Anda di halaman 1dari 11

Notulen Pertemuan Nama Pertemuan : Kelas Ibu Hamil

Tanggal : 15 September 2022 Pukul: 09:00-s/d selesai


Susunan Acara 1. Pembukaan
2. Pembahasan
3. Penutup
Notulen Stiker P4K
Sebelumnya
Pembahasan Pentingnya Pemeriksaan Kehamilan (ANC) di Fasilitas
Kesehatan

Pemeriksaan ANC (Antenatal Care) merupakan pemeriksaan


kehamilan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
fisik dan mental pada ibu hamil secara
optimal, hingga mampu menghadapi masa persalinan, nifas,
menghadapi persiapan pemberian ASI secara eksklusif, serta
kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan wajar.

Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 (empat) kali


selama masa kehamilan, yaitu 1 kali pemeriksaan pada
trimester pertama, 1 kali pemeriksaan pada trimester kedua,
dan 2 kali pemeriksaan pada trimester ketiga.

Apa Tujuan ANC (Antenatal Care)?


1. Memantau kemajuan proses kehamilan demi
memastikan kesehatan pada ibu serta tumbuh
kembang janin yang ada di dalamnya.
2. Mengetahui adanya komplikasi kehamilan yang
mungkin saja terjadi saat kehamilan sejak dini,
termasuk adanya riwayat penyakitdan tindak
pembedahan. 
3. Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan
ibu dan bayi.
4. Mempersiapkan proses persalinan sehingga dapat
melahirkan bayi dengan selamat serta meminimalkan
trauma yang dimungkinkan terjadi pada masa
persalinan.
5. Menurunkan jumlah kematian dan angka kesakitan
pada ibu.
6. Mempersiapkan peran sang ibu dan keluarga untuk
menerima kelahiran anak agar mengalami tumbuh
kembang dengan normal.
7. Mempersiapkan ibu untuk melewati masa nifas
dengan baik serta dapat memberikan ASI eksklusif
pada bayinya.

Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di Puskesmas,


klinik, atau rumah sakit. Pemeriksaan ANC pada ibu hamil
dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, antara lain bidan,
perawat, dokter umum, maupun dokter spesialis obstetri dan
ginekologi (dokter kandungan).

Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T adalah


sebagai berikut (Depkes RI, 2009) :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Pemeriksaan tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
4. Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
(DJJ)
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan
imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan.
7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama
kehamilan
8. Test laboratorium (rutin dan khusus)
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta
KB paska persalinan

Kesimpulan Kelas Ibu hamil berjalan dengan baik dan lancar dan materi
yang di sampaikan dapat di pahami di tandai dengan bumil
dapat menjawab pertanyaan yang di ajukan.

Ketua Notulen

Warsah Siti Rohmah


Notulen Pertemuan Nama Pertemuan : Orientasi Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
Tanggal : 13 September 2022 Pukul: 09:00-s/d selesai
Susunan Acara 1. Pembukaan
2. Pembahasan
3. Penutup
Notulen
Sebelumnya
Pembahasan Sambutan dari Ketua PKK Desa Jatimulya ibu
Zakiatunnisa, terkait Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan salah satu upaya
percepatan penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir
oleh bidan dan peran kader di wilayah kerja desa jatimulya. Setiap
ibu hamil di harapkan mengikuti kegiatan yg ada di desa baik
posyandu dan kelas ibu hamil sehingga resiko tinggi pada bumil
dapat terdeteksi dengan segera.
Apa itu P4K pada pelayan ibu hamil?
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) merupakan salah satu upaya percepatan penurunan Angka
Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir melalui peningkatan akses dan
mutu pelayanan antenatal, pertolongan persalinan, pencegahan
komplikasi dan keluarga berencana oleh bidan.
Sejak kapan pelaksanaan P4K dilaksanakan ?
Pada tahun 2007 Menteri Kesehatan merencanakan program
perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)
dengan stiker yang merupakan upaya terobosan dalam
percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru
lahir.
Apa saja kegiatan P4K ?
P4K yaitu Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh bidan
sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil,
suami dan keluarga tentang Kehamilan berisiko; Bahaya
kehamilan; Ajakan pada ibu, suami dan keluarga untuk
merencanakan persalinan.
Bagaimana cara mengatasi komplikasi pada ibu hamil?

Melahirkan dengan Lancar, Berikut Tips Mencegah


Komplikasi Saat Hamil!
1. Berhati-hati terhadap virus.
2. Mengonsumsi makanan segar.
3. Menjaga nutrisi.
4. Berhenti minum alkohol dan merokok.
5. Olahraga.
6. Hindari obat-obatan.
7. Jangan merawat hewan peliharaan selama masa
kehamilan.
8. Hindari stres.

MANFAAT P4K

1. Mempercepat berfungsinya desa siaga

2. Meningkatkan cakupan pelayanan ANC sesuai standart

3. Meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan


terampil

4. Meningkatnya kemitraan bidan dan dukun

5. Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini

6. Meningkatnya peserta KB pasca salin

7. Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi.

8. Menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu serta


bayi

Kesimpulan Pelaksanaan Orientasi Program Perencanaan Persalinan dan


Pencegahan Komplikasi (P4K) berjalan dengan baik dan
lancar.

Kepala Puskesmas Kosambi Notulen

dr.Aruhpedi Yunsa
Nip: 197508302005011006
Notulen Pertemuan Nama Pertemuan : Kegiatan PWS KIA
Tanggal : Juni 2022 Pukul: 09:00-s/d selesai
Susunan Acara 4. Pembukaan
5. Pembahasan
6. Penutup
Notulen
Sebelumnya
Pembahasan Sambutan dari Kepala Desa Jatimulya bapak Poniman,
tentang Pengumpulan dan pengelolaan data merupakan
kegiatan pokok dari PWS KIA. Data yg di catat
Perdesa/Kelurahan dan kemudian di kumpulkan di tingkat
puskesmas, data yang diperlukan dalam PWS KIA adalah
data sasaran dan data pelayanan.
 LATAR BELAKANG
Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) telah dilaksanakan di
Indonesia sejak tahun 1985. Pada saat itu pimpinan
puskesmas maupun pemegang program di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota belum mempunyai alat pantau yang dapat
memberikan data yang cepat sehingga pimpinan dapat
memberikan respon atau tindakan yang cepat
dalam wilayah kerjanya. PWS dimulai dengan program
Imunisasi yang dalam perjalanannya, berkembang menjadi
PWS-PWS lain seperti PWS-Kesehatan Ibu dan Anak (PWS
KIA) dan PWS Gizi.
 Pengertian PWS KIA ?
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
(PWSKIA)adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan
programKIA di suatu wilayah kerja secara terus menerus, agar
dapat dilakukantindak lanjut yang cepat dan tepat. Program KIA
yang dimaksud meliput elayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
ibu dengan komplikasikebidanan, keluarga berencana, bayi baru
lahir, bayi baru lahir dengankomplikasi, bayi, dan balita. Kegiatan
PWS KIA terdiri dari pengumpulan,pengolahan, analisis dan
interpretasi data serta penyebarluasan informasike penyelenggara
program dan pihak/instansi terkait untuk tindak lanjut.
Tujuan umum :
Terpantaunya cakupan dan mutu pelayanan KIA secara terus-
menerus di setiap wilayah kerja.

Tujuan khusus PWS-KIA :


1. Memantau pelayanan KIA secara Individu melalui Kohort
2. Memantau kemajuan pelayanan KIA dan cakupan indikator KIA
secara teratur (bulanan) dan terus menerus.
3. Menilai kesenjangan pelayanan KIA terhadap standar pelayanan
KIA.
4. Menilai kesenjangan pencapaian cakupan indikator KIA
terhadap target yang ditetapkan.
5. Menentukan sasaran individu dan wilayah prioritas yang akan
ditangani secara intensif berdasarkan besarnya kesenjangan.
6. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya
yang tersedia dan yang potensial untuk digunakan.
7. Meningkatkan peran aparat setempat dalam penggerakan sasaran
dan mobilisasi sumber daya.
8. Meningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat untuk
memanfaatkan pelayanan KIA.

INDIKATOR KIA
 Akses pelayanan antenatal (cakupan K1)
 Cakupan pelayanan ibu hamil (cakupan K4)

 Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn)


 Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan
(KF3)
 Cakupan pelayanan neonatus pertama (KN 1)
 Cakupan pelayanan kesehatan neonatus 0 – 28 hari
(KN Lengkap)

Kesimpulan Kegiatan penyuluhan PWS KIA berjalan dengan baik dan


lancar.

Kepala Puskesmas Kosambi Notulen

dr.Aruhpedi Yunsa
Nip: 197508302005011006
Notulen Pertemuan Nama Pertemuan : Kegiatan Kelas Ibu Hamil
Tanggal : 15 Juni 2022 Pukul: 09:00-s/d selesai
Susunan Acara 7. Pembukaan
8. Pembahasan
9. Penutup
Notulen Pentingnya Pemeriksaan Kehamilan (ANC) di Fasilitas
Kesehatan
Sebelumnya
Pembahasan Pengertian Tanda Bahaya Kehamilan

Tanda bahaya dalam kehamilan merupakan gejala yang


menunjukkan ibu atau bayi yang dikandungnya berada dalam
kondisi bahaya. Gejala atau gangguan tersebut dapat terjadi
secara mendadak, tanpa menunjukan adanya gejala
sebelumnya.

Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang


mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama
kehamilan atau periode antenatal, yang apabila tidak
terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Salmah, 2006 dan
Prawirohardjo, 2010).

Macam-macam tanda bahaya kehamilan diantaranya:

1. Perdarahan per vaginam,


2. Sakit kepala yang hebat,
3. Masalah penglihatan (kabur)
4. Bengkak pada muka dan tangan,
5. Nyeri perut yang hebat,
6. Gerakan janin berkurang atau menghilang,
7. Demam, mual muntah yang berlebihan,
8. Keluar cairan banyak per vaginam secara tiba-tiba
9. (keluar air ketuban sebelum waktunya).

Tanda-tanda bahaya kehamilan ini telah tercantum dalam


Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Ibu hamil yang mengalami
tanda-tanda bahaya kehamilan harus segera menemui tenaga
kesehatan terdekat. Jika tenaga kesehatan yang ditemui
adalah bidan, ibu hamil akan mendapat penanganan
kegawatdaruratan dan segera dirujuk ke rumah sakit untuk
penanganan lebih lanjut.

Faktor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya tanda


bahaya kehamilan antara lain,
1. Umur ibu hamil < 20 tahun,
2. Umur ibu hamil > 35 tahun,
3. Jumlah anak 4 orang atau lebih,
4. Jarak dengan anak sebelumnya < 2 tahun,
5. Tinggi badan < 145 cm,
6. Lingkar lengan atas < 23,5 cm
Kesimpulan Kelas ibu hamil berjalan dengan baik dan di harapkan setiap
ibu hamil mampu melakukan deteksi dini sendiri terhadap
setiap komplikasi yang mungkin terjadi selama masa
kehamilan.

Kepala Puskesmas Kosambi Notulen

dr.Aruhpedi Yunsa
Nip: 197508302005011006
Notulen Pertemuan Nama Pertemuan : Kegiatan Kelas Ibu Hamil
Tanggal : 15 Juli 2022 Pukul: 09:00-s/d selesai
Susunan Acara 1. Pembukaan
2. Pembahasan
3. Penutup
Notulen Pengertian Tanda Bahaya Kehamilan
Sebelumnya
Pembahasan Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 -42 minggu) lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam tanpa komplikasi baik ibu maupun janin
(Prawirohardjo, 2005).

Tanda-tanda melahirkan yang diketahui oleh kebanyakan


orang adalah pecahnya air ketuban. Kebanyakan ibu hamil
akan lebih dulu merasakan kontraksi sebelum air ketuban
pecah, tapi ada juga yang mengalami pecahnya ketuban
terlebih dahulu. Ketika hal ini terjadi, biasanya persalinan
akan segera menyusul.

10 Tanda Bahaya Persalinan

1. Preeklamsia
Tekanan darah tinggi juga berkaitan dengan risiko
komplikasi lain seperti preeklamsia. Kondisi ini membuat ibu
hamil rentan melahirkan sebelum hari perkiraan lahir atau
prematur. Umumnya, preeklamsia terjadi pada usia
kehamilan awal hingga 20 minggu.
2. Posisi bayi

Tanda bahaya persalinan adalah ketika bayi keluar dengan


posisi kaki lebih dulu daripada kepala. Menurut American
Pregnancy, posisi ini dikenal dengan kelahiran sungsang
footling breech, yang mana salah satu atau kedua kaki bayi
lahir terlebih dahulu sebelum seluruh tubuh janin.

Sebagian besar bayi yang berada di posisi ini akan dilahirkan


dengan cara operasi, utamanya jika dokter mendeteksi janin
stres atau terlalu besar untuk bisa dikeluarkan lewat vagina.

Bayi yang terlilit tali pusar juga bisa menjadi alasan dokter
memutuskan persalinan lewat operasi C-section. Utamanya
jika tali pusar melilit leher bayi, tertekan, menutup jalan lahir
atau keluar lebih dulu sebelum bayi.

3.Perdarahan berlebih

Umumnya, perempuan akan kehilangan 500 ml darah saat


persalinan bayi tunggal lewat vagina. Ketika persalinan
dilakukan lewat operasi C-section, volume darah yang hilang
sekitar 1.000 ml.

Perdarahan bisa terjadi setelah plasenta keluar dari tubuh


mengingat kontraksi rahim terlalu lemah dan tidak bisa
menekan pembuluh darah yang menjadi tempat melekatnya
plasenta.

Konsekuensi yang mungkin terjadi adalah tekanan darah


rendah, gagal organ, hingga kematian. Beberapa kondisi
dapat meningkatkan risiko ini seperti placenta previa,
hipertensi, hingga proses persalinan yang terlalu lama.

4. Persalinan terlalu lama

Kondisi prolonged labor terjadi ketika fase mulai dari


pembukaan hingga persalinan berlangsung terlalu lama, yaitu
bayi tidak lahir lebih dari 20 jam untuk kehamilan pertama.
Sementara untuk kehamilan berikutnya, rentangnya adalah
lebih dari 14 jam.

Wajar jika persalinan lama terutama di fase pembukaan.


Namun apabila prolonged labor terjadi pada fase pembukaan
aktif, mungkin saja perlu intervensi medis.

Penyebab persalinan terlalu lama beragam, mulai dari


pembukaan serviks yang lambat, ukuran bayi terlalu besar,
kehamilan kembar, serta faktor emosional seperti rasa stres
dan takut.

5. Rahim robek

Rahim robek atau uterine rupture bisa terjadi apabila


seseorang pernah menjalani persalinan C-section
sebelumnya. Ada kemungkinan luka ini terbuka saat
persalinan berikutnya. Jika ini terjadi, bayi berisiko
mengalami kekurangna oksigen. Selain itu, ada risiko ibu
mengalami perdarahan berlebih.

Usia kehamilan di atas 35 tahun, ukuran bayi, serta


pemberian induksi juga dapat berpengaruh terhadap kondisi
ini. Untuk ibu hamil yang berencana melakukan vaginal birth
after caesarian atau persalinan normal setelah C-section,
diskusikan matang-matang dengan dokter.

6. Plasenta tertahan

Idealnya, tubuh ibu akan mengeluarkan plasenta dalam waktu


30 menit setelah mengeluarkan bayi. Jika lebih dari itu,
disebut retained placenta. Kondisi ini dapat mengancam
nyawa serta menyebabkan komplikasi bagi sang ibu,
termasuk infeksi dan perdarahan berlebih.

Mengeluarkan ari-ari atau plasenta sama pentingnya seperti


melahirkan bayi, agar rahim bisa berkontraksi dan perdarahan
berhenti. Jika tidak berhasil dikeluarkan, pembuluh darah
tempat organ melekat akan terus berdarah. Rahim pun tak
bisa menutup sempurna sehingga risiko kehilangan darah
dalam jumlah banyak bisa berbahaya.

7. Kejang

Ibu hamil bisa mengalami kejang saat proses persalinan


dengan tahapan seperti tatapan mata kosong, kewaspadaan
menurun, hingga tubuh bergerak tak terkendali. Istilah medis
untuk kondisi ini adalah eclampsia. Ini merupakan
komplikasi serius dari preeklamsia. Seseorang bisa
mengalaminya meski tidak pernah kejang sebelumnya.

Kesimpulan Kelas ibu hamil berjalan dengan baik dan di harapkan setiap
ibu hamil mampu melakukan deteksi dini sendiri terhadap
setiap komplikasi yang mungkin terjadi selama masa
kehamilan persalinan.

Kepala Puskesmas Kosambi Notulen

dr.Aruhpedi Yunsa
Nip: 197508302005011006

Anda mungkin juga menyukai