Anda di halaman 1dari 9

Nama : Lista Putri Adinda Rahmi

NIM : 09191038
UAS Peraturan Statutori

1. Yang dimaksud dengan :


a. Convention
Convention berarti Konvensi Internasional tentang Keselamatam Jiwa di Laut, 1974
sebagaimana telah diubah/ berikut semua perubahan.
b. Protocol
Protocol secara harfiah bisa didefinisikan sebagai peraturan atau arahan, dalam
konteksnya saat ini protocol akan merujuk ke Protocol keselamatan yang mana pada
kapal adalah Peraturan Statutori.
c. Annex
Berbicara tentang Annex pasti erat kaitannya dengan MARPOL, jika diulas sedikit
untuk Struktur dari MARPOL sendiri terdiri atas enam lampiran teknis (annex I –
VI), yaitu:
 Annex I: Pencegahan polusi oleh minyak. Berlaku 2 Oktober 1983;
 Annex II: Pencegahan polusi zat cair berbahaya (Noxious Substances) dalam
bentuk curah. Berlaku 2 Oktober 1983;
 Annex III: Pencegahan polusi dari zat berbahaya (Hamful Substances) dalam
bentuk kemasan. Berlaku mulai 1 Juli 1992;
 Annex IV: Pencegahan polusi dari air kotor/limbah (sewage) dari kapal. Berlaku
mulai 27 September 2003;
 Annex V: Pencegahan polusi oleh sampah (garbage) dari kapal. Berlaku mulai 31
Desember 1988;
 Annex VI: Pencegahan polusi udara akibat gas buang mesin kapal. Berlaku mulai
19 Mei 2005.

Maka jika didefinisika secara singkat, Annex kurang lebih adalah bab atau bagian
garis besar dalam peraturan MARPOL. Dimana MARPOL sendiri adalah (Marine
pollution) yaitu konvensi utama IMO tentang pencegahan pencemaran lingkungan
laut oleh kapal. Berisi berbagai peraturan yang bertujuan mencegah dan
meminimalkan polusi yang berasal dari kapal, baik yang tidak disengaja maupun
akibat dari operasi rutin kapal.
d. Code
Code secara singkat mungkin bisa didefinisikan kurang lebih sebagai aturan, dimana
code sendiri pada dunia perkapalan pasti akan merujuk ke LSA Code dan ISM Code.
Dimana LSA Code akan berisi regulasi keselamatan kapal dan sejenisnya sedangkan
ISM Code akan berisi Sistem Manajemen Keselamatan untuk pengoperasian kapal
secara aman dan usaha pencegahan pencemaran di laut.

2. Ilustrasi dan sinyal suara beserta dengan makna yang harus dikeluarkan oleh kapal pada
kondisi-kondisi berikut:
a. Head on Situation (Power Driven x Power Driven)

b. Head on Situation (Sailing Vessel x Sailing vessel)

c. Crossing Situation (Power Driven x Power driven)


d. Crossing Situation (Power Driven x Sailing Vessel)

e. Overtake Situation (Poer Driven x Power Driven)

3. Lampu navigasi yang wajib ada di power driven vessel dengan panjang 90 meter beserta
warna, sudut pencahayaan, jarak pandang dan penempatannya!

1. Masthead Light
Warna : Putih
Sudut Pencahayaan : 225°
Jarak Pandang : 6 Miles (Jarak pandang masthead light 6 mil, dan untuk lampu lainya
dengan jarak pandang 3 mil Untuk kapal 12 m < L < 50 m)
Penempatan : Haluan, Top Deck.
2. All Round light
Warna : Putih
Sudut Pencahayaan : 360°
Jarak Pandang : 3 Miles
Penempatan : Haluan

3. Sidelights
Warna : Merah (Portside) dan Hijau (Starboard)
Sudut Pencahayaan : 22.5°
Jarak Pandang : 3 Miles
Penempatan : Sisi Kapal

4. Stern Lights
Warna : Putih
Sudut Pencahayaan : 135°
Jarak Pandang : 3 Miles
Penempatan : Buritan
5. Morse Light
Warna : Biru/Kuning
Sudut Pencahayaan : 360°
Jarak Pandang : 3 Miles
Penempatan : Haluan, Top Deck

4. Definisi kondisi, lalu lengkapilah sinyal lampu, sinyal bentuk (day shape) pada siang
hari, dan sinyal suara pada kondisi restricted visibilty pada kapal:
a. Vessel not under command
Kapal yang karena alasan tertentu, tidak bisa bermanuver sesuai aturan dan tidak
dapat
menghindari jalur kapal lain
b. Vessel Restricted in her ability to manouvre
Kapal yang memang terbuat tidak dapat bermanuver sesuai aturan dan tidak dapat
menghindari jalur kapal lain
c. Vessel Constrained by her draught
Kapal mesin yang karena saratnya dibanding dalam dan lebar laut, menghambat kapal
untuk berpindah alur
d. Engaged in fishing
Sedang menggunakan alat pancing dimana kapal tidak dapat bermanuver

5. Alat keselamatan beserta persyaratan teknis yang disebutkan di LSA Code antara lain :

a. Lifeboat
Pada kapal kargo dengan panjang 80m keatas sampai 120m, setiap sekoci harus disimpan
di belakang dan ujung sekoci tidak kurang dari maju baling-baling agar dapat dilingdungi
akibat kerusakan yang disebabkan oleh gelobang besar. Sekoci harus tersimpan dengan di
tempat yang
bisa diluncurkan. Persyaratannya ialah dapatdiluncurkan dan dipasang ketika kapal maju
kedepan dengan kecepatan 5knot di air tenang. Kemudian dapat diaktifkan secara aman
atau diluncurkan ke air ketika penuh dengan orang dan perlengkapan yang ada.
b. Lifecraft
Setiap liferaft harus memiliki konstruksi yang mampu menahan paparan selama 30 hari
mengapung di semua kondisi laut. Kemudian ketika diluncurkan dari ketinggian 18m,
liferaft dan
peraltannyna tetap dalam kondisi operasi. Kemudian harus memiliki atap atau pelindung
untuk
melindungi dari panas dan dingin yang terbuat dari dua lapisan material yang dipisahkan
oleh bantalan udara.
c. Rescue boat
Kapal penumpang dengan GT>500 harus punya 1 kapalrecue di setiap sisi kapal,
sedangkan kapal penumpang dengan 300GT≤x≤500GT harus punya 1 rescue boat.
Kemudian memiliki kecepatan manuver hingga 6knot dan dapat menjaga kecepatannya
dalam jangka waktu 4 jam. Kemudian waktu pemulihan kapal penyelamat tidak lebih dari
5 menit. Kemudian jika mempunya bentuk kapal rescue yang kuat, yang dipompa atau
campuran maka harus mempunya panjang yang tidak kurang dari 3.8m dan tidak lebih
besar dari 8.5 m serta mempunya kapasitas orang sebanyak 5 orang duduk dan 1 orang
berdiri.
d. Survival craft portable radio
3 VHF radiotelephone di setiap kapal penumpang dan kapal cargo yang ≥500GT dan
2VFH
radiotelephone di setiap kapal penumpang dan kapal cargo yang 300GT≤x≤500GT.
e. Radar transporter
2 radar trasnporter di setiap kapal penumpang dan kapal cargo yang ≥500GT dan 1 radar
transporter di setiap kapal penumpang dan kapal cargo yang 300GT≤x≤500GT.
Digunakan untuk memberikan sinyal dalam kondisi darurat. Dilakukan dengancara
mentrasmisikan pesan berkode pada frekuensi 406MGh melalui stasiun satelit bumi ke
pusat koordinasi penyelamatan terdekat. Bebeapa EPIRB juga memiliki GPS bawaan
yang memungkinkan layanan penyelamat secara akurat untuk dapat menemukan posisi
+/- 50m.

6. Beberapa polusi udara yang dimaksud oleh Marpol Annex VI serta persyaratannya antara
lain :
Marpol Annex VI membatas emisi Nitrogen Oksida dan penggunaan bahan bakar yang
mengandung lebih sedikit sulfur demi melindungi kesehatan dan lingkungan dari polusi.
Aturannya adalah sebagai berikut:
 Membatasi emisi Nitrogen Oksida pada mesin diesel dengan daya 130kW.
 Membatasi kandungan sulfur dalam bahan bakar

Adapun beberapa poin penting yang bisa di highlight pada regulasi ini terkait polusi
udara adalah antara lain penggunaan :
 Zat perusak ozon
 Nitrogen oksida (NOx)
 Sulfur oksida (SOx)
 Senyawa organik yang mudah menguap (senyawa organik volatil (VOC))
 Pembakaran kapal
 Kualitas bahan bakar minyak
 Persyaratan untuk platform dan rig pengeboran

7. Hitung dan gambarkanlah ilustrasi double hull & double bottom pada potongan midship
suatu kapal tanker 9500 DWT dengan lebar 12 m.

8. ISM Code adalah International Safety Management (ISM) Code yang mana berisi
peraturan manajemen Internasional untuk operasi kapal secara aman dan pencegahan
pencemaran sebagaimana telah diadopsi oleh Majelis, yang hanya boleh dirubah oleh
Organisasi (IMO). Adapun perbedaan Safety Management Certificate dan Document of
Compliance adalah untuk Safety Management Certificate atau SMC sendiri definisinya
berarti dokumen yang dikeluarkan untuk sebuah kapal yang menandakan bahwa
Perusahaan dan manajemen kapal beroperasi sesuai dengan sistem manajemen
keselamatan yang telah disetujui sebelumnya. Kemudian Document of Compliance atau
DOC berarti dokumen yang dikeluarkan untuk sebuah Perusahaan yang telah sesuai
dengan persyaratan dari ISM Code. Berarti perbedaan keduanya terletak di persyaratan
yang di rujuk oleh kedua dokumen masing-masing.

9.

Anda mungkin juga menyukai