Anda di halaman 1dari 5

MATA KULIAH : TEORI, PROSES DAN SOSIAL BUDAYA DOSEN :

Dr. INDAH PURNAMA SARI


KODE MK : KK73F102
BOBOT SKS : 3 SKS
JENJANG STUDI : MAGISTER

PERTEMUAN : 2
MATERI : PERSPEKTIF PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ▪ Pendahuluan
▪ Perspektif Pendidikan
▪ Perspektif Kebudayaan
▪ Institusi Kebudayaan
▪ Hubungan Kebudayaan dengan Pendidikan
▪ Hubungan Pendidikan dengan Masyarakat
▪ Hubungan Kebudayaan dengan Masyarakat
▪ Pendidikan dan Perubahan Kebudayaan
▪ Pandangan Antropolog Mengenai Pendidikan dan
Kebudayaan
▪ Penutup

URAIAN

A. Pendahuluan

Pendidikan dan kebudayaan bagai dua sisi mata uang, tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan karena pendidikan nasional berakar pada
kebudayaan Indonesia. Melalui pendidikan sebuah kebudayaan dapat diwariskan dan
dikembangkan menuju peradaban yang lebih maju.

Namun sayangnya, pendidikan di Indonesia hingga saat ini masih mengalami masalah yang
serius dan sulit dituntaskan. Beberapa permasalahan dalam pendidikan seperti : tidak
meratanya pendidikan, pendidikan lebih condong menggunakan nilai sebagai tolak ukur
kecerdasan siswa, kurangnya tenaga pengajar professional, faktor ekonomi lemah
menyebabkan anak-anak putus sekolah dan ikut bekerja, beasiswa yang belum tepat sasaran
karena nilai masih menjadi tolak ukur utama, dll.

Pemerintah perlu membenahi dan mengevaluasi kembali pendidikan di Indonesia, karena


pendidikan tidak hanya bicara soal pengetahuan dan kecerdasan akademik, namun juga ada
upaya membangun karakter dan nilai-nilai moral pada generasi. Pendidikan menjadi sebuah
proses pemanusiaan manusia (humanisasi). Oleh karenanya pendidikan menjadi sebuah
variabel yang sangat menarik untuk dikaji dari berbagai sudut pandang dan keilmuwan, salah
satunya adalah mengkaji pendidikan sebagai bagian dari budaya.

B. Perspektif Pendidikan

Objek sasaran dari pendidikan adalah manusia, makhluk yang sifatnya sangat kompleks,
menunjukkan luasnya aspek yang dibina oleh pendidikan. Oleh karena itu batasan pendidikan
dari para ahli sangat beraneka ragam, dan kandungannyapun berbeda. Perbedaan ini karena
perbedaan orientasi, konsep dasar, penekanan aspek, dan landasan filsafah. Contoh, Carter V.
Good mengatakan bahwa pendidikan itu adalah proses perkembangan kecakapan seseorang
dalam bentuk sikap dan perilaku yang berlaku di masyarakat. Pendidikan dipandang sebagai
sebuah proses social dimana seseorang dipengaruhi oleh lingkungannya (sekolah) sehingga ia
mencapai kecakapan social dan mengembangkan kepribadiannya. Adapun Freeman Buut
memaknai pendidikan sebagai sebuah kegiatan menerima dan memberikan pengetahuan
sehingga kebudayaan dapat diwariskan ke generasi berikutnya. Sedangkan Horton dan Hunt
menjelaskan bahwa pendidikan adalah mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan
pribadi dan bagi kepentingan masyarakat serta mempersiapkan anggota masyarakat untuk
mencari nafkah.

Dengan demikian, pendidiakn tidak hanya dipandang sebagai usaha pemberian informasi,
pengetahuan, dan keterampilan saja, namun juga mencakup usaha untuk mewujudkan
keinginan dan kebutuhan sehingga tercipta pola hidup pribadi dan social yang memuaskan.
Pendidikan bukan semata-mata untuk persiapan kehidupan di masa depan, namun untuk
menghadapi kehidupan saat ini, bagaimana dengan pendidikan seseorang menjadi semakin
dewasa.

Secara umum, pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan


mengembangkan potensi jasmani dan rohani sesuai nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
Pendidikan adalah suatu proses menaburkan benih-benih budaya dan peradaban manusia
dengan nilai-nilai yang berkembang di masyarakat.

C. Perspektif Kebudayaan

Kebudayaan adalah semua hasil cipta, karsa, dan karya dari masyarakat. Sama halnya dengan
pendidikan, kebudayaan juga bersifat kompleks, mencakup pengetahuan, filsafat, sastra,
kepercayaan, kesenian, nilai moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaaan lainnya yang
berkembang di masyarakat. Kebudayan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan bersifat
abstrak karena meliputi system pikiran, ide, dan gagasan manusia. Kebudayaan sebagai hasil
budi manusia tidak kaku, melainkan kreatif dan dinamis. Budaya bisa berubah atau
berkembang disebabkan oleh beberapa factor seperti : adanya penemuan baru, difusi
(pencampuran) budaya baru dan budaya lama, serta modifikasi budaya yang disesuaikan
dengan perkembangan zaman.

Karakterisktik kebudayaan bersifat universal, yaitu :


- Dapat dipelajari
- Ditanamkan
- Bersifat social, dimiliki bersama
- Bersifat gagasan
- Dapat memuaskan individu
- Bersifat integratif

Terdapat tiga wujud kebudayan, yaitu : wujud kompleks ide-ide, wujud kompleks aktivitas
kelakuan berpola, dan wujud benda-benda hasil karya manusia.
Beberapa fungsi dari budaya adalah : penerus keturunan dan pengasuhan anak,
pengembangan perekonomian, transmisi budaya, meningkatkan keimanan dan ketakwaan
kepada Tuhan, pengendalian sosial, dan sebagai sarana rekreasi.

D. Institusi Budaya
Dalam kehidupan nyata fungsi-fungsi budaya dikerjakan oleh berbagai institusi atau pranata
budaya. Institusi atau pranata adalah system aktivitas manusia yang terorganisir, sebuah
kelompok yang secara bersama-sama melakukan suatu aktivitas. Institusi dalam msyarakat
seperti : institusi kekerabatan (pelamaran, perkawinan, perceraian), institusi pendidikan
(pengasuhan anak, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi), institusi
ilmiah (penelitian ilmiah, jurnal ilmiah).

E. Hubungan Pendidikan dan Kebudayaan

Pendidikan dan kebudayaan memiliki hubungan yang sangat erat, saling berkesinambungan
dan saling mendukung karena pendidikan adalah bagian dari kebudayaan. Pendidikan
nasional berakar pada kebudayaan Indonesia. Pendidikan sebagai salah satu institusi budaya
berfungsi untuk mentransformasikan nilai budaya satu generasi ke generasi lainnya. Dengan
pendidikan kebudayaan dapat diwariskan dan diperbaharui, sebab salah satu cara menjaga
kebudayaan adalah melalui pengajaran. Jadi, pendidikan dapat berfungsi sebagai penyampai,
pelestari, sekaligus pengembang dari kebudayaan. Nilai budaya yang tinggi, yang baik,
pantas untuk dilestarikan. Adapun nilai budaya yang kurang baik harus dikurangi. Semuanya
ini dapat dilakukan melalui peranan pengajaran dalam institusi pendidikan.

Agar pendidikan menjadi pusat kebudayaan, maka :


- Mutu pendidikan harus ditingkatkan, baik dari segi tujuan, materi, metode, kemampuan
siswa, serta sarana dan prasarananya.
- Menciptakan masyarakat belajar, yakni siswa yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
dan tidak berhenti belajar sepanjang hayat.
- Pendidikan menjadi sarana pembentukan kebudayaan
- Sekolah berperan sebagai pewaris, pemelihara, dan pembaharu dari kebudayaan

F. Hubungan Pendidikan dengan Masyarakat

Hubungan pendidikan dengan masyarakat saling terkait dan saling ketergantungan. Untuk
mencapai kehidupan yang sempurna, masyarakat membutuhkan layanan pendidikan yang
baik dan ini bisa dipenuhi oleh lembaga pendidikan. Di lain pihak, untuk bisa terus eksis,
lembaga pendidikan membutuhkan masyarakat. Lembaga pendidikan butuh untuk diterima di
tengah-tengah masyarakat, mendapatkan aspirasi, simpati, kerjasama dan dukungan untuk
mensukseskan program pendidikan di sekolah.

G. Hubungan Kebudayaan dengan Masyarakat

Masyarakat adalah kumpulan manusia yang hidup dalam suatu daerah tertentu dalam waktu
yang cukup lama serta memiliki aturan yang mengatur mereka untuk menuju satu tujuan yang
sama. Jika manusia diibaratkan sumber mata air kebudayaan, maka masyarakat diibaratkan
sebuah danau besar yang di dalamnya terdapat sumber-sumber mata air kebudayaan yang
mengalir dan tertampung sehingga manusia dapat mengambil kebudayaan dari danau
kebudayaan tersebut. Jadi, hubungan antara masyarakat dan kebudayaan sangat erat.
Kebudayaan tidak mungkin timbul tanpa adanya masyarakat, karena kebudayaan adalah hasil
dari masyarakat (kumpulan manusia). Demikian juga ekssistensi masyarakat dapat terus
dijaga dengan adanya kebudayaan. Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
H. Pendidikan dan Perubahan Kebudayaan

Kebudayaan bersifat dinamis, selalu berubah karena elemennya secara perlahan mengalami
perubahan. Perubahan kebudayaan mencakup tiga proses utama, yaitu : - Originasi :
penemuan elemen baru dalam satu budaya
- Difusi : peminjaman elemen budaya baru dan budaya lain (pencampuran) -
Reinterpretasi : modifikasi elemen budaya yang ada untuk memenuhi tuntutan zaman.

Dalam hal ini pendidikan merupakan sebuah alat intelegen atas perubahan suatu budaya.
Warisan budaya yang akan diajarkan di sekolah telah melalui serangkaian pertimbangan
pemikiran, apakah harus dilestarikan? Masih cocok dengan perkembangan zaman? Sesuai
dengan kebutuhan generasi di saat ini? Apakah dapat mengantisipasi kebutuhan generasi di
masa depan? Dan sebagainya. Bisa jadi juga, sekolah menjadi sumber perubahan
kebudayaan. Ketika para siswa diberi kebebasan dalam berekspresi dan berkreasi serta
didekatkan dengan kemajuan teknologi, bisa jadi para siswa ini justru akan menjadi agen
perubahan masyarakat yang lebih melek teknologi.

I. Pandangan Antropolog Mengenai Pendidikan dan Kebudayaan

Menurut Montagu, sekolah seharusnya mengajarkan arti dari hubungan manusia, seni
berhubungan dengan manusia, bagaimana membuat anak menjadi saling mencintai satu sama
lain, mendorong peserta didik menilai dunia dengan lebih human dan kritis, menanamkan
nilai-nilai kesabaran, kerjasama, kedermawanan, dan kedamaian pikiran, dan berhenti
menanamkan nilai-nilai masyarakat industry yang lebih mengedepankan persaingan dan
kesuksesan materi.

Menurut W Lloyd Warner, pendidikan seharusnya menceriminkan kondisi-kondisi social


yang ada. Sekolah harus sejalan dengan lingkungan, sehingga tercipta generasi yang dapat
beradaptasi dengan lingkungan.

Anthony F.C berpendapat bahwa pendidikan melayani kebutuhan tiga jenis masyarakat, yaitu
masyarakat revolusioner, masyarakat konservatif, dan masyarakat reaksioner. Masyarakat
revolusioner seperti Cina dan Cuba berusaha merubah budaya secara keseluruhan, Pendidikan
menekankan moralitas, latihan intelektual, dan keterampilan teknis. Masyarakat konservatif
seperti Inggris dan Amerika, perhatian utama mereka memelihara dan memperbaiki tata
social yang telah mapan, maka intektek dan moralitas tidak menjadi utama. Yang utama
adalah keterampilan teknis. Adapun untuk masyarakat reaksioner seperti Portugal atau Afrika
Selatan berusaha menjawab tantangan dari gerakan revolusioner dengan cara
mempertahankan nilai-nilai tradisional dan moralitas sebagai focus system pendidikan dan
cenderung membatasi latihan intelektual.
A.K.C. Ottoway mengatakan bahwa pendidikan dapat menghasilkan perubahan-perubahan
dalam kebudayaan dan masyarakat hanya dibawah perintah penguasa. Partai yang berkuasa
mengarahkan pendidikan untuk berbuat demikian.

Koentjaraningrat mengatakan bahwa dalam masyarakat terdapat wujud ideal kebudayaan


yang mengatur, mengendalikan, dan member arah pada perbuatan manusia di masyarakat.
Wujud ideal ini berbentuk nilai, norma, hukum, dan peraturan-peraturan.

J. Penutup
Kecepatan perubahan sosial dalam masyarakat berbeda-beda. Perubahan pada masyarakat
yang terpencil berjalan lambat. Namun, jika transportasi dan komunikasi dibuka di darah
tersebut maka akan segera berkenalan dengan dunia modern, sehingga masyarakat akan
berkembang lebih cepat.

Ada aspek-aspek kebudayaan seperti adat istiadat yang disampaikan turun temurun dalam
bentuk aslinya, akan tetapi banyak pula adat kebiasaan yang mengalami perubahan dalam
masyarakat modern. Benda-benda materiil juga mengalami perubahan yang sangat cepat,
materiil yang jadul akan segera ditinggalkan untuk ditukar dengan barang yang lebih modern.
Adapun perubahan yang menyangkut agama, adat istiadat, nilai-nilai, norna-norma, bentuk
pemerintahan, dan falsafah hidup tergolong lebih sulit untuk dilakukan perubahan.

Pendidikan berfungsi untuk menyampaikan, meneruskan, dan mentrasmisi kebudayaan


kepada generasi muda. Sekolah juga turut mendidik generasi muda agar dapat beradaptasi
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini sekolah merupakan
agent of change, memiliki fungsi transformatif. Dalam kemajuan teknologi, sekolah berperan
untuk membawa perubahan-perubahan sosial. Namun dalam hal norma-norma sosial seperti
struktur keluarga, agama, flsafat bangsa, sekolah cenderng mempertahankan yang lama dan
mencegah terjadinya perubahan yang dapat mengancam keutuhan bangsa. Pemerintah akan
mengadakan perubahan yang diinginkan demi kesejahteraan rakyat dan keselamatan bangsa
dan negara. Perubahan tersebut antara lain tercermin pada perubahan dan pembaharuan
kurikulum serta sistem pendidikan.

Bahan diskusi :

1. Manakah pernyataan yang benar, pendidikan menyebabkan perubahan pada kebudayaan,


atau kebudayaan menyebabkan perubahan pada pendidikan? Jelaskan pendapat Anda! 2.
Diantara ketiga jenis masyarakat menurut pendapat Anthony F.C. Wallace, termasuk
jenis masyarakat yang manakah masyarakat Indonesia? Jelaskan pendapat Anda
berdasarkan indikatornya!

Anda mungkin juga menyukai