Anda di halaman 1dari 6

SOAL 1

Disrupsi yang ditandai dengan proses adopsi teknologi secara besar-besaran di era
revolusi industri 4.0 telah menimbulkan peristiwa-peristiwa shifting yang tak kecil. Para
pelaku usaha incumbent pun dihadapkan pada pilihan shifting (bergeser) atau stand
still (diam) di tempat. Menurut Anda, pilihan manakah yang tepat untuk diambil oleh
para pelaku usaha? Berikan analisa Anda!

Memasuki era disrupsi, perusahaan harus lebih kreatif dan inovatif untuk bertahan hidup,
karena tidak sedikit pengusaha yang merugi dan terpaksa menutup bisnisnya karena tidak
siap menghadapi persaingan di era disrupsi. Edward de Bono F menyatakan bahwa cara
berpikir harus berubah untuk memanfaatkan kreativitas. Dengan demikian, hanya pola
berpikir baru yang dapat mendorong munculnya gagasan baru maupun inovasi.

Kondisi pasar selalu mengalami perubahan, baik karena sikap konsumen berubah, terjadinya
perubahan atau kemajuan teknologi, pertumbuhan sektor industri, dan lain-lain. Karena itu
industri maupun pasar akan selalu berubah, baik perubahan pada strukturnya, pada
definisinya, dan juga pada unsur-unsur lainnya. Entrepreneur perlu mampu membaca
perubahan semacam ini dan memanfaatkan peluang yang dimunculkannya. Kemampuan
membaca dan menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan yang selalu berubah, mungkin
merupakan faktor yang paling menentukan keberhasilan maupun kegagalan perusahaan.

Maka dari itu, menurut saya dengan semakin cepatnya perkembangan Revolusi Industri 4.0,
pelaku usaha harus sadar bahwa perubahan perlu dilakukan terus-menerus, tidak bisa
menganggap ini ada sebuah fenomena yang akan berhenti suatu saat, melainkan sebagai
perubahan kondisi pasar yang akan berkembang secara terus-menerus. Akan lebih baik jika
pelaku usaha melihat hal ini sebagai peluang apabila dapat memprediksi arah kondisi pasar
di masa yang akan datang. Dengan demikian diperlukan proses shifting (bergeser) dengan
melakukan beberapa hal, diantaranya:

1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia adalah aspek paling penting dalam sebuah perusahaan. Sumber daya
yang berkualitas akan lebih mudah beradaptasi dengan teknologi baru ataupun cara-cara
baru yang diterapkan untuk menghadapi kompetitor yang lebih unggul. Maka dari itu,
perusahaan perlu memberikan pelatihan bagi karyawannya guna meningkatkan sumber daya
manusia yang dimiliki.

2. Menerapkan Teknologi Digital

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, perusahaan mulai mengadopsi
teknologi digital untuk menunjang bisnisnya. Dengan penggunaan teknologi yang lebih
canggih, pekerjaan bisa lebih mudah dilakukan dan menghemat waktu. Beberapa teknologi
yang dapat diterapkan pada sebuah perusahaan adalah penggunaan robot, Big data, hingga
tools marketing. Untuk mengembangkan bisnis, perusahaan juga harus memahami strategi-
strategi pemasaran digital dengan memaksimalkan sosial media.

3. Melakukan Inovasi

Tips selanjutnya dalam menghadapi era disrupsi adalah melakukan inovasi. Inovasi adalah
kunci sukses dari mempertahankan pasar. Sebab, ketika perusahaan lengah dan telat
melakukan inovasi, maka perusahaan-perusahaan baru siap merebut pangsa pasar dan
mendominasinya. Inovasi yang dilakukan oleh perusahaan juga mengikuti perubahan pasar
yang terus berubah dari waktu ke waktu. Oleh karenanya, inovasi juga harus dibarengi dengan
riset yang kuat.

SOAL 2

Shifting model bisnis di era disrupsi telah mengakibatkan tutupnya berbagai kegiatan
usaha. Seharusnya seorang entrepreneur dapat mengantisipasi kondisi ini sejak awal.
Salah satu langkah antisipatif yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan
pemantauan terhadap kondisi lingkungan usaha. Berikan analisa proses pemantauan
lingkungan yang dapat dilakukan berikut empat tahapannya!

Pemantauan terhadap kondisi lingkungan merupakan kegiatan yang ditujukan untuk


memeriksa kondisi lingkungan luar maupun lingkungan internal suatu kegiatan usaha.

Porter berpendapat bahwa perusahaan berukuran kecil tidak akan cukup memiliki kekuatan
untuk mempengaruhi ataupun mengubah struktur industri sosial yang digelutinya, dan
cenderung hanya memiliki kemampuan untuk memiliki posisi yang baik, yaitu apabila
perusahaan kecil itu memiliki dan mampu memanfaatkan keunggulan kompetitif yang
dimilikinya. Proses pemantauan lingkungan dilakukan melalui empat tahapan:

1. Melakukan tinjauan usaha secara makro


Penelaahan terhadap kondisi lingkungan secara makro perlu dilakukan terhadap
Lingkungan Ekonomi secara keseluruhan dan kondisi Lingkungan Usaha dari kegiatan
yang dijalankan.
2. Memahami aturan pemerintah
Perusahaan perlu menaati peraturan dan undang-undang yang berlaku di tempat
perusahaan itu menjalankan kegiatannya. Karena itu, ongkos-ongkos yang perlu
dikeluarkan oleh perusahaan maupun besarnya keuntungan yang dapat diperoleh bisa
dipengaruhi oleh perubahan peraturan pemerintah yang berlaku di daerah itu.
3. Membaca kondisi lingkungan usaha
Dalam usaha untuk memahami kondisi lingkungan, pemahaman terhadap corak struktur
industri yang ditempatinya merupakan Langkah penting berikutnya bagi sebuah
perusahaan yang baru berdiri. Berikut ini elemen-elemen penting yang ikut bermain dalam
suatu jenis struktur industri, dan perlu mendapat perhatian dari perusahaan-perusahaan
yang berada dalam struktur industri tersebut.
a. Pengusaha Pendatang Baru
b. Pesaing
c. Pemasok
d. Pembeli
e. Produk/Jasa Pengganti

Dari pemahaman jenis struktur industri ini, pelaku usaha dapat memperoleh informasi
mengenai karakteristik industri secara umum, hambatan masuk, dan persaingan.

4. Memilih Tahapan
Selain berbagai proses analisis yang telah dijelaskan sebelumnya, beberapa langkah
berikut ini dianggap penting untuk dijalankan agar diperoleh pemahaman yang lebih
mendalam mengenai jenis industri yang dijalankan.
a. Definisikan Secara Jelas Bidang Usaha yang akan Dijalankan oleh Usaha Baru
Penting untuk ditetapkan dengan sejelas-jelasnya bidang usaha yang dijalankan atau
yang akan dijalankan oleh sebuah usaha yang masih baru sehingga perhatian
pengusaha bisa terfokus pada bidang usaha yang sedang dijalankan dan peluang
untuk bisa tinggal-landas menjadi lebih besar.
b. Mempelajari Persaingan yang Harus Dihadapi
Memahami jumlah pesaing yang harus dihadapi dalam usaha baru yang dijalankan,
ukuran atau kekuatannya, kebiasaannya, struktur ongkosnya akan membantu
munculnya pemahaman mengenai corak persaingan yang akan dihadapi. Selain itu
perlu juga diamati perubahan tingkat persaingan dan juga perubahan karakteristik
para pesaing.
c. Mempelajari Kekuatan dan Sifat Pemasok
Perlu dipahami corak ketergantungan usaha baru terhadap pemasok. Seperti apa
sikap atau pelayanan pemasok terhadap usaha baru sosial terhadap usaha yang
sudah lama? Apakah pemasok bersedia melayani usaha baru dengan cara yang
berbeda dan tidak memberatkan? Atau usaha baru harus rela menerima pelayanan
yang sifatnya terbatas.
d. Mempelajari Nilai Tambah Usaha Baru
Nilai tambah secara mendasar bisa diartikan sebagai selisih antara nilai penjualan
dengan harga bahan baku, dan menunjukkan besarnya nilai yang ditambahkan oleh
perusahaan terhadap produk atau jasa yang dihasilkan. Penelaahan terhadap nilai
tambah akan menentukan apakah akan terjadi integrasi usaha ke arah hulu ataupun
ke arah hilir. Integrasi usaha ke arah hulu akan terjadi apabila pembeli ternyata
berusaha memiliki usaha penyedia produk ataupun jasa. Integrasi ke arah hilir terjadi
apabila penyedia produk atau jasa berusaha menjadi pembeli. Corak nilai tambah
akan menentukan arah integrasi yang akan terjadi.
e. Perkiraan Ukuran Permintaan/Pasar
Permintaan terhadap produk ataupun jasa cenderung bersifat dinamis sehingga
sangat mungkin untuk berubah setiap waktu. Karena itu, penting untuk memahami
sejarah perkembangan pasar untuk mengetahui potensi pertumbuhannya.

SOAL 3

Strategi apa yang dapat dilakukan oleh para pelaku usaha agar dapat bertahan di
tengah perubahan lingkungan yang terjadi secara cepat? kaitkan jawaban dengan teori!

Berikut adalah strategi yang dapat dilakukan oleh para pelaku usaha agar dapat bertahan di
tengah perubahan lingkungan yang terjadi secara cepat.

1. Peningkatan Barang dan Material


Strategi pertama yang diperlukan demi menghadapi revolusi industri 4.0 adalah dengan
cara peningkatan barang dan material. Teknologi internet membuat batasan-batasan
antar negara seakan menghilang. Saat ini, konsumen dapat membeli barang antar negara
dengan mudah. Oleh karena itu, untuk menghadapi industri 4.0 perusahaan harus
melakukan perbaikan pada kualitas dan kuantitas barang serta material. Di samping
peningkatan kualitas dan kuantitas, peningkatan dari sektor teknologi juga dibutuhkan
agar dapat meningkatkan efisiensi dan kecepatan produksi.
2. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
Untuk menghadapi revolusi industri 4.0 perusahaan harus meningkatkan kualitas SDM
agar dapat memenuhi standar global. Pada era digital, robot mulai menggantikan peran
dan pekerjaan manusia. Namun, robot tidak akan bekerja dalam semua sektor. Robot
belum bisa menggantikan pekerjaan yang berhubungan dengan interaksi manusia dan
pengetahuan. Robot juga memerlukan teknisi yang dapat mengatur sistem dan
pengaturannya. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk
dapat mengaplikasikan dan mengontrol teknologi secara maksimal.
3. Penggunaan Internet of Things (IoT)
Teknologi internet terus meningkat, hampir setiap industri sudah menggunakan teknologi
internet dalam kehidupan sehari-hari. Perusahaan mau tidak mau harus beradaptasi
dengan teknologi internet dan diharapkan mampu menggunakan teknologi digital seperti
Big Data, Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud, dan Augmented Reality.
Perusahaan harus membangun proses IT yang pintar untuk dapat mengelola sistem yang
sudah terhubung dengan koneksi internet. Selain dapat mengoptimalkan pekerjaan,
teknologi internet juga akan mampu menghemat biaya produksi.
4. Membuat Aturan dan Kebijakan Baru
Setiap perusahaan tentu memiliki aturan dan kebijakannya masing-masing yang memiliki
proses yang berbeda-beda. Penggunaan teknologi internet tentu akan membuat alur
pekerjaan menjadi berbeda. Perusahaan harus membuat peraturan dan kebijakan yang
sesuai dengan pengaplikasian teknologi internet. Beberapa aturan dan kebijakan yang
biasanya diubah adalah kebijakan dalam suplai bahan baku, pembagian tugas kerja, dan
memastikan karyawan mengerti tentang cara penggunaan teknologi yang perusahaan
miliki.
5. Memperluas Networking
Salah satu strategi yang perlu dilakukan untuk menghadapi revolusi industri 4.0 adalah
dengan cara memperluas networking yang ada. Memiliki networking yang luas sangat
diperlukan untuk membuka peluang-peluang baru. Selain memperluas networking,
perusahaan juga harus meningkatkan kualitas dan layanan yang akan diberikan kepada
konsumen. Jika konsumen puas dengan pelayanan dan produk perusahaan, bukan tidak
mungkin, konsumen akan ikut mempromosikan perusahaan kepada orang lain.

SOAL 4

Pada artikel di atas disebutkan bahwa berbagai pihak menyatakan jika fenomena
tutupnya kegiatan usaha diakibatkan oleh daya beli yang menurun. Hal tersebut
diantaranya dikemukakan oleh Kamar Dagang Jakarta, Apindo, dan Lembaga Riset AC
Nielson. Setujukah anda dengan pernyataan tersebut? Berikan analisa terhadap
pernyataan tersebut berikut fakta lapangan atau contohnya

Menurut saya penutupan kegiatan usaha tersebut bukan karena penurunan daya beli
masyarakat, melainkan perubahan costumer behaviour. Pada era industri 4.0 atau biasa
disebut era digital, teknologi semakin berkembang pesat. Perubahan pada dunia industri yang
disebabkan industri 4.0 ini menyebabkan perubahan gaya hidup hampir seluruh masyarakat
di dunia. Jika dulu komputer dan internet dimanfaatkan dalam berkomunikasi, pada masa
industri 4.0, komputer dan internet menjadi bagian dari seluruh aspek kehidupan sehari-hari
seperti dalam berkomunikasi, bekerja, berbelanja, belajar, dan sebagian lainnya. Perubahan
ini menyebabkan perubahan pada perilaku konsumen, sehingga mendorong perubahan pada
dunia pemasaran.
Perusahaan-perusahaan manufaktur yang awalnya memiliki mata rantai distribusi pada
barang-barang hasil produksinya panjang, saat ini dipangkas sehingga menjadi pendek. Hal
ini dikarenakan perusahaan manufaktur di seluruh dunia telah banyak yang menjangkau end
user produknya melalui pemasaran digital. Maka dari itu, perusahaan manufaktur telah
membuka toko online sendiri serta memanfaatkan marketplace online (e-commerce) seperti
Amazon, Bukalapak, dan lain-lain.

Hal ini seperti yang dilakukan perusahaan multinasinoal yang bergerak di bidang retail, seperti
H&M atau Hennes & Maurtiz AB. Mereka menutup offline store nya sebanyak 250 store di
seluruh dunia, karena disebabkan penjualan yang menurun pada masa pandemi, dimana
perusahaan ini focus pada pemasaran online untuk menanggapi perubahaan kebiasan
belanja konsumen. Di Indonesia toko seperti Matahari juga mulai membuka portal berbelanja
melalui platform digital.

Selain peruhabahan costumer behaviour dari sisi media transaksi, salah satu hal yang
menyebabkan terjadinya penutupan usaha di Indonesia adalah karena mudahnya
mendapatkan barang dari luar negeri dengan harga yang jauh lebih murah. Sebelum terjadi
perubahan tarif Bea Masuk oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan
di tahun 2020, batas pembebasan barang impor yang masuk adalah sebesar USD 75.
Teknologi memudahkan cara berbelanja barang dari luar negeri. Volume impor barang
kiriman selama 2019 meningkat pesat menggambarkan peningkatan minat masyarakat atas
produk-produk luar negeri. Barang impor terutama dari Negeri Cina mendominasi permintaan
masyarakat Indonesia karena harga yang ditawarkan jauh lebih murah daripada harga dari
produk serupa yang tersedia di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai