Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PAKAIAN ADAT MELAYU RIAU (MELAYU DELI)

BUDAYA MELAYU RIAU

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

AGUSTINA AL ZAHRA

AULIA FAJRI NAZWAR

DESTIA ANANDA ZAHRA

M FERNANDES PUTRA ARTHESA

SITI RAHMAH ILLAHI

KELAS XII MIPA 5

SMA NEGERI 1 TEMBILAHAN HULU

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil 'alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat


Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Hanya kepada-Nya
kami memuji dan berterima kasih, mohon ampun dan mohon pertolongan. Tak lupa
shalawat dan salam juga tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW karena
telah menyampaikan ajaran Islam dan hidayah dari Allah SWT yang merupakan
syariat agama Islam yang sempurna. Satu-satunya hukum Islam dari Nabi SAW
adalah anugerah terbesar bagi alam semesta.

Penulisan makalah yang berjudul Pakaian Adat Melayu Riau (Melayu Deli) ini
disusun guna menyelesaikan tugas dari guru mata pelajaran Budaya Melayu Riau
yaitu Bapak Deni Saputra S, Pd. adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan penjelasan lebih lanjut tentang Pakaian Adat Melayu Riau (Melayu
Deli).

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Deni Saputra S, Pd. selaku
guru bidang studi Budaya Melayu Riau yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam pembuatan makalah ini.

Penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis menyadari
bahwa banyak kekurangan dan kelemahan pada penyusunan dan penulisan makalah
ini. Demi kesempurnaan makalah ini, penulis sangat berharap adanya kritik dan
saran dari guru mata pelajaran yang bersangkutan yang sifatnya membangun.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Tembilahan, 2 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH .................................................................. 1

1.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................................. 2

1.3 TUJUAN ............................................................................................................. 2

1.4 MANFAAT ......................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Aksesoris yang digunakan Pada Pakaian Adat Melayu Deli ......................... 4

2.2 Make Up yang digunakan pada model .............................................................. 6

2.3 Nilai- Nilai Budayanya ....................................................................................... 7

2.4 Fungsi-Fungsi Pakaian Melayu Deli .................................................................. 7

2.5 Tata Cara Mengenakan Pakaian Melayu Deli ................................................... 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 10

3.2 Saran ................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah

Bangsa Indonesia begitu jamak yang didalamnya ada beragam etnis,dan


salah satunya budaya Melayu. Merupakan bagian dari kebudayaan yang tumbuh
berkembang di tengah-tengah masyarakat Islam dan mempunyai banyak
warisan leluhur yang masih tersimpan. Keterkaitan dengan itu jika dihubungkan
dengan Kebudayaan Melayu Deli, maka istilah ini pasti menimbulkan makna
sendiri bagi masyarakat Sumatera Utara. Merujuk kepada pengertian kerajaan
dan kesultanan yang ada, dengan icon bangunan Istana Maimun dan Mesjid
Raya Al Mashum. Perjalanan sejarah Melayu sebagai identitas kelompok
beragama Islam yang ramai disimbolisasikan ”Melayu Adalah Sahabat Semua
Suku” yang berarti. Melayu adalah negeri untuk setiap orang dapat beraktifitas,
berjuang dan memajukan budaya masing masing. Itulah sebabnya melayu
dalam budaya politik bersikap egaliter dan demokratis, sehingga akomodatif
dan terbuka terhadap para pendatang.

Sepanjang tidak sampai menghalangi orang setempat mencari nafkah dan


melaksanakan agama Islam. Namun demikian Melayu sebagai sebuah bangsa
ini hanya berada pada tataran kultural. Hal ini disebabkan karakter
masyarakatnya bersifat terbuka, sesuai prinsip orang. Melayu Deli yang
mempunyai sifat sederhana. Keterkaitan dengan itu banyak potensi budaya
yang memiliki nilai hampir terabaikan. Padahal melalui budaya dapat mengikat
masyarakat untuk bertahan dikarenakan hasil cipta, karsa, dan rasa manusia itu
sendiri. Mengembalikan budaya dan potensi lokal, pada hakikatnya menjadi
sebuah keniscayaaan karena adanya muatan budaya masa lalu. Ini juga
berfungsi untuk membangun kerinduan pada tradisi kehidupan nenek moyang.
Nilai-nilai lokal sebagai sumber inspirasi kreatif Kehidupan beradat ini yang
berbunyi adat yang sebenar adat, adat yang teradat, adat yang diadatkan dan
adat istiadat. Mendorong rasa kebanggaan masyarakat terhadap budaya
sekaligus terhadap daerahnya. Sebaliknya, ternyata laju gerak budaya lokal
semakin lama memudar, dimana aktivitasnya sedang berhadapan dengan arus

1
global. Begitu juga mobilitas masyarakat yang padat menyebabkan landasan
budaya seorang menjadi mengabur yang berakibat keterikatan orang terhadap
fisik geografis budaya semakin melemah.

Dalam kebudayaan Melayu Deli, upacara adat perkawinan ini, sejakawal


dilakukan dalam suasana tradisi kebudayaan yang diantaranya ada pantun dan
tarian. Artinya perkawinan ini berlangsung melalui proses tradisi adat istiadat
lisan. Maka budaya ditumpukan pada kemampuan daya menyerap, mengingat,
menerapkan, dan mengembangkannya. Maka dibutuhkan kecerdasan tokoh-
tokoh adat dalam menerjemahkan konsep budaya, kedalaman wawasan dan
keilmuan. Maka dari itu keberadaan juru telangkai mewakili kedua belah pihak
sangat penting untuk melewati proses tradisi perkawinan. Karena ia memiliki
raga kemampuan baik ungkapankata, kalimat untuk pantun yang sangat variatif.
Kebudayaan adalah suatu sistem simbolik yang mempunyai makna suasana
tradisi Manusia sebagai komponen sosial dan budaya merupakan aktor utama
dalam membentuk dan menata sistem sosial dan budayanya.Sebagaimana suku-
suku yang ada di Nusantara ini, maka orang Melayu Deli juga memiliki adat-
isitadat dan kebudayaanya sendiri. Budaya melayu menjadi kaya dengan
variasi, sarat dengan simbol dan falsafah. Kekayaan khasanah nilai itu dapat
disimak antara lain dari keberagaman alat dan kelengkapan upacara

Maka ini menjadi sangat penting untuk memahami identitas budaya, oleh
karena itu melalui pengaruh budayalah orang-orang belajar berinteraksi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Aksesoris apa saja yang digunakan dalam pakaian Melayu Deli


2. Apa saja nilai nilai budaya yang terkandung dalam pakaian Melayu Deli?
3. Fungsi apa saja yang terkandung dalam pakaian Melayu Deli?
4. Bagiamana tata cara mengenakan pakaian Melayu Deli?

1.3 Tujuan

1. Mendeskripsikan aksesoris yang digunakan dalam pakaian Melayu Deli.


2. Mendeskripsikan budaya yang dalam pakaian Melayu Deli.
3. Mendeskripsikan fungsi dalam pakaian Melayu Deli.

2
4. Mendeskripsikan tata cara mengenakan pakaian Melayu Deli.

1.4 Manfaat

Makalah ini berfungsi sebagai sarana sosialisasi penggunaan pakaian Melayu Deli
sehingga kita dapat menggunakan pakaian Melayu Deli sesusai dengan aturan
pemakiannya .

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Aksesoris yang digunakan Pada Pakaian Adat Melayu Deli

1. Tanjak

Merupakan aksesoris dibagian kepala yang


memiliki motif dan warna serupa dengan baju
dan celana. Tanjak merupakan penutup
dibagian kepala khas masyarakat melayu riau,
kain songket yang dililit dikepala menjadi
unsur estetika dalam bentuk dan motif serta
makna tanjak. Tanjak memiliki arti
kewibawaan,semanggat dan harga diri.

2. Keris

Penempatan keris dibagian depan menunjukkan kesatriaan


seorang panglima,terutama saat menghadapi musuh.

3. Kalung

Untuk memperindah dibagian leher dan dada, berwarna


Silver Keemasan.

4
4. Selempang dan Songket

Motifnya sama seperti baju dan celana serta landai.

5. Pakaian Melayu Deli

Makna pakaian Melayu juga dikaitkan dengan fungsinya yakni sebagai pakaian
penjemput budi, sebagai penutup malu, dan pakaian penolak malapetaka (bala)
warna kuning mengandung arti kekuasaan. Pakaian dengan warna kuning ini
biasanya diperuntukkan bagi sultan atau raja.

5
6. Sepatu Pantofel

Sepatu Pantofel mampu membuat


seseorang tampilan lebih elegan. Tak
sembarangan efek yang dihasilkan jika
menggunakan sepatu pantofel, sepatu ini
siap untuk memberikan tampilan yang
lebih elegan pada penampilan laki-laki.

2.2 Make Up yang digunakan pada Model

1. Alis

2. Bedak

3. Lip Cream

Adapun Filosofinya sebagai berikut.

Bagi orang Melayu, pakaian Melayu Deli selain berfungsi


sebagai penutup aurat dan pelindung tubuh, simbol-
simbol yang digambarkan juga menciptakan nilai-nilai
luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Dalam hal
ini, semuanya akan dikaitkan dengan agama, adat istiadat
dan norma sosial. Warna kuning mempunyai makna
khusus dalam tradisi masyarakat Melayu. Selain
berfungsi estetis, kuning termasuk warna sakral. Warna
yang diadopsi dari simbol matahari dan warna emas ini
melambangkan kejayaan, keagungan, kemegahan, serta
kesucian.

Pakaian Melayu Deli ini juga dikaitkan dengan fungsinya yakni sebagai pakaian
penjemput budi, penutup malu, dan pakaian penolak malapetaka (bala) warna
kuning mengandung arti kekuasaan. Pakaian dengan warna seperti ini biasanya
diperuntukkan bagi sultan atau raja.

6
2.3 Adapun Nilai-Nilai Budayanya sebagai berikut

1. Nilai Budaya

Pakaian adat Riau merupakan pakaian yang diwariskan secara turun-temurun


oleh para leluhur. Oleh karenanya, seseorang yang memakai baju ini, secara tak
langsung telah memberi sumbangsih dalam menjaga kelestarian budaya tersebut.
Tak hanya itu, sebab budaya ini juga akan lebih indah jika diteruskan sampai ke
generasi-generasi mendatang.

2. Nilai Tradisi

Pakaian adat yang dikenakan masyarakat Riau merupakan tradisi yang sudah
dijunjung selama bertahun-tahun. Karenanya, tradisi ini bisa dibilang memiliki
kekhasan, ciri, dan keunikan tersendiri yang melekat dalam diri masyarakat
Riau. Sehingga, dari pakaian adat ini bisa dipelajari tradisi-tradisi yang
berkembang, khususnya pada masyarakat Riau ini sendiri.

3. Nilai Sosial

Dari pakaian yang dikenakan, bisa menentukan status seseorang. Misalanya saja
pada jaman dahulu, pakaian ini kerap kali dipakai untuk menandakan status
sosial sesorang. Dan di zaman sekarang ini, pakaian adat yang diterima dapat
menunjukkan dari mana asalnya asal usul seseorang tersebut datang.

2.4 Adapun Fungsi-Fungsi Pakaian Melayu Deli sebagai berikut

1. Fungsi Budaya

Baju tradisional suatu daerah bisa menjadi ciri kebudayaan tertentu dalam
tatanan masyarakat. Umumnya, pakaian adat akan selalu dilengkapi dengan
pernak-pernik dan aksesoris yang sesuai kearifan lokal setempat, yang
membedakannya dengan daerah lain. Bagi masyarakat Riau, baju dipakai
sebagai lambang dalam pengadaan upacara atau acara-acara lainnya. Masing-
masing upacara memiliki jenis baju yang berbeda, sesuai dengan tujuan masing-
masing.

7
2. Fungsi Estetika

Keindahan pakaian tradisional Melayu Riau tampak dari beragamnya bentuk dan
hiasan yang melekat pada baju-baju adat tersebut. Tak hanya dipakai sebagai
perhiasan, warna-warna pada baju adat Riau juga memiliki makan tertentu.
Misalnya, warna kuning yang mengandung makna kekuasaan, sehingga hanya
diperuntukkan bagi raja dan sultan saja. Sedangkan warna hitam, mencerminkan
sifat keberanian, sehingga biasa dipakai.

3. Fungsi Religius

Oleh para hulu balang serta petarung yang menyimbolkan ketangkasan mereka.
Secara tersirat, pakaian adat Riau juga meyimpan makna dan fungsi keagamaan.
Budaya Islam sedikit banyak memberi pengaruh terhadap tata cara berpakaian
masyarakat Riau, di mana baju-baju tradisional ini difungsikan untuk menutup
aurat. Simbol seperti ini memiliki makna ketaqwaan kepada Tuhan. Hal seperti
ini bisa ditemukan pada baju perempuan yang modelnya berbentuk baju kurung,
lengkap dengan kerudung dan menutup hampir semua anggota badannya. Tak
hanya dari bentuknya, fungsi keagamaan ini juga tampak dari simbol yang
dipakai sebagai perhiasan yang bentuknya serupa dengan bulan dan bintang.
Sebagai pelengkap, penggunaan tepung tawar dalam berbagai upacara adat, juga
menyiratkan simbol fungsi keagamaan ini.

4. Fungsi Sosial

Pakaian yang dikenakan oleh masyarakat Riau dari kalangan bangsawan hingga
masyarakat umum adalah sama, yaitu semuanya memakai Baju Kurung.
Bedanya hanya pada warna dan pemilihan bahan saja, di mana menurut tradisi
masyarakat setempat, warna memiliki maksud dan makna khusus.

5. Fungsi Simbolik

Berbagai aksesoris yang digunakan pada pakaian adat Riau ternyata juga
memiliki fungsi simbolik tertentu. Misalkan saja sirih, yang mencerminkan
lambang kehormatan dan persaudaraan., ada bibit kelapa yang melambangkan
keturunan, serta lambang payung yang mengandung arti berlindung.

8
2.5 Tata Cara Mengenakan Pakaian Melayu Deli

1. Pakai celana Melayu Deli terlebih dahulu


2. Kemudian pakai baju Melayu Deli
3. Pasang songket, lalu songket ditarik dan disesuaikan keketatannya keatas
sebelah kanan sipemakai, lalu biarkan saja dulu seperti itu
4. Pakai selempang didalam sebelah kanan
5. Gunakan tali pinggang agar songket tidak longgar
6. Pakai ban pinggang seperti yang mirip selempang tetapi gunanya untuk
menutupi lipatan songket dan tali pinggang dan jangan lupa dikasi jarum
pentul
7. Kain sisa songket dimasukkan kedalam lalu rapikan sekelilingnya dan
songket yang dibiarkan tadi dibikin bulatan melingkar seperti dililit
8. Gunakan aksesoris kalung dan keris
9. Terakhir pakai tanjak

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan informasi yang didapat dari beberapa sumber, maka penulis


mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pakaian tradisional Melayu Deli salah satu bagian dari nilai-nilai yang
menggambarkan kepribadian masyarakat pemakainya, karena itu kita harus
memelihara dan melestarikan nilai-nilai budaya tersebut.
2. Pakaian adat melayu terutama Melayu Deli pada umumnya berdasarkan
kepercayaan Islam, karena itu terdapat pantangan-pantangan yang sesuai
dengan ajaran Islam yang sangat baik dan sopan untuk kita gunakan dalam
kehidupan kita sehari-hari.
3. Pakaian adat Melayu Deli merupakan pakaian yang telah diciptakan oleh
nenek Moyang zaman dahulu yang mempunyai nilai nilai keagamaan dan
moral dan memiliki arti tersendiri di dalam pembagaiannya, masyarakat
Melayu sangat diakui dengan keagamaan Muslim sehingga masyarkat
Melayu mengikuti aturan aturan agama yang berkaitan dengan ciri khas
Muslim dan memiliki arti makna dan fungsi tertetu. Masyarakat Melayu
Deli menganggap sebuah pakaian itu sangat penting dimana semua aurat
kita harus ditutupi oleh kain mulai dari kepala sampai ke ujung kaki
sehingga marwah dan wib.

3.2 Saran

1. Pakaian adat masyarakat Melayu Riau merupakan salah satu kekayaan


nasional wajib dilestarikan. Masyarakat Riau sendiri sadar bahwa busana
tradisional ini suatu ketika akan punah bila tidak dilestarikan.
2. Kita harus memperhatikan nilai, norma dan tata krama dalam berpakaian
karena dengan cara seperti apa seseorang berpakaian orang lain akan dapat
menilai kepribadian dalam dirinya.
3. Kita harus dapat memilah dan memilih pakaian kita sesuai tempat dan
situasi di sekitar kita untuk menciptakan suasana damai dan selaras.

10
4. Sebagai masyarakat Riau yang memiliki nilai budaya yang cukup tinggi
sebaiknya kita dapat menjaga dan memanfaatkan kebudayaan-kebudayaan
sekitar kitaagar terus hidup hingga generasi-generasi yang akan datang.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://123dok.com/document/zg83808y-makna-fungsi-pakaian-adat-melayu-deli-
sumatera-utara.html , diakses pada 6 November 2022 pukul 20.00 WIB

https://123dok.com/document/zg83808y-makna-fungsi-pakaian-adat-melayu-deli-
sumatera-utara.html , diakses pada 6 November 2022 pukul 20.08 WIB

https://www.scribd.com/doc/131104544/maKaLah-baJu-meLayu, diakses pada 6


November 2022 pukul 20.15 WIB

https://kaltimkece.id/rupa/risalah/mengurai-makna-warna-kuning-dalam-tradisi-
nusantara-yang-sakral-dengan-batasan, diakses pada 6 November 2022
pukul 20.18 WIB

12

Anda mungkin juga menyukai