Disusun Oleh :
A. Latar Belakang
sosial (Keliat, dkk 2014). Kesehatan jiwa menurut UU No. 18 tahun 2014
gangguan jiwa.
bergantung satu sama lain dan menyepakati suatu tatanan norma tertentu.
pasien pada waktu yang sama untuk memantau dan meningkatkan hubungan
antar anggota (Depkes RI, 1997 dalam Prabowo, 2017).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
dirasakan.
2. Tujuan khusus
1. Kooperatif
E. Metode
1. Kertas HVS
2. Origami
3. Lem
G. Tim Terapis
H. Setting tempat
I. Langkah Kegiatan
Tahap Kegiatan
Persiapan a. Membuat kontrak dengan pasien
b. Mempersiapkan alat dan tempat
pertemuan
Orientasi a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada pasien
b. Evaluasi/Validasi
Menanyakan perasaan pasien saat ini
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan,
yaitu :
a). pasien mampu menebak gambar
yang ada dikertas
b). Pasien mampu menyebutkan
gambar yang ada dikertas
c). Pasien mampu menyusun dan
menempel gambar dengan rapi dan
benar
2. Waktu
3. Terapis membacakan tata tertib TAK
4. Do’a
Tahap Kerja Proses
a. Terapis membuka terapi dengan
mengucapkan salam dan memperkenalkan
diri
b. Terapis menjelaskan pada pasien tentang
tujuan dan manfaat tindakan
c. Terapis membaca doa sebelum memulai
kegiatan
d. Mengajak pasien untuk memulai kegiatannya
e. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
f. Mengevaluasi respon pasien
g. Terapis memberikan pujian, setiap lansia
selesai menceritakan perasaannya, dan
mengajak lansia lain bertepuk tangan
Terminasi a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan pasien
setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas
keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut
Terapis menganjurkan pasien untuk
menyimpan gambar yang telah digunakan
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati TAK yang akan dating
2. Menyepakati waktu dan tempat
J. Tata Tertib
TAK berlangsung
a. Memanggil lansia
b. Jika pasien tetap tidak mau berbicara, terapis atau leader akan
b. Katakan pada pasien lain bahwa permainan lain yang mungkin dapat
1. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
2) Lingkungan tenang
3) Peralatan
b. Evaluasi Proses
c. Evaluasi Akhir
melakukan TAK
sesi 1, TAK stimulasi sensori daya ingat lansia, mengikuti kegiatan dari
Bermain sangat penting bagi mental, emosional dan kesejahteraan pasien seperti
kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat pasien
sakit atau pasien di rumah sakit (Wong, 2009).
Bermain memiliki beberapa fungsi yaitu, meningkatkan perkembangan sensoris-
motorik, sebagai terapi, meningkatkan perkembangan sosial, perkembangan
kreativitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral, dan perkembangan
intelektual (kognitif).
Berdasarkan kategori bermain jenis permainan menempel dan menyusun
merupakan bermain aktif. Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari apa yang
dilakukan pasien, apakah dalam bentuk kesenangan bermain alat misalnya mewarnai
gambar, melipat kertas origami, puzzle dan menempel gambar. Bermain aktif juga
dapat dilakukan dengan bermain peran misalnya bermain dokter-dokteran dan bermain
dengan menebak kata (Hurlock, 1998). Pada permainan ini pasien akan di ajak
bermain untuk menempel gambar yang akhirnya akan seperti frame pemandangan atau
benda.
Setelah dilakukan tindakan terapi bermaian ini diharapkan anak dapat melanjutkan
tumbuh kembang yang mormal pada saat sakit, mengekspresikan perasaan, keinginan
dan fantasi serta ide-idenya, mengembangkan kreativitas dan kemampuan
memecahkan masalah, dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan
di rawat di RS, serta mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang dirasakan
oleh pasien akibat hospitalisasi.