Abstrak: Artikel ini akan mencoba menguraikan dan mengkaji terkait isu dalam pendidikan
jasmani. Isu atau permasalahan yang diangkat dalam tulisan ini yaitu tentang kebugaran
jasmani pada siswa sekolah. Data SDI 2006 menunjukkan kondisi kebugaran masyarakat
kita: 1,08% masuk dalam kategori baik sekali; 4,07% baik; 13,55% sedang; 43,90% kurang;
dan 37,40% kurang sekali. Berdasarkan rendahnya tingkat kebugaran jasmani siswa di
Indonesia maka harus ada solusi dari permasalahan tersebut. Melalui pendidikan jasmani
yang diberikan siswa di sekolah, selama ini belum berpengaruh terhadap meningkatnya
kebugaran jasmani siswa. Karenanya perlu perbaikan dalam pengelolaan pembelajaran
penjas di sekolah. Dengan pengelolaan pembelajaran yang baik nantinya dapat meningkatkan
kebugaran jasmani siswa, dan sesuai dengan tujuan penjas.
Kata Kunci: kebugaran jasmani, penjas, siswa sekolah
Abstract: This paper will try to describe and examine related issues in physical education.
Issues or issues raised in this paper is about physical fitness in school students. SDI 2006
data shows our community's fitness condition: 1.08% fall into excellent category; 4.07%
good; 13.55% moderate; 43.90% less; And 37.40% less once. Based on the low level of
physical fitness of students in Indonesia then there must be a solution of the problem.
Through physical education provided by students at school, so far has not affected the
increased physical fitness of students. Hence, it is necessary to improve the management of
learning at school. With good management of learning will be able to improve students'
physical fitness, and in accordance with the purpose physical education.
Keywords: physical fitness, physical education, school students
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 143
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 143-154
Ibnu Darmawan
kebugaran jasmani adalah kemampuan 42,27 persen siswa sekolah dasar dengan
tubuh seseorang untuk melakukan tugas tingkat kebugaran jasmani rendah, siswa
dan pekerjaan sehari-hari tanpa sekolah menengah pertama sebanyak
menimbulkan kelelahan yang berarti, 36,87 persen, dan siswa sekolah
sehingga tubuh masih memiliki menengah atas sebanyak 46,11 persen.
simpanan tenaga untuk mengatasi beban Siswa putra memiliki kebugaran jasmani
kerja tambahan. yang lebih baik dibandingkan dengan
Namun pada kenyataannya, tingkat kebugaran jasmani siswa putri.
kebugaran jasmani di sekolah masih Di sekolah dasar semakin tinggi
kurang baik, hal ini dikarenakan kelas semakin tinggi tingkat kebugaran
kurangnya aktivitas gerak siswa sehingga jasmaninya, sedangkan pada jenjang
mudah mengalami kelelahan saat sekolah menengah pertama, kebugaran
melakukan aktivitas olahraga dan jasmani siswa putra semakin tinggi kelas,
mengalami kelebihan berat badan, atau semakin tinggi kebugaran jasmaninya,
kegemukan yang membuat lemah sedangkan untuk siswa putri kebugaran
fisiknya dan kurang tenagannya untuk jasmaninya sama di semua tingkatan
mampu melakukan tugas fisik yang kelas.
cukup berat. Kebugaran jasmani siswa sekolah
Data SDI 2006 menunjukkan menengah atas, baik siswa putra maupun
kondisi kebugaran masyarakat kita: siswa putri, semakin tinggi kelas
1,08% masuk dalam kategori baik sekali; kebugaran jasmaninya tetap sama.
4,07% baik; 13,55% sedang; 43,90% Diketahui bahwa semakin tinggi jenjang
kurang; dan 37,40% kurang sekali pendidikan siswa semakin berkurang
(Cholik dan Maksum, 2007). Penelitian aktivitas fisik siswa. Dengan demikian,
terkait kebugaran jasmani oleh Sulistiono dapat disimpulkan bahwa tingkat
(2014:223) diketahui hasil penelitian kebugaran siswa di semua jenjang
dengan jumlah sampel 721 siswa, pendidikan belum berada dalam kondisi
pengumpulan data dilakukan secara baik, dan semakin tinggi jenjang
cross-sectional di Kota Bandung dan pendidikan, semakin berkurang aktivitas
Kabupaten Majalengka. Hasil penelitian fisik siswa, sehingga berdampak pada
menunjukkan bahwa: tingkat kebugaran penurunan kebugaran jasmaninya.
siswa belum seluruhnya berada dalam Berdasarkan hasil penelitian di
kondisi yang baik. Masih ditemukan atas, kita dapat melihat bahwa tingkat
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 144
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 143-154
Ibnu Darmawan
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 145
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 143-154
Ibnu Darmawan
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 146
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 143-154
Ibnu Darmawan
lebih tinggi dari pria. Dalam keadaan perlu bagi badan dan pikiran dengan
normal mereka mampu menahan makanan dan udara.
perubahan suhu yang jauh lebih besar. Kegiatan jasmaniah dan olahraga.
Kaum laki-laki cenderung memiliki Kegiatan jasmaniah atau fisik yang
potensi dalam kebugaran jasmani, dalam dilakukan sesuai dengan prinsip latihan,
arti bahwa potensi mereka untuk tenaga takaran latihan, dan metode latihan yang
dan kecepatan lebih tinggi. benar akan membuat hasil yang baik.
Somatotipe atau bentuk tubuh Kegiatan jasmani mencegah timbulnya
Kebugaran jasmani yang baik gejala atrofi karena badan yang tidak
dapat dicapai dengan bentuk badan diberi kegiatan. Atrofi didefinisikan
apapun sesuai dengan potensinya. sebagai hilang atau mengecilnya bentuk
Keadaan kesehatan otot karena musnahnya serabut otot.
Kebugaran jasmani tidak dapat Pada dasarnya dapat terjadi baik secara
dipertahankan jika kesehatan badan tidak fisiologi maupun patologi. Secara
baik atau sakit. fisiologi, atrofi otot terjadi pada otot-otot
Gizi yang terdapat pada anggota gerak yang
Makanan sangat perlu, jika hendak lama tidak digunakan seperti pada
mencapai dan mempertahankan keadaan anggota gerak yang dibungkus
kebugaran jasmani dan kesehatan badan. dengan gips.
Makanan yang seimbang (12% protein,
50% karbohidrat, 38% lemak) akan Peran Penjas dalam Mengoptimalkan
mengisi kebutuhan gizi tubuh. Kebugaran Jasmani.
Berat badan Kesehatan
Berat badan ideal dan berlebihan Pelaksanaan pembelajaran penjas
atau kurang akan dapat melakukan yang baik dan tepat telak terbukti
perkerjaan dengan mudah dan efesien. berpengaruh besar terhadap peserta
Tidur dan istirahat didik. Keterlibatan peserta didik dalam
Tubuh membutuhkan istirahat pembelajaran penjas berkontribusi
untuk membangun kembali otot-otot meningkatkan kemampuan fisik yang
setelah latihan sebanyak kebutuhan sangat bermanfaat ketika melakukan
latihan di dalam merangsang aktifitas sehari-hari (Kerr, et al,
pertumbuhan otot. Istirahat yang cukup 2012:10).
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 147
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 143-154
Ibnu Darmawan
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 148
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 143-154
Ibnu Darmawan
kerja otot jantung, (3) mencegah menuju gaya hidup sehat, potensi untuk
mortalitas akibat gangguan jantung, (4) mengembangkan interaksi sosial dan
peningkatan ketahanan saat melakukan pengalaman yang berkarakter
latihan fisik, (5) peningkatan tubuh membuatnya sangat cocok untuk
(berkaitan dengan gizi tubuh), (6) memperoleh kompetensi kunci.
meningkatkan kemampuan otot, dan (7) Kompetensi paling sering masuk dalam
mencegah obesitas (Ruhayati dan program pendidikan jasmani belajar di
Fatmah, 2011). sini adalah sosial dan keterampilan
Kebiasaan olahraga defenisikan kewarganegaraan, kemandirian dan
sebagai suatu kegiatan fisik menurut cara inisiatif pribadi, belajar untuk belajar,
dan aturan terentu dengan tujuan dan pengetahuan dan interaksi dengan
meningkatkan efisisensi fungsi tubuh dunia fisik.
yang hasilnya adalah meningkatkan Hasil penelitian Liu, at al
kebugaran jasmani. Sedangkan kualitas (2016:53) menyimpulkan bahwa kelas
olahraga adalah penilaian terhadap dengan konsep pendidikan jasmani telah
aktivitas olahraga berdasarkan frekuensi banyak ditawarkan untuk
dan lamanya berolahraga setiap kegiatan mempromosikan gaya hidup sehat di
dalam seminggu. Olahraga dapat lingkungan pendidikan tinggi. Tujuannya
meningkatkan kebugaran apabila adalah untuk memeriksa efek dari kelas
memenuhi syarat-syarat berikut dengan konsep pendidikan jasmani
(Ruhayati dan Fatmah, 2011): tentang tingkat kebugaran yang
Intensitas Latihan berhubungan dengan kesehatan di
Makin besar intensitas latihan, kalangan mahasiswa baru. Desain
makin besar pula efek latihan tersebut. penelitian pra dan pasca uji digunakan.
Intensitas kesegaran jasmani sebaiknya Secara total, 50 mahasiswa baru di
antara 60-80% dari kapasitas aerobik universitas AS terdaftar dalam kelas 13
yang maksimal. Intensitas latihan yang minggu. Tingkat kebugaran dan
dianjurkan untuk olahraga kesehatan kesehatan mereka dinilai oleh
adalah antara 65% dan 80% dari denyut Fitnessgram di awal dan akhir kursus.
nadi maksimal. Mahasiswa secara signifikan
Hasil penelitian oleh Lleixa, et al meningkatkan kapasitas aerobik mereka,
(2016:522) menyimpulkan bahwa kekuatan otot dan daya tahan tubuh
orientasi pendidikan jasmani yaitu bagian atas, kekuatan otot perut dan daya
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 149
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 143-154
Ibnu Darmawan
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 150
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 143-154
Ibnu Darmawan
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 151
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 143-154
Ibnu Darmawan
berkembang dan surut dalam waktu yang anak akan di perileh secara lebih efektif.
singkat atau keadaan dan reaksi Anak-anak akan memperoleh
psikologis dan fisiologis yang sering pengalaman secara langsung dalam dunia
juga dikatakan dengan pembinaan kenyataan, karena mereka terjun turut
kestabilan emosi. Program kegiatan berkecimpung di lapangan dalam
pendidikan olahraga kesehatan yang baik suasana yang penuh rangsangan terhadap
dan terarah, dapat dijadikan sebagai timbulnya emosi yang harus dapat di
sarana di dalam pemupukan kestabilan kendalikan. Di sini anak-anak telah
emosi dan keseinbangan mental. Hal ini memperoleh bekal yang cukup kuat,
disebabkan guru-guru pendidikan yaitu agar mereka dapat berpikir secara
jasmani pada umumnya sangat erat lebih jernih dan terarah, menyesuaikan
berhubungan dengan anak-anak, dalam diri terhadap situasi, selalu mau belajar,
suasana pergaulan yang akrab baik di dan mau menerima keadaan yang
lapangan permainan, atletik, bangsal seharusnya. Dengan demikian anak-anak
senam, kolam renang maupun di tempat- akan menjadi manusia dewasa yang
tempat latihan yang lainnya. Dalam hal memperoleh tempaan terhadap
ini tentu guru-guru pendidikan jasmani keyakinan dalam rangka pemantapan
akan lebih mudah untuk mengamati diri, sehingga tidak akan mudah
tingkah laku anak-anaknya secara wajar. tergoyahkan atau terpancing oleh
Di dalam suasana bebas penuh rangsangan-rangsangan yang dapat
keakraban tetapi terpimpin, maka anak- mempengaruhi kestabilan emosinya, atau
anak akan segera dapat terlihat segala dengan kata lain anak-anak telah miliki
kekurangan dan kelemahan dari masing- keseimbangan mental yang cukup kuat.
masing anak terseburt. Dengan demikian Seperti yang dijelaskan Syarifudin
akan lebih memudahkan bagi guru (1997:5) “melalui aktivitas gerak yang
pendidikan jasmani untuk mengadakan dilakukan siswa pada tiap-tiap pertemuan
bimbingan dan pengarahan kepada anak- belajar atau diwaktu luangnya tujuan
anak, di dalam usaha memupuk pendidikan jasmani mencangkup
kepribadiannya secara lebih efektif dan organik, neuromuskuler, intelektual, dan
efisien. emosional”. Jadi tujuan penjas tidak
Melalui bidang pengajaran hanya untuk fisik saja, tetapi menyeluruh
pendidikan olahraga kesehatan, maka mencapai aspek mental dan sosial.
pemupukan terhadap kestabilan emosi Motorik
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 152
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 143-154
Ibnu Darmawan
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 153
JIP, Vol.7, No. 2, Edisi Agustus 2017, Hal: 143-154
Ibnu Darmawan
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 154