Anda di halaman 1dari 2

Ceramah Maulid Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad lahir di Makkah hari Senin, 12 Rabi’ul Awal pada tahun 571 kalender
Romawi. Rasul lahir dari ibu bernama Aminah dan ayahnya bernama Abdullah. Tahun
tersebut juga disebut sebagai Tahun Gajah yakni tahun ketika pasukan gajah di bawah
pimpinan Abrahah Habasyah tengah menyerang Ka’bah.
Allah SWT pun menghentikan aksi mereka dengan segala kebesaranNya. Burung ababil pun
datang menjatuh batu-batu untuk mendatangkan wabah penyakit.
Kisah kelahiran Nabi Muhammad ini ada di dalam Surah Al Fil yang memiliki arti Tahun
Gajah. Rasulullah lahir di masa ini dan dibesarkan sebagai anak yatim karena ayahnya,
Abdullah telah meninggal dunia sebelum usianya genap 3 Tahun. Semasa kecilnya, akhirnya
dibesarkan oleh kakeknya, Abdul Muthalib.
Pada saat Nabi lahir, seorang ibu bernama Halimah Sa’diyah dengan ikhlas mau menyusui
Muhammad meski ASI-nya sulit keluar. Namun karena Keikhlasan Halimah pun diberi
balasan oleh Allah SWT, karena setelah itu air ASI-nya keluar dengan deras.
Lanjut pada masa Remaja, Nabi Muhammad terjaga dari perbuatan merugikan kawan
sekitarnya. Sampai suatu ketika, Nabi pun bercerita ketika dua kali duduk saat
mendengarkan pesta perkawinan di zaman Jahiliyah.
Allah justru menutup telinganya sampai tertidur dan terbangun esoknya. “Setelah itu, aku
tidak pernah lagi berniat mengikuti perbuatan buruk.” (HR Thabrani).
Singkat cerita, menjelang usia Nabi Muhammad yang dewasa, membuatnya semakin
menekuni dunia bisnis. Nabi pun berdagang dengan kawan terbaiknya yakni Saib bin Abi
Saib. Barulah pada saat berusia 25 tahun, Rasulullah menjalin kerja sama bisnis bersama
wanita kaya raya yakni Siti Khadijah.
Perkenalan Muhammad dengan Khadijah memang berawal dari dunia perniagaan.
Perempuan ini biasa membiayai kafilah perdagangan Mekkah ke Suriah untuk nanti
membagi keuntungan bersama mitranya. Hal ini menjadi alasan bagi mereka berdua dalam
melakukan perjalanan dagang tersebut.
Banyaknya kegiatan perdagangan yang melibatkan mereka berdua, membuat Khadijah
merasa tertarik. Perempuan ini akhirnya mengutus seorang sahabatnya, Nafisah binti
Umayyah untuk menyampaikan keinginannya yakni melamar Nabi Muhammad.
Muhammad SAW pun menyampaikan kabar gembira ini kepada paman-pamannya. Salah
satunya yakni, Hamzah bin Abdul Muthalib lantas mendatangi rumah Khuwailid bin Asad
dengan Muhammad untuk melamar Khadijah. Maka menikahlah mereka berdua ketika Nabi
berusia 28 tahun.
Sebelum Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi rasul, Nabi Muhammad sudah
mendapatkan beberapa karunia istimewa dari Allah seperti wajahnya terlihat bersinar dan
bersih. Hal ini nyatanya menjadi pertanda kebesaran Allah yang menandakan akan
datangnya nabi terakhir dengan kedudukan tertinggi sampai akhir zaman. Karena banyak
penduduk Arab yang melakukan perbuatan jahiliyah seperti menyembah berhala. Maka,
Rasulullah sering berdiam diri di Gua Hira dan mencari jalan keluar agar mereka kembali ke
jalan Allah. Kemudian, melalui malaikat Jibril, Allah menurunkan wahyu pertama kepada
Rasulullah sebagai tanda pengangkatannya sebagai rasul di usianya yang ke-40. Setelah
diangkat sebagai rasul, beliau dengan gencar menjalankan misi dakwahnya, yakni
memperbaiki tauhid dan menghilangkan kejahiliyahan.
Nabi Muhammad akhirnya memulai dakwahnya secara terang-terangan pada keluarga
paling dekat yaitu kalangan Bani Hasyim. Hanya Ali bin Abu Thalib yang mau menerima dan
memutuskan untuk beriman kepada Allah. Sementara Abu Thalib ikut melindungi Rasul saat
berdakwah. Dakwah secara terang-terangan ini selalu mendapatkan pertentangan oleh
kaum Quraisy. Bahkan beberapa orang menuduh Nabi Muhammad gila dan melemparkan
kotoran ke tubuh Nabi.
Dan akhirnya rasul pun wafat. Pada hari Senin, tanggal 8 Juni 632, Nabi Muhammad
meninggal di rumah istrinya, Aisyah. Nabi Muhammad meninggal karena sakit, dalam usia
63 tahun, ketika posisi kepalanya sedang bertumpu pada pangkuan Aisyah. Beliau sakit
ketika pulang dari haji Wada, tepatnya pada dua hari terakhir bulan Shafar, atau menjelang
hari-hari pertama memasuki bulan bulan Rabiul Awal, tahun ke-11 Hijriyah.
Di masa sakitnya, Rasulullah menyempatkan diri untuk menemui kaum Muslimin dan
berwasiat kepada mereka untuk tidak menjadikan kuburan nabi-nabi, termasuk kuburannya
nanti, sebagai masjid. Maksud dari perkataan tersebut ialah bahwa Rasulullah melarang
kaum Muslimin untuk menyembah kuburannya, kelak ketika ia telah meninggal.
Tak lama setelah Rasulullah berwasiat kepada kaum Muslimin, sakit yang dideritanya kian
parah. Akhirnya, ajal pun menghampiri. Wafatnya Rasululah membawa kesedihan kepada
seluruh umatnya, terutama para keluarga dan sahabat, seperti Abu Bakar dan Umar bin
Khattab.

Anda mungkin juga menyukai