Anda di halaman 1dari 12

JIP, Vol.7, No.

2, Edisi Agustus 2017, Hal: 143-154


Ibnu Darmawan

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI SISWA


MELALUI PENJAS
Ibnu Darmawan
Universitas Negeri Malang
ibnu_182@ymail.com

Abstrak: Artikel ini akan mencoba menguraikan dan mengkaji terkait isu dalam pendidikan
jasmani. Isu atau permasalahan yang diangkat dalam tulisan ini yaitu tentang kebugaran
jasmani pada siswa sekolah. Data SDI 2006 menunjukkan kondisi kebugaran masyarakat
kita: 1,08% masuk dalam kategori baik sekali; 4,07% baik; 13,55% sedang; 43,90% kurang;
dan 37,40% kurang sekali. Berdasarkan rendahnya tingkat kebugaran jasmani siswa di
Indonesia maka harus ada solusi dari permasalahan tersebut. Melalui pendidikan jasmani
yang diberikan siswa di sekolah, selama ini belum berpengaruh terhadap meningkatnya
kebugaran jasmani siswa. Karenanya perlu perbaikan dalam pengelolaan pembelajaran
penjas di sekolah. Dengan pengelolaan pembelajaran yang baik nantinya dapat meningkatkan
kebugaran jasmani siswa, dan sesuai dengan tujuan penjas.
Kata Kunci: kebugaran jasmani, penjas, siswa sekolah

Abstract: This paper will try to describe and examine related issues in physical education.
Issues or issues raised in this paper is about physical fitness in school students. SDI 2006
data shows our community's fitness condition: 1.08% fall into excellent category; 4.07%
good; 13.55% moderate; 43.90% less; And 37.40% less once. Based on the low level of
physical fitness of students in Indonesia then there must be a solution of the problem.
Through physical education provided by students at school, so far has not affected the
increased physical fitness of students. Hence, it is necessary to improve the management of
learning at school. With good management of learning will be able to improve students'
physical fitness, and in accordance with the purpose physical education.
Keywords: physical fitness, physical education, school students

PENDAHULUAN pendidikan di Indonesia juga mengalami


Kebugaran jasmani merupakan perubahan terkait dengan jam mata
suatu keadaan yang sangat diinginkan pelajaran penjas yang ditambah, dari
oleh setiap orang. Dengan kebugaran sebelumnya dua jam per minggu menjadi
jasmani orang akan dapat tampil lebih 3 jam per minggunya.
dinamis/semangat dan tercipta Pernyataan di atas menunjukkan
produktivitas kerja. Manfaat kebugaran bahwa kebugaran jasmani sangat penting
jasmani pada saat ini sudah sangat dimiliki oleh setiap manusia agar dapat
disadari oleh masyarakat, terbukti menjalankan kegiatannya sehari-hari.
dengan berkembangnya pusat-pusat Kebugaran jasmani menunjukkan
kebugaran dan kegiatan olahraga yang kemampuan seseorang untuk
marak diselenggarakan, hal tersebut mengerjakan tugas secara fisik pada
semuanya berpangkal pada pencarian tingkat moderat tanpa lelah yang
kebugaran jasmani. Pada kurikulum berlebihan. Menurut Mikdar (2006:45)

http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 143
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 143-154
Ibnu Darmawan

kebugaran jasmani adalah kemampuan 42,27 persen siswa sekolah dasar dengan
tubuh seseorang untuk melakukan tugas tingkat kebugaran jasmani rendah, siswa
dan pekerjaan sehari-hari tanpa sekolah menengah pertama sebanyak
menimbulkan kelelahan yang berarti, 36,87 persen, dan siswa sekolah
sehingga tubuh masih memiliki menengah atas sebanyak 46,11 persen.
simpanan tenaga untuk mengatasi beban Siswa putra memiliki kebugaran jasmani
kerja tambahan. yang lebih baik dibandingkan dengan
Namun pada kenyataannya, tingkat kebugaran jasmani siswa putri.
kebugaran jasmani di sekolah masih Di sekolah dasar semakin tinggi
kurang baik, hal ini dikarenakan kelas semakin tinggi tingkat kebugaran
kurangnya aktivitas gerak siswa sehingga jasmaninya, sedangkan pada jenjang
mudah mengalami kelelahan saat sekolah menengah pertama, kebugaran
melakukan aktivitas olahraga dan jasmani siswa putra semakin tinggi kelas,
mengalami kelebihan berat badan, atau semakin tinggi kebugaran jasmaninya,
kegemukan yang membuat lemah sedangkan untuk siswa putri kebugaran
fisiknya dan kurang tenagannya untuk jasmaninya sama di semua tingkatan
mampu melakukan tugas fisik yang kelas.
cukup berat. Kebugaran jasmani siswa sekolah
Data SDI 2006 menunjukkan menengah atas, baik siswa putra maupun
kondisi kebugaran masyarakat kita: siswa putri, semakin tinggi kelas
1,08% masuk dalam kategori baik sekali; kebugaran jasmaninya tetap sama.
4,07% baik; 13,55% sedang; 43,90% Diketahui bahwa semakin tinggi jenjang
kurang; dan 37,40% kurang sekali pendidikan siswa semakin berkurang
(Cholik dan Maksum, 2007). Penelitian aktivitas fisik siswa. Dengan demikian,
terkait kebugaran jasmani oleh Sulistiono dapat disimpulkan bahwa tingkat
(2014:223) diketahui hasil penelitian kebugaran siswa di semua jenjang
dengan jumlah sampel 721 siswa, pendidikan belum berada dalam kondisi
pengumpulan data dilakukan secara baik, dan semakin tinggi jenjang
cross-sectional di Kota Bandung dan pendidikan, semakin berkurang aktivitas
Kabupaten Majalengka. Hasil penelitian fisik siswa, sehingga berdampak pada
menunjukkan bahwa: tingkat kebugaran penurunan kebugaran jasmaninya.
siswa belum seluruhnya berada dalam Berdasarkan hasil penelitian di
kondisi yang baik. Masih ditemukan atas, kita dapat melihat bahwa tingkat

http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 144
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 143-154
Ibnu Darmawan

kebugaran jamani siswa di Indonesia agar memiliki kebugaran jasmani yang


dalam kondisi buruk, karena sangat baik harus diperlukan pembinaan dan
rendahnya tingkat kebugaran siswa. pemeliharaan kebugaran jasmani secara
Untuk itu dalam upaya untuk perbaikan, berlangsung.
ada beberapa tinjauan sebagai solusi. Menurut Giriwijoyo (2007:43)
Yaitu melalui penjas di sekolah harus Menjelaskan bahwa “Kebugaran Jasmani
dioptimalkan keberadaannya, dengan (KJ) adalah derajat sehat dinamis
perbaikan pengelolaan pembelajaran dan seseorang yang merupakan kemampuan
peningkatan kebugaran jasmani siswa jasmani yang menjadi dasar untuk
sebagai tujuan utamanya. keberhasilan pelaksanaan tugas yang
Konsep Kebugaran Jasmani. harus dilaksanakan”. Lebih lanjut
Dalam melakukan aktivitas sehari- menurut Giriwijoyo dan Zafar (2012:23)
hari biasanya manusia terhambat oleh menjelaskan bahwa: Kebugaran jasmani
timbulnya gejala-gejala yang adalah keadaan kemampuan jasmani
berhubungan dengan kondisi tubuh yang dapat menyesuaikan fungsi alat-alat
mereka, sedangkan manusia harus tubuhnya terhadap tugas jasmani tertentu
mempertahankan kehidupannya dengan dan/atau terhadap keadaan lingkungan
aktivitas-aktivitas yang dapat yang harus diatasi dengan cara yang
menghasilkan sumber kehidupan seperti, efisien, tanpa kelelahan yang berlebihan
bekerja, berdagang dan sebagainya. dan telah pulih sempurna sebelum datang
Kebugaran jasmani merupakan tugas yang sama pada keesokan harinya.
salah satu modal utama yang harus Derajat sehat dinamis yang
dimiliki oleh manusia, karena dengan dimaksud adalah normalnya fungsi alat-
memiliki tingkat kebugaran jasmani yang alat tubuh dalam keadaan beraktivitas
baik maka manusia akan lebih mudah atau berolahraga. Jika seseorang
dalam melakukan aktivitas atau memiliki derajat sehat dinamis maka
pekerjaannya, sebaliknya dengan tingkat secara otomatis ia memiliki derajat sehat
kebugaran jasmani yang rendah maka statis, akan tetapi sebaliknya jika
manusia akan mendapatkan kesulitan seseorang memiliki derajat sehat statis
dalam melaksanakan segala aktivitas maka belum tentu ia memiliki derajat
keseharian karena kebugaran jasmani sehat dimanis. Dengan demikian jika
memiliki peranan yang sanagat penting seseorang memiliki derajat sehat dinamis
dalam kehidupan manusia. Maka dari itu maka orang tersebut tidak akan mudah

http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 145
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 143-154
Ibnu Darmawan

lelah dan siap melaksanakan tugas yang Faktor yang mempengaruhi


sama pada keesokan harinya bahkan Kebugaran Jasmani
melaksanakan tugas yang lebih berat Kebugaran jasmani yang baik
sekalipun. dicapai dengan latihan yang benar.
Seperti yang dijelaskan diatas, Namun demikian kebugaran jasmani
bahwa kebugaran jasmani merupakan mempunyai faktor-faktor yang
kemampuan seseorang untuk melakukan mempengaruhi sehingga tercapai
aktivitas yang cukup lama tanpa kebugaran yang baik. Menurut Perry
mengalami kelelahan yang berarti. (1997:37-38) faktor-faktor yang
Seseorang yang memiliki derajat mempengaruhi kebugaran jasmani
kebugaran jasmani yang baik akan adalah: umur, jenis kelamin, somatotipe,
mampu melakukan aktivitas atau suatu atau bentuk badan, keadaan kesehatan,
pekerjaan walaupun setelah melakukan gizi, berat badan, tidur atau istirahat, dan
pekerjaan yang berat sebelumnya karena kegiatan jasmaniah. Penjelasan secara
masih memiliki cadangan tenaga untuk singkat sebagai berikut:
melakukan aktivitas. Begitu sebaliknya, Umur
orang yang sehat belum tentu memiliki Daya tahan kardiorespiratori akan
kebugaran jasmani yang baik dan belum semakin menurun sejalan dengan
tentu dapat mengerjakan sesuatu bertambahnya umur, namun penurunan
pekerjaan atau berolahraga yang cukup ini dapat berkurang, bila seseorang
berat dan lama. berolahraga teratur sejak dini. Kebugaran
Latihan kondisi fisik (physical meningkat sampai mencapai maksimal
conditioning) sangat penting untuk pada usia 25-30 tahun, kemudin akan
mempertahankan atau meningkatkan terjadi penurunan kapasitas fungsional
derajat kebugaran jasmani (physical dari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-
fitness). Derajat kebugaran jasmani 1% per tahun, tetapi bila rajin
seseorang sangat menentukan berolahraga penurunan ini dapat
kemampuan fisiknya dalam dikurangi sampai separuhnya.
melaksanakan tugas sehari-hari. Semakin Jenis kelamin
tinggi derajat kesegaran jasmani Masing-masing jenis kelamin
seseorang semakin tinggi pula memiliki keuntungan yang berbeda.
kemampuan tubuhnya dalam melakukan Secara hukum dasar wanita memiliki
aktivitas ataupun bekerja. potensi tingkat kebugaran jasmani yang

http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 146
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 143-154
Ibnu Darmawan

lebih tinggi dari pria. Dalam keadaan perlu bagi badan dan pikiran dengan
normal mereka mampu menahan makanan dan udara.
perubahan suhu yang jauh lebih besar. Kegiatan jasmaniah dan olahraga.
Kaum laki-laki cenderung memiliki Kegiatan jasmaniah atau fisik yang
potensi dalam kebugaran jasmani, dalam dilakukan sesuai dengan prinsip latihan,
arti bahwa potensi mereka untuk tenaga takaran latihan, dan metode latihan yang
dan kecepatan lebih tinggi. benar akan membuat hasil yang baik.
Somatotipe atau bentuk tubuh Kegiatan jasmani mencegah timbulnya
Kebugaran jasmani yang baik gejala atrofi karena badan yang tidak
dapat dicapai dengan bentuk badan diberi kegiatan. Atrofi didefinisikan
apapun sesuai dengan potensinya. sebagai hilang atau mengecilnya bentuk
Keadaan kesehatan otot karena musnahnya serabut otot.
Kebugaran jasmani tidak dapat Pada dasarnya dapat terjadi baik secara
dipertahankan jika kesehatan badan tidak fisiologi maupun patologi. Secara
baik atau sakit. fisiologi, atrofi otot terjadi pada otot-otot
Gizi yang terdapat pada anggota gerak yang
Makanan sangat perlu, jika hendak lama tidak digunakan seperti pada
mencapai dan mempertahankan keadaan anggota gerak yang dibungkus
kebugaran jasmani dan kesehatan badan. dengan gips.
Makanan yang seimbang (12% protein,
50% karbohidrat, 38% lemak) akan Peran Penjas dalam Mengoptimalkan
mengisi kebutuhan gizi tubuh. Kebugaran Jasmani.
Berat badan Kesehatan
Berat badan ideal dan berlebihan Pelaksanaan pembelajaran penjas
atau kurang akan dapat melakukan yang baik dan tepat telak terbukti
perkerjaan dengan mudah dan efesien. berpengaruh besar terhadap peserta
Tidur dan istirahat didik. Keterlibatan peserta didik dalam
Tubuh membutuhkan istirahat pembelajaran penjas berkontribusi
untuk membangun kembali otot-otot meningkatkan kemampuan fisik yang
setelah latihan sebanyak kebutuhan sangat bermanfaat ketika melakukan
latihan di dalam merangsang aktifitas sehari-hari (Kerr, et al,
pertumbuhan otot. Istirahat yang cukup 2012:10).

http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 147
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 143-154
Ibnu Darmawan

Krotee & Bucher (2007:59) olahraga) dan aktivitas fisik tidak


menjelaskan melalui aktivitas fisik terstruktur (kegiatan sehari-hari seperti
tujuan yang akan dicapai meliputi berjalan, bersepeda dan bekerja)
kebugaran fisik, keterampilan motorik, (Ruhayati dan Fatmah, 2011).
(sosial-emosional) perkembangan Ruhayati dan Fatmah (2011)
kognitif dan afektif. Jadi jelas tujuan menjelaskan, terdapat tiga aspek
penjas sendiri salahsatunya yaitu untuk bermakna dapat menggambarkan tingkat
mencapai kebugaran fisik. aktivitas fisik seseorang, yaitu pekerjaan,
Secara teoritis tingkat kebugaran olahraga dan kegiatan di waktu luang.
setiap orang berbeda-beda artinya tidak Banyaknya aktivitas fisik berbeda pada
semua orang memiliki kebugaran tiap individu tergantung pada gaya hidup
jasmani pada kategori yang memadai. perorangan dan faktor lainnya. Aktivitas
Aktivitas jasmani merupakan fungsi dari fisik yang dilakukan secara teratur dapat
kebugaran jasmani maka seseorang yang mengurangi risiko terhadap penyakit
tidak memiliki kebugaran jasmani seperti cardiovaskuler disease (CDV),
memadai, produktivitasnya juga tidak stroke, diabetes mellitus dan kanker.
akan sebaik orang yang memiliki Selain itu juga memberikan efek positif
kategori kebugaran baik. Begitu juga terhadap penyakit sepertu kanker
sebaliknya seseorang yang tidak payudara, hipertensi, osteoporosis dan
melakukan aktivitas jasmani memadai risiko jatuh, kelebihan berat badan,
tidak akan memiliki kebugaran yang kondisi muskuloskleletal, gangguan
baik. mental dan psikologikal dan mengontrol
Kegiatan fisik sangat perilaku yang berisiko seperti merokok,
mempengaruhi semua komponen alkohol, serta juga dapat meningkatkan
kebugaran jasmani, latihan fisik yang produktivitas dalam bekerja (Ruhayati
bersifat aerobik dilakukan secara teratur dan Fatmah, 2011).
akan mempengaruhi atau menigkatkan Aktivitas fisik rutin dapat
daya tahan kardiovaskular dan dapat memberikan dampak positif bagi
mengurangi lemak tubuh (Ruhayati dan kebugaran seseorang, di antaranya yaitu:
Fatmah, 2011). (1) peningkatan kemampuan pemakaian
Para ahli epidemiologi membagi oksigen dan curah jantung, (2)
aktivitas fisik ke dalam dua kategori, penurunan detak jantung, penurunan
yaitu aktivitas fisik terstruktur (kegiatan tekanan darah, peningkatan efisiensi

http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 148
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 143-154
Ibnu Darmawan

kerja otot jantung, (3) mencegah menuju gaya hidup sehat, potensi untuk
mortalitas akibat gangguan jantung, (4) mengembangkan interaksi sosial dan
peningkatan ketahanan saat melakukan pengalaman yang berkarakter
latihan fisik, (5) peningkatan tubuh membuatnya sangat cocok untuk
(berkaitan dengan gizi tubuh), (6) memperoleh kompetensi kunci.
meningkatkan kemampuan otot, dan (7) Kompetensi paling sering masuk dalam
mencegah obesitas (Ruhayati dan program pendidikan jasmani belajar di
Fatmah, 2011). sini adalah sosial dan keterampilan
Kebiasaan olahraga defenisikan kewarganegaraan, kemandirian dan
sebagai suatu kegiatan fisik menurut cara inisiatif pribadi, belajar untuk belajar,
dan aturan terentu dengan tujuan dan pengetahuan dan interaksi dengan
meningkatkan efisisensi fungsi tubuh dunia fisik.
yang hasilnya adalah meningkatkan Hasil penelitian Liu, at al
kebugaran jasmani. Sedangkan kualitas (2016:53) menyimpulkan bahwa kelas
olahraga adalah penilaian terhadap dengan konsep pendidikan jasmani telah
aktivitas olahraga berdasarkan frekuensi banyak ditawarkan untuk
dan lamanya berolahraga setiap kegiatan mempromosikan gaya hidup sehat di
dalam seminggu. Olahraga dapat lingkungan pendidikan tinggi. Tujuannya
meningkatkan kebugaran apabila adalah untuk memeriksa efek dari kelas
memenuhi syarat-syarat berikut dengan konsep pendidikan jasmani
(Ruhayati dan Fatmah, 2011): tentang tingkat kebugaran yang
Intensitas Latihan berhubungan dengan kesehatan di
Makin besar intensitas latihan, kalangan mahasiswa baru. Desain
makin besar pula efek latihan tersebut. penelitian pra dan pasca uji digunakan.
Intensitas kesegaran jasmani sebaiknya Secara total, 50 mahasiswa baru di
antara 60-80% dari kapasitas aerobik universitas AS terdaftar dalam kelas 13
yang maksimal. Intensitas latihan yang minggu. Tingkat kebugaran dan
dianjurkan untuk olahraga kesehatan kesehatan mereka dinilai oleh
adalah antara 65% dan 80% dari denyut Fitnessgram di awal dan akhir kursus.
nadi maksimal. Mahasiswa secara signifikan
Hasil penelitian oleh Lleixa, et al meningkatkan kapasitas aerobik mereka,
(2016:522) menyimpulkan bahwa kekuatan otot dan daya tahan tubuh
orientasi pendidikan jasmani yaitu bagian atas, kekuatan otot perut dan daya

http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 149
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 143-154
Ibnu Darmawan

tahan tubuh, dan penurunan persentase direncanakan secara sistematis akan


lemak tubuh. Tidak ada peningkatan berpengaruh terhadap kesehatan dan
fleksibilitas yang signifikan yang kebugaran individu.
ditemukan di antara total sampel. Lamanya Latihan
Namun, mahasiswa non kinesiologi Jika kita menghendaki hasil latihan
secara signifikan meningkatkan yang baik, berarti cukup bermanfaat bagi
fleksibilitas mereka sementara kesegaran jantung dan tidak berbahaya,
kecenderungan yang berlawanan maka harus berlatih sampai mencapai
ditemukan di kalangan mahasiswa training zone yaitu selama 15-25 menit.
kinesiologi. Mahasiswa perempuan Frekuensi Latihan
mengurangi persentase lemak tubuh Frekuensi latihan berhubungan erat
lebih banyak, sementara mahasiswa laki- dengan intensitas dan lamanya latihan.
laki meningkatkan kapasitas aerobik Olahraga dilakukan secara teratur setiap
mereka lebih cepat daripada rekan hari atau 3 kali seminggu minimal 30
perempuan mereka. Peneliti menit setiap berolahraga. Pengukuran
menyarankan agar Universitas dapat terhadap aktivitas fisik tergolong
mempertimbangkan untuk menawarkan kompleks dan tidak mudah pendekatan
kelas dengan konsep pendidikan jasmani telah dikembangkan, diantaranya adalah
untuk semua mahasiswa dan klasifikasi pekerjaan, observasi perilaku,
mengamanatkan kursus semacam itu penggunaan alat sensor gerakan,
sebagai persyaratan gelar. penandaan fisologis (detak jantung) serta
Hasil penelitian oleh Vega, et al penggunaan calorimeter. Namun, metode
(2015:255) menyimpulkan efek jangka yang paling umum digunakan saat ini
pendek program kebugaran fisik diikuti adalah self-reported survey (survey
dengan program pemeliharaan melalui dengan pelaporan diri) (Ruhayati dan
kegiatan olahraga dipengaturan Fatmah, 2011).
pendidikan jasmani. Hasil penelitian ini Berdasarkan riset yang dilakukan
menunjukkan bahwa ada kemungkinan terdapat tiga aspek yang secara
untuk mengembangkan dan memelihara bermakna dapat menggambarkan tingkat
kardiorespirasi dan kebugaran otot dalam aktivitas fisik seseorang, yaitu pekerjaan,
tujuan pendidikan jasmani. Jadi olahraga dan kegiatan di waktu luang.
pendidikan jasmani dengan Oleh karena itu, kuisioner ini meninjau
memanfaatkan aktivitas jasmani dan aktivitas fisik pada tiga aspek tersebut

http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 150
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 143-154
Ibnu Darmawan

yang mencakup kategori terstruktur dan Hakikatnya mereka belajar kerjasama,


tidak terstruktur, yaitu aktivitas fisik saat mengatasi rintangan, memecahkan
bekerja, berolahraga dan aktivitas fisik masalah, dan mencapai tujuan.
pada waktu luang sehingga dapat Peranan pendidikan jasmani,
diperoleh gambaran keseluruhan olahraga dan kesehatan di dalam
aktivitas fisik seorang individu (Ruhayati usahanya terhadap pembentukan sosial
dan Fatmah, 2011). anak-anak. Antara lain: (1) Menanamkan
Berdasarkan prinsip untuk pembinaan terhadap pengakuan dan
meningkatkan kebugaran jasmani maka penerimaan akan norma-norma dan
idealnya pada pembelajaran jasmani di peraturan yang berlaku di masyarakat.
sekolah yaitu 3 kali pertemuan sesuai (2) Menanamkan kebiasaan untuk selalu
dengan prinsip frekuensi latihan minimal berperan aktif dalam suatu kelompok,
3 sampai 4 kali seminggu. Dan pada agar dapat bekerja sama, dapat menerima
kurikulum 2013 mata pelajaran penjas pimpinan dan mem-berikan pimpinan.
waktu yg tersedia= 3x45 mnt/minggu. (3) Membina dan memupuk ke arah
Sosial perkembangan terhadap perasaan sosial,
Seperti yang kita ketahui bahwa pengakuan terhadap orang lain. (4)
olahraga dapat membentuk perilaku Menanamkan dan memupuk untuk selalu
sosial. Seperti yang dikatakan (Mutohir belajar bertanggung jawab, dan mau
2007:126-127) olahraga merupakan memberikan bantuan dan pertolongan,
sekolah kehidupan (school for life). serta memberikan perlindungan dan mau
Sejumlah keterampilan dan nilai berkorban. (5) Bentuk kegiatan, baik
kerjasama seperti kerjasama, dalam belajar, bekerja maupun dalam
komunikasi, patuh pada aturan, mengisi waktu-waktu luang.
memecahkan masalah, kepemimpinan, Keseimbangan Mental
dan hormat pada orang lain yang Salah satu usaha untuk
merupakan pondasi perkembangan menciptakan suatu lingkungan mental
menyeluruh dari para pemuda dapat yang sehat dapat dilakukan melalui
dipelajari melalui kegiatan bermain, pendidikan olahraga kesehatan yang
pendidikan jasmani, dan olahraga. Ketika pembinaannya dimulai sejak Sekolah
sekelompok orang bermain sepak bola, Dasar. Salah satu peranan pendidikan
misalnya, mereka tidak hanya sekedar jasmani di sekolah adalah belajar
menggiring dan menggiring bola. mengendalikan luapan perasaan yang

http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 151
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 143-154
Ibnu Darmawan

berkembang dan surut dalam waktu yang anak akan di perileh secara lebih efektif.
singkat atau keadaan dan reaksi Anak-anak akan memperoleh
psikologis dan fisiologis yang sering pengalaman secara langsung dalam dunia
juga dikatakan dengan pembinaan kenyataan, karena mereka terjun turut
kestabilan emosi. Program kegiatan berkecimpung di lapangan dalam
pendidikan olahraga kesehatan yang baik suasana yang penuh rangsangan terhadap
dan terarah, dapat dijadikan sebagai timbulnya emosi yang harus dapat di
sarana di dalam pemupukan kestabilan kendalikan. Di sini anak-anak telah
emosi dan keseinbangan mental. Hal ini memperoleh bekal yang cukup kuat,
disebabkan guru-guru pendidikan yaitu agar mereka dapat berpikir secara
jasmani pada umumnya sangat erat lebih jernih dan terarah, menyesuaikan
berhubungan dengan anak-anak, dalam diri terhadap situasi, selalu mau belajar,
suasana pergaulan yang akrab baik di dan mau menerima keadaan yang
lapangan permainan, atletik, bangsal seharusnya. Dengan demikian anak-anak
senam, kolam renang maupun di tempat- akan menjadi manusia dewasa yang
tempat latihan yang lainnya. Dalam hal memperoleh tempaan terhadap
ini tentu guru-guru pendidikan jasmani keyakinan dalam rangka pemantapan
akan lebih mudah untuk mengamati diri, sehingga tidak akan mudah
tingkah laku anak-anaknya secara wajar. tergoyahkan atau terpancing oleh
Di dalam suasana bebas penuh rangsangan-rangsangan yang dapat
keakraban tetapi terpimpin, maka anak- mempengaruhi kestabilan emosinya, atau
anak akan segera dapat terlihat segala dengan kata lain anak-anak telah miliki
kekurangan dan kelemahan dari masing- keseimbangan mental yang cukup kuat.
masing anak terseburt. Dengan demikian Seperti yang dijelaskan Syarifudin
akan lebih memudahkan bagi guru (1997:5) “melalui aktivitas gerak yang
pendidikan jasmani untuk mengadakan dilakukan siswa pada tiap-tiap pertemuan
bimbingan dan pengarahan kepada anak- belajar atau diwaktu luangnya tujuan
anak, di dalam usaha memupuk pendidikan jasmani mencangkup
kepribadiannya secara lebih efektif dan organik, neuromuskuler, intelektual, dan
efisien. emosional”. Jadi tujuan penjas tidak
Melalui bidang pengajaran hanya untuk fisik saja, tetapi menyeluruh
pendidikan olahraga kesehatan, maka mencapai aspek mental dan sosial.
pemupukan terhadap kestabilan emosi Motorik

http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 152
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 143-154
Ibnu Darmawan

Peran aktivitas fisik dan olahraga menggunakan paradigma baru penjas


yaitu meningkatkan kebugaran jasmani, (fun, busy, utuh, modifikasi).
seperti yang kita ketahui kebugaran
jasmani terdiri dari komponen- DAFTAR RUJUKAN
komponen fisik. Menurut Bompa Giriwijoyo. 2007. Ilmu Faal Olahraga
Fungsi Tubuh Manusia Pada
kemampuan fisik terdiri dari sepuluh
Olahraga, Edisi 7. Bandung:
komponen biomotorik yaitu: (1) strength, Buku ajar FPOK UPI.
(2) muscular endurance yang terdiri dari
Giriwijoyo dan Zafar. 2012. Ilmu Faal
cardio-respiratory endurance dan Olahraga (Fisiologi Olahraga).
Bandung : PT Remaja
muscle endurance, (3) explosive power,
Rosdakarya.
(4) speed, (5) flexibility, (6) accuracy,
Kerr, et all. 2012. Physical Education
(7) reaction, (8) agility, (9) balance, (10)
Contributes to Total Physical
coordination. Activity Levels and
Predominantly in Higher
Melihat 10 komponen fisik
Intensity Physical Activity
menurut Bompa maka komponen fisik Categories: European Physical
Education Review, 1-13.
yang termasuk pada ranah motorik yaitu
(a) explosive power, (b) speed, (c) Krotee, L.M & Bucher, A.C. 2007.
Management of Physical
flexibility, (d) accuracy, (e) reaction, (f)
Education and Sport: Thirteenth
agility, (g) balance, (h) coordination. Edition. New York: The
McGraw-Hill Companies.

KESIMPULAN Liu, at al. 2016. A Conceptual Physical


Education Course and College
Upaya meningkatkan kebugaran
Freshmen’s Health-Related
jasmani siswa dapat dilakukan melalui Fitness: Health Education,
117(1):53-68.
penjas. Ada dua solusi sebagai upaya
guru untuk meningkatkan kebugaran Lleixa, et al. 2016. Integrating Key
Competences in School Physical
jasmani siswa. Pertama yaitu dengan
Education Programmes:
modifikasi waktu jam pelajaran penjas. European Physical Education
Review, 22(4):506-525.
Waktu yg tersedia= 3x45 mnt/minggu,
dimodifikasi menjadi tiga kali pertemuan Undang-Undang. 2003. Undang-Undang
RI Nomor 20, Tahun 2003,
dalam seminggu. Dan solusi yang kedua
Tentang Sistem Pendidikan
yaitu dengan peningkatan strategi guru Nasional. Bandung: Citra
Umbaran.
penjas dalam merancang pembelajaran
Mikdar, U.Z. 2006. Hidup Sehat: Nilai
Inti

http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 153
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 143-154
Ibnu Darmawan

Berolahraga. Jakarta: Departemen


Pendidikan Nasional.

Mutohir. 2007. Sport Development


Index.
Jakarta. PT Indeks.

Perry, A.H. 1997. Applied Climatology:


Principles and Practice, 127-128.

Ruhayati dan Fatmah. 2011. Gizi


Kebugaran dan Olahraga.
Bandung: Lubuk Agung.

Sulistiono. 2014. Kebugaran Jasmani


Siswa
Pendidikan Dasar Dan Menengah
di Jawa Barat: Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan, 20(2):223-233.

Syarifudin. 1997. Pokok-Pokok


Pengembangan Program
Pembelajaran Pendidikan
Jasmani. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.

Vega, et al. 2015. Effects of a Physical


Education-Based Programme on
Health-Related Physical Fitness
and its Maintenance in High
School Students: European
Physical Education Review,
22(2):243-25

http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 154

Anda mungkin juga menyukai