File Laporan Kelompok 3
File Laporan Kelompok 3
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu.
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat
dan hidayahnya lah yang telah memberikan kita kesehatan serta kesempatan sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Perencanaan Site Plan Perumahan Boulevard Kendari
Di Kecamatan Baruga Kota Kendari
Shalawat serta salam tak lupa pula kita kirimkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW. Yang berhasil melakukan ekspansi besarnya yakni menyebarkan roda
islam dari belahan dunia timur hingga belahan dunia barat sehingga mengantarkan manusia
kepada zaman cendikia.Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan ujian tengah Semesteruntuk Matakuliah Kajian Perumahan Dan Permukiman.
Penulis sadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan baik
dari segi isi maupun metodeologinya, hal ini disebabkan karena keterbatasan penulis, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Wassalamualikum wr.wb
Penulis
KELOMPOK III
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2,3
DAFTAR TABEL......................................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................4
ABSTRAK.................................................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................8
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................8
1.4 Manfaat Penulisan..........................................................................................................8
1.5 Metode Penulisan...........................................................................................................8
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kajian pustaka................................................................................................................9
2.1.1 Definisi Rumah......................................................................................................10
2.1.1.1 Persyaratan Lokasi...................................................................................11
2.1.1.2 Pengaturan Daerah Perumahan................................................................11
2
4.1.4 Konsep Pola Hunian...........................................................................................25
4.1.5 Prasarana, Sarana Dan Utilitas Lingkungan Perumahan.....................................26
4.1.5.1 Jalan.....................................................................................................26
4.1.5.2 Air Bersih............................................................................................26
4.1.5.3 Limbah Air..........................................................................................27
4.1.5.4 Pembuangan Air Hujan.......................................................................27
4.1.5.5 Pembuangan Sampah...........................................................................27
4.1.5.6 Jaringan Listrik dan Telekomunikasi.................................................28
4.1.5.7 Fasilitas Sosial.....................................................................................28
4.1.5.8 Ruang Terbuka Hijau..........................................................................28
4.2 Pembahasan
4.2.1 Tuntutan Kesesuaian Peruntukan Lahan............................................................29
4.2.2 Hasil Pengukuran Lahan....................................................................................29
4.2.3 Perbandingan Antar Wilayah Terbangun (Build Up Area) Dengan Wilayah
Terbuka (Open Space).........................................................................................29
4.2.4 Konsep Pola Hunian...........................................................................................29
4.2.5 Prasarana, Sarana Dan Utilitas Lingkungan Perumahan.....................................30
4.2.5.1 Jalan.....................................................................................................30
4.2.5.2 Air Bersih............................................................................................30
4.2.5.3 Limbah Air..........................................................................................30
4.2.5.4 Pembuangan Air Hujan.......................................................................30
4.2.5.5 Pembuangan Sampah..........................................................................31
4.2.5.6 Jaringan Listrik dan Telekomunikasi..................................................31
4.2.5.7 Fasilitas Sosial......................................................................................31
4.2.5.8 Ruang Terbuka Hijau..........................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................34
3
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Faktor Reduksi Kebutuhan Lahan Untuk Sarana Lingkungan Berdasarkan
Kepadatan Penduduk.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Gambar Ukuran Lebar Jalan dan PanjangKapling
Gambar 2 Diagram Alir Analisis Data
Gambar 3 Deskripsi Bagian bagian dari jalan
Gambar 4 site plan perencanaan perumahan Tunggala Residenci Kendari.
4
ABSTRAK
Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman,
pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan
kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan,
serta peran masyarakat.
Kendari adalah nama kotamadya dan juga sebagai ibukota dari provinsi Sulawesi
Tenggara, Indonesia. Kendari diresmikan sebagai kotamadya (kini kota) dengan UU RI No. 6
Tahun 1995 tanggal 27 September 1995.
Pembangunan perumahan yang ada dikota kendari saat ini suda mulai berkembang
pesat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk yang ada dikota kendari. Dengan
bertambahnya jumlah penduduk membuat pembangunan perumahan dan permukiman
semakin meningkat. Tersediannya lahan lahan kosong dikendari ini dimanfaatkan sedemikian
mungkin untuk membangun sebuah perumahan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat
kelas apa saja.
Dikota kendari tepatnya dikecamatan Wua - Wua dilokasi tersebut tingkat permukiman masih
sedang sehingga masih banyak tersedia lahan lahan yang kosong yang bisa dimanfaatkan
untuk pembangunan perumahan.
Perencanaan site plan komplek perumahan ini berada di kecamatan Wua - Wua
tepatnya dijalan Laode Hadi, tepatnya di Lorong Sungai Wanggu II Kota Kendari dimana
lokasi tersebut tidak tersedia lahan kosong sehingga kami merencanakan site plan perumahan
dilokasi tersebut. Di lokasi tersebut sarana dan prasarana masih perlu dilakukakn
pengembangan sehingga menciptakan kawasan pemukiman dan perumahan yang baik. Pada
proses perncanaan perumahan dan permukiman ini ada hal hal yang paling harus
diperhatikan baik dari segi tanah, utilitas dan lingkungan sekitarnya. hal itu disebabkan agar
pada proses perancangannya bisa berjalan dengan baik dan menghasilkan perumahan yang
membuat orang menempati tempat tersebut bisa merasa nyaman.
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
Manusia yang membutuhkan rumah bertambah dengan mudah dan cepat,
sementara itu, pertambahan rumah bergerak sangat lambat. Rumah yang merupakan
kebutuhan dasar manusia perwujudannya ternyata bervariasi menurut “siapa”
penghuninya, mengikuti teori jenjang kebutuhan (Hierarchy of Needs) Maslow
(Newmark,1997), sebagai berikut :
1. Kebutuhan Fisiologis (psysiologicalneeds).
2. Kebutuhan akan Rasa Aman (security and safetyneeds).
3. Kebutuhan akan Hubungan Sosial (sosialneeds).
4. Kebutuhan Penghargaan Terhadap Diri Sendiri (self-esteem or egoneeds).
5. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri (self-actualizationneeds).
Tugas ini mengambil lokasi di Jl. Laode Hadi, Kota Kendari, yang terletak di
Kecamatan Wua - Wua, Kota Kendari Ini adalah perumahan sebagai salah satu
pertumbuhan fisik dalam suatu wilayah yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang
dapat berfungsi sebagai sarana produksi keluarga, merupakan titik strategis dalam
pembangunan manusia seutuhnya. Melihat semakin bertambahnya jumlah penduduk di
7
lingkungan Kecamatan wua wua dan sekitarnya maka perlu direncanakan pengembangan
komplek Perumahan.
1.2. RumusanMasalah
Masalah yang dapat dirumuskan dari latar belakang di atas adalah:
1. Bagaimana penataan sarana dan prasarana serta utilitas lingkungan yang baik pada
perumahan dan pemukiman ini ?
2. Bagaimana perencanaan site plan komplek perumahan yang memenuhi standar ?
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam undang undang Nomor 1 tahun 20011 tentang perumahan dan kawsan
permukiman yaitu permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas
lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum,
serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain dikawasan perkotaan atau kawasan
pedesaan. Sedangkan perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari
permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana,
sarana dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yan layak huni.
9
Melihat pentingnya peranan perumahan bagi kehidupan manusia, maka
penciptaan rumah yang layak dalam lingkungan perumahan yang sehat adalah hal yang
mutlak diperlukan dan perlu didukung oleh segenap pelaku di dalamnya, dalam hal ini
melibatkan pengembangan, pemerintah maupunmasyarakat.Dengan demikian, untuk
mewujudkan impian tersebut, maka peranan dari komponen- komponen penyusun suatu
lingkungan perumahan yang meliputi tanah, rencana tapak, prasarana lingkungan, fisik
rumah, prasarana jalan, pembiayaan dan fasilitas lingkungan sangat diperlukan. Peranan-
peranan dari komponen tersebut tampak nyata secara fisik dari suatu lingkungan
perumahan, di mana dapat dilihat pada fisik rumah beserta prasarana lingkungannya
seperti: saluran air bersih, saluran air limbah, saluran air hujan, tempat pembuangan
sampah, jaringan listrik, jaringan telepon, prasarana jalan dan fasilitas lingkungan yang
terdapat di dalam lingkungan perumahan tersebut seperti fasilitas kesehatan, pendidikan,
pusat perbelanjaan dan niaga, peribadatan, olah raga, lapangan terbuka, maupun
kebudayaan dan rekreasi.
1
Konsep lainnya yang menyentuh aspek-aspek sosial dan psikologis, tata
nilai dan perilaku lantas lepas dari pengamatan. Rumah tetap merupakan ruang
hidup pribadi bagi manusia yang mencerminkan sikap hidup pribadinya serta
membentuk kepribadiannya. Sedangkan menurut Fritz Wilkening (1989:9) nilai
rumah tergantung pada empat faktor antara lain: luas rumah, hubungan antar
ruang, penataan ruang dan denah ruang.
1. Lahan mewakili wilayah yang cukup luas dengan kesuburan tanah yang
homogen.
2. Tidak dekat dengan pohon besar dan bangunan tinggi, sehingga masing-
masing petak–petak perlakuan mempunyai peluang yang sama untuk
mendapatkan sinar matahari.
3. Tempat percobaan yang berada pada lahan berlereng dan berteras, seluruh
perlakuan harus berada pada lahan yang mempunyai keragaman sama.
4. Lahan terletak jauh dari pemukiman/perkampungan untuk menghindari
gangguan dari anak-anak, hewan, dan sampah yang masuk ke petakan
percobaan.
5. Lahan terletak jauh dari kandang ternak, baik kandang ternak maupun
kandang ternak kelompok. Karena timbunan kotoran ternak akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dalam petakan perlakuan.
6. Terletak jauh dari pabrik untuk menghindari pengaruh dari limbah pabrik
terhadap perlakuan yang sudah ditentukan.
7. Petakan lahan untuk percobaan jangan terletak tepat di pinggir jalan raya,
dimaksudkan untuk menghindari dampak yang terjadi di jalan raya seperti
kecelakaan dan polusi udara. Hal ini, akan berpengaruh terhadap
pelaksanaan percobaan. Sebaiknya, letak petakan percobaan dari jalan
raya minimal 50 m.
8. Tidak menggunakan lahan yang belum lama digunakan untuk pengujian
pemupukan yang berbeda. Lahan tersebut dapat digunakan untuk
penelitian kembali setelah satu musim tanam.
9. Lahan percobaan bukan merupakan lahan bekas lahan untuk timbunan
tanah, sampah, dan puing sisa bangunan.
1
merencanakan lingkungan perumahan di perkotaan adalah:
a. Lingkungan perumahan merupakan bagian dari kawasan perkotaan sehingga
dalam perencanaannya harus mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) setempat atau dokumen rencana lainnya yang ditetapkan oleh
Pemerintah Kota/Kabupaten.
b. Untuk mengarahkan pengaturan pembangunan lingkungan perumahan yang
sehat, aman, serasi secara teratur, terarah serta berkelanjutan /
berkesinambungan, harus memenuhi persyaratan administrasi, teknis dan
ekologis, setiap rencana pembangunan rumah atau perumahan, baik yang
dilakukan oleh perorangan maupun badan usaha perumahan.
c. Perencanaan lingkungan perumahan kota meliputi perencanaan sarana hunian,
prasarana dan sarana lingkungan serta utilitas umum yang diperlukan untuk
menciptakan lingkungan perumahan perkotaan yang serasi, sehat, harmonis
dan aman. Pengaturan ini dimaksudkan untuk membentuk lingkungan
perumahan sebagai satu kesatuan fungsional dalam tata ruang fisik, kehidupan
ekonomi, dan social budaya.
d. Perencanaan pembangunan lingkungan perumahan harus dilaksanakan oleh
kelompok tenaga ahlinya yang dapat menjamin kelayakan teknis, yang
keberadaannya diakui oleh peraturan yang berlaku.
e. Penyediaan prasarana dan sarana lingkungan perumahan merupakan bagian
dari sistem pelayanan umum perkotaan sehingga dalam perencanaannya harus
dipadukan dengan perencanaan lingkungan perumahan dan kawasan-kawasan
fungsional lainnya.
f. Perencanaan pembangunan lingkungan perumahan harus menyediakan pusat-
pusat lingkungan yang menampung berbagai sektor kegiatan (ekonomi, sosial,
budaya), dari skala lingkungan terkecil (250 penduduk) hingga skala terbesar
(120.000 penduduk), yang ditempatkan dan ditata terintegrasi dengan
pengembangan desain dan perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana
lingkungan.
g. Pembangunan perumahan harus memenuhi persyaratan administrasi yang
berkaitan dengan perizinan pembangunan, perizinan layak huni dan sertifikasi
tanah, yang diatur oleh Pemerintah Kota/Kabupaten setempat dengan
berpedoman pada peraturan perundang- undangan yang berlaku.
h. Rancangan bangunan hunian, prasarana dan sarana lingkungan harus
memenuhi persyaratan teknis kesehatan dan keselamatan sesuai Standar
Nasional Indonesia atau ketentuan-ketentuan lain yang diatur dengan
Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah serta Pedoman Teknis yang disusun
oleh instansi terkait.
i. Perencanaan lingkungan perumahan juga harus memberikan kemudahan bagi
semua orang, termasuk yang memiliki ketidakmampuan fisik atau mental
seperti para penyandang cacat, lansia, dan ibu hamil, penderita penyakit
tertentu atas dasar pemenuhan azas aksesibilitas (sesuai dengan Kepmen No.
468/ Thn. 1998), yaitu:
1. kemudahan, yaitu setiap orang dapat mencapai semua tempat atau
bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan;
2. kegunaan, yaitu setiap orang harus dapat mempergunakan semua
tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan;
3. keselamatan, yaitu setiap bangunan yang bersifat umum dalam suatu
lingkungan terbangun, harus memperhatikan keselamatan bagi semua
orang; dan
1
4. kemandirian, yaitu setiap orang harus dapat mencapai, masuk dan
mempergunakan semua tempat atau bangunan yang bersifat umum
dalam suatu lingkungan dengan tanpa membutuhkan bantuan orang
lain.
j. Dalam menentukan besaran standar untuk perencanaan lingkungan
perumahan kota yang meliputi perencanaan sarana hunian, prasarana dan
sarana lingkungan, menggunakan pendekatan besaran kepadatan penduduk.
1
Tabel 1. Faktor Reduksi Kebutuhan Lahan Untuk Sarana Lingkungan
Berdasarkan Kepadatan Penduduk
Klasifikasi Kapadatan
Kawasan Rendah Sedang Tinggi Sangat padat
Kepadatan <150 151-200 201-400 >400 jiwa/ha
Penduduk jiwa/ha jiwa/ha jiwa/ha
1
Keterangan:
a = Jalan utama dengan lebar minimal 7 meter
b = Jalan lingkungan pembagi dengan lebar minimal 3,6 m, sebaiknya 5
m c = Jalan lingkungan pembantu dengan lebar 2 m.
1
1. Salah satu prasarana penting yang harus disediakan secara baik dan
terpadu adalah prasarana jalan, khususnya jalan di kawasan perumahan
yang juga merupakan bagian penting dari suatu kota dalam Sistem
Jaringan Jalan Sekunder.
2. Jaringan jalan di kawasan perumahan menurut fungsinya adalah jalan
lokal dan jalan lingkungan dalam system jaringan jalansekunder.
3. Jaringan jalan pada kawasan perumahan dibagi ke dalam 5 bagian yaitu,
jalan lokal sekunder I, jalan lokal sekunder II, Jalan lokal sekunder III,
jalan lingkungan I dan jalan lingkunganII.
4. Wewenang penyelenggaraan jalan pada kawasan perumahan ini adalah
Pemerintah Kabupaten Kota yang dilaksanakan oleh Bupati/ Walikota,
karena system jaringan jalan tersebut merupakan bagian dalam system
jaringan jalan sekunder. Dalam hal pemerintah kabupaten/kota belum
mampu membiayai pembangunan jalan yang menjadi
tanggungjawabnya secara keseluruhan,maka pemerintah kabupaten/kota
dapat minta bantuan Kantor Menpera, berupa stimulan melalui program
pengembangan kawasan siap bangun dan lingkungan siap bangun serta
kawasan khusus.
5. Didalam standar teknis penanganan jalan kawasan perumahan
dijelaskan bagaimana cara membangun jalan-jalan tersebut, prototipe
konstruksi jalan, parameter perencanaan, perencanaan dimensi minimal
ideal jalan kawasan, termasuk saluran drainase yang berfungsi untuk
mengeringkanjalan.
6. Standar teknis bidang ini antara lain : sesuai SNI 03-2853-1995, SNI
03- 2446-1991, SNI03.6967-2003.
1
alam dan peraturan bangunan. Rumus Luas Lantai Minimum per
Keterangan :
L per orang = Luas hunian lantai per orang
U = Kebutuhan udara segar/jam dalam satuan
m3 Tp = Tinggi plafon minimal dalam satuan m
Berdasarkan kegiatan yang terjadi di dalam rumah hunian, yaitu: tidur (ruang
tidur), masak, makan (dapur), mandi (kamar mandi), duduk (ruang duduk/ruang tamu),
kebutuhan udara segar per orang dewasa per jam 16 – 24 m3 dan per anak per jam 8 –
12 m3, dengan pergantian udara dalam ruang sebanyak-banyaknya 2 kali per jam dan
tinggi plafon rata-rata 2,5 m. Rumus kebutuhan luas lantai minimum hunian per orang
dewasa :
Keterangan :
U dewasa = Kebutuhan udara segar/orang dewasa/jam dalam satuan
m3 Tp = Tinggi plafon minimal dalam satuan m
Sedangkan rumus kebutuhan luas lantai minimum hunian per orang anak :
Keterangan:
U anak = Kebutuhan udara segar/anak-anak/jam dalam satuan
m3 Tp = Tinggi plafon minimal dalam satuan m
Jadi bila satu kepala keluarga terkecil rata-rata terdiri dari 5 orang (ayah + ibu + 3
orang anak) maka kebutuhan luas lantai minimum dihitung sebagai berikut :
Luas lantai utama = (2 x 9,6) + (3 x 4,8 ) m2 = 33.6 m2
Luas lantai pelayanan = 50% x33,6 m2 = 16,8 m2
Total luas lantai = 51 m2
Jika koefisien dasar bangunan 50%, maka rumus luas kaveling minimum
untuk keluarga dengan anggota 5 orang :
1
2.2.3. Tuntutan Kesesuaian Peruntukan Lahan (Fadlan Gunawan 21802032)
1
2.2.5. Perbandingan Antar Wilayah Terbangun (Build Up Area) Dengan
Wilayah Terbuka (Open Space) Sebesar 60% :40% ( Muh.Nur Alfauza
21902028)
Berikut ini adalah rumus untuk mengetahui perbandingan antara wilayah terbangun
dengan wilayah terbangun :
Wilayah Terbangun =
Berikut ini adalah rumus untuk mengetahui perbandingan antara wilayah terbangun
dengan wilayah terbangun :
Wilayah Terbuka =
2
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Studi Pustaka
2
2. PengumpulanData
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mensurvey langsung lokasi, mengkaji
struktur tanah, memberi pemahaman terhadap masyarakat sekitar, serta
pengukuran langsung di lapangan sebagai pembanding dan pelengkap.
3. Peralatan
MULAI
PENGUMPULAN DATA
SITE PLAN PERUMAHAN TAHAP1
STUDI PUSTAKA
MULAI
2
3.6 PENYUSUNAN LAPORAN
Seluruh data atau informasi primer maupun sekunder yang telah terkumpul
kemudian diolah atau dianalisis dan disusun untuk mendapatkan hasil akhir yang dapat
memberikan solusi mengenai perencanaan pembangunan Perumahan Tunggala Residence
Kendari,di Jl.Laode Hadi Kecamatan Wua – Wua , Kota Kendari.
2
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
c) PosJaga : 8 m2
d) TPS : 50m2
2
2. Luas Wilayah Terbuka (OpenSpace) : 8.945 m2
Antara lain :
a) Taman :1.200 m2
b) Taman bermain :750m2
c) Jalan : 6.995 m2
Wilayah Terbangun =
=
= 59 %
Wilayah Terbuka =
=
= 40%
Pada Perumahan ini menggunakan sistem pola siap bangun, yang berarti jika ada
pembeli baru akan dilaksanakan pembangunan unit rumah yang diinginkan, sehingga
masih ada lahan yang kosong atau belum dibangun masih ada lahan yang kosong atau
belum dibangun.
2
4.1.5. Prasarana, Sarana dan Utilitas Lingkungan Perumahan
Jalan perumahan yang baik harus dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi
pergerakan pejalan kaki, pengendara sepeda dan pengendara kendaraan bermotor.
Selain itu harus didukung pula oleh ketersediaan prasarana pendukung jalan,
seperti perkerasan jalan, trotoar, drainase, lansekap, rambu lalu lintas, parkir dan
lain- lain.
Salah satu prasarana penting yang harus disediakan secara baik dan
terpadu adalah prasarana jalan, khususnya jalan di kawasan perumahan yang
juga merupakan bagian penting dari suatu kota dalam sistem jaringan jalan
sekunder. Pada perumahan ini terdapa dua jalan yaitu jalan umum dan dajaln
yang diperuntukkan untuk perumahan tersebut.
Jalan di dalam lingkungan Perumahan menggunakan paving, dengan
karakteristik sebagai berikut :
Tabel 2 Karakteristik Jalan Lingkungan
2
rumah menggunakan layanan air minum dalam kawasan dapat diberikan oleh
PDAM atau Badan Pengelola air Minum Kawasan/Swasta. Kualitas air bersih
yang dihasilkannya pun baik.
Dengan adanya space kontainer bak sampah ini, dapat menampung sampah
rumah tangga yang berasal dari setiap unit tempat tinggal.
2
4.1.5.4. Jaringan Listrik danTelekomunikasi (Fadlan Gunawan 21802032)
Luas RTH =
Luas Wilayah Kawasan Perumahan
= 22,363 = 2.236,3 m2
2
4.2 Pembahasan (Fadlan Gunawan 21802032)
4.2.1. Tuntutan Kesesuaian Peruntukan Lahan
Pada Perumahan di Jl. Laode Hadi Kecamatan Wua – Wua Kota Kendari,
perbandingan antara wilayah terbangun dengan wilayah terbuka adalah 59% : 40% ,
sehingga telah sesuai dengan peraturan yang berlaku bahwa perbandingan antara
wilayah terbangun dengan wilayah terbuka adalah 59% : 40%. Hal ini bertujuan untuk
menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan terkait dengan banyaknya pasokan
air yang dapat terpenuhi pada kawasan tersebut.
2
4.2.4. Prasarana, Sarana dan Utilitas LingkunganPerumahan
4.2.4.1. Jalan
3
Perumahan Rakyat Republik Indonesia No.32/PERMEN/2006 tentang Petunjuk
Teknis Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri
Sendiri.
4.2.4.5. Pembuangan Sampah
4.2.4.7. FasilitasSosial
Luas ruang terbuka pada site plan seluas 22.363 m2, sedangkan luas
ruang terbuka hijau jika dihitung mengacu pada Peraturan Menteri Negara
Perumahan Rakyat seluas 2.236,3m2, sehingga luas ruang terbuka hijau telah
sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia
No. 34/PERMEN/M/ 2006 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
3
Keterpaduan Prasarana, Sarana dan Utilitas KawasanPerumahan.
Gambar 4. site plan perencanaan perumahan di Lorong Sungai Wanggu II Kota Kendari.
3
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan (UU No.4
tahun 1992). Oleh karena itu, perumahan merupakan salah satu elemen penting dalam
pembangunan suatu wilayah
Perencanaan site plan Perumahan Tunggala Kendari Di Kecamatan Wua - Wua, Kota
Kendari diperoleh hasil :
1. Pada Perumahan Tunggala Residence Kendari ini bangunan hunian dibuat lebih
bervariasi dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai agar dapat
menampung minat konsumen.
2. Rasio bangunan dan sarana prasarana yang terdapat pada Perumahan Tunggala
Residence Kendari telah sesuai dengan syarat-syarat pembangunan perumahan yang
mengacu pada RTRW dan RUTRK kota kendari, yaitu 59% lahan terbangun : 40%
lahanterbuka.
4.2 Saran
Untuk melengkapi hasil Perencanaan Site Plan Perumahan di Lorong Sungai Wanggu
II Kendari, disarankan melengkapi dengan perencanaan :
1. Sistem drainase
2. Penambahan Utilitas Air Hujan
3. Infrastruktur jalan
4. Manajemen pengelolaan sampah
5. Daerah Ruang Terbuka Hijau ( RTH)
3
DAFTAR PUSTAKA
Bank Tabungan Negara. 1990. Ketentuan Minikmal Proyek Perumahan Dan Rumah
Sederhana. Bank Tabungan Negara. Jakarta.