GOVERNOR
Oleh:
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir
Pratikum Fenomena Dasar, khususnya modul ”Governor” tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa praktikum dapat terlaksana dengan baik atas
kontribusi berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan dan lindungan-Nya.
2. Orang tua yang telah memberikan dorongan moril dan materil dalam
proses pembuatan laporan akhir ini.
3. Bapak Feblil Huda, S.T., M.T., P.hD selaku dosen pengampu praktikum
fenomena dasar khususnya dibidang kontruksi.
4. Asisten praktikum fenomena dasar bidang kontruksi yang telah
membimbing dan memberikan arahan dalam proses pembuatan laporan
ini.
5. Teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan laporan akhir
pratikum fenomena dasar, khususnya governor.
Penulis telah berusaha menyusun laporan ini dengan sebaik-baiknya.
Namun, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan praktikum ini masih
banyak kekurangan baik dari materi maupun teknik penyusunannya, oleh karena itu
saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan penyusunan laporan berikutnya. Akhir kata penulis mengucapkan
banyak terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Governor............................................................................................. 3
Gambar 2. 2 Gaya Sentrifugal ................................................................................. 5
Gambar 2. 3 Gaya Sentripental ............................................................................... 6
Gambar 2. 4 Gaya Tangensial ................................................................................. 6
Gambar 2. 5 Dimensi Governor Porter................................................................... 7
Gambar 2. 6 Governor Porter ................................................................................. 7
Gambar 2. 7 Governor Proell.................................................................................. 8
Gambar 2. 8 Governor Hartnell .............................................................................. 9
Gambar 2. 9 Mesin Diesel ..................................................................................... 10
Gambar 2. 10 Electro Hydraulic Speed Control ................................................... 11
Gambar 2. 11 Mesin Genset .................................................................................. 12
Gambar 3. 1 Alat Uji Governor…………………………………………………..13
Gambar 3. 2 Motor ................................................................................................ 13
Gambar 3. 3 Slide Regulator ................................................................................. 14
Gambar 3. 4 Tachometer ....................................................................................... 14
Gambar 3. 5 Flyball .............................................................................................. 14
Gambar 3. 6 Penggaris .......................................................................................... 15
Gambar 3. 7 Kunci Pas.......................................................................................... 15
Gambar 3. 8 Neraca............................................................................................... 15
Gambar 3. 9 Jangka ............................................................................................... 16
Gambar 3. 10 Rangkaian Motor dengan Slide Regulator ..................................... 16
Gambar 3. 11 Ukur Massa Flyball ........................................................................ 16
Gambar 3. 12 Atur Tegangan yang Masuk ke Motor ........................................... 17
Gambar 3. 13 Ukur Kecepatan Putaran dengan Tachometer ................................ 17
Gambar 3. 14 Ukur Pemedekan Pegas Dengan Jangka ........................................ 17
Gambar 3. 15 Ukur Jarak Jangka Menggunakan Penggaris ................................. 18
Gambar 3. 16 Variasikan Massa Flyball ............................................................... 18
Gambar 4. 1 Grafik Pemendekan Pegas vs Massa ................................................ 24
Gambar 4. 2 Grafik Kecepatan Putar vs Massa .................................................... 25
Gambar 4. 3 Grafik Kecepatan Putar vs Rata-Rata Pemendekan Pegas ............... 26
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR NOTASI
v
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Zaman dahulu governor sudah digunakan untuk mengatur jarak dan tekanan
antara millstones di kincir sejak 1700-an. Pada mulanya mesin uap sangat murni
bergerak bolak-balik dan telah digunakan untuk memompa air. Sampai seorang
engineer dari Skotlandia, bernama James Watt memperkenalkan mesin uap berotasi
untuk menggerakkan mesin di pabrik, dan pengoperasiannya konstan dengan
menggunakan pendulum yang akhirnya disebut governor.
Governor atau pengontrol merupakan alat yang digunakan untuk mengukur dan
meregulasi kecepatan dari mesin. Governor sebagai alat pengontrol kecepatan
mesin sangat penting terutama dibidang industri.
Karena governor ini penting, maka dianggap perlu untuk memahami prinsip
kerja dari governor dengan melakukan percobaan praktikum dengan skala
laboratorium baik dari berdasarkan cara kerjanya mauun sesuai dengan
konstruksinya. Sehingga dapat mengetahui kestabilan putaran mesin dalam kondisi
beban yang bervariasi atau berubah-ubah.
1. 2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum governor ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui karakteristik pengatur (governor) dengan membuat grafik yang
menyatakan hubungan antara kecepatan poros dengan posisi sleeve untuk
berbagai beban.
2. Menentukan daerah stabil dan tidak stabil dari governor.
3. Menentukan gaya sentrifugal yang ditimbulkan dengan gaya tekan pada
pegas flyball.
4. Menerapkan konsep penguraian gaya truss dan frame pada kontruksi
governor.
1
2
1. 3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum governor ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui karakteristik pengatur (governor) dengan membuat
grafik yang menyatakan hubungan antara kecepatan poros dengan posisi
sleeve untuk berbagai beban.
2. Dapat menentukan daerah stabil dan tidak stabil dari governor.
3. Dapat menentukan gaya sentrifugal yang ditimbulkan dengan gaya tekan
pada pegas flyball.
4. Dapat menerapkan konsep penguraian gaya truss dan frame pada kontruksi
governor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Definisi Governor
Governor adalah merupakan suatu alat pengatur kecepatan putaran pada mesin
penggerak mula. Fungsi dari governor adalah mengatur kecepatan putaran poros
keluaran pada mesin penggerak mula yang di pasang alat pengatur ini. Sehingga
bisa diperoleh kecepatan putaran poros keluaran yang stabil, meskipun beban yang
di tanggung oleh mesin tersebut bervariasi dan berubah-ubah.
Governor bekerja berdasarkan perubahan besarnya gaya sentrifugal yang
terjadi karena adanya perubahan kecepatan putaran poros. Tanggapan dari governor
ini di teruskan ke suatu sistem lain yang mempengaruhi besarnya kecepatan putaran
dari mesin-mesin penggerak mula.
Gambar 2. 1 Governor
Dimana :
𝐹𝑠 = gaya sentrifugal (N)
3
4
𝐹 = 𝑚. 𝑣 2 /𝑅……………….……. (2.2)
Dimana :
𝐹 = gaya sentrifugal (N)
m = massa (kg)
v = kecepatan (m/s)
R = jari-jari (m)
2. Gaya Sentripental
Gaya sentripental yaitu gaya yang diperlukan agar benda dapat tetap
bisa bergerak melingkar. Jika arah gaya sentrifugal mengarah keluar maka
arah gaya sentripental mengarah ke dalan lingkaran.
Dimana :
𝐹 = gaya sentripental (N)
6
m = massa (kg)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
R = jari-jari (m)
3. Gaya Tangensial
Gaya tangensial yaitu gaya dalam yang bekerja sejajar dengan
bidang penampang potong atau tegak lurus terhadap sumbu batang.
𝐹𝑡 = 𝑇/ 𝑑𝑝 /2 …………….……. (2.4)
2. 4 Jenis-Jenis Governor
Adapun jenis-jenis governor yang umumnya sering digunakan adalah sebagai
berikut :
7
1. Governor Porter
Pada governor jenis ini ketika poros berputar maka sleeve akan naik
ke atas dan kedua beban akan meregang dengan dorongan dari sleeve yang
dihubungkan melalui link.
𝑊
(1+𝑘)+𝑤
2
ω= ..………………….. (2.5)
𝑤
8
Dimana :
ω = kecepatan putar (rad/s)
W = gaya berat rangka pengatur (N)
𝑤 = gaya berat bandul (N)
g = percepatan gravitasi (m/𝑠 2 )
h = jarak pemberat dari titik perputaran atas (m)
𝑘 = tan 𝛽 / tan 𝛼
2. Governor Proell
Governor jenis ini ketika poros berputar maka sleeve akan naik ke
atas dan kedua beban akan meregang menjadi tegak lurus terhadap link
penghubung. Pengatur proell ini bandulnya dikaitkan ke batang bagian
bawah, yang ditambah dengan pengaruh gaya berat bandul, gaya ke atas
pada rangka pengatur governor proell lebih besar dibandingkan gaya ke
atas pada pengatur porter.
3. Governor Hartnell
Governor jenis ini ketika poros berputar maka beban yang ditumpu
oleh pegas akan turun ke bawah dan kedua beban di samping akan
menyeimbangkan proses tersebut agar putaran yang terjadi tetap stabil.
Pengatur ini memakai pegas untuk menahan gerakkan ke atas, sehingga
dibutuhkan kecepatan putar yang lebih besar untuk mengangkat rangka
pengatur. Adaoun bentuk dari pengatur atau governor hartnell ini adalah
sebagai berikut :
9
2. 5 Karakteristik Governor
Menurut (Suprasetvo, 1996), karakteristik pada governor yang sangat
berpengaruh dalam derajat pengendalian governor adalah sebagai berikut :
1. Penurunan Kecepatan
Penurunan kecepatan merupakan berkurangnya kecepatan mesin
dari tanpa beban ke beban penuh yang dinyatakan dalam putaran/menit atau
sebagai presentase dari kecepatan normal atau rata-rata.
2. Pengaturan Isokhorik
Pengaturan isokhrorik ini bertujuan untuk mempertahankan
kecepatan mesin agar benar benar konstan pada segala beban, sehingga
penurunan kecepatannya bernilai nol. Hal ini dapat terjadi dengan
memanfaatkan compensation system (daspot).
3. Kepekaan (Sensitifity)
Kepekaan adalah perubahan kecepatan yang diperlukan sebelum
governor melakukan gerakan pengaturan dari bahan bakar. Hal ini biasanya
dinyatakan dalam persentase kecepatan normal mesin.
4. Stabilitas
Stabilitas adalah kemampuan governor untuk menahan dan
memegang kedudukan tertentu untuk setiap kecepatan input yang diberikan
untuk mengembalikan pada kedudukan kesetimbangan setelah digeser dari
posisi semula.
10
5. Ayunan (hunting)
Stabilitas adalah kemampuan governor untuk menahan dan
memegang kedudukan tertentu untuk setiap kecepatan input yang diberikan
qan untuk mengembalikan pada kedudukan kesetimbangan setelah diqeser
dari posisi semula.
6. Daya
Daya yang diperlukan untuk menggerakkan sincronizer sistem yang
mengatur banyaknya aliran bahan bakar harus mencukupi. Untuk
mengatasi hal ini maka pada governor mekanis dapat ditingkatkan dayanya
dengan meningkatkan gaya sentrifugal, sedangkan untuk governor hidrolis
dapat dengan mudah ditingkatkan dengan menambah tekanan minyak pada
power piston sistem.
7. Ketangkasan
Ketangkasan merupakan kecepatan aksi pengatur. Biasanya
dinyatakan sebagai waktu dalam detik yang diperlukan Governor untuk
menggerakkan kendali bahan bakar dari kedudukan tanpa batasan bahan
sampai beban penuh.
2. Motor
Motor berfungi untuk mengubah tegangan konstan dari catu daya listrik
AC menjadi tegangan untuk mengontrol torsi motor dan kecepatan motor
untuk menggerakkan beban peralatan mekanis. Pada percobaan ini
digunakan sebagai sumber penggerak pada alat uji governor.
Gambar 3. 2 Motor
13
14
3. Slide Regulator
Slide regulator digunakan untuk mengatur tegangan arus yang masuk ke
motor.
4. Tachometer
Tachometer digunakan mengukur kecepatan putaran motor.
Gambar 3. 4 Tachometer
5. Flyball
Flyball digunakan sebagai pemberi massa atau beban pada alat uji
governor.
Gambar 3. 5 Flyball
15
6. Penggaris
Penggaris digunakan sebagai alat ukur pada uji governor.
Gambar 3. 6 Penggaris
7. Kunci Pas
Kunci pas sebagai alat untuk mengencangkan flyball pada alat uji governor.
Gambar 3. 8 Neraca
16
9. Jangka
Jangka digunakan untuk mengukur pemendekan pegas pada alat uji
governor.
Gambar 3. 9 Jangka
3. 2 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan pada praktikum governor adalah sebagai berikut :
1. Hubungkan rangkaian motor pada alat uji governor dengan slide regulator.
4. 1 Data Pengujian
Pengujian governor dilakukan dengan memvariasikan massa flayball dimana
tegangan motor yang diatur dengan slide regulator sebesar 125 V dan 150 V.
Parameter yang diukur yaitu berupa kecepatan putaran poros (rpm) yang diukur
dengan tachometer dan pemendekan pegas yang diukur dengan penjepit dan
penggaris. Adapun data yang diperoleh yaitu sebagai berikut :
4. 2 Pengolahan Data
4.2.1 Pada Massa 0 kg
1. Rata- Rata Pemendekan Pegas (∆𝑋)
𝑃𝑒𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑠 𝑑𝑖 125 𝑉 + 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑠 𝑑𝑖 150 𝑉
∆𝑋 =
2
35 𝑚𝑚 + 35 𝑚𝑚
∆𝑋 = = 35 𝑚𝑚
2
2. Gaya (𝐹)
𝐹 = 𝑚 ×𝑔
𝐹 = 0 𝑘𝑔 × 9,81 𝑚⁄𝑠 2 = 0 𝑁
19
20
2. 85,5 4,018 0,047 71,2 71,2 0,281 0,281 36,895 37,366 156,446 160,466
3. 92,5 5,376 0,058 71,9 72 0,276 0,279 37,094 37,397 208,112 213,825
4. 3 Analisa Data
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa, pengujian yang dilakukan
dengan memberikan 2 buah tegangan yang berbeda sebesar 125 V dan 150 V.
Massa yang bervariasi sangat mempengaruhi berbagai hal yang dihasilkan dalam
pengujian governor ini. Semua itu dapat dilihat jelas pada hasil pengolahan data
diatas dan dari grafik yang dipaparkan berikut :
1. Grafik Pemendekan Pegas vs Massa
80
85 92
70
60
50 35
Tegangan 125 V
40
30 Tegangan 150 V
20 35
10
0
0 0,409 0,548
Massa (kg)
dhasilkan. Massa yang bervariasi lah yang menjadi tolak ukur yang
signifikan dari pemendekan pegas yang dihasilkan. Disini terlihat bahwa
beban yang diberikan sebanding dengan pemendekan pegas yang
dihasilkan. Yaitu, semakin besar beban maka pemendekan pegas yang
dihasilkan besar pula kenaikan tinggi sleeve, menyebabkan jarak antara
flyball ke sumbu poros utama semakin jauh, karena pertambahan tinggi
sleeve diiringi oleh perubahan sudut pada lengan governor.
2. Grafik Kecepatan Putar vs Massa
37,6 37,397
37,366
37,4
37,2 37,065 37,094
37 36,895 Tegangan 125 V
36,8 Tegangan 150 V
36,6
36,4
0 0,409 0,548
Massa (kg)
37,6 37,397
37,366
37,4
37,2 37,065 37,094 Tegangan 125 V
37 36,895 Tegangan 150 V
36,8
36,6
36,4
35 85,5 92,5
Rata-Rata pemendekan (mm)
Namun pada pengujiannya hal ini tidak terjadi, karena nilai putaran
poros yang ditunjukkan oleh tachometer saat rata pemendekan pegasnya
sebesar 85,5 mm justru lebih kecil dibandingkan saat pemendekan
pegasnya sebesar 92,5 mm. Dimana hal ini juga mempengaruhi nilai dari
pada kecepatan putar yang diperoleh.
BAB V
PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum governor, dapat diambil kesimpulan yaitu
sebagai berikut :
1. Pada praktikum governor ini diantara tengangan yang berbeda, memiliki
daerah yang agak stabil pada tegangan yang diberikan sebesar 150 V.
Dimana, nilai kecepatan putaran poros yang cukup stabil atau nilainya tidak
terlalu jauh dibandingkan saat tegangan 125 V di setiap massa bervariasi
yang diberikan, terhadap pemendekan pegas.
2. Gaya sentifugal berpengaruh dalam proses kerja governor. Semakin tinggi
kecepatan putar poros, maka semakin tinggi kenaikan posisi sleeve.
3. Gaya sentrifugal yang terjadi diperoleh dengan mengalikan variable massa,
panjang lengan governor, dan kecepatan sudut dari putaran spindle.
4. Gaya sentrifugal berbanding lurus dengan massa, semakin besar massa,
gaya sentrifugal akan semakin tinggi pula.
5. Gaya truss dan frame terbentuk antara lengan governor dan spindle
sehingga terbentuk segitiga. Dari segitiga pada batang inilah didapat theta
untuk mencari kecepatan sudut untuk mencari gaya sentrifugal.
5. 2 Saran
Setelah praktikum governor ini dilaksanakan, penulis dapat memberikan
beberapa saran, yaitu sebagai berikut :
1. Pada pelaksanaan praktikum, praktikan diharapkan mampu menggunakan
tachometer dengan baik dan benar agar pengambilan data putaran poros
memiliki hasil yang akurat.
2. Praktikan harus lebih teliti dalam melakukan pengolahan dan perhitungan
data percobaan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z., Santoso, G., & Permana, M.S. (2017). Pengaruh Perubahan Beban
Bandul Governor Terhadap Respon Kecepatan Pada Mesin Diesel.
Fenomena Dasar. 1(1), 198-207.
Elfizon. (2017). Sistem Kendali Governor Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
Berbasis Mikrokontroller. Seminar Nasional Teknik Elektro. 65-72.
Erinofiardi. (2012). Pembuatan dan Pengujian Alat Pengatur Otomatis (Governor).
Jurnal Ilmiah Bidang Sains-Teknologi Murni Disiplin dan Antar Disiplin.
1(10), 72-79.
Nazaruddin, Feblil, H., Muftil, B., & Mustafa, A. (2022). Panduan Praktikum
Fenomena Dasar Mesin Bidang Kontruksi. Pekanbaru: Universitas Riau.
Sadono, S., Sihana, & Effendy, N. (2013). Identifikasi Sistem Governor Control
Valve Dalam Menjaga Kestabilan Putaran Turbin Uap PLTP Wayang
Windu Unit 1. Teknofisika, 2(3), 83–90.
LAMPIRAN