Anda di halaman 1dari 12
LAPORAN PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA KECELAKAAN KERJA (P3K) & PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI TEMPAT KERJA LATAR BELAKANG Pelatihan Pertolongan Pertama dan Penanggulangan Kebakaran di Tempat kerja, harus ada di setiap Perusahaan atau Instansi Pemerintahan, karena salah satu aspek perlindungan tenaga kerja. Hal ini dituangkan dalam UU Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, adanya jaminan keselamatan kerja pada pasal 3 ayat 1 berbunyi “mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran” dan pasal 9 ayat 3 yang berbunyi “menyelenggarakan latihan penanggulangan kebakaran” Berdasarkan Permen RI No.Per-15/Men/VIII/2008, tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di tempat kerja dimana termasuk kedalam pelaksanaan rencana dan standar keselamatan dan kesehatan kerja di Perusahaan atau Instansi Pemerintah, Untuk menghadapi kondisi darurat atau bencana juga diperlukan kesiapsiagaan yang bertujuan untuk mengidetifikasi risiko kondisi darurat atau bencana, menilai analisa risiko kerentanan bencana, pemetaan risiko kondisi darurat atau bencana, dan mengendalikan kondisi darurat atau bencana. Kesiapsiagaan ini bertujuan untuk meminimalkan dampak terjadinya kejadian akibat kondisi darurat dan bencana yang dapat menimbulkan kerugian fisik, material, dan jiwa, mengganggu operasional serta menyebabkan kerusakan lingkungan ataumengancan} finansial dan citra Perusahaan. Pertolongan Pertama adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapatkan pertolongan yang lebih sempurna dari dokter, Pertolongan pertama (firstaid) merupakan tindakan yang diambil sebagai respons terhadap sesorang yang cedera atau tiba-tiba sakit. Pada dasarnya setiap orang dapat memberikan pertolongan pertama, mulai dari Penolong awam, awam terlatih, awam khusus, tenaga khusus, hingga tenaga Profesional. Kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api yang tidak terkendali dan dapat mengancam keselamatan jiwa maupun harta benda. Selain itu kebakaran merupakan peristiwa berkobarnya api yang tidak dikehendaki dan selalu membawa kerugian. TUJUAN PELATIHAN Adapun tujuan dari program pelatihan ini adalah : Memberikan Pengetahuan dan Meningkatkan pemahaman Keterampilan dalam bidang Mentalis dan kesigapan dari P3K, serta mempersiapkan tim setiap peserta pelatihan dengan yang berkualitas untuk dapat praktek hands- on. memberikan layanan kesehatan dasar tentang P3K Agar setiap orang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang medis mampu untuk melakukan pertolongan pertama pada korban yang mengalami kasus kegawat daruratan di lokasi kejadian. & Dapat memberikan Pengetahuan & dan Pemahaman tentang APAR dan & @ sistem penyelamatan jiwa sebagai upaya penanggulangan kebakaran & di lokasi kejadian. Mengenal beberapa sarana dan prasarana peralatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Dapat mengaplikasikan teknik e@ penanggulangan dan pemadaman kebakaran berdasarkan media pemadaman. RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) Resusitasi jantung paru merupakan pertolongan medis untuk mengembalikan kemampuan napas dan sirkulasi darah yang terhenti karena kondisi atau situasi tertentu. Tindakan ini perlu dilakukan secara cepat dan tepat sebagai langkah awal menyelamatkan nyawa seseorang. LANGKAH-LANGKAH MELAKUKAN RJP- Memastikan posisi yang aman dengan cara meletakkan tubuh korban di permukaan yang keras dan rata. Sementara itu, jika Anda menyelamatkan korban kecelakaan yang tak sadarkan diri, gotong korban terlebih dahulu ke pinggir jalan yang aman dari lalu-lalang kendaraan. Pada kasus korban yang tersengat aliran listrik, pastikan sumber arus listrik telah dimatikan terlebih dahulu. Memeriksa respons korban Dengan cara memanggil korban untuk memastikan dirinya sadar atau tidak, seperti "Pak/bu.. pak/bu..”, dengan nada yang agak keras.Jika korban tidak merespons, berarti mereka dalam keadaan tidak sadarkan diri. Sementara jika korban tidak merespons dan tidak bernapas, berarti korban mengalami henti jantung. LANJUTAN Hubungi layanan gawat darurat Sambil memastikan respons korban, Anda dapat menghubungi layanan gawat darurat atau meminta pertolongan orang di sekitar atau yang paling dekat dengan lokasi kejadian untuk menelpon ambulans/IGD. Setelah memastikan tingkat kesadaran, respons, dan menghubungi layanan gawat darurat, Anda juga perlu mengecek nadi korban yang tak sadarkan diri. Cara mengecek nadi dapat dilakukan dengan meletakkan dua jari di tengah leher. Sambil ditekan dan digeser ke pinggir leher guna meraba keberadaan nadi. Lakukan pemeriksaan hingga maksimal 10 detik. Buka jalan napas Setelah melakukan 30 hitungan kompresi dada, Anda juga dapat membuka jalan napas korban dengan metode head-tilt dan chin-lift dengan meletakkan telapak tangan pada dahi korban dan menengadahkan kepala korban, Gunakan tangan yang lain untuk menarik dagu korban sehingga jalan napas dapat \ terbuka. ; Memberi bantuan napas Bila korban tidak bernapas, Anda dapat memberikan napas buatan sebagai tindakan pertolongan pertama. Berikan bantuan napas sebanyak dua kali dengan cara menutup atau memencet cuping hidung korban, kemudian tiupkan udara dari mulut Anda ke mulut korban. Pastikan dada korban i terangkat saat memberikan napas buatan i PERTOLONGAN PERTAMA PENDARAHAN Membalut Luka Pendarahan di Kepala Cara membalut Pendarahan luka di kepala yang paling umum adalah dengan menggunakan perban dari kassa steril yang ukurannya telah disesuaikan dengan ukuran luka kita. Setelahnya, gunakan plester perekat di beberapa sisi pembalut luka agar tidak lepas. Akan tetapi, pastikan tidak merekatkannya terlalu kencang dan gunakan yang tahan air. Jangan mencoba mencabut benda dari luka tusuk yang cukup dalam. Hal ini justru bisa menyebabkan munculnya perdarahan. Mengetahui cara mengganti perban luka sendiri bisa menjadi pertolongan pertama saat kita atau orang terdekat mengalami luka. Hal ini bisa mencegah dari perdarahan hebat dan kemungkinan infeksi dari kontaminasi kotoran pada luka terbuka. PERTOLONGAN MEMINDAHKAN KORBAN KECELAKAAN Pemindahan Korban Oleh Satu Orang Teknik pemindahan korban ini dilakukan ketika hanya ada satu penolong di lokasi kejadian. Orang yang memegang bagian atas (kepala dan leher) harus mengikuti ke mana pun tubuh digerakkan. Dan, ia harus menjadi leader dalam mengangkat dan memindahkan korban. Cara ini dapat dilakukan apabila sudah dipastikan korban tidak mengalami patah tulang leher, tulang belakang, dan tulang tengkorak. Menyeret juga bisa digunakan ketika korban terlalu berat untuk diangkat dan dipindahkan. Blanket Lift dalah cara paling aman untuk korban dengan cedera tulang belakang, korban tidak sadar, dan/atau tidak bisa bergerak. Jangan mencoba untuk melakukan improvisasi jenis tandu apa pun jika Anda tidak yakin apa yang harus dilakukan dan bisa memperburuk kondisi korban.Angkat korban secara perlahan dan hati-hati. Pastikan kepala dan leher ditopang dengan baik. Semua penolong harus mengikuti arahan dari leader dan ikuti ke mana pun tubuh digerakkan. ’ @ MENGATASI TABUNG GAS BOCOR Penggunaan kompor gas sudah terbilang merata di kalangan masyarakat indonesia Sebab beberapa tahun yang lalu, pemerintah memang menggalakkan penggunaan kompor gas untuk menggantikan kompor minyak yang sebelumnya sempat populer selama puluhan tahun. Program init erbilang sukses, meskipun masih terdapat beberapa masalah terkait dengan tabung gas yang digunakan. Kebocoran tabung gas menjadi salah satu masalah utama dan paling banyak terjadi, meskipun hal ini sudah coba diantisipasi dengan penggunaan regulator yang terbilang aman.Tak tanggung-tanggung, kebocoran tabung gas ini bisa saja menimbulkan masalah, bahkan kebakaran dalam skala yang besar. lakukan langkah tepat untuk mengatasi kebocoran gas dengan segera. Berikut cara aman mengatasi tabung gas bocor : Hindari Kontak Listrik dan Api Jika tabung gas Anda mengalami kebocoran, pastikan Anda tidak menyalakan api dan segera memastikan kompor dalam kondisi tidak menyala. Hal ini penting, untuk menghindari terjadinya i ledakan pada tabung gas. Segera Cabut Regulator Tabung Tidak perlu takut, meskipun bau gas mungkin sudah tercium di area dapur Anda. Anda perlu segera mencabut regulator tabung gas yang masih terpasang dengan hati-hati. Pastikan regulator tabung tercabut dengan sempurna, sehingga tidak memicu kebocoran yang lebih parah dari tabung gas tersebut. @ LANJUTAN C Periksa Regulator secara Berkala Kebocoran gas tidak selalu disebabkan oleh tabung atau karet tabung yang tidak pas saja. Hal ini juga bisa disebabkan oleh regulator yang digunakan. Regulator bisa saja mengalami kerusakan, kebocoran, atau bahkan rapuh pada beberapa bagian akibat masa pakai yang sudah panjang. mengantisipasi hal ini dengan baik, yakni dengan cara melakukan pengecekan secara berkala. Jika sudah terlihat tanda-tanda kerusakan, segera ganti regulator Anda dengan yang baru. C Bawa Tabung ke Luar dan Buka Ss Jendela atau Ventilasi Gas yang menyebar di area dapur mungkin saja sudah cukup banyak, sehingga Anda perlu membuka ventilasi udara di dapur Anda. Bukalah pintu dan jendela dengan lebar, agar udara bersih bisa masuk ke dalam dan gas menyebar ke luar.Selain itu, Anda juga perlu membawa tabung tersebut ke luar dari dapur, sehingga tidak memicu timbulnya ledakan.Untuk mengantisipasi kondisi seperti ini, akan jauh lebih baik jika sejak awal Anda memang memiliki ventilasi udara yang cukup di area dapur, sehingga tidak terjadi penumpukan gas yang bisa memicu terjadinya ledakan. @ Alat Pemadam Api Ringan (APAR) APAR adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran. Tabung APAR harus diisi ulang sesuai dengan jenis dan konstruksinya. Jenis APAR meliputi: jenis air (water), busa (foam) serbuk kering (dry chemical) gas halon dan gas CO2, yang berfungsi untuk menyelimuti benda terbakar dari oksigen di sekitar bahan terbakar sehingga suplai oksigen terhenti. Cara menggunakan APAR adalah Sebagai Berikut : Cara menggunakan APAR dengan benar pertama, saat mencabut kunci pengaman yang perlu diperhatikan jangan menekan tuas atas dan bawah secara bersamaan. Hal ini akan membuat Pin atau kunci pengaman susah dilepas, karena pin tertekan. Pegang bagian ujung selang sebagai cara @ menggunakan APAR dengan benar kedua. WW Jangan sekali-kali menekan bagian tengah atau pangkal selang karena akan mengakibatkan media tidak terarah dengan baik. Mengarahkan selang tepat ke sumber api merupakan cara menggunakan APAR dengan benar dan akan mempercepat proses pemadaman. Kesalahan yang sering dilakukan, pengguna mengarahkan ke bagian atas sumber api atau ditembakkan di bagian lidi Sehingga, kebakaran lama padam, bahkan | a i Kebijakan mengenai penerapan APAR di PT BUM! KARSA mengacu kepada Permenakertran No.Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan. Penerapan alat pemadam api ringan sudah tersedia dan telah mencukupi untuk kegiatan Pelatihan pemeliharaan alat pemadam api ringan. Penempatan terhadap alat pemadam api ringan sebagian besar telah disesuaikan dengan potensi bahaya dan berdasarkan peraturan. Peserta Sangat Antusias Dalam Mengikuti Pelatinan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan dan Penanggulangan Kebakaran dengan semangat mereka mengikuti pelatihan dengan sangat Antusias untuk melakukan praktek secara langsung. a ar (\ va we ‘ = Has ONS Ts) a) bi

Anda mungkin juga menyukai