Anda di halaman 1dari 32

MODUL kelas XII

PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN
KEMERDEKAAN 1945-1949

DISUSUN OLEH :

Drs. OCTAVIANUS DWIANTO WISNU AJI


STANDAR KOMPETENSI
Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia sejak Proklamasi hingga
Lahirnya Orde Baru

KOMPETENSI DASAR
Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan dan
menegakkan Kemerdekaan (1945 – 1949)

Nilai-nilai Spiritual Santa Angela yang dikembangkan :


Kedisiplinan, Kejujuran dan Kegigihan.

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat :

 Menganalisis perkembangan situasi politik dan kenegaraan


Indonesia di awal kemerdekaan
 Mendeskripsikan konflik Indonesia-Belanda dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan
 Menganalisis perbedaan strategi dan ideologi pada masa
pemerintahan kabinet Syahrir, Amir Syarifuddin, dan Hatta dalam
menghadapi Belanda
 Mendeskripsikan gejolak sosial di berbagai daerah pada awal
kemerdekaan hingga tahun 1965
1. DI/TII
2. PKI Madiun 1948
3. Andi Aziz
4. RMS
5. PRRI / PERMESTA
PETA KONSEP

A. PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DI


BERBAGAI DAERAH (PERJUANGAN FISIK)

Penyerahan kekuasaan Jepang kepada Sekutu dilakukan oleh


Komando Asia Tenggara (South East Asia Command atau SEAC) di
bawah pimpinan Laksamana Lord Louis Mounbatten. Pasukan Sekutu
yang bertugas di Indonesia adalah Allied Forces Netherlands East Indies
(AFNEI) yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Sir Philip Christison.
AFNEI merupakan komando bawahan dari SEAC. Tugas AFNEI di
Indonesia adalah:

1. menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang


2. membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu
3. melucuti orang-orang Jepang dan kemudian dipulangkan ke
negaranya
4. menjaga keamanan dan ketertiban (law and order)
5. menghimpun keterangan guna menyelidiki pihak-pihak yang
dianggap sebagai penjahat perang.

Tentara Sekutu yang ditawan oleh Jepang

Pada awalnya rakyat Indonesia menyambut kedatangan Sekutu dengan


senang. Akan tetapi setelah diketahui NICA ikut di dalamnya, sikap
rakyat Indonesia menjadi curiga dan bermusuhan. Kedatangan NICA di
Indonesia didorong oleh keinginan menegakkan kembali Hindia Belanda
dan berkuasa lagi di Indonesia. Datangnya pasukan Sekutu yang
diboncengi NICA mengundang perlawanan rakyat untuk
mempertahankan kemerdekaan. Berikut ini berbagai perlawanan terhadap
Sekutu yang muncul di daerah-daerah.
Meskipun kemerdekaan Indonesia telah diproklamasikan, ternyata
bangsa Indonesia masih mengalami berbagai macam rongrongan atau
gangguan yang baikdari dalam maupun luar.
Sejak 1945 hingga tahun 1950 telah terjadi berbagai macam pertempuran
antara pihak Indonesia dengan pihak belanda yang dibantu oleh pasukan
sekutu (AFNEI - Inggris.)

Pejuang 1945

1. Pertempuran Surabaya 10 november 1945


Pertempuran di Surabaya melawan pasukan sekutu tidak lepas kaitannya
dengan peristiwa yang mendahuluinya, yaitu usaha perebutan kekuasaan
dan senjata dari tangan jepang yang dimulai sejak tanggal 2 september
1945. Pada tanggal 25 oktober 1945, brigade 49 dibawah pimpinan
brigadier jenderal A.W.S. Mallaby mendarat di Surabaya dengan tujuan
melucuti serdadu jepang dan menyelamatkan para interniran sekutu.
Setelah diadakan pertemuan antara wakil – wakil pemerintah RI dengan
Brigadir
A.W.S. Mallaby berhasil mencapai suatu kesepakatan yaitu :
1. Inggris berjanji bahwa diantara mereka tidak terdapat angkatan
perang Belanda
2. disetujuinya kerja sama antara kedua belah pihak untuk menjamin
keamanan dan ketentraman
3. akan segera dibentuk kontak biro sehingga kerja sama dapat
terlaksana dengan sebaik – baiknya.
4. Inggris hanya akan melucuti senjata jepang saja

melihat kenyataan seperti itu, komandan pasukan sekutu mengubungi


presiden Soekarno untuk mendamaikan perselisihan antara bansa
Indonesia dengan sekutu – inggris di Surabaya. Tetapi setelah bung
Karno, bung Hatta dan Amir Syarifuddin beserta Hawthorn kembali ke
Jakarta, pertempuran tidak dapat dielakkan lagi dan menyebabkan
terbunuhnya brigadier jenderal A.W.S. Mallaby, 30 Oktober1945.
Tanggal 9 november 1945,inggris mengeluarkan ultimatum berisi
ancaman bahwa pihak inggris akan menggempur kota Surabaya dari
darat,laut,dan udara.ultimatum itu ternyata tidak ditaati. Pada tanggal 10
november „45 terjadi pertempuran yang sangat dahsyat.

2. Pertempuran Ambarawa – Magelang


Pertempuran di ambarawa terjadi pada tanggal 20 november 1945 dan
berakhir pada tanggal 15 desember 1945. pertempuran itu terjadi antara
pasukan TKR bersama rakyat Indonesia melawan pasukan sekutu –
inggris.tetapi kedatangan tentara seku – inggris diikuti oleh orang – orang
NICA (Nederland Indische Civil Administration) yang kemudian
mempersenjatai bekas tawanan itu. Pada tanggal 26 oktober 1945 terjadi
insiden di kota magelang.
Insiden itu berhenti setelah presiden soekarno dan brigadier jenderal
bethel datang ke Magelang tanggal 2 november 1945. mereka
mengadakan perundingan gencatan senjata dan memperoleh kata sepakat
yang dituangkan dalam 12 pasal.
Naskah persetujuan itu antaranya berisi :
a. pihak sekutu tetap akan menempatkan pasukannya di magelang untuk
melindungi dan mengurus evakuasi APWI (Allied Prisoners War and
Interneers atau tawanan perang dan Interniran Sekutu). Jumlah pasukan
sekutu sesuai dengan keperluan itu.
b. jalan ambarawa – magelang terbuka sebagai jalur lalu lintas Indonesia –
sekutu
c. sekutu tidak akan mengakui aktivitas NICA dalam badan – badan yang
berada di bawahnya.

Pihak sekutu ternyata mengingkari janjinya. Pada tanggal 20 november


1945 di ambarawa pecah pertempuran antara pasukan TKR di bawah
pimpinan Mayor Sumarto dan tentara sekutu.
Para komandan pasukan kemudian mengadakan rapat koordinasi yang
dipimpin oleh Kolonel Holland Iskandar. Rapat itu menghasilkan
pembentukan komando yang disebut markas pimpinan pertempuran dan
bertempat di magelang sejak saat itu, ambarawa dibagi atas empat sektor,
yaitu : sektor utara, sektor selatan, sektor barat, sektor timur.

Pada tanggal 12 desember 1945 dini hari pasukan – pasukan TKR


bergerak menuju sasaran masing – masing. Dalam waktu setengah jam
pasukan TKR berhasil mengepung musuh di dalam kota. Kota ambarawa
dikepung selama empat hari. Apabila musuh menguasai kota ambarawa,
mereka dapat mengancam 3 kota utama di jawa tengah yaitu, surakarta,
magelang, dan terutama yogyakarta yang menjadi pusat kedudukan
markas tertinggi TKR.

3. Pertempuran Medan Area


Pada tanggal 9 November 1945, pasukan sekutu dibawah pimpinan
brigadir jenderal T.E.D. Kelly mendarat di Sumatra utara yang diikuti
oleh pasukan NICA.selanjutnya mereka ditempatkan di binjai, tanjung
lapangan. Sehari setelah mendarat, tim RAPWI mendatangi kamp –
kamp tawanan yang ada di medan atas persetujuan Gubernur M.Hasan.
kelompok itu langsung dibentuk menjadi Medan Batalyon KNIL.

Pada tanggal 10 Oktober 1945 dibentuk TKR sumatera Timur dengan


pimpinannya Achmad Tahir. Selanjutnya diadakan pemanggilan bekas
giyugun danheiho ke Tumatera timur. Disamping TKR, terbentuk juga
badan – badan perjuangan yang sejak tanggal 15 oktober 1945 menjadi
pemuda republic Indonesia sumatera timur dan kemudian berganti nama
menjadi pesindo.
Sementara itu pada tanggal 18 oktober 1945, brigadier jenderal T.E.D
Kelly memberi ultimatum agar para pemuda medan menyerahkan
senjatanya kepada sekutu.pada tanggal 1 Desember 1945, pihak sekutu –
inggris memasang papan –papan yang bertuliskan fixed boundaries
medan area di daerah – daerah pinggiran kota medan.dan pada taggal 10
agustus 1946, diselenggarakan suatu pertemuan di tebing tinggi antara
para komando pasukan yang berjuang di Medan area.pertemuan
itu memutuskan dibentuknya satu komando yang bernama komando
resimen lascar rakyat Medan area.

4. Bandung Lautan Api


Pasukan sekutu Inggris kota Bandung sejak pertengahan Oktober 1945.
menjelang November 1945, pasukan NICA semakin merajalela di
Bandung dengan aksi terornya.Untuk meredakan ketegangan diadakan
perundingan dengan keputusan diplomasi tanggal 25 november 1945,
bandung kemudian di bagi menjadi dua bagian.
Meskipun pihak Indonesia telah mengosongkan sejauh 11 km. hal itu
menyebabkan rakyat Bandung marah. Mereka kemudian melakukan aksi
pertempuran dengan membumihanguskan segenap penjuru bandung
selatan. Bandung terbakar hebat dari batas timur Cicadas sampai barat
andir. Satu juta jiwa penduduk mengungsi ke luar kota pada tanggal 23
dan 24 maret 1946 meninggalkan bandung yang telah menjadi lautan api.
Peristiwa Bandung Lautan Api

5. Peristiwa Merah Putih di Manado


Peristiwa merah putih terjadi tanggal 14 Februari 1946 di Manado. Para
pemuda tergabung dalam pasukan KNIL kompeni VII bernama laskar
rakyat dari barisan pejuang melakukan perebutan kekuasaan
pemerintahan di Manado, Tomohon, dan minahasa. Pada tanggal 16
Februari 1946 mereka mengeluarkan surat selebaran yang menyatakan
bahwa kekuasaan di seluruh Manado telah berada di tangan bangsa
Indonesia.
Bendera merah putih dikibarkan diseluruh pelosok minahasa hampir
selama satubulan yaitu sejak tanggal 14 Februari 1946. Dr. Sam
Ratulangi diangkat sebagai gubernur sulawesi bertugas untuk
memperjuangkan keamanan dan kedaulatan rakyat Sulawesi.
6. Pertempuran Margarana (20 November 1946)
Pada tanggal 2 dan 3 maret 1946, lebih kurang dari 2.000 tentara belanda
mendarat di pulau bali. Di ikuti oleh tokoh – tokoh bali yang pro
terhadap belanda.ketika belanda mendarat di pulau bali, pimpinan laskar
bali, letnan colonel I Gusti Ngurah Rai, sedang menghadap ke markas
tinggi TKR di Yogyakarta. Ketika kembali dari Yogyakarta, I Gusti
ngurah rai menemukan pasukannya
porak – poranda akibat serangan yang dilakukan oleh pasukan Belanda.
Setelah berhasil menghimpun dan mempersatukan kembali pasukannya,
pada tanggal 18 november 1946, Ngurah Rai bersama pasukannya
melakukan serangan terhadap markas Belanda yang ada di kota
Tabanan.tanggal 20 November selalu diperingati sebagai hari pahlawan,
yaitu untuk memperingati pengorbanan para jasa pahlawan tersebut.

Dengan senjata dan peralatan rampasan dari Jepang,pejuang kita


melawan sekutu (AFNEI) dan NICA
B. PERJUANGAN DIPLOMASI/ PERUNDINGAN

Tanggal 1 Oktober 1946, Letjend Sir Philliph Christison pimpinan


AFNEI/Sekutu yang kewalahan menghadapi pasukan (rakyat) Indonesia,
sehingga ia akhirnya harus mengakui secara de facto Republik Indonesia
dan memprakarsai agar diadakan perundingan damai antara Indonesia –
Inggris (sbg penengah) – Belanda. Beberapa perundingan antara lain :

• Pertemuan Hoge Valuwe, April 1946


• Perundingan Jakarta 7 Oktober 1946
• Perundingan Linggarjati
• Perundingan Renville
• Perundingan Roem-Royen
• Konfrensi Inter Indonesia
• Konfrensi Meja Bundar

HogeValuwe :

Perlawanan hebat dari rakyat dan para pemuda Indonesia, untuk


mempertahankan kemerdekaan menyebabkan inggris menarik suatu
kesimpulan bahwa sengketa antara Indonesia dengan belanda tidak
mungkin dapat diselesaikan dengan kekuatan senjata, melainkan dengan
cara diplomasi.
Indonesia menginginkan sebuah Negara yang berdaulat penuh atas
wilayah bekas jajahan hindia belanda. Untuk itu pemerintah republic
Indonesia bersedia membayar semua hutang pemerintah hindia belanda
sebelum tanggal 6 maret 1942, namun pemerintah belandah menolak
konsesi itu.
Perundingan dilanjutkan dinegeri belanda, di kota hooge veluwe bulan
April 1946. Dalam perundingan itu, belanda menolak usul yang
dilakukan archibald clark kerr tentang pengakuan kedaulatan secara de
facto wilayah Indonesia yang terdiri dari sumatera dan jawa. Pihak
Indonesia dipimpin oleh dr. sudarsono, jenderal soedirman dan jenderal
oerip soemohardjo. Inggris mengirim lord killearn sebagai penengah
setelah komisi gencatan senjata terbentuk.

Pertemuan Jakarta 7 Oktober 1946


Pertemuan awal yang diprakarsai Inggris supaya RI dan Belanda mau
berunding, PM.Sutan Syahrir mewakili R.I, sedangkan delegasi Belanda
diwakili oleh Dr. H.J.Van Mook. Penengah dan pemimpin perundingan
dari pihak Inggris, yaitu Sir Archibald Clark.

Soekarno, Schermerhorn, Lord Killearn, Hatta dan Van Mook dalam


Perundingan Linggajati
Perjanjian Linggarjati
Perundingan Linggarjati, dilaksanakan pada tanggal 10-15 November,
1946.perundingan Linggarjati merupakan tindak lanjut dari perundingan
tanggal 7 Oktober, antara Indonesia dan Belanda. Dalam perundingan
Linggarjati, delegasi Indonesia, dipimpin oleh PM.Sutan Syahrir,
sedangkan delegasi Belanda diwakili oleh Prof. S.Schermerhorn dan Dr.
H.J.Van Mook. Penengah dan pemimpin perundingan dari pihak Inggris,
yaitu Lord Killearn.
Hasil perundingan diumumkan pada tanggal 15 november 1946, dan
telah tersusun sebagai naskah persetujuan yang terdiri atas 17 pasal,
antara lain hasilnya berisi sebagai berikut:
1. Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan
wilayah kekuasaan meliputi Jawa, MAdura, dan Sumatera.Untuk
keperluan itu, Belanda harus meninggalkan daerah de facto,
paling lambat tanggal 1 Januari 1949.

2. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk


negara Indonesia Serikat dengan salah satu negara bagiannya
adalah Republik Indonesia.

3. Negara Indonesia Serikat dan Belanda akan bersatu menjadi Uni


Indonesia- Belanda dengan Ratu Belanda sebagai kepala Uni.

Naskah perundingan Linggarjati disahkan tanggal 25 Maret 1947.

Agresi Militer Belanda 1 dan Perjanjian Renville

Sebab sebab munculnya agresi


Sesudah perjanjian Linggarjati ditandatangani, hubungan Indonesia-
Belanda justru makin memburuk, hal ini terjadi karena :
1. Belanda ingin membentuk pemerintahan federal sementara di
seluruh wilayah ex Hindia Belanda, sebelum RIS terbentuk, ini
menandakan bahwa RI dianggap tidak ada.
2. Belanda ingin membentuk Gendarmeri (pasukan keamanan)
bersama yang juga akan masuk kewilayah RI.
3. Urusan luar negeri RI diatur oleh Belanda
RI menolak rencana Belanda tersebut !
Sebagai akibatnya Belanda melakukan tindakan militer kepada Indonesia
yang dikenal dengan sebutan “Politionale Actie” atau kita menyebutnya
Agresi Militer Belanda pada tanggal 21 Juli 1947.
Wilayah RI seperti di Jawa Barat, Sumatera Timur, Sumatera Selatan,
Jawa Timur dan Madura jatuh ke tangan Belanda.

Belanda melakukan Agresi Militer


Belanda melakukan agresi terbuka pada tanggal 21 juli 1947 yang
menimbulkan reaksi hebat dari dunia internasional. Pada tanggal 30 juli
1947, pemerintah India dan Australia mengajukan permintaan resmi agar
masalah Indonesia segera dimasukkan dalam daftar agenda dewan
keamanan PBB.tanggal 1 agustus 1947 dewan keamanan PBB
memerintahkan penghentian permusuhan kedua belah pihak dan mulai
berlaku sejak tanggal 4 agustus 1947. sementara itu untuk mengawasi
pelaksanaan gencatan senjata, dewan keamanan PBB membentuk komisi
konsuler dengan anggota – anggotanya terdiri dari para konsul jenderal
yang berada di wilayah Indonesia. PBB membentuk KTN / Committee of
Good Offices for Indonesia (Goodwill Commission) yang akan
menengahi persoalan RI-Belanda dalam perundingan lanjutan.

Suasana perundingan diatas kapal USS Renville

sementara belanda menuntut mempertahankan garis van mook, yaitu


suatu garis yang dihubungkan pucuk – pucuk pasukan pasukan belanda
yang dimajukan setelah keluar perintah dewan keamanan PBB untuk
menghentikan tembak – menembak. Kemudian mereka mengeluarkan
pernyataan dari tempat perundingan di kaliurang yang isinya sebagai
berikut :
a. dilarang melakukan sabotase
b. dilarang melakukan intimidasi
c. dilarang melakukan pembalasan dendam.

Selanjutnya KTN pun juga mengajukan usul politik yang didasarkan


pada persetujuan
linggarjati, yaitu :
1. kemerdekaan bagi bangsa Indonesia
2. kerjasama Indonesia – belanda
3. suatu Negara yang berdaulat ats dasar federasi
4. uni antara Indonesia serikat dan bagian lain kerajaan belanda.
Sebagai balasan usul KTN, pihak belanda mengajukan 12 prinsip politik
untuk disampaikan kepaada pihak Indonesia. Prinsip belanda tersebut
adalah pengurangan pasukan dan penghidupan kegiatan ekonomi. Tetapi
dalam usulan tersebut tidak disebutkan masalah penarikan tentara
belanda.
Untuk mengatasi sikap keras kepala pihak belanda dr. frank graham
mengajukan 6 prinsip tambahan agar dapat mencapai penyelesaian
politik.pemerintah republic Indonesia mendapat jaminan KTN, bahwa
kekuasaan republic Indonesia tidak akan berkurang selama masa
peralihan sampai diserahkannya kedaulatan belanda kepada Negara
Indonesia.

Oleh KTN, apabila pihak republic Indonesia menyetujui sampai batas


waktu yang ditetapkan yaitu tanggal 9 januari 1948. akhirnya pada
tanggal 17 januari 1948 kedua belah pihak bertemu kembali di atas kapal
U.U.S. Renville untuk menanda tangani persetujuan gencatan senjata dan
prinsip – prinsip politik yang telah disetujui bersama. Penandatangani ini
disaksikan juga olek KTN. Pada saat perundingan berlangsung diadakan
reshuffle (perombakan) dalam cabinet Amir Syarifuddin untuk
memperkuat cabinet tersebut guna menghadapi perundingan dengan
belanda.
Agresi militer Belanda II
Pihak belanda yang masih ingin menguasai wilayah
Indonesia, mencari – cari cara untuk mengingkari persetujuan
yang sudah disepakati. Sebelum macetnya perundingan itu sudah
ada tanda – tanda bahwa pihak belanda akan melanggar
persetujuan renville. Oleh karena itu, pemerintah republic
Indonesia dan TNI sudah memperhitungkan bahwa sewaktu –
waktu belanda akan melakukan aksi militernya untuk
menghancurkan republic Indonesia dengan kekuatan senjata.
Seperti yang telah diduga sebelumnya, akhirnya belanda pun
melakukan aksi militernya yang kedua. Serangan dibuka pada
tanggal 19 desember 1948. belanda melancarkan serangan di
semua front republic Indonesia. Presiden Soekarno dan Wakil
Presiden Moh. Hatta beserta sejumlah menteri, kepala staf
angkatan udara komodor S. Suryadarma dan yang lainnya juga
ikut ditawan tentara belanda. Namun, sebelum pihak belanda
sampai ke istana presiden, presiden soekarno telah berhasil
mengirimkan radiogram yang berisi mandat kepada menteri
kemakmuran, syafruddin prawiranegara yang sedang melakukan
kunjungan ke sumatera untuk membentuk pemerintahan darurat
republic Indonesia (PDRI).

Beberapa bulan sebelum belanda melakukan serangan,


jenderal soedirman (panglima Besar Angkatan Perang) menderita
sakit paru – paru yang sangat parah, sehingga harus dirawat di
rumah sakit dan kemudian dirawat dirumahya. Selanjutnya..
dalam waktu 1 bulan, pasukan TNI telah berhasil menyelesaikan
konsolidasinya dan mulai memberikan pukulan – pukulan secara
teratur kepada musih. Serangan umum yang dilaksanakan
terhadap kota – kota yang paling dikenal adalah serangan umum 1
maret 1949 terhadap kota yogyakarta. Serangan umum itu
dipimpin oleh komandan Brigade X Letnan Kolonel Soeharto.
Pasukan TNI berhasil menduduki kota yogyakarta selama 6 jam.

Sementara itu Sri Sultan Hamengku Buwono IX menolak


tawaran kerja sama dari pihak belanda. Disamping itu, perjuangan
dalam rangka dalam rangka memegakkan kedaulatan republic
Indonesia juga dilakukan di luar negeri.dengan modal sumbangan
pesawat rakyat aceh, w. supono membentuk armada udara
komersial itulah yang dijadikan modal untuk membiyai
perwakilan republic Indonesia diluar negeri. Juga dibuka
komunikasi radio antara wonosari, bukit tinggi, Rangoon, dan
new delhi. Aksi militer belanda yang kedua ini ternyata menarik
perhatian PBB, karena belanda secara terang – terangan tidak
mengakui lagi persetujuan renville di depan komisi tiga Negara
yang ditugaskan oleh PBB. Pada tanggal 24 januari 1949, dewan
keamanan PBB mengeluarkan resolusi agar republic Indonesia
dan belanda segera menghentikan permusuhan. Kegagalan
belanda di medan pertempuran serta tekanan dari amerika serikat
yang mengancam akan memutuskan bantuan ekonomi dan
keuangan, memaksa belanda untuk kembali ke meja perundingan.

Pemerintah Darurat Republik Indonesia

a. latar belakang pembentukan pemerintahan darurat Indonesia


(PDRI)
Pada hari minggu 19 desember 1948, belanda melakukan agresi militer
II dengan serangan utama diarahkan ke kota yogyakarta. Serangan pagi
itu dilakukan dengan mengebom beberapa bangunan penting di
antaranya radio republic Indonesia (RRI) dengan tujuan melumpuhkan
komunikasi republic Indonesia dengan dunia luar. Presiden dan wakil
presiden beserta pejabat lainnya memilih untuk ditawan oleh belanda.
Hal ini dimaksudkan untuk menarik perhatian Negara – Negara lain
dunia.
b. Susunan pemerintahan PDRI
Mr. Syafruddin Prawinegara membentuk PDRI dan langsung
menjadi ketuanya, merangkap sebagaian menteri pertahanan,
menteri penerangan, menteri luar ada interim. Untuk
jabatan menteri luar negeri kemudian diserahkan kepada Mr. A.A.
Maramis.
c. perjuangan PDRI
Dalam perjuangan mempertahankan Negara republic Indonesia,
PDRI tetrus melakukan perjuangan gerilya. PDRI memiliki alat
pemancar radio YBJ-6 yang dapat menjalin hubungan dengan
pejuang – pejuang di jawa dan luar negeri. Pemancar YBJ-6 dapat
berhubungan langsung dengan pemancar VWX – 2 yang ada di
India.

Kenyataan ini menyadarkan dunia bahwa apa yang pernah


diberitahukan oleh pihak belanda belanda ternyata bohong. Oleh
karena itu, belanda terpaksa menerima resolusi dewan keamanan
PBB, walaupun pihak Indonesia masih kurang puas terhadap
resolusi itu karena PBB tidak memberikan sanksi terhadap
belanda dan pengosongan daerah untuk militer hanya terhadap
kota yogyakarta.

Penyerahan Manfaat Kembali Yogyakarta kembali menjadi


ibukota Negara Republik Indonesia ditandai dengan kembalinya
para pimpinan ibukota Negara republic Indonesia ditandai dengan
kembalinya para pimpinan republic Indonesia ke yogyarkata
setelah diasingkan atau bergerilya selama enam bulan. Dalam
pemerintah cabinet hatta II, ditetapkan bahwa sri sultan hamengku
buwono IX sebagai wakil perdana memteri I dan mr.syafruddin
prawinegara sebagai wakil perdana menteri II yang berkedudukan
di kotaraja (aceh). Pada perkembangan selanjutnya, terselenggara
konferensi meja bundar (KMB). Ternyata KMB memberikan
hasil yang cukup memuaskan sehingga belanda angkat kaki dari
bumi Indonesia.

B. Perjuangan Mewujudkan Kembali Negara Kesatuan


Republik Indonesia
(NKRI)

Masa-masa revolusi merupakan masa yang cukup berat bagi


bangsa Indonesia karena di samping harus berjuang
mempertahanka kemerdekaan yang telah diraihnya harus juga
berjuang mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

1. Negara-negara Boneka Bentukan Belanda


Berbagai macam cara telah dilakukan Belanda untuk
menanamkan kekuasaannya kembali ke Indonesia. Cara yang
dilakukan di antaranya dengan membonceng pasukan sekutu
Inggris dan juga melaui pembentukan negara-negara dalam
wilayah Republik Indonesia. Pembentukan negara-negara boneka
yang dilakukan oleh Belanda di wilayah Indonesia bertujuan
untuk mengepung kedudukan pemerintahan Republik Indonesia
atau mempersempit wilayah kekuasaan Republik Indonesia.

2. Perjanjian Roem – Royen


Perjanjian Roem-Royen merupakan perundingan yang
membuka jalan ke arah terlaksananya.Konferensi Meja Bundar
yang menjadi cikal bakal terwujudnya Negara Kesatuan Repulik
Indonesia yang utuh. Atas inisiatif Komisi PBB untuk Indonesia,
maka pada tanggal 14 April 1949 diselenggarakan perundingan di
Jakarta di bawah pimpinan Merle Cochran, Anggota Komisi dari
Amerika Seruikat. Delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh
Mr. Moh. Roem dan delegasi Belanda dipimpin oleh Dr. H.J.
Van Royen. Pernyataan pemerintah Republik Indonesia
dibacakan oleh Mr. Moh. Roem, yang berisi antara lain.
a. Pemerintah Republik Indonesia akan mengeluarkan perintah
penghentian perang gerilya.
b. Kerja sama dalam pengembalian perdamaian dan menjaga
keamanan serta ketertiban.
c. Turut serta dalam KMB yang bertujuan untuk mempercepat
penyeraha kedaulatan yang lengkap dan tidak bersyarat kepada
negara Republik Indonesi Serikat.

Kemudian pernyataan delegasi Belanda dibacakan oleh


Dr. H.J. Van Royen
yang berisi antara lain.
a. Pemerintah Belanda setuju bahwa pemerintah Republik
Indonesia harus bebas dan leluasa melakukan kewajiban dalam
satu daerah yang meliputi Kepresidenan Yogyakarta
b. Pemerintah Belanda membebaskan secara tak bersyarat
pemimpin-pemimpin Republik Indonesia dan tahanan politik
yang ditawan sejak tanggal 19 Desember 1948.
c. Pemerintah Belanda setuju bahwa Republik Indonesia akan
menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat.
d. Konfrensi Meja Bundar (KMB) akan diadakan secepatnya di
Den Haag sesudah pemerintah Republik Indonesia kembali ke
Yogyakarta.

Pada tanggal 22 Juni 1949, diselenggarakan perundingan


segitiga antara Republik Indonesia, BFO dan Belanda.
Perundingan itu diawasi PBB yang dipimpin oleh Chritchley
menghasilkan tiga keputusan yaitu :
a. Pengembalian pemerintahan Republik Indonesia ke Yogyakarta
yang akan dilaksanakan pada tanggal 24 Juni 1949.
b. Perintah penghentian perang gerilya.
c. KMB akan dilaksanakan di Den Haag.

3. Konfrensi Inter-Indonesia
Hasil Konfrensi Inter-Indonesia yang disetujui bersam di Yogyakarta
antara lain.
a. Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia
Serikat (RIS) berdasarkan demokrasi dan federalisme (serikat)
b. RIS akan dikepalai oleh seorang presiden dibantu oleh menteri-menteri
yang bertanggung jawab kepada presiden.
c. RIS akan menerima penyerahan kedaulatan, baik dari Republik
Indonesia maupun dari Kerajaan Belanda
d. Angkatan Perang RIS adalah Angkatan Perang Nasional, dan Presiden
RIS adalah Panglima Tertinggi Angkatan Perang RIS.
e. Pembentukan Angkatan Perang RIS adalah semata-mata soal bangsa
Indonesia sendiri. Angkatan Perang RIS akan dibentuk oleh Pemerintah
RIS dengan inti dari TNI dan KNIL serta kesatuan-kesatuan Belanda
lainnya.

4. KMB (Konfrensi Meja Bundar) dan Pengakuan Kedaulatan


Pada tanggal 4 Agustus 1949 pemerintah Republik Indonesia
menyusun delegasi untuk menghadiri KMB yang terdiri dari Drs.
Moh. Hatta (ketua), Mr. Moh. Roem, Prof. Dr. Soepomo, dr. J.
Leimena, Mr. Ali Sastroamidjojo, Ir. Djuanda, dr. Sukiman, Mr.
Suyono Hadinoto, Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Mr. Abdul
Karim Pringgodigdo, Kolonel TB Simatupang dan Mr. Muwardi.

Delegasi BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Kesultanan


Pontianak. Pada tanggal 23 Agustus 1949, KMB dimulai di Den
Haag, Belanda. Konferensi berlangsung sampai tanggal 2 November
1949 dengan hasil yang dicapai sebagai berikut.
a. Belanda mengakui Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai negara
merdeka dan beraulat.
b. Status Kepresidenan Irian Barat diselesaikan dalam waktu setahun
sesudah pengakuan kedaulatan.
c. Akan dibentuk Uni Indonesia-Belanda bedasarkan kerja sama sukarela
dan sederajat.
d. RIS mengembalikan hak milik Belanda dan memberikan izin baru
untuk perusahaan-perusahaan Belanda.
e. RIS harus membayar semua utang Belanda yang ada sejak tahun 1942.

5. Peran PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)


Dalam sidang tersebut Amerika Serikat mengeluarkan
resolusi yang disetujui semua negara,yaitu:
a. Membebaskan presiden dan wakil presiden serta pemimpin-pemimpin
Republik Indonesia yang ditangkap pada tanggal 19 Desember 1948.
b. Memerintahkan KTN agar memberikan laporan lengkap mengenai
situasi di Indonesia sejak 19 Desember 1948.

Hasil-hasil keputusan lainnya yang berhasil dicapai oleh PBB di


antaranya adalah :
a. Piagam Pengakuan Kedaulatan (27 Desember 1949)
b. Pembentukan RIS.
c. Pembentukan Uni Indonesia-Belanda.
d. Pembubaran tentara KNIL dan KL yang diintegrasikan ke dalam
APRIS.
e. Piagam tentang kewarganegaraan.
f. Persetujuan tentang ekonomi keuangan.
g. Masalah Irian Barat akan dibicarakan kembali setahun kemudian.
6. Kembali ke NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)

Hasil persetujuan dalam KMB yang berakhir pada tanggal 2 November


1949 adalah dibentuknya satu negara federal di Indonesia yaitu Republik
Indonesia Serikat (RIS). Pada tanggal 19 Mei 1950, diadakan persetujuan
antara RIS dengan RI untuk mempersiapkan prosedur pembentukan
negara kesatuan. Pada tanggal 15 Agustus 1950, Presiden Soekarno
menandatangani Rancangan Undang-Undang Dasar menjadi Undang-
Undang Dasar Sementara (UUDS) dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang kemudian lebih di kenal dengan sebutan UUDS
1950.

Jendral Soedirman kembali dari Perang Gerilya


C. Perjuangan Menghadapi Pergolakan Dalam Negeri

1. Pemberontakan PKI Madiun Tahun 1948


Akibat Persetujuan renville, Kabinet Amir Syarifuddin jatuh karena
dianggap terlalu menguntungkan Belanda. Persetujuan Renville dianggap
tidak menjamin secara tegas kedudukan dan kelangsungan hidup
Republik Indonesia. Hasil persetujuan Renville membuat posisi
Indonesia bertambah sulit. Wilayah Republik Indonesia juga semakin
berkurang sehingga wilayah kekuasaan Indonesia menjadi sempit.
Presiden kemudian menunjuk Moh. Hatta untuk membentuk kabinet.
Hatta menyusun kabinet tanpa campur tangan golongan sayap kiri atau
sosialis. Kabinet Hatta, sekalipun mendapat serangan dari kaum
Komunis, tetap melaksanakan program reorganisasi dan rasionalisasi.
Cara yang ditempuh antara lain :
a. Melepaskan para prajurit dengan sukarela untuk meninggalkan
ketentaraan dan kembali kepada pekerjaan semula.
b. Mengambil 100 ribu orang laskar dari masyarakat dan menyerahkan
penampungan kepada Kementerian Pembangunan dan Pemuda.
Dengan bantuan rakyat, pada tanggal 30 September 1948 Madiun
berhasil direbut kembali oleh pasukan TNI. Dalam pelariannya, Musso
dan Amir Syarifuddin tewas tertembak. Selanjutnya dilakukan operasi
pembersihan di daerah – daerah lain. Pada awal Desember 1948, operasi
itu dinyatakan selesai.

2. Gerakan Darul Islam / Tentara Islam Indonesia ( DI / TII )


Di Daerah Jawa Barat
Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia melawan Belanda,
Sukarmadji Maridjan ( SM ) Kartosuwiryo telah mempunyai cita – cita
untuk mendirikan Negera Islam Indonesia. Akhirnya pada tahun 1960
dilaksanakan Operasi Pagar Betis di Gunung Geber oleh pasukan TNI
bersama rakyat. Pasukan Kartosuwiryo semakin terdesak dan bertambah
lemah, sehingga banyak yang menyerah. Kartosuwiryo sendiri terkurung
dan kemudian tertangkap di puncak Gunung Geber pada tanggal 4 Juni
1962 dan selanjutnya dijatuhi hukuman mati.

Di Daerah Sulawesi Selatan


Kemunculan gerakan DI / TII Pimpinan Kahar Muzakar di Sulawesi
Selatan disebabkan Kahar Muzakar menempatkan laskar – laskar rakyat
Sulawesi Selatan ke dalam lingkungan APRIS ( Angkatan
Perang Republik Indonesia Serikat ). Selain itu, Kahar Muzakar
berkeinginan untuk menjadi Pimpinan APRIS di daerah Sulawesi
Selatan. Penumpasan gerakan Kahar Muzakar itu mengalami berbagai
kesulitan. Tetapi akhirnya pada bulan Februaru 1965 Kahar Muzakar
berhasil ditembak mati oleh satuan – satuan pasukan TNI. Dengan
demikian, pemberontakan yang dipimpinnya itu berakhir.

Di Aceh
Gerakan Di / TII yang terjadi di Aceh dipimpin oleh Daud Beureueh.
Setelah perang kemerdekaan berakhir dan negara Indonesia kembali ke
dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1950, daerah
Aceh yang sebelumnya menjadi daerah istimewa diturunkan statusnya
menjadi daerah karesidenan di bawah pimpinan Sumatera Utara.
Kebijakan Pemerintah itu ditentang oleh Daud Beureueh, dan sebagai
realisasinya pada tanggal 21 September 1953 ia mengeluarkan Maklumat
tentang penyatuan Aceh ke dalam Negara Islam Indonesia pimpinan
Kartosuwiryo.

Pada tanggal 17 – 28 Desember 1962 diselenggarakan Musyawarah


Kerukunan Rakyat Aceh. Musyawarah itu diselenggarakan atas inisiatif
Kolonel Jasin, Pangdam I dan tokoh – tokoh pemerintah daerah. Melalui
Musyawarah itu akhirnya berhasil dicapai penyelesaian secara damai.

Di Kalimantan Selatan
Di Daerah Kalimantan Selatan juga muncul pemberontakan di bawah
pimpinan Ibnu Hajar. Mereka menamakan gerakannya dengan sebutan
Kesatuan Rakjat Jang Tertindas ( KRJT ). Pemerintah akhirnya berhasil
mengatasi gerakan yang dilakukan oleh Ibnu Hajar pada tahun 1963.
Ibnu Hajar bersama dengan anak buahnya akhirnya menyerahkan diri
secara resmi. Pada bulan Maret 1965 pengadilan militer menjatuhkan
hukuman mati kepada Ibnu hajar.

3. Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil ( APRA )


Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil ( APRA ) dipimpin oleh Kapten
Westerling. Gerakan ini didasari adanya kepercayaan rakyat akan
datangnya seorang Ratu Adil yang akan membawa mereka ke suasana
yang aman dan tentram serta memerintah dengan adil dan bijaksana.
Tujuan Gerakan APRA yang sebenarnya adalah mempertahankan bentuk
negara federal di Indonesia dan memiliki tentara tersendiri pada negara –
negara bagian RIS. Kemudian diketahui, bahwa dalang gerakan APRA
adalah Sultan Hamid II, seorang Menteri Negara pada Kabinet RIS.
Rencana sebenarnya dari gerakan itu adalah menculik Menteri
Pertahanan Keamanan, Sri Sultan Hamengku Buwon IX, Sekjen
Pertahanan Mr. Ali Budiarjo, dan pejabat Kepala Staf Angkatan Perang
Kolonel T.B. Simatupang. Dengan keberhasilan pasukan APRIS
menumpas Gerakan APRA, maka keamanan di wilayah Jawa Barat
berhasil dipulihkan kembali.

4. Gerakan Republik Maluku Selatan ( RMS )


Gerakan Republik Maluku Selatan dipelopori oleh Mr. Dr. Christian
Robert Steven Soumokil ( mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur
) dibantu oleh Manusama. Soumokil tidak setuju atas terbentuknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan, ia sendiri tidak
menyetujui penggabungan daerah – daerah negara Indonesia Timur
menjadi kekuasaan Republik Indonesia. Ia berusaha melepaskan wilayah
Maluku Tengah dari NIT ( Negara Indonesia Timur ) yang menjadi
bagian dari RIS. Manusama menghasut para Rajapati ( Kepala Desa )
untuk setuju mendirikan RMS, melalui rapat umum di Kota Ambon
tanggal 18 April 1950. Ketika jalan damai tidak menghasilkan apa – apa,
Pemerintah RIS memtuskan untuk melaksanakan ekspedisi militer.
Pimpinan ekspedisi adalah Kolonel A.E. Kawilarang ( Panglima Tentara
dan Teritorium Indonesia Timur ). Melalui ekspedisi militer itu secara
perlahan wilayah – wilayah gerakan RMS berhasil dikuasai kembali oleh
pasukan APRIS. Beberapa anggotanya melarikan diri ke negeri Belanda.
Gerakan RMS berhasil diatasi sehingga keamanan di wilayah Maluku
Tengah pulih kembali.

5. Gerakan Pemerintah Revolusioner republik Indonesia /


Perjuangan Rakyat
Semesta ( PRRI / Permesta )
Gerakan PRRI / Permesta muncul di tengah keadaan politik yang sedang
tidak stabil dalam pemerintahan. Hubungan yang tidak mesra antara
pemeritah pusat dengan beberapa daerah menjadi salah satu pemicu
timbulnya gerakan ini. Keadaan itu disebabkan oleh ketidakpuasan
beberapa daerah di Sumatera dan Sulawesi terhadap alokasi biaya
pembangunan dari Pemerintah Pusat. Untuk memulihkan kembali
keadaan negara, Pemerintah dengan KSAD memutuskan untuk
melaksanakan operasi militer gabungan yang diberi nama Operasi 17
Agustus.
Untuk menghadapi kekuatan Permesta, Pemerintah melancarkan Operasi
Sapta Marga pada bulan April 1958. Ternyata gerakan Permesta
mendapat bantuan dari pihak asing. Terbukti dengan tertembak jatuhnya
pesawat asing yang dikemudikan oleh A.L. Pope ( Warga Negara
Amerika Serikat ), pada tanggal 18 Mei 1958 di Kota Ambon. Gerakan
Permesta baru dapat dilumpuhkan sekitar bulan Agustus 1958, tetapi sisa
– sisanya baru dapat ditumpas secara keseluruhan tahun 1961.
Evaluasi
Soal Pilihan Ganda
1. Pada bulan dan tahun berapakah seorang PKI kawakan Musso
kembali keIndonesia…
a. Agustus 1948
b. Agustus 1949
c. September 1948
d. Mei 1950
e. Januari 1948
2. Program apakah yang ditentang keras oleh Musso dan FDR karena
program itubanyak mengurangi jumlah kader komunis TNI…
a. GOM I
b. PEPOLIT
c. RERA
d. GOM II
e. Biro Perjuangan
3. Dibawah ini yang bukan termasuk tujuan dari program RERA
adalah…
a. Memerangi Inflasi
b. Penghematan
c. Menertibkan angkatan perang
d. Menyederhanakan
e. Pemborosan
4. Ketika menumpas pemberontakan RMS Letnan Kolonel Slamet
Riyadi gugur dalam memperebutkan benteng…
a. Nieuw Victoria
b. Vander Wijk
c. Duurstede
d. Fort De Kock
e. Raiders
5. Siapakah yang memproklamasikan berdirinya RMS…
a. Kolonel A.E Kawilarang
b. Mr. Dr. Robert Steven Soumokil
c. Letnan Kolonel Lembong
d. Mayor H.V. Worang
e. Mayor Jendral Scheffelaar
6. Siapa pemimpin pasukan untuk melakukan operasi militer di
Sulawesi…
a. H.V. Worang
b. Dr. J. Leimana
c. Kolonel A.E. Kawilarang
d. Letkol Hassan Basry
e. Letnan Kolonel Ahmad Junus Mokoginta
7. Siapakah yang memproklamasikan berdirinya Pemerintahan
Revolusioner Republik
Indonesia…
a. Kolonel Zulkifli
b. Acmad Husein
c. Kolonel Simbolon
d. Kolonel Dachlan Djambek
e. Allan Pope
8. PKI yang terjadi di Madiun dipimpin oleh…
a. Kolonel Sungkono
b. Musso
c. Amir Syarifuddin
d. Kolonel Gatot Subroto
e. Westerling
9. Dipimpin oleh siapakah Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah…
a. Ibnu Hajar
b. Amir Fatah
c. Kahar Muzakar
d. Kartosuwiryo
e. Daud Beureuh
10. Salah satu ultimatum yang disampaikan PRRI/Permesta kepada
pemerintah pusat adalah…
a. Meminta presiden kembali kepada kedudukannya sebagai
Presiden Konstitusional
b. Syafrudin Prawiranegara harus diangkat sebagai perdana
menteri oleh presiden
c. Pemerintah pusat harus mengakui kedaulatan PRRI
d. Presiden harus mencabut mandate cabinet juanda
e. Presiden harus membubarkan NKRI dan kembali ke bentuk
Negara RIS

Soal Uraian
1. Jelaskan yang dimaksud dengan AFNEI ? apa tugasnya di
Indonesia ?
2. Mengapa kedatangan AFNEI di tolak rakyat Indonesia?
3. Apa yang dimaksud dengan NICA ? apa tujuan NICA datang
ke Indonesia?
4. Bagaimana peristiwa Bandung Lautan Api terjadi ? mengapa
kota Bandungdibakar dan menjadi Lautan Api?
5. Jelaskan tentang pertempuran Medan Area?
6. Mengapa pertempuran Surabaya diperingati sebagai
hariPahlawan ?
7. Jelaskan latar belakang terjadinya pertempuran Surabaya 10
November 1945 ?
8. Jelaskan bagaimana Pertempuran Margarana terjadi ?
9. Mengapa Belanda membatalkan perjanjian perundingan
Linggajati? Apa alasannya Belanda menyerang R.I. dengan
melakukan Agresi Militer I ?
10. Sebutkan pokok-pokok perundingan Renville ?
11. Sebutkan pokok-pokok perundingan Roem Royen ?
12. Sebutkan pokok-pokokperundingan KMB ?
13. Sebutkan ultimatum yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat
kepada PRRI…
14. Sebutkan pemberontakan DI/TII yang terjadi di beberapa
daerah di Indonesia…
15. Apakah tujuan pemberontakan PRRI/Permesta?…
16. Jelaskan latar belakang pemberontaka Andi Azis…
17. Jelaskan penyebab terjadinya pemberontakan RMS…
18. Sebutkan perwira-perwira TNI AD yang duduk dalam
pimpinan gerakan separatis…
19. Apa tanggapan dari sidang Dewan Menteri mengenai
ultimatum yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat kepada
PRRI?…
20. Bagaimana usaha yang dilakukan TNI untuk menaggulangi
PRRI/Permesta…
21. Bagimana proses munculnya RMS ?
22. Mengapa terjadi pemberontakan Andi Azis?
23. Sebutkan tujuan dari gerakan APRA?...
24. Mengapa Amir Fattah memberontak ?
25. Gerakan DI/TII yang terjadi di Aceh dipimpin oleh Daud
Beureuh. Mengapa Daud Beureuh memberontak ?

Sumber acuan :

Darmawan, Wawan. 2004. Cakrawala Sejarah: Sejarah untuk SMA Kelas 3


IPS. Bandung: PT. Sinerji Pustaka Indonesia.

Djoened, Mawarti, 1976. Sejarah Nasional Indonesia Jilid V, Jakarta :


Balai Pustaka
Gonggong, Anhar, 1993. Sejarah Indonesia III. Jakarta: Depdikbud

Internet :
- Wikipedia.com
- Finnme6.blogdetik.com
- Suwandi-sejarah.blogspot.com
- Jagoips.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai