Anda di halaman 1dari 1

Selanjutnya adalah dilakukan preparasi sampel test yang terdiri dari sampel yang diketahui

pengkategoriannya dan digunakan untuk mengevaluasi reilabititas model yang telah dibentuk oleh
training set. Hal yang selanjutnya dilakukan adalah disiapkan 10 sampel tablet asam mefenamat
sebagai test set. Setelah itu dilakukan validasi untuk mengetahui keakuratan model prediksi yang
dibuat. Validasi pertama yang digunakan adalah metode LOOCV (Leave One Out Cross Validation)
yaitu dengan melibatkan satu sampel untuk validasi dan yang tersisa digunakan untuk training set.
Dari data hasil percobaan, pada tahap validasi silang model klasifikasi dengan metode LDA diketahui
tidak ada satu pun kelompok sampel yang masuk pada kelas yang salah. Sedangkan pada PLS,
validasi LOOCV menunjukkan nilai R2 sebesar 0,9898291. Hal tersebut menunjukkan bahwa R 2
merupakan validasi yang baik. Karena nilai R 2 yang terbentuk adalah mendekati 1, maka nilai R 2
dalam metode validasi tersebut memiliki kemampuan baik dalam memprediksi kadar sampel.

Validasi selanjutnya yang dilakukan untuk sampel test adalah menggunakan metode Two-
Fold Cross Validation, yaitu dengan membagi sampel menjadi dua bagian untuk membuat model dan
test set untuk validasi model. Dari data hasil percobaan, pada metode LDA menunjukkan persen
akurasi 100%, dapat diartikan bahwa semua sampel training sel diklasifikasikan dengan benar pada
kategori yang telah ditentukan. Sedangkan pada PLS nilai R 2 yang didapat yaitu sebesar 0,965762,
menunjukkan korelasi yang baik antara konsentrasi teoritis dengan konsentrasi hasil prediksi model.

Selanjutnya, Langkah terakhir yang dilakukan adalah menentukan kadar sampel asam
mefenamat generk dan paten. Pada tahap awal sebelum dilakukan pembuatan model, kedua sampel
ditimbang masing-masing 10 tablet, kemudian digerus dan diayak menggunakan ayakan B-80.
Setelah itu, masing-masing sampel di scan dengan instrumen NIR untuk mendapatkan data
absorbansi pada spektrum. Data yang didapatkan selanjutnya digunakan sebagai predicator pada
metode PLS dan metode LDA untuk menentukan klasifikasi komponen. Pada metode LDA didapatkan
data penggolongan sampel yang semuanya mengandung asam mefenamat. Sedangkan pada metode
PLS didapatkan data prediksi sampel yang selanjutnya digunakan untuk menghitung % rekoveri. Dari
data tersebut didapatkan kadar rata-rata dari sampel generic yaitu 90,366% dan kadar rata-rata dari
sampel paten yaitu 60%. Kemudian dihitung % rekoveri kadar sampel, standar deviasi, dan nilai CV.
Sehingga didapatkan kadar sampel generic yaitu 96,873% ± 0,126% dan kadar sampel paten yaitu
109,712% ± 0,164%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar sampel generic memenuhi syarat,
sedangkan kadar sampel paten tidak memenuhi syarat.

Anda mungkin juga menyukai