Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Etika profesi Keguruan merupakan aturan, tata susila, serta sikap yang harus dimiliki guru dalam profesinya
sebagai pendidik, pengajar, pelatih, pembimbing dan juga penilai.
➢ Etika terhadap Peraturan Perundang-undangan
Pada butir sembilan Kode Etik Guru Indonesia disebutkan bahwa “Guru melaksanakan segala
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan” (PGRI,1973). Kebijaksanaan pendidikan di
Indonesia dipegang oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
➢ Etika Terhadap Organisasi Profesi
Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana
perjuangan dan pengabdian. Dasar ini menunjukkan kepada kita betapa pentingnya peran organisasi
profesi sebagai wadah dan sranan pengabdian. Dalam dasar keenam dari Kode Etik ini dengan gamblang
juga dituliskan bahwa Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan, dan meningkatkan mutu
dan martabat profesinya. Dasar ini sangat tegas mewajibkan kepada seluruh anggota profesi guru untuk
selalu meningkatkan mutu dan martabat profesi guru itu sendiri.
➢ Etika terhadap teman sejawat
Dalam ayat 7 Kode Etik Guru disebutkan bahwa Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat
kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial” Ini berarti bahwa :
1. Guru hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru dan lingkungan kerjanya
2. Guru hendaknya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial di
dalam dan di luar lingkungan kerjanya.
Dalam hal ini Kode Etik Guru menunjukkan kepada kita betapa pentingnya hubungan yang harmonis
perlu diciptakan dengan mewujudkan perasaan bersaudara yang mendalam antara sesama anggota
profesi.
➢ Etika Terhadap Anak Didik
Dalam Kode Etik Guru Indonesia dengan jelas dituliskan bahwa guru berbakti membimbing peserta didik
untuk membentuk manusia seutuhnya yang berjiwa pancasila. Dalam membimbing anak didiknya, Ki
Hajar Dewantara mengemukakan tiga kalimat padat yang terkenal yaitu ing ngarso sung tulodo, Ing
madyo mangun karso, dan Tut wuri handayani. Dari kalimat tersebut, etika guru terhadap peserta didik
tercermin. Kalimat-kalimat tersebut mempunyai makna :
1. Guru hendaknya memberi contoh yang baik untuk anak didiknya
2. Guru harus dapat mempengaruhi dan mengendalikan anak didiknya. Dalam hal ini, prilaku dan pribadi
guru akan menjadi instrumen ampuh untuk mengubah prilaku peserta didik.
3. Hendaknya guru menghargai potensi yang ada dalam keberagaman siswa
➢ Etika Guru Profesional TerhadapTempat Kerja
Sudah diketahui bersama bahwa suasana yang baik di tempat kerja akan meningkatkan produktivitas.
Dalam UU No. 20/2003 pasal 1 bahwa pemerintah berkewajiban menyiapkan lingkungan dan fasilitas
sekolah yang memadai secara merata dan bermutudi seluruh jenjang pendidikan. Jika ini terpenuhi, guru
yang profesional harus mampu memanfaatkan fasilitas yang ada dalam rangka terwujudnya manusia
seutuhnya sesuai dengan Visi Pendidikan Nasional.
➢ Etika Terhadap Pemimpin
Sebagai salah seorang anggota organisasi, baik organisasi guru maupun organisasi yang lebih besar
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) guru akan selalu berada dalam bimbingan dan pengawasan
pihak atasan. Oleh sebab itu, dapat kita simpulkan bahwa sikap seorang guru terhadap pemimpin harus
positif, dalam pengertian harus bekerja sama dalam menyukseskan program yang telah disepakati, baik
di sekolah maupun di luar
Tugas pendidik secara umum adalah mendidik, dalam operasionalnya mendidik adalah rangkaian proses
mengajar, memberikan dorongan, memuji, memberi hadiah, membentuk contoh dan membiasakan.
Sedangkan tugas khusus guru adalah:
1. Sebagai pengajar (Instruksional): Merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program
yang telah disusun dan penilaian setelah program itu dilaksanakan.
2. Sebagai pendidik (Edukator): Mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan yang
berkepribadian sempurna.
3. Sebagai pemimpin (Manajerial): Memimpin dan mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan
masyarakat yang terkait, menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian,
pengontrolan, partisipasi atas program yang dilakukan.
Menurut Roesyyah N. K. yang dikutip oleh Djamarah, bahwa dalam mendidik anak didik, pendidik
bertugas untuk:
1. Membentuk kepribadian anak didik yang harmonis, sesuai cita-cita dan dasar negara Pancasila
2. Menyiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik.
3. Sebagai perantara dalam belajar
4. Pendidik sebagai pembimbing untuk membawa anak didik ke arah kedewasaan.
5. Pendidik sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat
6. Pendidik sebagai penegak disiplin
7. Pendidik sebagai administrator dan manager
8. Pendidik sebagai suatu profesi
9. Pendidik sebagai perencana kurikulum
10. Sebagai pemimpin
Di samping memiliki tugas utama sebagai pendidik, pengajar, pembimbing dan pelatih, maka tugas utama
guru menurut Depdikbud merupakan tugas profesi. Yang harus dilaksanakan oleh seorang pendidik dalam
rangka mengembangkan kepribadian, mengajar dalam rangka menyeimbangkan kemampuan berpikir,
kecerdasan dan melatih dalam rangka membina keterampilan. Mendidik, mengajar dan melatih anak didik
adalah tugas guru sebagai tugas profesional, yang dapat dirincikan sebagai berikut:
a. Tugas guru sebagai pendidik: Meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada
anak didik.
b. Tugas guru sebagai pengajar: Meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada
anak didik.
c. Tugas guru sebagai pelatih: Menggabungkan keterampilan dan menerapkannya dalam kehidupan demi
masa depan anak didik.
d. Tugas kemanusiaan. Membina anak didik dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan martabat
diri sendiri, kemampuan manusia yang optimal serta pribadi yang mandiri.
e. Tugas kemasyarakatan. Mengembangkan terbentuknya masyarakat Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945.
Teknik yang perlu diketahui oleh guru dalam bertanya, sebagai berikut:
1. Membuat pertanyaan yang jelas dan langsung ditujukan kepada semua siswa, kemudian
memberikan waktu seluruh siswa untuk berfikr secukupnya untuk menjawab soal
2. Mencegah jawaban yang tidak sesuai dengan soal
3. Mempersilahkan siswa untuk menjawab
4. Memotivasi siswa untuk mendengarkan jawaban.
Komponen yang perlu diperhatikan pada keterampilan bertanya dasar
1. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
2. Memberikan acuan
3. Pemusataan ke arah jawaban yang diminta
4. Pemindahan giliran menjawab
5. Penyebaran pertanyaan
6. Pemberian waktu berfikir
7. Pemberian tuntunan
4. Keterampilan menjelaskan
Keterampilan dasar mengajar menjelaskan dalam pembelajaran ialah keterampilan menyajikan informasi
secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu bagian
dengan lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum
diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok,
merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan.
Tujuan keterampilan menjelaskan adalah untuk :
a. Membimbing peserta didik memahami materi yang dipelajari.
b. Melibatkan peserta didik untuk berpikir dengan memecahkan
masalah-masalah.
c.Memberi balikan kepada peserta didik mengenai tingkat
pemahamannya, dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
d. Membimbing peserta didik untuk menghayati dan mendapat proses penalaran, serta menggunakan bukti-
bukti dalam pemecahan
masalah.
e. Menolong peserta didik untuk mendapatkan dan memahami hukum,
dalil, dan prinsip-prinsip umum secara objektif dan bernalar.
Guru perlu memahami prinsip-prinsip menjelaskan seperti: a) penjelasan harussesuai dengan karakteristik
peserta didik; b) penjelasan harus diselingi dengan tanya jawab dengan tetap memperhatikan tujuan
pembelajaran; dan c) penjelasan harus disertai dengan contoh yang konkrit, dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari dan bermakna.
Aspek-aspek dalam menjelaskan materi pembelajaran seperti bahasa yang dipilih harus sederhana, terang dan
jelas, bahan yang disajikan harus dipahami dan dikuasai dengan baik dan pokok-pokok yang diterangkan harus
disimpulkan diakhir pembelajaran.
5. Keterampilan menggunakan variasi
Keterampilan menggunakan variasi merupakan keterampilan guru dalam menggunakan bermacam
kemmapuan dalam mengajar untuk memberikan rangsangan kepada peserta didik agar suasana pembelajaran
selalu menarik, sehingga peserta didik bergairah dan antusius dalam menerima pembelajaran dan aktivitas
belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif.
Terdapat tiga komponen variasi mengajar yakni a) variasi gaya mengajar seperti variasi suara, kontak pandang,
pemusatan perhatian, kesenyapan, mimik dan gerak, dan pergatian posisi dalam kelas, b) variasi penggunaan
media dan bahan ajar, dan c) variasi pola interaksi. Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks
proses interaksi belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan peserta didik sehingga, dalam
situasi belajar mengajar, peserta didik senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi. Variasi
dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di
kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu:
a. Variasi dalam cara mengajar guru, terdiri dari penggunaan variasi suara (teacher voice), pemusatan
perhatian peserta didik (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak
pandang dan gerak (eye contact and movement), variasi gerakan badan dan mimik, variasi dalam ekspresi
wajah guru, dan pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers movement).
b. Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditinjau dari indera
yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Variasi
penggunaan alat antara lain adalah variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau
bahan yang dapat didengar (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat
atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).
c. Variasi pola interaksi dan kegiatan peserta didik. Pola interaksi dengan murid dalam kegiatan belajar
mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak
menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan peserta didik
dalam mencapai tujuan.
Tujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar :
a. Menghilangkan kejemuan dalammengikuti proses belajar
b. Mempertahankan kondisi optimal belajar
c. Meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik
d. Memudahkan pencapaian tujuan pengajaran
Jenis-jenis variasi dalam mengajar
a. Variasi dalam penggunaan media
b. Variasi dalam gaya mengajar
c. Variasi dalam penggunaan metode
d. Variasi dalam pola interaksi yaitu gunakan pola interaksi multi arah
6. Keterampilan memberikan penguatan
Pada dasarnya penguatan merupakan sebuah tindakan untuk memberikan respon kepada setiap tingkah laku
dari siswa. Pengutan harus diperhatikan dengan baik, memberikan pengutan yang salah dapat membuat
perkembangan siswa menjadi terganggu. Maka dari itu ada hal hal yang perlu diperhatikan pada saat
memberikan penguatan, diataranya yaitu:
1. Hindari memberikan komentar negatif ketika siswa tidak bisa : jangan di hina, dibentak, atau dimarahi
secara berlebihan.
2. Berikan kehangatan dalam penguatan.
3. Penguatan dilaksanakan dengan kesungguhan atau serius
4. Bermakna
5. Melakukan variasi dalam memberikan penguatan : verbal/ucapan, gerak atau bahasa tubuh
Jenis Penguatan
1. Penguatan Verbal
Penguatan verbal adalah penguatan yang disampaikan melalui kata-kata atau secara lisan. Penguatan verbal
dapat diutrakan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan, dan sebagainya. misalnya:
▪ itu bagus,
▪ aku setuju dengamu,
▪ aku tidak menyangka kamu bisa melakukannya
▪ apakah itu kamu yang melakukannya luar biasa
▪ kmau adalah murid yang cerdas
▪ itu hal yang menakjubkan untuk anak seusiamu
▪ aku tidak percaya kamu melakukannya sendiri, itu hal yang hebat.dll
2. Penguatan non Verbal
▪ Penguatan berupa gerak mimik, seperti senyuman, acungan jempol, kerutan wajah,tatapan mata yang
tajam, dll.
▪ Penguatan dengan cara menekati
▪ Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan, seperti: saat siswa bisa mengerjakan suatu
tugas lebih dahulu dari teman temannya, dia bisa diminta untuk mengajari teman lainnya (make it fun).
▪ Penguatan berupa simbol, seperti : menggunakan bintang, kartu bergambar, dll.
▪ Penguatan tak penuh, seperti : ketika mendapati siswa menjawab soal dan beberapa jawabannya sebagaian
salah guru tidak boleh menyalahkan “iya kamu salah” tetapi dapat menggantinya dengan “iya jawaban
kamu sudah baik, tetapi kamu dapat menyempurnakannya lebih baik lagi”.