Anda di halaman 1dari 2

TANAM 100 POHON GAHARU DENGAN PROGRAM KEMITRAAN PT.

DYPA AQUILARIA MANDIRI Bekerja Sama dengan KOPERASI SERBA USAHA Mitra Usaha (KSU-MU) Bermitra Dengan PARA PETANI

tidak semua tumbuhan penghasil gaharu menghasilkan Gaharu.

B. PEMANFAATAN GAHARU :
SECARA TRADISIONAL : - Dupa - Pengharum Tubuh & Ruangan - Bahan Kosmetik - Obat obatan

AB) 2. TANGGUNG ; 3. KACANGAN ;(kacanganA, B dan C) 4. TERI ; (teri A,B,C, teri Kulit A,B ) 5. KEMEDANGAN (A,B,C) dan 6. SULOAN ; Pengelompokan klas mutu gaharu tersebut berbeda dengan standar nasional Indonesia (SNI) yaitu klas Gubal, Kemedangan dan klas Abu. Penerapan klas mutu tersebut seringkali merugikan pihak pencari gaharu/pedagang pengumpul karena didasari oleh kriteria yang jelas. :

D. TEKNIK BUDIDAYA ;
Pada saat ini teknik budidaya tanaman gaharu telah di kuasai dengan baik, dari mulai pembenihan, persemian, penanaman dan pemeliharaan. Adapun beberapa factor yang harus di perhatikan dalam kegiatan budidaya pohon penghasil gaharu adalah sebagai berikut 1. Persyaratan Tumbuh : Untuk memperoleh pertumbuhan yg optimal ,pohon penghasil gaharu perlu ditanam pada kondisi yang sesuai dengan tempat tumbuhnya di alam, tempat tumbuh yang cocok untuk tanaman penghasil gaharu adalah dataran rendah, lereng bukit sampai ketinggian 750 meter di atas permukaan laut. 2. Pembibitan ; Bibit tanaman penghasil gaharu dapat dikembangkan melalui generative dan Vegetatif 3. Penanaman ; Penanaman pohon penghasil gaharu dapat dilakukan dengan Agroforesty (Tumpang Sari) dengan tanaman singkong, pisang, karet, akasia, sengon, kelapa sawit, dll.pada tahap awal pertumbuhan dilapangan bibit penghasil gaharu memerlukan naungan. Dengan mengatur jarak tanam yang tepat, maka tanaman gaharu tidak akan mengganggu pertumbuhan tanaman pokok, apabila tanaman penghasil gaharu di tanam pada lahan yang luas dan masih kosong (monokultur) maka jarak tanam dapat dibuat 3 x 3m, 3 x 4m, 3 x 5m, 4 x 4m, atau 5 x 5m. Sistem Tumpang Sari O X O X O X O X O X O X O

A. GAHARU :
Indonesia Telah dikenal sebagai salah satu Negara penghasil gaharu di Dunia. Karena mempunyai lebih dari 25 Jenis pohon penghasil Gaharu yang tersebar di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku serta Papua. Gaharu merupakan komoditi Elite hasil hutan bukan kayu yang saat ini diminati oleh konsumen, baik Dalam Negeri maupun Luar Negeri. SECARA MODERN : - Parfum - Body lation - Aromaterapy - Teh - Sabun - Minyak Gaharu - Kerajinan Gaharu - Obat obatan (anti asmatik, anti mikroba, dan stimulant kerja syaraf dan pencernaan, obat kanker, perangsang sex, obat malaria, obat ginjal, dll )

Dilihat wujudnya gaharu merupakan gumpalan berbentuk padat, berwarna coklat kehitaman, sampai hitam dan berbau harum ( jika dibakar ) yang terdapat pada bagian kayu, atau akar dari jenis tumbuhan penghasil Gaharu yang telah mengalami proses perubahan kimia dan fisika akibat terinfeksi oleh sejenis Jamu. Oleh sebab itu

C. KLASIFIKASI GAHARU :

KUALITAS
O KET ; X ; Pohon Penghasil gaharu O ; Pohon / Tanaman Lain

Di pasaran lokal (dalam negeri) kualitas gaharu dikelompokkan dalam 6 (enam) kelas mutu yaitu : 1. SUPER ; (super king, super, super

4.

5.

6.

Pemeliharaan ; Tanaman penghasil gaharu pd umur 1-3 th perlu dipelihara secara intensif, terutama mengurangi gangguan dari Gulma, karena tanaman ini telah bermikoriza maka penggunaan pupuk kimia dapat diminimalisir. Setelah tanaman berumur 4 6 th tanaman ini telah siap di induksi / suntik secara buatan dengan menggunakan jamur pembentuk Gaharu. Teknik induksi ; Jamur pembentuk gaharu di suntikkan pada batang pohon penghasil gaharu, reaksi pembentukan gaharu akan di pengaruhi oleh daya tahan inang terhadap induksi jamur dan kondisi lingkungan. Respon inang ditandai dengan warna coklat setelah beberapa bulan di suntik semakin banyak lubang dan inokulum dibuat maka semakin cepat pembentukan gaharu terjadi. Proses pembusukan batang oleh jamur lain dapat terjadi apabila teknik penyuntikan tidak dilakukan secara procedural. Pemanenan ; Pemanenan gaharu dapat dilakukan minimal 1 tahun setelah proses induksi jamur pembentuk Gaharu. Apabila ingin mendapatkan hasil gaharu yang baik dari segi kualitas dan kuantitasnya maka proses pemanenan dapat dilakukan 2 -3 th setelah proses induksi jamur. Teknik pemanenan dan keahlian dalam pemilihan kayu gaharu (Gubal, Kemedangan dan Abu) akan mempengaruhi kualitas dan harga gaharu.

F. PROGRAM KEMITRAAN :
Sejalan dengan tujuan visi dan misinya PT. DYPA AQUILARIA MANDIRI bekerja sama dengan KOPERASI SERBA USAHA Mitra Usaha untuk mem Back up pemasaran Bibit Gaharu dan mengkoordinir Petani Gaharu. khususnya di wilayah Lampung Utara. dan PT. DYPA AQUILARIA MANDIRI mengajak kepada masyarakat luas untuk bergabung dalam kemitraan budidaya tanaman penghasil gaharu, dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Kepemilikan lahan yang sah (ada bukti kepemilikan) 2. Warga setempat (sesuai KTP) 3. Menanda tangani dan sanggup menjalankan serta mematuhi ketentuan yang tertuang dalam perjanjian kemitraan (surat perjanjian kerja sama) 4. Tanpa agunan. 5. Tidak terikat utang piutang antara petani dan PT. Dypa Aquilaria Mandiri 6. System pola kemitraan 60 49, 60 % untuk pihak perusahaan dan 40 % untuk petani mitra. KEWAJIBAN DAN HAK 4. A. KEWAJIBAN PT. DYPA AQUILARIA MANDIRI ; 1. Menyediakan bibit kualitas super. 2. Jasa Teknologi Inokulasi setelah gaharu umur 4 6 th 3. Supervisi dan evaluasi serta tindak lanjut permasalahan fisik pohon gaharu. 4. Pemanenan tanaman gaharu 5. Pemasaran Eksport 6. Seluruh biaya untuk pengadaan inokulan, biaya tenaga kerja inokulasi pohon gaharu, pengurusan perizinan, biaya pemanenan, biaya pemasaran hasil panen, serta wacana pengasuransikan mitra petani 5.

dan pengasuransikan pohon gaharu yang telah di inokulasi menjadi beban tanggung jawab sepenuhnya pihak Dypa aquilaria Mandiri. B. KEWAJIBAN PETANI MITRA. 1. Membeli bibit kualitas super yang disediakan PT. DYPA AQUILARIA MANDIRI seharga @ rp. 20.000,- / batang. 2. Petani mitra berkewajiban menanam, merawat, serta menjaga pohon Gaharu yang telah di Inokulasi sampai dengan waktunya panen. C. HAK PT. DYPA AQUILARIA MANDIRI DAN PETANI MITRA Pelaksanaan bagi hasil setelah pemanenan selesai yaitu 60 40, 60 % untuk Perusahaan dan 40 % untuk Petani Mitra. SYARAT PENDAFTARAN 1. 2. 3. Mengisi formulir pendaftaran yang telah di sediakan ( 3 rangkap ). Foto copy KTP (3 Lembar ). Foto copy KK / Kartu Keluarga ( 3 lembar ). Foto copy bukti kepemilikan tanah ( 3 lembar ). Past foto 4 x 6 (warna ) 3 lembar.

B. TAHAP II S/D TAHAP VII ; - PUPUK KANDANG ( Rp. 75.000 X 6 TAHUN ) = RP. 450. 000 - PESTISIDA ( Rp. 20.000 X 6 TAHUN ) = RP. 120. 000 - ISOLATE FUSARIUM ( UMUR 6 TAHUN ) (@Rp.500.000 X 100 BATANG ) = RP. 50.000.000 - TENAGA KERJA PEMELIHARAAN = Rp. 7.200.000 - TENAGA KERJA LEPAS = Rp. 1.000.000 SUB TOTAL B TOTAL BIAYA ( A + B ) II. PENERIMAAN ; - POHON YANG DIPANEN DI ASUMSIKAN 80 % DARI 100 POHON / Ha YAITU 80 POHON ; 1. GUBAL ; ( 80 Kg X @ Rp 7.000.000 ) = RP. 560.000.000 2. KEMEDANGAN ; ( 800 Kg X @ Rp. 500.000 ) = RP. 400.000.000 3. ABU GAHARU ; ( 1.200 Kg X @ Rp. 15.000 ) = RP. 18.000.000 SUB TOTAL C = Rp. 978.000.000 = Rp. 58.770.000 = Rp. 62.065.000

III. KEUNTUNGAN ( II I ) - @ Rp. 978.000.000 - Rp. 61.565.000 = Rp. 915.935.000

KEUNTUNGAN TANAM GAHARU 100 POHON 1. 2. 3. KEUNTUANGAN PER 8 TAHUN; Rp. KEUNTUNGAN PER TAHUN ; Rp. KEUNTUNGAN PER BULAN ; Rp.

915.935.000 114.491.000 9.540.000

ILUSTRASI KASUS ANALISIS EKONOMI USAHA PENGEMBANGAN BUDIDAYA DAN PRODUKSI GAHARU 100 POHON LUAS LAHAN ; ..Ha, WAKTU ; 6 -8 TH I. BIAYA ; A. TAHAP I ; - PEMBELIAN BIBIT ( IOO POHON @ Rp. 20.000 ) = Rp. 2. 000.000 - PUPUK KANDANG ( 1 TON @ Rp. 75.000 ) = RP. 75. 000 - PESTISIDA = RP. 20. 000 - TENAGA KERJA LEPAS = Rp. 1. 200.000 SUB TOTAL A = Rp. 3. 295.000

E. VISI DAN MISI : PT. DYPA AQUILARIA MANDIRI, mempunyai visi dan misi mennyejahterakan petani dengan cara mengubah petani keras diminset menjadi petani cerdas dengan lahan minimal dan menghasilkan yang maksimal dengan pola tanam gaharu hingga tercapai kesejahteraan hidup petani.

Anda mungkin juga menyukai