PERJAL
PERJAL
PENDAHULUAN
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang
digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batu
pecah atau batu belah atau batu kali ataupun bahan lainnya. Bahan ikat
yang dipakai adalah aspal, semen ataupun tanah liat.
Jika kita kaji secara teori dan realita yang sudah berjalan selama ini, dalam
pembangunan jalan ada banyak hal yang harus diperhatikan lebih mendetail
dan teliti baik itu dari perencanaanjalan itu sendiri maupun pelaksanaan
tentunya. Kita sebagai pengguna jalan pastinya menginginkan jalan yang kita
pakai itu aman, nyaman, bersih dll.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Lubang (Photoles)
Penyebab:
3
a) Kadar aspal rendah, sehingga film aspal tipis dan mudah lepas.
b) Agregat kotor sehingga ikatan antar aspal dan agregat tidak baik.
2. Lapis permukaan tipis sehingga lapisan aspal dan agregat mudah lepas akibat
pengaruh cuaca.
3. System drainase jelek sehingga air banyak yang meresap dan mengumpul dalam
lapis perkerasan.
Akibat:
Perbaikan:
4
2.2 Retak Susut
Penyebab:
Akibat:
Retak ini akan menyebabkan meresapnya air pada badan jalan sehingga akan
menimbulkan kerusakan setempat atau menyeluruh pada perkerasan jalan dan
mengganggu kenyamanan berkendaraan.
5
Perbaikan: Perbaikan dapat dilakukan dengan mengisi celah dengan campuran
aspal cair danpasir, dan dilapis dengan burtu.
Kerusakan ini sering disebut dengan parabolic cracks, shear cracks, atau
crescentshaped cracks. Bentuk retak lengkung menyerupai bulan sabit atau
berbentuk seperti jejak mobil disertai dengan beberapa retak.
Penyebab:
-Ikatan antar lapisan aspal dengan lapisan bawahnya tidak baik yang disebabkan
kurangnya aspal/ permukaan berdebu.
-Penghamparan pada temperature aspal rendah atau tertarik roda penggerak oleh
mesin penghampar aspal/mesin lainnya.
Akibat:
Kerusakan setempat atau menyeluruh pada perkerasan jalan dan akan mengganggu
kenyamanan berkendaraan.
6
Perbaikan: Perbaikan dapat dilakukan dengan membongkar bagian jalan yang
rusak dan menggantikannya dengan lapisan yang lebih baik.
Lebar celah lebih besar atau sarna dengan 3 mm. Saling merangkai
membentuk serangkaian kotak-kotak kecil yang menyerupai kulit buaya.
Penyebab:
-Jika daerah dimana terjadi retak kulit buaya luas, mungkin hal ini
disebabkan oleh repetisi beban lalulintas yang melampaui beban yang dapat
dipikul oleh lapisan permukaan tersebut.
Akibat:
7
-Kerusakan menyeluruh atau setempat pada perkerasan jalan sehingga
mengganggu kenyamanan berkendaraan.
-Retak akan berkembang menjadi besar yang diikuti oleh pelepasan butir pada tepi
retak.
Perbaikan:
-Sebaiknya bagian perkerasan yang telah mengalami retak kulit buaya akibat air
yang merembes masuk ke lapis pondasi dan tanah dasar diperbaiki dengan
eara dibongkar dan membuang bagian-bagian yang basah, kemudian dilapis
kembali dengan bahan yang sesuai.
8
Sesuai dengan namanya retak ini terjadi pada sambungan dua jalur lalu lintas
dan berbentuk retak memanjang (longitudinal cracks). Retak ini dapat terdiri atas
beberapa celah yang saling sejajar.
Akibat:
Perbaikan: Dapat dilakukan dengan memasukan campuran aspal cair dan pasir
kedalam celah yang terjadi.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Retak kulit buaya (alligator cracks), dan Retak sambungan jalan (lane joint
cracks).
3.2 Saran
10
a. Untuk meminimalisir masalah kerusakan jalan yang terjadi, maka rancangan
pemeliharaannya perlu dilakukan survey yang lebih akurat dengan melibatkan
sejumlah instansi terkait.
b. Agar kerusakan yang terjadi pada ruas jalan tidak menjadi lebih parah, maka
perlu segera dilakukan tindakan perbaikan pada bagian-bagian yang rusak,
sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
11
DAFTAR PUSTAKA
12