Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Setiap individu adalah unik dan memiliki perbedaan baik dari sifat, karakter,kecerdasan,
maupun lainnya. Tidak ada dua individu yang sama persis, tiap individu berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Perbedaan pada individu merupakan suatu karunia dari Allah
SWT yang karena perbedaan tersebut dapat menghasilkan karakter dan kecerdasan luar
biasa pada setiap individu. Oleh karena itu sebagai seorang pendidik, guru diharapkan
mampu untuk mengenali dan memahami perbedaan pada setiap sisa didiknya agar tahu
bagaimana cara untuk menangani setiap perbedaan tersebut ke arah yang baik. Perbedaan
individu penting untuk dipahami karena karakteristik individu yang berbeda seringkali
menimbulkan permasalahan. Dari permasalahan yang timbul, pendidik dapat mengetahui
berbagai macam perbedaan individu, diantaranya perbedaan kognitif, perbedaan
kecakapan, perbedaan bahasa, perbedaan fisik motorik, perbedaan lingkungan keluarga,
perbedaan tingkat pencapaian, perbedaan latar belakang dan yang lainnya. Perbedaan-
perbedaan tersebut perlu adanya penanganan dalam rangka upaya pembela!aran. Pada anak
usia dini yang notabenenya sangat antusias dan aktif tentunya mempunyai kesulitan
tersendiri dalam menghadapi perbedaan karakteristiknya karena seringkali
perilaku,kecerdasan dan lainnya dari anak usia dini tidak terduga.Oleh karena itu, sebagai
calon seorang pendidik hendaknya mampu memahami setiap karakteristik maupun sifat-
sifat dari masing-masing individu atau siswa didiknya. Dengan memahami dan
mengetahuinya, pendidik akan tahu bagaimana caranya untuk mengatasi dengan cara-cara
yang menghibur tetapi mendidik bagi anak usia dini dan mudah dipahami oleh mereka.
Melalui pembahasan ini di harapkandapat memberikan pengetahuan tentang perbedaan
individu peserta didik.

1
1.2.RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan Perbedaan individu peserta didik?


2. Apa saja tahapan perbedaan-perbedaan fisik?
3. Apa yang dimaksud perbedaan inteligensi peserta didik?
4. Apa saja Perbedaan Gaya belajar dan gaya berpikir peserta didik?
5. Apa yang dimaksud Perbedaan Tempramen peserta didik?

1.3.Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengertian Perbedaan individu peserta didik.

2. Mengetahui perbedaan-perbedaan fisik pada peserta didik.

3. Mengetahui perbedaan inteligensi peserta didik.

4. Mengetahui gaya belajar dan gaya berpikir peserta didik.

5. Mengetahui perbedaan Tempramen peserta didik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Perbedaan Individu.

Perbedaan individu adalah perbedaan kemampuan dan karakteristik (kognitif, kepribadian,


keterampilan fisik, dan lain sebagainya) antar peserta didik pada jenjang usia tertentu dan
dalam setiap kelompok tertentu. Perbedaan individu berkaitan dengan “psikologi pribadi”
yang menjelaskan Perbedaan psikologis antara orang-orang serta berbagai persamaannya.
Psikologi Perbedaan individu menguji dan menjelaskan bagaimana setiap orang berbeda
dalam Berpikir, berperasaan, dan bertindak.

Ada pun perbedaan Individu menurut Para Ahli sebagai berikut;

a. Menurut lindgren makna “perbedaan” dan “perbedaan individual” Menyangkut


tentang variasi yang terjadi, baik variasi dari segi visik dan psikologis.
b. Perbedaan individu menurut Chaplin adalah sifat atau perbedaan kuantitatif dalam
Suatu sifat, yang bisa membedakan satu individu dengan individu lainnya.
c. Menurut (Webster’s : 743) Individu merupakan sesuatu yang tidak dapat dibagi
{undivided}, Tidak dapat dipisahkan, keberadaannya sebagai makhluk yang pilah,
tunggal dan khas. Seseorang berbeda dengan orang lain karena ciri – cirinya yang
khusus itu.
d. Dalam kamus Echols & Shadaly {1975}, individu adalah kata benda dari
Individual yang berarti orang, perseorangan, dan oknum. Berdasarkan pengertian
di Atas dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat merangsang
Perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan membawa perubahan-
perubahan apa saja yang diinginkan dalam kebiasaan dan sikap-sikapnya. Dalam
Pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan.
Pada awal kehidupannya bagi seorang bayi mementingkan jasmaninya, ia belum
Peduli dengan apa saja yang terjadi diluar dirinya. Ia sudah senang bila kebutuhan
Fisiknya sudah terpenuhi. Dalam perkembangan selanjutnya maka ia akan mulai

3
Mengenal lingkungannya, membutuhkan alat komunikasi {bahasa}, membutuhkan
Teman, keamanan dan seterusnya. Semakin besar anak tersebut semakin banyak
Kebutuhan non fisik atau psikologis yang dibutuhkannya. Dari bahasa bermacam-
macam aspek perkembangan individu, dikenal ada dua fakta yang menonjol, yaitu;
Semua manusia mempunyai unsur-unsur kesamaan di dalam pola
perkembangannya. Di dalam pola yang bersifat umum dari apa yang membentuk
warisan Manusia secara biologis dan sosial, tiap-tiap individu mempunyai
kecenderungan Berbeda.
e. menurut Gerry perbedaan individual seperti berikut;

1. Perbedaan fisik, Tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan
kemampuan Bertindak.

2. Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku.
3.Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.

4. Perbedaan intelegensi dan kemampuan dasar (skema).

5. Perbedaan kecakapan atau Kepandaian disekolah dalam mencapai pengetahuan baru.


Menurut Alfred Adler Berpendapat bahwa manusia adalah mahkluk sosial yang jawab. Ia
percaya manusia sejak lahir dikarunia dengan kesadaran bersosial dan hanya Keterpaksaan
(kompensansi) yang membuatnya bertanggung jawab kepada manusia Lain untuk dapat
mencapai sebuah kesejahteraan yang baik bagi dirinya dan orang Lain. Pada akhirnya Adler
meyakini bahwa manusia adalah makhluk yang menyimpan Interest sosial yang sangat
dalam. Teori psikologi individual Adler ini, memang lebih Banyak berupaya menyadarkan
manusia, bahwa ia merupakan makhluk yang berdaya Dan memiliki rasa sosial yang dalam,
sehingga itu pulalah ia dapat “ survei” dalam Menjalani hidup. Teori ini pula, memiliki
kekuatan dalam hal memprediksi perilaku manusia Melalui tujuan semu atau akhir dari
perilaku yang diperbuatnya, sebagai tujuan akhir Yang merupakan gambaran dari diri
manusia tersebut. Hal ini sangat menarik karenaMerupakan pandangan yang kami kira
sangat positif dan futureristik, dan hal ini Mempunyai tentunya dapat membangkitkan
semangat dan gaya hidup manusia dalam Melakukan. Aktivitas Selain perbedaan
perkembangan berdasarkan jenis kelamin, setiap fase perkembangan juga memiliki
karakteristik perkembangan yang berbeda-beda mulai dari bayi sampai dewasa.

2.2 Perbedaan Fisik pada Peserta Didik

4
Perbedaan fisik adalah suatu perbedaan seorang manusia yang terlihat dari luar sehingga
dapat disimpulkan apakah seorang manusia tersebut, tinggi atau pendek, hitam atau putih,
gemuk atau kurus, mancung atau pesek, yang mana perbedaan itu dapat dilihat langsung
oleh mata. Adapun perbedaan fisik yang terdapat pada peserta didik yang akan kita bahas
sebagai berikut.

Berikut ini karakteristik perkembangan fisik peserta didik berdasarkan rentang usia:

1. Karakteristik perkembangan fisik pada masa kanak-kanak 0-5 tahun Perkembangan


kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan mulai mampu melakukan bermacam-
macam gerakan dasar yang semakin baik, yaitu gerakan-gerakan berjalan, berlari,
melompat dan meloncat, berjingkrak, melempar, menangkap, yang berhubungan dengan
kekuatan yang lebih besar sebagai akibat pertumbuhan jaringan otot lebih besar. Selain itu
perkembangan juga ditandai dengan pertumbuhan panjang kaki dan tangan secara
proporsional. Perkembagan fisik pada masa anak juga ditandai dengan koordinasi gerak
dan keseimbangan berkembang dengan baik.

2. Karakteristik perkembangan fisik pada masa anak usia 5-11 tahun Perkembangan waktu
reaksi lebih lambat dibanding masa kanak-kanak, koordinasi mata berkembang dengan
baik, masih belum mengembangkan otot-otot kecil, kesehatan umum relatif tidak stabil dan
mudah sakit, rentan dan daya tahan kurang.

3. Karakteristik perkembangan fisik pada masa anak Usia 8-9 tahun Terjadi perbaikan
koordinasi tubuh, ketahanan tubuh bertambah, anak laki laki cenderung aktifitas yang ada
kontak fisik seperti berkelahi dan bergulat, koordinasi mata dan tangan lebih baik, sistim
peredaran darah masih belum kuat, koordinasiototdan syaraf masih kurang baik. Dari segi
psiologi anak wanita lebih maju satu tahun dari lelaki.

4. Karakteristik perkembangan fisik pada masa anak Usia 10-11 tahun Kekuatan anak laki
laki lebih kuat dari wanita, kenaikan tekanan darah dan metabolisme yang tajam. Wanita
mulai mengalami kematangan seksual (12 tahun). Lelaki hanya 5% yang mencapai
kematangan seksual.

Karakteristik perkembangan fisik pada masa remaja: Pada masa remaja perkembangan
fisik yang paling menonjol terdapat pada Perkembangan, kekuatan, ketahanan, dan organ
seksual. Karakteristik perkembangan Fisik pada masa remaja ditandai dengan pertumbuhan
berat dan tinggi badan yang Cepat, pertumbuhan tanda-tanda seksual primer (kelenjar-

5
kelenjar dan alat-alat Kelamin) maupun tanda-tanda seksual sekunder (tumbuh payudara,
haid, kumis, Mimpi basah, dan lainnya), timbulnya hasrat seksual yang tinggi
(masapubertas).

6. Karakteristik perkembangan fisik pada masa dewasa

Kemampuan fisik pada masa dewasa pada setiap individu menjadi sangat bervariasi Seiring
dengan pertumbuhan fisik. Laki-laki cenderung lebih baik kemampuan Fisiknya dan
gerakannya lebih terampil. Pertumbuhan ukuran tubuh yang proposional Memberikan
kemampuan fisik yang kuat. Pada masa dewasa pertumbuhan mecapai Titik maksimal.
Pada masa ini pertumbuhan fisik mulai terhenti sehingga hasil dari Pertumbuhan ini
menentukan kemampuan fisik. Sama halnya dengan perkembangan fisik, karakteristik
perkembangan psikomotorik Juga mengalami perbedaan tiap tahun atau fase
perkembangan. Adapun karakteristik Perkembangan psikomotorik peserta didik dapat
diuraikan sebagaiberikut:

1. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa anak usia 3tahunTidak dapat


berhenti dan berputar secara tiba-tiba atau secara cepat, dapat melompat 15-24
inchi, dapat menaiki tangga tanpa bantuan, dengan berganti kaki, dapat
Berjingkrak.
2. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa anak usia 4tahunLebih
efektif mengontrol gerakan berhenti, memulai, dan berputar, dapat melompat 24-
33 inchi, dapat menuruni tangga, dengan berganti kaki, dengan bantuan, dapat
Melakukan jingkrak 4 sampai 6 langkah dengan satu kaki.
3. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa anak usia 5 tahunDapat
melakukan gerakan start, berputar, atau berhenti secara efektif, dapat melompat
28-36 inchi, dapat menuruni tangga tanpa bantuan, berganti kaki, dapat melakukan
Jingkrak dengan sangat mudah.
4. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa anak usia 6-12 tahunPada
masa anak perkembangan keterampilan dapat diklasifikasikan menjadi empat
Kategori: (1) Keterampilan menolong diri sendiri; Anak dapat makan, mandi,
Berpakain sendiri dan lebih mandiri, (2) Keterampilan menolong orang
lain;Keterampilan berkaitan dengan orang lain, seperti membersihkan tempa

6
tidur, Membersihkan debu dan menyapu, (3) Keterampilan sekolah; mengembangkan
Berbagai keterampilan yang diperlukan untuk menulis, menggambar, melukis, menari,
Bernyayi, dll., (4) Keterampilan bermain; anak belajar keterampilan seperti melemper Dan
menangkap bola, naik sepeda, dan berenang.

5. Karakteristik Perkembangan Psikomotorik Pada Remaja Keterampilan psikomotorik


berkembang sejalan dengan pertumbuhan ukuran tubuh, Kemampuan fisik, dan perubahan
fisiologi. Pada masa ini, laki-laki mengalami Perkembangan psikomotorik yang lebih pesat
dibanding perempuan. Kemampuan Psikomotorik laki laki cenderung terus meningkat
dalam hal kekuatan, kelincahan, dan Daya tahan. Secara umum, perkembangan
psikomotorik pada perempuan terhenti Setelah mengalami menstruasi. Oleh karena itu,
kemampuan psikomotorik laki-laki Lebih tinggi dari pada perempuan.

6. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa dewasa Pada usia dewasa


keterampilan dalam hal tertentu masih dapat ditingkatkan. Puncak Dari perkembangan
psikomotorik terjadi pada masa ini. Latihan merupakan hal Penentu dalam perkembangan
psikomotorik. Melalui latihan yang teratur dan Terprogram, keterampilan yang maksimal
akan dapat ditingkatkan dan dipertahankan. Karakteristik perkembangan psikomotorik
ditandai dengan peningkatan keterampilan Dalam bidang tertentu. Semua sistem gerak dan
koordinasi dapat berjalan dengan baik.

2.3.Perbedaan Integritas Peserta Didik

Seorang tokoh psikologi fungsionalisme yang hidup antara tahun 1874-1949, mengatakan
bahwa inteligensi adalah kemampuan dalam memberikan respons yang baik dari
pandangan kebenaran atau fakta. Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan
inteligensi adalah faktor internal yang mencangkup keseluruhan kemampuan yang dimiliki
oleh seseorang siswa, untuk menyesuaikan diri pada pembelajaran secara cepat dan efektif.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inteligensi Adanya perbedaan tingkat inteligensi


antara satu dengan lain orang dipengaruhi oleh beberapa faktor:3

a. Pembawaan. Pembawaan diwarnai oleh ciri-ciri dan sifat-sifat dibawa sejak lahir.
Batas kesanggupan seseorang, yakni dapat tidaknya memecahkan suatu masalah,
pertama-tama ditentukan oleh pembawaannya. Meskipun menerima latihan dan
pendidikan yang sama, namun perbedaan-perbedaan masih tetap ada.

7
b. Kematangan. Setiap organ manusia (fisik maupun psikis) dapat dikatakan matang
apabila masing-masing telah sanggup menjalankan fungsinya dan tingkat kematangan
ini erat hubungannya dengan umur seseorang.
c. Pembentukan. Ialah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan inteligensi. Pembentukan sengaja : latihan dan pendidikan yang
diperoleh dari sekolah. Pembentukan tidak sengaja : didapat dari pengaruh alam
sekitar.
d. Minat dan pembawaan yang khas. Dalam diri individu terdapat motif-motif yang
mendorong manusia berinteraksi dengan dunia luar, menggunakan dan menyelidiki
dunia luar (manipulate and exploring motives). Dari manipulasi dan eksplorasi yang
dilakukan terhadap dunia luar itu, lama kelamaan timbul minat terhadap sesuatu. Apa
yang menarik minat seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih bain dan giat.
f. Kebebasan. Kebebasan ini berati kebebasan manusia untuk memilih Metode-metode
untuk memecahkan masalah. Disamping bebas memilih Metode, juga bebas memilih
masalah sesuai dengan kebutuhannya. Dengan Adanya kebebasan ini minat itu tidak
selamanya menjadi syarat dalam Perbuatan inteligensi. Untuk meningkatkan
inteligensi seorang anak, kita Tidak dapat berpedoman pada satu factor diatas.semua
faktor diatas Bersangkut paut satu sama lain. Inteligensi adalah masalah total, karena
itu Keseluruhan pribadi seseorang ikut serta menentukan dalam perbuatan Inteligensi
seseorang.

2.4 Perbedaan Gaya Belajar dan Gaya Berpikir

Jenis-jenis Gaya Belajar


Menurut De porter & Hernacki (2013) gaya belajar dikategorikan menjadi tiga, yaitu
gaya belajar Visual, auditori, dan kinestetik.

a. Gaya Belajar Visual


Gaya belajar visual (visual learners) lebih memfokuskan pada penglihatan. Gaya
belajar visual Mengakses pandangan visual, yang dihasilkan maupun diingat. Dalam
gaya belajar tipe ini, potret, warna, Maupun hubungan ruang, serta gambar/sketsa lebih
menonjol. Anak didik dengan tipe visual memiliki Kekhasan yakni: rapi dan terarah;
bertutur kata dengan sesuai; perancang dan pengelola yang mantap; jeli, Teliti,dan

8
rinci; pelafal yang apik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran
mereka, Mengingat apa yang dilihat daripada yang didengarkan; pembaca yang tekun;
sering menanggapi pertanyaan Dengan jawaban yang pendek, ya atau tidak, lebih suka
membaca daripada dibacakan; lebih suka melakukan Presentasi/pertunjukkan daripada
sekedar berceramah; dan lebih menyukai seni.Anak dengan tipe visual harus
memperhatikan mimik guru saat mengajar agar memahami bahan Pelajaran. Mereka
sangat tertarik duduk di bagian depan supaya bisa menyaksikan dengan jelas. Berpikir
Dengan mengaplikasikan potret/figura di otak mereka dan memahami sesuatu lebih
cepat melalui animasi Visual, seperti buku bergambar, maupun video. Anak dengan
tipe visual lebih senang menulis secara lengkap Untuk keterangan.
Pendekatan untuk membantu proses belajar peserta didik dengan gaya belajar visual:
1. Manfaatkan materi/objek visual misalnya, peta dan gambar/diagram.
2. Manfaatkan warna untuk memudahkan memahami hal/poin penting.
3. Menganjurkan anak agar membaca buku-buku bergambar atau dengan animasi-
animasi.
4. Memanfaatkan media-media digital separti: komputer/video.
5. Mengajak anak untuk mempresentasikan gagasannya ke dalam sketsa
(gambar/diagram).

b. Gaya Belajar Auditori


Gaya belajar auditori (auditoryal learners) memfokuskan pada indera pendengaran
dalam mengingat Sesuatu. Ciri khas gaya belajar tipe ini benar-benar menggunakan
indera pendengaran sebagai alat esensial Untuk menyerap informasi/pengetahuan.
Artinya, anak didik harus mendengar, baru selanjutnya dapat Memahami/mengingat
informasi yang diperoleh tersebut. Gaya belajar ini mengelola segala jenis suara dan
Kata. Nada, musik, irama,dan dialog internal serta suara lebih ditonjolkan untuk gaya
belajar tipe ini. Seseorang dengan tipe auditorial memiliki ciri-ciri yakni: mudah
terganggu oleh keributan, Mengucapkan tulisan atau membaca dengan besuara sambil
menggerakkan bibir mereka saat sedang Membaca. membaca dengan suara lantang dan
dapat mengulangi kembali serta mencontohkan warna suara, Birama, dan nada; merasa
kesulitan dalam menulis tetapi memiliki kompetensi dalam
Menyampaikan/mempresentasikan cerita; pembicara yang pandai/fasih; menyukai
musik, suka memberi

9
Pendapat, dan mendeskripsikan suatu hal dengan detail; merasa kesulitan dengan hal-
hal yang berkaitan

Dengan visualisasi, misalnya mengelompokkan suatu unsur-unsur agar sesuai satu


dengan yang lain. Pendekatan/strategi untuk membantu proses belajar anak auditori:
1). Selalu libatkan anak dalam kegiatan diskusi
2). Beri motivasi untuk membaca bahan pelajaran dengan bersuara
3). Variasikan penggunaan musik saat membelajarkan anak
4). Diskusikan ide secara lisan
5). Ajak anak untuk merekam bahan pelajarannya ke dalam kaset dan
mendengarkannya sebelum tidur.
c. Gaya Belajar Kinestetik

Gaya belajar kinestetik (kinesthetic learners) mensyaratkan personal untuk


menyentuh/menjamah Sesuatu yang menyampaikan informasi/data tertentu untuk
diingat peserta didik. Anak kinestetik belajar Melalui bergerak, melakukan, ataupun
menyentuh. Anak dengan tipe ini susah duduk tenang/diam karena Hasrat mereka
untuk bereksplorasi dan beraktivitas begitu kuat. Anak dengan gaya belajar ini belajar
melalui Gerak dan sentuhan.Ciri-ciri anak kinestetik yaitu:
menyentuh/memegang/meraba untuk memperoleh Perhatian orang, berbicara dengan
pelan, merespon perhatian fisik, berdiri dekat dengan lawan bicara, selalu Berorientasi
pada fisik dan banyak bergerak; memiliki pertumbuhan/perkembangan awal otot-otot
yang besa. Belajar dengan memanipulasi dan praktik; menghafal/mengingat dengan
cara berjalan/melihat; menunjuk Bacaaan ketika sedang membaca; banyak
menggunakan isyarat tubuh; dan tidak dapat duduk diam untuk Waktu lama.

Strategi/pendekatan untuk membelajarkan anak kinestetik:


1. Tidak menharuskan anak untuk belajar hingga berjam-jam.
2. Ajak anak belajar dengan mengeksplorasi/menjelajahi lingkungannya (contohnya:
belajar sambil Menggunakan gunakan objek sesungguhnya dalam memahami
konsep baru).
3. Tandai hal-hal penting suatu bacaan dengan warna terang.
4. Beri ijin anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.

10
Gaya belajar dan berpikir adalah cara yang dipilih oleh seseorang untuk menggunakan
kemampuannya (Drysdale, at.al, 2001, Sternberg, 2007 dalam Santrock, 2004:155).
Kadang-kadang kita menyaksikan seorang siswa menggunakan cara yang istimewa
dalam belajar dan juga dalam berpikir. Santrock mengatakan bahwa gaya belajar dan
gaya berpikir adalah preferensi individual dalam cara mereka menggunakan
kemampuannya.

Dikotomi gaya berpikir


Ada dua gaya berpikir yang paling banyak didiskusikan dalam wacana tentang
pembelajaran yaitu gaya ‘impulsif ataukah reflektif’ dan dan ‘mendalam ataukah
dangkal’.
1. Gaya impulsif ataukah reflektif
Gaya impulsif/reflektif juga disebut sebagai tempo konseptual, yakni siswa cenderung
gaya belajar dan berpikir bertindak cepat dan impulsif ataukah menggunakan lebih
banyak waktu untuk merespons dan merenungkan akurasi dari suatu jawaban (Kagan,
1965 dalam Santrock ,2004:156). Siswa yang impulsif seringkali lebih banyak
melakukan kesalahan daripada siswa bergaya reflektif.
Riset tentang gaya ini telah memberi pengaruh besar terhadap kegiatan pendidikan
(Jonassen dan Grabowski, 1993 dalam Santrock, 2004:156). Dibandingkan siswa yang
impulsif, siswa yang reflektif lebih banyak melakukan hal-hal berikut:
· mengingat informasi yang terstruktur
· membaca dengan memhami dan mengiterpretasi teks
· memecahkan problem dan membuat keputusan
· lebih mungkin menentukan sendiri tujuan belajar
· lebih mungkin berkosentrasi terhadap informasi yang relefan
Standar kinerja siswa reflektif biasanya lebih tinggi daripada standar kinerja siswa
impulsif. Walaupun demikian, ada juga siswa yang bisa cepat belajar secara tepat dan
cepat mengambil keputusan sendiri. Sebenarnya dia reflektif, namun dukungan
inteligensi yang tinggi membuatnya cepat bereaksi, berkesan impulsif.
Bereaksi cepat adalah strategi buruk hanya jika jawaban/kesimpulan yang dihasilkan
salah. Jika benar, malah itu yang lebih baik. Kadang-kadang gaya reflektif terlalu lama
berkutat dengan memikirkan suatu persoalan yang bisa saja tak terpecahkan dan
berakibat menambah beban belajar. Guru tetap mendorong siswa seperti ini untuk tetap
reflektif namun harus mencapai jawaban akhir.

11
Cara mengatasi anak yang impulsif:
a. Identifikasi siswa yang impulsif Dorong mereka agar meluangkan lebih
banyak waktu untuk berpikir sebelum memberikan jawaba.
b. Dorong mereka untuk menandai informasi baru saat mereka membahasnya
c. Jadilah guru bergaya reflektif.
d. Bantu siswa untuk menentukan standar tinggi bagi kinerjanya.
e. Hargai siswa impulsif yang mau meluangkan banyak waktu untuk
berpikir. Beri pujian untuk peningkatan kinerjanya.
f. Bimbing murid untuk menyusun sendiri rencana guna mengurangi
impulsivitas.

2. Gaya mendalam ataukah dangkal.


Gaya belajar apakah mendalam/dangkal maksudnya sejauh mana siswa mempelajari
materi pelajaran dengan satu cara untuk membantu mereka memahami makna materi
tersebut (gaya mendalam) ataukah sekadar mencari apa-apa yang perlu untuk dipelajari
(gaya dangkal).
Gaya dangkal tidak dapat mengaitkan apa-apa yang mereka pelajari dengan kerangka
konseptual yang lebih luas. Seringkali hanya mengingat informasi dan bersikap pasif.
Sedangkan pelajar mendalam (deep learner) lebih mungkin untuk secara aktif
memahami apa-apa yang mereka pelajari dan memberi makna pada apa yang perlu
diingat.
Jadi, pelajar mendalam menggunakan pendekatan kostruktivis dalam belajarnya. Deep
learner lebih banyak memotivasi dirinya sendiri, sedangkan pelajar dangal (surface
learner) lebih termotivasi jika ada penghargaan dari luar, misalnya pujian dan
tanggapan positif dari guru (Snow, Corno, dan Jackson, 1996 dalam Santrock,
2004:157)
Cara mengatasi anak yang impulsif:
Identifikasi siswa yang impulsif
a. Dorong mereka agar meluangkan lebih banyak waktu untuk berpikir sebelum
memberikan jawaban.
b. Dorong mereka untuk menandai informasi baru saat mereka membahasnya
Jadilah guru bergaya reflektif.

12
c. Bantu siswa untuk menentukan standar tinggi bagi kinerjanya
Hargai siswa impulsif yang mau meluangkan banyak waktu untuk berpikir. Beri
pujian untuk peningkatan kinerjanya.
d. Bimbing murid untuk menyusun sendiri rencana guna mengurangi
impulsivitas.

Pengertian Gaya Berpikir Menurut Para Ahli

Berikuta adalah beberapa pengertian gaya berpikir menurut para ahli yang dikutip dari
beberapa sumber:

a. Menurut Anthony Gregorc, gaya berpikir adalah suatu proses berpikir yang
memadukan antara bagaimana pikiran menerima informasi dan mengatur
informasi tersebut dalam otak.
b. Menurut Najahan Musyafak dan Lulu Choirun Nisa , Gaya berpikir adalah cara
yang biasa digunakan individu untuk menjelaskan sesuatu hal yang baik dan buruk
yang terjadi pada dirinya.
c. Menurut Kim, gaya berpikir adalah cara untuk mengelola dan menyajikan
informasi dalam pikiran seseorang.
d. Menurut Dwirahayu & Firdausi, Gaya berpikir merupakan cara yang khas dalam
belajar, baik yang berkaitan dengan penerimaan dan pengolahan informasi, sikap
terhadap informasi, maupun kebiasaan yang berhubungan dengan lingkungan
belajar.
e. Menurut Stenberg, gaya berpikir merupakan cara yang digunakan oleh setiap
individu untuk mengolah berpikirnya melalui kemampuan yang dimilikinya.
Setiap individu cenderung memiliki cara atau strategi tersendiri untuk mengolah

13
kemampuan yang dimiliki. Paling penting dalam berpikir yaitu mengolah
informasi yang diterima dengan baik dan jelas dalam menyelesaikan suatu
permasalahan.

Macam / Jenis Gaya Berpikir Berikut adalah penjelasan tentang jenis gaya berpikir
menurut Bobby Deporter:
3. Sekuensial Konkret

Pemikir sekuensial konkret mendasarkan dirinya pada realitas, memproses informasi


dengan cara teratur, urut, dan linier. Pemikir sekuensial konkret biasanya mengalami
kesulitan apabila diminta untuk menangkap suatu pelajaran yang bersifat abstrak dan
yang memerlukan daya imajinsi yang kuat. Selain itu, catatan dan makalah adalah cara
baik bagi pemikir sekuensial konkret untuk belajar.

4. Acak Konkret

Pemikir acak konkret mempunya sikap eksperimental yang diiringi dengan perilaku
yang kurang terstruktur. Pemikir acak konkret seperti pemikir sekuensial konkret,
mereka berpikir berdasarkan kenyataan tetapi ingin melakukan penedekatan coba-
coba. Karenanya, pemikir acak konkret sering melakukan lompatan intuitifyang
diperlukan untuk pemikiran kreatif yang sebanarnya. Anak bertipe ini cenderung
mengalami masalah dalam system pengajaran disekolah, sebab ia bukanlah tipe
penurut.

5. Acak Abstrak

Dunia nyata untuk pelajar acak abstrak adalah dunia perasaan dan emosi. Mereka
tertarik pada nuansa, dan sebagian cenderung pada mistisme. Pikiran acaka abstrak
menyerap ide-ide, informasi, dan kesan dan mengaturnya dengan refleksi.

Ciri Ciri Gaya Berpikir Sekuensial konkret

Karakteristik yang lazim dimiliki anak sekuensial konkret dominan yaitu:

a. Menerapkan gagasan dengan cara yang praktis


b. Menghasilkan sesuatu yang konkret dari gagasan yang abstrak
c. Bekerja dengan baik sesuai batasan waktu

14
d. Bekerja dengan sistematis, selangkah demi selangkah atau teratur
e. Mencermati sesuatu sampai hal yang sekecil-kecilnya
f. Mengintrepretasi sesuatu secara harfiah atau logika

Ciri Ciri Gaya Berpikir Acak Konkret

Adapum karakteristik yang lazim dimiliki pemikir acak konkret dominan yaiitu:

a. Mengilhami orang lain untuk bertindak


b. Memberi sumbangsih berupa gagasan yang tak lazim dan kreatif
c. Menerima keragaman tipe manusia
d. Berpikir cepat tanpa bantuan orang lain
e. Berani mengambil resiko
f. Mengembangkan dan menguji coba berbagai pemecahan masalah
g. Menggunakan pengalaman hidup yang nyata untuk belajar Mencoba sendiri, bukan
sekedar percaya pada pendapat orang lain

Ciri Ciri Gaya Berpikir Acak Abstrak


Adapum karakteristik yanglazim dimiliki pemikir acak abstrak dominan yaitu:

a. Mendengarkan orang lain dengan sungguh-sungguh


b. Menciptakan situasi damai dengan orang lain
c. Menyadari kebutuhan emosional orang lain
d. Melakukan sesuatu sesuai dengan caranya sendiri
e. Memiliki banyak prinsip umum yang luas
f. Menjaga hubungan persahabatan dengan siapa saja
g. Berperan serta dengan antusias dalam pekerjaan yang mereka sukai
h. Mengambil keputusan dengan perasaan, bukan dengan pikiran

Ciri Ciri Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak


Adapum karakteristik yang lazim dimiliki pemikir Sekuensial abstrak dominan
yaitu:
a. Mengumpulkan data sebelum membuat kesimpulan
b. Menganalisis dan meneliti gagasan
c. Menggambarkan urutan peristiwa secara logis

15
d. Menggunakan fakta untuk membuktikan suatu teori
e. Mudah memahami sesuatu apabila mempelajarinya dengan mengamati,
bukan mengerjakannya
f. Hidup dalam dunia gagasan yang abstrak
g. Menyelesaikan suatu persoalan sampai tuntas.

2.5.Perbedaan Tempramen Peserta Didik

1. Tempramen Difficult

Anak dengan jenis temperamen difficult memiliki kesulitan dalam beradaptasi dengan
situasi baru. Anak dengan jenis temperamen ini memiliki suasana hati yang cenderung
negatif dan sering menangis. Tidak jarang orang tua yang memiliki anak dengan
temperamen difficult bertanya-tanya apakah ada yang salah dengan pola asuhnya
selama ini. Meski demikian, anak dengan jenis temperamen ini memiliki sikap tekun
dan bersemangat. Bagaimana cara menanganinya? Salah satu kunci utamanya adalah,
sabar. Memiliki anak dengan jenis temperamen ini memang butuh kesabaran ekstra,
dan penuh tantangan. Orangtua perlu memahami bagaimana perasaan anak dalam
situasi yang ia anggap sulit dan memicu reaksi berlebihan. Ibu juga perlu menjaga sikap
saat anak rewel, jangan membentak, apalagi memukulnya. Ibu disarankan untuk tetap
tenang, atau diamkan saja sembari menemaninya hingga emosi anak mereda.

2. Temperamen Slow to Warm Up


Anak dengan jenis temperamen slow to warm up lebih lambat dalam hal
beradaptasi dengan hal-hal baru. Anak dengan jenis tempramen ini juga sering
menunjukkan suasana hati yang negatif karena minimnya aktivitas yang dilakukan.
Anak dengan tempramen slow to warm up bisa disebut dengan anak pemalu atau
sensitif. Mereka akan selalu berhati-hati dan membutuhkan waktu lebih lama
ketimbang anak lainnya. Bagaimana cara menanganinya? Hal pertama yang harus
dilakukan adalah membantu anak mempersiapkan diri saat menghadapi
lingkungan baru. Ibu bisa membantunya dalam hal mengungkapkan perasaannya

16
setiap perubahan terjadi. Namun jangan mendorong dan memaksa anak menjadi
pusat perhatian, karena hal tersebut justru membuat anak semakin malu dan takut.
3. Temperamen Easy
Anak dengan jenis temperamen easy mampu beradaptasi dengan situasi baru.
Bukan itu saja, mereka bahkan mampu bereaksi ringan untuk hal-hal tertentu. Anak
dengan jenis temperamen easy juga memiliki rutinitas tidur yang teratur, sehingga
memiliki suasana hati yang positif secara keseluruhan. Orangtua yang memiliki
anak dengan jenis temperamen ini hampir tidak mendapat kesulitan dalam merawat
buah hatinya. Pembawaan anak yang mudah bergaul membuat ia tidak mudah
frustasi.
Bagaimana cara menanganinya? Banyak hal positif dari anak dengan temperamen
easy. Mereka cenderung mudah akrab dengan orang asing. Nah, disinilah ibu perlu
memberikan perhatian lebih. Bisa jadi anak mudah terpengaruh atau dimanfaatkan
orang lain.
4. Temperamen kombinasi
Selain ketiga jenis temperamen tersebut, anak juga bisa mengalami jenis
temperamen kombinasi. Jenis kombinasi ini merupakan gabungan dari ketiga poin
temperamen sebelumnya. Ada kalanya anak sulit diatur, tetapi sangat berhati-hati.
Di sisi lain anak juga sangat mudah beradaptasi dengan hal-hal baru. Itulah
beberapa jenis temperamen anak dan bagaimana pola asuh yang tepat dilakukan.
Jika jenis temperamen anak di luar dari beberapa poin seperti yang telah
disebutkan, silahkan diskusikan langsung dengan dokter anak di aplikasi Halodoc
ya, bu. Ibu juga bisa mendiskusikan hal-hal terkait seputar kesehatan anak, dan
tumbuh kembangnya.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa perbedaan-perbedaan individu peserta
didik
1. perkembangan peserta didik dapat diartikan sebagai suatu pertumbuhan yang
terjadi seseorang dimana mengalami pertumbuhan ilmu pengetahuan dan tingkah
laku manusia yang dimulai dengan periode masih bayi, anak pemain, anak sekolah,
remaja sampai menjelang dewasa.

18
2. Perbedaan-perbedaan fisik merupakan suatu perbedaan seorang manusia yang
terlihat dari luar sehingga dapat disimpulkan apakah Seorang manusia tersebut
tinggi atau pendek, hitam atau putih, gemuk atau kurus, mancung atau pesek, yang
mana perbedaan Itu dapat dilihat langsung oleh mata.
3. perbedaan inteligensi merupakan faktor internal yang mencakup seluruh
kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
4. perbedaan gaya berpikir dan gaya belajar merupakan perbedaan cara bepikir dan
belajar yang digunakan peserta didik untuk mempermudah siswa dalam memahami
pembelajaran.
5. perbedaan tempramen merupakan gaya perilaku dan cara khasnya siswa dalam
memberi tanggapan.

3.2 Saran

Demikian lah nyusunan materi perbedaan-perbedaan individu peserta didik ini kami buat
agar pembaca dapat memahami perbedaan-perbedaan apa saja yang terdapat pada peserta
didik. Disini kami selaku pemakah merasa masih ada kekurangan dan tentunya masih jauh
dari harapan, oleh karena itu kami harap pembaca dapat memberi kritikan dan saran untuk
melengkapi makalah kami ini sehingga makalah ini bermanfaat khususnya bagi peyusun,
umumnya semua pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Implikasi Perbedaan Individu Peserta Didik http://www.gurubumi.com . Pada tanggal 24


september 2022

Makalah Perbedaan Individu dan Implikasinya https://text-


id.123dok.com/document/yn4m9k1z-makalah-perbedaan-individu-serta-aplikasinya-
dalam-pendidikan.html . Pada tanggal 24 September 2022

19
Perbedaan individu siswa pada Gaya Belajar dan Gaya ber
http://tyanfedi.blogspot.com/2013/11/perbedaan-individu-siswa-2-gaya-
belajar_7.html?m=1 . Pada Tanggal 25 September. 2022

Memahami Tempramen Siswa http://www.teoriuntukguru.com/2019/05/memahami-


temperamen-siswa.html?m=1 . Pada Tanggal 25 September 2022

20

Anda mungkin juga menyukai