Anda di halaman 1dari 4

TUGAS SURVEY BAWAH TANAH

Resume Paper 2

Disusun oleh:
Rizkulloh Nurfauzi Al Amin
03311940000002

Dosen Pengampu:

Ir. Yuwono, M.T.

Akbar Kurniawan, S.T., M.T.

DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2022
New opportunities and challenges in surveying underground cavities using
photogrammetric methods

Penggunaan bawah tanah untuk tujuan penambangan saat ini sedang mengalami perubahan
mendasar di Jerman dan banyak negara lain. Penggunaan metode fotogrametri sangat cocok
untuk struktur yang sangat kompleks. Kamera portabel memungkinkan akuisisi yang fleksibel
di tempat yang sempit. Proses evaluasi dan pembuatan point cloud dapat berlangsung secara
spasial dan temporal terlepas dari situasi perekaman. Dengan pendekatan seperti Structure
From Motion (SFM) Tujuan dari penelitian adalah mempelajari dampak lokasi pemindai,
incidence angle, ukuran footprint, dan scanning density pada verifikasi geometris terowongan
penampang melingkar. Dengan mendesain metode untuk mengoptimasi tunnel scanning tasks
dengan TLS. Tujuan dari penelitian ini adalah seberapa cocok metode ini untuk aplikasi bawah
tanah

Fotogrametri dapat digunakan untuk menarik kesimpulan tentang luasan geometrik dan
posisi struktur tiga dimensi dari sejumlah citra. Oleh karena itu, hubungan fisik antara ruang
objek dan ruang gambar secara matematis dijelaskan oleh proyeksi. Beberapa fitur pada
fotogrametri dapat digunakan untuk eksplorasi bawah tanah diantaranya :

a. Perekaman objek jarak jauh tanpa kontak fisik langsung


b. Pengamatan objek dari waktu ke waktu (akuisisi empat dimensi)
c. Durasi singkat perolehan gambar yang bagus
d. Dokumentasi situasi perekaman dengan informasi berbasis image.

Fotogrametri pada prinsipnya juga dapat digunakan secara otomatis di area yang tidak
dapat diakses oleh personel operasional atau di mana paparan bahaya harus diminimalkan.
Khususnya, deteksi bawah tanah pada waktu yang berbeda sehubungan dengan kontrol tanah.
Dengan cara ini, proses dinamis seperti konvergensi jangka panjang dari ruang dapat diamati.

Ketersediaan bahan image memungkinkan tidak hanya penilaian kuantitatif tetapi juga
analisis retakan yang lebih rinci dan ketidakteraturan lain yang telah berkembang. Lebih lanjut
dapat diperoleh perbandingan hasil pemantauan penurunan tanah terkait pertambangan lainnya.
Pengamatan dinamis dapat membantu dalam memeriksa penyebab perubahan ruang yang terus
menerus dan tiba-tiba.

Pada saat akuisisi data dapat mengganggu operasi bawah tanah maka dilakukan
menggunakan UAV, metode ini akan menghasilkan batas foto yang lebih baik karena sudut
perpotongan yang lebih besar dari arah pandang. UAV baru bisa digunakan di bawah tanah
jika sambungan radio memadai dan kendali jarak jauh tanpa bersentuhan langsung dengan
objek juga dapat dilakukan. Contoh dari pendekatan hand-held adalah Integrated Positioning
System yang dikembangkan oleh Germani Aerospace Center, yang terdiri dari kamera
stereoskipok dan berbagai jenis sensor, termasuk Inertial Measurement Unit (IMU). Proses
evaluasi dibagi menjadi tiga langkah yaitu :
• Pertama, area gambar yang menonjol dijelaskan dengan ekstraksi fitur.
• Jika area objek yang sesuai ditemukan pada beberapa gambar, fitur-fitur ini dapat
dikaitkan satu sama lain dengan pencocokan fitur.
• Jika proses pencocokan cukup bagus, gambar dapat disejajarkan satu sama lain dengan
bundle adjustment yang diketahui dari aerotriangulasi.

Karena proses pembangkitan model fotogrametri tidak berubah secara mendasar untuk
penggunaan bawah tanah, fokus penelitian ini adalah pada ekstraksi fitur dan pencocokan
fitur.

➢ Tempat penelitian
Ruang-ruang di gedung RWTH Aachen University menjadi tempat penelitian.
Ruang studi menunjukkan luasan spasial yang signifikan sekitar lebih dari 30x30 m
secara horizontal dan lebih dari 20 m secara vertikal.
➢ Alat dan Bahan
Kamera DSLR dengan lensa zoom (Nikon D5000 dan AF-S DX NIKKOR 18–105
mm f/3.5–5.6) dan ponsel digunakan untuk mengambil foto. Pengolahan data dan
pembuatan point cloud dilakukan dengan Agisoft Metashape.

Variabel yang mempengaruhi adalah parameter eksposur seperti waktu eksposur, aperture, dan
kecepatan film. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah cahaya yang tersedia. Parameter optik dari
lensa yang digunakan harus dipertimbangkan. Orientasi model eksternal juga sangat penting
untuk akurasi pengukuran dan penggunaan lebih lanjut dari produk yang dihasilkan.

Untuk perencanaan dan dokumentasi ruang bawah tanah terdapat beberapa persyaratan seperti
berikut:

✓ Tingkat kejelasan dan perhatian setinggi mungkin terhadap detail untuk pengguna
profesional dan non-profesional
✓ memastikan integritas survei tingkat tinggi
✓ Pengambilan dimensi panjang, luas dan volume serta koordinat dalam sistem referensi
spasial yang diinginkan
✓ implementasi ke dalam sistem kontrol ruang dan pemantauan subsidence yang ada,
✓ penanganan yang mudah
✓ Penggunaan virtual reality (VR) atau augmented reality (AR)

Data diolah menggunakan potree perangkat lunak open source dan penyajian point cloud
berdasarkan WebGL. Contoh visualisasi sederhana berupa point cloud padat ditunjukkan
pada gambar berikut.

Penggunaan bawah tanah pada dasarnya berubah karena proses transformasi yang
berbeda. Di Jerman khususnya penghapusan sumber energi fosil dan nuklir secara bertahap.
Untuk membuat perencanaan yang diperlukan dan dasar pengambilan keputusan untuk aplikasi
baru, rekaman rinci dari struktur ruang yang kompleks diperlukan. Fotogrametri dapat
memainkan peran penting pada saat ini sehubungan dengan perkembangan baru di bidang
komputer

Anda mungkin juga menyukai