan keterampilan yang telah dirancang
dengan IPK dalam setaip materinya, setelah itu guru mampu mengembangkan tujuan pembelajaran yang
menyesuaikan dengan target kompetensi yang kemudian dijabarkan dalam rumusan IPK, tujuan pembelajaran
dikembangkan dalam bentuk narasai atau poin yang mampu menjabarkan materi dan kompetensi yang akan
dicapai.
(https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/Pedagogi/Modul%20Bahan%20Belajar%20-%20Pedagogi%20-
%202021%20-%20P4.pdf) ini kalo mau lengkapnya tapi banyak pisan pusing hehe

KEMAMPUAN MEMAHAMI ADMINSTRASI GURU


Administrasi guru dapat dimengerti sebagai seperangkat kegiatan atau tindakan yang harus diketahui dan
dimiliki oleh seorang guru atau calon guru yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran sehingga ketika
kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Pentingnya admin guru:
• Sebagai pedoman pembelajaran, dalam hal ini memberikan arahan bagi seorang guru tentang kegiatan
apa yang harus dilakukan, termasuk kapan melakukannya kegiatan apa yang harus dilakukan, termasuk
kapan melakukannya kegiatan tersebut, bagaimana melakukannya. Administrasi mengajar tersebut sudah
tertera perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru, pelaksanaannya, pengevaluasi serta
tindak lanjutnya.
• Sebagai standar minimal kinerja guru, seorang guru yang baik, dalam kegiatan mengajarnya pasti
terencana dan terstruktur secara sistematis, terstruktur dan teradministrasi secara baik. Ketika pengawas
atau bahkan guru itu sendiri ingin mengukur kinerjanya, maka dengan melihat adminstrasi yang mereka
miliki, maka semua dapat dilihat. Keberadaan adminstrasi mengajar tersebut dijadikan alat untuk
mengevaluasi kinerja guru dan memperbaiki yang masih terasa kurangnya.
• Peningkatan kinerja guru dan sebagai alat evaluasi kinerja guru, dengan diberlakukan UU Guru dan
Dosen, maka salahsatu hal ikhwal mengenai kelengkapan administrasi guru yang baik dan benar adalah
sesuatu mesti terpenuhi sehingga akan mampu meningkatkan kinerja seorang guru. Sedangkan alat
evaluasi kinerja guru dapat dilihat dari kelengkapan administrasi mengajarnya, supervisi pengajaran yang
pertama dan utama adalah melihat kelengkapan administrasi mengajar seorang guru, sehingga dengan
lengkapnya adminstrasi guru maka dapat terlihat kinerja seorang guru sesungguhnya.
Administrasi guru meliputi: Program Mingguan, Pemetaan Kompetensi Dasar, Silabus dan RPP,
Kurikulum, Daftar Nilai, Jurnal Pembelajaran Harian, Daftar Hadir Kelas/Absensi Siswa, dan Notulen
Rapat.

KEMAMPUAN MEMAHAMI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK


Karakteristik peserta didik didefinisikan sebagai ciri dari kualitas perorangan peserta didik yang ada pada
umumnya meliputi antara lain kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadap mata
pelajaran, pengalaman, ketrampilan, psikomotorik, kemampuan kerjasama, serta kemampuan sosial. Penting
bagi Guru untuk dapat mengenali dan memahami karakteristik peserta didik. Salah satu manfaat ketika Guru
mengenali dan memahami karakter siswa adalah proses belajar mengajar yang berlangsung dengan lebih baik.
Peran guru memahami karaktrer peserta didik yakni:

• kenali temperamental siswa


Ada sebagian siswa yang tampak antusias dan mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Ada pula
karakter siswa yang cenderung berhati-hati saat beradaptasi degan lingkungan baru, namun semakin
santai seiring waktu. Dan, ada karakter siswa yang lambat beradaptasi serta rentan menampilkan ledakan
emosi.
• amati siswa selama proses belajar
Sebagai individu, karakter siswa tampak dari caranya berkomunikasi – baik verbal maupun non-verbal.
Bagaimana siswa berinteraksi dengan teman-temannya juga bisa memberi petunjuk tentang
karakteristiknya. Lebih dari itu, pola interaksi yang sama boleh jadi terulang pada saat siswa harus bekerja
dan mengerjakan tugasnya dalam kelompok.
• Membangun komunikasi verbal
Komunikasi verbal perlu dilakukan pada setiap kesempatan dalam proses pembelajaran baik di dalam
kelas maupun di luar kelas. Komunikasi verbal diakukan dengan melibatkan peserta didik secara
langsung. Pelibatan peserta didik dilakuka dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan interaktif yang
beragam, namun pertanyaan-pertanyaan tersebut masih dalam lingkup partisipasi peserta didik dalam
proses pembelajaran. Sebagai catatan penting, komunikasi verbal dapat efektif apabila peserta didik
dipandang sebagai subyek, bukan obyek pembelajaran.
Secara fungsional, komunikasi verbal dapat mengkonstruksi elemen hubungan psikologis, di samping
mengembangkan harmonisasi batin anatara pendidik dengan peserta didik. Hubungan psikologis dan
harmonisasi batin pendidik dengan anak didik tidak akan mungkin diperoleh pada komunikasi nonverbal.
Atas dasar hubungan tersebut, komunikasi verbal juga dapat dijadikan sebagai salah satu pendekatan
dalam proses pembelajaran, khususnya ketika pendidik berhadapan dengan peserta didik yang termasuk
dalam kategori “agak nakal”
Faktor-faktor yang dianggap sebagai penyebab anak didik menjadi “agak nakal” seperti; [1] mental anak
belum stabil; [2] dominasi faktor lingkungan; [3] keadaan lingkungan keluarga tidak kondusif; [4]
pengaruh teman sebaya; dan [5] faktor bawaan.
• Memahami Lingkungan Sekitar Anak
Ada dua hal yang membentuk karakteristik seorang anak, yaitu lingkungan sekitar dan pengalaman yang
ia alami sebelumnya. Lingkungan sekitar anak sangat berpengaruh terhadap karakter yang dimilikinya.
Bisa saja seorang siswa tumbuh besar di keluarga yang broken home dan kerap mengalami kekerasan
dalam rumah, mengakibatkan ia tidak mampu fokus dan berkonsentrasi di sekolah karena perlakuan di
rumah. Ada juga kasus anak yang besar di lingkungan pekerja kasar, sehingga ia biasa mendengar
perkataan kasar dan kotor, sehingga ia sering berkata-kata kasar dan kotor di sekolah. Hal-hal inilah yang
perlu guru pahami terlebih dahulu untuk mengenali karakteristik peserta didik yang ditangani.
• Masuki Dunia Mereka
Memasuki dunia para siswa adalah hal yang selanjutnya dapat dilakukan untuk memahami karakteristik
peserta didik. Cobalah untuk bergabung bersama para siswa ketika sedang bermain, menyanyi, atau
aktivitas lain yang disukai oleh para siswa. Dengan begitu guru akan paham lebih jelas bagaimana minat
dan bakat dari masing-masing peserta didik. Interaksi sosial yang terjadi pun dapat memberikan gambaran
yang lebih jelas tentang karakteristik masing-masing siswa. Terkadang siswa merasa sungkan dan malu
apabila diminta untuk menunjukkan atau bahkan menyampaikan apa yang menjadi minat bakatnya di
kelas. Oleh karena itu, guru lebih baik menerapkan pola jemput bola dengan mengobservasi sendiri apa
yang menjadi minat dan bakat para murid dengan terjun langsung ke aktivitas yang disenangi murid itu
sendiri.
• Mengenal tanda-tanda keanehan peserta didik
Tanda-tandan yang dimaksud disini adalah tanda fisik maupun non fisik. Pada dasarnya
tidak ada sesuatu yang dianggap aneh, tapi yang ada adalah keunikan karakteristik. Fenomena sikap
peserta didik perlu disikapi dengan memperhatikan karakter personal dan kelompok anak dalam proses
pembelajaran.
• Bersifat terbuka
Bersikap terbuka menjadi sikap penting dimiliki oleh pendidik. Bersikap terbuka pada peserta didik
berarti memberikan peluang secara luas untuk memahami karakter anak. Dengan sikap terbuka, pada
umumnya anak didik akan bersikap terbuka pada pendidik. Anak didik memerlukan perhatian dari
pendidik baik dalam kelas maupun di luar kelas. Karakter yang dimiliki anak beragam. Keragaman itu
tentu menentukan cara, dan pendekatan tenaga pendidik dalam proses memahami sifat dan karakter anak.
KEMAMPUAN MENGELOLA KELAS
Kemampuan mengelola kelas adalah kemampuan dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas
yang optimal guna terjadinya proses belajar mengajar yang serasi dan efektif. Pengelolaan kelas merupakan
kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam melakukan aktivitas pembelajaran. Setiap guru
dituntut untuk dapat mengelola kelasnya dengan baik, agar aktivitas pembelajaran dapat terlaksana dengan
tertib dan kondusif serta sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru. Hal ini dimaksudkan agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai
• menata lingkungan fisik sekolah
• menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal. baik sebagai lingkungan belajar maupun
sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal
mungkin.
• Kemampuan menerapkan berbagai macam strategi pembelajaran
• Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
• Menyediakan dan mengatur fasilitas serta peralatan belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa
belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas

KEMAMPUAN MENERAPKAN BERBAGAI MACAM STRATEGI PEMBELAJARAN


Strategi pembelajaran merupakan gabungan dari beberapa rangkaian kegiatan, cara mengorganisasikan materi
pelajaran siswa, bahan, peralatan dan waktu yang digunakan untuk proses pembelajaran dalam mencapai
tujuan kegiatan pembelajaran yang telah ditentukan.
• Strategi Ekspositori
Strategi pembelajaran yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru
memegang peranan yang sangat penting atau dominan.dan lebih menekankan kepada proses penyampaian
materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat
menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam sistem ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah
dipersiapkan secara rapi, sistematik, dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan
mencernanya saja secara tertib dan teratur. Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini,
diantaranya :
a. Metode ceramah
b. Metode demonstrasi
c. Metode sosiodrama
• Strategi Inquiry
Rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk
mencari dan menemukan sendiri jawabannya dari suatu masalah yang ditanyakan. Ada beberapa hal yang
menjadi utama strategi pembelajaran inquiry:
a. Menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal
b. Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk atau konsep yang sudah jadi
c. Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
d. Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan
berpikir, strategi ini akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan
untuk berpikir.
e. Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru.
f. Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa
• Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial
Kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri. Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang
relevan, diantaranya :
a. Metode eksperimen
b. Metode tugas atau resitasi
c. Metode latihan
d. Metode karya wisata
• Contextual Teaching Learning
Konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata
siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Karakteristik pembelajaran kontekstual:
a. Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik
b. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna
(meaningful learning).
c. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (learning by
doing).
d. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mngoreksi antar teman
(learning in a group)
e. Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerja sama, dan
saling memahami antara satu dengan yang lain secara mendalam (learning to know each other
deeply).
f. Pemebelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerja sama (learning
to ask, to inquiry, to work together).
g. Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan(learning ask an enjoy activity).
Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, diantaranya :
➢ Metode demonstrasi
➢ Metode sosiodrama
• Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Pembelajaran yang
menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan
begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep yang
harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa.
Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, diantaranya :
a. Metode problem solving
b. Metode diskusi
• Strategi Pembelajaran Kooperatif/ Kelompok
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam
kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.Strategi
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem
pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen), sistem penilaian dilakukan
terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut
menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran
yang relevan, diantaranya :
a. Metode diskusi
b. Metode karya wisata
c. Metode eksperimen
d. Metode tugas atau resitasi
• Strategi Pembelajaran Afektif
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan keterampilan.
Afektif berhubungan dengan nilai (value) yang sulit diukur karena menyangkut kesadaran seseorang yang
tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu, afeksi dapat muncul dalam kejadian behavioral. Akan
tetapi, penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan membutuhkan
ketelitian dan observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan. Strategi ini
menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
a. Metode tugas atau resitasi
b. Metode latiha

MENGUASAI KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR


Keterampilan dasar mengajar adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus yang harus dimiliki
oleh guru, dosen, instruktur atau widyaswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efesien
dan professional.
1. Keterampilan membuka
Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan guru pada awal pelajaran untuk menciptakan suasana ‘siap
mental’ dan menimbulkan perhatian peserta didik agar terarah pada hal-hal yang akan dipelajari. kegiatan
keterampilan membuka pelajaran terkait dengan usaha guru dalam menarik perhatian peserta didik
memotivasi memberi acuan tentang tujuan, pokok persoalan yang akan dibahas, rencana kerja serta pembagian
waktu, mengaitkan pelajaran yang telah dipelajari dengan topik baru, menangangagapi situasi baru. inti
keterampilan membuka adalah menyiapkan mental murid agar mereka siap memasuki persoalan yang akan
dibicarakan, dan membangkitkan minat dan perhatian peserta didik apa yang akan dibicarakan dalam kegiatan
belajar mengajar. Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru
dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi peserta didik agar mental maupun
perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang
positif terhadap kegiatan belajar.
2. Keterampilan menutup
Kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran.
Usaha menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang
telah dipelajari peserta didik, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dan tingkat keberhasilan guru
dalam proses belajar mengajar. Usaha-usaha yang dapat dilakukan guru antara lain adalah merangkum
kembali atau menyuruh peserta didik membuat ringkasan dan mengadakan evaluasi tentang materi pelajaran
yang baru diberikan. Komponen keterampilan menutup pelajaran meliputi meninjau kembali penguasaan inti
pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan, dan mengevaluasi.
3. Keterampilan bertanya
Dalam proses pembelajaran bertanya berperan penting karena pertanyaan guru dapat menstimulus dan
mendorong siswa untuk berpikir. Pertanyaan yang diajukan guru juga dapat meningkatkan partisipasi dan
keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu guru wajib dan melatih keterampilan
bertanya pada pembelajaran. Untuk meningkatkan HOTS (Higher Order Thinking Skills) Siswa pertanyaan
yang diberikan harus mendalam, mendorong siswa menemukan alasan dan melahirkan gagasan-gagasan
kreatif dan alternatif lewat imajinasi siswa. Guru perlu menghindari kebiasaan seperti: menajawab pertanyaan
sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan yang sama, mengajukan pertanyaan dengan
jawaban serentak, menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya, dan mengajukan pertanyaan
ganda. Guru perlu memahami tujuan pertanyaan, seperti: menimbukan rasa ingin tahu, menstimulan fungsi
berpikir, mengembangkan keterampilan berpikir, memfokuskan perhatian siswa, mendiagnosis kesulitan
belajar siswa dan mengkomunikasikan harapan yang diinginkan oleh guru dari siswa.

Teknik yang perlu diketahui oleh guru dalam bertanya, sebagai berikut:
1. Membuat pertanyaan yang jelas dan langsung ditujukan kepada semua siswa, kemudian
memberikan waktu seluruh siswa untuk berfikr secukupnya untuk menjawab soal
2. Mencegah jawaban yang tidak sesuai dengan soal
3. Mempersilahkan siswa untuk menjawab
4. Memotivasi siswa untuk mendengarkan jawaban.
Komponen yang perlu diperhatikan pada keterampilan bertanya dasar
1. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
2. Memberikan acuan
3. Pemusataan ke arah jawaban yang diminta
4. Pemindahan giliran menjawab
5. Penyebaran pertanyaan
6. Pemberian waktu berfikir
7. Pemberian tuntunan
4. Keterampilan menjelaskan
Keterampilan dasar mengajar menjelaskan dalam pembelajaran ialah keterampilan menyajikan informasi
secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu bagian
dengan lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum
diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok,
merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan.
Tujuan keterampilan menjelaskan adalah untuk :
a. Membimbing peserta didik memahami materi yang dipelajari.
b. Melibatkan peserta didik untuk berpikir dengan memecahkan
masalah-masalah.
c.Memberi balikan kepada peserta didik mengenai tingkat
pemahamannya, dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
d. Membimbing peserta didik untuk menghayati dan mendapat proses penalaran, serta menggunakan bukti-
bukti dalam pemecahan
masalah.
e. Menolong peserta didik untuk mendapatkan dan memahami hukum,
dalil, dan prinsip-prinsip umum secara objektif dan bernalar.
Guru perlu memahami prinsip-prinsip menjelaskan seperti: a) penjelasan harussesuai dengan karakteristik
peserta didik; b) penjelasan harus diselingi dengan tanya jawab dengan tetap memperhatikan tujuan
pembelajaran; dan c) penjelasan harus disertai dengan contoh yang konkrit, dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari dan bermakna.
Aspek-aspek dalam menjelaskan materi pembelajaran seperti bahasa yang dipilih harus sederhana, terang dan
jelas, bahan yang disajikan harus dipahami dan dikuasai dengan baik dan pokok-pokok yang diterangkan harus
disimpulkan diakhir pembelajaran.
5. Keterampilan menggunakan variasi
Keterampilan menggunakan variasi merupakan keterampilan guru dalam menggunakan bermacam
kemmapuan dalam mengajar untuk memberikan rangsangan kepada peserta didik agar suasana pembelajaran
selalu menarik, sehingga peserta didik bergairah dan antusius dalam menerima pembelajaran dan aktivitas
belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif.
Terdapat tiga komponen variasi mengajar yakni a) variasi gaya mengajar seperti variasi suara, kontak pandang,
pemusatan perhatian, kesenyapan, mimik dan gerak, dan pergatian posisi dalam kelas, b) variasi penggunaan
media dan bahan ajar, dan c) variasi pola interaksi. Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks
proses interaksi belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan peserta didik sehingga, dalam
situasi belajar mengajar, peserta didik senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi. Variasi
dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di
kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu:
a. Variasi dalam cara mengajar guru, terdiri dari penggunaan variasi suara (teacher voice), pemusatan
perhatian peserta didik (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak
pandang dan gerak (eye contact and movement), variasi gerakan badan dan mimik, variasi dalam ekspresi
wajah guru, dan pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers movement).
b. Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditinjau dari indera
yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Variasi
penggunaan alat antara lain adalah variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau
bahan yang dapat didengar (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat
atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).
c. Variasi pola interaksi dan kegiatan peserta didik. Pola interaksi dengan murid dalam kegiatan belajar
mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak
menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan peserta didik
dalam mencapai tujuan.
Tujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar :
a. Menghilangkan kejemuan dalammengikuti proses belajar
b. Mempertahankan kondisi optimal belajar
c. Meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik
d. Memudahkan pencapaian tujuan pengajaran
Jenis-jenis variasi dalam mengajar
a. Variasi dalam penggunaan media
b. Variasi dalam gaya mengajar
c. Variasi dalam penggunaan metode
d. Variasi dalam pola interaksi yaitu gunakan pola interaksi multi arah
6. Keterampilan memberikan penguatan
Pada dasarnya penguatan merupakan sebuah tindakan untuk memberikan respon kepada setiap tingkah laku
dari siswa. Pengutan harus diperhatikan dengan baik, memberikan pengutan yang salah dapat membuat
perkembangan siswa menjadi terganggu. Maka dari itu ada hal hal yang perlu diperhatikan pada saat
memberikan penguatan, diataranya yaitu:
1. Hindari memberikan komentar negatif ketika siswa tidak bisa : jangan di hina, dibentak, atau dimarahi
secara berlebihan.
2. Berikan kehangatan dalam penguatan.
3. Penguatan dilaksanakan dengan kesungguhan atau serius
4. Bermakna
5. Melakukan variasi dalam memberikan penguatan : verbal/ucapan, gerak atau bahasa tubuh
Jenis Penguatan
1. Penguatan Verbal
Penguatan verbal adalah penguatan yang disampaikan melalui kata-kata atau secara lisan. Penguatan verbal
dapat diutrakan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan, dan sebagainya. misalnya:
▪ itu bagus,
▪ aku setuju dengamu,
▪ aku tidak menyangka kamu bisa melakukannya
▪ apakah itu kamu yang melakukannya luar biasa
▪ kmau adalah murid yang cerdas
▪ itu hal yang menakjubkan untuk anak seusiamu
▪ aku tidak percaya kamu melakukannya sendiri, itu hal yang hebat.dll
2. Penguatan non Verbal
▪ Penguatan berupa gerak mimik, seperti senyuman, acungan jempol, kerutan wajah,tatapan mata yang
tajam, dll.
▪ Penguatan dengan cara menekati
▪ Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan, seperti: saat siswa bisa mengerjakan suatu
tugas lebih dahulu dari teman temannya, dia bisa diminta untuk mengajari teman lainnya (make it fun).
▪ Penguatan berupa simbol, seperti : menggunakan bintang, kartu bergambar, dll.
▪ Penguatan tak penuh, seperti : ketika mendapati siswa menjawab soal dan beberapa jawabannya sebagaian
salah guru tidak boleh menyalahkan “iya kamu salah” tetapi dapat menggantinya dengan “iya jawaban
kamu sudah baik, tetapi kamu dapat menyempurnakannya lebih baik lagi”.

KEMAMPUAN MENGUASAI PROSEDUR EVALUASI PEMBELAJARAN


Evaluasi merupakan hal yang penting dilaksanakan dalam melaksanakan program pembelajaran agar dapat
mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan dan untuk mengetahui
juga efektifitas program pembelajaran yang digunakan. Prosedur evaluasi pembelajaran merupakan tahap-
tahapan atau tata urutan yang harus dilakukan dalam melakukan kegiatan evaluasi pembelajaran. Secara garis
besar, prosedur-prosedur dalam melakukan evaluasi akan dijelaskan secara singkat yang meliputi :
1. Penyusunan Rancangan
Langkah-langkahnya meliputi:
a. Menyusun latar belakang, yang berisikan dasar pemikiran dan/atau rasional penyelenggaraan evaluasi.
b. Problematika, yang berisikan rumusan permasalahan atau problem yang akan dicari jawabannya baik
secara umum maupun terinci.
c. Tujuan evaluasi, merupakan rumusan yang sesuai dengan problematika evaluasi pembelajaran, yakni
perumusan tujuan umum dan tujuan khusus.
d. Populasi dan sample, yakni sejumlah komponen pembelajaran yang dikenai evaluasi pembelajaran
dan/atau yang dimintai informasi dalam kegiatan evaluasi pembelajaran.
e. Instrumen Evaluasi. Instrumen adalah semua jenis alat pengumpulan informasi yang diperlukan sesuai
dengan teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam evaluasi pembelajaran. Sumber data adalah
dokumen, kegiatan, atau orang yang dapat memberikan informasi atau data yang diperlukan.
f. Teknik analisis data, yakni cara/teknik yang digunakan untuk menganalisis data yang disesuaikan
dengan bentuk problematika dan jenis data.
2. Penyusunan Instrumen
Langkah-langkah penyusunan instrumen.
a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrumen yang akan disusun;
b. Membuat kisi-kisi yang mencanangkan tentang perincian variabel dan jenis instrument yang akan
digunakan untuk mengukur bagian variabel yang bersangkutan;
c. Membuat butir-butir instrument evaluasi pembelajaran yang dibuat berdasarkan kisi-kisi; dan
d. Menyunting instrumen evaluasi pembelajaran yang meliputi, mengurutkan butir menurut sistematika
yang dikehendaki evaluator untuk mempermudah pengolahan data, menuliskan petunjuk pengisian dan
indentitas serta yang lain, dan membuat pengantar pengisian instrument.
3. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data dapat diterapkan berbagai teknik pengumpulan data diantaranya.
a. Kuesioner
b. Wawancara;
c. Pengamatan
d. Studi Kasus.
4. Analisis Data dan Informasi
Dalam kegiatan evaluasi pemebelajaran, analisis data yang paling banyak dilaksanakan adalah analisis
deskriptif kualitatif yang ditunjang oleh data-data kuantitatif hingga menghasilkan informasi yang
berguna.
5. Penyusunan Laporan
Dalam laporan evaluasi pembelajaran harus berisikan pokok-pokok berikut.
a. Tujuan evaluasi;
b. Problematika;
c. Lingkup dan Metodologi evaluasi pembelajaran;
d. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran;
e. Hasil evaluasi Pembelajaran.

MEMILIKI KEMAMPUAN MENDESAIN PENELITIAN


Ini gapaham apa maksudnya (?)

KEMAMPUAN MEMANAGE/ MENGELOLA LEMBAGA PENDIDIKAN


Sekolah merupakan suatu institusi yang didalamnya terdapat komponen guru, siswa, dan staf administrasi
yang masing-masing mempunyai tugas tertentu dalam melancarkan program. Sebagai institusi pendidikan
formal, sekolah dituntut menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan akademis tertentu, keterampilan,
sikap dan mental, serta kepribadian lainnya sehingga mereka dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi atau bekerja pada lapangan pekerjaan yang membutuhkan keahlian dan keterampilannya.
Keberhasilan sekolah merupakan ukuran bersifat mikro yang didasarkan pada tujuan dan sasaran pendidikan
pada tingkat sekolah sejalan dengan tujuan pendidikan nasional serta sejauh mana tujuan itu dapat dicapai
pada periode tertentu sesuai dengan lamanya pendidikan yang berlangsung di sekolah. Langkah pertama yang
harus dilakukan oleh pengelola lembaga pendidikan untuk menciptakan lembaga pendidikan yang baik dan
bermutu yaitu selalu memperhatikan dan mengidentifikasi keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang terkait
yaitu antara lain :
❖ Pemerintah - Yaitu kepatuhan seorang pengelola lembaga pendidikan terhadap semua peraturan-peraturan
yang diberlakukan oleh pemerintah melalui dinas pendidikan.
❖ Siswa dan orang tua - Keinginan untuk mendapat pelayanan yang baik dengan hasil lulusan yang
berkualitas, berbudi luhur, terampil dan bertanggung jawab.
❖ Komunitas - Memerlukan lingkungan kerja yang sejuk, nyaman dan kondusif untuk pengembangan diri.
❖ Pendidik dan tenaga kependidikan - Membutuhkan kesejahteraan yang baik, jaminan kesehatan dan
keselamatan.
❖ Investor - Mengharapkan reputasi lembaga pendidikan yang baik.
❖ Institusi lain - Membutuhkan tenaga kerja yang bersaing dan siap pakai.
Selain hal-hal diatas tersebut, untuk mengelola lembaga pendidikan diperlukan sistem manajemen yang baik
dan dapat dipertanggung jawabkan. Salah satu sistem manajemen yang tepat untuk lingkungan pendidikan
adalah Sistem Manajemen Mutu yang merupakan salah satu sistem manajemen yang dapat digunakan untuk
mengelola suatu organisasi/lembaga pendidikan dalam mencapai suatu tujuan atau sasaran. Pola dasar sistem
manajemen mutu adalah apa yang akan dan setelah kita kerjakan kita tulis ( perencanaan dan laporan ) dan
apa yang kita tulis kita kerjakan yang lebih dikenal dengan pola P-D-C-A (Plan – Do – Check – Action).

Anda mungkin juga menyukai