Anda di halaman 1dari 15

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fisika merupakan salah satu bidang sains yang seringkali dianggap sulit
dan membutuhkan perhatian lebih dalam proses pembelajaran (Handhika, et al.,
2015) Hanya ada sedikit prinsip-prinsip dasar fisika yang terangkum menjadi
bentuk matematika yang sederhana. Selain pemahaman konsep melalui proses
eksperimen dan penganalogian, pembelajaran fisika juga membutuhkan
pembongkaran prinsip-prinsip dasar melalui analisis matematis serta prediksi
implikasi yang mungkin saja muncul .Meskipun matematika bukanlah segalanya
dalam pembelajaran fisika tetapi penggunaan simbol matematis serta pengaruh
bahasa. intuisi matematis merupakan hal yang tidak dapat dihindari dalam proses
pembelajaran fisika. Pemahaman bahasa matematika dan intuisi yang salah akan
menjadi salah satu penyebab munculnya miskonspesi (Handhika, et al., 2015).

Gaya adalah suatu tarikan dan dorongan yang diberikan kepada suatu
benda sehingga benda mengalami perubahan posisi atau kedudukan (bergerak)
serta berubah bentuk. Selain itu, gaya juga dapat diartikan sebagai suatu tarikan
atau dorongan yang dikerahkan oleh sebuah benda terhadap benda lain. Gaya
memilki banyak cabang, salah satunya adalah gaya gesek. (Hardiansyah,2021)

Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda
bersentuhan. Gaya gesek antara dua buah benda padat misalnya gaya gesek statis
dan kinetis. Gaya gesek dapat merugikan dan juga dapat bermanfaat. Bila
permukaan suatu benda saling kontak, maka permukaan bergerak terhadap benda
lainnya dan menimbulkan gaya tangensial disebut gaya gesek. Gaya gesekan
adalah gaya yang berbanding lurus dengan kondisi pelumasan pada permukaan
(Terhadap et al., 2015).

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

1.2 Tujuan Percobaan

1.2.1 Tujuan Intruksi Umum (TIU)


1. Kami dapat memahami konsep gaya gesek.
2. Kami dapat melakukan pengamatan gaya gesek.
1.2.2 Tujuan Intruksi Khusus (TIK)
1. Kami dapat menjelaskan perbedaan koefisien gesek statis dan
koefisien gesek kinetis.
2. Kami dapat mengamati koefisien gesek dari berbagai macam benda.
3. Kami dapat menjelaskan kaitan antara Koefisien gesek kinetis
percepatan gerak benda dan percepatan gravitasi.

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gaya Gesek

Gaya adalah suatu tarikan dan dorongan yang diberikan kepada suatu benda
sehingga benda mengalami perubahan posisi atau kedudukan (bergerak) serta
berubah bentuk. Selain itu, gaya juga dapat diartikan sebagai suatu tarikan atau
dorongan yang dikerahkan oleh sebuah benda terhadap benda lain. Gaya memilki
banyak cabang, salah satunya adalah gaya gesek.
Gaya gesek merupakan gaya yang terjadi diantara dua benda yang saling
bersentuhan. Menurut Sumarjono gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan
gerak benda atau arah kecenderungan benda akan bergerak. Sedangkan menurut
Riyadi gaya gesek adalah gaya yang ditimbulkan akibat permukaan benda yang
saling bergesekan. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
gaya gesek adalah gaya yang disebabkan karena adanya gaya yang berarah
melawan gerak benda akibat sentuhan antara dua benda (Hardiansyah, 2021).

f = µN
..........................................................................................(3.2.1)
Keterangan :
f = gaya gesek
µ = koefisien gaya gesek
N = gaya normal
Sejalan dengan itu, secara mikroskopis Salim berpendapat bahwa gaya
gesek disebabkan oleh interaksi melalui terbangunnya gaya ikat antara molekul-
molekul yang berada dipermukaan suatu benda dengan molekul-molekul pada
permukaan benda yang lain ketika keduanya saling bersentuhan. Benda yang
dapat bersentuhan atau bergesekan ini dapat berupa benda padat, cair, dan gas.
Gaya gesek antar benda padat yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
adalah gesekan antara tanah dengan sepatu yang kita pakai. Antara benda cair dan
padat juga dapat terjadi gaya gesek, misalya saat kita berenang, maka akan terjadi
gaya gesek antara sang perenang dengan air. Begitu pula gaya gesek antara benda

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

padat dengan gas. Misalnya gaya gesek yang terjadi pada pesawat terbang dan
udara. Gaya gesek memliki arah gerak yang berlawanan dengan kecenderungan
benda yang bergerak.
Gaya gesek dapat terjadi pada benda yang memiliki permukaan halus
maupun kasar. Semakin halus permukaan benda, maka semakin kecil gaya
geseknya. Sebaliknya, semakin kasar permukaan benda maka semakin besar gaya
geseknya. Jadi dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya gaya dapat disebabkan
oleh halus atau kasarnya permukaan benda. Pada benda yang memiliki permukaan
licin tetap dapat terjadi gaya gesek meskipun sangat kecil. Jika permukaan suatu
benda bergesekan dengan permukaan benda lain, maka masing- masing benda
akan melakukan gaya gesekan satu terhadap yang lain.

Gambar 3.2.1 Gaya gesek pada benda

2.2 Asal Gaya Gesek

Gaya gesek merupakan akumulasi interaksi mikro antar kedua permukaan


yang saling bersentuhan. Gaya-gaya yang bekerja antara lain adalah gaya
elektrostatik pada masing-masing permukaan. Dulu diyakini bahwa permukaan
yang halus akan menyebabkan gaya gesek (atau tepatnya koefisien gaya gesek)
menjadi lebih kecil nilainya dibandingkan dengan permukaan yang kasar, akan
tetapi dewasa ini tidak lagi demikian. Konstruksi mikro (nano tepatnya) pada
permukaan benda dapat menyebabkan gesekan menjadi minimum, bahkan cairan
tidak lagi dapat membasahinya (efek lotus)

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

2.3 Hukum Tentang Gesekan

Hukum-hukum tentang gesekan adalah hukum yang berdasarkan


pengalaman. Gesekan suatu benda yang menggelinding diatas permukaan dilawan
oleh gaya yang timbul akibat perubahan bentuk permukaan yang bersinggungan.
Contoh sebuah kubus diam pada suatu bidang miring memiliki sudut, kemudian
diperbesar sudutnya maka kubus akan mulai tergelincir. Dalam percobaan kali ini
akan berlaku hukum Newton I dan II :
2.3.1 Hukum Newton 1

Menyatakan “ Jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol
maka benda yang diam akan tetap diam, dan benda yang bergerak lurus beraturan
akan tetap bergerak lurus beraturan dengan kecepatan tetap ”. Sesungguhnya
bahwa dalam hukum newton ini memberikan pernyataan tentang kerangka
acuan. Pada umumnya adanya percepatan suatu benda bergantung kerangka
acuan mana ia diukur.
Hukum ini menyatakan bahwa jika tidak ada benda lain didekatnya (artinya
tidak ada gaya yang bekerja, karena setiap gaya harus dikaitkan dengan benda dan
dengan lingkungannya) maka dapat dicari suatu keluarga kerangka acuan
sehingga suatu partikel tidak mengalami percepatan.

∑F = 0
..........................................................................................................( 3.2.2 )

Keterangan :
∑F = resultan gaya (Kg. m/s2)

2.3.2 Hukum Newton II

Menyatakan “ percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada


benda berbanding lurus dengan besar gayanya dan berbanding terbalik dengan
massa benda”.

a = F/m
zzzzzzzzzzzz ………..................................................................( 3.2.3 )
Keterangan :
a = percepatan

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

F = jumlah semua gaya yang bekerja pada benda


m = massa benda
Sebagai contoh adalah saat kita mendorong buku yang berada diatas meja
kemudian dilepaskan. Buku itu akan bergeser dan kemudian bergerak. Menurut
hukum Newton II, perubahan gerak ini disebabkan oleh adanya gaya yang
arahnya berlawanan dengan arah gerak buku itu. Kalau gaya itu tidak ada tentulah
buku tidak bergerak beraturan. Menurut hukum newton I gaya gesekan.
Pernyataan itu dapat ditulis sebagai berikut:

Fgesekan = µN
...................................................................................( 3.2.4 )

Keterangan :

µ = koefisien gesek

N = gaya normal

2.4 Jenis – jenis Gaya Gesek

Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling
bergerak lurus, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis, yang dibedakan
antara titik-titik sentuh antara kedua permukaan yang tetap atau saling berganti
(menggeser).

2.4.1 Gaya Gesek Statis

Gaya gesek statis adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak
bergerak relatif satu sama lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat mencegah
benda meluncur ke bawah pada bidang miring. Koefisien gesek statis umumnya
dinotasikan dengan μs, dan pada umumnya lebih besar dari koefisien gesek
kinetis. Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang di aplikasikan tepat
sebelum benda tersebut bergerak. Gaya gesekan maksimum antara dua permukaan
sebelum gerakan terjadi adalah hasil dari koefisien gesek statis dikalikan dengan
gaya normal f = µsfn. Ketika tidak ada gerakan yang terjadi, gaya gesek dapat
memiliki nilai dari nol hingga gaya gesek maksimum. Setiap gaya yang lebih
kecil dari gaya gesek maksimum yang berusaha untuk menggerakkan salah satu

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

benda akan dilawan oleh gaya gesekan yang setara dengan besar gaya tersebut
namun berlawanan arah. Setiap gaya yang lebih besar dari gaya gesek maksimum
akan menyebabkan gerakan terjadi. Setelah gerakan terjadi, gaya gesekan statis
tidak lagi dapat digunakan untuk menggambarkan kinetika benda, sehingga
digunakan gaya gesek kinetis.
Rumus untuk koefisien gesek statik sering dinyatakan dengan μ = tan θ.
Koefisien gesek ( µ ) dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya gesek
(F) dengan gaya normal (N), dapat dirumuskan sebagai berikut :

F
µ=
N .................................................................................(3.2.5)
Keterangan :
µ = koefisien gesek, F = gaya gesekan, N = gaya normal (N)
Rumus tersebut merupakan rumus yang digunakan sebagai cara untuk
mengukur koefisien gesek. Apabila kita punya sebuah benda, misalnya buku, lalu
kita ingin mengetahui berapa koefisien gesek statik antara buku dengan
permukaan dari kayu, maka cara mengetahuinya adalah dengan meletakkan buku
tersebut di atas permukaan kayu. Kemudian permukaan kayu itu kita miringkan
(terhadap horizontal) sedikit demi sedikit. Pada saat awal (sudut kemiringan
kecil), buku tidak akan bergerak, tetapi setelah terus dimiringkan, pada sudut
kemiringan tertentu (θ) buku akan mulai mulai bergerak, nah tan θ inilah yang
merupakan nilai μ.
Terlihat bahwa nilai sudut θ adalah spesial, tidak bisa divariasikanm
sembarangan, hanya terdapat satu nilai θ untuk koefisien gesek statik antara bahan
kayu dan kayu. Hal ini mengakibatkan bahwa rumus diatas tidak bisa dipahami
sebagai hubungan ketergantungan antara μs terhadap θ. Rumus itu memberitahu
kita bagaimana cara mengukur μ. Pada bidang miring, koefisien gesek statik
diberikan oleh ekspresi μ = tan θ, dimana θ adalah sudut kemiringan. Secara
matematis ini ekuivalen.Dalam pecobaan kali ini akan berlaku hukum Newton 1
dan 2.
Misalkan kita menarik sebuah balok yang berada dalam keadaan diam
dengan sebuah gaya F seperti pada gambar, pada waktu balok masih seimbang,
jika gaya yang kita berikan kecil, gaya gesekan statis itupun kecil. Makin besar

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

gaya gesekan yang kita berikan, makin besar gaya gesekan statis itu, selama benda
masih seimbang, jika gaya terus diperbesar, akhirnya keseimbangan benda hilang.
Benda bergerak kearah gaya yang kita berikan. Ini berarti gaya gesekan tidakdapat
bertambah besar lagi. Gaya gesekan statis mencapai nilai maksimum. Nilai
maksimum ini disebut gaya gesekan (statis maksimum) untuk kedua permukaan
yang bergesekan. Pada saat gaya gesekan maksimum, benda pada saat tepat akan
bergerak.

Fs = µs . N
...................................................................................( 3.2.6)

Keterangan :
Fs = gaya gesek statis maksimum (Kgf atau N), µs = koefisien gesekan
statis, N = gaya normal pada benda (N)

Gambar 3.2.2 Gaya gesek statis pada bidang datar (Hariati Winingsih, 2017)

2.4.2 Gaya Gesek Kinetis

Gaya gesek kinetis (dinamis) terjadi ketika dua benda bergerak relatif satu
sama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis umumnya
dinotasikan dengan μk dan pada umumnya selalu lebih kecil dari gaya gesek statis
untuk material yang sama. Dalam pecobaan kali ini akan berlaku hukum Newton
1 dan 2. Perbandingan antara gaya gesek kinetik masksimum dengan gaya
normalnya disebut koefisien gesek kinetik (µk).
fk …........................................................................................(3.2.7)
µ=
N
Keterangan :

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

µ = koefisien gaya gesek


fk = gaya gesek kinetik maksimum(N)
N = gaya normal benda(N)
Harga µk sesungguhnya bergantung pada sifat kedua permukaan yang
bersentuhan. Nilainya dapat berharga lebih dari satu, walaupun biasanya harganya
kurang dari satu. Gaya gesek kinetik memiliki lambang fk. Ketika sebuah benda
bergerak pada permukaan benda lain, gaya gesekan bekerja berlawanan arah
terhadap kecepatan benda.
2.5 Koefisien gesek sintetis dan kinetis

2.5.1 Koefisien Gesek Statik

Dalam percobaan ini kita akan gunakan peralatan dengan susunan gambar
seperti berikut ;

Gambar 3.2.3 Percobaan koefisien gesek statis

Benda A diikat dengan tali dan dihubungkan dengan piringan kemudian


diisi dengan anak timbangan melalui katrol. Jika pada keadaan ini A tepat akan
bergerak, maka diperoleh bear koefisien gesek statis adalah :

mp+ mT
µs =
…........................................................................................................(3.2.8)
mA
Keterangan :
mp = massa piringan (kg)
mT = massa anak timbangan
mA = massa benda A
Apa bila benda A kita letakkan di atas permukaan bidang miring B yang
membentuk sudut θ , dalam keadaan diam. Jika sudut miringnya di perbesar

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

sedikit demi sedikit dengan jalan mengatur posisi kemiringan B sedemikian rupa,
sehinggah pada saat sudut kemiringan B mencapai θ , maka benda A akan
bergerak.
Dalam hal ini komponen berat dalam arah bidang miring tepat sama
dengan gaya gesek maksimum, maka dari hubungan ini secara matematis
besarnya koefisien gerak statis, dapat ditulis :
µs = tan θ s
…........................................................................................(3.2.9)
Apabila benda A kita letakkan di atas permukaan bidang miring B yang
membentuk sudut θ , dalam keadaan diam. Ketika benda dilepaskan dilepaskan
perlahan-lahan tapa memberikan gaya tambahan atau kecepatan awal (meluncur
bebas), maka benda akan meluncur dengan kecepatan tertentu.
Dalam hal ini komponen berat dalam arah bidang miring lebih besar dari
gaya gesek maksimum, yaitu gaya gesekan yang bekerja dalam kondisi statis, ini
akan tercapai jika sudut yang di bentuk lebih besar dari sudut statisnya. Perhatikan
gambar berikut ini benda A diletakkan di bidang B dan kemiringan θ k .

Gambar 3.2.4 Peraga gesekan dinamis bidang miring

2.6 Faktor yang Mempengaruhi Gaya Gesek


Besarnya gaya gesek ditentukan oleh dua faktor yaitu :

1) Kekasaran permukaan benda yang saling bersentuhan


Pada permukaan yang licin besar gaya gesek lebih kecil daripada
gaya gesek yang terjadi pada permukaan yang kasar. Dengan
demikian menarik/mendorong benda di atas lantai semen lebih mudah
daripada menarik/mendorong benda di atas tanah. Kekasaran
permukaan benda yang saling bersentuhan dinyatakan dengan istilah

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

koefisien gesek, makin kasar permukaan benda yang saling


bersentuhan makin besar koefisien geseknya.
2) Berat benda yang bergesekan.
Menarik/mendorong kursi lebih mudah daripada menarik/mendorong
meja. Hal ini menunjukkan bahwa besar gaya gesek pada benda
yang ringan lebih kecil dari pada besar gaya gesekan pada benda
yang lebih berat.

2.7 Penerapan Gaya Gesek dalam Aspek yang Menguntungkan dan


Merugikan
Penerapan gaya gesek dalam kehidupan sehari–sehari seringkali dilakukan.
Dalam penerapan gaya gesek, tentu bukan hanya aspek yang menguntungkan
saja, tetapi besar kemungkinan gaya gesek menimbulkan aspek yang merugikan.
Berikut ini adalah penerapan gaya gesek dalam aspek yang menguntungkan dan
merugikan.

2.7.1 Gaya Gesek yang Menguntungkan

1. Gaya gesek yang terjadi antara sepatu dengan permukaan tanah.


Saat kita sedang berjalan, terjadi sebuah proses aksi dan reaksi. Ketika
telapak kaki mendorong tanah ke belakang, gesekan yang dikerjakan
tanah pada telapak kaki akan mendorong tubuh ke depan. Apabila tanah
dalah dalam keadaan licin, maka koefisien geseknya kecil sehingga gaya
geseknya pun kecil sehingga tanpa gaya gesek memungkinkan kaki akan
terpeleset.
2. Gaya gesek pada roda kendaraan yang bergerigi
Seperti yang kita ketahui bahwa pada umumnya roda memiliki
permukan yang bergerigi atau beralur. Hal ini bertujuan untuk
memperbesar gaya gesek antara roda dengan tanah. Semakin besar gaya
gesek maka kecil kemungkinan roda akan tergelincir khususnya pada
tanah atau jalan yang licin. Jika roda tidak dibuat beralur atau bergerigi,
maka gaya gesek yang dihasilkan akan semakin kecil. sehingga besar
kemungkinan menyebabkan roda mudah tergelincir.
3. Gesekan pada korek api

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Salah satu alat yang dapat menghasilkan api adalah korek api. Untuk
menghasilkan korek api, perlu dilakukan gesekan antara pentol korek api
dengan setrip samping kotak korek api. Gesekan yang dilakukan akan
menyebabkan suhu pentol korek naik. Suhu panas tersebut menyebabkan
bahan kimia pada pentol korek dengan setrip akan bereaksi. Suhu panas
yang terus mengalami kenaikan akan menyebabkan korek api terbakar.
4. Gesekan antara amplas dan kayu
Amplas merupakan alat yang digunakan untuk menghaluskan permukaan
benda-benda yang kasar. Amplas memiliki permukaan yang kasar
sehingga ketika amplas digosokkan ke benda yang permukaannya kasar
menghasilkan gaya gesek yang membuat permukaan benda menjadi halus.
5. Gesekan pada rem kendaraan
Saat kita ingin memperlambat atau menghentikan laju kendaraan,
maka dilakukan sebuah pengereman. Rem sepeda biasanya berupa dua
bantalan karet keras yang dipasang di setiap ujung ujung sisi penjepit rem.
Penjepit kemudian diikat ke rangka sepeda dengan poros. Pada saat di
rem, bantalan akan dijepit sehingga bergerak ke arah dalam hingga
menekan pelek pada roda. Hal ini menimbulkan gaya gesek yang dapat
memperlambat laju sepeda.

2.7.2 Gaya Gesek yang Merugikan

1. Gesekan antara ban kendaraan dengan aspal


Gesekan yang terjadi antara ban kendaraan dengan aspal akan
menyebabkan panas pada ban. Selain itu, gesekan tersebut juga dapat
menyebabkan permukaan ban semakin menipis. Ketika permukaan ban
menipis maka gerigi pada ban akan semakin halus. Sehingga apabila
digunakan, kendaraan akan mudah tergelincir karena gaya geseknya
dengan aspal kecil.
2. Gesekan pada komponen mesin kendaraan
Saat mesin bekerja terjadi proses pembakaran yang menyebabkan mesin
melakukan gerakan mekanik. Dalam gerakan ini, terjadi gesekan antar
komponen mesin. Gesekan yang terjadi antar komponen mesin pada
kendaaan akan menyebabkan mesin cepat panas, aus, dan membuat

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

penggunaan bahan bakar menjadi boros. Untuk mengatasi ini,


diperlukan pelumas, seperti oli yang berjuan untuk mengurangi gaya
gesek yang tejadi antar mesin kendaraan sehingga mesin tidak mudah
panas dan aus.
3. Gesekan antara udara dengan kendaraan
4. Saat kita mengendarai kendaraan, maka akan terjadi gaya gesek antara
kendaraan yang kita kendarai dengan udara. Gaya yang terjadi tersebut
tentunya akan memengaruhi kelajuan kendaraan. Jika gaya gesek yang
dihasilkan besar, maka akan memperlambat laju kendaraan tersebut.
Untuk dapat mempercepat laju endaraan maka dibutuhkan kinerja mesin
yang ekstra dan bahan bahan bakar yang lebih banyak (Hardiansyah,
2021).

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB III

PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Untuk Gesekan Statis Bidang Datar

Timbanglah massa benda dan massa piring, buat susunan seperti gambar,
letakkan anak timbangan diatas piring sedikit demi sedikit hingga benda A tetap
akan bergerak kemudian catat massa anak timbangan tersebut dapat dilakukan
beberapa kali sesuai petunjuk asisten, lakukan prosedur (2) dan (B) untuk macam
benda yang lain.

3.2.2 Untuk Gesekan Statis Bidang Miring

Letakkan benda A diatas permukaan bidang B, bngkatan bidang B perlahan


lahan tepat saat benda A akan bergerak kuncilah bidang B sehingga sudut
kemiringannya dan lakukan pada beberapa kali, lakukan prosedur (1) dan (2)
untuk jenis benda yang lain.

3.2.3 Untuk Gesekan Kinetis

Tentukan posisi kemiringan bidang B sesuai dengan petunjuk asisten dan


letakkan benda A diatas permukaan bidang miring B, ukur dan catat kemiringan,
ukur jarak mulai posisi awal yang telah diukur oleh asisten, lepaskan benda A dan
amati waktu yang diperlukan, ulangi prosedur (1) sampai dengan (4) untuk
kemiringan yang berbeda dan jarak yang tetap, ulangi prosedur (5) untuk macam
benda lainnya.

GAYA GESEK

Anda mungkin juga menyukai