Klasifikasi Kelompok
Tidak setiap himpunan orang disebut kelompok. Dikatakan kelompok jika terdapat kesadaran
dan ikatan antara yang mempersatukan anggotanya.
Menurut Baron & Byrne (1979:558), kelompok memiliki dua tanda psikologis yaitu: pertama,
anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok (ada sence of belonging). Kedua, nasib
anggota kelompok saling bergantung sehingga hasil setiap orang terkait dalam cara tertentu
dengan hasil yang lain.
Seseorang memilih suatu kelompok untuk memenuhi kebutuhannya di dalam konteks sosial.
Kelompok menurut Charles Pavitt & Ellen Curtis, yaitu:
• Produktifitas
• Morale
Menurut Gerald Wilson dan Michael Hanna ada 3 hal yang membuat seseorang masuk
dalam suatu kelompok, yakni:
1. Daya tarik anggota kelompok
2. Daya tarik kegiatan & tujuan kelompok
3. Daya tarik menjadi anggota kelompok
b. Fasilitas Sosial
Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau
peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok.
Menurut Allport, yang dimaksud dengan fasilitasi sosial adalah prestasi individu yang
meningkat karena disaksikan kelompok. Inti dari fasilitasi sosial adalah kehadiran
kelompok dapat mempermudah pekerjaan yang dilakukan.
Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965)
menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan efek pembangkit energi
pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan
orang yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan mempertingi kemungkinan
dikeluarkannya respon yang dominan.
Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah
yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi
penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah respon
yang banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas
kerja individu.
Contoh :
Seorang anak sekolah ketika berada di rumah akan terlihat baik perilakunya . Akan tetapi,
ketika anak ini berada di tengah-tengah kelompoknya (baca: Geng Nero), maka perilakunya
akan berubah menjadi nakal dan agresif. Bahkan ibunya terheran-heran dibuatnya, karena
tidak menyangka anaknya bisa seperti itu, padahal di rumah ia terlihat diam dan kalem.
c. Polarisasi
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi
kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah
diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu.
Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu,
setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras.
Polarisasi mengandung beberapa implikasi yang negatif, di antaranya adalah:
(1) Kecenderungan ke arah ekstremisme menyebabkan peserta komunikasi menjadi lebih
jauh dari dunia nyata yang menciptakan peluang bagi mereka untuk berbuat kesalahan
(2) Polarisasi akan mendorong ekstremisme dalam kelompok gerakan sosial atau politik.
4. Penguatan (Reinforcement)
• Masing-masing anggota kelompok menguatkan keputusan yang mereka ambil itu akan
mendorong dalam pencapaian tujuan kelompok bila ada rasa kebersamaan dalam
kelompok.
• Karena ada penguatan maksud dan tujuan itu akan menciptakan suatu kelompok yang
kompak, maka akan berkuranglah argumen-argumen yang ada karena anggota
kelompok menyadari bahwa telah berada pada tahap akhir untuk mencapai tujuan.
• Kesadaran yang timbul diantara anggota kelompok akan membuat akan menimbulkan
usaha mengungkapkan pendapat yang menuju pada kepentingan kelompok. Kemudian
anggota kelompok mendapatkan tugas-tugas tetentu untuk memudahkan dalam
mencapai tujuan.
Keefektifan Kelompok
Keefektifan Kelompok adalah pencapaian tujuan melalui kerjasama antar anggota kelompok.
Anggota kelompok saling bekerja sama untuk mencapai dua tujuan, yaitu melaksanakan tugas
kelompok dan memelihara moral para anggota kelompok. Keefektifan kelompok dipengaruhi
oleh faktor situasional dan faktor personal. Yang termasuk dalam faktor situasional keefektifan
kelompok mencakup ukuran kelompok, jaringan komunikasi, kohesi kelompok, dan
kepemimpinan.
Sedangkan, yang termasuk dalam faktor personal keefektifan kelompok mencakup kebutuhan
interpersonal dan proses interpersonal. Kebutuhan interpersonal meliputi inklusi, kontrol,
afeksi, tindak komunikasi, peranan. Proses interpersonal meliputi keterbukaan, percaya, dan
empati.