SSRN Pengantarekonomimakro
SSRN Pengantarekonomimakro
net/publication/349575179
CITATIONS READS
0 179
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Dyana Sari on 13 September 2022.
OLEH
Pada awalnya, buku ini dirancang sebagai buku Pengantar Ilmu Ekonomi, yang berarti
membahas Ekonomi Mikro dan Makro. Namun, karena masing-masing pembahasan Ekonomi Mikro
dan Makro dirasakan cukup banyak, maka kemudian buku ini dipisah menjadi dua : Pengantar Ilmu
Bagaimana pun dibuat seringkas mungkin sebagai sebuah buku pengantar, ternyata tidak
mudah, karena banyak hal mendasar yang harus dijelaskan, sehingga buku pengantar ini cukup
panjang. Hal yang melegakan adalah, buku pengantar tentang Ekonomi Makro ini cukup lengkap
karena berdasar dari kursus singkat Ekonomi Makro oleh Dr. Peter Navarro yang berjudul “ The
Power of Macroeconomics : Economics Principles in the Real World” yang memang penuh dengan
Sebelum buku ini diterbitkan, materi dalam buku ini sudah dicoba diberikan kepada
mahasiswa dan responnya relatif sangat positif. Rupanya para mahasiswa sangat tertarik dengan
Dalam buku ini, pada bab awal membahas Ilmu Ekonomi secara keseluruhan, baik Mikro
maupun Makro meski secara selintas, sehinga pemahaman Ekonomi Makro juga dapat diberikan
Namun demikian, sangat disadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik
Penulis
Pengertian ekonomi adalah serangkaian besar kegiatan produksi dan konsumsi yang saling
berkaitan dalam upaya membantu menentukan bagaimana sumber daya yang langka dialokasikan
(Kenton and Sonnenshein, 2020). Dikatakan selanjutnya, produksi dan konsumsi barang dan jasa
digunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang hidup dan beroperasi dalam perekonomian,
Definisi ekonomi memang sangat banyak dan beragam. Salah satu definisi mengatakan
bahwa ekonomi adalah kegiatan yang didorong oleh produksi yang menggunakan sumber daya
alam, tenaga kerja dan modal. Definisi ini telah berubah dari waktu ke waktu karena :
(1) teknologi berubah (adanya otomatisasi, proses akselerator, pengurangan fungsi biaya),
(2) inovasi (produk baru, layanan, proses, perluasan pasar, diversifikasi pasar, pasar khusus,
Adapun pengertian ekonomi menurut Paul Krugman dan Robin Wells dari bukunya berjudul
“Economics” bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari produksi, distribusi, dan
konsumsi barang dan jasa, yang dapat digambarkan sebagai berikut (Khan Academy, 2012) :
ini maka lebih mudah mengungkapkannya dan mengingatnya. Dalam hal ini, ada 3 pokok
utama { produksi, distribusi dan konsumsi), kemudian ada barang dan jasa, selanjutnya semua
yang disebutkan di atas itu merupakan ilmu sosial yang membahas kegiatan manusia (human
being).
Dalam memahami ekonomi, atau perekonomian, mencakup semua aktivitas yang berkaitan
dengan produksi, konsumsi dan perdagangan barang dan jasa di suatu daerah. Ekonomi
berlaku untuk semua orang mulai dari individu hingga entitas seperti perusahaan dan
pemerintah. Ekonomi suatu wilayah atau negara tertentu diatur oleh budaya, hukum, sejarah,
dan geografinya, juga faktor-faktor lain, dan berkembang karena kebutuhan. Karena alasan ini,
ekonomi di mana barang dan jasa diproduksi dan dipertukarkan sesuai dengan permintaan
diterima dalam suatu kondisi jaringan, seperti unit mata uang. Ekonomi berbasis pasar
memungkinkan barang mengalir dengan bebas melalui pasar, sesuai dengan penawaran dan
permintaan (Kenton and Sonnenshein, 2020). Dikatakan selanjutnya, pasar dianggap sebagai
tempat konsumen dan produsen menentukan apa yang dijual dan diproduksi. Produsen
memiliki apa yang mereka buat dan menentukan harga mereka sendiri, sementara konsumen
memiliki apa yang mereka beli dan memutuskan berapa banyak yang bersedia mereka bayar.
Namun, hukum penawaran dan permintaan ini dapat mempengaruhi harga dan jumlah
produksi. Jika permintaan konsumen untuk barang tertentu meningkat dan terjadi kekurangan
pasokan, maka harga barang akan cenderung naik dan konsumen bersedia membayar lebih
untuk barang itu. Pada gilirannya, jumlah produksi cenderung meningkat untuk memenuhi
kecenderungan untuk menyeimbangkan dirinya secara alami. Oleh karena harga naik karena
adanya kenaikan permintaan, termasuk adanya permintaan akan uang dan tenaga kerja yang
diperlukan untuk memenuhi permintaan itu, maka terjadi pergeseran harga ke arah tempat-
Namun ada kalanya, meski sudah terjadi pergeseran secara alami, kondisi pasar tetap tidak
kebijakan dan peraturan agar perekonomian kembali terjadi keseimbangan. Kondisi seperi ini
acap kali disebut sebagai perekonomian berbasis perintah, yakni perekonomian di mana agen
politik (Pemerintah) secara langsung mengontrol apa yang diproduksi dan bagaimana cara
produk itu dijual dan didistribusikan. Pada pemerintah yang mengontrol perekonomian, maka
pemerintahlah yang mengontrol harga dan distribusi barang. Pasokan dan permintaan barang
sering terjadi ketidakseimbangan . Pada kondisi seperti ini, maka Pemerintah segara
Dalam teori awal ekonomi, jika ekonomi berjalan secara alami, atau tidak ada intervensi
pemerintah, maka ekonomi akan berjalan secara alami atau disebut sebagai ekonomi pasar
murni, tetapi jenis ekonomi ini jarang ada. Umumnya di banyak negara bisa dianggap
mempunyai ekonomi campuran. Artinya, jika pasar dapat berjalan tanpa bantuan Pemerintah,
maka tidak perlu Pemerintah memberi intervensi. Namun, jika pasar memerlukan campur
tangan Pemerintah, maka Pemerintah mengeluarkan peraturan, tunjangan jaminan sosial yang
umumnya disediakan oleh pemerintah agar tidak terjadi kesenjangan dari ekonomi pasar dan
Oleh karena itu, istilah ekonomi pasar mengacu kepada ekonomi yang lebih berorientasi
pasar secara umum. Pada ekonomi berbasis pasar cenderung membiarkan barang mengalir
dengan bebas melalui pasar, sesuai dengan penawaran dan permintaan. Kondisi ini kemudian
dikenal sebagai Ekonomi Mikro. Adapun jika terjadi sesuatu yang tidak dapat berjalan lancar,
peran Pemerintah diperlukan dan kondisi ini kemudian dikenal sebagai Ekonomi Makro. .
Demikianlah awal pembentukan disiplin ilmu ekonomi menjadi dua bidang fokus utama,
ekonomi mikro, dan ekonomi makro. Ekonomi mikro mempelajari perilaku individu dan
perusahaan untuk memahami mengapa mereka membuat keputusan ekonomi yang mereka
lakukan dan bagaimana keputusan ini mempengaruhi sistem ekonomi yang lebih besar. Ilmu
ekonomi mikro mempelajari mengapa berbagai barang memiliki nilai yang berbeda dan
bagaimana individu berkoordinasi dan bekerja sama satu sama lain. Ekonomi mikro cenderung
berfokus pada kecenderungan ekonomi, seperti bagaimana pilihan dan tindakan individu
elemen dasar dalam perekonomian, termasuk agen dan pasar individu, interaksi mereka, dan
hasil interaksi. Agen individu mungkin termasuk, misalnya, rumah tangga, perusahaan,
pembeli, dan penjual. Sedangkan Ekonomi Makro membahas tentang sistem ekonomi secara
Adapula istilah Ekonomi Baru yang merupakan istilah yang merujuk kepada seluruh
ekosistem yang muncul dari standar dan praktik baru diperkenalkan, biasanya sebagai hasil
dari inovasi dan teknologi. Ada istilah “ekonomi hijau “ yang bergantung pada bentuk
energi terbarukan dan berkelanjutan. Sistem ini beroperasi dengan tujuan akhir untuk
energi alternatif, dan secara umum melestarikan lingkungan. Ekonomi hijau cenderung
berfokus pada inovasi teknologi yang meningkatkan efisiensi energi. Tujuan dari ekonomi
hijau adalah untuk menyediakan konsumsi dan produksi sambil mengurangi atau
10
Sebagaimana telah diutarakan, ekonomi makro, mempelajari seluruh ekonomi, dengan fokus
pada keputusan dan masalah skala besar. Ekonomi makro mencakup studi tentang faktor-faktor
ekonomi secara luas seperti pengaruh kenaikan harga atau inflasi pada perekonomian skala besar.
Ekonomi makro juga berfokus pada laju pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB),
yang merepresentasikan jumlah total barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu perekonomian
negara. Perubahan pengangguran dan pendapatan nasional juga dipelajari. Singkatnya, ekonomi
makro mempelajari bagaimana ekonomi agregat berperilaku. Dengan kata lain, ekonomi makro
menganalisis ekonomi sebagai sistem yang didalamnya terdapat produksi, konsumsi, tabungan, dan
investasi berinteraksi, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya: penggunaan sumber daya tenaga
kerja, modal, dan tanah, inflasi mata uang, pertumbuhan ekonomi, dan kebijakan publik yang
Krugman (2020) mengatakan : Ekonomi Makro adalah ilmu yang mempelajari ekonomi
secara keseluruhan. Ini berarti adanya keterkaitan berbagai industri, pasar, tingkat pengangguran,
inflasi, dan keluaran ekonomi umum dari seluruh perekonomian, seperti yang terjadi di suatu
negara atau dunia secara keseluruhan. ("Makro" berasal dari awalan Yunani yang berarti "besar".)
(Krugman, 2020).
Meskipun struktur ekonomi makro yang kompleks telah menjadi karakteristik masyarakat
manusia sejak zaman kuno, tetapi disiplin ilmu ekonomi makro dianggap relatif baru (Bondarenko,
2020). Sampai tahun 1930-an sebagian besar analisis ekonomi difokuskan pada fenomena ekonomi
mikro dan terkonsentrasi terutama pada studi konsumen individu, perusahaan dan industri. Aliran
pemikiran ekonomi klasik, yang memperoleh prinsip utamanya dari teori pasar dari ekonom
11
ekonom Adam Smith percaya bahwa peristiwa ekonomi secara luas seperti meningkatnya
pengangguran dan resesi, adalah sekedar seperti fenomena alam dan tidak dapat dihindari.
Menurut Adam Smith, jika kekuatan pasar dibiarkan, pada akhirnya akan memperbaiki diri.
Demikian pemikiran Adam Smith. Selain itu, pendapat dari Adam Smith, intervensi apa pun oleh
pemerintah dalam operasi pasar bebas tidak akan efektif dan paling buruk akan merusak pasar
(Bandarenko, 2020). Ternyata hal itu ditentang oleh seorang ekonom bernama John Maynard
Keynes. Ia berpendapat, jika perekonomian tidak diintervensi Pemerintah, maka akan terjadi
kekacauan dalam ekonomi. Hal ini terjadi saat terjadi Depresi Hebat (Great Depression) pada tahun
1930-an. Saat itu, pasar tidak dapat dikendalikan sehingga terjadi depresi ekonomi. John Maynard
Keynes kemudian muncul dengan mengatakan bahwa peran Pemerintah dibutuhkan untuk
memulihkan perekonomian dalam suatu negara dan muncullah istilah Ekonomi Makro.
(3) memungkinkan mahasiswa memahami dan menganalisis kondisi yang terjadi dari sudut
daya yang tersedia saat ini, di saat kebutuhan selalu tidak terbatas tetapi
(5) Memahami sistem ekonomi dan politik suatu negara dan bersama- sama turut
12
(1) Mengetahui kaitan ilmu Ekonomi Makro dengan ilmu lainnya yang lebih spesifik
misalnya Ekonomi Pertanian atau Ekonomi Bisnis. Demikian pula juga dapat
dan seterusnya.
(2) Mempunyai fondasi yang kokoh dalam ilmu Ekonomi Makro dan mendukung
(3) Memahami kaitan ilmu Ekonomi Makro dengan dunia industri, bisnis, dan
Pemerintah
(5) Menguatkan pengetahuan tingkat matematika yang akan dibahas dalam Ekonomi
Makro.
13
Ekonomi Makro berasal dari kata Yunani yaitu makro yang artinya “besar”. Dalam skala
ekonomi, sesuatu yang besar dalam ekonomi , artinya bagian-bagian ekonomi yang besar,
seperti suku bunga, pajak, dan pengeluaran pemerintah untuk mengatur pertumbuhan dan
stabilitas ekonomi (Samuelson, 2020). Ekonomi Makro merupakan cabang dari ilmu ekonomi
yang berurusan dengan kinerja, struktur, perilaku, dan pengambilan keputusan ekonomi
secara keseluruhan dan hal ini termasuk dalam ekonomi regional, nasional, dan global (
O'Sullivan et al, 2007). Oleh karenanya, para ahli Ekonomi Makro mempelajari topik seperti
internasional.
Adapun penjelasan dari Bondarenko (2020) tentang Ekonomi Makro adalah sebagai
berikut. Ekonomi Makro adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku perekonomian
nasional atau daerah secara keseluruhan. Hal ini berkaitan dengan pemahaman peristiwa
ekonomi secara luas seperti jumlah total barang dan jasa yang diproduksi, tingkat
15
Pada Gambar 2 tampak dua komponen utama, yaitu variabel eksternal dan instrumen
policy (kebijakan), yang mendukung fungsi ekonomi makro secara keseluruhan. Pada
variabel eksternal, terdapat komponen foreign output atau output asing yang dapat
diartikan adanya produk impor, baik sebagai bahan baku maupun produk jadi. Kemudian
ada wars atau perang, yang tentunya menyebabkan porak porandanya perekonomian
sebuah negara karena adanya perang. Selanjutnya terdapat perbedaan cuaca (weather) yang
tentunya berpengaruh terhadap situasi dan kondisi suatu negara. Cuaca yang kondusif
sumber daya alam yang berlimpah, mendukung perekonomian nasional sebuah negara.
Cuaca yang sejuk dan nyaman tentu turut berpengaruh terhadap kenyamanan penduduk
tinggal di negara itu. Demikian juga dengan instrumen kebijakan (policy instruments)
perdagangan internasional yang dapat memberi pengaruh kepada fungsi Ekonomi Makro.
16
output produk, (2) situasi pengangguran dan lowongan pekerjaan (unemployment &
employment), (3) harga (prices) : dari produk yang dihasilkan juga memberi hasil “harga”
kepada pasar, (4) net ekspor ; net ekspor berarti jumlah ekspor – jumlah impor, sehingga net
ekspor merupakan salah satu hasil / penerapan eksternal variabel dan policy instruments.
Keempat outpout tersebut kemudian dapat berperan sebagai induced variable, yaitu variabel
yang dapat ditambahkan dan dikurangkan dengan jumlah tetap kepada sebuah fungsi yang
sedang dikembangkan.
Dengan demikian, jelaslah berbeda antara Ekonomi Makro dengan Ekonomi ikro.
Ekonomi mikro hanya mempelajari perilaku ekonomi secara individu, seperti konsumen dan
perusahaan, sedangkan ekonomi makro memusatkan perhatian pada hasil agregat (skala
besar). Oleh karena itu, selain menggunakan alat-alat ekonomi mikro, seperti analisis
penawaran dan permintaan, para ahli makroekonomi juga memanfaatkan ukuran agregat
seperti produk domestik bruto (PDB), tingkat pengangguran, dan indeks harga konsumen
(CPI) untuk mempelajari dampak skala besar dari keputusan tingkat mikro.
Permintaan agregat adalah pengukuran ekonomi dari jumlah total permintaan untuk stemua
barang jadi dan jasa yang diproduksi dalam suatu perekonomian; dan permintaan agregat
dinyatakan sebagai jumlah total uang yang dipertukarkan untuk barang dan jasa tersebut
pada tingkat harga dan titik waktu tertentu ( Kenton and Boyle, 2020). Selanjutnya dijelaskan
sebagai berikut .
Permintaan agregat mewakili total permintaan barang dan jasa pada tingkat harga
17
produk domestik bruto (PDB) karena kedua metrik dihitung dengan cara yang sama. PDB
mewakili jumlah total barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu perekonomian
tersebut. Sebagai hasil dari metode penghitungan yang sama, permintaan agregat dan PDB
Secara teknis, permintaan agregat hanya sama dengan PDB dalam jangka panjang
setelah disesuaikan dengan tingkat harga. Hal ini karena permintaan agregat jangka pendek
mengukur output total untuk tingkat harga nominal tunggal di mana nominal tidak
disesuaikan dengan inflasi. Variasi lain dalam perhitungan dapat terjadi tergantung pada
Permintaan agregat terdiri dari semua barang konsumsi, barang modal (pabrik dan peralatan),
ekspor, impor, dan program pengeluaran pemerintah (belanja pemerintah), . Semua variabel
Permintaan agregat adalah ukuran ekonomi dari jumlah total permintaan untuk semua barang
Permintaan agregat dinyatakan sebagai jumlah total uang yang dibelanjakan untuk barang dan
Permintaan agregat dapat direprentasikan secara grafis, jumlah agregat barang dan
jasa yang diminta direpresentasikan pada sumbu X horizontal, dan tingkat harga keseluruhan
18
permintaan pada umumnya, miring ke bawah dari kiri ke kanan. Permintaan meningkat atau
menurun sepanjang kurva karena harga barang dan jasa naik atau turun. Juga, kurva dapat
bergeser karena perubahan jumlah uang beredar, atau kenaikan dan penurunan tarif pajak.
Dalam Gambar 3, good and services = barang dan jasa, yang direpresentasikan pada kurva X
dan pada kurva Y direprentasikan sebagai overall price = harga dari semua barang.
investasi swasta, belanja pemerintah, dan net ekspor dan impor. Rumusnya adalah sebagai
19
AD = C + I + G + (E – M)
Dimana :
E = ekspor
M = Impor
Rumus di atas digunakan secara luas, di Amerika Serikat pun menggunakan rumus ini
untuk menghitung Produk Domestik Bruto AS, yang diukur oleh Bureau of Economic Analysis
Berikut ini adalah beberapa faktor ekonomi utama yang dapat mempengaruhi
Kenaikan atau penuruanan suku bunga akan mempengaruhi keputusan yang dibuat
oleh konsumen dan bisnis. Suku bunga yang lebih rendah akan menurunkan biaya pinjaman
untuk barang- barang mahal seperti peralatan rumah tangga, kendaraan, dan kontrak
rumah. Selain itu, perusahaan akan dapat meminjam dengan suku bunga yang lebih rendah,
20
Ketika kekayaan rumah tangga meningkat, permintaan agregat biasanya juga meningkat.
barang, yang cenderung terjadi selama resesi. Ketika konsumen merasa nyaman dengan
penurunan tabungan.
Konsumen yang merasa inflasi akan meningkat atau harga akan naik, cenderung
jika konsumen yakin harga akan turun di masa depan, permintaan agregat juga cenderung
turun.
Jika nilai dolar AS turun (atau naik), barang asing akan menjadi lebih mahal (atau lebih
murah). Sementara itu, barang yang diproduksi di AS akan menjadi lebih murah (atau lebih
mahal) untuk pasar luar negeri. Oleh karena itu, permintaan agregat akan meningkat (atau
menurun).
Gambar di bawah ini menunjukkan kondisi ekonomi yang terjadi di AS karena timbulnya
21
Pada gambar di atas tampak adanya penurunan tingkat peminjaman uang (loan) saat terjadi resesi
finansial di AS pada 2007 – 2008 . Karena banyaknya usaha yang sepi, penjualan menurun tajam,
drastis di saat resesi. Sebab, jika penjualan menurun, tentu sangat sulit untuk membayar hutang
pada bank jika mempunyai pinjaman. Oleh karena itu, banyak perusahaan enggan meminjam ke
bank. Demikian pula, terjadi penurunan dalam struktur, alat dan sofware yang digunakan dalam
investasi di dunia bisnis di AS saat resesi pada waktu itu. Sebab jika tidak banyak penjualan atau
berkurangnya order, maka berkurang pula pabrik-pabrik menambah alat, software dan sejenisnya.
Bahkan mungkin malah menjualnya sehingga kondisi investasi terhadap struktur, alat-alat dan
22
Tampak pada gambar di atas, karena banyaknya perusahaan bangkrut dan tutup akibat
23
Secara bersamaan, pertumbuhan PDB juga mengalami kontraksi pada tahun 2008
dan 2009, yang berarti bahwa total produksi dalam perekonomian mengalami perubahan
gambar di atas.
Dampak adanya resesi tersebut adalah tabungan pribadi yang melonjak karena
konsumen mengkawatirkan masa depan mereka. Oleh karenanya, mereka yang sering
situasi dan masa depan yang tidak pasti, akhirnya menggiring mereka untuk menabung
menurun. Hal demikian misalnya, mereka yang sering makan di luar, cenderung untuk
24
yang terjadi saat resesi muncul pada 2008. Dampak dari penurunan terhadap konsumsi ini ,
seperti yang tadi telah diungkapkan, bahwa adanya kenaikan pula terhadap tabungan
25
Dari kejadian resesi 2008 – 2009 tersebut dapat disimpulkan bahwa kejadian itu
yang kebanyakan dilakukan dari sudut konsumen dan bisnis, atau dapat dikatakan adanya
permintaan agregat yang menurun. Permintaan agregat hampir sama pengertiannya dengan
besarnya PDB, jadi jika permintaan agregat menurun, maka dapat dipastikan PDB juga
menurun. Hal ini berkenaan dengan adanya pertumbuhan ekonomi. Jadi apabila terjadi
konsumsi agregat. Demikian sebaliknya, jika terjadi kenaikan permintaan agregat , artinya
Domestik Bruto) . Dengan kata lain, terjadi kenaikan ukuran ekonomi terkait dengan PDB
yang diukur. Jika ternyata peningkatan permintaan agregat tidak terbukti menciptakan
pertumbuhan ekonomi, maka kemudian karena PDB dan permintaan agregat memiliki
perhitungan yang sama, sehingga hal itu hanya menunjukkan bahwa keduanya meningkat
secara bersamaan. Persamaan tersebut tidak menunjukkan mana yang menjadi penyebab
Ternyata pendapat ini telah menjadi perdebatan selama bertahun-tahun, bahwa ada
hubungan atau tidak antara pertumbuhan ekonomi dengan permintaan agregat. Diuraikan
oleh Kenton dan Boyle (2020) sebagai berikut : Dalam teori ekonomi , saat awal berhipotesis
dikatakan bahwa produksi adalah sumber permintaan. Ekonom liberal klasik Prancis abad
26
dan tuntutan sosial pada dasarnya tidak terbatas, sebuah teori yang disebut sebagai hukum
Say. Hukum Say berlaku sampai tahun 1930-an, dengan munculnya teori-teori ekonom
Inggris John Maynard Keynes. Keynes, yang menyatakan bahwa permintaan mendorong
keseluruhan konsumen dan bisnis dalam suatu perekonomian. Karena permintaan agregat
diukur dengan nilai pasar, artinya hal itu hanya mewakili output total pada tingkat harga
tertentu dan tidak selalu mewakili kualitas atau standar hidup. Selain itu, permintaan
agregat mengukur banyak transaksi ekonomi yang berbeda antara jutaan individu dan untuk
tujuan yang berbeda. Akibatnya, hal ini dapat menjadi tantangan ketika mencoba
digunakan untuk menentukan berapa banyak variabel atau faktor yang mempengaruhi
permintaan dan sejauh mana variabel atau faktor tersebut mempengaruhi permintaan.
Penawaran agregat adalah total penawaran barang dan jasa yang diproduksi dalam
suatu perekonomian menggunakan harga tertentu dan dalam periode tertentu (Kenton and
diwakili dengan sebuah kurva penawaran agregat, yang menggambarkan hubungan antara
tingkat harga dan jumlah output yang tersedia disediakan perusahaan. Biasanya, ada
Kurva penawaran agregat dapat mengalami perubahan karena adanya perubahan upah
sehingga dapat mengakibatkan biaya produksi menjadi lebih tinggi, Berikut gambar kurva
penawaran agregat :
27
Pada Gambar 7 tampak bahwa harga (price) menentukan penawaran . Jika terjadi kenaikan
harga, biasanya merupakan indikator bahwa bisnis harus memperluas produksi untuk memenuhi
tingkat permintaan agregat yang lebih tinggi. Ketika permintaan meningkat di tengah penawaran
yang konstan, konsumen bersaing untuk mendapatkan barang yang tersedia dan, oleh karenanya,
konsumen bersedia membayar harga yang lebih tinggi. Dinamika ini mendorong perusahaan untuk
meningkatkan output untuk menjual lebih banyak barang. Kenaikan pasokan yang diakibatkannya
Dalam gambar di atas menunjukkan total barang yang diproduksi pada titik harga
tertentu untuk periode tertentu, dan itulah yang disebut sebagai penawaran agregat.
Perubahan jangka pendek dalam penawaran agregat dipengaruhi paling signifikan oleh kenaikan
atau penurunan permintaan. Perubahan jangka panjang dalam penawaran agregat dipengaruhi
paling signifikan oleh teknologi baru atau perubahan lain dalam suatu industri.
28
Pergeseran penawaran agregat dapat dikaitkan dengan banyak variabel, termasuk (Kenton
Walters, 2020) :
(a) peningkatan efisiensi tenaga kerja, mungkin dapat dilakukan melalui outsourcing
(c) meningkatnya penawaran output sehingga menurunkan biaya tenaga kerja per unit
penawaran. Sebaliknya, kenaikan upah memberi tekanan pada penawaran agregat dengan
29
Menurut Kenton and Walters (2020), dalam jangka pendek, penawaran agregat dipengaruhi
oleh permintaan (dan harga) yang lebih tinggi dengan meningkatnya penggunaan input saat ini
dalam proses produksi. Dalam jangka pendek, tingkat modal dianggap tetap, dan perusahaan tidak
dapat, misalnya, mendirikan pabrik baru atau memperkenalkan teknologi baru untuk
memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada, seperti memberi pekerja lebih banyak jam kerja
Kenton and Walters (2020) menjelaskan bahwa penawaran agregat dalam jangka panjang
tidak dipengaruhi oleh tingkat harga dan hanya didorong oleh peningkatan produktivitas dan
efisiensi. Hal – hal yang termasuk dalam faktor yang mempengaruhi penawaran dalam jangka
antara pekerja,
Dari sudut pandang ekonomi tertentu, seperti teori Keynesian, menyatakan bahwa
penawaran agregat jangka panjang masih elastis dari segi harga, hingga sampai titik tertentu.
Setelah titik ini tercapai, penawaran menjadi tidak sensitif terhadap perubahan harga.
Kenton and Walters (2020) menjelaskan ilustrasi penawaran agregat sebagai berikut.
Perusahaan XYZ memproduksi 100.000 komponen gadget per kuartal dengan total biaya $ 1 juta,
tetapi biaya komponen penting yang menyumbang 10% dari biaya itu berlipat ganda harganya
30
dapat memproduksi 90.909 unit untuk menghabiskan $ 1 juta untuk biaya produksi. Penurunan ini
akan menunjukkan penurunan penawaran agregat. Dalam contoh ini, penawaran agregat yang lebih
rendah dapat menyebabkan permintaan melebihi penawaran. Dalam hal ini, adanya kenaikan
31
Kata ekonomi adalah bahasa Yunani juga berarti "pengelolaan rumah tangga". Ekonomi
sebagai bidang studi disentuh oleh para filsuf di Yunani kuno, terutama Aristoteles, tetapi studi
ekonomi modern dimulai di Eropa abad ke-18, khususnya di Skotlandia dan Prancis.
Kemudian dengan berkembangnya Ilmu Ekonomi, maka Adam Smith disebut sebagai bapak
ekonomi dunia (Investopedia, 2020). Diuraikan selanjutnya, bahwa Adam Smith adalah
seorang filsuf dan ekonom Skotlandia, yang pada tahun 1776 menulis buku ekonomi terkenal
berjudul The Wealth of Nations, yang pada masanya dianggap sebagai filsuf moral. Dia dan
orang-orang sezamannya percaya bahwa ekonomi berevolusi dari sistem barter prasejarah
menjadi ekonomi yang digerakkan oleh uang dan akhirnya berbasis kredit.
hubungan yang lebih kuat antar negara. Suatu masa, proses ekonomi dapat disebut dipercepat
oleh sebuah proses pemulihan ekonomi saat terjadinya Depresi Hebat (Great Depression) dan
Perang Dunia II. Setelah dunia mengalami 50 tahun Perang Dingin, akhir abad ke-20 dan awal
abad ke-21 kini tanpa terasa, dunia telah menyaksikan globalisasi ekonomi yang merupakan
Sebelum Adam Smith merumuskan ekonomi, maka pengertian ekonomi dianggap bahwa
jasa, telah dianggap sebagai ekonomi. Kini, ekonomi tumbuh lebih besar seiring dengan
32
memulai ekonomi dengan berdasarkan uang sebagai alat pembayaran komoditas, sedangkan
Babilonia dan negara tetangganya kemudian mengembangkan sistem ekonomi paling awal
dalam hal aturan / undang-undang tentang hutang, kontrak hukum dan kode hukum yang
berkaitan dengan praktik bisnis , dan milik pribadi (Dow, 2014). Dikatakan selanjutnya, orang
Babilonia dan negara tetangga mereka mengembangkan bentuk ekonomi yang sebanding
dengan konsep masyarakat sipil (hukum) yang saat ini digunakan (Home, 1915). Dijelaskan,
masyarakat saat itu mengembangkan sistem hukum dan administrasi terkodifikasi pertama
subsisten adalah suatu kondisi pertanian yang dilakukan hanya pada tingkat minimum, asal
dapat bertahan hidup (survive). Sementara itu, satuan berat dan mata uang telah berlaku.
Penggunaan pertama istilah satuan berat dan mata uang berasal dari Mesopotamia sekitar
3000 SM. dan mengacu pada massa tertentu dari barley (gandum), yang terkait dengan nilai
lain dalam metrik seperti perak, perunggu, tembaga, dll. Barley (gandum) awalnya merupakan
satuan mata uang dan satuan berat, seperti halnya British Pound pada awalnya adalah satuan
denominasi massa satu pon perak. Pertukaran ini umumnya terjadi melalui hubungan sosial.
Sementara mata uang tidak digunakan, ada juga pedagang yang melakukan barter di pasar. Di
Yunani Kuno, di mana kata 'ekonomi' berasal, banyak orang adalah budak dari para pemilik
Pada abad pertengahan, ekonomi masih dalam taraf subsisten. Sebagian besar
pertukaran terjadi dalam kelompok sosial. Apabila ada orang yang memiliki uang banyak,
artinya dia bisa melakukan modal ventura (sebutan bagi orang yang mau menanggung
33
ke pasar lain. Penemuan Marco Polo (1254–1324), Christopher Columbus (1451–1506), dan
Vasco da Gama (1469–1524) mengarah pada ekonomi global pertama. Perusahaan pertama
adalah perusahaan perdagangan. Pada 1513, bursa saham pertama didirikan di Antwerpen.
Negara-bangsa yang sedang bangkit seperti Spanyol, Portugal, Perancis, Inggris Raya, dan
Belanda mencoba untuk mengontrol perdagangan melalui bea masuk. Mereka kemudian mulai
mencari tempat penjajahan. Saat itu, orang kaya mulai melakukan pendekatan pertama untuk
memungkinkan negara untuk menggunakan properti gereja yang sangat besar untuk
pengembangan kota. Kemudian, pengaruh para bangsawan berkurang. Ekonomi sejak saat itu
diartikan sebagai ekonomi nasional sebagai topik kegiatan ekonomi warga suatu negara.
Revolusi Industri adalah periode dari abad ke-18 hingga ke-19 di mana terjadi
berdampak besar pada kondisi sosial ekonomi dan budaya yang dimulai di Inggris Raya,
kemudian menyebar ke seluruh Eropa, Amerika Utara, dan akhirnya dunia. Permulaan
Revolusi Industri menandai titik balik utama dalam sejarah manusia; hampir setiap aspek
kehidupan sehari-hari akhirnya dipengaruhi dalam beberapa cara. Di Eropa kapitalisme liar
34
Sementara itu, di AS, konsep "ekonomi" tidak dikenal secara luas sampai terjadinya
Great Depression atau Depresi Hebat Amerika pada tahun 1930-an (Goldstein, 2014). Setelah
kekacauan Perang Dunia ke 2 dan Depresi Hebat yang menghancurkan kondisi ekonomi
dunia, pembuat kebijakan mencari cara baru untuk mengendalikan jalannya perekonomian.
Kejadian ini dieksplorasi dan dibahas oleh Friedrich August von Hayek (1899–1992) dan
Milton Friedman (1912–2006) yang membahas perdagangan bebas global dan dianggap
sebagai bapak dari Neoliberalisme. Namun, pandangan yang berlaku adalah pandangan yang
dipegang oleh John Maynard Keynes (1883–1946), yang menganjurkan kontrol yang lebih
kuat atas pasar yang dilakukan oleh negara. Teori bahwa negara dapat meringankan masalah
ekonomi dan memicu pertumbuhan ekonomi melalui manipulasi permintaan agregat oleh
negara disebut Keynesianisme. Istilah ini digunakan hingga kini untuk menghormati John
Maynard Keynes. Pada akhir 1950-an, pertumbuhan ekonomi di Amerika dan Eropa — sering
yaitu ekonomi dengan kemampuan adanya konsumsi massal. Pada tahun 1958, John Kenneth
Galbraith (1908– 2006) adalah orang pertama yang berbicara tentang masyarakat yang
makmur. Di sebagian besar negara, sistem ekonomi disebut ekonomi pasar sosial.
35
menjadi penting karena perannya adalah untuk menandai bersama-sama signifikansi yang
pertama istilah ini dari buku Daniel Bell tahun 1973, “The Coming of Post-Industrial Society”,
sementara yang lain menghubungkannya dengan buku filsuf sosial Ivan Illich “Tools for
Conviviality”. Istilah ini juga diterapkan dalam filsafat untuk menunjukkan memudarnya
Dengan penyebaran Internet sebagai media massa dan media komunikasi terutama
setelah tahun 2000-2001, ide untuk Internet dan ekonomi informasi diberikan tempat
karena semakin pentingnya e-commerce dan bisnis elektronik, juga istilah untuk
masyarakat informasi global saat pemahaman tentang jenis baru masyarakat "yang serba
terhubung" diciptakan. Pada akhir tahun 2000-an, jenis ekonomi baru dan ekspansi ekonomi
negara-negara seperti Cina, Brasil, dan India membawa perhatian dan minat pada jenis
prioritas berikut. Perekonomian kuno terutama didasarkan pada pertanian subsisten. Fase
pertanian yang lebih ekstensif dan monokultural dalam tiga abad terakhir. Pertumbuhan
36
Dalam ekonomi modern, aktivitas ekonomi dibedakan atas 5 sektor ( Kenessy, 2012) :
Sektor utama ekonomi mengekstraksi atau memanen produk dari bumi seperti bahan
mentah dan makanan pokok. Kegiatan yang terkait dengan kegiatan ekonomi primer meliputi
meramu, memancing, dan penggalian. Pengemasan dan pengolahan bahan mentah juga dianggap
sebagai bagian dari sektor ini. Di negara maju dan berkembang, proporsi pekerja yang bergerak di
sektor primer menurun. Mengutip dari data Biro Tenaga Kerja AS, Kenessy (2020) menyampaikan
bahwa hanya sekitar 1,8% angkatan kerja AS terlibat dalam aktivitas sektor primer pada 2018. Hal
ini merupakan penurunan dramatis, sebab mengutip dari Hirschman and Mogford (2009), dari
tahun 1880 ketika sekitar setengah dari populasi bekerja di industri pertanian dan pertambangan.
Sektor sekunder ekonomi menghasilkan barang jadi dari bahan mentah yang diekstraksi oleh
ekonomi primer. Semua pekerjaan manufaktur, pemrosesan, dan konstruksi berada dalam sektor
ini. Kegiatan yang terkait dengan sektor sekunder termasuk pengerjaan logam dan peleburan,
produksi mobil, produksi tekstil, industri kimia dan teknik, manufaktur dirgantara, utilitas energi,
pembuatan bir dan pembotolan, konstruksi, dan pembuatan kapal. Kenessy (2020) mengutip data
Biro Tenaga Kerja AS, di Amerika Serikat, sekitar 12,7% dari populasi pekerja terlibat dalam
yang diproduksi oleh sektor sekunder dan menyediakan layanan komersial bagi masyarakat umum
dan bisnis di kelima sektor ekonomi. Kegiatan yang terkait dengan sektor ini termasuk penjualan
eceran dan grosir, transportasi dan distribusi, restoran, layanan administrasi, media, pariwisata,
asuransi, perbankan, perawatan kesehatan, dan hukum. Di sebagian besar negara maju dan
berkembang, semakin banyak pekerja yang bekerja di sektor tersier. Mengutip data dari Biro Tenaga
Kerja AS, Kenessy (2020) menyampaikan bahwa di Amerika Serikat, sekitar 61,9% dari angkatan
kerja adalah pekerja tersier dan wiraswasta nonpertanian masuk ke dalam kategorinya sendiri, dan
itu menyumbang 5,6% pekerja lainnya, meskipun sektor untuk orang-orang ini akan ditentukan
Meskipun banyak model ekonomi yang membagi perekonomian menjadi hanya tiga
sektor, yang lain membaginya menjadi empat atau bahkan lima. Kedua sektor ini terkait erat
dengan jasa sektor tersier, itulah sebabnya mereka juga dapat dikelompokkan ke dalam cabang ini.
Sektor keempat ekonomi, sektor kuaterner, terdiri dari aktivitas intelektual yang sering dikaitkan
dengan inovasi teknologi. Kadang-kadang disebut ekonomi pengetahuan. Kegiatan yang terkait
dengan sektor ini antara lain pemerintahan, kebudayaan, perpustakaan, penelitian ilmiah,
pendidikan, dan teknologi informasi. Layanan dan aktivitas intelektual inilah yang mendorong
kemajuan teknologi, yang dapat berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi jangka pendek dan
Beberapa ekonom lebih mempersempit sektor kuaterner menjadi sektor kuiner, yang
mencakup tingkat pengambilan keputusan tertinggi dalam masyarakat atau ekonomi. Sektor ini
38
nirlaba, perawatan kesehatan, budaya, dan media. Ini mungkin juga termasuk polisi dan
departemen pemadam kebakaran, yang merupakan layanan publik dan bukan perusahaan nirlaba.
Ekonom terkadang juga memasukkan kegiatan domestik (tugas yang dilakukan di rumah oleh
anggota keluarga atau tergantung) di sektor quinary. Kegiatan ini, seperti penitipan anak atau
rumah tangga, biasanya tidak diukur dengan jumlah uang tetapi berkontribusi pada perekonomian
dengan menyediakan layanan gratis yang seharusnya dibayar. Diperkirakan 13,9% pekerja AS
Masih dalam kaitan peristiwa yang juga masuk ke dalam sejarah Ekonomi Makro, berikut ini
3. 1 MODEL KLASIK
Pada akhir tahun 1700an, prinsip “ laissez – faire” ( ekonomi pasar bebas ) masih
berlangsung. Para ekonom seperti Adam Smith, David Ricardo dan Jean-Baptiste Say dikenal
sebagai ekonom klasik dan percaya bahwa masalah pengangguran adalah bagian alami dari
siklus bisnis, yang akan mengoreksi diri sendiri dan, yang paling penting, pemerintah tidak
perlu campur tangan dalam pasar bebas untuk memperbaikinya. Saat tahun 1920an, Amerika
Serikat mengalami Perang Saudara sehingga mengalami ledakan dan kehancuran berkala,
mencatat tidak kurang dari lima depresi yang terjadi. Namun, setelah setiap kegagalan,
ekonomi selalu bangkit kembali persis seperti yang diperkirakan para ekonom klasik itu.
Setiap kejadian hampir selalu benar sesuai ramalan para ekonom klasik, hingga terjadilah
Great Depression atau Depresi Hebat tahun 1930-an. Dengan jatuhnya pasar saham pada tahun
1929, ekonomi jatuh, pertama terjadi resesi, dan kemudian depresi berat. Produk domestik
bruto turun hampir sepertiga dan pada tahun 1933, 25% angkatan kerja menganggur. Pada
39
menjadi $ 1 miliar pada tahun 1933. Sementara Presiden Herbert Hoover terus menjanjikan
bahwa kemakmuran sudah dekat, dan para ekonom klasik terus menunggu apa yang mereka
anggap sebagai pemulihan, namun tidak kunjung terjadi, hingga muncullah ke panggung
ekonomi makro : Ekonom John Maynard Keynes. John Maynard Keynes dengan tegas
menolak pendapat klasik dari ekonomi yang mengoreksi diri dan tinggal menunggu pemulihan
yang pada akhirnya tidak membuahkan hasil, karena, dalam jangka panjang, semua akan mati.
Keynes percaya bahwa dalam keadaan tertentu, ekonomi tidak akan pulih secara alami, tetapi
hanya stagnan atau bahkan lebih buruk, jatuh ke dalam kematian ekonomi. Bagi Keynes, satu-
kebijakan fiskal lahir dan pendapat Keynesian menjadi dasar pemikiran pemulihan ekonomi
selanjutnya. .Pemikiran Keynes ternyata dapat memperbaiki ekonomi Amerika Serikat dari
Depresi Hebat Pada awal 1950-an, pendapat Keynesian tentang pengeluaran pemerintah
metode Keynes dicoba pada keterpurukan yang terjadi saat Perang Korea, dan berhasil. Satu
pajak. Presiden AS Kennedy melakukan kebijakan ini dengan memberi pemotongan pajak
pada tahun 1964 dan Ketua Penasihat Ekonomi, Walter Heller mempopulerkan kebijakan ini
sangat yakin bahwa melalui penerapan prinsip-prinsip Keynesian yang mekanistik dan hati-
hati, maka makroekonomi bangsa dapat dipertahankan dengan inflasi minimal. Pada tahun
pajak yang besar untuk merangsang ekonomi yang lesu. Kongres akhirnya setuju dan
40
satu dekade paling makmur di Amerika. Namun, stimulus fiskal ini juga meletakkan dasar bagi
munculnya fenomena makroekonomi baru dan buruk yang disebut stagflasi (Stagnasi dan
inflasi). StagfIasi terjadi saat inflasi tinggi secara bersamaan terjadi dengan pengangguran
tinggi. Masalah stagflasi berakar pada sikap penolakan Presiden Lyndon Johnson. Pada akhir
1960-an, bertentangan dengan nasihat kuat dari para penasihat ekonominya, Johnson
terjadinya inflasi. Inti dari inflasi adalah, harga barang menjadi mahal dan hal itulah yang
Pada gambar di atas mengilustrasikan selama masa perang Vietnam, Amerika Serikat
41
agregat dari AD ke AD ', dan output ekuilibrium meningkat dari E ke E' seiring dengan
peningkatan PDB riil. Namun, ketika output riil naik jauh di atas output potensial, tingkat
harga juga naik tajam, dari P ke P '. Saat itu tahun 1972, Presiden Richard Nixon
memberlakukan kontrol harga dan upah, dan memberi kelonggaran terjadinya inflasi era
Johnson. Namun, begitu kontrol dicabut pada tahun 1973, inflasi melonjak kembali hingga
dua digit, sebagian besar dibantu oleh jenis inflasi yang berbeda yang kemudian muncul,
inflasi yang dikenal sebagai cost-push, atau inflasi sisi penawaran. Tekanan biaya, atau
inflasi sisi penawaran terjadi ketika faktor-faktor seperti kenaikan cepat harga bahan
mentah atau kenaikan upah, maka akan menaikkan biaya produksi. Hal ini dapat terjadi
sebagai akibat dari apa yang disebut guncangan penawaran (“supply schocks”), seperti
yang dialami AS di awal tahun 1970-an. Selama periode ini, guncangan tersebut termasuk
gagal panen, kekeringan di seluruh dunia, dan harga minyak mentah dunia naik empat kali
lipat. Situasi tekanan biaya pada tahun 1970-an diilustrasikan dalam gambar ini.
42
Sebagaimana tampak pada gambar di atas, yang pada waktu itu kondisi harga minyak,
komoditas, dan tenaga kerja yang semakin tinggi sehingga meningkatkan biaya menjalankan
bisnis. Dalam kerangka kurva AS-AD, biaya yang lebih tinggi menggeser kurva AS ke atas dari
AS ke AS ', dan keseimbangan bergeser dari E ke E'. Output menurun dari Q ke Q ', sementara
harga naik. Hal ini mengarah pada fenomena stagflasi, resesi atau stagnasi yang
dikombinasikan dengan inflasi. Dalam situasi ini, perekonomian menderita pukulan ganda
dari output yang lebih rendah dan harga yang lebih tinggi. Sebelum tahun 1970-an, para
ekonom tidak percaya bahwa inflasi tinggi dapat terjadi dan pada saat yang sama,terjadi pula
pengangguran yang tinggi. . Perkiraan sebelumnya adalah jika yang satu naik, yang lain harus
turun. Tahun 1970-an membuktikan bahwa para ekonom salah dalam hal ini, dan juga
masalah stagnasi baru. Dilema Keynesian sederhana saja, yakni menggunakan kebijakan
43
inflasi, sementara jika menggunakan kebijakan kontraktif untuk mengekang inflasi hanya
akan memperdalam resesi. Hal itu berarti bahwa alat Keynesian tradisional hanya dapat
menyelesaikan setengah dari masalah stagflasi pada satu waktu, dan hanya dengan membuat
kasus setengah lainnya menjadi lebih buruk. Ketidakmampuan ekonomi Keynesian untuk
mengatasi stagflasi inilah yang menjadi tantangan ahli moneter :Profesor Milton Friedman
yang dapat menemukan solusi terhadap apa yang telah menjadi sifat kuno Keynesian. Aliran
ahli moneter Milton Friedman berpendapat bahwa masalah inflasi dan resesi dapat ditelusuri
ke satu hal, yakni tingkat pertumbuhan jumlah uang beredar. Bagi para ahli moneter, inflasi
terjadi ketika pemerintah mencetak terlalu banyak uang, dan resesi terjadi ketika
pemerintah mencetak terlalu sedikit uamg. Dari perspektif moneter ini, stagflasi adalah hasil
tak terelakkan dari kebijakan fiskal dan moneter. Akibatnya, timbullah suatu perekonomian
yang melampaui apa yang disebut sebagai tingkat pengangguran alami, atau lebih teknis,
LSUR (Long Stage Unemployment Rate), adalah tingkat pengangguran terendah yang dapat
dicapai tanpa tekanan inflasi yang meningkat. Menurut ahli moneter, upaya ekspansif untuk
pertumbuhan jangka pendek. Namun, setelah setiap lonjakan pertumbuhan, harga dan upah
naik, dan menyeret perekonomian kembali ke LSUR-nya, meskipun pada tingkat inflasi yang
lebih tinggi. Seiring waktu berjalan, upaya sia-sia ini hanya untuk mendorong ekonomi
meningkat. Dalam situasi ini, ahli moneter percaya bahwa satu-satunya cara untuk
mengeluarkan inflasi dan ekspektasi inflasi dari perekonomian adalah dengan menaikkan
44
mendorong resesi. Kondisi ini setidaknya satu interpretasi dari apa yang dilakukan Federal
Reserve (The Fed – bank sentral Amerika Serikat) mulai tahun 1979 di bawah panji-panji
seringkali menjadi contoh dalam penerapan prinsiip-prinsip Ekonomi Makro dan menjadi
contoh bagi negara-negara lain. Kondisi the Fed (Bank Sentral Amerika Serikat), di bawah
tajam, dan suku bunga melonjak lebih dari 20 persen. Hal yang paling terpukul adalah sektor
ekonomi yang peka terhadap bunga seperti konstruksi perumahan, pembelian mobil,
dan investasi bisnis. Sementara cara penanganan The Fed belum berhasil, yakni tiga tahun
terjadi masa ekonomi tersulit bagi rakyat Amerika Serikat. Penyelesaian dalam Ekonomi
Makro masih dibutuhkan hingga kini, yang dapat ditemukan dari sisi penawaran agregat.
Dalam pemilihan presiden 1980, Ronald Reagan menjalankan platform sisi penawaran
yang berjanji untuk memotong pajak secara bersamaan, meningkatkan pendapatan pajak
tersebut tanpa mendorong inflasi, sehingga dianggap sebagai solusi yang baik. Cara ini
merupakan suatu penyelesaian dari sisi penawaran, yang terlihat sangat mirip dengan jenis
pemotongan pajak Keynesian yang ditentukan pada tahun 1960-an untuk merangsang
ekonomi yang lesu. Namun, cara penawaran dengan melihat kepada pemotongan pajak
tersebut dari perspektif perilaku yang sangat berbeda. Perbedaannya dengan Keynesian,
mereka (ahli ekonom) tidak setuju bahwa pemotongan pajak seperti itu akan menyebabkan
inflasi. Sebaliknya, pihak pemasok percaya bahwa rakyat Amerika sebenarnya akan bekerja
lebih keras dan berinvestasi lebih banyak jika mereka diizinkan untuk menyimpan lebih
45
dapat diproduksi oleh perekonomian Amerika Serikat , memang dapat meningkat dan
penyelesaian bagi perekonomian, yakni dengan memproduksi lebih banyak barang dan jasa
dan menawarkan kepada publik, asal ada kebijakan pemotongan pajak, sehingga dengan
demikian akan memacu pertumbuhan yang cepat. Sebab dengan hilangnya pendapatan pajak
dari pemotongan pajak akan lebih baik dengan diimbangi oleh peningkatan pendapatan pajak
dari pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Dengan demikian, di bawah kebijakan ekonomi
dari sisi penawaran, sebenarnya defisit anggaran justru akan berkurang. Namun sayangnya,
hal itu tidak terjadi. Sementara ekonomi berkembang pesat, defisit anggaran Amerika juga
meningkat. Ketika defisit anggaran melonjak, defisit perdagangan Amerika juga melonjak. Hal
ini terjadi setelah pemerintahan Ronald Reagan, yaitu pada pemerintahan George Bush, terjadi
defisit kembar. Apa yang disebut defisit kembar sangat mengkhawatirkan, terutama setelah
defisit anggaran melonjak lebih dari $ 200 miliar pada pertengahan masa jabatannya pada
Bagi para penganut Keynesian, permulaan resesi akan menjadi sinyal yang jelas
untuk melihat kenyataan Pemerintahan Amerika Serikat yang berpusat di Gedung Putih saat
Bush memerintah, dibantu bukan oleh Keynesian, melainkan oleh generasi baru pemikir
rasional. Teori ini mengatakan bahwa jika seseorang membentuk ekspektasi secara rasional,
maka ia akan mempertimbangkan semua informasi yang tersedia, termasuk dampak masa
46
kebijakan yang aktif semacam itu mungkin bisa membodohi orang untuk sementara waktu.
Namun, setelah beberapa saat orang akan belajar dari pengalaman mereka. Implikasi
kebijakan sentral ini merupakan gagasan yang sangat besar. Ekspektasi rasional membuat
para aktivis kebijakan fiskal dan moneter, sama sekali melakukan hal tidak efektif, jadi
kebijakan ini harus ditinggalkan. Memang, penasihat klasik baru Bush dengan tegas menolak
perbaikan cepat Keynsesian untuk mengatasi resesi yang semakin dalam. Alih-alih, mereka
menyerukan kebijakan yang lebih stabil dan sistematis berdasarkan tujuan jangka panjang,
daripada ketergantungan yang berkelanjutan pada jangka pendek. Akhirnya Bush menerima
nasihat klasik baru ini. Perekonomian tertatih-tatih menjelang pemilihan presiden tahun
1992, dan seperti Richard Nixon pada tahun 1960, Bush kalah dari seorang Demokrat yang
berjanji akan menggerakkan ekonomi kembali. Apa yang mungkin paling menarik dari
peralihan kekuasaan ini adalah bahwa Bill Clinton sebenarnya tidak berbuat banyak untuk
merangsang ekonomi (Sebelum pemerintahan Bush, didahului oleh Bill Clinton). Namun,
adalah fakta bahwa Clinton membantu memulihkan kepercayaan bisnis dan konsumen.
Pengesahan undang-undang pengurangan defisit Clinton oleh Kongres pada tahun 1993
mengirimkan sinyal yang jelas kepada Wall Street (pusat perdagangan saham) bahwa
ini membantu mempercepat pemulihan yang telah dimulai pada akhir masa jabatan Bush.
Faktor-faktor ini juga mengatur untuk pemilihan kembali Clinton yang sangat mudah pada
tahun 1996, serta pemulihan ekonomi terlama dalam sejarah. Namun, pada dekade
berikutnya tidak akan sedekat atau sejahtera tahun 1990-an. Tak lama setelah George Walker
Bush menjabat pada 2001, ekonomi AS kemudian jatuh ke dalam resesi , terutama pada tahun-
47
Pada tahun yang sama tahun 2001, China bergabung dengan Organisasi Perdagangan
Dunia (World Trade Organization) dan mulai membanjiri Amerika dengan ekspor yang
disubsidi secara ilegal. Selama sepuluh tahun berikutnya, AS menutup lebih dari 50.000
pabrik, kehilangan lebih dari $ 5 juta pekerjaan manufaktur dan melihat tingkat pertumbuhan
PDB tahunan secara historis terpotong 2/3nya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya impor
barang dari China, yang jika masuk ke dalam pasar AS, tentu saja produk domestik tidak dapat
Pada 2007 – 2008, AS dilanda krisis keuangan, sementara AS juga mengalami defisit
keruntuhan besar-besaran terutama dari bisnis perumahan dan mengalami resesi terburuk
Untuk menarik negara keluar dari resesi, dilakukan upaya pertumbuhan ekonomi yang
lambat, Gedung Putih dan Kongres kemudian mengatur stimulus fiskal terbesar dalam sejarah.
Sedangkan Federal Reserve (Bank Sentral AS) akan menggunakan alat kebijakan moneter
baru. Namun, semua stimulus fiskal dan moneter tidak banyak berguna, dan di tahun 2010-an
para ekonom makro dihadapkan kepada perubahan ekonomi global yang cepat . Solusi
kebijakan fiskal dan moneter tradisional tidak lagi berfungsi dengan baik, tidak saja di Amerika
Hal ini menantang para ekonom Keynesian untuk menemukan cara baru, Kekuatan
ekonomi global yang sangat kompleks yang sekarang ini terjadi akan terus membuat para
Sebagaimana telah diungkapkan, bahwa pendapat Adam Smith tidak lagi digunakan dalam
pembahasan dan solusi dalam Ekonomi Makro, tetapi pendapat John maynard Keynes yang tampil
di depan dalam pembahasan Ekonomi Makro, sehingga muncullah istilah Keynesianisme, atau para
penganut pendapat John Maynard Keynes. Namun demikian, bukan berarti pendapat Adam Smith
tidak berlaku, tetapi pendapat Adam Smith lebih mengarah kepada pembahasan Eknomi Mikro.
Pandangan klasik Ekonomi Makro, yang dipopulerkan pada abad ke-19 sebagai laissez-faire
(setiap orang bebas melakukan kegiatan ekonomi), dihancurkan oleh peristiwa Depresi Hebat
(Great Depression), yang dimulai di Amerika Serikat pada tahun 1929 dan segera menyebar ke
seluruh dunia industri Barat. Skala besar bencana, yang berlangsung hampir satu dekade dan
dan politik di banyak negara, cukup untuk menyebabkan pergeseran paradigma dalam pemikiran
makroekonomi arus utama, termasuk evaluasi ulang keyakinan bahwa pasar mengoreksi diri
sendiri. Fondasi teoritis untuk perubahan itu diletakkan pada tahun 1935-36, ketika ekonom
Inggris John Maynard Keynes menerbitkan karya monumentalnya The General Theory of
Employment, Interest, and Money. Keynes berpendapat bahwa sebagian besar efek merugikan dari
Depresi Hebat dapat dihindari seandainya pemerintah bertindak melawan depresi dengan
era baru pemikiran makroekonomi yang memandang ekonomi sebagai sesuatu yang harus
dikelola secara aktif oleh pemerintah. Ekonom seperti Paul Samuelson, Franco Modigliani, James
Tobin, Robert Solow, dan banyak lainnya mengadopsi dan memperluas ide-ide Keynes, dan
sebagai hasilnya, sekolah ekonomi Keynesian lahir dan pengaruh Keynesianisme kian kuat.
49
berpendapat bahwa ekonomi akan dapat memperbaiki dirinya sendiri, Keynesian berpendapat
bahwa pemerintah memiliki kewajiban untuk memerangi resesi. Meskipun naik turunnya siklus
bisnis tidak dapat sepenuhnya dihindari, mereka dapat dijinakkan dengan intervensi yang tepat
waktu. Pada saat krisis ekonomi, ekonomi lumpuh karena hampir tidak ada permintaan untuk
apapun. Ketika penjualan dalam sektor bisnis menurun, para pelaku bisnis mulai memberhentikan
lebih banyak pekerja, yang menyebabkan penurunan lebih lanjut dalam pendapatan dan
bahwa, dengan mengontrol pendapatan pajak, pemerintah memiliki sarana untuk menghasilkan
permintaan hanya dengan meningkatkan pengeluaran untuk barang dan jasa selama masa-masa
sulit seperti itu. Dari pendapat ini, kemudian banyak negara turut mengikuti pendapat Keynes,
seperti dapat dilihat di banyak negara, termasuk di Indonesia, Pemerintah mengontrol pendapatan
untuk kebutuhan menjalankan pemerintahan agar lancar dan berupaya menstabilkan kondisi
ekonomi negara. Nampak sekali Indonesia pun menganut paham Keynesianisme dalam
menjalankan roda perekonomian domestik. Banyak hal-hal yang sekiranya patut untuk dibuat
50
Pada tahun 1950-an, tantangan pertama bagi aliran pemikiran Keynesian datang dari
ahli moneter, yang dipimpin oleh ekonom University of Chicago yang berpengaruh, Milton
bahwa apa yang dimulai sebagai resesi berubah menjadi depresi berkepanjangan karena
bencana kebijakan moneter yang diikuti oleh Federal Reserve System (Bank sentral Amerika
Serikat). Jika Federal Reserve mulai meningkatkan jumlah uang beredar sejak awal, alih-alih
melakukan hal sebaliknya, resesi bisa secara efektif dijinakkan sebelum lepas kendali. Seiring
waktu berjalan, ide Friedman disempurnakan dan kemudian dikenal sebagai monetarisme.
Berbeda dengan strategi Keynesian untuk meningkatkan permintaan melalui kebijakan fiskal,
para ahli moneter lebih menyukai peningkatan jumlah uang beredar yang terkontrol sebagai
cara untuk melawan resesi. Di luar itu, pemerintah harus menghindari campur tangan di pasar
Tantangan kedua bagi mazhab Keynesian muncul pada tahun 1970-an, ketika ekonom
Amerika Robert E. Lucas, Jr., meletakkan dasar dari apa yang kemudian dikenal sebagai mazhab
pemikiran Klasik Baru (New Classics) di bidang ekonomi. Kunci Lucas memperkenalkan hipotesis
ekspektasi rasional berbeda dengan ide-ide dalam model Keynesian dan monetarist sebelumnya
yang memandang pengambil keputusan individu dalam perekonomian sebagai pandangan sempit
dan berpandangan ke belakang, Lucas berpendapat bahwa pembuat keputusan, sejauh mereka
rasional, tidak berdasarkan keputusan mereka hanya pada data saat ini dan masa lalu. ; mereka juga
membentuk ekspektasi tentang masa depan atas dasar beragam informasi yang tersedia bagi
mereka. Fakta tersebut menyiratkan bahwa perubahan kebijakan moneter, jika telah diprediksi
51
pengangguran, karena para agen telah bertindak berdasarkan implikasi dari kebijakan tersebut
bahkan sebelum hal itu. diimplementasikan. Akibatnya, perubahan kebijakan moneter yang dapat
diprediksi akan mengakibatkan perubahan variabel nominal seperti harga dan upah tetapi tidak
Mengikuti karya perintis Lucas, ekonom termasuk Finn E. Kydland dan Edward C. Prescott
mengembangkan model makroekonomi yang ketat untuk menjelaskan fluktuasi siklus bisnis, yang
kemudian dikenal dalam literatur ekonomi makro sebagai model siklus bisnis nyata (RBC= Real
Business Cycle). Model RBC didasarkan pada fondasi matematika yang kuat dan memanfaatkan
gagasan Lucas tentang ekspektasi rasional. Hasil penting dari model RBC adalah bahwa model
tersebut mampu menjelaskan fluktuasi makroekonomi sebagai produk dari berbagai guncangan
eksternal dan internal (peristiwa tak terduga yang melanda perekonomian). Terutama, mereka
berpendapat bahwa guncangan yang diakibatkan oleh perubahan teknologi dapat menyebabkan
Kecenderungan model RBC untuk terlalu menekankan fluktuasi yang digerakkan oleh
teknologi sebagai penyebab utama siklus bisnis dan kurang menekankan peran kebijakan moneter
dan fiskal menyebabkan pengembangan respons Keynesian baru di tahun 1980-an. Keynesian
baru, termasuk John B. Taylor dan Stanley Fischer, mengadopsi pendekatan pemodelan ketat yang
diperkenalkan oleh Kydland dan Prescott dalam literatur RBC tetapi mengembangkannya dengan
mengubah beberapa asumsi utama yang mendasarinya. Model sebelumnya mengandalkan fakta
bahwa variabel nominal seperti harga dan upah bersifat fleksibel dan merespons dengan sangat
cepat terhadap perubahan penawaran dan permintaan agregat. Namun, di dunia nyata, sebagian
besar upah dan harga, banyak terikat oleh perjanjian kontrak. Fakta itu memperkenalkan
52
Karena upah dan harga cenderung kaku, pembuat keputusan ekonomi dapat bereaksi terhadap
peristiwa makroekonomi dengan mengubah variabel lain. Misalnya, jika gaji kaku (tidak bisa
dubah), maka bisnis akan dengan terpaksa merumahkan lebih banyak pekerja daripada setiap gaji
karyawan dapat dipotong setengah (dan kemungkinan besar para pekerja keberatan).
Dalam memperkenalkan ketidaksempurnaan pasar seperti upah dan harga yang kaku
tersebut, malah membantu Taylor dan Fischer dapat membangun model makroekonomi yang
mewakili siklus bisnis secara lebih akurat. Secara khusus, mereka mampu menunjukkan bahwa
dalam dunia ketidaksempurnaan pasar seperti kekakuan, kebijakan moneter akan berdampak
langsung pada output dan lapangan kerja dalam jangka pendek, sampai cukup waktu berlalu,
hingga upah dan harga dapat menyesuaikan dengan kondisi dan situasi yang terjadi. Oleh karena
itu, Bank sentral AS yang mengontrol suplai uang, dapat sangat mempengaruhi siklus bisnis
dalam jangka pendek. Namun, dalam jangka panjang, ketidaksempurnaan menjadi kurang
mengikat, karena kontrak dapat dinegosiasikan ulang, dan kebijakan moneter hanya dapat
mempengaruhi harga.
Menyusul revolusi Keynesian baru, para ekonom makro tampaknya mencapai konsensus
bahwa kebijakan moneter efektif dalam jangka pendek dan dapat digunakan sebagai alat
untuk menjinakkan siklus bisnis. Banyak model ekonomi makro lainnya dikembangkan
untuk mengukur sejauh mana kebijakan moneter dapat mempengaruhi output. Seperti
kejadian adanya krisis keuangan tahun 2007–08 dan diikuti dengan Resesi Hebat, ditambah
dengan fakta bahwa pemerintah banyak mengadopsi tanggapan yang sangat Keynesian
terhadap peristiwa tersebut, maka hal ini membawa kebangkitan minat dalam pendekatan
Keynesian baru terhadap makroekonomi , yang tampaknya akan mengarah pada teori yang
53
54
Sebagaimana telah diuraikan terdahulu, makro berarti besar dan ekonomi makro artinya
berfokus pada gambaran ekonomi besar, khususnya bagaimana kinerja ekonomi nasional secara
keseluruhan. Empat masalah dalam ekonomi makro adalah inflasi, pengangguran, laju
pertumbuhan ekonomi, dan pergerakan siklus bisnis. Masalah ekonomi makro muncul ketika
ekonomi sedang tidak berjalan baik . sehingga muncul masalah pada lapangan kerja penuh (full
5.1 PENGANGGURAN
Pengangguran muncul ketika faktor-faktor produksi yang mampu menghasilkan barang dan
jasa, tidak secara aktif terlibat dalam produksi. Pengangguran berarti ekonomi tidak mencapai
tujuan Ekonomi Makro, yaitu tidak ada pengangguran atau semua angkatan kerja bekerja yang
produksi, dengan demikian harus mengurangi tenaga kerja. Artinya tenaga kerja menjadi
tidak bekerja atau tidak mempunyai pendapatan atau menerima pendapatan lebih sedikit.
Dengan tenaga kerja yang menganggur artinya warga mengalami penurunan dalam standar
hidup
Dengan lebih sedikitnya produk yang diproduksi maka akan menyebabkan penurunan
Dengan demikian, pada umumnya ekonomi yang lebih baik adalah tingkat pengangguran
rendah dan sebaliknya. Tingkat pengangguran diukur sebagai jumlah pengangguran dibagi dengan
jumlah orang dalam angkatan kerja. Program kebijakan ekonomi makro utama yang umum
56
biasanya diukur dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto negara, atau PDB. PDB (Produk
Domestik Bruto) didefinisikan sebagai nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang
diproduksi di suatu negara pada tahun tertentu, umumnya dalam masa satu tahun. Jadi jika ada
pertumbuhan ekonomi, maka artinya perekonomian berjalan baik. Jika perekonomian berjalan
baik, maka akan banyak orang bekerja memproduksi barang. Dengan demikian , pengangguran
menurun. Bagus jika dapat mencapai full employment atau semua orang bekerja. Dengan semua
orang bekerja,, maka produksi menjadi meningkat dan jika produksi meningkat , maka Produk
Domestik Bruto juga meningkat. Bagaimana untuk mengukur Produk Domestik Bruto ?
Para ekonom memiliki dua cara untuk mengukurnya. Salah satunya disebut (1)
pendekatan aliran biaya atau pendekatan pendapatan. Bentuk lainnya disebut (2)
pendekatan aliran produk atau pendekatan pengeluaran. Pendekatan aliran produk atau
pengeluaran artinya perhitungan Produk Domestik Bruto dilakukan dengan menghitung jumlah
konsumsi ditambah investasi ditambah pengeluaran pemerintah ditambah pengeluaran oleh pihak
Dimana : C = Konsumsi
I = Investasi
G = Pengeluaran Pemerintah
Nilai ekspor netto didefinisikan sebagai selisih antara total ekspor dan total impor.
semua pendapatan yang diterima orang setiap tahun dari memproduksi output di tahun tersebut
57
Berdasarkan pendekatan ini, Produk Domestik Bruto kira-kira sama dengan upah yang diperoleh
pekerja ditambah sewa yang diperoleh pemilik properti ditambah bunga yang diterima pemberi
KEUNTUNGAN
Dimana :
Total sewa= total sewa yang diperoleh dari sewa pemilik properti
Total keuntungan= total keuntungan yang diperoleh semua perusahaan yang beroperasi.
penting untuk membedakan antara PDB aktual dan PDB potensial. PDB aktual, mewakili apa
yang diproduksi, sedangkan PDB potensial mewakili jumlah maksimum yang dapat diproduksi
Ketika PDB aktual jauh di bawah PDB potensial, maka hal ini menunjukkan kondisi
perekonomian berada dalam kisaran resesi ekonomi. Sebaliknya, ketika ketika PDB aktual di atas
PDB potensial, maka kondisi perekonomian menghadapi risiko inflasi berat. Berikut ini gambar
yang menunjukkan hubungan antara PDB aktual dan PDB potensial dengan tingkat pengangguran
tertentu :
58
Pada gambar di atas menunjukkan berbedaan antara PDB (GDP) potensial dan PDB
(GDP) aktual yang dikenal sebagai kesenjangan PDB. Kesenjangan PDB ini mengukur
output yang dikorbankan oleh ekonomi karena gagal menggunakan produk sepenuhnya.
Jadi tampak dalam gambar di atas, bahwa PDB yang sebelumnya diperhitungkan akan
memberikan suatu gambaran melalui garis lurus berwarna hijau yang menaik, dalam
kenyataannya, PDB aktual mengalami naik dan turun (garis kuning). Saat PDB aktual
mengalami penurunan, maka perbedaan antara PDB potensial dan PDB aktual ini disebut
59
ekonomi jatuh ke dalam resesi, yang kemudian disebut sebagai kesenjangan PDB positif, yang
berarti ekonomi beroperasi kurang dari potensi (dan kurang dari lapangan kerja penuh/full
employment ). Ketika ekonomi mengalami ledakan inflasi, maka akan terjadi kesenjangan PDB
negatif, yang berarti ekonomi beroperasi lebih besar dari potensi (dan lebih dari lapangan kerja
penuh). Lumenlearnig.com (2020) memberikan ilustrasi tentang kesenjangan PDB sebagai berikut
Gambar di atas adalah tentang perkiraan PDB potensial (garis abu-abu tipis) dan aktual
(garis abu-abu lebar ) dari Kantor Anggaran Kongres AS dan perbedaan antara keduanya mewakili
60
mengasumsikan ekonomi beroperasi pada lapangan kerja penuh (full employment), maka
kesenjangan PDB tidak terlalu relevan dengan analisis Neoklasik tetapi merupakan bagian integral
pengangguran dan inflasi. Dikatakan, para ekonom Keynesian berpendapat bahwa solusi untuk
resesi adalah kebijakan fiskal ekspansif, seperti pemotongan pajak untuk merangsang konsumsi
dan investasi, atau peningkatan langsung dalam pengeluaran pemerintah yang akan menggeser
kurva permintaan agregat ke kanan. Gambar berikut akan memberikan ilustrasi lebih jelas :
Pada gambar di atas menunjukkan , jika permintaan agregat awalnya pada ADr pada
sehingga perekonomian berada dalam resesi, maka kebijakan yang tepat adalah pemerintah
61
potensi PDB dan tenaga kerja penuh (full employment). Dijelaskan, Keynes mencatat bahwa
meskipun pemerintah dapat mengeluarkan uang tambahan untuk perbaikan jalan, perumahan, dan
fasilitas lainnya, Keynes juga berpendapat bahwa pemerintah juga dapat untuk tidak menyetujui
cara membelanjakan uang dengan cara yang praktis. Namun pemerintah dapat membelanjakan
dengan cara yang tidak praktis. Misalnya, Keynes menyarankan untuk membangun monumen,
seperti piramida modern yang setara dengan Mesir. Dia mengusulkan agar pemerintah bisa
mengubur uang di bawah tanah, dan membiarkan perusahaan pertambangan mulai menggali uang
lagi. Saran-saran ini bertujuan untuk menekankan bahwa Depresi Besar bukanlah waktu untuk
berdebat tentang program pengeluaran pemerintah dan pemotongan pajak secara spesifik ketika
tujuannya adalah untuk memompa permintaan agregat agar mencapai PDB potensial.
Jika suatu perekonomian berada dalam resesi, dengan titik keseimbangan (ekuilibrium) di
Er, maka respon Keynesian adalah dengan memberlakukan kebijakan untuk menggeser permintaan
agregat ke kanan dari ADr menuju ADf. Jika suatu perekonomian mengalami tekanan inflasi dengan
ekuilibrium di Ei, maka respon Keynesian akan memberlakukan respon kebijakan untuk menggeser
Sisi lain dari kebijakan Keynesian terjadi ketika perekonomian beroperasi di atas PDB
potensial. Dalam situasi ini, pengangguran rendah, tetapi kenaikan inflasi di tingkat harga menjadi
62
bawah pada tingkat harga, tetapi penurunan output yang sangat kecil atau kenaikan pengangguran
yang sangat kecil. Jika permintaan agregat pada awalnya berada di ADi pada gambar di atas,
sehingga perekonomian mengalami kenaikan inflasi pada tingkat harga, maka kebijakan yang tepat
bagi pemerintah adalah menggeser permintaan agregat ke kiri, dari ADi menuju ADf, dengan
mengurangi tekanan untuk tingkat harga yang lebih tinggi sementara ekonomi tetap pada
pengangguran dan terlalu banyak permintaan agregat, akan menyebabkan inflasi. Jadi, ekonomi
Keynesian seolah-olah mengejar tingkat permintaan agregat "Goldilocks": tidak terlalu banyak,
5.2 INFLASI
Inflasi adalah kenaikan harga yang konsisten dan terus-menerus dibandingkan tingkat
harga rata-rata dalam perekonomian. Dengan kata sederhana, selama terjadi inflasi maka harga
barang dan jasa akan mengalami kenaikan secara umum dari waktu ke waktu. Dalam hal demikian,
harga-harga pada umumnya naik dari bulan ke bulan dan tahun ke tahun sehingga dengan beban
inflasi ini perekonomian tidak mencapai tujuan stabilitasnya. Inflasi menyebabkan kenaikan harga
rata-rata. Di sini, beberapa harga naik lebih dari rata-rata, beberapa naik lebih sedikit, dan
Karena ada kenaikan harga barang dan jasa, daya beli uang menurun. Hal ini pada gilirannya
63
Inflasi diartikan sebagai pergerakan harga yang naik dari satu tahun ke tahun berikutnya, yang
diukur dengan perubahan persentase dalam indeks harga, seperti indeks harga konsumen, indeks
harga produsen, atau yang disebut deflator Produk Domestik Bruto. Contohnya : indeks harga
produsen didasarkan pada sejumlah bahan mentah penting. Sementara ukuran inflasi yang paling
banyak digunakan adalah indeks harga konsumen, atau CPI (Consumer Price Index) yang
dihitung dengan menentukan harga sejumlah barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga biasa.
Umumnya barang dan jasa yang termasuk dalam Indeks Harga Konsumen adalah : (1) makanan,
(2) pakaian, (3) tempat tinggal, (4) bahan bakar, (5) transportasi, (6) perawatan medis, (7) biaya
pendidikan (kuliah), dan (8) barang serta layanan lainnya yang dibeli untuk kehidupan sehari-hari.
Inflasi sering kali disebut sebagai “Pajak yang Paling Kejam” karena ia dapat menggerogoti
tabungan dan gaji ( Navarro, 2020). Misalnya, jika tingkat inflasi melebihi tingkat pertumbuhan
gaji, maka berarti pendapatan atau daya beli riil menurun meskipun upah naik. Namun,
bagaimanapun, tidak semua orang merugi karena inflasi. Sebab inflasi toh juga melanda setiap
orang, sehingga tergantung masing-masing individu apakah bisa menyikapi adanya inflasi dengan
tindakan-tindakan yang bijaksana bagi diri sendiri. Sebagai contoh, orang akan sangat berhitung
untuk pengeluaran yang tidak penting (kebutuhan sekunder dst). Bahkan bagi seseorang lain,
inflasi merupakan saat yang tepat untuk membeli investasi seperti rumah, tanah dll yang memberi
prospek lebih baik di masa depan. Namun demikian, inflasi tetap merupakan masalah utama di
hampir setiap negara. Oleh karenanya, setiap pemerintah mencari solusi terhadap inflasi yang
terjadi.
64
Para ahli makroekonomi menggunakan PDB riil untuk menghitung pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan PDB nominal harus disesuaikan dengan inflasi, dan dihitung dalam harga konstan untuk
tahun tertentu, katakanlah, 1992. Menurut Navarro (2020), PDB nominal dibagi dengan PDB riil,
adalah Deflator PDB. PDB riil adalah ukuran terbaik yang tersedia secara luas dari tingkat dan
pertumbuhan output dalam perekonomian dan pergerakan dalam PDB Riil berfungsi sebagai
Terkait erat dengan masalah pertumbuhan ekonomi dan PDB riil sebagai ukuran
pertumbuhan tersebut adalah masalah siklus bisnis. Siklus bisnis merujuk pada naik turunnya PDB
riil yang berulang selama beberapa tahun. Meskipun siklus bisnis individu sangat bervariasi dalam
panjang dan intensitasnya, semua menampilkan fase umum, seperti yang diilustrasikan dalam
gambar ini.
Sumber
Gambar 13.: Navarro (2020)
Fase Siklus Bisnis
65
gambar tersebut terlihat ada puncak saat aktivitas bisnis mencapai maksimum, kemudian sebuah
palung yang diakibatkan oleh penurunan resesi dalam total output. Selanjutnya terjadi pemulihan
atau kemajuan saat ekonomi berkembang menuju lapangan kerja penuh. Dalam gambar tampak di
saat masing-masing fase siklus ini bergerak naik yang berarti adanya pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan siklus bisnis yang naik turun menandakan bahwa siklus bisnis itu berulang. Artinya,
pemerintah dapat membuat suat yang dapat digunakan untuk mengontrol atau memanfaatkan siklus
bisnis. Pada saat yang sama, perhatian utama bisnis adalah untuk menentukan apakah ekonomi akan
mengalami kontraksi atau ekspansi dengan kebijakan yang tepat untuk mendukung kemajuan bisnis
dan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, mengapa banyak bisnis mengandalkan prakiraan
ekonomi untuk membantu mereka merencanakan upaya produksi dan pemasaran yang tepat.
Pengangguran dan inflasi cenderung muncul pada fase siklus bisnis yang berbeda.
Kemungkinan masalah ini akan bervariasi. Kadang-kadang, pengangguran tidak terlalu menjadi
masalah dan inflasi lebih penting. Di lain waktu, pengangguran lebih merupakan masalah dan
inflasi berkurang. Apabila kedua masalah ini terhubung ke dua fase utama siklus bisnis. Fase
Kontraksi: Selama fase kontraksi dari siklus bisnis, secara umum terjadi penurunan aktivitas
ekonomi. Permintaan agregat keseluruhan lebih sedikit yang berarti lebih sedikit output yang
dihasilkan, dan dengan demikian lebih sedikit sumber daya yang digunakan untuk hal yang sama.
Karena alasan ini, pengangguran cenderung menjadi masalah utama di sini. Tetapi pada saat yang
sama karena pasar cenderung memiliki lebih banyak surplus daripada kekurangan, inflasi
cenderung tidak menjadi masalah selama fase ini. Fase Ekspansi: Selama fase ekspansi dari siklus
bisnis ada peningkatan umum dalam aktivitas ekonomi. Dengan demikian, keseluruhan
permintaan agregat meningkat yang mengarah pada lebih banyak produksi dan sumber daya
66
67
Di seluruh dunia, permasalahan ekonomi terbesar adalah inflasi dan pengangguuran yang
sudah dibahas pada bab sebelumnya. Negara yang paham menangani masalah perekonomian
adalah Amerika Serikat. Dalam menangani masalah ekonomi seperti inflasi dan pengangguran,
pemerintah federal AS memiliki sejumlah alat kebijakan yang dapat digunakan. Dua yang terpenting
(4) melawan inflasi dengan mengurangi pengeluaran pemerintah atau menaikkan pajak.
Pemerintah memberikan kebijakan fiskal terutama untuk mengatasi penurunan kondisi pasar
yang lesu, adanya resesi, atau depresi ekonomi. Pemerintah biasanya melakukan intervensi dalam
ekonomi untuk membantu merangsang pertumbuhan dan menyediakan pendanaan dan bantuan di
tempat yang sangat membutuhkan. . Contoh yang sedang terjadi adalah pada masa pandemi (Covid-
19) ini, Pemerintah memberi bantuan untuk UMKM, memberi bantuan uang tunai kepada keluarga
pra-sejahtera dengan harapan agar dapat merangsang tumbuhnya perekonomian. Dengan bantuan
tersebut , diharapkan perekonomian terutama di kelas bawah dapat bergerak dan pergerakan itu
akan menimbulkan efek – domino yaitu suatu kondisi yang menularkan pergerakan pertumbuhan
ekonomi itu. Dengan adanya bantuan yang diberikan Pemerintah, dengan maksud untuk
memperbaiki kondisi perekonomian, maka diharapkan adanya perbaikan. Upaya perbaikan itu
disebut sebagai efek crowding out dan efek multiplier . Efek crowding-out dan efek mulitplier ini
68
Efek crowding-out dan multiplier effect dapat dipandang sebagai dua dampak yang saling
bersaing dari intervensi ekonomi pemerintah Intervensi Pemerintah itu berupa pengeluaran
pemerintah, yang umumnya disebut sebagai Government Spending. Sejauh mana pengeluaran
Pemerintah itu memberi dampak, dapat dilihat dari efek crowding out dan efek multiplier. Tujuan
Beberapa ekonom bahkan berteori bahwa efek crowding-out sepenuhnya meniadakan multiplier
effect, sehingga secara praktis tidak ada multiplier effect yang disebabkan oleh pengeluaran
pemerintah.
Multiplier effect atau Efek pengganda mengacu pada jumlah proporsional kenaikan, atau
penurunan, pendapatan akhir yang dihasilkan dari suntikan, atau penarikan, pengeluaran. (Ganti
2020). Dijelaskan, hal mendasar dalam mengukur efek pengganda adalah menghitung perubahan
pendapatan / perubahan pengeluaran dan digunakan oleh perusahaan untuk menilai efisiensi
investasi. Dalam kaitan dengan perekonomian, multiplier atau pengganda jumlah uang beredar juga
merupakan variasi lain dari pengganda standar, menggunakan pengganda uang untuk menganalisis
Menurut Investopedia (2020), multiplier effect adalah bentuk pengeluaran pemerintah yang
dimaksudkan untuk menstimulasi ekonomi agar terjadi peningkatan pengeluaran swasta yang akan
konsumen pada gilirannya, mengarah pada peningkatan pendapatan bisnis, produksi, belanja
69
dimaksudkan agar setelah para keluarga itu menerima dana , lalu mereka segera membelanjakan
dengan apa yang mereka butuhkan. Apa yang mereka belanjakan, akan mendorong pabrik-pabrik
yang memproduksi untuk segera memproduksi lagi guna memenuhi permintaan pasar. Dengan
berproduksi, dan para karyawan memperoleh pendapatan yang dibelanjakan pula, demikian
Dengan adanya proses produksi kembali, maka akan menaikkan Produk Domestik Bruto yang
nilainya akan lebih besar daripada jumlah pengeluaran Pemerintah yang sudah dilakukan. Artinya,
Secara teori, efek crowding-out merupakan efek pesaing efek multiplier (pengganda). Efek
Crowding – out mengacu kepada pengeluaran swasta yang "mendesak" pemerintah dengan
menggunakan sebagian dari total sumber daya keuangan yang tersedia (Kenton, 2019). Singkatnya,
efek crowding-out adalah efek peredam pada aktivitas belanja sektor swasta yang dihasilkan dari
Teori crowding-out bertumpu pada asumsi bahwa pengeluaran pemerintah pada akhirnya harus
didanai oleh sektor swasta, baik melalui peningkatan pajak atau pembiayaan. Oleh karena itu,
pengeluaran pemerintah secara efektif menggunakan sumber daya swasta, dan ini menjadi biaya
yang harus dipertimbangkan terhadap kemungkinan manfaat yang diperoleh darinya. Namun, sulit
untuk menentukan biaya tersebut, karena melibatkan perkiraan jumlah manfaat ekonomi yang
dapat dilihat oleh sektor swasta jika sumber dayanya tidak dialihkan ke pemerintah. Bagian dari
70
tersedia untuk pembiayaan, dan bahwa pinjaman apa pun yang dilakukan pemerintah akan
mengurangi pinjaman sektor swasta dan oleh karena itu dapat berdampak negatif terhadap
investasi bisnis dalam pertumbuhan. Tetapi keberadaan nilai tukar mata uang dan kondisi pasar
modal global memperumit crowding-out dengan mempertanyakan gagasan tentang jumlah uang
Secara teori, karena efek crowding-out dapat mengurangi dampak bersih dari pengeluaran
pemerintah, maka hal itu secara bersamaan menunjukkan sejauh mana pengeluaran Pemerintah
dapat mengurangi dampak stimulus pemerintah dan dapat membawa hasil yang berlipat - ganda.
Namun setelah dilakukan pengeluaran Pemerintah secara besar-besaran, dan hal ini pernah
dilakukan oleh Amerika Serikat untuk menanggulangi dampak krisis ekonomi 2007 - 2008,
ternyata efek crowding – out dan efek multiplier mempunyai validitas yang dipertanyaan.
Para ekonom klasik berpendapat bahwa efek crowding – out lebih signifikan, sementara ekonom
Keynesian berpendapat bahwa efek multiplier lebih besar daripada potensi dampak negatif yang
Namun baik ekonom klasik maupun Keynesian sepakat bahwa kegiatan stimulus ekonomi yang
dikeluarkan Pemerintah itu hanya efektif untuk jangka pendek. Kedua pihak percaya bahwa pada
akhirnya, perekonomian tidak dapat ditopang oleh pemerintah yang terus beroperasi dalam
kondisi berhutang. Artinya posisi Pemerintah harus cukup kuat untuk memberi stimulus kepada
Jadi, baik crowding-out maupun multiplier effect merupakan dua pendekatan terhadap
intervensi pemerintah dengan tujuan untuk merangsang perekonomian. Keduanya adalah bentuk
71
Kedua teori itu memiliki kelebihan dan kekurangan, tetapi menentukan pilihan terbaik
memerlukan analisis menyeluruh tentang penyebab spesifik dari penurunan ekonomi, peran pasar
Kebijakan moneter, di sisi lain, menggunakan kontrol atas jumlah uang beredar untuk
mencapai tujuan yang sama, yaitu pertimbuhan ekonomi, baik dicapai dari kebijakan moneter
maupun kebijakan fiskal, yang sering digunakan dalam hubungannya satu sama lain. Jika
dipraktikkan dengan benar, kebijakan ekonomi makro dapat membantu menciptakan iklim
kemakmuran dan pertumbuhan (Navarro, 2020). Dikatakan lebih lanjut oleh Navarro
(2020), kebijakan makroekonomi yang tersirat secara tidak tepat dapat menimbulkan
kesengsaraan dan kerugian besar. Untuk menjelaskan hal ini, perlu diuraikan secara singkat
ekonomi sisi penawaran dapat lebih dipahami sebagai upaya dalam mengatasi masalah yang
Ilmu Ekonomi Makro terus berkembang dari waktu ke waktu, hingga saat ini. Hal utama
yang perlu dipahami adalah Analisis Permintaan Agregat dan Analisis Penawaran Agregat.
Kedua analisis ini telah disinggung sebelumnya , tetapi di sini akan dibahas dalam perspektif
yang berbeda.
Analisis permintaan agregat dan penawaran agregat sering dikenal dengan Model AS-
72
73
untuk semua barang dan jasa dan sumbu horizontal yang mengukur tingkat GDP nyata.
Kurva AS nmewakili penawaran agregat, atau menunjukkan berapa banyak pengeluaran yang
Perhatikan bahwa kurva itu miring ke atas yang berarti semakin tinggi tingkat harga
semakin banyak bisnis yang akan berjalan (berproduksi). Kurva AD yang miring ke bawah
adalah kurva permintaan agregat yang mewakili apa saja yang terjadi dalam perekonomian,
konsumen, bisnis, orang asing dan pemerintah, yang akan membeli pada tingkat harga agregat
yang berbeda.
Kemiringan ke bawah berarti bahwa ketika tingkat harga umum turun, konsumen dan
bisnis akan meningkatkan permintaan mereka kepada barang dan jasa. Saat kurva AS dan
74
makroekonomi adalah kombinasi dari harga dan kuantitas dari keseluruhan pembeli maupun
penjual yang tidak ingin mengubah pembelian, penjualan, atau harga mereka. Artinya
disitulah letak keseimbangan antara jumlah produk yang diminta dan ditawarkan dengan
harga yang sudah terbentuk. Misalnya, pada tingkat harga P sama dengan 200, perekonomian
berada di luar ekuilibrium. Hal ini terjadi karena kondisi bisnis ingin menjual pada kuantitas
C, tetapi pembeli hanya ingin membeli kuantitas B. Pada harga ini, barang-barang akan
menumpuk, dan akhirnya perusahaan harus mengurangi produksi dan harga. Hal ini akan
penawaran / permintaan agregat ini, maka akan dapat menafsirkan beberapa peristiwa
75
Model Keynesian merupakan salah satu model terpenting dalam sejarah Ekonomi Makro.
. Dalam Ekonomi Makro, model Keynesian dasar memiliki banyak nama. Beberapa ekonom
Keynesian merupakan dasar yang memberikan pendekatan yang sangat langsung dalam
menggunakan kebijakan fiskal untuk menutup celah resesi. Setidaknya secara teori, model
ini dapat digunakan untuk menghitung dengan tepat berapa pengeluaran pemerintah yang
harus ditingkatkan. Atau sebagai alternatif, berapa banyak pajak yang harus dipotong untuk
pengangguran). Kondisi ekonomi makro tidak sesederhana yang disarankan oleh model
Model Keynesian sederhana diperkenalkan oleh John Maynard Keynes yaitu Teori
Umum tentang Pekerjaan, Bunga dan Uang. Pendapat Keynes ini dikembangkan
kemudian oleh profesor Alvin Hansen dan Paul Samuelson. Alvin Hansen adalah seorang
penulis buku teks dan ekonom klasik yang, pada pertengahan tahun tiga puluhan,
di kereta api antara Madison dan Cambridge, Hansen mulai terpengaruh kepada Keynesian.
Di Harvard, Hansen memimpin sebuah seminar tentang Keynesian. Hansen juga melakukan
76
pedoman bagi para pelajar ekonomi di tahun 1950-an. Paul Samuelson, ahli ekonomi, murid
dari Hansen, mulai menulis apa yang akan menjadi buku teks makroekonomi definitif selama
lebih dari tiga dekade. Dari tulisan- tulisan ini telah muncul model Keynesian dasar. Asumsi
terpenting yang mendasari model ini adalah harga tetap. Keynes percaya bahwa ketika
ekonomi berada dalam kisaran resesi, harga dan upah cukup tidak fleksibel sehingga
pendapatan akan menyesuaikan jauh lebih cepat daripada harga. Oleh karena itu, perubahan
harga dapat diambil alih. Kekuatan dari asumsi harga tetap ini adalah bahwa hal itu
77
pengeluaran agregat (Agregat Expenditure). Sumbu horizontal mengukur PDB atau output riil
(Real GDP, Output). Dalam gambar tanpak ada garis 45 derajat yang mengukur produksi
agregat (Agregat Production). Selain itu, terdapat pembatasan pengeluaran agregat yang
+ G + (X-M) ). (X-M) adalah jumlah ekspor dikurangi jumlah impor = ekspor netto. Perlu diingat
bahwa ekuilibrium dalam model ini akan terjadi ketika kurva pengeluaran agregat dan
produksi agregat bersilangan (dalam gambar tampak dilingkari warna kuning). Perhatikan
juga, bahwa ekuilibrium ini tidak harus terjadi pada output potensial penuh dalam
perekonomian, yakni pada titik QP. Misalnya, jika ekuilibrium terjadi pada, katakanlah, Q R,
maka output aktual akan terletak di bawah output potensial Q P. Jika kondisi terjadi demikian,
maka kondisi ekonomi sedang mengalami kesenjangan resesi. Namun, jika perekonomian
berada pada QI (lihat gambar di bawah ini), maka keluaran aktual melebihi potensi keluaran
yakni aliran pendapatan yang bergerak dari kiri ke kanan, bahwa Konsumsi (consumption)
untuk melakukan produksi (karena telah dikonsumsi oleh masyarakat, maka perusahaan
79
Investment, sementara Agregat Supply = employee compensation, rent, interest, and profit.
Jadi penawaran agregat yang diberikan kepada masyarakat dapat berupa beraneka ragam
penawaran, seperti Employee compensation adalah gaji yang ditawarkan kepada karyawan
jika mereka bekerja, rent adalah penawaran harga sewa, interest adalah penawaran bunga
bank, dan profit adalah keuntungan perusahaan. Sementara itu, dalam aliran pendapatan,
sebutan terjadinya kebocoran adalah karena pendapatan tidak langsung dibelanjakan untuk
output dalam negeri melainkan dialihkan kepada arus melingkar. Dalam Hukum Say (Say’s
permintaan agregat tidak berpengaruh pada produk domestik bruto riil atau lapangan kerja,
.Kebocoran inilah yang dalam Hukum Say disebutkan pendapatan tidak langsung
dibelanjakan, melainkan ditabung. Kebocoran ini dapat diimbangi dengan adanya suntikan
investasi, yang merupakan tambahan pendapatan untuk aliran melingkar. Dalam kenyataan
karena tabungan masyarakat) dan suntikan investasi dalam ekonomi makro (yang
umumnya dilakukan juga oleh Pemerintah dengan membangun infrastruktur). Hal ini
dilakukan untuk mencapai keseimbangan ekonomi makro, dan dilakukan untuk menjaga
80
kondisi ini bersifat tertutup. Namun dalam perekonomian yang ditangani oleh sektor
merupakan suntikan penting pula. Sementara itu, dalam perekonomian terbuka yang
terdapat perdagangan, yang disebut kebocoran adalah impor dan dapat dilawan dengan
suntikan ekspor untuk menentukan output aktual. Berikut ini adalah pendapat Navarro
(2020) untuk memungkinkan perdagangan dan kegiatan sektor pemerintah yang lebih baik
Dalam gambar di atas, diuraikan oleh Navarro (2020), bahwa kebocoran yang utama itu
adalah tabungan konsumen (Consumer saving), selain itu jika ada perusahaan yang turut
menabung ( business saving), pajak dan impor. Sedangkan injeksi yang dapat mengimbangi
81
Dalam gambar di atas terlihat komponen-komponen apa saja dalam Ekonomi Makro
82
dibelanjakan adalah : (1) konsumsi, (2) saving (tabungan), (2) impor (konsumen membeli
produk impor), (3) pengeluaran rumah tangga (household) . Adapun aliran konsumsi rumah
tangga ini mengalir kepada pasar produk (Product market) karena umumnya rumah tangga
oleh (1) kinerja ekspor, (2) pengeluaran pemerintah (Government Spending), (3) investasi
(yang dapat beraal dari investasi perusahaan dan pemerintah). Komponen-komponen ini
termasuk dalam komponen INJEKSI, yang kemudian mengalir kepada bisnis dalam bentuk
sales revenue (penerimaan penjualan) yang dianggap sebagai total income (pendapatan
total) bagi bisnis.. Bisnis termasuk perusahaan- perusahaan dapat terus berproduksi karena
produk ini mengalir kembali kepada konsumen , yang dikategorikan sebagai KEBOCORAN
dalam kotak Factor market atau pasar faktor yang artinya unsur-unsur kebocoran berada di
sana.
83
Hukum Okun hanya terjadi di Amerika Serikat, namun perlu diketahui agar pengetahuan
Menurut Investopedia (2020), Hukum Okun berkaitan dengan hubungan antara tingkat
pengangguran ekonomi AS dan produk nasional bruto (GNP). Hal ini menyatakan bahwa ketika
pengangguran turun 1%, GNP naik 3%. Namun, sekali lagi, undang-undang tersebut hanya berlaku
untuk perekonomian AS dan hanya berlaku jika tingkat pengangguran antara 3% dan 7,5%.
Hukum Okun juga bisa berkaitan dengan bagaimana kenaikan pengangguran mempengaruhi
Nama Okun berasal dari nama seorang profesor di Universitas Yale: Arthur Okun yang
mempelajari hubungan antara pengangguran dan produksi. Dia pertama kali menerbitkan
penelitiannya tentang topik tersebut pada 1960-an, dan temuannya ditetapkan sebagai hukum
Okun. Hal ini memberikan pengertian umum yang menafsirkan bahwa ketika pengangguran turun,
produksi suatu negara akan meningkat. Ukuran ini dapat digunakan untuk memperkirakan GNP dan
GDP (PDB).
Persentase kenaikan di mana GNP berubah ketika pengangguran turun 1% adalah koefisien
Okun. Hubungan antara pengangguran dan GNP atau GDP bervariasi menurut negara. Di Amerika
Serikat, koefisien Okun memperkirakan bahwa ketika pengangguran turun 1%, GNP akan naik 3%
dan GDP akan naik 2%. Ketika pengangguran naik 1%, maka GNP diperkirakan turun 3% dan PDB
84
Amerika Serikat, seperti Prancis dan Jerman, cenderung memiliki koefisien Okun yang lebih tinggi.
Di negara-negara tersebut, persentase perubahan GNP yang sama memiliki efek yang lebih kecil
Menurut Investopedia (2020), Hukum Okun mempunyai kekurangan, meski secara luas para
ekonom secara luas mendukung hukum Okun, meski dianggap tidak akurat. Hal ini terjadi karena
banyak variabel yang terlibat dengan perubahan GNP dan PDB. Para ekonom mendukung hubungan
terbalik antara pengangguran dan produksi, para ekonom percaya bahwa ketika pengangguran
meningkat, GNP dan PDB akan turun secara bersamaan, dan ketika pengangguran menurun, GNP
Studi lebih lanjut tentang hubungan pengangguran dengan produksi mencakup seperangkat
variabel pasar tenaga kerja yang lebih luas untuk menganalisis pengaruh pasar tenaga kerja
terhadap GNP dan PDB (Investopedia, 2020). Variabel pasar tenaga kerja yang lebih rinci mencakup
tingkat pasar tenaga kerja total, jam kerja oleh pekerja yang dipekerjakan dan tingkat produktivitas
pekerja. Para ekonom telah menemukan perubahan produksi untuk setiap 1% perubahan
85
Kurva Lorenz adalah representasi grafis dari distribusi pendapatan atau kekayaan, yang
dikembangkan oleh Max O. Lorenz pada tahun 1905 untuk mewakili konsep ketidaksetaraan
dalam ekologi ( Damgaard and Weiner, 2000). Dikatakan selanjutnya, Kurva Lorenz telah
digunakan untuk menggambarkan ketidaksetaraan dalam ukuran dan kesuburan tanaman, yang
dan Weiner (2000) mengusulkan statistik kedua dan komplementer, koefisien asimetri Lorenz,
yang mencirikan aspek penting dari bentuk kurva Lorenz. Dari bentuk statistik tersebut, maka
akan tertera ukuran mana yang berkontribusi paling besar terhadap total ketidaksetaraan
populas, yang berguna saat menafsirkan signifikansi ekologis dari ukuran tanaman atau
ketidaksetaraan reproduktif.
Adapun menurut Estevez (2020), Kurva Lorenz adalah representasi grafis dari
pada sumbu horizontal menurut pendapatan atau kekayaan. Dengan memplot pendapatan atau
kekayaan kumulatif pada sumbu vertikal, sehingga nilai x 45 dan nilai y 14,2, maka berarti bahwa
45% terbawah dari populasi mengontrol 14,2% dari total pendapatan atau kekayaan. Dikatakan
lebih lanjut, dalam praktiknya, kurva Lorenz biasanya merupakan fungsi matematika yang
diperkirakan dari serangkaian pengamatan pendapatan atau kekayaan yang tidak lengkap.
Dijelaskan pula, kurva Lorenz adalah representasi grafis dari distribusi pendapatan atau
kekayaan dalam suatu populasi, yang bersama dengan statistik turunannya, banyak digunakan
untuk mengukur ketimpangan di seluruh populasi. Karena kurva Lorenz adalah perkiraan
matematis yang didasarkan pada penyesuaian kurva kontinu dengan data yang tidak lengkap
dan tidak kontinu, maka kurva tersebut mungkin merupakan ukuran ketidaksempurnaan yang
86
garis diagonal lurus dengan kemiringan 1, yang mewakili persamaan sempurna dalam distribusi
pendapatan atau kekayaan; kurva Lorenz terletak di bawahnya, menunjukkan distribusi yang
diamati atau diperkirakan. Area antara garis lurus dan garis lengkung, yang dinyatakan sebagai
rasio luas di bawah garis lurus, adalah koefisien Gini, pengukuran ketimpangan scalar (Esteves,
2020). Diuraikan lebih lanjut,, meskipun kurva Lorenz paling sering digunakan untuk
menunjukkan ketidaksetaraan ekonomi, kurva ini juga dapat menunjukkan distribusi yang tidak
merata dalam sistem apa pun. Semakin jauh kurva dari baseline, yang ditunjukkan oleh garis
diagonal lurus, semakin tinggi tingkat ketimpangannya (Esteves, 2020). Menurut Esteves
(2020), dalam ilmu ekonomi, kurva Lorenz menunjukkan ketidaksetaraan dalam distribusi
kekayaan atau pendapatan; dan hal ni tidak sama karena dimungkinkan untuk memiliki
penghasilan tinggi tetapi kekayaan bersih nol atau negatif, atau penghasilan rendah tetapi
kekayaan bersih besar. Dijelaskan lebih rinci, kurva Lorenz biasanya dimulai dengan
pengukuran empiris dari kekayaan atau distribusi pendapatan di seluruh populasi berdasarkan
data seperti pengembalian pajak yang melaporkan pendapatan untuk sebagian besar populasi.
Grafik data dapat digunakan secara langsung sebagai kurva Lorenz, atau ekonom dan ahli
statistik dapat menyesuaikan kurva yang mewakili fungsi kontinu untuk mengisi setiap celah
dalam data yang diamati (Esteves, 2020). Kurva Lorenz memberikan informasi yang lebih rinci
tentang distribusi kekayaan atau pendapatan yang tepat di seluruh populasi daripada ringkasan
statistik seperti koefisien Gini atau koefisien asimetri Lorenz (Esteves, 2020). Karena kurva
Lorenz secara visual menampilkan distribusi di setiap persentase (atau pengelompokan unit
lainnya), maka kurva Lorenz dapat menunjukkan secara tepat di persentase pendapatan (atau
kekayaan) yang sebelah mana terjadi distribusi yang diamati bervariasi dari garis kesetaraan
dan seberapa banyak dapat ditunjukkan oleh kurva Lorenz. Lebih lanjut dijelaskan, namun,
87
kumpulan data yang tidak lengkap, maka tidak ada jaminan bahwa nilai di sepanjang kurva
Lorenz (selain yang benar-benar diamati dalam data) adalah benar-benar sesuai dengan
distribusi pendapatan yang sebenarnya. Sebagian besar titik di sepanjang kurva hanyalah
tebakan berdasarkan bentuk kurva yang paling sesuai dengan titik data yang diamati. Jadi
bentuk kurva Lorenz bisa peka terhadap kualitas dan ukuran sampel data dan terhadap asumsi
dan penilaian matematis tentang apa yang merupakan kurva paling cocok, dan hal ini mungkin
mewakili sumber kesalahan substansial antara kurva Lorenz dan kurva aktual. distribusi.
(Esteves, 2020).
Dalam penerapan kurva Lorenz, dicontohkan Koefisien Gini digunakan untuk menyatakan
tingkat ketimpangan dalam satu gambar. Hal ini dapat berkisar dari 0 (atau 0%) hingga 1 (atau
100%). Dalam sebuah kesetaraan lengkap, yaitu setiap individu memiliki pendapatan atau
88
diagonal lurus dengan kemiringan 1 (area antara kurva ini dan kurva itu sendiri adalah 0, jadi
koefisien Gini adalah 0). Koefisien 1 berarti bahwa satu orang memperoleh semua pendapatan
atau memiliki semua kekayaan. Dengan memperhitungkan kekayaan atau pendapatan negatif,
angkanya secara teoretis bisa lebih tinggi dari 1; dalam hal ini, kurva Lorenz akan turun di bawah
sumbu horizontal. Dalam gambar tersebut, kurva di atas menunjukkan kurva Lorenz kontinu
yang telah disesuaikan dengan data yang menggambarkan distribusi pendapatan di Brasil tahun
2015, dibandingkan dengan garis diagonal lurus yang mewakili persamaan sempurna. Pada
persentase pendapatan ke-55, nilai kurva Lorenz adalah 20,59%: dengan kata lain, kurva Lorenz
ini memperkirakan bahwa 55% populasi terbawah mengambil 20,59% dari total pendapatan
negara. Jika Brasil adalah masyarakat yang setara sempurna, maka 55% terbawah akan
mendapatkan 55% dari total. Persentil ke-99 sesuai dengan 88,79% dalam pendapatan
kumulatif, yang berarti bahwa 1% teratas mengambil 11,21% dari pendapatan Brasil. Kurva
Lorenz memungkinkan mencari perkiraan koefisien Gini, dengan mengurangi luas area di bawah
kurva Lorenz (sekitar 0,25) dari luas di bawah garis persamaan sempurna (0,5 menurut definisi).
Selanjutnya, bagilah hasilnya dengan luas di bawah garis persamaan sempurna, yang
menghasilkan koefisien sekitar 0,5 atau 50%. Menurut CIA, koefisien Gini Brasil pada tahun
89
92
Investopedia2. , 2020.
Hirschman, Charles; Mogford, Elizabeth. 2007. Immigration and the American industrial
Revolution from 1880 to 1920.
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0049089X09000398?via%3Dihub.
Diakses 21 Desember 2020.
94
Kenessy, Zoltan . 2012. The primary, Secondary, Tertiary and Quaternary Sectors of the Economy.
http://www.roiw.org/1987/359.pdf, Diakses 20 Desember 2020.
95
Samuelson, Robert. 2020. Goodbye, readers, and good luck — you’ll need it
What 50 years of writing about economics has taught me.
https://www.washingtonpost.com/opinions/2020/09/13/robert-samuelson-goodbye-
column/?arc404=true. September 16, 2020.
96
129