Anda di halaman 1dari 2

PLAGIARISM SCAN REPORT

Words 818 Date August 04,2020

Characters 6214 Exclude Url

5% 95% 2 42
Plagiarism Unique Plagiarized Unique Sentences
Sentences
Content Checked For Plagiarism

Selain itu, wajib pajak yang berpengetahuan tentang pajak, secara sadar diri akan patuh membayar pajak. Mereka telah
mengetahui bagaimana alur penerimaan pajak tersebut akan berjalan, hingga akhirnya manfaat membayar pajak tersebut
dirasakan. Seorang wajib pajak akan taat membayar pajak apabila wajib pajak mempunyai pengetahuan tentang perpajakan
dengan baik. Meningkatnya kepatuhan perpajakan oleh wajib pajak apabila wajib pajak mengetahui peraturan pajak. Beberapa
Indikator pengetahuan perpajakan adalah antara lain seperti Pengetahuan WP terhadap fungsi pajak, Pengetahuan WP
terhadap peraturan perpajakan, Pengetahuan WP terhadap prosedur perhitungan pajak yang dibayar, Pengetahuan WP
terhadap pendaftaran sebagai WP, dan Pengetahuan WP terhadap mekanisme pembayaran (Imaniyah dan handayani, (2008)
dalam bayu (2011). Pelayanan Fiskus Berdasarkan refrensi (Rahman, 2011) pelayanan fiskus adalah pelayanan apparat pajak
dalam membantu, mengurus dan menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan wajib pajak. Menurut (Jatmiko, 2006)
Pengertian pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara petugas pajak dalam membantu mengurus atau menyiapkan segala
keperluan yang dibutuhkan wajib pajak. Fiskus yang memberikan informasi yang akurat tentang hal-hal yang berkaitan dengan
pajak dan tata cara perhitungannya serta tidak melakukan penggelapan pajak ataupun tindakan lain yang tidak sesuai dengan
peraturan dan SOP yang berlaku merupakan salah satu ciri Fiskus yang berkualitas. Wajib pajak dapat dengan mudah
berkonstribusi pajak apabila aparat pajaknya dapat memberikan pelayanan dan meyakinkan wajib pajak. Pelayanan fiskus juga
dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak tersebut dalam membayar pajak (Heny & Intan, 2008). Pelayanan perpajakan
dibentuk oleh dimensi kualitas sumber daya manusia (SDM), ketentuan perpajakan dan system informasi perpajakan. Apabila
Standar kualitas pelayanan tinggi kepada masyarakat wajib pajak akan terpenuhi bilamana SDM melakukan tugasnya secara
profesional, disiplin, dan transparan. Menurut pendapat Pancawati Hardiningsih (2011:35) menyebutkan bahwa indikator
kualitas layanan fiskus meliputi; Pelayanan pajak yang berkualitas baik, Kecepatan proses pelayanan dan kesesuaian dengan
prosedur, Kemampuan fiskus dalam membantu meningkatkan pemahaman WP mengenai hak dan kewajiban perpajakan,
Cepat tanggap terhadap masalah atau keluhan dari wajib pajak. Sanksi Pajak Kewajiban perpajakan apabila tidak dipenuhi
akan dimunculkan sanksi pajak. sanksi perpajakan adalah jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan akan dituruti/ ditaati/dipatuhi. Dengan kata lain, sanksi perpajakan merupakan alat pencegahan agar wajib pajak
tidak melanggar peraturan perpajakan, Menurut Mardiasmo (2011),. Sanksi-sanksi perpajakan tercantum dalam KUP
(Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan) Berdasarkan pasal 7 UU KUP No.28 Tahun 2007 dikenakan sanksi pajak apabila
wajib pajak tidak tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) tepat waktu sesuai dengan jangka waktu penyampaian SPT
atau batas waktu perpanjangan surat pemebritahuan dimana jangka waktu tersebut adalah sesuai dengan pasal 3 ayat 3 dan
pasal ayat 4 Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan No.28 Tahun 2007 yang antara lain: 1. Untuk surat pemberitahuan
Masa, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah akhir Masa pajak. 2. Untuk SPT Tahunan PPh wajib orang pribadi, paling lama 3
(tiga) bulan setelah akhir tahun pajak. 3. Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan PPh wajib pajak badan, paling lama 4 (empat)
bulan setelah akhir tahun pajak. Beberapa pengertian sanksi pajak dapat diartikan sebagai hukuman sedangkan, Menurut
Patmasari dkk (2016) sanksi pajak merupakan tindakan yang dilakukan pemerintah terhadap wajib pajak yang melanggar
aturan perpajakan. Pengenaan sanksi pajak terhadap wajib pajak dapat meningkatkan kepatuhan pajak. Menurut Mardiasmo
(2011) dalam undang-undang perpajakan dikenal dua macam sanksi, yaitu sanksi administrasi dan sanksi pidana. Wajib Pajak
yang melanggar peraturan perpajakan kan dikenakan hukuman antara lain seperti pelanggaran suatu norma perpajakan ada
yang diancam dengan sanksi administrasi saja, ada yang diancam dengan sanksi pidana saja, dan ada pula yang diancam
dengan sanksi administrasi dan sanksi pidana tergantung dengan pelanggarannya. Berikut Perbedaan sanksi administrasi
dan sanksi pidana adalah: 1. Sanksi administrasi merupakan pembayaran kerugian kepada negara, khususnya yang berupa
bunga dan kenaikan. Menurut ketentuan dalam undang-undang perpajakan ada 3 macam sanksi administrasi yaitu denda,
bunga dan kenaikan. Menurut ketentuan dalam undang-undang perpajakan ada 3 macam sanksi administrasi yaitu denda,
bunga, dan kenaikan. 2. Sanksi pidana merupakan suatu alat terakhir atau benteng hukum yang digunakan fiskus agar norma
perpajakan dipatuhi. Menurut ketentuan dalam undang-undang perpajakan ada 3 macam sanksi pidana yaitu pidana, pidana
kurungan, dan pidana penjara. Beberapa Indikator sanksi perpajakan. Menurut pendapat Munari (2005) yaitu: 1. Pengenaan
sanksi yang berat untuk mendidik wajib pajak. 2. Sanksi pajak harus tegas tanpa toleransi. 3. Sanksi pajak harus sesuai dengan
besar kecilnya pelanggaran. 4. Penerapan sanksi harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku Indikator sanksi pajak antara
lain: 1. Sanksi pajak sangat diperlukan adanya tindakan preventif dari Dirjen Pajak Pelaksanaan 2. Sanksi harus dilaksanakan
dengan tegas. Sanksi yang diberikan kepada WP harus sesuai dengan besar kecilnya pelanggaran yang sudah dilakukan. 3.
Penerapan sanksi pajak harus sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Indikator sanksi pajak menurut Manalu
(2016) antara lain: 1. Kedisiplinan wajib pajak. 2. Pelaksanaan saksi yang tegas terhadap semua wajib pajak yang melakukan
pelanggaran. 3. Sanksi diberikan sesuai dengan ketentuandan peraturan yang berlaku Tax amnesty Undang-undang
pengampunan pajak 2016 Tax amnesty adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi
administrasi perpajakan dan sanksi pidana dibidang perpajakan, dengan cara mengungkap harta dan membayar uang
tebusan (UU pengampunan pajak 2016). Tujuan tax amnesty adalah untuk meningkatkan penerimaan Negara dan
pertumbuhan perekonomian serta meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam melaksanakan kewajiban
perpajakan (Suyanto, 2016).

Sources Similarity

BAB II | ekspor, dan pemerataan pembebanan pajak.


3. untuk surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak badan, paling lama 4 (empat) bulan
setelah akhir tahun pajak. apabila surat pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana 4%
dimaksud dalam pasal 3 ayat (3) atau batas waktu perpanjangan...
http://eprints.polsri.ac.id/546/3/BAB II.pdf

Tax Amnesty, Pengampunan Pajak bagi para Wajib... - Gajimu.com


Menurut UU No 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak, Tax Amnesty adalah penghapusan pajak yang
seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, 3%
dengan cara mengungkap Harta dan membayar Uang Tebusan...
https://gajimu.com/gaji/pajak-penghasilan/tax-amnesty

Anda mungkin juga menyukai