Anda di halaman 1dari 35

KEMENTERIAN KESEHATAN

DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN


RS JIWA Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG
Jl. A. Yani Lawang – 65208 Telp. (0341) 426015, 429067, Fax. (0341) 423785
website : www.rsjlawang.com email : rsjlawangmalang@yahoo.co.id

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG


NOMOR:
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN RADIOLOGI
DIREKTUR UTAMA RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan Radiologi di RSJ Dr.
Radjiman Wediodiningrat Lawang, diperlukan suatu proses pelayanan yang
profesional;
b. bahwa untuk melancarkan tugas dan pelayanan di Radiologi RSJ Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang, dipandang perlu untuk membuat Pedoman Pelayanan
Instalasi Radiologi;
c. bahwa upaya Rumah Sakit untuk melakukan poin ‘a’ perlu diatur dalam
Pedoman Pelayanan Radiologi di Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Utama.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran;
2. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
3. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan 
Kesehatan terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 780/Menkes/Per/VIII/2008 Tahun 2008
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi;
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 72 Tahun 2020 tentang Struktur Organisasi
Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT


LAWANG TENTANG PEDOMAN PELAYANAN RADIOLOGI.
Kesatu : Pedoman dalam lampiran ini dipergunakan dalam penyelenggaraan
pelayanan radiologi di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.
Kedua : Pedoman ini harus dibahas sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) tahun sekali
dan apabila diperlukan, dapat dilakukan perubahan sesuai perkembangan
yang ada.
Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan diadakan
perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan Di : Lawang
Pada Tanggal : 03 Oktober 2022
DIREKTUR UTAMA

YUNIAR
NIP. 196808171996032005

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 1


DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG.............................................................................................4

B. TUJUAN PEDOMAN.............................................................................................5

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN.......................................................................5

D. BATASAN OPERASIONAL.................................................................................5

E. LANDASAN HUKUM...........................................................................................6

BAB II. STANDAR KETENAGAAN..................................................................................7

2.1 URAIAN TUGAS...................................................................................................7

2.6 KEBUTUHAN DAN DISTRIBUSI TENAGA RADIOLOGI.............................11

2.6.4 PENGATURAN JAGA.........................................................................................13

BAB III. STANDAR FASILITAS DAN PERALATAN....................................................15

BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN......................................................................18

4.1 PENDAFTARAN PASIEN...................................................................................18

4.2 PELAYANAN PASIEN .......................................................................................19

4.5 PELAKSANAAN PEMERIKSAAN....................................................................20

4.5.2 TATA LAKSANA PENGISIAN INFORM CONSENT...................................... 23

4.6 PENGOLAHAN FILM.........................................................................................26

4.7 PEMBERIAN EXPERTISE................................................................................. 26

4.7 PELAPORAN HASIL KRITIS............................................................................. 26

4.8 PENYERAHAN HASIL ......................................................................................27

4.9 KERANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEMERIKSAAN............................27

BAB V LOGISTIK.............................................................................................................28

BAB VI KESELAMATAN PASIEN..................................................................................29

A. TATA LAKSANA SASARAN KESELAMATAN PASIEN ..............................29

BAB VII KESELAMATAN KERJA...................................................................................33

A. PENGERTIAN......................................................................................................33

B. TUJUAN................................................................................................................33

C KLASIFIKASI KECELAKAAN KERJA.............................................................34

D PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DAN TERPAPAR RADIASI...........34

E. PENGENDALIAN B3..........................................................................................34

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 2


F UPAYA PENCEGAHAN ....................................................................................35

BAB VIII MANAJEMEN KEAMANAN RADIASI.........................................................37

A PERALATAN PROTEKSI RADIASI .................................................................37

B PROSEDUR UMUM PROTEKSI RADIASI .......................................................37

BAB IX PENGENDALIAN MUTU....................................................................................39

BAB X PENUTUP...............................................................................................................41

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 3


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan Instalasi Radiologi merupakan pelayanan penunjang diagnostik yang perlu


menjaga dan meningkatkan mutu pelayanannya dibidang Radiologi. Pelayanan Radiologi
merupakan pelayanan kesehatan menggunakan sinar peng-ion ataupun bahan radioaktif
yang mempunyai dua sisi yang saling berlawanan, disatu sisi bahwa Radiologi sangat
berguna bagi penegakan diagnosa dan terapi penyakit dan di sisi lainnya akan sangat
berbahaya bila penggunaannya tidak tepat dan tidak terkontrol, terlebih lagi bila di lakukan
oleh tenaga yang tidak kompeten atau bukan radiografer yang ahli dibidangnya.

Instalasi Radiologi merupakan salah satu bagian pelayanan rumah sakit yang terintegrasi
dengan pelayanan dari unit lainnya, oleh sebab itu pelayanan Radiologi tidak hanya terfokus
pada tujuan pelayanan Radiologi dalam memanfaatkan radiasi tetapi juga tetap
mempertimbangkan dan memperhatikan pada tujuan sistem keselamatan pasien. Selama
ini Instalasi Radiologi dalam melaksanakan pelayanan kesehatan melalui pemanfaatan
radiasi pengion dan non pengion sangat terarah pada keselamatan terhadap radiasi karena
diketahui pemakaian radiasi pengion mengandung risiko bila digunakan tanpa mengikuti
dan taat pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Kini saatnya semua individu yang terkait dalam pelayanan Radiologi mulai memikirkan,
membuat, menerapkan dan melaksanakan sistem keselamatan pasien, sehingga pelayanan
Radiologi (Radiodiagnostik) tidak hanya mampu memberikan layanan dan hasil layanan
yang bermutu tinggi tetapi juga memberikan kepastian terwujudnya keselamatan pasien
(pasien safety).

Pelayanan Radiologi di Rumah Sakit Jiwa Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang membuka


layanan 24 jam, 7 (tujuh) hari seminggu, sesuai dengan kebutuhan pasien.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Instalasi Radiologi perlu dibuat standar pelayanan
yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan yang
diberikan kepada pasien radiologi Rumah Sakit Jiwa Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang.

B. Tujuan Pedoman

1. Memberikan standar pelayanan Radiologi baku bagi seluruh staf di lingkungan Instalasi
Radiologi dalam memberikan pelayanan yang bermutu dan menjamin keselamatan
pasien,
2. Menjamin kontinuitas pelayanan pasien Radiologi dalam mendapatkan kesembuhan,
baik yang membutuhkan pelayanan rawat inap, tindakan bedah, maupun rujukan ke
tempat lain.
3. Sebagai acuan bagi fasilitas pelayanan kesehatan dalam melaksanakan pelayanan
Radiologi secara sistematik dan terarah.

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 4


C. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pelayanan unit Radiologi diagnostik dan Imaging meliputi :

1. Pelayanan Radiodiagnostik.

Yaitu pelayanan penunjang diagnostik yang diberikan kepada pasien untuk


mengetahui kondisi/ keadaan/struktur tubuh pasien dengan menggunakan sinar-x
guna menegakkan diagnosa medis.

Pelayanan radiologi diagnostik, meliputi

a. Pelayanan Radiologi diagnostik di unit Radiologi :


 X-ray konvensional, panoramic, CT-Scan
b. Pelayanan Radiologi diagnostik di Klinik Nyeri :
 C-Arm
2. Pelayanan Radiologi Imaging

Yaitu pelayanan kepada pasien yang mengutamakan pencitraan gambar (imaging)


yang dihasikan dari alat Ultrasonography (USG) dengan menggunakan frekwensi /
panjang gelombang untuk menembus tubuh (obyek/organ) pasien.
Pelayanan radiologi imaging, meliputi :
a. Pelayanan Radiologi imaging di unit Radiologi :
 USG (Ultrasonography)
b. Pelayanan Radiologi Imaging di unit rawat jalan klinik nyeri :
 USG portable (Ultrasonography)

D. Batasan Operasional

1. Tindakan Radiologi Umum


Suatu tindakan Radiologi normal/umum yang dilakukan pada pasien yang tidak dalam
kondisi emergency dan CITO, dengan keluaran hasil expertise sesuai dengan waktu
yang ditetapkan.
2. Tindakan Radiologi CITO
Tindakan Radiologi yang dilakukan pada kasus - kasus pasien yang perlu meminta
expertise Dokter Spesialis Radiologi untuk membantu menegakkan diagnosa, sebelum
dilakukannya tindakan operasi / bedah atau penanganan lanjutan yang akan dilakukan
pada diri pasien.

E. Landasan Hukum
1. Undang – Undang Pokok Kesehatan No.23 Tahun 1992.
2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran
3. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1997 tentang  Tenaga Kesehatan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan  Kesehatan
terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion
6. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion
dan Keamanan Sumber Radioaktif
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 780/Menkes/Per/VIII/2008 tanggal 19
Agustus 2008 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi.

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 5


8. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 410/Menkes/SK/III/2010 tanggal 25
Maret 2010 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan Radiologi
Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.

B A B II
STANDAR KETENAGAAN

Pelayanan radiologi yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh Sumber Daya Manusia yang ada
di dalamnya.Maka dari itu Instalasi Radiologi RSJ Dr.Radjiman Wediodiningrat menentukan
persyaratan kualifikasi tenaga sebagai berikut :

2.1. Kepala Instalasi Radiologi


Nama Jabatan : Kepala Instalasi Radiologi
Unit Kerja : Penunjang Medis

Uraian Tugas Kepala Instalasi Radiologi :

1. Menyusun rencana kerja Instalasi Radiologi sesuai dengan Rencana Strategi


(Renstra) dan Rencana Bisnis Anggaran
2. Menyusun tata cara kerja di lingkungan Instalasi Radiologi, yang meliputi cara
pelaksanaan tugas, pendistribusian tugas serta bimbingan pelaksanaannya.
3. Menyiapkan data usulan Program dan Anggaran Instalasi Radiologi.
4. Menyiapkan data usulan Kebutuhan tenaga pada Instalasi Radiologi.
5. Menyiapkan data kebutuhan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan Instalasi Radiologi.
6. Menyusun Standar Prosedur Operasional di Instalasi Radiologi.
7. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pelayanan Instalasi Radiologi
8. Melaksanakan pemantauan dan pengawasan kegiatan Radiologi. Melaksanakan
pemantauan dan pengawasan pemeliharaan sarana prasarana serta fasilitas
pelayanan pemeriksaan radiologi.
9. Melaksanakan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan di Instalasi Radiologi
dengan cara mengkoordinasikan dan membimbing agar pelaksanaannya berjalan
lancar dan tepat waktu.
10. Menyusun laporan Kegiatan Berkala di Instalasi Radiologi
11. Mengevaluasi kegiatan staf dengan cara menilai hasil pelaksanaan tugas serta
menilai prestasi kerja Pegawai di Instalasi Radiologi dan menuangkannya ke dalam
Bahan Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan ( Bahan Penilaian SKP )
12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan dalam rangka kelancaran
pelaksanaan tugas Instalasi Radiologi.

Syarat Jabatan :
1. Dokter spesialis radiologi
2. Mempunyai SIP berlaku

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 6


1.

2.2. Kepala Ruang Radiologi


Nama Jabatan : Kepala Ruang Radiologi
Unit Kerja : Ruang Radiologi

Uraian Tugas :
1. Mengelola pelaksanaan pelayanan radiologi.
2. Membantu kepala Urusan Radiologi dalam membuat SPO, Program kerja dan
Petunjuk teknis pelayanan.
3. Memberikan petunjuk dan membagi tugas kepada semua staf dan mengatur shif
dinas.
4. Mengatur cuti dan libur semua karyawan demi kelancaran pelayanan radiologi.
5. Mengatur penggunaan kebutuhan barang cetakan dan ATK untuk pelayanan.
6. Mengatur penggunaan peralatan untuk pelayanan.
7. Melaporkan semua kejadian kejadian kepada Kepala Urusan Radiologi
8. Memberikan contoh berperilaku yang baik bagi staf yang lain.
9. Melaporkan pelanggaran disiplin kepada Kepala Urusan Radiologi

Syarat Jabatan :
1. Minimal D3 Radiologi.
2. Mempunyai Surat Ijin Bekerja.
3. Pengalaman minimal 1 tahun bekerja di radiologi.

2.4. Penanggung Jawab pemeriksaan ( Roentgen, CT Scan dan USG )


Nama Jabatan : Penanggung Jawab pemeriksaan
Unit Kerja : Instalasi Radiologi

Uraian Tugas :
1. Melakukan pengawasan terhadap kebersihan peralatan dan ruangan radiologi.
2. Melaporkan kepada koordinator Pelayanan bila ada kerusakan peralatan.
3. Menjamin ketersediaan alat dan obat-obat emergency.
4. Menjaga keutuhan peralatan radiologi.
5. Mengkoordinasikan dan mengatur jadwal kalibrasi peralatan radiologi.
6. Mengatur jadwal bila ada pemeriksaan-pemeriksaan khusus radiologi.
7. Melaksanakan tugas lain dari atasan.

Uraian Tugas :
1. Menjaga kebersihan alat-alat radiologi.
2. Mengontrol keadaan alat penunjang radiologi (apron, marker dll).
3. Mengontrol fungsi kerja peralatan radiologi.
4. Menjaga kebersihan dan kerapian ruangan radiologi.
5. Mengkoordinir pelaksanaan kalibrasi alat radiologi.
6. Mengatur jadwal khusus (check-up dll).
Tanggung Jawab :

1. Terlaksananya pemeriksaan radiologi yang lancar, aman dan tertib,


2. Terlaksananya aktifitas kebersihan alat-alat radiologi.
Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 7
3. Terjaganya kerapian dan kebersihan ruangan pemeriksaan.
4. Terjaganya kualitas alat radiologi.
5. Penyiapan alat yang akan digunakan untuk pelayanan.

Wewenang :
1. Mengatur jadwal pemeriksaan radiologi.
2. Membagi tugas untuk penyiapan dan pembersihan peralatan radiologi.
3. Meminta stok barang logistik terutama bahan habis pakai untuk pemeriksaan
radiologi.
4. Mengatur tata letak barang dan alat diruang pemeriksaan.

Syarat Jabatan :
4. Minimal D3 Radiologi.
5. Mempunyai Surat Ijin Bekerja.
6. Pengalaman minimal 1 tahun bekerja di radiologi.
2.5. Penanggung Jawab Proteksi Radiasi
Nama Jabatan : Penanggung Jawab Proteksi Radiasi
Unit Kerja : Instalasi Radiologi

Ikhtisar Jabatan :
1. Menyusun jadwal kalibrasi peralatan radiologi.
2. Menyusun langkah-langkah keselamatan radiologi.
3. Membuat laporan kejadian yang berhubungan dengan radiasi.
4. Mengawasi perilaku semua staf radiologi yang berhubungan dengan radiasi.
5. Memotivasi dan menyarankan agar semua petugas mematuhi peraturan
keselamatan radiasi.
6. Mengirimkan TLD tiap 3 bulan sekali ke BPFK untuk dilakukan monitoring hasil
paparan radiasi yang diterima.

Uraian Tugas :
1. Mendokumentasikan hasil check up kesehatan petugas.
2. Mengirimkan dan mendokumentasi TLD hasil monitoring paparan radiasi semua
petugas.
3. Memotivasi dan menyarankan agar semua petugas mematuhi peraturan
keselamatan radiasi.

Tanggung Jawab :

1. Terwujudnya ruang dan sarana radiologi yang memenuhi standar keselamatan


radiasi.
2. Terwujudnya alat radiologi yang terkalibrasi secara rutin minimal tiap tahun.
3. Terlaksananya medical check up bagi semua petugas radiologi.
4. Mengirim dan mengevaluasi paparan radiasi.

Wewenang :

1. Mengatur jadwal kalibrasi alat.


2. Mengatur jadwal medical check up petugas radiasi.
3. Mengawasi dan menanyakan perilaku semua petugas radiasi.

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 8


Syarat Jabatan :

1. Minimal D3 radiologi.
2. Mempunyai Surat Ijin Bekerja.
3. Minimal bekerja di radiologi 1 tahun.

2.6 Kebutuhan dan Distribusi Tenaga Radiologi


1. Kebutuhan tenaga berdasar perhitungan beban kerja riil di lapangan
a. DATA
a.1 Jumlah jam kerja 7 jam = 420 menit
Persiapan alat dll = 60 menit
Waktu efektif = 360 menit
a.2 Kebutuhan waktu untuk pembuatan foto rontgen
Pembuatan satu foto panoramic = 15 menit
Pembuatan satu foto general = 20 menit
Pembuatan satu foto CT scan = 45 menit
Pembuatan satu foto C-Arm = 30 menit
Rata-rata satu foto rontgen dibutuhkan waktu = 27,5 menit
a.3 Rata-rata pasien
Rontgen foto panoramic / hari = 1 kegiatan
Rontgen foto general / hari = 10 kegiatan
Rontgen foto CT Scan / hari = 1 kegiatan
Rontgen foto C-Arm / hari = 1 kegiatan
Sehingga rata-rata pasien / hari = 13 kegiatan

b. KEBUTUHAN UNTUK PEMERIKSAAN


b.1 Waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan adalah:
Jumlah kegiatan x waktu yang dibutuhkan = 13 x 27,5 = 357,5 menit
b.2 Tenaga yang dibutuhkan untuk pemeriksaan adalah:
Waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan / jam kerja efektif
= 357,5 / 360 = 0,99 ( dibulatkan 1 orang )

Kunjungan pasien radiologi 90% adalah datang saat shif pagi, sehingga
perhitungan diatas adalah untuk kebutuhan tenaga shif pagi. Sehingga untuk shif
siang dan malam dibutuhkan tenaga 2 orang. Masih ada kebutuhan tenaga lagi
yaitu untuk pemenuhan persyaratan alat canggih dibutuhkan tenaga fisika medis,
mengikuti rapat, asisten Ultrasonografi , dan ekspertise USG serta administrasi
radiologi sejumlah 4 orang.
Kemudian untuk memenuhi waktu kerja maka dibutuhkan 1 lagi tenaga guna
menggantikan yang turun jaga/izin/cuti/sakit. Maka secara keseluruhan adalah :
1. Tenaga radiografer shif pagi = 3 orang
2. Tenaga fisika medis = 1 orang
3. Tenaga administrasi = 1 orang
4. Tenaga radiografer shif siang = 2 orang
5. Tenaga radiografer shif malam= 1 orang
6. Tenaga radiografer turun jaga = 1 orang
JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA = 8 orang

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 9


Jumlah tenaga saat ini = 7 orang, untuk menutup kekurangan tenaga adalah 1
orang

2. Sedangkan bila dihitung berdasarkan peraturan dari Kemenkes RI adalah bahwa


setiap alat sinar-x harus memiliki 2 orang tenaga. Di Ruang Radiologi
RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang, alat yang dimiliki 5 unit. Sehingga
kebutuhan tenaga 2 x 5 = 10 tenaga.

3. Berdasarkan perhitungan di nomor 1, setiap dokter bisa melayani pasien 25 orang/hari.


Untuk pengganti kebutuhan tenaga dokter spesialis radiologi yang sedang
menjalankan cuti 1 orang

Sehingga berdasar perhitungan di atas, kekurangan kebutuhan tenaga adalah :


a. Tenaga dokter Spesialis Radiologi 1 orang
Tabel 1. Pola ketenagaan Radiologi
Pendidikan Pola Ketenagaan SDM Yang ada saat ini Keterangan
Sp.Rad Dinas Pagi = 7 orang Dinas Pagi = 3 org Kurang
Terdiri dari : Terdiri dari :
Sp.Rad/Ka.In.Rad = 2 org Sp.Rad/Ka.Ur = 1 org
Radiografer/Ka.Ru = 1 org Radiografer/Ka.Ru = 1 org
Radiografer = 2 org Fisika medis = 1 org
Fisika Medis = 1 org Radiografer = 2 org
Administrasi = 1 org Administrasi = 1 org
Dinas Sore = 2 org Dinas Sore = 2 org
Dinas Malam = 1 org Dinas Malam = 1 org
Libur = 1 org Libur = 1 org
( kecuali hari sabtu dan
minggu setiap shif 1
radiografer

Dari tenaga yang ada di Ruang Radiologi, didistribusikan sebagai berikut :


Tabel 2. Pola Distribusi Tenaga Radiologi
No Nama Pendidikan Distribusi

1 Dr Saiful Anam,Sp Rad Sp.Rad Ka.Instalasi Radiologi

2 Ika Setyorini,Amd.Rad D-III Radiologi Ka.Ruang+Pelaksana


pemeriksaan

3 S l a m e t,Amd.Rad D-III Radiologi Pelaksana pemeriksaan

4 Nurul Hidayati,Amd.Rad ATRO Pelaksana pemeriksaan

5 Dedik Maypurwanto,Amd.Rad D-III Radiologi Pelaksana pemeriksaan

6 Soertikanti Ernawati,Amd.Rad D-III Radiologi Pelaksana pemeriksaan

7 Hindar Riswantoko S1 Administrasi

8 Nenda Andintya,S.Si S1 Fisika Medis

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 10


Tabel.3 Pola Jam Kerja Shift Tenaga Radiologi

JADWAL DINAS JAM DINAS

PAGI 07.00 – 13.30 WIB

SIANG 13.30 – 20.30 WIB

MALAM 20.30 – 07.00 WIB

4. Pengaturan Jaga

1. Pengaturan Dinas Administrasi


a. Pengaturan dinas administrasi dibuat oleh Ka Ruang Radiologi dan disetujui
oleh Kepala Instalasi Radiologi.
b. Staf Administrasi dalam pelaksanaan kerjanya dilakukan pada dinas pagi
sebagai tenaga administrasi dibidang Radiologi.
c. Bila dalam keadaan cuti, sakit, ijin maka tugas kesehariannya dapat di kerjakan
oleh radiografer yang bertugas pada dinas pagi tersebut.
d. Izin sakit atau tidak masuk untuk kepentingan mendadak, sedapat mungkin
disampaikan 1 (satu) hari sebelumnya dengan pemberitahuan lisan, dan pada
kesempatan pertama membawa surat izin yang sah kepada Kepala Ruang
Radiologi.

2. Pengaturan Jaga Radiografer


a Pengaturan dinas radiografer dibuat oleh Ka Ruang Radiologi dan disetujui oleh
Kepala Instalasi Radiologi
b Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu 1 (satu) bulan ke depan. Pembuatan
jadwal dinas dilakukan 1 (satu) minggu sebelum pelaksanaan dinas pada bulan
berikutnya berjalan.
c Jadwal dinas diatur oleh Ka Ruang Radiologi terbagi dalam 3 shift, shift Pagi,
shift sore dan shift malam, setelah pelaksanaan Shift malam radiografer
mendapatkan libur.
d Apabila dalam suatu kondisi terdapat tenaga radiografer yang tidak masuk
dikarenakan sesuatu hal yang tidak dapat ditunda (misal Sakit, duka, dsb),
radiografer segera menginformasikan berita tersebut kepada Ka Ruang
Radiologi agar pelaksanaan dinas dapat digantikan oleh radiografer yang
lainnya.

3. Pengaturan Jaga Dokter Spesialis Radiologi

a. Pengaturan dinas Dokter Spesialis Radiologi diatur oleh Dokter Spesialis


Radiologi yang sekaligus dijabat sebagai Kepala Instalasi Radiologi
b. Dalam kesehariannya dokter spesialis Radiologi bekerja purna waktu,
c. Diluar dari waktu kehadirannya (sore atau malam), maka expertise Radiologi
dapat dilakukan dengan cara mengirim foto melalui email, hasil expertise dapat
segera diterima pasien dengan waktu yang cepat.

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 11


d. Untuk pemeriksaan Ultrasonography (USG) kondisi pelaksanaan kerjanya
disesuaikan dengan jadwal pasien yang akan dilakukan pemeriksaan
Ultrasonography.
e. Khusus untuk permintaan CITO, dikarenakan kondisi pasien yang tidak baik /
buruk yang membutuhkan pemeriksaan penunjang Radiologi, maka hasil
pemeriksaan / expertise dapat dilakukan dengan segera oleh Dokter Spesialis
Radiologi
Pada saat berhalangan (sakit, cuti, izin) tidak dapat hadir melaksanakan
tugasnya, maka layanan ekspertise dilakukan pada faskes rujukan yang
bekerjasama dengan MoU agar pelaksanaan pelayanan Radiologi tetap
berjalan lancar.

BAB III
STANDAR FASILITAS DAN PERALATAN

3.1 Denah Ruang Radiologi

Ruang dan peralatan turut menentukan terselenggaranya kegiatan pelayanan radiologi yang
aman, efektif, efisien dan manusiawi sesuai dengan kebutuhan dan peraturan yang berlaku,
serta untuk kenyamanan dan ketertiban dalam melaksanakan tugas. Letak Ruang Radiologi
RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang kurang strategis, meski demikian mampu melayani
pasien rawat jalan, rawat inap, IGD maupun pasien rujukan dari luar rumah sakit.

3.2 Fasilitas Ruangan


Persyaratan ruang pemeriksaan menurut BAPETEN adalah sebagai berikut :
a. Luas ruangan minimal 3m x 4m x 2.8m dengan tinggi jendela minimal2m dari lantai sebelah
luar.
b. Tebal dinding15 cm beton dan bata 25 cm plesteran atau setara dengan 2 mm Pb.
c. Pintu diberi penahan radiasi Pb 2 mm.
d. Paparan radiasi yang diperkenankan pada daerah yang dihuni masyarakat sekitar tidak
lebih dari 0,25 mSv/jam.
e. Mempunyai fasilitas tanda bahaya radiasi berupa lampu merah sebagai tanda pesawat
radiologi sedang dioperasionalkan.
Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 12
Ruang Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang, terbagi atas :
a. Ruang Pemeriksaan USG
 Satu (1) ruang pemeriksaan dengan luas 3m x 3m untuk
 Pemeriksaan USG Abdomen
 Pemeriksaan USG Thorax
 Pemeriksaan USG Doppler
 Dll
 Satu (1) ruang pemeriksaan x-ray dengan luas 6,5m x 6,5m untuk
 Pemeriksaan Thorax
 Pemeriksaan extremitas
 Pemeriksaan IVP
 Pemeriksaan Panoramic
 Dll
 Satu (1) ruang pemeriksaan CT Scan dengan luas 8m x 7m untuk
 Pemeriksaan CT Scan Kontras dan non kontras
 Ruangan penunjang :
 Ruang Tunggu, dilengkapi dengan AC dan Televisi
 Ruang Administrasi dilengkapi dengan wastafel
 Ruang Arsip
 Ruang Baca foto, dilengkapi dengan komputer 3 unit dan 2 x-ray viewer
 Ruang Radiografer, digunakan untuk rapat dan processing film
 Kamar mandi / WC

3.2 Peralatan
Peralatan yang tersedia di Unit Radiologi RSJ. Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang
sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
410/MENKES/SK/III/2010 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan
Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
Alat radiologi yang sudah tidak bisa diperbaiki ( kegagalan fungsi ) dilakukan proses
penarikan dan didokumentasikan.
a. Persyaratan peralatan
 Semua peralatan radiologi telah dilakukan uji fungsi dari vendor
 Semua peralatan x-ray harus mempunyai izin dari BAPETEN.
 Radiasi bocor tidak lebih dari 100mR/jam pada jarak 1m dari fokus
 Dilengkapi pengatur diafragma dan kolimator pada alat x-ray
 Inspeksi dan pemeliharaan secara berkala oleh pihak ATEM
 Dilakukan kalibrasi secara berkala dari pihak ketiga ( BPFK)
 Menggunakan TLD.

b. Identifikasi dan inventaris Jenis Peralatan


1. Unit Utama
 X-ray Konvensional merk Hyundai 500mA = 1 unit
 Panoramic merk ASAHI = 1 unit
 Ct Scan MX-16 merk Philips = 1 unit
 C-Arm merk Siemens = 1 unit

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 13


 Ultrasonografi 4D merk GE = 1 unit
 Ultrasonografi merk Siemens = 1 unit
 Mobile DRX Revolution = 1 unit

2. Peralatan Pendukung
 Film x-ray = 3 ukuran
 Processing film CR = 2 unit
 Kaset dan Grid = 10 buah berbagai ukuran
 Oksigen = 2 unit
 Tensimeter = 1 unit
 Obat-obatan emergency = 1 set
 Apron = 5 buah
 Suction Pump = 1 unit
 Standart infus = 1 buah
 Lampu baca foto rontgen = 3 buah
 AC = 9 unit
 Sketsel Pb = 2 buah
 UPS CR = 1 buah
 UPS CT Scan = 1 unit
 Transducer = 1 unit

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Pelayanan Instalasi Radiologi di RSJ. Dr Radjiman Wediodiningrat menggunakan sistem


pelayanan satu pintu. Pemberian pelayanan radiologi pasien rawat jalan, rawat inap, IGD,
rujukan untuk pengambilan hasil dilakukan satu pintu melalui Instalasi Radiologi. Adanya
pemberian pelayanan kesehatan dengan menggunakan sistem satu pintu, diharapkan dapat
memberikan kemudahan bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan di Instalasi Radiologi
untuk memperoleh pelayanan kesehatan.

4.1 Pendaftaran Pasien


Pasien yang datang sebelum dilakukan pemeriksaan harus di daftar terlebih
dahulu. Pelaksanaan pendaftaran pasien adalah petugas administrasi atau radiografer.
Syarat untuk pendaftaran adalah :
 Pasien rawat jalan / rujukan membawa surat permintaan yang sudah di isi dan ditanda
tangani dokter pengirim atau sudah terekam dalam data order rekam medis elektronik.
 Pasien rawat inap dan IGD membawa lembar surat permintaan pemeriksaan yang
sudah terekam dalam rekam medik elektronik.
Tata laksana Pendaftaran Pasien
a Setiap pasien yang datang ke Radiologi harus mendaftarkan diri ke loket radiologi
dengan membawa surat permintaan foto / USG / CT Scan dari dokter pengirim.

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 14


b Pasien yang menginginkan pemeriksaan radiologi sendiri tanpa adanya surat
permintaan foto dari dokter pengirim, petugas loket menyarankan pasien ke IGD /
Poli, untuk dilakukan pemeriksaan medis terlebih dahulu untuk mengetahui keluhan
dan kondisi pasien agar tindakan Radiologi yang akan dilakukan ke pasien akan
lebih tepat posisi dan tepat sasaran.
c Setiap pasien yang ingin melakukan pemeriksaan Radiologi wajib mempunyai
Nomer Rekam Medis pasien. Apabila pasien baru pertama kali datang ke
RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat dan tidak mempunyai nomer Rekam Medis, maka
petugas loket radiologi akan melakukan pendaftaran/identitifikasi pasien sesuai
standar yang berlaku.

Surat pengantar foto dari


rajal / ranap / IGD

Loket radiologi (dilakukan


pendaftaran)

PEMERIKSAAN

PENGAMBILAN HASIL

KEMBALI KE RAJAL / RANAP /IGD

Pendaftaran pasien dicatat menggunakan buku register pasien radiologi dan ditransaksi di
komputer dengan program SIMRS.
Yang di catat dibuku register meliputi :
a) Nama pasien
b) Nomor catatan medik
c) Alamat pasien
d) Tanggal lahir pasien
e) Asal ruangan
f) Jenis pemeriksaan
g) Jenis asuransi
h) Nama dokter pengirim
i) Ukuran film yang digunakan
Pasien yang datang ke radiologi bisa berasal dari dokter internal dan external
RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat.

4.2 Pelayanan Pasien

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 15


Pelayanan Radiologi buka 24 jam, akan tetapi tidak semua layanan bisa dilayani dalam
waktu 24 jam.
Jenis Pemeriksaan yang bisa dilayani dalam waktu 24 jam :
Rontgen general tanpa kontras
 Skull
 Cervical
 Thorax
 BOF
 Thoracal
 Lumbosacral
 Pelvis
 Extremitas atas dan bawah
 Water’s
 Nasal
 CT Scan

Jenis Pemeriksaan yang hanya dilayani dalam jam kerja :

a) Rontgen general dengan kontras


b) Rontgen Mobile
c) Rontgen Panoramic
d) Rontgen CT Scan dengan kontras
e) Rontgen C-Arm
f) Ultrasonografi

4.3 Tempat pelayanan :


 Pelayanan dilakukan di ruang radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodingrat
 Radiologi RSJ Dr.Radjiman Wediodiningrat tidak melakukan pelayanan point of
Care Testing ( POCT )
4.4 Inform Concent
Pemeriksaan radiologi yang memerlukan informed concent adalah :
a) Pemeriksaan yang menggunakan bahan media kontras intravena.
Inform concent dilakukan sebelum pemeriksaan dan dilakukan oleh Dokter Spesialis
Radiologi.

4.5 Pelaksanaan Pemeriksaan


4.5.1 Pemeriksaan General Tanpa Kontras
a. Petugas membaca lembar permintaan pemeriksaan, meliputi :
 Identitas pasien : Nama, Tanggal Lahir, No.CM
 Jenis permintaan pemeriksaan
 Diagnosa penyakit pasien
 Jenis penjamin
b. Ketik data pasien di monitor CR
c. Ambil kaset sesuai ukuran dari box CR
d. Bawa dan masuk ke ruang periksa
e. Siapkan alat sinar-x

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 16


f. Panggil pasien dengan menyebut Bp/Ibu/Mbak/Mas/Anak dan nama di ruang
tunggu
g. Persilahkan pasien masuk dan tutup pintu ruangan
h. Lakukan identifikasi meliputi : nama, tanggal lahir
i. Jelaskan prosedur pemeriksaan secukupnya
Contoh :
 Permisi pak / ibu, Bapak / Ibu sama dokter A, di mintakan foto dada, agar
gambarnya jelas, mohon baju atas dilepas di ruang ganti, bila menggunakan
kalung, harap di lepas, silahkan! ( sambil menunjuk ruang ganti )
j. Sambil menunggu pasien ganti baju, siapkan faktor expose
k. Atur posisi pasien, batas-batas film. Lalu informasikan tentang aba-aba : tarik
napas, keluar napas, tarik napas dan tahan napas pada pasien
l. Expose saat pasien diam
m. Persilahkan pasien ganti / pakai baju lagi, bagi yang ganti baju
n. Persilahkan pasien menunggu ± 5 menit untuk di lakukan cek foto
Bila pasien rawat inap, setelah foto di cek , informasikan agar kembali ke
ruangan dulu dan hasilnya ditinggal dahulu
Bila pasien rawat jalan, pasien di informasikan agar hasil di ambil ± jam
10.00 dan jam 14.00
o. Ambil kaset yang di expose lalu masukkan di mesin pembaca film (CR) untuk
dilakukan processing
p. Lakukan editing pada hasil foto, bila diperlukan
q. Cetak film pada mesin printer CR
r. Bila radiografi sudah jadi, letakkan fotonya di meja Radiolog untuk dilakukan
expertis
s. Kirim hasil foto yang ada di monitor CR, ke work station untuk dilakukan
expertise
t. Bila sudah di expertise, berikan pada petugas administrasi untuk dimasukkan
kedalam amplop foto yang sudah diberi nama masing-masing pasien, lalu
dilakukan pengarsipan hasil expertise
u. Setelah dilakukan pengarsipan, berikan pada pasien dan diminta tanda tangan
dilengkapi nama terang, tanggal dan jam pengambilan hasil di buku pengambilan
hasil

4.5.2 Pemeriksaan General Dengan Kontras Intravena (IVP)


4.5.2.a Persiapan
Pasien yang akan melakukan pemeriksaan dengan media kontras,
terlebih dahulu harus melaporkan ke bagian radiologi, kemudian
dilakukan edukasi tentang persiapan pemeriksaan dengan kontras.

Isi dari persiapan pemeriksaan adalah :


a. Lakukan pemeriksaan laboratorium : Ureum dan creatinin serta gula darah
b. Pasien makan bubur kecap saja sejak 2 hari (48 jam) sebelum
pemeriksaan BNO-IVP dilakukan.

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 17


c. Pasien tidak boleh minum susu, makan telur serta sayur-sayuran yang
berserat.
d. Hari ke 2 Jam 20.00 pasien minum garam inggris (magnesium sulfat),
dicampur 1 gelas air matang ± 200cc untuk urus-urus, disertai minum air
putih 1-2 gelas, terus puasa
e. Selama puasa pasien dianjurkan untuk tidak merokok dan tidak banyak
bicara guna meminimalisir udara dalam usus. 
f. Jam 08.00 pasien datang ke unit radiologi untuk dilakukan pemeriksaan,
dan sebelum pemeriksaan dimulai pasien diminta buang air kecil untuk
mengosongkan blass
g. Yang terakhir adalah penjelasan kepada keluarga pasien mengenai
prosedur yang akan dilakukan dan penandatanganan informed consent.

4.5.2.b Pelaksanaan
a) Petugas membaca lembar permintaan pemeriksaan, meliputi :
 Identitas pasien : Nama, Tanggal Lahir, No.CM
 Jenis permintaan pemeriksaan
 Diagnosa penyakit pasien
 Jenis penjamin
b) Lakukan input data pasien di monitor CR
c) Ambil kaset sesuai ukuran dari box CR
d) Bawa dan masuk ke ruang periksa
e) Siapkan alat sinar-x dan marker R/L
f) Panggil pasien dengan menyebut Bp/Ibu/Mbak/Mas/Anak dan nama di
ruang tunggu
g) Persilahkan pasien masuk dan tutup pintu ruangan
h) Lakukan identifikasi meliputi : nama dan tanggal lahir
i) Jelaskan prosedur pemeriksaan secukupnya
j) Tanyakan kembali persiapan pasien, bila perlu minta untuk kencing terlebih
dahulu dan ganti pakaian
k) Lakukan assesment awal : ada riwayat
 alergi obat
 Penyakit jantung, DM, Hipertensi, Asthma Bronchiale
 Cek hasil laboratorium
l) Lakukan tensimeter , cek nadi dan timbang badan
m) Lakukan foto polos / foto persiapan
n) Lakukan processing film
o) Konsultasikan dengan dokter spesialis radiologi
p) Bila dokter spesialis radiologi menginstruksikan lanjut, maka siapkan
bahan media kontras
q) Lakukan inform concent
r) Lakukan tes alergi media kontras
s) Tunggu 5 menit, Bila tidak ada reaksi alergi, masukkan seluruh media
kontras melalui intravena

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 18


Lakukan foto-foto post injeksi kontras sambil dikonsultasikan dengan dokter
spesialis radiologi, dengan waktu 5menit, 15 menit, 30 menit, post mictie,
Bila dalam 30 menit kontras belum turun ke ginjal, lakukan foto dengan
waktu 60 menit / 120 menit, lalu post mictie
Selama menunggu waktu untuk setiap foto pada menit berikutnya, Radiolog
/ Perawat harus melakukan observasi tanda-tanda vital
 Bila ada tanda anaphylatik shock : lakukan penanganan anaphylatik
shock sesuai prosedur
t) Lakukan processing film
u) Setelah selesai pemeriksaan, sarankan pasien minum air putih dan
informasikan ke pasien agar melapor ke petugas kesehatan terdekat
( pasien rawat jalan) atau perawat ruangan ( pasien rawat inap ), bila ada
alergi
v) Bila radiografi sudah jadi, letakkan foto di meja radiolog sesuai urutannya
untuk di expertise
w) Bila sudah di expertise, berikan pada pasien dan di minta tanda tangan
dilengkapi nama terang, tanggal dan jam pengambilan di buku
pengambilan hasil

4.5.2.c Tata Laksana Pengisian Informed Consent


a. Petugas medis (dokter dan atau staf medis yang mempunyai kewenangan)
memberikan dan menjelaskan rencana tindakan/therapi kepada pasien dan
atau keluarga pasien.
b. Penjelasan kepada pasien dan atau keluarga pasien harus jelas, tepat dan
sesuai dengan rencana tindakan/therapi yang akan diberikan kepada
pasien.
c. Memastikan pasien dan keluarga pasien memahami dan mengerti tentang
informasi yang telah dijelaskan oleh petugas medis yang berwenang.
d. Sebelum ditandatangani atau dibubuhkan cap jari tangan kiri, formulir
tersebut sudah diisi lengkap oleh dokter yang akan melakukan tindakan
medis atau oleh tenaga medik yang lain yang diberi delegasi, untuk
kemudian yang bersangkutan dipersilahkan membacanya, atau jika
dipandang perlu dibacakan dihadapannya.
e. Diketahui dan ditandatangani oleh dua orang saksi. Perawat dan
radiografer bertindak sebagai salah satu saksi
f. Formulir asli harus disimpan dalam berkas rekam medis.
g. Formulir harus sudah mulai diisi dan ditandatangani 24 jam sebelum
tindakan medis.
h. Dokter harus ikut tandatangan sebagai bukti bahwa telah memberikan
informasi dan penjelasan secukupnya.
i. Sebagai tanda tangan pasien atau keluarga yang buta huruf harus
membubuhkan cap jempol jari kiri.

4.5.3 Pemeriksaan Panoramic


a) Petugas membaca lembar permintaan pemeriksaan, meliputi :

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 19


 Identitas pasien : Nama, Tanggal Lahir, No.CM
 Jenis permintaan pemeriksaan
 Diagnosa penyakit pasien
 Jenis penjamin
b) Ketik data pasien di monitor CR
c) Ambil kaset sesuai ukuran dari box CR
d) Bawa dan masuk ke ruang periksa
e) Siapkan alat sinar-x dan marker R/L
f) Panggil pasien dengan menyebut Bp/Ibu/Mbak/Mas/Anak dan nama di ruang
tunggu
g) Persilahkan pasien masuk dan tutup pintu ruangan
h) Lakukan identifikasi meliputi : nama, tanggal lahir
i) Jelaskan prosedur pemeriksaan secukupnya

Contoh :
 Permisi pak / ibu, Bapak / Ibu sama dokter A, di mintakan foto panoramic,
agar gambarnya jelas, mohon accesoris yang ada di kepala harap di lepas
j) Sambil menunggu pasien melepas aksesoris, siapkan faktor expose
k) Atur posisi pasien, lalu informasikan selama pemeriksaan, alat yang bergerak
memutar, dan pasien tidak boleh bergerak, supaya gambar yang dihasilkan
tidak kabur
l) Persilahkan pasien menunggu ± 5 menit untuk di lakukan cek foto
m) Ambil kaset yang di expose lalu masukkan di mesin pembaca film (CR) untuk
dilakukan processing
n) Lakukan editing pada hasil foto, bila diperlukan
o) Cetak film pada mesin printer CR
p) Bila radiografi sudah jadi, persilahkan pasien menunggu di ruang tunggu untuk
mengambil hasil foto rontgen
q) berikan pada petugas administrasi untuk dimasukkan kedalam amplop foto
yang sudah diberi nama masing-masing pasien
r) berikan pada pasien dan di minta tanda tangan dilengkapi nama terang,
tanggal dan jam pengambilan di buku pendaftaran panoramic

4.5.4 Pemeriksaan CT Scan tanpa kontras


a) Petugas membaca lembar permintaan pemeriksaan, meliputi :
 Identitas pasien : Nama, Tanggal Lahir, No.CM
 Jenis permintaan pemeriksaan
 Diagnosa penyakit pasien
 Jenis penjamin
b) Lakukan input data pasien ke komputer CT Scan
c) Pilih protokol pemeriksaan CT Scan yang sesuai permintaan
d) Panggil pasien dengan menyebut Bp/Ibu/Mbak/Mas/Anak dan nama serta
alamatnya
e) Persilahkan pasien masuk dan tutup ruangan
f) Lakukan identifikasi meliputi : nama, tanggal lahir, No CM
Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 20
g) Lakukan scanning
h) Lakukan pengolahan film
i) Bila radiografi sudah jadi, letakkan foto di meja radiolog
j) Bila sudah di expertise, berikan pada pasien dan di minta tanda tangan
dilengkapi nama terang, tanggal dan jam pengambilan di buku pengambilan
hasil
4.5.5 Pemeriksaan CT Scan dengan kontras
Pasien yang akan melakukan pemeriksaan dengan media kontras, terlebih
dahulu harus melakukan pemeriksaan laboratorium, meliputi : Creatin, Ureum
Gula Darah
a) Petugas membaca lembar permintaan pemeriksaan, meliputi :
 Identitas pasien : Nama, Tanggal Lahir, No.CM
 Jenis permintaan pemeriksaan
 Diagnosa penyakit pasien
 Jenis penjamin
b) Lakukan input data pasien ke komputer CT Scan
c) Pilih protokol pemeriksaan CT Scan yang sesuai permintaan
d) Panggil pasien dengan menyebut Bp/Ibu/Mbak/Mas/Anak dan nama serta
alamatnya
e) Persilahkan pasien masuk dan tutup ruangan
f) Lakukan identifikasi meliputi : nama, tanggal lahir
g) Jelaskan prosedur pemeriksaan secukupnya
h) Tanyakan kembali persiapan pasien, dan silahkan ganti pakaian
i) Lakukan assesment : ada riwayat
 alergi obat
 Penyakit jantung, DM, Hipertensi, Asthma Bronchiale
 Cek hasil laboratorium
j) Lakukan tensimeter , cek nadi dan timbang badan
k) Lakukan inform concent
l) Lakukan tes alergi media kontras
m) Bila dokter spesialis radiologi menginstruksikan lanjut, maka siapkan bahan
media kontras
n) Lakukan scaning pre-injeksi media kontras
o) Konsultasikan dengan dokter spesialis radiologi
p) Masukkan media kontras melalui intravena
q) Lakukan scanning post injeksi media kontras
r) Lakukan processing film
s) Bila sudah selesai, sarankan pasien minum air putih dan informasikan ke
pasien agar melapor ke petugas kesehatan terdekat ( pasien rawat jalan) atau
perawat ruangan ( pasien rawat inap ), bila ada alergi
t) Bila radiografi sudah jadi, letakkan foto di meja radiolog
u) Bila sudah di expertise, berikan pada pasien dan di minta tanda tangan
dilengkapi nama terang, tanggal dan jam pengambilan di buku pengambilan
hasil.

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 21


4.6 Pengolahan Film
 Pengolahan film di Ruang Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang
sudah tidak menggunakan sistem kamar gelap (cairan developer dan fixer) akan
tetapi menggunakan film non konvensional yaitu langsung di cetak dengan printer
CR ( Computed Radiografi ).
 Hasil gambar dari pengolahan printer CR, dapat di akses di ruang expertise Dokter
Spesialis Radiologi.
 Gambar (image) dari hasil radiography dapat terhubung dengan system jaringan
komputer yang dapat diakses ke seluruh jaringan komputer Rumah Sakit melalui
SIMRS password dan kode tertentu.
4.7 Pemberian Expertise
Pemberian expertise dilakukan oleh dokter spesialis radiologi dengan standar sebagai
berikut :
 Di dalam jam kerja ( 07.00 – 16.00 )
Pemberian expertise di dalam jam kerja diberikan di ruang expertise radiologi.
 Di luar jam kerja ( 16.00 – 07.30 )
Pemberian expertise di luar jam kerja masih dilaksanakan / dibuat expertise
sementara dalam bentuk konkulsi hasil expertise yang disampaikan melalui media
komunikasi yang telah disepakati (WA,telegram,email)
Prosedurnya :
 Petugas radiologi mengirimkan file hasil foto melalui media komunikasi yang
telah disepakati bersama (WA, telegram, email) ke dokter spesialis radiologi.
Bila diperlukan jawaban tertulis untuk pasien dari ruangan yang akan dirujuk
dan pasien rujukan dari rumah sakit luar yang membutuhkan expertise,
radiografer segera menghubungi dokter spesialis radiologi.
4.8 Pelaporan Hasil Kritis
Hasil pemeriksaan radiologi kritis harus segera di laporkan kepada dokter penanggung
jawab pasien (DPJP) agar dapat diambil tindakan segera guna mengatasi keadaan
penyakitnya.
Bukti pelaporan dicatat di buku pelaporan hasil kritis
Yang dimaksud dengan hasil kritis adalah pada kasus :
 Trauma thorax ( hematothorax, pneumothorax )
 Perforasi
 Obstruksi ileus perforasi
 Cholesistitis akut dengan perforasi
4.8 Penyerahan Hasil
Hasil pemeriksaan radiologi diberikan dengan prosedur sebagai berikut :
a) Rawat Jalan :
 Petugas radiologi memanggil nama pasien.
 Pasien atau keluarga memberikan tanda tangan, nama terang, tanggal dan
jam pengambilan di buku pengambilan hasil.
 Petugas radiologi memberikan hasil pemeriksaan kepada pasien atau
keluarga pasien.
 Petugas radiologi mempersilahkan pasien atau keluarga kembali ke dokter
pengirim dan mengucapkan terimakasih.

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 22


b) Rawat Inap :
 Petugas radiologi menelepon ruang rawat inap, memberitahukan bahwa hasil
rontgen sudah bisa di ambil di ruang radiologi.
 Perawat ruangan atau keluarga pasien datang ke ruang radiologi melakukan
pengambilan hasil foto rontgen.
 Perawat ruangan atau keluarga pasien memberikan tanda tangan, nama
terang, tanggal dan jam pengambilan di buku pengambilan hasil.
 Petugas radiologi memberikan hasil pemeriksaan kepada perawat ruangan
atau keluarga pasien.

4.9 Kerangka Waktu Penyelesaian Pemeriksaan RlR sampai expertise

No Jenis Pemeriksaan Elektif Cito

1 X-ray General tanpa kontras

2 CT Scan
180 menit 60 menit

3 USG

4 C-Arm

BAB V
LOGISTIK

Untuk protap permintaan dan penerimaan logistik ditetapkan sebagai acuan


melaksanakan alur permintaan dan penerimaan barang sehingga alur permintaan dan
barang teratur dan akan membantu kelancaran aktivitas radiologi terutama dalam
penggadaan film dan kontras media radiografi.
5.1 Jenis Kebutuhan barang radiologi terdiri atas :
a) Kebutuhan rutin
Kebutuhan rutin adalah sejumlah barang habis pakai yang digunakan untuk
pelayanan pasien terdiri atas film CR ( Uk 20x35 inchi, 28x35 inci dan 35x40
inchi ),obat kontras alat tulis kantor (ATK), kertas USG dan barang rumah tangga
lain.
b) Kebutuhan tidak rutin
Kebutuhan tidak rutin adalah sejumlah barang selain barang rutin.
Misalnya : peralatan, elektronik, linen dan lainnya.
c) Kebutuhan Cito
Kebutuhan cito adalah kebutuhan sejumlah barang yang sangat mendesak.

5.2 Pengelolaan Kebutuhan Barang Radiologi :


_ Untuk semua pengajuan permintaan kebutuhan BMHP radiologi diajukan
setiap triwulan ke farmasi sesuai permintaan. Bila terjadi kekosongan logistic

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 23


karena bebagai hal, penanggung jawab untuk pengadaan kebutuhan BMHP
diruang radiologi, mengajukan langsung permohonan mendesak atau cito melalui
Koordinator Pelayanan Penunjang.
a. Perencanaan
Petugas radiologi menghitung jumlah kebutuhan barang setiap tahun.
Rencana kebutuhan di ajukan ke rumah sakit melalui koordinator
pelayanan penunjang.Cara menghitungnya adalah dengan berdasar
data kunjungan pasien atau data tahun sebelumnya.

b. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan di farmasi.Prosedur penyimpanan film DVB/DVE
Carestream :
 Jauhkan dari benda tajam yang dapat merobek pembungkus film
 Simpan pada suhu 4° – 24° C
 Simpan pada kelembaban 30 – 50%
 Simpan pada tempat yang terlindungi sinar matahari langsung dan sinar
radiasi pengion
 Penggunaan safelight dengan tipe safelight filter 7B
c. Penggunaan
Penggunaan barang yang ada batas kadaluarsanya harus diperhatikan benar-
benar. Barang yang batas kadaluarsanya pendek digunakan terlebih dahulu.
Penggunaan obat kontras dilakukan dengan peresepan ke farmasi setiap ada
pemeriksaan.
d. Pencatatan
Penggunaan barang radiologi dilakukan pencatatan di form catatan logistik.

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

6.1 Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit khususnya Instalasi
Radiologi membuat pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan Radiologi atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil dalam pelaksanaan pelayanan Radiologi.
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
yang aman dan nyaman. Sistem tersebut meliputi : .
 Assesmen
 Risiko dan pengelolaannya
 Identifikasi
 Pelaporan dan analisis insiden

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 24


 Belajar dan menindaklanjuti insiden
 Solusi dan implementasi serta meminimalkan insiden

6.2 Tujuan

 Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit khususnya Radiologi yang


berhubungan dengan radiasi atau sinar pengion
 Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan masyarakat
 Meminimalkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di Rumah Sakit.
 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi lagi Kejadian
Tidak Di inginkan ( KTD )

6.3 Tata Laksana Sasaran Keselamatan Pasien

1. Ketepatan Identifikasi Pasien

Setiap akan dilakukannya tindakan radiologi, petugas radiologi akan melakukan


prosedur identifikasi pasien, berupa menanyakan nama lengkap, tanggal lahir/usia
pasien sekarang. Identifikasi berguna dalam memastikan individu yang akan
menerima pelayanan radiologi dan kesesuaian pelayanan atau pengobatan
terhadap individu tersebut adalah benar sesuai dengan permintaan.
a) Identifikasi Pasien Rawat Jalan
Proses identifikasi dapat dilakukan langsung (menayakan indentifikasi nama
dan tanggal lahir) kepada pasien apabila pasien dalam keadaan sadar dan
dapat menerima informasi yang kita berikan. Apabila pasien tidak sadar proses
identifikasi dapat melalui keluarga terdekat atau keterangan dari identitas resmi
yang dibawa pasien (KTP/SIM/Paspor).
b) Identifikasi Pasien Rawat Inap

Proses identifikasi dapat dilakukan dengan melihat data status pasien yang
dikenakan pasien atau dapat melakukan identifikasi langsung dengan cara
menanyakan identitas diri (nama dan tanggal lahir) ke pasien dibantu dengan
foto identifikasi dalam rekam medik atau gelang identifikasi.

2. Peningkatan Komunikasi yang Efektif

Peningkatan komunikasi yang efektif sangat terkait dengan pelaksanaan pelayanan


radiologi dalam pembacaan hasil radiography (expertise) CITO yang dilakukan oleh
Dokter Spesialis radiologi.
Tata cara pengiriman komunikasi :
a) Radiografer mengirimkan hasil foto ke radiolog melalui komunikasi WA
b) Radiolog mengirimkan hasil expertise melalui komunikasi WA
c) Radiografer melakukan pengetikan hasil expertise yang dikirim oleh Radiolog.
Hasil pengetikan ditunjukkan kembali ke Radiolog, untuk dilakukan pengecekan
d) Bila sudah benar, hasil expertise di informasikan ke ruangan, untuk segera
mengambil hasil rontgen beserta expertise
e) Hasil expertise di cetak sebanyak 3 lembar, terdiri dari : 1 lembar untuk arsip
radiologi dan yang 2 lembar sebagai dokumen medis pasien dan rumah sakit.
3. Peningkatan Keamanan Obat Obatan yang Perlu Diwaspadai (High Alert
Medication)

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 25


Keamanan penggunaan obat obatan khususnya untuk pemakaian tindakan
radiologi dengan menggunakan bahan kontras sangat rentan terhadap
keselamatan pada diri pasien. Obat obatan yang disediakan berupa obat kontras
yang berguna untuk menambah nilai densitas hasil radiography (bersifat non ionic)
dan obat obatan sebagai basic live support (sebagai antisipasi alergi) pada saat
tindakan pemeriksaan kontras dilakukan.
Bekerja sesuai dengan kode etik profesi dan prosedur pelayanan yang sudah
ditetapkan

3.Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Radiologi


Faktor risiko infeksi terkait dengan pelayanan radiologi dapat dibedakan antara
infeksi yang berakibat ke pasien dan infeksi yang berakibat pada petugas radiologi
yang melakukan tindakan pemeriksaan kepada pasien. Langkah-langkah yang
harus dilakukan meliputi :
a). Risiko Infeksi kepada Pasien
1) Dilakukannya prosedur / tindakan medis sesuai prosedur radiologi dengan
menjaga kebersihan dan kesterilan obyek / organ yang akan diperiksa.
2) Menggunakan obat obatan dan peralatan medis yang steril memenuhi
standar baku yang ada.
b). Risiko Infeksi kepada Petugas
1) Menggunakan perlengkapan medis steril sesuai dengan tingkat
kebutuhan layanan.
2) Melakukan prosedur hand hygiene yang telah ditetapkan sebelum dan
sesudah pemeriksaan radiologi dan imaging dilakukan.
3) Menjauhkan anggota tubuh petugas yang terluka pada saat pemeriksaan
radiologi dilakukan.
4) Melakukan pembersihan & sterilisasi peralatan dan sarana yang
diperlukan selesai tindakan pemeriksaan radiologi dan Imaging dilakukan.
5) Mensosialisasikan ke seluruh staf radiologi standar baku untuk
mengurangi risiko infeksi kepada petugas

Prosedur Cuci Tangan


a. Gosokkan kedua telapak tangan.

b. Gosok punggung tangan kiri dengan telapak tangan kanan


atau sebaliknya.
c. Dengan menghadapkan telapak tangan kiri dan telapak
tangan kanan dan bersihkan sela – sela jari.
d. Mengepalkan tangan dan gosok punggung jari tangan
kanan dengan tangan kiri atau sebaliknya.

e. Membersihkan ibu jari dengan cara menggosok dan putar


ibu jari tangan kanan dengan tangan kiri atau sebaliknya.

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 26


f. Bersihkan ujung jari dengan cara menggosok ujung jari
tangan kanan di atas telapak tangan kiri atau sebaliknya

Pelaksanaan dan Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien di Unit Radiologi, meliputi

1. Bekerja sesuai dengan kode etik profesi dan prosedur pelayanan yang sudah ditetapkan
2. Pelayanan Radiologi dilakukan hanya sebatas yang tertera dalam formulir permintaan
pemeriksaan, kecuali dibutuhkan untuk memberikan informasi yang lebih akurat guna
kepentingan diagnosa atau terapi.
3. Memahami dengan teliti dalam mengidentifikasi pasien, kejelasan klinis dan permintaan
yang diinginkan dokter pengirim yang akan dilakukan tindakan foto.
4. Menekan dosis radiasi serendah mungkin sesuai dengan klinis
5. Membatasi luas lapangan penyinaran sesuai dengan permintaan.
6. Memberikan proteksi radiasi di daerah yang sensitif yang tidak difoto seperti proteksi
untuk gonad, ovarium shield dan thyroid.
7. Berupaya mencegah meningkatnya paparan radiasi dengan memperhatikan kondisi
lingkungan.
8. Memperhatikan keamanan struktur bangunan Radiologi terhadap kebocoran radiasi.
9. Memberikan apron bagi keluarga pasien bila diperlukan untuk membantu petugas
Radiologi selama pemeriksaan.
10. Memberikan tanda atau lampu tentang adanya radiasi pada daerah tersebut.
11. Dilakukannya kalibrasi secara rutin dan quality control peralatan Radiologi dilaksanakan
secara berkala.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para
petugas radiologi di rumah sakit dilakukan dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan
rehabilitasi.
A. Pengertian
Merupakan upaya tindakan untuk keselamatan pasien, peralatan, lingkungan kerja dan
masyarakat dengan cara melakukan pekerjaan yang benar. Ini merupakan tugas semua orang
yang berada di rumah sakit termasuk instalasi radiologi.Sehingga dengan kata lain keselamatan
kerja adalah dari, oleh dan untuk setiap tenaga dan orang lain yang berada di rumah sakit.
Keselamatan kerja merupakan sarana untuk mencegah kerja yang menimbulkan kerugian
materi dan non materi.

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 27


B. Tujuan
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja.
b. Mencegah dan mengendalikan paparan radiasi.
c. Mencegah dan mengendalikan penyebaran dan timbulnya penyakit akibat kerja
d. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
e. Menerapkan ergonomi di tempat kerja.
f. Membuat peralatan kerja lebih terpelihara.

C. Klasifikasi Kecelakaan Kerja


a. Menurut Jenis Kecelakaan
 Terpapar radiasi
 Terjatuh
 Tersandung
 Terbentur
 Tersetrum listrik
b. Menurut agen penyebab
 Penyebab alat radiasi seperti tersetrum listrik dan terpapar radiasi
 Penyebab lingkungan seperti pencahayaan kurang, kepanasan
c. Menurut Jenis luka dan cederanya
 Akibat terkena radiasi jadi hitam
 Akibat terkena arus listrik jasi melepuh
 Akibat terbentur jadi tergores, patah tulang, keseleo, terkilir, nyeri
d. Menurut lokasi bagian tubuh
 Di kepala, leher, kaki dll
 Luka umum dsb

D. Pencegahan Kecelakaan kerja dan terpapar radiasi


1. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) umum
a. Tertular penyakit dari pasien ( Tb,kulit dll)
APD meliputi : masker ,sarung tangan ,apron ,tutup kepala sepatu boot
b. Terpapar cairan tubuh pasien
APD meliputi : masker ,sarung tangan ,apron ,tutup kepala sepatu boot
2. Penggunaan Alat Proteksi Radiasi ( paparan radiasi )
a. Mengurangi terpapar Radiasi dari alat x ray
Untuk petugas radiologi :memperhatikan faktor jarak ,waktu dan pelindung
b. Untuk pasien :
Disamping faktoe jarak ,waktu dan pelindung perlu ditambahkan kondisi faktor
Exposi ,kolimator dan diusahakan foto tidak mengulang .
c. Untuk Masyarakat umum ( sekitar ruang radiologi dan pengantar pasien )
 Untuk pengantar bila membantu memegangi pasien harus pakai apron
 Untuk masyarakat umum dinding harsu dipasang timbal (Pb) agar radiasi
hambur tidak keluar dari ruang medan radiasi

E. Pengendalian Barang Berbahaya dan Beracun (B-3)


a. Tata Laksana Inventarisasi B-3

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 28


1) Melakukan pencatatan penggunaan, penyimpanan bahan dan limbah berbahaya
yang ada di lingkungan Rumah Sakit
2) Pencatatan/inventarisasi berdasarkan unit kerja terkait yang menggunakan,
menyimpan dan mengelola berdasarkan jenis, spesifikasi dan kategori bahan.
3) Mapping lingkungan tempat kerja (area atau tempat kerja yang dianggap berisiko
dan berbahaya)
4) Melakukan pemantauan secara berkala oleh unit berwenang, akan
pengunaannya
5) Menyusun prosedur pencatatan, pelaporan, penanggulangan dan tindak
lanjutnya
b. Tata Laksana Penanganan B-3
Dalam penanganan B-3 (menyimpan, memindahkan, menangani tumpahan,
menggunakan, dsb.) setiap staf wajib mengetahui betul jenis bahan dan cara
penanganannya dengan melihat standar prosedur dan MSDS (material safety data
sheet) yang telah ditetapkan.

1) Penanganan untuk personil


a) Kenali dengan seksama jenis bahan yang akan digunakan atau disimpan
b) Baca petunjuk yang tertera pada kemasan
c) Letakkan bahan sesuai ketentuan
d) Tempatkan bahan pada ruang penyimpanan yang sesuai dengan petunjuk
e) Perhatikan batas waktu pemakaian bahan yang disimpan
f) Jangan menyimpan bahan yang mudah bereaksi di lokasi yang sama
g) Jangan menyimpan bahan melebihi pandangan mata
h) Pastikan kerja aman sesuai prosedur dalam pengambilan dan penempatan
bahan, hindari terjadinya tumpahan/kebocoran
i) Laporkan segera bila terjadi kebocoran bahan kimia atau gas.
j) Laporkan setiap kejadian atau kemungkinan kejadian yang menimbulkan
bahaya/kecelakaan atau nyaris celaka (accident atau near miss) melalui
formulir yang telah disediakan dan alur yang telah ditetapkan.

F. Upaya Pencegahan
Upaya pencegahan kecelakaan kerja di unit radiologi adalah :
a. Desain ruangan, dibuat sesuai aturan yang berlaku dan memenuhi standar
proteksi radiasi. Di pasang lampu merah petunjuk radiasi di setiap pintu ruang
yang di dalamnya ada alat sinar-x
b. Peralatan di pasang grounding untuk menghindari kesetrum listrik. Dan dilengkapi
dengan cara menggunakan alat tersebut.
c. Untuk SDM diberikan petunjuk teknis dan SPO. Juga saling komunikasi antar
pekerja.
d. Untuk monitoring alat, dilakukan kalibrasi secara rutin setiap tahun. Juga
dilakukan pengelolaan harian, mingguan, bulanan dan tahunan.
e. Untuk semua staf pelayanan RIR, dilakukan orientasi tentang praktek dan
prosedur keselamatan.
f. Apabila ada alat baru, maka dilakukan in service training bagi staf untuk
melakukan pemeriksaan dan menangani bahan berbahaya produk baru
Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 29
Berhubungan dengan konsep keselamatan kerja, maka perlu di ketahui bersama hal hal yang
menunjang keselamatan kerja bagi staf/petugas dapat dipantau dengan baik, berikut ini akan
dijabarkan hal hal yang berhubungan dengan konsep keselamatan kerja di bidang
radiodiagnostik, meliputi :

1. Penerapan prinsip Kerja Proteksi Radiasi


a) Waktu
Semakin singkat waktu berinteraksi dengan sumber radiasi maka dapat meminimalkan
dosis yang diterima.
b) Jarak
Besarnya paparan radiasi akan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak.
c) Pelindung
Perisai / tabir yang tepat dapat menurunkan secara eksponential paparan radiasi
gamma dan menghalangi hampir semua sinar radiasi beta.

2. Penggunaan Alat Monitoring Radiasi Bagi Personil


Penggunaan alat monitoring radiasi bagi setiap personil Radiologi di RSJ. Dr.Radjiman
Wediodiningrat Lawang pada saat dinas / bekerja dilingkungan sumber radiasi pengion
dengan menggunakan TLD. Selama kurun waktu 3 (tiga) bulan pemakaian oleh personil,
TLD akan dilakukan evaluasi oleh BPFK (Badan Pengamanan Fasilitas Kesehatan)
berlokasi di Surabaya untuk mengetahui penerimaan dosis radiasi yang diterima oleh
petugas selama bekerja. Cara Penggunaan TLD tertuang dalam SPO pemakaian TLD.

3. Perizinan Pemanfaatan Alat sinar x-ray / sumber radiasi


Diberikannya perizinan pemanfaatan sumber radiasi di unit Radiologi oleh BAPETEN
(Badan Pengawas Tenaga Nuklir) dalam kurun waktu 2 (dua) tahun. Sewaktu-waktu,
Bapeten akan melakukan pengawasan dan peninjauan langsung ke lokasi pemanfatan
sumber radiasi serta melakukan pengukuran laju paparan radiasi setiap sumber radiasi
yang ada. Prinsip dan prosedur perizinan sumber radiasi terdapat SPO yang sudah
ditetapkan.

4. Kalibrasi dan Adjustment secara berkala


Kalibrasi alat sinar x-ray dilakukan dalam kurun waktu 1 – 2 tahun secara berkala oleh
BPFK Surabaya, dari hasil kalibrasi dapat diketahui tingkat kebocoran dan sejauh mana
keamanan sumber radiasi bagi petugas. Hasil kalibrasi atau hasil complain test akan
diberikan secara resmi oleh BPFK tentang keamanan sumber radiasi.
Adjustment alat sinar x-ray atau adanya ketidaksesuaian kondisi alat dengan kondisi
normal dilakukan oleh teknisi supplier alat. Adjustment dilakukan bila diketahuinya adanya
penurunan kondisi alat yang sebelumnya telah dilakukan pengukuran oleh BPFK. Secara
berkala proses adjustment dilakukan untuk mengurangi factor risiko kerusakan alat yang
lebih parah lagi. Prinsip dan prosedur Kalibrasi dan Adjustment alat sumber radiasi terdapat
SPO yang sudah ditetapkan.

5. Pemeriksaan Kesehatan Bagi Staf / Personil Radiologi Secara Berkala


Dilakukannya pemeriksaan kesehatan secara berkala semua staf Radiologi atau staf yang
berkecimpung dalam sumber radiasi. Pemeriksaan kesehatan secara berkala dilakukan
Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 30
setiap tahun sekali pada tahun berjalan. Jenis pemeriksaan kesehatan bagi pekerja radiasi
(Dokter Spesialis Radiologi, Radiografer dan Administrasi) meliputi pemeriksaan sel sel
darah (darah Lengkap). Apabila ditemukan adanya indikasi penerimaan dosis radiasi yang
berlebih dari laporan evaluasi film badge dari BPFK, maka pekerja radiasi akan dilakukan
pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui kondisi / keadaan yang dialami oleh pekerja radiasi
tersebut.

BAB VIII

MANAJEMEN KEAMANAN RADIASI

Sesuai dengan Perka Bapeten No.8 tahun 2011 tentang Keselamatan Radiasi dalam
penggunaan pesawat Sinar-x Radiologi Diagnostik dan Intervensional, serta Perka Bapeten
No.4 tahun 2013 tentang Proteksi dan Keselamatan Radiasi dalam pemanfaatan Tenaga Nuklir,
untuk memberikan informasi radiodiagnostik pada pasien, maka sinar-x yang ditimbulkan juga
memberikan efek yang berbahaya bagi manusia, yaitu pasien, pekerja serta masyarakat
lingkungannya. Sebagai sarana proteksi radiasi, ruang Radiologi melengkapi segala
perlengkapan dan peralatan yang aman guna membatasi sinar radiasi yang ada meliputi :

a.Peralatan Proteksi Radiasi

No Nama Bahan Keterangan

1 Dinding ruangan Cor Cor 20 cm dilapisi Pb setebal 2 mm


Plester 1 Pc : 5 Ps
Bata ¼ 1 Pc : 5 Ps
Plester 1 Pc : 5 Ps

2 Shielding Kaca Pb Tebal 5 mm, tinggi dari lantai 1,23 m


0,5 m (p) x 0,5 m (l).
3 Pintu Kayu Kayu 4 cm dilapisi Pb setebal 2 mm
4 Apron Timah 1,8 m (p) 1,75 m (l) x 1,85 m (t).
* Radiologi 5 buah
5 TLD 2 buah tiap personil Radiologi
6 Kacamata Pb Kaca Pb 1 buah

b. Prosedur Umum Proteksi Radiasi

Proteksi Radiasi Terhadap Pekerja Radiasi

 Selalu mengikuti prosedur kerja, memperhatikan norma-norma proteksi radiasi dan


faktor utama proteksi radiasi dalam menjalankan tugasnya (jarak, waktu, pelindung).
 Menggunakan personal monitoring (film badge atau yang lainnya) dalam melaksanakan
tugasnya.

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 31


 Menggunakan alat-alat proteksi yang tersedia (apron, thyroid shield, kacamata Pb,
sarung tangan Pb).

Proteksi Radiasi Terhadap Pasien

 Pelayanan Radiologi dilakukan hanya sebatas yang tertera dalam formulir permintaan
pemeriksaan, kecuali dibutuhkan untuk memberikan informasi yang lebih akurat guna
kepentingan diagnosa atau terapi.
 Identifikasi dosis radiasi pada pemeriksaaan radiologi (untuk pasien diagnostik tidak ada
dosis maksimal), berdasarakan Keputusan Kepala BAPETEN No. 1211/K/V/2021 tingkat
panduan Diagnostik Indonesia atau Indonesian Diagnostic Refference Level (I-DRL)
untuk alat Radiografi Umum dan CT scan untuk kelompok usia di atas 15 tahun, sebagai
berikut:
1. Tingkat panduan dosis pesawat Radiografi Umum berdasarakan I-DRl nilai ESAK
dan INAK pada jenis pemeriksaan tertentu secara berturut-turut adalah :
No. Jenis Pemeriksaan ESAK (mGy) INAK (mGy)
1 Abdomen AP 2,0 1,4
2 Ankle joint AP 0,2 0,1
3 Antebrachia AP 0,1 0,1
4 BNO AP 1,7 1,3
5 Chest AP 0,4 0,3
6 Chest PA 0,4 0,3
7 Cervical LAT 1,4 1,0
8 Cervical AP 0,7 0,5
9 Femur AP 0,5 0,4
10 Genu AP 0,4 0,3
11 Genu LAT 0,4 0,3
12 Lumbar Spine AP 2,0 1,4
13 Lumbar Spine LAT 4,4 3,1
14 Manus AP 0,2 0,1
15 Pedis AP 0,2 0,2
16 Pelvis AP 1,8 1,4
17 Shoulder 1,8 1,4
18 Skull AP 1,8 1,4
19 Skull LAT 1,2 0,9
20 GR-Cruris Tibia Fibula 0,3 0,2
21 Wrist join AP 0,2 0,2
22 Waters 1,7 1,2

ESAK = Entrance Surface Air Kerma


INAK = Incident Air Kerma

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 32


2. Tingkat panduan dosis pesawat CT Scan berdasarakan I-DRl nilai CTDIvol dan DLP
pada jenis pemeriksaan tertentu secara berturut-turut adalah :
No. Jenis Pemeriksaan CTDIvol (mGy) DLP (mGy.cm)
1 CT Abdomen Kontras 20 1360
2 CT Abdomen Nonkontras 17 885
3 CT Abdo Pelvis Kontras 16 1775
4 CT Abdo Pelvis Nonkontras 17 885
5 CT Cardiac Studies Kontras 47 1200
6 CT Chest Kontras 16 810
7 CT Chest Nonkontras 11 430
8 CT Head Kontras 60 2500
9 CT Head Nonkontras 60 1275
10 CT Neck Kontras 50 2600
11 CT Urologi Nonkontras 17 830

Keterangan :
CTDIvol : Volume CT Dose Index
DLP : Dose Length Product
 Menekan dosis radiasi serendah mungkin sesuai dengan klinis
 Membatasi luas lapangan penyinaran sesuai dengan permintaan
 Memberikan proteksi radiasi di daerah yang sensitif yang tidak difoto seperti proteksi
untuk gonad, ovarium shield dan thyroid.

Proteksi Radiasi Terhadap Lingkungan


 Berupaya mencegah meningkatnya paparan radiasi dengan memperhatikan kondisi
lingkungan.
 Memperhatikan keamanan struktur bangunan Radiologi terhadap kebocoran radiasi.
 Memberikan apron bagi keluarga pasien bila diperlukan untuk membantu petugas
Radiologi selama pemeriksaan.
 Memberikan tanda atau lampu tentang adanya radiasi pada daerah tersebut.

BAB IX
PENGENDALIAN MUTU

Berdasarkan KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


1250/MENKES/SK/XII/2009 tentang Pedoman Kendali Mutu ( Quality Control ) Peralatan
Radiodiagnostik, bahwa kualitas dan keselamatan pelayanan radiodiagnostik merupakan
faktor terpenting karena dapat menimbulkan bahaya terhadapa petugas, pasien dan
lingkunagan sekitarnya apabila tidak dikelola dengan benar.

Sebagai validasi metoda tes digunakan untuk presisi dan akurasi, semua peralatan
radiologi di RSJ Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang, untuk alat yang lama selalu dilakukan

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 33


kalibrasi secara berkala oleh pihak ketiga ( BPFK ), sedangkan untuk alat baru dilakukan uji
fungsi dan uji kesesuaian dari pihak Vendor. Peralatan radiologi di RSJ.Dr.Radjiman
Wediodiningrat dipastikan memiliki izin operasional resmi dari BAPETEN.

JAMINAN MUTU (QA) adalah keseluruhan program menejemen (pengelolaan) yang


diselenggarakan guna menjamin pelayanan kesehatan Radiologi prima dengan cara
pengumpulan data dan melakukan evaluasi secara sistematis.

Program Jaminan Mutu (QAP) x-ray imejing diagnostik lebih berkonsentrasi pada aspek
layanan kepada pasien (patient care) dan aspek yang berkaitan dengan interpretasi gambar
(image interpretation). Pengendalian mutu Radiologi khususnya dibidang Radiodiagnostik di
RSJ. Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang meliputi beberapa hal diantaranya :

1. Pengendalian mutu Waktu Tunggu Pelayanan Radiologi ≤ 3 jam


Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayana radiologi dalam 1 bulan dibanding dengan
jumlah pasien yang membutuhkan pelayanan

Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayana radiologi dalam 1 bulan


Hasil capaian ____________________________________________________ x 100%
jumlah pasien yang membutuhkan pelayanan

2. Pengendalian mutu Waktu Lapor Hasil Kritis ≤ 30 menit


Waktu yang diperlukan untuk memberikan jawaban kepada dokter yang mengirim
setelah keluar hasil pemeriksaan dan mulai dibaca oleh dokter spesialis radiologi
sampai hasilnya diterima oleh dokter yang mengirim ( lisan atau tulisan ).

Jumlah kumulatif waktu lapor hasil tes kritis yang dilaporkan


Hasil capaian ____________________________________________________ x 100%
Jumlah seluruh pemeriksaan radiologi kritis

Dari ke dua program pengendalian Mutu yang ada, ruang Radiologi akan terus melakukan
pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaan kerja sehingga hasil pelayanan dapat
terus terpantau dan berjalan dengan baik sesuai standar yang ditetapkan. Hasil
pengendalian mutu akan dilaporkan kepada Direktur RSJ. Dr.Radjiman Wediodiningrat
Lawang secara berkala dan akan dilakukan evaluasi untuk mengetahui kekurangan dan
akan mengadakan perbaikan ke depannya.
Apabila ada hasil foto yang tak dapat dibaca karena berbagai hal, maka dokter spesialis
radiologi memerintahkan pengulangan foto melalui order form dan didokumentasikan.

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 34


BAB X
PENUTUP

Demikian Pedoman Pelayanan ruang Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang ini


dibuat sebagai kerangka acuan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan khususnya di
ruang Radiologi, kami berharap dengan adanya buku Pedoman Pelayanan Radiologi ini dapat
berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan guna meningkatkan kualitas dan kuantitas
pelayanan yang ada di Radiologi.

Ditetapkan di : Lawang
Pada Tanggal : 05 September 2022
DIREKTUR UTAMA

YUNIAR
NIP. 196808171996032005

Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 35

Anda mungkin juga menyukai