Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan Radiologi di RSJ Dr.
Radjiman Wediodiningrat Lawang, diperlukan suatu proses pelayanan yang
profesional;
b. bahwa untuk melancarkan tugas dan pelayanan di Radiologi RSJ Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang, dipandang perlu untuk membuat Pedoman Pelayanan
Instalasi Radiologi;
c. bahwa upaya Rumah Sakit untuk melakukan poin ‘a’ perlu diatur dalam
Pedoman Pelayanan Radiologi di Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Utama.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran;
2. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
3. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan
Kesehatan terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 780/Menkes/Per/VIII/2008 Tahun 2008
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi;
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 72 Tahun 2020 tentang Struktur Organisasi
Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan Di : Lawang
Pada Tanggal : 03 Oktober 2022
DIREKTUR UTAMA
YUNIAR
NIP. 196808171996032005
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................4
B. TUJUAN PEDOMAN.............................................................................................5
D. BATASAN OPERASIONAL.................................................................................5
E. LANDASAN HUKUM...........................................................................................6
BAB V LOGISTIK.............................................................................................................28
A. PENGERTIAN......................................................................................................33
B. TUJUAN................................................................................................................33
E. PENGENDALIAN B3..........................................................................................34
BAB X PENUTUP...............................................................................................................41
A. Latar Belakang
Instalasi Radiologi merupakan salah satu bagian pelayanan rumah sakit yang terintegrasi
dengan pelayanan dari unit lainnya, oleh sebab itu pelayanan Radiologi tidak hanya terfokus
pada tujuan pelayanan Radiologi dalam memanfaatkan radiasi tetapi juga tetap
mempertimbangkan dan memperhatikan pada tujuan sistem keselamatan pasien. Selama
ini Instalasi Radiologi dalam melaksanakan pelayanan kesehatan melalui pemanfaatan
radiasi pengion dan non pengion sangat terarah pada keselamatan terhadap radiasi karena
diketahui pemakaian radiasi pengion mengandung risiko bila digunakan tanpa mengikuti
dan taat pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Kini saatnya semua individu yang terkait dalam pelayanan Radiologi mulai memikirkan,
membuat, menerapkan dan melaksanakan sistem keselamatan pasien, sehingga pelayanan
Radiologi (Radiodiagnostik) tidak hanya mampu memberikan layanan dan hasil layanan
yang bermutu tinggi tetapi juga memberikan kepastian terwujudnya keselamatan pasien
(pasien safety).
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Instalasi Radiologi perlu dibuat standar pelayanan
yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan yang
diberikan kepada pasien radiologi Rumah Sakit Jiwa Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang.
B. Tujuan Pedoman
1. Memberikan standar pelayanan Radiologi baku bagi seluruh staf di lingkungan Instalasi
Radiologi dalam memberikan pelayanan yang bermutu dan menjamin keselamatan
pasien,
2. Menjamin kontinuitas pelayanan pasien Radiologi dalam mendapatkan kesembuhan,
baik yang membutuhkan pelayanan rawat inap, tindakan bedah, maupun rujukan ke
tempat lain.
3. Sebagai acuan bagi fasilitas pelayanan kesehatan dalam melaksanakan pelayanan
Radiologi secara sistematik dan terarah.
1. Pelayanan Radiodiagnostik.
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
1. Undang – Undang Pokok Kesehatan No.23 Tahun 1992.
2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran
3. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1997 tentang Tenaga Kesehatan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan Kesehatan
terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion
6. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion
dan Keamanan Sumber Radioaktif
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 780/Menkes/Per/VIII/2008 tanggal 19
Agustus 2008 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi.
B A B II
STANDAR KETENAGAAN
Pelayanan radiologi yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh Sumber Daya Manusia yang ada
di dalamnya.Maka dari itu Instalasi Radiologi RSJ Dr.Radjiman Wediodiningrat menentukan
persyaratan kualifikasi tenaga sebagai berikut :
Syarat Jabatan :
1. Dokter spesialis radiologi
2. Mempunyai SIP berlaku
Uraian Tugas :
1. Mengelola pelaksanaan pelayanan radiologi.
2. Membantu kepala Urusan Radiologi dalam membuat SPO, Program kerja dan
Petunjuk teknis pelayanan.
3. Memberikan petunjuk dan membagi tugas kepada semua staf dan mengatur shif
dinas.
4. Mengatur cuti dan libur semua karyawan demi kelancaran pelayanan radiologi.
5. Mengatur penggunaan kebutuhan barang cetakan dan ATK untuk pelayanan.
6. Mengatur penggunaan peralatan untuk pelayanan.
7. Melaporkan semua kejadian kejadian kepada Kepala Urusan Radiologi
8. Memberikan contoh berperilaku yang baik bagi staf yang lain.
9. Melaporkan pelanggaran disiplin kepada Kepala Urusan Radiologi
Syarat Jabatan :
1. Minimal D3 Radiologi.
2. Mempunyai Surat Ijin Bekerja.
3. Pengalaman minimal 1 tahun bekerja di radiologi.
Uraian Tugas :
1. Melakukan pengawasan terhadap kebersihan peralatan dan ruangan radiologi.
2. Melaporkan kepada koordinator Pelayanan bila ada kerusakan peralatan.
3. Menjamin ketersediaan alat dan obat-obat emergency.
4. Menjaga keutuhan peralatan radiologi.
5. Mengkoordinasikan dan mengatur jadwal kalibrasi peralatan radiologi.
6. Mengatur jadwal bila ada pemeriksaan-pemeriksaan khusus radiologi.
7. Melaksanakan tugas lain dari atasan.
Uraian Tugas :
1. Menjaga kebersihan alat-alat radiologi.
2. Mengontrol keadaan alat penunjang radiologi (apron, marker dll).
3. Mengontrol fungsi kerja peralatan radiologi.
4. Menjaga kebersihan dan kerapian ruangan radiologi.
5. Mengkoordinir pelaksanaan kalibrasi alat radiologi.
6. Mengatur jadwal khusus (check-up dll).
Tanggung Jawab :
Wewenang :
1. Mengatur jadwal pemeriksaan radiologi.
2. Membagi tugas untuk penyiapan dan pembersihan peralatan radiologi.
3. Meminta stok barang logistik terutama bahan habis pakai untuk pemeriksaan
radiologi.
4. Mengatur tata letak barang dan alat diruang pemeriksaan.
Syarat Jabatan :
4. Minimal D3 Radiologi.
5. Mempunyai Surat Ijin Bekerja.
6. Pengalaman minimal 1 tahun bekerja di radiologi.
2.5. Penanggung Jawab Proteksi Radiasi
Nama Jabatan : Penanggung Jawab Proteksi Radiasi
Unit Kerja : Instalasi Radiologi
Ikhtisar Jabatan :
1. Menyusun jadwal kalibrasi peralatan radiologi.
2. Menyusun langkah-langkah keselamatan radiologi.
3. Membuat laporan kejadian yang berhubungan dengan radiasi.
4. Mengawasi perilaku semua staf radiologi yang berhubungan dengan radiasi.
5. Memotivasi dan menyarankan agar semua petugas mematuhi peraturan
keselamatan radiasi.
6. Mengirimkan TLD tiap 3 bulan sekali ke BPFK untuk dilakukan monitoring hasil
paparan radiasi yang diterima.
Uraian Tugas :
1. Mendokumentasikan hasil check up kesehatan petugas.
2. Mengirimkan dan mendokumentasi TLD hasil monitoring paparan radiasi semua
petugas.
3. Memotivasi dan menyarankan agar semua petugas mematuhi peraturan
keselamatan radiasi.
Tanggung Jawab :
Wewenang :
1. Minimal D3 radiologi.
2. Mempunyai Surat Ijin Bekerja.
3. Minimal bekerja di radiologi 1 tahun.
Kunjungan pasien radiologi 90% adalah datang saat shif pagi, sehingga
perhitungan diatas adalah untuk kebutuhan tenaga shif pagi. Sehingga untuk shif
siang dan malam dibutuhkan tenaga 2 orang. Masih ada kebutuhan tenaga lagi
yaitu untuk pemenuhan persyaratan alat canggih dibutuhkan tenaga fisika medis,
mengikuti rapat, asisten Ultrasonografi , dan ekspertise USG serta administrasi
radiologi sejumlah 4 orang.
Kemudian untuk memenuhi waktu kerja maka dibutuhkan 1 lagi tenaga guna
menggantikan yang turun jaga/izin/cuti/sakit. Maka secara keseluruhan adalah :
1. Tenaga radiografer shif pagi = 3 orang
2. Tenaga fisika medis = 1 orang
3. Tenaga administrasi = 1 orang
4. Tenaga radiografer shif siang = 2 orang
5. Tenaga radiografer shif malam= 1 orang
6. Tenaga radiografer turun jaga = 1 orang
JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA = 8 orang
4. Pengaturan Jaga
BAB III
STANDAR FASILITAS DAN PERALATAN
Ruang dan peralatan turut menentukan terselenggaranya kegiatan pelayanan radiologi yang
aman, efektif, efisien dan manusiawi sesuai dengan kebutuhan dan peraturan yang berlaku,
serta untuk kenyamanan dan ketertiban dalam melaksanakan tugas. Letak Ruang Radiologi
RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang kurang strategis, meski demikian mampu melayani
pasien rawat jalan, rawat inap, IGD maupun pasien rujukan dari luar rumah sakit.
3.2 Peralatan
Peralatan yang tersedia di Unit Radiologi RSJ. Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang
sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
410/MENKES/SK/III/2010 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan
Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
Alat radiologi yang sudah tidak bisa diperbaiki ( kegagalan fungsi ) dilakukan proses
penarikan dan didokumentasikan.
a. Persyaratan peralatan
Semua peralatan radiologi telah dilakukan uji fungsi dari vendor
Semua peralatan x-ray harus mempunyai izin dari BAPETEN.
Radiasi bocor tidak lebih dari 100mR/jam pada jarak 1m dari fokus
Dilengkapi pengatur diafragma dan kolimator pada alat x-ray
Inspeksi dan pemeliharaan secara berkala oleh pihak ATEM
Dilakukan kalibrasi secara berkala dari pihak ketiga ( BPFK)
Menggunakan TLD.
2. Peralatan Pendukung
Film x-ray = 3 ukuran
Processing film CR = 2 unit
Kaset dan Grid = 10 buah berbagai ukuran
Oksigen = 2 unit
Tensimeter = 1 unit
Obat-obatan emergency = 1 set
Apron = 5 buah
Suction Pump = 1 unit
Standart infus = 1 buah
Lampu baca foto rontgen = 3 buah
AC = 9 unit
Sketsel Pb = 2 buah
UPS CR = 1 buah
UPS CT Scan = 1 unit
Transducer = 1 unit
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
PEMERIKSAAN
PENGAMBILAN HASIL
Pendaftaran pasien dicatat menggunakan buku register pasien radiologi dan ditransaksi di
komputer dengan program SIMRS.
Yang di catat dibuku register meliputi :
a) Nama pasien
b) Nomor catatan medik
c) Alamat pasien
d) Tanggal lahir pasien
e) Asal ruangan
f) Jenis pemeriksaan
g) Jenis asuransi
h) Nama dokter pengirim
i) Ukuran film yang digunakan
Pasien yang datang ke radiologi bisa berasal dari dokter internal dan external
RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat.
4.5.2.b Pelaksanaan
a) Petugas membaca lembar permintaan pemeriksaan, meliputi :
Identitas pasien : Nama, Tanggal Lahir, No.CM
Jenis permintaan pemeriksaan
Diagnosa penyakit pasien
Jenis penjamin
b) Lakukan input data pasien di monitor CR
c) Ambil kaset sesuai ukuran dari box CR
d) Bawa dan masuk ke ruang periksa
e) Siapkan alat sinar-x dan marker R/L
f) Panggil pasien dengan menyebut Bp/Ibu/Mbak/Mas/Anak dan nama di
ruang tunggu
g) Persilahkan pasien masuk dan tutup pintu ruangan
h) Lakukan identifikasi meliputi : nama dan tanggal lahir
i) Jelaskan prosedur pemeriksaan secukupnya
j) Tanyakan kembali persiapan pasien, bila perlu minta untuk kencing terlebih
dahulu dan ganti pakaian
k) Lakukan assesment awal : ada riwayat
alergi obat
Penyakit jantung, DM, Hipertensi, Asthma Bronchiale
Cek hasil laboratorium
l) Lakukan tensimeter , cek nadi dan timbang badan
m) Lakukan foto polos / foto persiapan
n) Lakukan processing film
o) Konsultasikan dengan dokter spesialis radiologi
p) Bila dokter spesialis radiologi menginstruksikan lanjut, maka siapkan
bahan media kontras
q) Lakukan inform concent
r) Lakukan tes alergi media kontras
s) Tunggu 5 menit, Bila tidak ada reaksi alergi, masukkan seluruh media
kontras melalui intravena
Contoh :
Permisi pak / ibu, Bapak / Ibu sama dokter A, di mintakan foto panoramic,
agar gambarnya jelas, mohon accesoris yang ada di kepala harap di lepas
j) Sambil menunggu pasien melepas aksesoris, siapkan faktor expose
k) Atur posisi pasien, lalu informasikan selama pemeriksaan, alat yang bergerak
memutar, dan pasien tidak boleh bergerak, supaya gambar yang dihasilkan
tidak kabur
l) Persilahkan pasien menunggu ± 5 menit untuk di lakukan cek foto
m) Ambil kaset yang di expose lalu masukkan di mesin pembaca film (CR) untuk
dilakukan processing
n) Lakukan editing pada hasil foto, bila diperlukan
o) Cetak film pada mesin printer CR
p) Bila radiografi sudah jadi, persilahkan pasien menunggu di ruang tunggu untuk
mengambil hasil foto rontgen
q) berikan pada petugas administrasi untuk dimasukkan kedalam amplop foto
yang sudah diberi nama masing-masing pasien
r) berikan pada pasien dan di minta tanda tangan dilengkapi nama terang,
tanggal dan jam pengambilan di buku pendaftaran panoramic
2 CT Scan
180 menit 60 menit
3 USG
4 C-Arm
BAB V
LOGISTIK
b. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan di farmasi.Prosedur penyimpanan film DVB/DVE
Carestream :
Jauhkan dari benda tajam yang dapat merobek pembungkus film
Simpan pada suhu 4° – 24° C
Simpan pada kelembaban 30 – 50%
Simpan pada tempat yang terlindungi sinar matahari langsung dan sinar
radiasi pengion
Penggunaan safelight dengan tipe safelight filter 7B
c. Penggunaan
Penggunaan barang yang ada batas kadaluarsanya harus diperhatikan benar-
benar. Barang yang batas kadaluarsanya pendek digunakan terlebih dahulu.
Penggunaan obat kontras dilakukan dengan peresepan ke farmasi setiap ada
pemeriksaan.
d. Pencatatan
Penggunaan barang radiologi dilakukan pencatatan di form catatan logistik.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
6.1 Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit khususnya Instalasi
Radiologi membuat pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan Radiologi atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil dalam pelaksanaan pelayanan Radiologi.
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
yang aman dan nyaman. Sistem tersebut meliputi : .
Assesmen
Risiko dan pengelolaannya
Identifikasi
Pelaporan dan analisis insiden
6.2 Tujuan
Proses identifikasi dapat dilakukan dengan melihat data status pasien yang
dikenakan pasien atau dapat melakukan identifikasi langsung dengan cara
menanyakan identitas diri (nama dan tanggal lahir) ke pasien dibantu dengan
foto identifikasi dalam rekam medik atau gelang identifikasi.
1. Bekerja sesuai dengan kode etik profesi dan prosedur pelayanan yang sudah ditetapkan
2. Pelayanan Radiologi dilakukan hanya sebatas yang tertera dalam formulir permintaan
pemeriksaan, kecuali dibutuhkan untuk memberikan informasi yang lebih akurat guna
kepentingan diagnosa atau terapi.
3. Memahami dengan teliti dalam mengidentifikasi pasien, kejelasan klinis dan permintaan
yang diinginkan dokter pengirim yang akan dilakukan tindakan foto.
4. Menekan dosis radiasi serendah mungkin sesuai dengan klinis
5. Membatasi luas lapangan penyinaran sesuai dengan permintaan.
6. Memberikan proteksi radiasi di daerah yang sensitif yang tidak difoto seperti proteksi
untuk gonad, ovarium shield dan thyroid.
7. Berupaya mencegah meningkatnya paparan radiasi dengan memperhatikan kondisi
lingkungan.
8. Memperhatikan keamanan struktur bangunan Radiologi terhadap kebocoran radiasi.
9. Memberikan apron bagi keluarga pasien bila diperlukan untuk membantu petugas
Radiologi selama pemeriksaan.
10. Memberikan tanda atau lampu tentang adanya radiasi pada daerah tersebut.
11. Dilakukannya kalibrasi secara rutin dan quality control peralatan Radiologi dilaksanakan
secara berkala.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para
petugas radiologi di rumah sakit dilakukan dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan
rehabilitasi.
A. Pengertian
Merupakan upaya tindakan untuk keselamatan pasien, peralatan, lingkungan kerja dan
masyarakat dengan cara melakukan pekerjaan yang benar. Ini merupakan tugas semua orang
yang berada di rumah sakit termasuk instalasi radiologi.Sehingga dengan kata lain keselamatan
kerja adalah dari, oleh dan untuk setiap tenaga dan orang lain yang berada di rumah sakit.
Keselamatan kerja merupakan sarana untuk mencegah kerja yang menimbulkan kerugian
materi dan non materi.
F. Upaya Pencegahan
Upaya pencegahan kecelakaan kerja di unit radiologi adalah :
a. Desain ruangan, dibuat sesuai aturan yang berlaku dan memenuhi standar
proteksi radiasi. Di pasang lampu merah petunjuk radiasi di setiap pintu ruang
yang di dalamnya ada alat sinar-x
b. Peralatan di pasang grounding untuk menghindari kesetrum listrik. Dan dilengkapi
dengan cara menggunakan alat tersebut.
c. Untuk SDM diberikan petunjuk teknis dan SPO. Juga saling komunikasi antar
pekerja.
d. Untuk monitoring alat, dilakukan kalibrasi secara rutin setiap tahun. Juga
dilakukan pengelolaan harian, mingguan, bulanan dan tahunan.
e. Untuk semua staf pelayanan RIR, dilakukan orientasi tentang praktek dan
prosedur keselamatan.
f. Apabila ada alat baru, maka dilakukan in service training bagi staf untuk
melakukan pemeriksaan dan menangani bahan berbahaya produk baru
Pedoman Pelayanan Radiologi RSJ.Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Page 29
Berhubungan dengan konsep keselamatan kerja, maka perlu di ketahui bersama hal hal yang
menunjang keselamatan kerja bagi staf/petugas dapat dipantau dengan baik, berikut ini akan
dijabarkan hal hal yang berhubungan dengan konsep keselamatan kerja di bidang
radiodiagnostik, meliputi :
BAB VIII
Sesuai dengan Perka Bapeten No.8 tahun 2011 tentang Keselamatan Radiasi dalam
penggunaan pesawat Sinar-x Radiologi Diagnostik dan Intervensional, serta Perka Bapeten
No.4 tahun 2013 tentang Proteksi dan Keselamatan Radiasi dalam pemanfaatan Tenaga Nuklir,
untuk memberikan informasi radiodiagnostik pada pasien, maka sinar-x yang ditimbulkan juga
memberikan efek yang berbahaya bagi manusia, yaitu pasien, pekerja serta masyarakat
lingkungannya. Sebagai sarana proteksi radiasi, ruang Radiologi melengkapi segala
perlengkapan dan peralatan yang aman guna membatasi sinar radiasi yang ada meliputi :
Pelayanan Radiologi dilakukan hanya sebatas yang tertera dalam formulir permintaan
pemeriksaan, kecuali dibutuhkan untuk memberikan informasi yang lebih akurat guna
kepentingan diagnosa atau terapi.
Identifikasi dosis radiasi pada pemeriksaaan radiologi (untuk pasien diagnostik tidak ada
dosis maksimal), berdasarakan Keputusan Kepala BAPETEN No. 1211/K/V/2021 tingkat
panduan Diagnostik Indonesia atau Indonesian Diagnostic Refference Level (I-DRL)
untuk alat Radiografi Umum dan CT scan untuk kelompok usia di atas 15 tahun, sebagai
berikut:
1. Tingkat panduan dosis pesawat Radiografi Umum berdasarakan I-DRl nilai ESAK
dan INAK pada jenis pemeriksaan tertentu secara berturut-turut adalah :
No. Jenis Pemeriksaan ESAK (mGy) INAK (mGy)
1 Abdomen AP 2,0 1,4
2 Ankle joint AP 0,2 0,1
3 Antebrachia AP 0,1 0,1
4 BNO AP 1,7 1,3
5 Chest AP 0,4 0,3
6 Chest PA 0,4 0,3
7 Cervical LAT 1,4 1,0
8 Cervical AP 0,7 0,5
9 Femur AP 0,5 0,4
10 Genu AP 0,4 0,3
11 Genu LAT 0,4 0,3
12 Lumbar Spine AP 2,0 1,4
13 Lumbar Spine LAT 4,4 3,1
14 Manus AP 0,2 0,1
15 Pedis AP 0,2 0,2
16 Pelvis AP 1,8 1,4
17 Shoulder 1,8 1,4
18 Skull AP 1,8 1,4
19 Skull LAT 1,2 0,9
20 GR-Cruris Tibia Fibula 0,3 0,2
21 Wrist join AP 0,2 0,2
22 Waters 1,7 1,2
Keterangan :
CTDIvol : Volume CT Dose Index
DLP : Dose Length Product
Menekan dosis radiasi serendah mungkin sesuai dengan klinis
Membatasi luas lapangan penyinaran sesuai dengan permintaan
Memberikan proteksi radiasi di daerah yang sensitif yang tidak difoto seperti proteksi
untuk gonad, ovarium shield dan thyroid.
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
Sebagai validasi metoda tes digunakan untuk presisi dan akurasi, semua peralatan
radiologi di RSJ Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang, untuk alat yang lama selalu dilakukan
Program Jaminan Mutu (QAP) x-ray imejing diagnostik lebih berkonsentrasi pada aspek
layanan kepada pasien (patient care) dan aspek yang berkaitan dengan interpretasi gambar
(image interpretation). Pengendalian mutu Radiologi khususnya dibidang Radiodiagnostik di
RSJ. Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang meliputi beberapa hal diantaranya :
Dari ke dua program pengendalian Mutu yang ada, ruang Radiologi akan terus melakukan
pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaan kerja sehingga hasil pelayanan dapat
terus terpantau dan berjalan dengan baik sesuai standar yang ditetapkan. Hasil
pengendalian mutu akan dilaporkan kepada Direktur RSJ. Dr.Radjiman Wediodiningrat
Lawang secara berkala dan akan dilakukan evaluasi untuk mengetahui kekurangan dan
akan mengadakan perbaikan ke depannya.
Apabila ada hasil foto yang tak dapat dibaca karena berbagai hal, maka dokter spesialis
radiologi memerintahkan pengulangan foto melalui order form dan didokumentasikan.
Ditetapkan di : Lawang
Pada Tanggal : 05 September 2022
DIREKTUR UTAMA
YUNIAR
NIP. 196808171996032005