PUSKESMAS GUMURUH
KOTA BANDUNG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sarana pelayanan kesehatan Puskesmas termasuk ke dalam kriteria tempat kerja
dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan,
tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di Puskesmas, tapi juga
terhadap pasien maupun pengunjung Puskesmas. Sehingga sudah seharusnya
Puskesmas menerapkan Manajemen Risiko. Manajemen risiko adalah sebuah proses
formal untuk mengidentifikasi, menganalisa dan merespon sebuah risiko secara
sistemik, sepanjang jalannya pekerjaan, untuk mendapatkan tingkatan tertinggi atau
yang bisa diterima dalam hal mengeliminasi risiko dan control risiko.
Manajemen risiko adalah upaya proses mengenal, mengevaluasi, mengendalikan,
meminimalkan risiko dalam suatu organisasi secara menyeluruh. Manajemen risiko
merupakan metode penanganan sistematis formal dimana dikonsentrasikan pada
mengidentifikasikan dan pengontrolan peristiwa atau kejadian yang memiliki
kemungkinan perubahan yang tidak diinginkan. Risiko adalah hal yang tidak akan
pernah dapat dihindari pada suatu kegiatan/aktifitas yang dilakukan manusia.
C. Tujuan
Sebagai acuan dalam melaksanakan program manajemen risiko di Puskesmas
Gumuruh.
D.Dasar Hukum
1. Undang-undang nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
2. Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan.
3. Undang-undang nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas.
4. Undang-undang nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga kesehatan.
5. Peraturan Pemerintah nomor 50 Tahun 2012 tentang penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
6. Keputusan presiden nomor 22 Tahun 1993 tentang penyakit yang timbul akibat
hubungan kerja.
7. Keputusan presiden nomor 7 Tahun 1999 tentang wajib lapran penyakit akibat
hubungan kerja.
8. Keputusan menteri kesehatan nomor 351/Menkes/SK/III/2003 tentang komite
kesehatan dan keselamatan sektor kesehatan.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pada dasarnya dalam pelaksanaan manajemen risiko, terdapat beberapa tahapan dalam
manajemen resiko. Salah satu tahapannya adalah :
1. Menetapkan lingkup manajemen risiko
2. Identifikasi resiko
3. Analisis risiko
4. Evaluasi risiko
5. Tindakan terhadap risiko
Proses Manajemen Risiko
1. Identifikasi Risiko
Risiko dapat diidentifikasi dari hasil audit, complain, terjadi kasus, atau
brainstorming.
2. Analisis Risiko
Analisis risiko adalah proses mengenali hazard yang mungkin terjadi dan potensi
kegawatan dari hazard tersebut. Analisis risiko digunakan untuk menentukan
estimasi risiko kuantitatif atau kualitatif teknik evaluasi/matematis. Analisis risiko
dilakukan dengan alat sebagai berikut:
a. Severity assessment
Severity assessment digunakan untuk menentukan tingkat keparahan risiko.
Variable yang digunakan untuk menilai severity adalah dampak risiko dikali
probabilitas.
Dampak Risiko
TINGKAT
DESKRIPSI DAMPAK
RIKS
NILAI Probabilitas
Minimal/ Ekstrem/
Dampak MINOR Moderat Mayor
Tak Significant Katatrospik
Probabilitas 2 3 4
1 5
Sangat sering
terjadi
(Tiap Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
minggu/bulan)
5
Sering terjadi
(bbrp kali/tahun) Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
4
Mungkin terjadi
(1 - < 2 tahun/kali) Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
3
Jarang terjadi
(> 2 - < 5 th/kali) Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
2
Sangat jarang
terjadi
Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
( > 5 thn/Kali)
1
HIGH Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari, kaji dng detail
(TINGGI) & perlu tindakan segera, serta membutuhkan tindakan
Pimpinan Faskes
Dengan RCA kita dapan memaami penyebab kejadian yang terdiri dari:
a. Kegagalan aktif: pelanggaran yang sengaja dilakukan oleh seseorang
b. Kondisi laten : breakdown dari proses atau sistem seperti kurangnya pendidikan,
gagal mengikuti prosedur, alat yang rusak, desain yang tidak tepat, dan
sebagainya.
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah suatu alat manajemen risiko untuk
mengkaji suatu prosedur secara rinci dan mengenali kodel-model adanya
kegagalan/kesalahan pada suatu prosedur, melakukan penilaian terhadap tiap model
kesalahan/kegagalan, dengan mencari penyebab terjadinya, mengenali akibat dari
kegagalan/kesalahan, dan mencari solusi dengan melakukan perubahan
desain/prosedur. Langkah-langkah melakukan FMEA adalah sebagai berikut:
4 Berbahaya Kesalahan menyebakan cedera sangat ringan atau tidak cedera tetapi
ringan sampai dirasakan mengganggu oleh pelanggan dan/atau menyebabkan
3
sedang masalah ringan pada sistem yang dapat diatasi dengan modifikasi
ringan
BAB IV
PENUTUP
PUSKESMAS GUMURUH
Tingkat risiko
Risiko yang (sangat tinggi, Upaya Pelaporan
Pelayanan/ Penyebab Penanggung
No mungkin Severity Probability tinggi, Akibat Pencegahan risiko penanganan jika jika terjadi
Unit Kerja terjadinya jawab (PIC)
terjadi sedang, terkena risiko paparan
rendah)
Lampiran II
V. Kronologi kejadian:
I. Unit kerja:
S D RPN
No Failure modes Penyebab Akibat O (occurrence) Solusi Indikator untuk validasi
(severity) (detectability) (OxSxD)
VIII. Menetapkan cut
off point dengan diagram Pareto:
X. Pelaksanaan:
XI. Monitoring, validasi (bisa dihitung ulang RPN setelah implementasi), evaluasi,
dan pelaporan