NIM : 031458844
Soal
JAWABAN :
1. Rencana strategik adalah implementasi agar strategi menjadi rencana tindakan nyata. Rencana
strategik adalah hasil dari proses perencanaan strategik yang akan diuraikan ini.
PERENCANAAN STRATEGIK
Telah disinggung bahwa rencana strategik adalah turunan dari strategi yang dibuat oleh
korporat, maka perencanaan strategik merupakan proses untuk menentukan bagaimana
menerapkan strategi.
Perencanaan strategik menjadi sesuatu yang penting bagi perusahaan. Perencanaan strategik
akan menggambarkan bagaimana perusahaan dapat mencapai tujuan. Karena pentingnya
rencana strategik , maka rencana strategik harus disusun dengan penuh ketelitian dan analisis
yang matang dari setiap manager. Untuk dapat menyusun rencana strategik ,perlu adanya
rencana strategi perusahaan yang tersampaikan kepada setiap elemen perusahaan secara jelas
dan tidak menimbulkan persepsi yang berbeda diantara pihak internal yang berkepentingan.
Meskipun penyusunan rencana strategik bukan sesuatu yang mudah, rencana strategik sangat
bermanfaat bagi perusahaan. Rencana strategik dapat dimanfaatkan sebagai kerangka kerja
untuk menyusun anggaran. Sulitnya penyusunan rencana strategik, dapat meningkatkan
kemampuan manager dalam menganalisis dan mengambil kebijakan untuk jangka panjang.
Sekalipun itu, dengan bantuan rencana strategik, segala kegiatan yang diselenggarakan oleh
setiap unit dapat selaras dengan strategi perusahaan
Penyusunan rencana strategik yang tidak terkendali dengan baik dapat menimbulkan
permasalahan. Pada suatu waktu, perencanaan strategik mungkin hanya akan menjadi sebuah
kegiatan formalitas untuk mengisi isian formulir rencana strategik tanpa mengetahui manfaat
sesungguhnya. Dalam kondisi tersebut, sedangkan perusahaan membutuhkan rencana
strategik , maka perusahaan bukan tidak mungkin akan membentuk unit khusus yang bertugas
untuk membuat rencana strategik. Jika hal tersebut dilakukan, sedangkan yang paham dengan
kondisi sesungguhnya disetiap unit adalah manager unit, maka rencana strategik yang dihasilkan
juga tidak akan optimal dan proses pembelajaran bagi manager akan terhenti.
Ada beberapa tahap yang harus dilaksanakan dalam proses penyusunan rencana strategik agar
diperoleh hasil yang optimal. Proses perencanaan strategik melibatkan beberapa tahap
kegiatan, yaitu :
1) Meninjau dan memperbarui rencana strategik
2) Memutuskan asumsi dan pedoman
3) Iterasi pertama dari rencana strategik baru
4) Analisis
5) Iterasi kedua dari rencana strategik baru
6) Meninjau dan menyetujui.
Sehingga kesimpulan dari penjelasan diatas bisa dijelaskan bahwa hubungan antara
perencanaan strategik dengan anggaran ialah setiap rencana strategik yang tersusun
membutuhkan sumber daya dalam pelaksanaannya. Perusahaan perlu mengalokasikan setiap
sumber daya yang dimiliki untuk menunjang pelaksanaan rencana strategik. Alokasi yang
dibuat harus terencana dengan baik dalam bentuk anggaran.
Bank menjadi media utama masyarakat melakukan berbagai transaksi, apalagi bank
menawarkan sistem kredit yang diminati masyarakat. Walaupun sudah tersohor,
persaingannya sangat ketat sehingga diperlukan rencana strategis sehingga branding tepat.
Sejatinya recana tersebut disusun berdasarkan visi bank, yaitu melayani masyarakat sepenuh
hati tanpa membedakan kalangan bawah maupun kalangan atas.
Selain itu mengedepankan peraturan dibuat bank berdasarkan fungsi bank, dengan begitu
tidak ada pihak yang dirugikan. Dengan begitu nama baik bank terjaga dan solusi menangani
masalah.
2. Untuk membantu proses perencanaan strategik, perusahaan dapat menggunakan alat banru
yang komprehensif dalam penyusunan rencana strategik karena mempertimbangkan
permasalahan sumber daya manusia, modal, sistem informasi yang terintegrasi, unit unit bisnis
dan tim manajemen yaitu balanced scorecard .
Balance scorecard memuat 4 perpekstif yang saling berhubungan yaitu perspektif keuangan,
pelanggan, proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Balanced scorecard sebagai alat bantu managerial dalam membuat perencanaan sangat penting
karena lingkungan bisnis sangat dinamis. Sistem manajemen yang diterapkan mungkin kurang
tepat dalam menghadapi lingkungan bisnis sehingga diperlukan alat bantu yang dapat
menyelaraskan sistem managemen. Balanced score juga dapat dimanfaatkan untuk mengurangi
atau bahkan menghapus gap antara perumusan strategi, perencanaan strategik, dan penilaian
kerja.
Penerapan balanced scorecard sebagai alat bantu perencanaan strategik tidak dapat
dilaksanakan dengan mudah jika pihak manajemen masih beranggapan perencanaan
konvensional sudah dapat memenuhi kebutuhan dan penggunaan balanced scored tidak
sebanding antara usaha dan hasil.
Balanced scored merupakan salah satu alat yang sangat berguna dalam penyusunan rencana
strategik. Penggunaan balanced scored dalam perencanaan strategik masih belum banyak
dimanfaatkan atau belum maksimal. Ada beberapa keunggulan yang sebenarnya dapat
dirasakan oleh unit bisnis dengan menerapkan balanced scored dalam penyusunan rencana
strategik yaitu :
a) Sasaran strategik yang diperoleh akan lebih lengkap, berhubungan, dapat diukur dan
berimbang
b) Scorecard perusahaan dapat secara langsung tersusun,sekaligus menjadi titik awal
pengelolaan kerja
c) Memungkinkan penerapan open book management
Balanced Scorecard nemaksa setiap elemen dalam setiap perusahaan untuk berfikir bahwa
setiap perusahaan bahkan unit bisnis dapat mengelola setiap kegiatan yang dapat diukur
sehingga dapat tercapainya tujuan. Balanced scorecard mengharuskan setiap elemen untuk
terbiasa membangun hubungan sebab-akibat antara ukuran hasil dan pemicu kinerja. Karena
ukuran hasil menjadi barometer ketercapaian sasaran sedangkan ukuran pemicu kinerja menjadi
barometer keberhasilan inisiatif strategik, maka hubungan sebab-akibat antara sasaran strategik
dengan insiatif strategik diperkuat melalui dua macam pengukuran tersebut.
Contohnya :
PT. Multi Kharisma Perkasa adalah perusahaan yang bergerak pada bidang distribusi produk-
produk NDT (Non Destructive Testing). NDT adalah sebuah rangkaian aktivitas yang digunakan
untuk melakukan pengecekan pada material tanpa harus merusak dengan metode-metode
tertentu. PT. Multi Kharisma Perkasa atau yang biasa disingkat MKP, telah bergelut di bidang
usaha ini sejak tahun 1996. Produk unggulan yang dimiliki MKP adalah Krautkrammer dan
memegang status agen tunggal untuk produk tersebut. Namun sejak Krautkrammer diakuisisi
oleh GE di tahun 2004, MKP kehilangan statusnya sebagai agen tunggal Krautkrammer di
Indonesia. Agar bisnis tetap berjalan, MKP bekerjama dengan Sonatest Ltd dari UK dan berhasil
menyandang status agen tunggal Sonatest untuk wilayah Indonesia. Namun kerjasama tersebut
tidak memberikan keuntungan yang optimal karena pelanggan masih belum tahu akan produk-
produk dari Sonatest Ltd. Oleh karena itu di tahun-tahun awal setelah kehilangan keagenan
Krautkrammer, MKP bekerja keras dalam melakukan promosi produk-produk Sonatest. Faktanya,
setelah promosi dilakukan terus menerus, tidak memberikan kenaikan keuntungan pada
perusahaan. Bahkan cenderung mengalami penurunan kinerja sejak tahun 2008 hingga 2013.
Setelah ditelusuri, ternyata sistem pengukuran kinerja di MKP masih menggunakan sistem yang
tradisional, yaitu pengkuran hanya pada aspek finansialnya saja. Aspek finansial saja tidak efektif
untuk mengukur kinerja perusahaan karena masih ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan
untuk mendukung bisnis. Oleh karena itu akan digunakan balanced scorecard (bsc) yang pertama
kali diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton di tahun 1992. Pada bsc ini akan diukur kinerja
perusahaan dari 4 perspektif, yaitu perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif proses
bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Keempat perspektif ini masing-
masing memiliki sasaran, ukuran, target dan inisiatif yang akan dianalisa. Hasil analisa
menunjukkan bahwa keempat perspektif tersebut saling terkait dan memberikan kontribusi satu
sama lain. Berdasarkan hasil scorecard, masih banyak aspek-aspek yang harus diperbaiki karena
implementasi terhadap strategi yang dimiliki MKP masih belum dilakukan dengan optimal. Aspek
yang paling mendasar untuk dilakukan perubahan dan perbaikan adalah melalui perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran, yaitu dari sisi pengembangan kompetensi dan produktivitas
pegawai.
Contohnya :