Anda di halaman 1dari 24

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAYANAN DAN PROSEDUR

PERPANJANGAN PAJAK KENDARAAN


(STUDI KANTOR SAMSAT KOTA PEKANBARU)

PROPOSAL

Diajukan Salah Satu Syarat Untuk


Mengikuti Seminar Proposal

Oleh:
KHAIRUNNAS
Nim: 1974201062

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM


(STIH) PERSADA BUNDA
PEKANBARU
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 5

E. Kerangka Teori............................................................................................ 5

F. Kerangka Konseptual................................................................................ 13

G. Metode Peneltian ....................................................................................... 15

H. Sistematika Penulisan................................................................................ 18

I. Daftar Pustaka Sementara........................................................................ 19

LAMPIRAN......................................................................................................... 22
A. Latar Belakang Masalah

Pelayanan publik menurut Peraturan Menteri Pendayaguna Aparatur

Negara Nomor 7 Tahun 2010 adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan

dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,

jasa dan/atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara

pelayanan publik.

Untuk memberikan kualitas dan kuantitas pelayanan yang baik, akan

berdampak pada kepuasan dan kepercayaan terhadap pelayanan tersebut,

sebab pelayanan menjadikan tolak ukur keberhasilan dalam suatu organisasi

ataupun instansi pemerintahan untuk memenuhi kegiatan masyarakat.

Sehingga birokrasi dituntut untuk terus-menerus meningkatkan pelayanan

kepada masyarakat. Saat ini dengan adanya persaingan pada sector jasa

yang semakin meningkat, mewajibkan perusahaan ataupun instansi untuk

terus meningkatkan layanan konsumen. Salah satu cara yang dapat

digunakan untuk menenangkan persaingan adalah kualitas pelayanan.

Kualitas pelayanan jasa (service quality) adalah tingkat keunggulan yang

diharapkan dan pengendalian atas tinkat keunggulan tersebut untuk

memenuhi keinginan konsumen (Tjiptono 2004:59).

Kualitas suatu pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan

dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya untuk

mengimbangi harapan konsumen, terdapat dua faktor utama yang dapat

mempengaruhi kualitas suatu pelayanan yaitu expected service dan

1
2

perceived service. Ini dapat diartikan apabila pelayanan yang diterima atau

dirasakan sesuai yang diharapkan, maka kualitas yang dipersepsikan baik

dan memuaskan. Jika pelayanan yang diterima melampaui harapan

pelanggan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas yang

ideal.Namun sebaliknya, jika jasa yang diterima jauh dari yangdiharapkan,

maka kualitas pelayanan dipersepsikan bernilai buruk. Arti kata baik

tidaknya kualitas pelayanan tergantung pada kemampuan penyedia jasa

dalam memenuhi harapan pelanggan secara konsisten (Tjiptono 2004:60).

Khusus dalam bidang pembayaran pajak kendaraan bermotor (PKB)

untuk kendaraan yang merupakan salah satu penerimaan pajak daerah

berdasarkan Undang-Undang 28 tahun 2009 tentang pajak dan retribusi

daerah perlu adanya optimalisasi dari penerima PKB melalui berbagai upaya

yang mampu meningkatkan jumlah pendapatan dari sektor pajak, dimana

salah satunya dengan cara meningkatkan kepuasan kepada wajib pajak

kendaraan bermotor melalui pemberian kualitas pelayanan yang

optimal.Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan berdampak pada

kepuasan wajib pajak sehingga diharapkan wajib pajak patuh dan sadar

dalam membayar/melunasi pajak kendaraan bermotor.

Pajak merupakan sumber pendapatan yang sangat penting bagi

pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai

kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Pajak diarahkan untuk

terwujudnya kesejahteraan masyarakat serta peningkatan pelayanan,

pemberdayaan, peran setra masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah,


3

dengan mempertimbangan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan,

keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan

Republik Indonesia (Sunarno, 2006:2).

Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang atau peraturan

pelaksanaannya, dan terhadap pembayar pajak tidak ada lawan prestasi yang

ditunjukan segara langsung, serta pemungutan pajak dapat dilakukan

pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah (Pudyatmoko,

2002:10).

Sistem Administrasi Manunggal di Bawah Satu Atap (SAMSAT)

Pekanbaru merupakan suatu wadah yang melaksanakan tugas bersana-sama

dengan 3 instansi yaitu: Dinas Pendapatan Provinsi Riau, Direktorat lalu

lintas kepolisian, dan PT. Jasa Raharja. Yang berkewajiban memberikan

pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pendaftaran kendaraan

bermotor, pembayaran pajak kendaraan bermotor, pembayaran bea balik

nama kendaraan bermotor, dan sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas

jalan.

Berdasarkan Perda No. 28 Tahun 2009 tentang pajak dan retribusi

daerah guna meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pajak perlu

adanya optimalisasi dari penerima Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

melalui berbagai upaya dan salah satunya dengan cara memberikan

kepuasan kepada wajib pajak berupa pemberian kualitas pelayanan yang

optimal. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan berdampak pada

kepuasan para wajib pajak sehingga dengan begitu diharapkan wajib pajak
4

patuh dan sadar dalam menunaikan kewajibannya membayar atau melunasi

pajak kendaraan bermotor yang mereka miliki.

Lambannya pelayanan tidak hanya disebabkan oleh belum baiknya

cara pelayanan. Di lapangan banyak faktor yang mempengaruhi sehingga

menyebabkan jeleknya tata kerja dalam birokrasi seperti kualitas pelayanan

yang terdapat masih jauh di bawah standar pelayanan, sehingga

mengakibatkan pekerjaan dalam organisasi menjadi kurang efektif dan

efisien.

Hingga saat ini pelayanan Publik dirasakan belum berjalan secara

maksimal, dengan kata lain pelayanan Publik di Indonesia masih tergolong

rendah, hal ini disebabkan tidak adanya konsistensi dan keseriusan dari

Aparatur Pemerintah maupun organisasi dalam menyelenggarakan

pelayanan kepada msyarakat. Hal ini dapat dilihat dari masih terdapat

beberapa masyarakat yang mengeluhkan mengenai Pelayanan Publik di

Indonesia seperti lamanya pengurusan pajak kendaraan bermotor baik roda

dua (R2) maupun roda empat (R4).

Untuk mempertajam permasalahan hukum dalam tulisan ini maka

penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “TINJAUAN

PELAKSANAAN PELAYANAN DAN PROSEDUR

PERPANJANGAN PAJAK KENDARAAN (STUDI KANTOR

SAMSAT KOTA PEKANBARU)”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


5

1. Bagaimanakah pelaksanaan pelayanan dan prosedur perpanjangan

pajak kendaraan di Kantor Samsat Kota Pekanbaru?

2. Apa saja kendala dalam pelaksanaan pelayanan dan prosedur

perpanjangan pajak kendaraan di Kantor Samsat Kota Pekanbaru?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pelaksanaan pelayanan dan prosedur perpanjangan pajak

kendaraan di Kantor Samsat Kota Pekanbaru.

2. Mengetahui kendala dalam pelaksanaan pelayanan dan prosedur

perpanjangan pajak kendaraan di Kantor Samsat Kota Pekanbaru.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan membawa manfaat, yaitu sebagai berikut:

1. Bahan informasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan di

bidang ilmu hukum.

2. Diharapkan dapat memberikan manfaat dan menjadi sumbangan

pemikiran bagi pihak yang memerlukan khususnya bagi mahasiswa

bagian hukum sekolah tinggi ilmu hukum persada bunda.

3. Sebagai bahan untuk perpustakaan Sekolah Tinggi Persada Bunda.

E. Kerangka Teori

1. Pelayanan

Pelayanan pada dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan kepada

konsumen atau pelanggan yang dilayani, yang bersifat tidak berwujud dan

tidak dapat dimiliki. Pelayanan pada dasarnya dapat didefenisikan sebagai


6

aktivitas seseorang, sekelompok dan/atau organisasi baik langsung maupun

tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan (Pasolong, 2008:128).

Pelayanan masyarakat merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh

seorang atau sekelompok orang/instansi tertentu untuk memberikan bantuan

kemudahan kepada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan tertentu

(Anggara, 2012:586). Sedarmayanti menyatakan pelayanan berarti melayani

suatu jasa yang dibutuhkan oleh masyrakat dalam segala bidang.Kegiatan

pelayan kepada masyarakat merupakan salah satu tugas dan fungsi

administrasi negara. (Sedarmayanti, 2009:243).

Dalam pengertian umum dalam Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 7 Tahun

2010 Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik,

menyebutkan pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan

dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,

jasa dan/atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara

pelayanan publik

Sedangkan menurut Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, disebut bahwa

pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perudang-

undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
7

pelayanan administrative yang disediakan penyelenggaraan pelayanan

publik.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor : 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan

Pelayanan Publik, ada sepuluh butir prinsip pelayanan publik yang menjadi

pedoman dalam Instansi Pemerintahan untuk memberikan pelayanan yang

baik kepada masyarakat, berikut dijelaskan prinsip pelayanan publik:

a. Kesederhanaan

Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan

mudah dilaksanakan.

b. Kejelasan

1) Persyaratan teknis dan administrative pelayanan publik.

2) Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab

dalammemberikan pelayanan dan penyelesaian

keliuhan/persoalan/sangketa dalam pelaksanaan pelayanan publik;

3) Rincian biaya pelayanan publik dan tatacara pembayaran.

c. Kepastian Waktu

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu

yang telah ditentukan.

d. Akurasi

Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah.

e. Keamanan
8

Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan

kepastian hukum.

f. Tanggung Jawab

Pimpinan penyelenggaraan pelayanan publik atau pejabat yang

ditunjuk bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan

penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

g. Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja pendukung

lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi

telekomunikasi dan informatika (telematika).

h. Kemudahan Akses

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah

dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi

telekomunikasi dan informatika.

i. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan

Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah,

serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.

j. Kenyamanan

Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu

yag nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta

dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan sepert parkir, toilet,

tempat ibadah dan lain-lain.

k. Keseimbangan Hak dan Kewajiban


9

Pelayanan publik menurut Kepmen PAN No 25 tahun 2004 adalah

segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara

pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pemerima

layanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan

Pelayanan Publik, Ada beberapa faktor yang mendasari Pelayanan Publik

yaitu :

a. Transparansi yaitu, bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh

semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta

mudah dimengerti.

b. Akuntabilitas yaitu, dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

ketentuan peraturan perudang-undangan.

c. Kondisional yaitu, sesuai dengan kondisi dan kemampuan peneriama

pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efesiensi dan

efektivitas.

d. Partisipatif yaitu, mendorong peran serta masyarakat dalam

penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,

kebutuhan dan harapan masyarakat.

e. Kesamaan hak yaitu, tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan

suku, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi.


10

f. Keseimbangan hak dan kewajiban yaitu,pemberi dan penerima

pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing

pihak.

Sedangkan menurut pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009

Tentang Pelayanan Publik, penyelenggaraan pelayanan publik berdasarkan

dari:

a. Kepastian hukum

b. Kesamaan hak

c. Keseimbangan hak dan kewajiban

d. Keprofesionalan

e. Partisipatif

f. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif

g. Keterbukaan

h. Akuntabilitas

i. Fasilitas dan perlakuan khususbagi kelompok renta

j. Ketetapan waktu

k. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan

2. Pajak

Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan, menyebutkan Pajak adalah

kontribusi Wajib Pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau

badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak


11

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan

negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Berbicara mengenai pengertian atau definisi hukum pajak seperti

halnya pengertian atau definisi hukum yang lain banyak sekali pendapat dari

para ahli, beberapa diantaranya adalah:

a. Menurut Rochmat Soemitro Hukum pajak adalah iuran rakyat kepada

kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)

dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung

dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

umum (Soemitro, 2011:1).

b. Menurut Soemarso pajak diartikan sebagai perwujudan atas kewajiban

kenegaraan dan partisipasi anggota masyarakat dalam memenuhi

keperluan pembiayaan negara dan pembangunan nasional guna

tercapainya keadilan sosial dan kemakmuran yang merata, baik

material maupun spiritual (Soemarso, 2007:3).

Ada beberapa asas pemungutan pajak, antara lain:

a. Asas Domisilis (asas tempat tinggal)

Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib

Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang

berasal dari dalam maupun luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib

Pajak dalam negeri.

b. Asas Sumber
12

Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber

dari wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.

c. Asas Kebangsaaan

Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara

(Rahayu, 2010:42).

Pajak yang dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Menurut Golongan Pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1) Pajak langsung: pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri

oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan

kepada orang lain. Contoh: Pajak Penghasilan

2) Pajak tidak langsung: pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan

atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Pajak tidak

langsung terjadi jika suatu kegiatan, peristiwa, atau perbuatan

yang menyebabkan terutangnya pajak, misalnya terjadi

penyerahan barang atau jasa. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai

b. Menurut Sifat Pajak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1) Pajak Subjektif: pengenaan pajak yang memerhatikan keadaan

subjeknya. Contoh: Pajak Penghasilan.

2) Pajak Objektif: pengenaannya memerhatikan objeknya baik

berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang

mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa

memerhatikan keadaan pribadi subjek pajak (Wajib Pajak)


13

maupun tempat tinggal. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan

Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

c. Menurut Lembaga Pemungut Pajak dikelompokkan menjadi dua,

yaitu:

1) Pajak Negara (pajak pusat): pajak yang dipungut oleh pemerintah

pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan

Bea Materai.

2) Pajak Daerah: pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah, terdiri atas:

a) Pajak Provinsi. Contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan

Kendaraan di Atas Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan

Bermotor.

b) Pajak Kabupaten/Kota. Contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran,

Pajak Hiburan, Pajak Reklame, dan Pajak Penerangan Jalan.

F. Kerangka Konseptual

1. Tinjauan adalah hasil meninjau; pandangan; pendapat (sesudah

menyelidiki, mempelajari) (Sugono, 2008:1713).

2. Pelaksanaan adalah perihal (perbuatan, usaha) melaksanakan

(rancangan, keputusan) (Sugono, 2008:861).

3. Pelayanan adalah kegiatan yang ditawarkan kepada konsumen atau

pelanggan yang dilayani, yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat
14

dimiliki. Pelayanan pada dasarnya dapat didefenisikan sebagai

aktivitas seseorang, sekelompok dan/atau organisasi baik langsung

maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan (Pasolong,

2008:128).

4. Prosedur adalah serangkaian aksi yang spesifik, tindakan atau operasi

yang harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang baku (sama)

agar selalu memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang sama

(https://id.wikipedia.org/wiki/Prosedur, di akses pada tanggal 8

November 2022).

5. Perpanjangan adalah perihal memperpanjang (Sugono, 2008:1120).

6. Pajak adalah kontribusi Wajib Pajak kepada negara yang terutang oleh

orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-

Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat (Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009

Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan)

7. Kendaraan adalah sesuatu yang digunakan untuk dikendarai atau

dinaiki (Sugono, 2008:733).

8. Studi Kantor Samsat Kota Pekanbaru merupakan lokasi penelitian

dalam penelitian ini.


15

G. Metode Peneltian

1. Sifat dan Jenis Penelitian

Sifat dari penelitian ialah deskriptif yaitu menjelaskan atau

menerangkan peristiwa (Zainal, 2015:35) dan Jenis dari penelitian ini adalah

penelitian empiris. Penelitian empiris adalah penelitian hukum mengenai

pemberlakuan atau implementasi ketentuan hukum normatif pada setiap

peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam masyarakat (Muhammad,

2004:134). Atau bisa dikatakan juga penelitian terhadap identifikasi hukum

dan penelitian terhadap efektifitas hukum (Fajar dan Ahcmad, 2010:153).

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di SAMSAT Kota Pekanbaru yang berada di Jalan

Jendral Sudirman Nomor 6 Simpang Tiga Pekanbaru.

3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekumpulan objek yang hendak diteliti berdasarkan

lokasi penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. (Waluyo, 2002:44).

Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut untuk menunjang dan melengkapi pembahasan dalam

penelitian ini (Waluyo, 2002:44).

4. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, jenis dan sumber datanya adalah sebagai berikut

yaitu:

a. Data primer
16

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

lapangan berdasarkan dari responden dan narasumber. Pengumpulan

data dilapangan yang dilakukan oleh peneliti dengan cara wawancara.

b. Data Sekunder

Data sekunder dikelompokkan menjadi tiga jenis bahan hukum, yaitu

bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum

tersier, berikut penjelasanya:

1) Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mengikat atau

bahan yang berkait erat dengan permasalahan yang diteliti,

meliputi:

2) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

3) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan

Umum Dan Tata Cara Perpajakan

4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009

Tentang Pelayanan Publik

5) Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Pedoman

Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik

6) Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :

63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum

Penyelenggaraan Pelayanan Publik

c. Bahan hukum sekunder, yaitu memberikan penjelasan mengenai

bahan hukum primer, yaitu:


17

1) Buku-buku yang berkaitan dengan judul dan permasalahan yang

akan dikaji dalam penulisan skripsi ini.

2) Hasil penelitian dan karya tulis ilmiah yang berkaitan dengan

penulisan skripsi ini.

3) Makalah-makalah seminar terkait dengan penulisan skripsi ini.

4) Jurnal hukum dan literatur yang terkait dengan penulisan skripsi.

d. Bahan hukum tersier yaitu bahan yang memberikan petunjuk atau

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,

yaitu:

1) Kamus Hukum

2) Kamus Bahasa Indonesia

3) Kamus Bahasa Inggris

4) Ensiklopedia terkait.

5. Metode dan Alat Pengumpulan Bahan Hukum

Sehubungan dengan metode pendekatan yang digunakan adalah

empiris, maka untuk memperoleh data-data tersebut di atas, penulis

menggunakan metode: Wawancara, yang dilakukan dengan mengadakan

wawancara langsung kepada responden sebagai narasumber.

6. Teknik Analisa Bahan Hukum

Setelah data primer dan data sekunder dikumpulkan, maka

diklasifikasi berdasarkan penelitian hukum empiris dengan cara memeriksa,

meneliti data untuk menjamin apakah data dapat di pertanggungjawabkan

sesuai dengan kenyataan.


18

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam mengikuti sajian pembahasan Skripsi ini

nantinya, penulis menguraikan secara singkat Bab demi Bab terkait, yaitu

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Kerangka teori

F. Kerangka Konseptual

BAB II METODE PENELITIAN

A. Sifat dan Jenis Penelitian

B. Lokasi Penelitian

C. Populasi dan Sampel

D. Jenis dan Sumber Data

E. Metode dan Alat Pengumpulan Bahan Hukum

F. Teknik Analisa Bahan Hukum

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV GAMBARAN UMUM


19

BAB V TINJAUAN PELAKSANAAN PELAYANAN DAN

PROSEDUR PERPANJANGAN PAJAK KENDARAAN

(STUDI KANTOR SAMSAT KOTA PEKANBARU)

A. Pelaksanaan Pelayanan Dan Prosedur Perpanjangan

Pajak Kendaraan Di Kantor Samsat Kota Pekanbaru

B. Kendala Dalam Pelaksanaan Pelayanan Dan Prosedur

Perpanjangan Pajak Kendaraan Di Kantor Samsat

Kota Pekanbaru

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

I. Daftar Pustaka Sementara

1. Buku-buku

Anggara, Sahya. 2012. Ilmu Administrasi Negara, Pustaka setia, Bandung.

Fajar, Mukti dan Achmad, Yulianto. 2010. Dualisme Penelitian Hukum

Normatif Dan Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Fandy, Tjiptono. 2004. Manajemen Jasa, Edisi Pertama, Andi Offset,

Yogyakarta.

Muhammad, Abdul Kadir, 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Citra

Aditya, Bandung.

Pasolong, Harbani. 2008. Kepemimpinan Birokrasi, CV.Alfabeta, Bandung.


20

Pudyatmoko, Sri. 2002. Pengantar Hukum Pajak. Andi, Yogyakarta.

Rahayu, Siti Kurnia, 2010, Perpajakan Indonesia : Konsep dan Aspek

Formal, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. CV

Mandar Maju, Bandung.

Soemarso, 2007, Perpajakan Pendekatan Komprehensif, Salemba Empat,

Jakarta.

Soemitro, Rochmat, 2011, Asas dan Dasar Perpajakan, Rafika Aditama,

Bandung.

Sunarno, Siswanto, 2006, Hukum Pemerintahan Daerah, Sinar Grafika,

Jakarta.

Waluyo, Bambang. 2002, Penelitian Hukum dalam Praktek, Sinar Grafika.


Jakarta.

Zainal, Haznil. Dkk. 2015. Panduan Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir,

Persada Bunda, Pekanbaru.

2. Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum Dan

Tata Cara Perpajakan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang

Pelayanan Publik

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penilaian

Kinerja Unit Pelayanan Publik


21

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :

63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum

Penyelenggaraan Pelayanan Publik

3. Internet dan Kamus

https://id.wikipedia.org/wiki/Prosedur, di akses pada tanggal 8 November

2022

Sugono, Dendy, 2008. Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Jakarta.


LAMPIRAN

22

Anda mungkin juga menyukai