Anda di halaman 1dari 19

TUMBUH KEMBANG DAN PROMOSI KESEHATAN

PADA ANAK USIA INFANT

ANGGOTA KELOMPOK 2 :
ANDRE FIRDAUS (22090270015)
ERNI APRIANI (22090279916)
IQBAL MAULANA PUTRA (22090270029)
JULISA HARDINAH SUGITO (22090270018)
LISTRIANA INTAN KURNIAWATI (22090270036)
NADIA PARAMITA (22090270031)
RIMALA REKA SINTA (22090270017)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
SEMESTER GANJIL 2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok ini. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini yang tentunya jauh dari kesempurnaan. Karena itu
kelompok kami selalu membuka diri untuk setiap saran dan kritik yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan karya kami selanjutnya.

Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagi pihak. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu,baik secara langsung ataupun
tidak langsung.

Akhirnya semoga sumbangan amal bakti semua pihak tersebut mendapat balasan yang
setimpal dari- Nya. Dan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kelompok kami
khususnya dan masyarakat pecinta ilmu pengetahuan pada umumnya.

Jakarta , 30 September 2022

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii

BAB I PENDAHULUAN1

A. Latar Belakang ...............................................................................................................

B. Rumusan Masalah3

C. Tujuan3

BAB II PEMBAHASAN3

A. Tumbuh kembang4

1. Pertumbuhan4
2. Perkembangan4
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang4

B. Promosi Kesehatan pada Bayi Infant 4

1. Periode Neonatus5
2. Bayi Akhir6
3. Pengertian Promosi Kesehatan7
4. Tujuan Promosi Kesehatan7
5. Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan7
6. Media Promosi Kesehatan8
7. Promosi Kesehatan pada Bayi8
8. Kegiatan Promosi Kesehatan Pada bayi8

BAB III PENUTUP9

C. Simpulan9

DAFTAR PUSTAKA10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap orang tua selalu menginginkan agar anak mereka menjadi lebih cerdas,
gembira, dan pandai menyesuaikan emosi dan fisiknya, sayangnya tak semua orang tahu
bagaimana caranya memberikan pengetahuan sejak dini kepada anak-anaknya.
Kebanyakan orang tua memiliki mitos bayi hanya makan, tidur, dan mengompol, tidak
dapat melihat dengan baik, tidak dapat mendengar sama sekali dan pada dasarnya tidak
tahu apa yang terjadi disekitarnya sebelum umur 3 bulan.

Infant adalah sinonim yang lebih khusus untuk “bayi” yaitu periode dari usia 1
bulan hingga kurang lebih usia2 tahun (Ruffin, 2009). Pada usia ini merupakan periode
keemasan (golden period) untuk optimalisasi tumbuh kembang dan merupakan masa
tepat untuk mempersiapkan seorang anak menjadi dewasa yang berkualitas dikemudian
hari.

Bayi (infant) adalah individu dengan umur 0 sampai 11 bulan dibagi menjadi
masa neonatal dini dan masa neonatal lanjut, post neonatal yaitu masa bayi yang dimulai
pada umur 29 hari sampai 11 bulan. Bayi merupakan masa yang rentan dalam
perkembangan, anak terdapat masa kritis diperlukan rangsangan dan stimulasi yang
berguna agar potensi yang dimiliki dapat berkembang secara maksimal. Faktor yang
berhubungan dengan tumbuh kembang anak adalah nutrisi yang tercukupi dan
lingkungan keluarga yang mendukung. Tumbuh kembang pada bayi tidak terlepas dari
konsep pertumbuhan dan perkembangan seperti seperti kemampuan, ketrampilan, dan
fungsi tubuh yang kompleks dalam kemampuan motorik kasar, motorik halus, bicara dan
bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian yang dimiliki individu untuk beradaptasi
dengan lingkungan (Adriana, 2013).

Pada periode ini sering terjadi masalah perkembangan termasuk perkembangan


motorik kasar. Masalah perkembangan motorik kasar pada infant dapat dideteksi sejak
dini, dengan merujuk pada red flags. Gangguan motorik kasar pada infant, diantaranya
bayi belum dapat berguling umur lima bulan, belum ddapat mengontrol kepala usia 6-7
bulan, belum dapat duduk tegak di lantai 5-10 menit pada usia 10-12 bulan, dan belum
dapat merngkak dan ditarik ke posisi berdiri pada umur 12-13 bulan (Fazriyati, 2013).
Masalah tumbuh kembang akan lebih banyak ditemukan pada bayi-bayi yang memiliki
resiko tinggi saat persalinan kurang bulan atau prematur, perdarahan intraventrikular dan
lain-lain.

Di indonesia, faktor lingkungan dapat menyebabkan tumbuh kembang anak yang


umumnya dilatarbelakangi oleh kemiskinan dan ketidaktahuan masyarakat tentang proses
tumbuh kembang. Sebuah hasil penelitian menunjukan bahwa keterlambatan
perkembangan motorik kasar balita merupakan masalah kesehatan dengan angka kejadian
29,3% di pedesaan dan 18,7& diperkotaan.

Balita di pedesaan lebih banyak yang mengalami keterlambatan perkembangan


dibandingkan balita di perkotaan (Fadlyana, Alisjahbana, Nelwan, Noor, & Sofiatin,
2003). Diperkotaan penghasilan kelurga merupakan faktor yang dianggap mewakili
keadaan sosio ekonimi keluarga dan merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi perkembangan seorang anak.

Promosi kesehatan adalah bagian dari ilmu kesehatan, yang mempunyai dua sisi,
yakni sisi ilmu dan seni. Dari sisi seni, aplikasi promosi kesehatan merupakan penunjang
bagi program-program kesehatan lain. Artinya, setiap program kesehatan, misalnya
kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan, dan sebagainya, perlu ditunjang
atau dibantu oleh promosi kesehatan, (di indonesia sering disebut penyuluhan kesehatan).
Hal ini disebabkan karena masing-masing program tersebut mempunyai aspek perilaku
masyarakat yang perlu dikondisikan dengan promosi kesehatan (Notoatmodjo, 2007).

Jadi dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran
masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan tentang kesehatan saja, tetapi
juga disertai upaya-upaya memfasilitasi perubahan perilaku (Notoatmojo, 2007).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah “Bagaimana Tumbuh Kembang anak dan promosi kesehatan mana yang
tepat untuk anak usia infant”.

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu mendeskripsikan mengenai Tumbuh Kembang anak dan promosi
kesehatan pada anak usia infant.

2. Tujuan khusus
a. Mampu mendeskripsikan pengertian dan faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang.
b. Mampu mendeskripsikan Pengertian, Tujuan, Prinsip dan media apa saja yang
digunakan untuk melakukan promosi kesehatan
c. Mampu mendeskripsikan promosi kesehatan pada anak usia infant
d. Mampu menjelaskan kegiatan apa saja yang dilakukan dalam promosi kesehatan
pada anak usia infant

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TUMBUH KEMBANG
1. Pertumbuhan
Pertumbuhan (growth) adalah berkaitan dengan masalah perubahan besar jumlah,
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun idividu, yang bisa diukur dengan berat
(gram, pound, kilogram). Ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh)
2. Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi
tubuh yang komplek dalam pola teratur dan dapat diramalkan, sebagai pematangan.
Proses tersebut menyangkut adanya proses diferensiasi dan sel-sel tubuh, jaringan,
organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-
masing dapat memenuhi fungsinya. Hal tersebut termasuk juga perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Sedangkan
untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensial
biologisnya.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
a. Faktor Genetik
Faktor genetik ini merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuh kembang. Potensi genetiik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi
dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil yangg optimal. Adapun
yang termasuk dalam faktor genetik di antaranya adalah faktor bawaan yang
normal atau patologik, jenis kelamin, suku bangsa.
b. Gizi dan Penyakit
1) Pertumbuhan bisa dapat terganggu bila jumlah salah satu jenis zat yang
mencapai tumbuh berkurang. Misalnya: gangguan pertumbuhan terlihat pada
kwashiorkor dan infeksi cacing bulat.
2) Pertumbuhan yang baik juga bergantung pada kesehatan organ-organ tubuh.
Misalnya: penyakit hati, jantung, ginjal, paru-paru yang berat dapat
menghambat pertumbuhan normal.
c. Faktor Lingkungan
1) Faktor Pre Natal
Gizi pada waktu hamil mekanis, toksi, endokrin, radiasi, infeksi, stress,
imunisasi, anoksia embrio.
 Gizi ibu pada waktu hamil mekanis

Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu
sedang hamil, lebih sering menghasilkann bayi BBLR (berat badan lahir
rendah) atau lahir mati dan jarang menyebabkan hambatan pertumbuhan
otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena
infeksi, abortus, dan sebagainya.

 Toksi
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat
teratogen. Misalnya obat-obatn seperti thalidomide, phenitoin, methaion,
obat-obat anti kanker, dan lain sebagainya dapat menyebabkan kelainan
bawaan. Demikian pula dengan ibu hamil yang perokok berat/peminuum
alkohol kronis sering melahirkan bayi berat badan lahir renddah, lahir
mati, cacat, atau retardasi mental

 Endokrin

Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah


somatotropin, hormon plassenta, hormon tiroid, insulin dan peptida-
peptidda lain dengan aktivitas mirip insulin.

 Radiasi

Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat


menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat
bawaan lainnya.

 Infeksi

Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH


(Toksoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex). Sedangkan
infeksi lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah
varisela, Coxsackle, Echovirus, malaria, HIV, polio, campak, listeriosis,
leptospira, mikroplasma, virus influenza, dan hepatitis.

 Stress
 Imunisasi
 Anoksi Embrio

Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali


pusat, menyebabkan berat badan lahir rendah.

2) Faktor Post Natal


 Faktor Lingkungan Biologis
Ras, jenis kelamin, umur, gizi, kepekaan terhadap penyakit (perawatan
kesehatan penyakit kronis dan hormon)

 Faktor Lingkungan Fisik


Cuaca, musim, sanitasi dan keadaan rumah
 Faktor Lingkungan Sosial
Stimulasi, motivasi belajar stress, kelompok sebaya, ganjaran, atau
hukuman yang wajar, cinta dan kasih sayang.
 Lingkungan Keluarga dan adat istiadat yang lain

Pekerjaan, pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, stabilitas rumah


tangga, kepribadian ayah/ibu, agama, adat istiadat dan norma-norma.

d. Faktor Perilaku
Keadaan perilaku akan mempengaruhi pola tumbuh kembang anak. Perilak yang
sudah tertanam pada masasa anak akan terbawa dalam masa kehidupan
selanjutnya. Belajar sebagai aspek utama aktualisasi, merupakan proses
pendidikan yang dapat mengubah dan membentuk perilaku anak. Dorongan kuat
untuk perubahan perilaku dapat diartikan positif atau negatif, bergantung kepada
apakah sifat dorongan tersebut merupakan pengalaman yang baik, menyenangkan,
menggembirakan, atau sebaliknya. Perubahan perilaku dan bentuk perilaku yang
terjadi akibat pengaruh berbagai faktor lingkungan akan mempunyai dampak luas
terhadap sosialisasi dan disiplin anak.
B. Promosi Kesehatan Pada bayi Infant
Menurut Piaget, seorang pakar bidang teori perkembangan kognitif mengatakan bahwa
pada anak usia infant, mereka memasuki fase yang dinamakan fase sensori-motor dimana
fase tersebut memiliki karakteristik berupa sifat yang egosentris dan sangat terpusat pada
diri sendiri. Oleh karena itu, kebutuhan fase ini bersifat fisik., fungsi ini menyebabkan si
anak cepat menguasainya dan dibekali dengan keterampilan tersebut melangkah ke fase
berikutnya. (Wahyuni, 2018)
Pada masa infant terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi
darah, serta mulainya berfungsi organ-organ. Hal yang paling penting agar bayi lahir
tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat adalah :
 Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, di sarana kesehatan yang
memadai.
 Untuk mengantisipasi risiko buruk pada bayi saat dilahirkan, jangan terlambat pergi
ke sarana kesehatan bila dirasakan sudah saatnya melahirkan.
 Saat melahirkan sebaiknya didampingi oleh keluarga yang dapat menenangkan
perasaaan ibu.
 Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan penuh suka cita dan penuh ras syukur.
Lingkungan yang seperti ini sangat membant jiwa ibu dan bayi yang dilahirkannya.
 Berikan ASI sesegera mungkin. Perhatikan refleks menghisap diperhatikan oleh
karena berhubungan dengan masalah pemberian ASI. (Kemenkes, 2016)
1. Perkembangan motorik halus
Kemajuan perkembangan motorik halus, khususnya ekstremitas atas, berlangsung ke arah
proksimodistal, di mulai dari bahu menuju ke arah distal sampai jari. Kemampuan
motorik halus dipengaruhi oleh matangnya fungsi motorik, dan koordinasi neuromuskular
yang baik, fungsi visual yang akurat, dan kemampuan intelek nonverbal.
Keterampilan motorik halus merupakan koordinasi halus pada otot-otot kecil yang
memainkan peran utama , suatu keterampilan menulis huruf “a” merupakan serangkaian
beratus-ratus koordinasi saraf otot. Pergerakan terampil adalah proses yang sangat
kompleks.
Variasi perkembangan motorik halus mencerminkan kemauan dan kesempatan individu
untuk belajar. Anak yang jarang menggunakan krayon, akan mengalami keterlambatan
pada perkembangan memegang pensil.
 Bayi baru lahir, garsp palmar reflex terjadi untuk mengepal ketika suatu obyek
menyentuh telapak tangan. Pperkembangan motorik halus pertama yang dengan
mudah dapat dikenali dan merupakan perkembangan sangat penting adalah
kemampuan mengepalkan tangan.
 Bayi umur 2 bulan, kepalan bayi mulai berkurang, jari-jari bisa terbuka secara
spontan. Bila pada umuur. 4 bulan (red flag) tangan masih mengepal, ini merupakan
indikasi bayi mengalami disfungsi neuromotorik.
 Bayi umur 3 bulan, bayi dapat menggapai permainan yang diigerakkan, dan dapat
menggapai kearah objek yang tiba-tiba dijauhkan dari pandangannya. Umur 3-4
bulan, jika sebuah objek diitempatkan di tangan, objek tersebut akan dipegang dengan
tiga jari daerah ulnar daan selanjutnya jari tangan yang lain akan ikut menggenggam.
Dengan hilangnya grasp palmar reflex, bayi dapat meluruskan jari mempertahankan
tangan dengan posisi terbuka pada umur 4 bulan, sehingga memudahkan
perkembangan selanjutnya. Bayi 3-4 bulan sudah dapat menempatkan tangannya
kebagian tengah tubuhnya. Memainkan. Jari-jemari, serta memasukkan tangan ke
mulutnya.
 Bayi umur 5 bulan, bayi bisa menggenggam sebuah objek dan membawanya ke arah
garis tengah tubuhnya. Sebuah objek didekatkan di telapak tangan, jari-jari fleksi
bersama-sama dan menggenggam objek. Pada umur 3-6 bulan, bayi mampu meraih
benda-benda yang berada dalam jangkauannya dan mampu memegang pensil.
 Bayi umur 6 bulan, bayi mampu memindahkan objek melewati garis tengah tubuhnya
dan mampu memindahkan objek dari tangan satu ke tangan yang lainnya, tanpa
disertai gerakan stimultann pada tangan yang lain. Bayi juga mampu memasukkan
balok-balok kedalam gelas tapi tidak bisa mengambil kembali. Bayi umur 6-7 bulan,
mampu menjepit dengan baik menggunakan jari telunjuk dan ibu jari.
 Bayi umur 8 bulan, bayi mampu mengambil kubus yang diberikan kepadanya,
selanjutnya memindahkan benda yang dipegangnya ke tangan yang lainnya. Pada
umur 6-9 bulan, bayi mampu memungut 2 bennda, masing-masing tangan.
Memegang satu benda pada saat yang bersamaan.
 Bayi umur 10-12 bulan, bayi mampu mengambil kubus dari dalam gelas. Bayi juga
mampu menggenggam erat pensil dan mengulurkan lengan/mencondongkan badan
untuk meraih mainan yang diinginkan. Pada umur 10 bulan, bayi mampu menjepit
benda-benda kecil, seperti manik-manik atu makanan kecil.
 Bayi umur 14 bulan, anak mampu menempatkan satu kubus di atas kubus yang lain.
Tingginya tumpukan kubus meningkat sesuai dengann tingkatan kontrol manipulatif,
tetapi bukan suatu peningkatan pada perkembangan keterampilan.
 Bayi umur 15 bulan, anak bisa mencoret-coret. Anak mampu menumpuk 2 kubus,
dan selanjutnya menumpuk 3 kubus pada umur 21 bulan.
 Bayi umur 18 bulan, anak mampu memasukkan 10 kubus kedalam gelas. Anak
pertama kali melempar bola.
 Bayi umur 24 bulan, anak dapat memegang pensil dan menirukan sebuah coretan.
Anak mampu menyusun 4 deretan kubus secara horizontal. Anak juga mampu
memungut 4 kubus dan memungut benda-benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
(menjimpit). Anak mencoba melipat kertas dan mampu melipat kertas menjadi
sebuah lipatan pada umur 2,5 tahun.
 Bayi umur 30 bulan, anak bisa menggambar coretan horizontal dan vertikal yang
spesifik
 Umur 3 tahun, anak mampu menumpuk 8 buah kubus, anak bsa membuat jembatan
dengan tiga kubus, anak mampu menggambar sebuah lingkaran dan mulai
menggambar gambar manusia.
 Umur 4 tahun, anak mampu membuat gambar sebuah persegi empat, anak mampu
membuat gerbang dengan 5 kubus.
 Umur 5 tahun, anak mampu membuat gambar sebuah segitiga dan mampu membuat
tangga dengan 6 kubus.
 Umur 7 tahun, anak mampu menggambar belah ketupat vertikal. Pada umur 9 tahun,
anak dapat menggambar silinder, dan pada umur 12 tahun anak dapat menggambar
kubus tiga dimensi.
a. Perkembangan Fisik
 Selama enam bulan pertaama, pertumbuhan terus terjadi dengan pesat,
kemudian mulai menurun, ddan dalam tahun kedua tingkat pertumbuhan cepat
menurun.
 Selama tahu pertama, peningkatan berat tubuh lebih besar daripada
peningkatan tinggi, sedangkan pada tahun kedua terjadi sebaliknya.
 Proporsi tubuh : pertumbuhan kepala berkurang sedagkan pertumbuhan badan
dan tungkai meningkat, sehingga bayi berangsur-angsur menjadi kurang berat
di atas, dan padda masa akhir bayi tampak lebih ramping dan tidak gempal
 Selama tahun kedua, ketika proporsi tubuh berubah, bayi mulai
memperlihatkan kecenderungan bangun tubuh yang khas, seperti ektomorfik,
mesomorfik, atau endomorfik.
b. Perkembangan Bahasa
Komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk bahasa, tertulis, lisan, isyarat
tangan, ungkapan musik, dan ssebagainya. Dalam komunikasi, orang harus
mampu mengerti apa yang disampaikan orang lain (fungsi reseptif) dan mampu
mengutarakan pikiran dan perasaannya kepada orang lain (fungssi ekspresif).
 Ada kesenjangan fungsi reseptif dan ekspresif. Kemampuan mengerti apa
yang disampaikan orang lain sudah mulai berkembang pada tahun pertama
masa bayi, sedangkan kemampuan mengutarakan pikiran/perasaann baru
berkembbang kemudian.
 Ekspresi muka pembicara, nada suara, dan isyarat-isyarat tangan membantu
bayi untuk mengerti apa yang dikatakan padanya. Pada usia 3 bulan, bayi
sudah mengerti ungkapan rasa marah, takut, dan senang
 Pada usia 6 bulan, sebagian besar bayi bisa babling.
 Pada usia 12-8 bulan, bayi sudah mengerti kata-kata, misalnya, ibu-bapak,
makanan-mainan, bagian badan-binatang.
 Pada usia 18 bulan, bayi memasuki tahapan dua kata, yaitu sudah mulai
mampu mengucpkan dua kata, tetapi masih terpotong, misalnya : mama pergi
-> mama ..gi, tahapan dua kata ini terdiri atas open class words (dalam contoh
di atas adalah kata mama)
2. Perkembangan Motorik Kasar
Merupakan keterampilan menggunakan otot-otot besar misalnya kontrol kepala ,
berguling , duduk dan berjalan . Keterampilan motorik kasar berkembang dalam arah
sefalokaudal atau dari kepala seekor. Bayi belajar mengangkat kepala sebelum belajar
berguling dan duduk . Saat lahir bayi memiliki kontrol kepala yang buruk . Mereka dapat
mengangkat kepala hanya sedikit dalam posisi tengkurap . Beberapa bulan selanjutnya
motorik bayi berkembang pertama bayi mencapai kontrol kepala kemudian berguling ,
duduk , merangkak menarik diri untuk berdiri , dan biasanya usia 1 tahun berjalan secara
mandiri

3. Perkembangan Psikoseksual
a. Fase Oral
Pada tahap oral ini bayi berinteraksi melalui mulut. Sehingga bayi menghisap atau
memasukkan apapun ke dalam mulutnya agar membuat dirinya puas atau senang.
b. Fase Anal
Pada tahap ini berfokus pada pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Anak
harus belajar untuk mengendalikan kebutuhannya itu dengan cara pelatihan toilet
(toilet training) dengan cara ini bayi dapat mengontrol atau mengendalikan
kebutuhannya dan untuk melaih kemandiriannya.
c. Fase Phalic
Pada tahap ini anak mulai bisa merasakan kenikmatan alat kelaminnya.
d. Fase Laten
Pada tahap ini tumbuh hasrat seksualnya yang meningkat sampai pada masa pubertas.
e. Fase Genetal
Pada tahap terakhir ini terjadi sejak pubertas dengan bentuk persenggama dengan
lawan jenis.
4. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial bayi pada awalnya di pengaruhi oleh refleksifnya,seperti
mengengam dan pada akhirnya bergantung terutama pada intraksi antara mereka dengan
pemberi asuhan utama. Menangis dan prilaku refleksif adalah metode untuk memenuhi
kebutuhan bayi dala priode leonatal dan senyum sosial merupakan langkah awal dalm
komunikasi sosial. Pada usia 4 bula bayi dapat tertawa keras.
Bermain adalah agen sosialisai utama dan memberikan stimulus yang di perlukan untuk
belajar dari dan berintraksi dengan lingkungan. Pada usia 6 bulan bayi memainkan
permainan seperti “ciluk-ba” ketika kepala di sembunyikan dalam handuk, mereka
memberitahukan keinginan mereka dengan mengangkat kedua lenganya agar di gendong,
dan ketika mainanya di ambil atau wajah mereka di basuh mereka memperlihatkan rasa
tidak senang.

5. Pengertian Promosi Kesehatan


Promosi kesehatan adalah proses atau upaya pemberdayaan masyarakat untuk dapat
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang
atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, maupun
memenuhi kebutuhan dan merubah atau mengendalikan lingkungan (Piagam Ottawwa,
1986. Dalam Fetty Rosyadia, 2015)
6. Tujuan Promosi Kesehatan
a. Tersosialisasinya program-program kesehatan
b. Terwujudnya masyarakat yang berbudaya hidup bersih dan sehat
c. Terwujudnya gerakan hidup sehat di masyarakat
d. Derajat kesehatan meningkatkan tujuan pembangunan kesehartan tercapai.
7. Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan
(WHO, 1984. Dalam Fetty Rosyadia, 2015)
a. Perubahan perilaku (behavior change)
b. Perubahan sosial (social change)
c. Pemberdayaan (empowerment)
d. Partisipasi Masyarakat (Community participation
e. Membangun kemitraan (Building partnership & alliance)
(Depkes RI, 2007. Dalam Fetty Rosyadia, 2015)
 Pemberdayaan masyarakat
 Pengembangan kemitraan
 Upaya advokasi
 Pembinaan suasana
 Pengembangan SDM
 Pengembangan Iptek
 Pengembangan media dan sarana
 Pengembangan infrastruktur
8. Media Promosi Kesehatan
a. Media cetak (buklet, leaflet, flyer, flip chart, rubric, poster, foto yang
mengungkapkan tentang informasi kesehatan)
b. Media elektronik (TV, radio, video, slide, film strip)
c. Media hiburan (dongeng, sodiodrama, kesenian,pameran)
9. Promosi Kesehatan Pada Bayi
a. Bayi beradaptasi dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin
b. Masa transisi > Pemantauan ketat. Bayi membutuhkan perawatan yang baik.
c. Pemberian informasi/promosi kesehatan kepada ibu harus dilakukan

10. Kegiatan Promosi Kesehatan Pada Bayi


a. Mengajarkan kepada orang tua cara menjaga bayi agar tetap hangat, bersih dan kering
b. Menganjurkan perwatan tali pusat dengan membungkus kasa steril dan kering agar
terhindar dari infeksi
c. Mengajarkan tentang perawatan bayi sehari-hari
d. Memberikan kolostrum pada bayi baru lahir sampai 7 hari
e. Memberikan ASI saja tanpa tambahan makanan apapun hingga usia 6 bulan. Setelah
6 bulan berikan makanan pendamping ASI
f. Memberikan Imunisasi kepada bayi baru lahir
g. Memeriksa dan menimbang bayi secara teratur di posyandu
h. Mengajarkan ibu tentang cara menstimulasi perkembangan bayinya sesuai dengan
tahap usianya.
i. Mengawasi masalah kesulitan pada bayi terhadap trauma, penyakit atau infeksi segera
mengukur suhu jika tampak sakit.
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Pertumbuhan (growth) adalah berkaitan dengan masalah perubahan besar jumlah,
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun idividu, yang bisa diukur dengan berat
(gram, pound, kilogram). Ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan
metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh)
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh
yang komplek dalam pola teratur dan dapat diramalkan, sebagai pematangan. Proses
tersebut menyangkut adanya proses diferensiasi dan sel-sel tubuh, jaringan, organ-organ
dan sistem yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya.
Promosi kesehatan adalah proses atau upaya pemberdayaan masyarakat untuk
dapat dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau
kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, maupun memenuhi
kebutuhan dan merubah atau mengendalikan lingkungan.
Upaya promosi kesehatan merupakan tanggung Jawab kita bersama, bukan hanya
sektor kesehatan semata, melainkan semua masyarakat. Promosi kesehatan perlu
didukung oleh semua pihak yang berkepentingan.
Beberapa peran perawat dalam promosi kesehatan pada bayi: mengajarkan kepada
orang tua cara merawat bayi agar tetap bersih, dan kering, mengajarkan perawatan tali
pusat, mengajarkan tentang cara merawat bayi sehari-hari, menganjurkan kepada orang
tua agar memberikan kolostrum pada bayi baru lahir sampai 7 hari, Memberi ASI tanpa
tambahan makanan apapun hingga usia 6 bulan, menganjurkan orang tua untuk memberi
makanan pendamping ASI setelah usia 6 bulan, memberikan imunisasi lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

Maredante. Karen J. ( ). Ilmu Kesehatan Anak EsensialI.

Ratnaningsih, Tri, Dkk. (2017). Buku Ajar (Teori dan Konsep) Tumbuh Kembang Dan Stimulasi
Bayi, Toddler, Pra Sekolah,, Usia Sekolah, Dan Remaja. Sidoarjo. Indomedia Pustaka.

Rosyadia, Fetty. (2015). Modul praktikum promosi kesehatan. Ponogoro. Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Ponogoro.

Wahyuni, Candra. 2018. Panduan Lengkap Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5 Tahun. Jawa
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai