Stabilitas kapal dapat dibagi dalam stabilitas statis dan stabilitas dinamis.
Untuk stabilitas dinamis diperuntukkan bagi kapal yang sedang oleng atau
mengangguk (sedang berlayar). Stabilitas statis diperuntukkan bagi kapal
dalam keadaan diam dan terdiri dari stabilitas melintang dan membujur.
Stabilitas melintang adalah kemampuan kapal untuk tegak sewaktu
mengalami senget dalam arah melintang yang disebabkan oleh adanya
pengaruh luar yang bekerja padanya, sedangkan stabilitas membujur adalah
kemampuan kapal untuk kembali ke kedudukan semula setelah mengalami
senget dalam arah yang membujur oleh adanya pengaruh luar yang bekerja
padanya. Stabilitas melintang kapal dapat dibagi menjadi sudut senget kecil
(0o-15o) dan sudut senget besar (>15o). Akan tetapi untuk stabilitas awal
pada umumnya diperhitungkan hanya hingga 15o dan pada pembahasan
stabilitas melintang saja. Sedangkan stabilitas dinamis diperuntukkan bagi
kapal-kapal yang sedang oleng atau mengangguk ataupun saat menyenget
besar. Pada umumnya kapal hanya menyenget kecil saja, jadi senget yang
besar, misalnya melebihi 20o bukanlah hal yang biasa dialami. Senget-senget
besar ini disebabkan oleh beberapa keadaan umpamanya badai atau oleng
besar ataupun gaya dari dalam antara lain GM yang negatif. Dalam teori
stabilitas dikenal juga istilah stabilitas awal yaitu stabilitas kapal pada senget
kecil (antara 0–15 derajad).
T itik – titik S ta b ilitas
Menurut Hind (1967), titik-titik penting dalam stabilitas antara lain adalah titik
berat (G), titik apung (B) dan titik M.
a . T itik B e ra t (G )
Titik berat sebuah kapal adalah pusat dari segala gaya berat yang bekerja
vertikal ke arah bawah (pusat dari gaya berat kapal dan muatannya). Letak
titik tangkap (G) tidak berubah jika tidak ada perubahan atau penggeseran
muatan. Pada sebuah kapal yang berada pada keadaan tegak, maka letaknya
titik G ini berada pada sebuah penampang bidang yang dibentuk oleh bidang
ini. Oleh karena itu bidang ini disebut bidang simetris. Untuk mengetahui letak
bidang simetris dari titik G ini sangatlah sukar, akan tetapi kalau sekedar ingin
mengetahui jaraknya atau tingginya terhadap lunas adalah mudah. Caranya
ialah dengan meninjau semua pembagian bobot-bobot yang berada diatas
kapal terhadap lunas tersebut. Makin banyak bobot yang letaknya dibagian
atas, semakin tinggilah letak titik G-nya terhadap lunas dan sebaliknya.
Titik berat kapal (Center of gravity/COG) adalah sebuah titik di kapal yang
merupakan titik tangkap dari resultante semua gaya berat yang bekerja di
kapal itu dan dipengaruhi oleh konstruksi kapal. Arah bekerjanya gaya berat
kapal tersebut adalah tegak lurus ke bawah. Selanjutnya letak / kedudukan
titik berat kapal dari suatu kapal yang tegak terletak pada bidang simetris
kapal yaitu bidang yang dibuat melalui linggi depan linggi belakang dan lunas
kapal. Sifat dari letak / kedudukan titik berat kapal akan tetap bila tidak
terdapat penambahan, pengurangan, atau penggeseran bobot di atas kapal
dan akan berpindah tempatnya bila terdapat penambahan, pengurangan atau
penggeseran bobot di kapal itu dengan ketentuan sebagai berikut :
Bila ada penambahan bobot, maka titik berat kapal akan berpindah ke arah /
searah dan sejajar dengan titik berat bobot yang dimuat.
Bila ada pengurangan bobot, maka titik berat kapal akan berpindah ke arah
yang berlawanan dan titik berat bobot yang dibongkar.
Bila ada penggeseran bobot, maka titik berat sebuah kapal akan berpindah
searah dan sejajar dengan titik berat dari bobot yang digeserkan.
b . T itik A p u n g (B )
Titik Apung sebuah kapal adalah sebuah titik di kapal yang merupakan titik
tangkap resultan semua gaya apung/tekan ke atas air yang bekerja pada
bagian kapal yang terbenam di dalam air sehingga kapal mengapung.
Kedudukan titik apung ini berhimpit dengan titik berat bagian kapal yang
terbenam dalam air. Titik tangkap B ini bukanlah merupakan suatu titik yang
tetap, akan tetapi akan berpindah-pindah oleh adanya perubahan sarat atau
senget (miring). Kalau untuk G dipergunakan satuan berat, sedangkan untuk B
digunakan satuan volume. Dari bagian-bagian (volume) air yang menekan
pada tubuh kapal yang berada didalam air. Posisi B berubah jika kapal oleng
sehingga dalam pelayaran melalui lautan yang bergelombang, posisi B akan
berubah-ubah sebagai berikut :
Jika kapal dalam keadaan seimbang, maka B berada pada garis tengah
kapal (centerline), demikian juga dengan G. Dalam hal ini B berada
vertikal dengan G.
Jika kapal mengapung naik turun, maka B naik turun mengikuti naik
turunnya kapal, menjauhi atau mendekati G pada suatu garis yang tegak
lurus pada garis permukaan air.
Dalam stabilitas kapal, titik B inilah yang menyebabkan kapal mampu untuk
tegak kembali setelah kapal mengalami kemiringan. Letak titik B tergantung
dari besarnya kemiringan yang terjadi pada kapal (bila terjadi perubahan sudut
kemiringan, maka letak titik B akan berpindah juga). Bila kapal menyenget titik
B akan berpindah kesisi yang rendah. Titik B inilah yang menyebabkan kapal
mampu untuk tegak kembali setelah mengalami senget.
Saat kapal bergerak dengan posisi tegak (tidak ada pengaruh gaya luar) maka
titik tekan kapal (B) dan titik berat kapal (G) berada pada satu garis vertikal.
Sedangkan jika kapal mendapat pengaruh gaya luar, maka titik tekan akan
berpindah dari B ke B’ yang mengakibatkan gaya berat dan gaya apung akan
membentuk kopel sebesar sudut Ө. kopel inilah yang akan menghasilkan
momen oleng (helling moment) dan momen bending (righting moment).
Helling moment adalah momen yang bekerja untuk memiringkan kapal,
sedangkan righting momen adalah momen yang mengembalikan kapal ke
posisi atau kedudukan semula.
c . T itik M e ta c e n tru m (M )
Titik Metacentrum kapal adalah titik potong antara garis yang tegak lurus yang
ditarik dari titik apung (B) terletak vertikal diatas B dari sebuah kapal yang
miring/menyenget paling banyak 150 dengan bidang tengah kapal. Meta
berarti berubah-ubah, jadi metacentrum dapat pula diartikan sebagai titik pusat
yang selalu berubah-ubah tempatnya. Perubahan titik metacentrum
tergantung dari besarnya sudut miring (senget). Makin besar sengetnya,
perpindahan titik M makin jauh pula. Jika kapal oleng, posisi M berubah, tapi M
selalu berada pada garis tengah kapal (centerline). Titik M selalu pada garis
tengah kapal yang berada di dalam tubuh kapal. Tapi untuk olengan besar,
kemungkinan M keluar dari dalam tubuh kapal, tapi tetap berada pada garis
tengah kapal.
Titik Metasentrum sebuah kapal adalah sebuah titik di kapal yang merupakan
titik putus yang busur ayunannya adalah lintasan yang dilalui oleh titik tekan
kapal. Titik Metasentrum sebuah kapal dengan sudut-sudut senget kecil
terletak pada perpotomgam garis sumbu dan arah garis gaya tekan ke atas
sewaktu kapal menyenget. Sifat dari letak/ kedudukan titik metasentrum untuk
sudut-sudut senget kecil kedudukan metasentrum dianggap tetap, sekalipun
sebenarnya kedudukan titik itu berubah-ubah sesuai dengan arah dan
besarnya sudut senget. Oleh karena itu, perubahan letak yang sangat kecil,
maka dianggap tetap. Dengan berpindahnya kedudukan titik tekan sebuah
kapal sebagai akibat menyengetnya kapal tersebut akan membawa akibat
berubah-ubahnya kemampuan kapal untuk menegak kembali. Besar kecilnya
kemampuan sesuatu kapal untuk menegak kembali merupakan ukuran besar
kecilnya stabilitas kapal itu. Jadi dengan berpindah-pindahnya kedudukan titik
tekan sebuah kapal sebagai akibat dari menyengetnya kapal tersebut akan
membawa akibat pada stabilitas kapal tersebut berubah-ubah dalam setiap
waktu.
Stabilitas kapal dapat dibagi atas beberapa macam yaitu stabilitas positif (stabil),
stabilitas negatif (Unstable Equilibrum), dan stabilitas netral (Netral Equilibrum).
Ditinjau dari keseimbangan kapal, letak titik G dan titik M memegang peranan penting
yaitu :
Jika G berada di sebelah bawah M, diperoleh keseimbangan yang stabil (stable
equilibrum).
Jika G bertindihan dengan M, diperoleh keseimbangan yang netral (neutral
equilibrum).
Jika G berada di sebelah atas M, diperoleh keseimbangan yang labil/tidak stabil
(labilelunstable equilibrum).
Jika kapal mulai oleng, misalnya oleng ke kanan maka B berpindah meninggalkan
centerline kapal. Dalam hal ini G tidak berubah (G hanya berubah disebabkan oleh
perubahan/perpindahan berat, dan tidak berubah disebabkan olengan kapal),
sedangkan mengenai kedudukan M, untuk olengan kecil dapat di anggap tidak
berubah.
G am bar. S tabilitas P ositif
Jika telah terjadi GM yang negatif, maka satu-satunya jalan untuk menghilangkannya
ialah dengan cara menambah berat dibagian bawah atau mengurangi berat dibagian
sehingga G bergerak turun kebawah sampai berada di bawah M. Jika misalnya GM
negatif dan kapal oleng kesebelah kanan, maka sekali-kali jangan lakukan
pemindahan muatan dari bagian kanan ke bagian kiri, karena yang demikian akan
mengakibatkan kapal kembali nergerak ke kiri.
G a m b a r. S ta bilita s N e tra l