Anda di halaman 1dari 48

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah hal terpenting dalam kehidupan seseorang.

Pendidikan juga dapat mewujudkan seseorang mencapai cita-cita yang

diinginkan. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

dapat mengembangkan potensi diri, kecerdasan memiliki karir yang baik

serta keterampilan untuk menjadikan dirinya berguna didalam masyarakat.

Dapat kita pahami bawasannya proses pendidikan terjadi menunjukkan

bahwa pendidikan itu memiliki nilai-nilai yang berhakikat dan bermartabat

(Lina Maulida Chusna, 2015:1).

Melalui proses pendidikan banyak sekali pengalaman yang dicapai,

pendidikan tidak hanya dapat diraih dalam sekolah formal saja tetapi bisa

didapatkan dalam sekolah berbasis pesantren atau yang sering biasa kita

sebut dengan mengaji. Salah satu yang sangat berperan penting dalam

kualitas pendidikan adalah kurikulum. Dan yang lebih pokok lagi

didalamnya pembahasan yang terkait tentang akhlak.

Akhlak menurut bahasa berasal dari kata kholaqo yang berarti budi

pekerti, adat, tabiat. Sedangkan menurut istilah adalah kehendak jiwa yang

menimbulkan suatu perbuatan yang menimbulkan suatu perbuatan.

Menurut Al-Ghazali Akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa

manusia yang darinya lahir perbuatan yang baik atau sebaliknya, tanpa
2

pemikiran dan pertimbangan. Pendidikan apapun macamnya harus

meranah pada pendidikan akhlak terpuji (Ibnu Abidin, 2009:99).

Sedangkan menurut Muslim Nurdin, Akhlak adalah sebuah sistem

yang dapat mengatur tindakan serta pola dan sikap manusia yang ada

dimuka bumi. Pengertian akhlak sendiri dapat dilihat dari dua sudut

pandang, yaitu: menurut Suluk Azzahiriah, Akhlak adalah suatu cara

pandang yang memperlihatkan hal-hal yang tampak dari dalam diri

seseorang, seperti contohnya dalam bertutur kata, bertingkah laku, dan

watak. Sedangkan menurut Bataniah, Akhlak adalah suatu ilmu yang

membahas berbagai masalah yang dihadapi manusia terkaitdalam hal-hal

kejiwaan.

Pertumbuhan untuk anak remaja dapat dipengaruhi oleh bawaan

dari dirinya sendiri, dari lingkungan sekitarnya. Seorang remaja dapat

berinteraksi dengan baik maupun tidak dengan masyarakat tempat dia

tinggal, tergantung dengan budaya, adat, akidah, dan sistem sosial yang

melindungi remaja tersebut. Remaja tidak dapat menciptankan akhlak

yang baik dengan secara spontan, namun yang sangat dipengaruhi adalah

lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Prilaku maysarakat yang

kurang baik atau kekacauan akan memberi efek negatif pada remaja (M.

Sayyid, 2007 : 168-169).

Lingkungan adalah suatu ekosistem yang terdiri dari manusia,

hewan, tumbuhan dan alam sekitar yang saling berkaitan dengan satu sama

lainnya. Jika tidak ada suatu keseimbangan lingkungan maka ekosistem


3

pun tidak akan seimbang. Kita mengetahui bahwa lingkungan terdiri dari

makluk hidup dan alam yang saling berhubungan satu sama lain. Makhluk

hidup disini bukan hanya manusia melainkan ada hewan dan tumbuhan.

Dengan hewan dan tumbuhan kita juga diharuskan untuk menjaga sebagai

bentuk manusia adalah khalifah dibumi ini.

Akhlak terhadap lingkungan sekitar disini adalah lingkungan alam

yang ada disekitar manusia selain dari manusia itu sendiri, hewan dan

tumbuhan. Lingkungan sekitar ini terdiri dari lingkungan darat, lingkungan

laut, lingkungan udara. Manusia dan makhluk hidup lainnya tidak akan

bisa terlepas dari ketiga lingkungan tersebut.karena allah menciptakan

segala sesuatu dibumi ini untuk dimanfaatkan oleh manusia dan makhluk

hidup lainnya.karena pentingnya lingkungan sekitar bagi manusia maka

Allah SWT melarang kita untuk melakukan pengerusakan terhadap

lingkungan, misalnya mencemari air, penggunaan secara berlebihan,

melakukan penebangan dan pembakaran hutan, dan pemanfaatan hasil

bumi yang berlebihan. (Marzuki, 2009 : 345-346)

Kepramukaan merupakan proses kegiatan belajar sendiri yang

progesif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya

baik fisik, nonfisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual sebagai

individu dan sebagai anggota masyarakat. Proses kepramukaan merupakan

proses pembinaan dan proses pengembangan potensi kaum muda agar

menjadi kaum yang berkualitas.


4

SMK Nurul Huda Sukaraja yang menjadi obyek penelitian ini

merupakan lembaga pendidikan yang berupaya merubah sikap dan pola

pikir siswanya kearah pembentukan kepribadian yang sesuai dengan nilai-

nilai dan norma-norma ajaran islam. Sebagaimana diketahui kegiatan

pramuka sebagai salah satu program pengembangan diri di SMK Nurul

Huda Sukaraja merupakan ekstrakulikuler yang paling lama diterapkan

dan paling banyak dinikmati siswa di sekolah tersebut. Seperti visi dari

SMK Nurul Huda adalah unggul dalam kompetensi, profesi dan

berakhlakul karimah. Dan misi: meningkatkan mutu pendidikan dan

pelatihan, meningkatkan profesionalisme guru dan siswa, menghasilkan

lulusan yang beriman dan bertaqwa dan berperilaku agamis.

Hal tersebut sesuai dengan tujuan pramuka, Dapat menjaga

kelestarian alam sekitar. Diharapkan dengan adanya dilakukan kegiatan

pramuka mampu mengembangakan dan memperbaiki akhlak siswa

lingkungan sekitar. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui adanya

pendidikan dari kegiatan kepramukaan terhadap siswa. Maka peneliti akan

mengadakan penelitian yang berjudul “Pendidikan Akhlak Terhadap

Lingkungan Dalam Gerakan Pramuka Di SMK Nurul Huda Sukaraja

Tahun 2022”.
5

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang

dapat penulis rumuskan adalah:

1. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan akhlak terhadap lingkungan

dalam gerakan pramuka di SMK Nurul Huda Sukaraja?

2. Apa faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendidikan

akhlak terhadap lingkungan dalam gerakan pramuka di SMK Nurul

Huda Sukaraja?

3. Bagaimana hasil dari pendidikan akhlak terhadap lingkungan dalam

gerakan pramuka di SMK Nurul Huda Sukaraja?

B. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk melengkapi salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program

Studi Pendidikan Agama IslamFakultas Agama Islam Universitas

Nurul Huda.

2. Secara khusus penelitian ini bertujuan:

a. Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan akhlak terhadap

lingkungan dalam gerakan pramuka di SMK Nurul Huda

Sukaraja.
6

b. Untuk mengetahui hasil dari pendidikan akhlak terhadap

lingkungan dalam gerakan pramuka di SMK Nurul Huda

Sukaraja.

c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat

pelaksanaan pendidikan akhlak terhadap lingkungan dalam

gerakan pramuka di SMK Nurul Huda Sukaraja.

C. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu secara

teoritis dan secara praktis sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah untuk menambah

wawasan baru serta memberikan motivasi pada siswa untuk mengikuti

ekstrakurikuler dan masuk keorganisasian pramuka.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat kepada berbagai pihak terkait pendidikan akhlak yang dapat

diperinci sebagai berikut:

a. Bagi Peserta Didik: Untuk meningkatkan motivasi belajar peserta

didik dalam melaksanakan kegiatan pramuka di SMK Nurul Huda

Sukaraja.
7

b. Bagi Pendidik: untuk dijadikan bahan masukan oleh keputusan

pembina pramuka di SMK Nurul Huda Sukaraja, untuk tetap

mempertahankan pendidikan akhlak melalui kegiatan pramuka.

c. Bagi Peneliti: Untuk mengetahui pendidikan akhlak terhadap

lingkungan yang diterpkan dalam kegiatan pramuka.

D. Riview Kajian Terdahulu

Skripsi yang ditulis Muhammad Syarifudin Program Studi Agama

Islam Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negri

(IAIN) Purwokerto Tahun 2018, yang bernama “Implementasi Pendidikan

Akhlak Dalam Kepramukaan (Kajian Hidden curriculum di MTs Ma’arif

NU 1 Kerdungbanteng Banyumas)” pada skripsi ini membahas tentang

upaya menerapkan pendidikan akhlak dalam proses kegiatan kepramukaan

tersebut, pembina pramuka di MTs Ma’arif NU 1 Kedungbanteng telah

melakukan penerapan pendidikan akhlak sebagaimana yang diharapkan

undang-undang sistem pendidikan nasional.

Persamaan Penelitian tersebut dengan penelitian yang ditulis oleh

peneliti dalam segi pembahasan sama-sama membahas tentang

“Pendidikan Akhlak Dalam Gerakan Pramuka” yang menggunakan

pendekatan kualitatif.

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang ditulis oleh

peneliti adalah judul dan objek yang akan diteliti. Jika skripsi tersebut

meneliti tentang “Implementasi Pendidikan Akhlak Dalam Kepramukaan


8

(Kajian Hidden curriculum di MTs Ma’arif NU 1 Kerdungbanteng

Banyumas)” sedangkan skripsi yang ditulis oleh peneliti skripsi yang

ditulis oleh peneliti mengenai “Pendidikan Akhlak Terhadap Lingkungan

Dalam Gerakan Pramuka di SMK Nurul Huda Sukaraja Tahun 2022”

Skripsi yang dibuat oleh Artidi dan Syahrial Fuady jurusan

Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Terbiyah Misbahul Ulum

Gumawang Tahun 2020, yang berjudul “Implementasi Pendidikan Akhlak

Melalui Kegiatan Kepramukaan Di MA Nurussalam Sidogede” pada jurnal

ini membahas tentang implementasi pendidikan akhlak melalui kegiatan

kepramukaan di MA Nurussalam Sidogede yang dilaksanakan pada tahun

2020, dalam upaya menanamkan akhlak kepada para peserta didik melalui

kegiatan kepramukaan, para pembina menggunakan metode-metode secara

teratur dan terarah.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitaian yang ditulis oleh

peneliti adalah dalam segi pembahasan ma-sama membahas tentang

pendidikan akhlak dalam gerakan sa pramuka menggunakan pendekatan

kualitatif.

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang ditulis oleh

peneliti adalah judul dan objek yang akan diteliti. Jika jurnal tersebut

meneliti tentang “Implementasi Pendidikan Akhlak Melalui Kegiatan

Kepramukaan Di MA Nurussalam Sidogede”. Sedangkan skripsi yang

ditulis oleh peneliti mengenai “Pendidikan Akhlak Terhadap Lingkungan

Dalam Gerakan Pramuka Di SMK Nurul Huda Sukaraja Tahun 2022”.


9

E. Ruang Lingkup Penelitian

Karena adanya keterbatasan kemampuan dalam melakukan

penelitian terhadap permasalahan yang muncul, maka ruang lingkup

pembahasan ini akan memfokuskan pada pelaksanaan pendidikan akhlak

terhadap lingkungan dalam gerakan pramuka, hasil dari pendidikan

akhlak, serta faktor pendukung dan penghambat pendidikan akhlak

terhadap lingkungan dalam gerakan pramuka di SMK Nurul Huda

Sukaraja.

Ruang lingkup pembahasan pada penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 1.1
Ruang Lingkup Pembahasan

Variabel Sub Variabel Indikator


Pendidikan Pelaksanaan  Metode
Akhlak  Kegiatan
Terhadap  Suasana/Kondisi Kegiatan
Lingkungan Faktor Pendukung  Faktor Pendukung
Dalam Gerakan dan Penghambat Kompetensi Pembina, Motivasi
Pramuka Siswa, Kemauan Siswa, Keaktifan
Siawa
 Faktor Penghambat
Waktu, Perhatian Siswa, Latar
Belakang siswa
Hasil  Praktek dalam kehidupan sehari-
hari di sekolah maupun
dimasyarkat
Sumber: dikelola oleh peneliti
10

F. Definisi Istilah

1. Akhlak Terhadap Lingkungan Dalam Gerakan Pramuka

akhlak peduli lingkungan bisa ditunjukkan dengan sikap dan

tindakan yang selalu berupaya untuk mencegah kerusakan lingkungan

alam sekitar. Karakter peduli lingkungan ini sudah tentu juga

ditunjukkan dengan sikap dan tindakan untuk mengembangkan upaya-

upaya memperbaiki kerusakan alam yang terjadi. Sungguh karakter

peduli sosial dan lingkungan sangat perluuntuk dibangun pada diri

anak didik. Hal ini sangat penting karena zaman semakin maju yang

otomatis persoalan sosial semakin kompleks dan rumit, bumi semakin

tua dan kebutuhan manusia terhadap alam juga semakin besar

sehingga persoalan lingkungan adalah hal yang sangat penting untuk

perhatikan.

2. SMK Nurul Huda Sukaraja

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nurul Huda adalah sekolah

kejuruan yang berdiri dibawah naungan yayasan Pondok Pesantren

Nurul Huda terletak didesa Sukaraja, Kec. Buay Madang, Kab. OKU

Timur, Prov. Sumatera Selatan. Pondok Pesantren Yayasan Nurul

Huda sendiri merupakan yayasan terbesar di provinsi Sumatera

Selatan yang mempunyai unit pendidikan dari jenjang RA, MI, MTs,

MA, SMP, SMA dan Universitas Nurul Huda yang mempunyai dua

kawasan pusat pendidikan, Nurul Huda 1 yang terletak di desa

Sukaraja Kecamatan Buay Madang, dan Nurul Huda II yang berada


11

dikawasan Desa Tanah Merah kecamatan Belitang II Kabupaten OKU

Timur.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika Pembahasan merupakan kerangka dari penelitian yang

memberikan petunjuk mengenai pokok-pokok yang akan dibahas dalam

penelitian. Sistematika penulisan ini terdiri dari tiga penelitian yang

meliputi bagian awal, isi, dan akhir, yaitu:

Bab I Pendahuluan membahas tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup,

definisi istilah, dan riview kajian terdahulu.

Bab II Landasan teori merupakan sekumpulan definisi, konsep

serta proposisi yang telah disusun rapi dan sistematis yang terdapat dalam

landasan teori yang dalam sub babnya membahas Deskripsi Teori terdiri

dari: pengertian Pendidikan, Pengertian Akhlak, Pengertian lingkungan,

ruang lingkup Pendidikan Akhlak, Pengertian Kepramukaan, Fyngsi

kepramukaan, Sifat Kepramukaan, Peran Kepsek, Pembina, dan Pembantu

Pembina Pramuka, Macam;macam golongan dan kegiatan pramuka.dan

Penanaman pendidikan akhlak terhadap lingkungan dalam gerakan

pramuka

Bab III Metode Penelitian yang akan diteliti oleh peneliti

membahas tentang: Pendekatan dan Jenis penelitian, Waktu dan Tempat

Penelitian, Kehadiran Penelitian, Subjek Penelitian, Sumber Data


12

penelitian, Tekhnik Pengumpulan Data, Uji Keabsahan Data, Tekhnik

Analisis Data.

Bab IV Tentang hasil penelitian bagian ini berisi tentang hasil

penelitian dan Pembahasan mengenai pendidikan akhlak terhadap

lingkungan, pelaksanaan pendidikan akhlak terhadap lingkungan, faktor

pendukung dan penghambat pendidikan akhlak terhadap lingkungan, serta

hasil dari pendidikan akhlak terhadap lingkungan di SMK Nurul Huda

Sukaraja.

Bab V tentang penutup bagian ini berisi tentang kata penutup,

kesimpulan dari peneliti dan saran.

Daftar Pustaka
13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pendidikan Akhlak Terhadap Lingkungan

Pendidikan Akhlak terhadap lingkungan adalah perilaku atau

perbuatan kita terhadap lingkungan, akhlak terhadap lingkungan yaitu

manusia tidak dibolehkan memanfaatkan sumberdaya alam dengan jalan

mengeksploitasi secara besar-besaran, sehingga timbul ketidakseimbangan

alam dan kerusakan.

Perilaku manusia khususnya terhadap lingkungan sangat berpengaruh

besar, baik dari segi positif dan negatifnya.manusia dituntut untuk mengikuti

perkembangan zaman supaya tidak ketinggalan yang kadang-kadang manusia

itu sendiri lupa dengan lingkungan sekitar, sehingga menyebabkan

permasalahan bagi lingkungan tersebut maupun orang lain.

Dalam hal ini akhlak yang baik dan mulia menjadi suatu yang sangat

penting dan berharga bagi kelangsungan hidup berbaqngsa dan bernegara.

1. Pendidik/Pembina

Bedasarkan Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003, pendidik

merupakan tenaga kerja yang berkualifikasi menjadi guru, dosen,

konselor pamong belajar, tutor, pelatih, fasilitator serta sebutan lain yang

singkron menggunakan kekhusussannya, dan berpartisipasi pada

penyelenggaraan pendidikan.
14

Menurut Noor Jamaluddin (1978:1), pendidik yaitu orang yang

bertanggung jawab memberi bimbingan atau pertolongan kepada anak

didik dalam perkembangan jasmani maupun rohaninya agar mencapai

kedewasaannya mampu berdiri dapat melaksanakan tugas sebagai

makhluk Allah Khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan

individu yang mampu berdiri sendiri.

Sedangkan peran pembina adalah anggota dewasa gerakan

pramuka atau serimg disebut juga sebagai pelatih. Pembina pramuka

berperan sebagai guru yang memberi penjelasan, nasehat, pengarahan,

dam bimbingan. Guru yang mengajarkan berbagai keterampilan dan

pengetahuan dalam kegiatan pramuka. Dalam pramuka pembina sering di

sebut dengan Kakak yang melindungi, mendampingi adik-adiknya, yang

memveri kesempatan untuk memimpin dan mengelola satuannya, mitra

teman yang dapat dipercaya dalam menggerakkan kegiatan-kegiatan adar

menarik, menyenangkan,dan penuh tantangan.

2. Peserta Didik

Menurut Sudarwan Danim (2010:1) “peserta didik merupakan

sumber utama yang terpenting dalam proses pendidikan”. Peserta didik

adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri

melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan

formal maupun pendidikan non formal, pada jenjang pendidikan dan

jenis pendidikan tertentu.


15

Peserta didik merupakan salah satu komponen pendidikan yang

ditak bisa di tinggalkan, karena tanpa adanya peserta didik tidak akan

mungkin berjalan suatu proses pembelajaran. Peserta didik merupakan

suatu komponen manusiawi yang menempati suatu posisi sentra dalam

suatu proses belajar mengajar, peserta didik sebagai pihak yang ingin

meraih cita-cita, yang memiliki tujuan untuk mencapainya dengan cara

yang optimal.

3. Materi Kegiatan

Materi Kegiatan adalah bentuk bahan/materi untuk membantu

pendidik/pembina dalam kegiatan belajar mengajar yang sudah disusun

atau diagendakan sebelum mulainya kegiatan pendidikan berlangsung.

Materi Kegiatan yang dimaksud dengan materi kegiatan pembelajaran

pada penelitian ini yaitu materi tentang kepramukaan yang berhubungan

dengan pendidikan akhlak terhadap lingkungan seperti menjaga

kebersihan lingkungan sekolah, merawat sarana pra sarana yang ada

disekolah dan memberi kenyamanan dalam lingkungan sekolah agar

ketika mulai pembelajaran peserta didik maupun pembina merasa tenang

dan nyaman.

4. Suasana/Kondisi Kegiatan

Kondisi kegiatan dapat diartikan sebagai faktor yang mempengaruhi efek

penggunaan metode tertentu untuk meningkatkan hasil pendidikan akhlak


16

terhadap lingkungan. Kondisi kegiatan juga dapat dikatakan sebagai

keadaan yang pasti dilapangan atau keadaan pada saat berlangsungnya

kegiatan, karena kondisi kegiatan pembelajaran selalu berubah-ubah.

B. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak Terhadap Lingkungan

Pendidikan Akhlak membahas tentang perbuatan-perbuatan manusia.

Dalam penelitian yang peneliti bahas ini adalah Akhlak Terhadap Lingkungan

Sekitar. Pembentukan akhlak terhadap lingkungan sekitar membuktiukan

bahwa siswa SMK Nurul Huda Sukaraja memiliki langkah baik dalam

penanaman akhlak disekolah maupun dimasyarakat.

Adapun akhlak peduli lingkungan bisa ditunjukkan dengan sikap dan

tindakan yang selalu berupaya untuk mencegah kerusakan lingkungan alam

sekitar. Karakter peduli lingkungan ini sudah tentu juga ditunjukkan dengan

sikap dan tindakan untuk mengembangkan upaya-upaya memperbaiki

kerusakan alam yang terjadi. Sungguh karakter peduli sosial dan lingkungan

sangat perluuntuk dibangun pada diri anak didik. Hal ini sangat penting

karena zaman semakin maju yang otomatis persoalan sosial semakin

kompleks dan rumit, bumi semakin tua dan kebutuhan manusia terhadap alam

juga semakin besar sehingga persoalan lingkungan adalah hal yang sangat

penting untuk perhatikan.


17

C. Dasar Pendidikan Akhlak Terhadap Lingkungan

Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta

didik agar menjadi manusia beiman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, sedangkan visi yang

diemban oleh pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan

nasional sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk

memberdayakan semua warga negara indonesia berkembang menjadi

manusia yang berkualitas sehingga mampu dan produktif menjawab

tantangan zaman (Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

Tentang sistem Pendidikan Nasional SIDIKNAS, 2003:7).

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional di atas, perlu juga dipahami

bahwa pendidikan karakter akhir-akhir ini merupakan suatu fenomena yang

menarik untuk dikaji dan dianalisis maupun ditinjau secara akademik.

D. Metode Pendidikan Akhlak Terhadap Lingkungan

Pendidikan akhlak terhadap lingkungan dalam kegiatan pramuka ini

berpedoman pada prinsip dasar dan metode kepramukaan dengan menerapkan

sangga/kelompok untuk mengembangkan sikap demokrakis, toleran dan

bersahabat, kreatif, kerja keras. Karena pendidikan akhlak terhadap

lingkungan merupakan tumpuan perhatian pertama dalam islam. Pendidikan

karakter menjadi isu penting dalam dunia pendidikan salah satunya yaitu
18

pendidikan akhlak terhadap lingkungan, hal ini berkaitan dengan fenomena

moral yang terjadi disekolah maupun dilingkungan masyarakat.

Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang menanamkan dan

mengembangkan karakter kepada peserta didik, sehingga memiliki karakter

luhur, menerapkan, mempraktikkan dalam kehidupannya di lingkungan

sekolah maupun masyarakat, itulah sebabnya pendidikan karakter khususnya

pendidikan akhlak terhadap lingkungan menjadi sangat penting dalam

perkembangan kepribadian dan keimanan peserta didik (Agus Wibowo, 2013-

400).

Dengan demikian dapat dipahami bahwa pendidikan akhlak terhadap

lingkungan ini butuh metode pembiasaan agar peserta didik ditak hanya

memperhatikan materi yang disampeikan pembina saat berlangsungnya

kegiatan namun juga meelatih ketangkasan pada peserta didik untuk lebioh

peduli terhadap lingkungan disekolah maupun di masyarakat. Selain itu juga

dapat memberikan suasana yang nyaman, bersih, dan sehat. Meggembirakan

dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.


19

E. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pendidikan Akhlak

Terhadap Lingkungan

Ada beberapa faktor yang mendukung dan menghambat penanaman

pendidikan akhlak terhadap lingkungan yang akan dijelaskan dibawah ini:

1. Faktor yang mendukung pendidikan akglak terhadap lingkungan

Faktor pendukung pendidikan akhlak terhadap lingkungan yaitu

sikap guru atau para pembina yang ramah dan baik menjadikan siswa

senang mengikuti proses kegiatan pramuka yang didalamnya

mengajarkan pendidikan akhlak terhadap lingkungan, adanya rasa ingin

tahu peseta didik yang besar, kesadaran memegang amanah dan tanggung

jawab peserta didik, pengalaman pendidikan kepramukaan sebelumnya,

rasa kebersamaan dan persaudaraan antar peserta didik, adanya kemauan

untuk mengikuti kegiatan dengan cara pembina memberikan materi-

materi pokok yang menarik siswa untuk memperhatikan praktik materi

pendidikan akhlak terhadap lingkungan yang dapat melatih siswa untuk

peduli dan peka dengan keadaan lingkungan disekitarnya.

Jadi faktor pendukung dalam pendidikan akhlak terhadap

lingkungan ini terdapat pada sikap ataupun pola komunikasi dan interaksi

guru atau pembina dan peserta didik dalam proses kegiatan.

2. Faktor yang menghambat pendidikan akhlak terhadap lingkungan

Adanya keterbatasan waktu dalam melaksanakan dalam

melaksanakan pendidikan akhlak terhadap lingkungan kegiatan pramuka,


20

ada beberapa peserta didik yang kurang memperhatikan praktik kegiatan

pendidikan akhlak terhadap lingkungan.

Hambatan lainnya adalah faktor latar belakang siswa yang

berbeda-beda. Mengenai seperti belum mampunya peserta didik memilah

antara kepentingan organisasi dan kepentingan pribadi, berdasarkan sikap

pridadi yang kekanak-kanakan dan sikap suka meremehkan, tidak aktif

dalam mengikuti kegiatan pendidikan akhlak terhadap lingkungan

sehingga peserta didik tersebut tidak memperhatikan pembelajaran yang

sedang berlangsung.

F. Penanaman Pendidikan Akhlak Terhadap Lingkungan Dalam Gerakan

Pramuka

Penanaman adalah suatu cara proses, pembuatan menanam,

memahami atau memahamkan. Yang dimaksud penanaman ini adalah suatu

usaha SMK Nurul huda Sukaraja dalam menanampan nilai-nilai pendidikan

akhlak terhadap lingkungan dalam gerakan pramuka, dalam rangka

membentuk kepribadian siswa yang lebih baik.

Pendidikan akhlak yang sering diartikan dengan pendidikan budi

pekerti, sampai sekarang kita kenal dengan akhlak islami yang apabila

manusia bertindak sesuai dengan dasar perbuatannya sesuai dengan akhlak

islamimaka senantiasa dalam perilakunya melakukan perbuatan yang baik

sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits Rasul. Hal ini yang ditekankan dalam

pendidikan akhlak.
21

Penanaman pendidikan akhlak terhadap lingkungan dalam gerakan

pramuka di SMK Nurul Huda Sukaraja ini bahwa kegiatan ini adalah untuk

meningkatkan pendidikan akhlak mulia dalam gerakan pramuka, dan untuk

mengembangkan tingkat kereligian para siswa terhadap ilmu-ilmu pendidikan

agama yang ditujukan terhadap lingkungan yang diharapkan oleh peneliti

adalah siswa dapat lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan dapat

menjaga alam dengan rasa kasih dan sayang.

Melalui kegiatan pramuka seorang pramuka seharusnya dapat

mendengar, menghargai dan menerima pendapat orang lain. Pendidikan

pramuka adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan

akhlak mulia melalui penghayatandan pengalaman nilai-nilai pramuka.

Pendidikan pramuka adalah salah satu pendidikan nasional yang penting,

yang merupakan bagian dari sejarah bangsa indonesia, oleh karena itu sejarah

pramuka diindonesia harus kita pelajari.


22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini berjudul Pendidikan Akhlak Terhadap Lingkungan

Dalam Gerakan Pramuka di SMK Nurul Huda Sukaraja. Penelitian yang akan

peneliti lakukan ini jika dilihat dari tempat kajiannya maka dapat dikatakan

sebagai penelitian lapangan. Yaitu penelitian yang akan dilakukan secara

langsung.

Pendeketan penelitian yang akan digunakan adalah penelitian

kualitatif, yaitu penelitian yang merupakan metode-metode untuk

mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu dan

sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial kemanusiaan (Novav

Ardy Wiyani, 2012: 46).

Pengertian metode kualitatif dan metode kuantitatif sangatlah berbeda

menurut (Sugiyono 2017:14) menjelaskan pengertian metode penelitian

kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti populasi dan sampel

tertentu. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen

penelitian sedangkan analisis data bersifat kuantitatif statistik dengan tujuan

untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan.

Adapun Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian analisis

data menggunakan deskriptif, yang artinya jenis penelitian deskriptif yang

bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suartu masalah.


23

Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan suatu populasi, situasi

atau fenomena secara akurat dan sistematis.

B. Kehadiran Peneliti

Sesuai dengan pendekatan Kualitatif, maka semua fakta berupa kata-

kata maupun tulisan dari sumber data tulisan manusiayang telah diamati dan

dokumen yang terkait disajikan digambarkan apa adanya untuk selanjutnya

ditelaah guna menemukan makna. Oleh karena itu, kehadiran peneliti

sangatlah penting yaitu peneliti bertindak lansung sebagai instrumen dan

sebagai pengumpul data hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif

dalam penelitian.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk melaksanakan penelitian adalah SMK Nurul

Huda Sukaraja. Penelitian dilakukan karena disana terdapat kegiatan Pramuka

yang didalamnya mendidik para siswa untuk memiliki akhlak yang baik

terhadap lingkungan. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka lokasi

penelitian dipilih bertempat di SMK Nurul Huda Sukaraja.


24

D. Sumber Data

Menurut Sugiyono (2017:193) sumber data dalam penelitian adalah

subjek dari mana data dapat diperoleh. Menurut Arikunto, (2013:172),

sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.

Maksud dari sumber data penelitian yaitu subjek dari mana data dapat

diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam

menggunakan data maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang

respon atau menanggapi pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun

lisan (Arikunto, 2013)

Apabila yang digunakan peneliti adalah teknik observasi, maka

sumber data dapat berupa gerak, benda atau proses tertentu, jika peneliti

menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi

sumber data, dengan isi catatan subjek penelitian atau variabel penelitian

(Arikunto, 2013). Dapat diambil kesimpulan bahwa sumber data merupakan

faktor yang paling penting dalam penentuan metode pengumpulan data untuk

mengetahui darimana subjek data tersebut diperoleh.

Sumber data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber

secara langsung. Data primer ini diperoleh sendiri oleh peneliti untuk tujuan

penelitian. Adapun data primer yang diambil dalam penelitian ini adalah hasil

data observasi yang ditujukan kepada Pembina pramuka dan Peserta didik.

Kemudian peneliti menggunakan data wawancara yang ditujukan kepada

Pembina, dan Peserta Didik pramuka di SMK Nurul Huda Sukaraja.


25

E. Tekhnik Pengumpulan Data.

Penelitian dilaksanakan berdasarkan berbagai data yang dikumpulkan.

Oleh karena itu, proses pada penelitian diperlukan berbagai tehnik

pengumpulan data. Maka peneliti menggunakan teknik Observasi dan

Wawancara.

1. Observasi

Observasi merupakan tekhnik pengumpulan data yang digunakan

bila penelitian terkait dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala

alam, yang diamati tidak terlalu besar. Untuk memperoleh data tentang

Pendidikan Akhlak yang ada dilokasi peneliti menggunakan Observasi

partisipan, yaitu observasi yang dilakukan secara langsung oleh peneliti

sehingga mendapatkan data-data kegiatan pembina dan kegiatan peserta

didik.

Kegiatan pembina meliputi: bagaimana pelaksanaan pendidikan

akhlak terhadap lingkungan dalam gerakan pramuka, pembina

memberikan materi kepramukaan tentang agenda yang dapat dipahami

oleh siswa untuk peduli terhadap lingkungan.

Kegiatan siswa meliputi: mempraktekan bagaimana pendidikan

akhlak terhadap lingkungan dalam gerakan pramuka yang baik, yang dapat

di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari seperti di lingkungan sekolah

maupun di lingkungan masyarakat.


26

2. Wawancara

Wawancara atau interview adalah suatu metode untuk

mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden

(Masri, 1989 : 192). Menurut (Sugiyono, 2010:317) wawancara adalah

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya

jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Wawancara ini akan dilakukan oleh peneliti dengan cara mengajukan

beberapa pertanyaan kepada subjek penelitian berkaitan dengan

permasalahan yang diteliti secara lisan dan tanya jawab.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyususn secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,

menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola,

memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari dan membuat

kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain

(Sugiyono, 2017:335).

Dalam data ini menggunakan analisis data deskriptif yaitu usaha untuk

mengumpulkan data dan menyususn suatu data, kemudian dilakukan analisis

terhadap datatersebut. Setelah data terkumpul langkah-langkah selanjutnya


27

adalah mengolah dan menganalisis data dengan menggunakan teknik analisis

data sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Menurut Sugiyono (2019:440) reduksi data merupakan proses

pemilihan, merangkum, memusatkan pada penyederhanaan data untuk

menemukan hal-hal pokok yang berkaitan dengan penelitian ini. Oleh

karena itu, peneliti melakukan reduksi data dari berbagai informasi yang

didapat sekaligus melakukan pengecekan keabsahan data melalui

triangulasi sumber dengan membandingkan dan mengecek data hasil

pengamatan dengan data hasil wawancara, kemudian membandingkan

kedua hasil data tersebut.

Reduksi data dapat diartikan merangkum, memilih hal-hal pokok

yang penting, mengembang terlalu jauh dan dapat ditarik kesimpulan.

Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang

lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan

data selanjutnya.

2. Penyajian Data

Menurut Sugiyono (2019:442) penyajian data dapat dilakukan

dengan menggunakan tabel, grafik, phie chard, pictogram, dan sejenisnya.

Penyajian data yang sering digunakan untuk menyajikan data dalam

penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Melalui

penyajian data, maka hasil data akan terorganisasi, tersusun dalam pola
28

hubungan, sehingga akan makin mudah dipahami dengan menyajikan data,

maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan

program selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Penarikan Kesimpulan

Menurut Sugiyono (2019:446) penarikan kesimpulan merupakan

puncak atau rangkaian akhir daqri analisis data yang mungkin dapat

menjawab rumusan masalahverivikasi ditujukan untuk menghasilkan

kesimpulan yang valid.

Penarikan kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat

untuk mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Didukung

oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel.

G. Uji Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2019:431) triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Peneliti menggunakan

observasi dan wawancara untuk mengumpulkan data dari sumber data.

Dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan data, maka data

yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas, dan pasti.


29

Untuk memastikan hasil penelitian bersifat empirik, data yang telah

terkumpul dalam penelitian harus ditentukan kebenarannya melalui uji

keabsahan data, dimana dalam penelitan ini peneliti menggunakan teknik

triangulasi sumber.

Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber. Untuk menguji kredibilitas data yang telah tentang pendidikan

akhlak terhadap lingkungan dalam gerakan pramuka di SMK Nurul Huda

Sukaraja. Maka pengumpulan data dan pengujian data yang telah diperoleh

melalui wawancara terhadap pembina pramuka atau pembantu pembina

pramuka yang lain, kepala sekolah dan para siswa yang aktif ikut serta

kegiatan pramuka kaitannya dalam penanaman pendidikan akhlak, oleh

peneliti. Data dari sumber tersebut tidak bisa dirata-ratakan seperti dalam

penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan, mana

pandangan yang sama, mana pandangan yang berbeda, dan mana spesifik dari

ketiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga

menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya diminta kesepakatan (member

chek) dengan tiga sumber data tersebut.


30

Berikut triangulasi data pada penelitian studi kasus di SMK Nurul

Huda Sukaraja:

Tabel 3.1
Triangulasi Data
Jenis Data Teknik Sumber Data

Observasi Wawancara Pembina Siswa

Kegiatan   

Pendidik

Kegiatan Peserta   

Didik

Metode    

Suasana  

Hasil   

Faktor  

Pendukung

Faktor  

Penghambat

Sumber: diolah dari peneliti


31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berikut ini akan di terapkan hasil observasi dan wawancara terhadap

beberapa informan terkait dengan pendidikan akhlak terhadap lingkunagan

dalam gerakan pramuka di SMK Nurul Huda Sukaraja.

1. Pelaksanaan pendidikan akhlak terhadap lingkungan dalam gerakan

pramuka di SMK Nurul Huda Sukaraja Tahun 2022

Pemaparan hasil Observasi dan wawancara tentang pendidikan akhlak

terhadap lingkungan dalam gerakan pramuka di SMK Nurul Huda

Sukarajasebagai berikut:

Tabel 4.1
Rekap hasil observasi pelaksanaan pendidikan akhlak terhadap
lingkungan

Komponen Hasil Observasi Pembina Hasil Observasi Peserta


Pramuka Didik
Pelaksanaan 1. Pembina dapat 1. Peserta didik
Pendidikan menyampaikan materi memahami materi yang
akhlak terhadap pendidikan akhlak diberikan
lingkungan terhadap lingkungan 2. Peserta didik sangat
dengan metode termotivasi oleh
pembiasaan pembina dengan selalu
2. Pembina dapat mengikuti kegiatan
memotivasi peserta dengan senang hati
didik agar memiliki 3. Peserta didik lebih
akhlak yang baik aktif ketika diperintah
terhadap lingkungan mempraktekan materi
disekitarnya yang disampaikan
3. Pembina sebagai
contoh kepada peserta
didik
32

Sumber : hasil Observasi pembina pramuka dan peserta didik


Tabel 4.2
Rekap hasil wawancara pelaksanaan pendidikan akhlak terhadap
lingungan

Komponen Subtansi pertanyaan Hasil wawancara


Pelaksanaan Pertanyaan tertuju Pembina Pramuka SMK Nurul Huda
Pendidikan kepada pembina Sukaraja bernama Kak Akmal
Akhlak pramuka: Masrukhan:
Terhadap 1. Bagaimana 1. Baik, karena dengan adanya
Lingkungan pelaksanaan pendidikan akhlak terhadap
pendidikan akhlak lingkungan ini dapat melatih
terhadap lingkungan peserta didik agar peduli dengan
di SMK Nurul Huda lingkungan sekitar dan dapat
Sukaraja? menjaga keindahan dan
2. Metode apa yang kenyamanan lingkungan.
digunakan dalam 2. Metode pembiasaan, karena
pendidikan akhlak diharapkan dengan menggunakan
terhadap lingkungan menggunakan metode
di SMK Nurul Huda pembiasaan dapat melatih
Sukaraja? pembiasaan pendidikan akhlak
3. Kegiatan praktik terhadap lingkungan.
apasaja yang 3. Bakti sosial dilingkungan
diterapkan dalam sekolah, pengabdian
pendidikan akhlak dimasyarakat.
terhadap lingkungan 4. Menyenangkan, karena peserta
di SMK Nurul Huda didik sangat antusias melakkukan
Sukaraja? perintah dari pembina ketika di
4. Seperti apakah beri tugas.
kondisi/suasana
dilapangan ketika Pembina Pramuka SMK Nurul Huda
kegiatan sedang Sukaraja bernama Kakk Luluk Nur
berlangsung? Addina:
1. Baik, dan sangat bermanfaat
sekali untuk pembekalan peserta
didikketika berada diluar sekolah
maupun di masyarakat.
2. Metode yang digunakan dalam
kegiatan pendidikan akhlak
terhadap lingkugan ini adalah
metode Pembiasaan dan
menerapkan kode moral dalam
dhasa darma yang ke-2 “Cinta
alam dan kasih sayang sesama
manusia.
33

3. kebersihan lingkungan setelah


kegiatan pramuka selesai, heking,
pengabdian masyarakat.
4. Seru, karena peserta didik lebih
semangat ketika dada perinta
untuk mempraktikan daripada
mendengarkan materi.
Pertanyaan tertuju Hasil wawancara peserta didik SMK
kepada peserta didik: Nurul Huda Sukaraja yang bernama
1. Bagaimana menurut Selfi Lestari:
anda mengenai 1. Baik, karena dengan adanya
pelaksanaan pendidikan akhlak terhadap
pendidikan akhlak lingkungan kami bisa lebih
terhadap lingkungan menjaga etika dengan lingkungan
di SMK Nurul Huda sekitar ketika di sekolah maupun
Sukaraja? dimasyarakat
2. Apakah anda faham 2. Iya faham, karena penyampaian
mengenai materi dan materi nya jelas dan mudah
kegiatan yang dipahami.
dijelaskan atau 3. Senang, karena lebih seru dan
dipraktekkan dalam bisa melatih diri untuk lebih peka
penanaman terhadap lingkungan dan bisa
pendidikan akhlak mendapatkan hal-hal baru ketika
terhadap lingkungan ada kegiatan heking
dalam gerakan
Pramuka? Hasil wawancara peserta didik SMK
3. Apakah anda senang Nurul Huda Sukaraja yang bernama
mengikuti proses Khoirur Roziqin:
pendidikan akhlak 1. Bagus, karena pendidikan akhlak
terhadap lingkungan itu sangat penting di terapkan dan
dalam gerakan dapat memberi dampak yang
pramuka? positif untuk kedepannya.
2. Faham, karena lebih banyak
dipraktekkan daripada teori jadi
bisa lebih mudah memahami
materinya
3. Senang, karena seru dan
kegiatannya lebih mendidik dan
memberikan hal-hal yang positif
Sumber: hasil wawancara
34

2. Faktor pendukung dan penghambat pendidikan akhlak terhadap

lingkungan dalam gerakan pramuka di SMK Nurul Huda Sukaraja

Tahun 2022

Berikut ini hasil wawancara tentang faktor pendukung dan

penghambat pendidikan akhlak terhadap lingkungan dalam gerakan

pramuka di SMk Nurul Huda Sukaraja.

Tabel 4.3
Rekap hasil wawancara dengan pembina pramuka

Komponen Subtansi Pertanyaan Hasil Wawancara


Faktor 1. Apa yang menjadi Hasil wawancara peneliti
pendukung faktor pendukung kepadapembina pramuka SMK
dan dalam pendidikan Nurul Huda Sukaraja yang
penghambat akhlka terhadap bernama
lingkungan di kak Akmal Makhrusan:
SMK Nurul Huda 1. Peserta didik lebih semangat,
Sukaraja? karena adanya rasa ingin
2. Motivasi apa yang tahunya mereka menjadi aktif
membuat siswa mengikuti kegiatan, dan
menjadi semangat adanya dukungan dari guru-
dalam mengikuti guru
kegiatan 2. Keaktifan dan kreatifitas
pendidikan akhlak pembina yang baik dan
terhadap keseruan ketika melaksanakan
lingkungan di kegiatan diluar lingkungan
SMK Nurul Huda sekolah yang membuat peserta
Sukaraja? didik menjadi termotivasi dan
3. Apakah peserta lebih semangat dalam
didik senang mengikuti kegiatan
merasa senang 3. Sangat senang, karena
dalam mengikuti banyaknya hal-hal baru yang
proses pendidikan diajarkan kepada peserta didik
akhlak terhadap 4. Cukup, tetapi masih kurang
lingkungan di maksimal untuk beberapa
SMK Nurul Huda peserta didik yang masih
Sukaraja? kurang memperhatikan,
4. Cukupkah waktu karena kegiatan pramuka di
yang ditetapkan SMK Nurul Huda Sukaraja
dalam proses diadakan seminggu sekali
penanaman
35

pendidikan akhlak Hasil wawancara peneliti kepada


terhadap pembina pramuka SMK Nurul
lingkungan di Huda Sukaraja yang bernama Kak
SMK Nurul Huda Luluk Nur Addina:
Sukaraja? 1. Kompetensi guru yang baik
dalam mendidik peserta didik,
pengalaman pembina yang
cukup banyak
2. Memberikan kegiatan yang
baik, seru, dan menarik,
memperbanyak kegiatan diluar
lingkungan sekolah agar
peserta didik bisa lebih
semangat
3. Senang, karena pembina
kreatif memberikan kegiatan-
kegiatan baru
4. Cukup, karena ekstrakulikuler
pramuka pangkalan SMK
Nurul Huda Sukaraja menjadi
kegiatan wajib
Sumber: hasil wawancara pembina pramuka

Tabel 4.4
Rekap hasil wawancara dengan peserta didik

Komponen Subtansi Pertanyaan Hasil Wawancara


Faktor 1. Motivasi apa yang Hasil wawancara peneliti kepada
pendukung kalian dapat ketika peserta didik yang bernama Selfi
dan sedang mengikuti Lestari:
penghambat proses pendidikan 1. Yang membuat saya
akhlak terhadap termotivasi dari penanaman
lingkungan di SNk pendidikan akhlak karena
Nurul Huda untuk menumbuhkan karakter
Sukaraja? pada didalam diri masing-
2. Apa kalian merasa masing, dan menumbuhkan
terbebani dengan jiwa kwarsa pada sesama
adanya penanaman 2. Tidak, karena kegiatan yang
pendidikan akhlak seru membuat kami ingin
terhadap lebih memperdalam ilmu
lingkungan pengetahuan religius melalui
diterapkan dalam kegiatan di Pramuka
Kegiatan 3. Baik selalu siap ketika diberi
Pramuka? tugas dan melatih ketangkasan
3. Bagaimana respon kami terhadap lingkungan
36

anda ketika ada 4. Cukup, karena dengan


perintah dari kakak penyampaian yang jelas
pembina mengenai dengan waktu yang singkat
pendidikan akhlak dapat membuat kami paham
terhadap tentang materi yang
lingkungan? disampaikan.
4. Apa anda dapat
memahami materi Hasil wawancara peneliti kepada
yang disampaikan peserta didik SMK Nurul Huda
oleh pembina Sukaraja yang bernama Khoirur
dengan waktu yang Roziqin:
singkat? 1. Termotivasi dari teman-teman
yang baik akhlaknya terhadap
lingkungan ketika berada
diluar sekolah atau
dimasyarakat
2. Tidak, karena banyak hal-hal
baru yang diajarkan untuk
penyampaian materinya juga
tidak membosankan
3. Baik, selalu siap dalam
menerima perintah dari
pembina ketika diperintah
apapun
4. Kurang cukup, karena
kemampuan berfikir peserta
kami yang berbeda-beda dan
membuat kami kurang
memahami materi yang
disampaikan dengan waktu
yang singkat
Sumber: hasil wawancara peserta didik
37

3. Hasil pendidikan akhlak terhadap lingkungan dalam gerakan

pramuka di SMK Nurul Huda Sukaraja Tahun 2022

Berikut ini rekap hasil observasi dan wawancara tentang hasil

pendidikan akhlak terhadap lingkungan dalam gerakan pramuka di SMK

Nurul Huda Sukaraja.

Tabel 4.5
Rekap hasil observasi tentang hasil pendidikan akhlak terhadap
lingkungan

Komponen Hasil observasi peserta didik


Hasil pendidikan 1. Peserta didik dapat mempraktekkan
akhlak terhadap pendidikan akhlak terhadap lingkungan di
lingkungan sekolah maupun dimasyarakat
2. Peserta didik dapat peka dan peduli terhadap
kondisi lingkungan disekitar
Sumber: hasil observasi pembina pramuka dan peserta didik

Tabel 4.6
Rekap hasil wawancara tentang hasil pendidikan akhlak terhadap
lingkungan pembina pramuka

Komponen Subtansi Wawancara Pembina Pramuka


pertanyaan
Hasil 1. Seperti Hasil wawancara peneliti kepada pembina
apakah pramuka SMK Nurul Huda Sukaraja
hasil bernama kak Akmal Masrukhan:
pendidikan
akhlak 1. Peserta didik dapat peduli terhadap
terhadap lingkungan sekitar dan bisa menjaga
lingkungan suasana lingkungan menjadi nyaman
?
Hasil wawancara pembina pramuka SMK
Nurul Huda Sukaraja bernama kak Luluk
Nur Addina:

2. Peserta didik dapat mempraktekkan


hasil pembelajaran pramuka diluar
sekolah atau organisasi
Sumber hasil wawancara pembina pramuka
38

Tabel 4.7
Rekap hasil wawancara tentang hasil pendidikan akhlak terhadap
lingkungan peserta didik

Komponen Subtansi Wawancara Peserta didik


pertanyaan
Hasil 1. Apakah anda Hasil wawancara peserta didik SMK
dapat Nurul Huda Sukaraja bernama Selfi
mempraktek Lestari:
kan
pendidikan 1. Bisa, seperti ketika sedang tidak
akhlak berada di sekolahan bisa praktek
terhadap ketika diasrama, di masyarakat.
lingkungan
di kehidupan Hasil wawancara peserta didik SMK
sehari-hari di Nurul Huda Sukaraja bernama Khoirur
sekolah Roziqin:
maupun
2. Bisa, karna sudah terlatih dengan
dimasyarakat
kebiasaan yang diajarkan dalam
?
kegiatan pramuka
Sumber: hasil wawancara peserta didik

B. Pembahasan

1. Pelaksanaan pendidikan akhlak terhadap lingkungan dalam gerakan

pramuka di SMK Nurul Huda Sukaraja

Di SMK Nurul Huda Sukaraja, kak Akhmal Makhrusan selaku

Pembina Pramuka mengucapkan bahwa adanya penanaman pendidikan

akhlak terhadap lingkungan ini peserta didik bisa lebih baik akhlaknya

terhadap lingkungan sekitar, ketika di sekolah maupun di masyarakat.

Lebih peka terhadap lingkungan dan menjaga fasilitas yang ada, dan

kreatif dalam memperindah lingkungan sekolah, Serta dapat memberi

kenyamanan tempat belajar.


39

Begitupun dengan kak Luluk Nur Addina selaku Pembina Pramuka

mengatakan bahwa dengan adanya penerapan pendidikan akhlak ini dapat

menjadikan peserta didik yang berakhlak mulia, mendidik karakter sopan

santun terhadap lingkungan sekita sekolah maupun di masyarakat, serta

membuktikan bahwa tidak hanya ekstrakulikuler atau organisasi yang

bersifat religius yang memiliki akhlak terpuji terhadap lingkungan,

melainkan ekstrakulikuler pramuka juga dapat mengasilkan peserta didik

yang berakhlak mulia terhadap lingkungan disekolah maupun di

masyarakat.

Dari hasil observasi dan wawancara pendidikan akhlak terhadap

lingkungan dalam gerakan pramuka di SMK Nurul Huda Sukaraja,

pembina memberikan materi akhlak terhadap lingkungan seperti yang ada

di dhasa darma yang ke-2 “Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia”,

dan memberi contoh kepada peserta didik untuk peduli dengan lingkungan

sekitar dan semua makhluk cintaan Allah SWT. Menjaga lingkungan

sekolah maupun diluar sekolah. Pembina mengadakan heking guna untuk

menerapkan keaktifan dan kekreatifan peserta didik ketika sedang

melaksanakan kegiatan diluar lingkungan sekolah. Pembina memberi

kesempatan peserta didik untuk berani berkarya dengan kelompok atau

team hekingnya masing-masing.

2. Faktor pendukung dan penghambat pendidikan akhlak terhadap

lingkungan dalam gerakan pramuka di SMK Nurul Huda Sukaraja

a. Faktor pendukung pendidikan akhlak terhadap lingkungan


40

Faktor pendukung pendidikan akhlak terhadap lingkungan dari

hasil wawancara peserta didik yaitu: peserta didik senang dengan

adanya pendidikan akhlak terhadap lingkungan ini peserta didik dapat

lebih baik lagi akhlak terhadap lingkungannya, peserta didik senang

dan selalu siap ketika ada perintah dari pembina, peserta didik lebih

aktif ketika pendidikan akhlak ini di terapkan ketika sedang di luar

lingkungan sekolah seperti ada festifal pawai, heking yang membuat

suasana dan kondisi kegiatan juga mendjadi faktor pendukung serta

keaktifan peserta didik membuat suasana kegiatan lebih baik. Peserta

didik senang berkelompok dengan teman-temannya dan saling

mengingatkan dalam hal kebaikan.

Faktor pendukung pendidikan akhlak terhadap lingkungan dari

hasil wawancara kepada Pembina Pramuka yaitu: sikap pembina yang

baik dan kekereatifan pembina dalam menyampaikan materi yang

menjadika peserta didik tertarik dan tidak bosan ketika pembina

menyampaikan materi dan memberikan tugas praktek ke lapangan.

Kelebihan lainnya menurut kak Akmal Makhrusan yaitu: peserta didik

lebih aktif, peserta didik lebih kreatif dalam memberi kenyamanan dan

suasana lingkungan, peserta didik leboh bisa mempraktekkan

pendidikan akhlak karena kesadaran dirinya sendiri, lebih peka

terhadap lingkungan sekitar.

Jadi dapat disimpulkan faktor pendukung pendidikan akhlak

terhadap lingkungan ini yaitu: kompetensi dari pembina yang


41

menjadikan siswa tertib dan dapat memahami materi yang

disampaikan oleh pembina, motivasi siswa yang membuat siswa

semangat dalam melaksanakan kegiatan pendidikan akhlak terhadap

lingkungan yang bisa dinilai baik oleh masyarakat ataupun pihak lain,

adanya kemauan siswa untuk memperhatikan dan mengamalkan

pendidikan akhlak terhadap lingkungan, dan keaktifan siswa dalam

memberikan kenyamanan untuk dirinya sendiri dan orang lain

disekitarnya.

b. Faktor penghambat pendidikan akhlak terhadap lingkungan

Adapun faktor penghambat pendidika akhlak terhadap

lingkungan yaitu adanya keterbatasan waktu, ada beberapa peserta

didik yang kurang memperhatikan ketika proses penanaman

pendidikan akhlak terhadap lingkugan, keadaan di luar lingkungan

sekolah yang membuat peserta didik kurang menerapkan dikehidupan

sehari-hari. Dari hasil wawancara Kak Akhmal Makhrusan faktor

penghambat waktu yang kurang sehingga materi pendidikan akhlak

terhadap linglingan yang disampaikan belum selesai membuat

beberapa peserta didik kesulitan untuk memahaminya.

Hambatan lainnya adalah perhatian yang kurang dari siswa

sehingga kurang memberikan hasil maksimal ketika selesai proses

kegiatan pelaksanaan pendidikan akhlak terhadap lingkungan, dan

latar belakang peserta didik yang berbeda-beda seperti ketangkasan

belajar peserta didik yang tidak sama yang membuat peserta didik
42

kurang faham dengan penerapan pendidikan akahlak terhadap

lingkungan seperti apa dan bagaimana.

Jadi faktor pendukung pendidikan akhlak terhadap lingkungan

yaitu: kompetensi dari pembina yang menjadikan siswa tertib dan

dapat memahami materi yang disampaikan oleh pembina, motivasi

siswa yang membuat siswa semangat dalam melaksanakan kegiatan

pendidikan akhlak terhadap lingkungan yang bisa dinilai baik oleh

masyarakat ataupun pihak lain, adanya kemauan siswa untuk

memperhatikan dan mengamalkan pendidikan akhlak terhadap

lingkungan, dan keaktifan siswa dalam memberikan kenyamanan

untuk dirinya sendiri dan orang lain disekitarnya. Dan faktor

penghambat pendidikan akhlak terhadap lingkungan yaitu: waktu

yang kurang maksimal, perhatian siswa, dan latar belakang siswa yang

berbeda-beda.

3. Hasil pendidikan akhlak terhadap lingkungan dalam gerakan pramuka di

SMK Nurul Huda Sukaraja

Dari proses penanaman pendidikan akhlak terhadap lingkungan

peserta didik mulai termotivasi dari pembina yang selalu memberi nasihat

dan peserta didik merasa bahwa pendidikan akhlak itu penting untuk

kehidupan sehari-hari ketika bermasyarakat atau berorganisasi, dan

pembina pramuka yang memilki pengalaman dan pengetahuan yang

banyak maka dapat nyampaikan materi kepada peserta didik dengan baik

dan jelas dengan menggunakan metode pembiasaan dan menerapkan dasha


43

darma yang kedua “Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia”

sehingga peserta didik dapat memahami materi yang disampaikan oleh

pembina pramuka.

Hasil dari penanaman pendidikan akhlak terhadap lingkungan

karena peserta didik dan peserta didik dapat mempraktekkannya disekolah

maupun dimasyarakat, peserta didik dapat disiplin ketika sedang ada

kegiatan diluar dan dapat peka dan peduli terhadap kenyamanan di

lingkungan sekitarnya, dan menghargai suasana/situasi yang ada di

lingkungan sekitarnya.
44

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan dan analisa yang telah penulis uraikan pada

bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan guna menjawab rumusan

masalah yang ada, diantaranya sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pendidikan akhlak terhadap lingkungan dalam gerakan

Pramuka di SMK Nurul Huda berjalan dengan baik, dan peserta didik

dapat di atur ketika sedang mulai kegiatandan dapat memahami materi

yang disaampaikan oleh pembina, dari hasil observasi dan wawancara

pendidikan akhlak terhadap lingkungan dalam gerakan pramuka di SMK

Nurul Huda Sukaraja, pembina memberikan materi akhlak terhadap

lingkungan seperti yang ada di dhasa darma yang ke-2 “Cinta alam dan

kasih sayang sesama manusia” dengan menggunakan metode

pembiasaan, karena diharapkan agar peserta didik dapaqt terlatih

memiliki akhlak yang baik terhadap lingkungan disekitarnyua dan

memberi contoh kepada peserta didik untuk peduli dengan lingkungan

sekitar dan semua makhluk cintaan Allah SWT. Menjaga lingkungan

sekolah maupun diluar sekolah.


45

2. Adapun Faktor pendukung dan penghambat pendidikan akhlak terhadap

lingkungan dalam gerakan pramuka di SMK Nurul Huda Sukaraja

diantaranya:

a. Faktor pendukung terdiri dari kompetensi pembina, motivasi peserta

didik, kemauan peserta didik, dan keaktifan peserta didik

b. Faktor pendukung terdiri dari waktu, perhatian peserta didik, latar

belakang siswa.

3. Hasil pendidikan akhlak terhadap lingkungan dalam gerakan pramuka di

SMK Nurul Huda Sukaraja dapat disimpulakan bahwa Pembina pramuka

baik dalam memberikan dan menyampaikan materi dan mendidik peserta

didik untuk memiliki akhlak yang baik terhadap lingkungan ketika

berada disekolah maupun di luar sekolah atau masyarakat, pembina

pramuka juga memberi contoh yang baik dalam penanaman pendidika

akhlak seperti menjaga kebersihan/bakti sosial, menjaga sarana prasarana

yang ada di lingkungan sekolah maupun di masyarakat, dan mendidik

ketangkasan peserta didik untuk peka dan peduli terhadap sesama.

B. SARAN

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan ada beberapa hal yang perlu

disampaikan tentang pendidikan akhlak terhadap lingkungan dalam gerakan

pramuka diantaranya:

1. Pembina pramuka lebih kreatif dan aktif dalam mendidik peserta didik

dengan menanamkan pendidikan akhlak terhadap lingkungan.


46

2. Peserta didik di SMK Nurul Huda Sukaraja diharapkan dapat

meningkatkan kualitas diri dengan memiliki akhlakul karimah khususnya

akhlak terhadap lingkungan.

3. Peserta didik diharapkan dapat mengamalkan pendidikan akhlak terhadap

lingkungan disekolah maupun di masyarakat atas kehendaknya sendiri

bukan karena perintah dari pembina.


47

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Salim Noor. 2008. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam
Jakarta: Bumi Aksara.
Farida, Ida, 2012. Mengenal Gerakan Pramuka, (Jakarta: Erlangga Group)
Ilyas, Yanuhar. 2001. Kuliah Akhlak. (Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset)
Lexy J. Moleong. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya
Zuhairi. 1997. Metodik Khusus Pendidikan Agama. (Surabaya: Wahana Nasional)
Muhaimin, 2003. Wacana pengembangan pendidikan islam Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar, Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka, 1999)
Muda, Ahmad A.K, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Reality
Publisher, 2006)
Riandini, Nursanti. 2015. Buku Panduan Pramuka Edisi Senior. Jakarta: Bee
Media pustaka
Salahudin, Anas, Pendidikan Karakter (Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya
Agama), (Bandung: Pustaka Setia, 2013)
Rohman, Arif. 2013. Memahami Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: CV. Aswaja
Presindo
Abdurrahman, M. 2016. Akhlak: Menjadi Seorang Muslim Berakhlak Mulia.
Jakarta: Amzah.
Mahmud, Ali Abdul Halim, Akhlak Mulia, (Jakarta: gema Insani press, 2004)
Harahap, R. 2015. Akhlak Islam Dalam Mengelola Lingkungan Hidup. Edy Tech:
Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial.
48

Nurulloh, E. S. (2019). Pendidikan Islam dan Pengembangan Kesadaran


Lingkungan. Jurnal Penelitian Pendidikan Agama Islam.
Marzuki. (2009). Prinsip Dasar Akhlak Mulia. Yogyakarta:Debut Wahana Press
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Strauss, Anselm, dan Corbin Julier, Dasar-Dasar penelitian kualitatif,
(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013)
Anwar, Saifudin, Metode Penelitian. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999)
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010, Gerakan Pramuka.
Pasal 1, ayat 1-4.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian kuantittif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung:Alfabeta)

Anda mungkin juga menyukai