Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

JURNAL GEOGRAFI

DI
S
U
S
U
N

OLEH : VANI AFRIYANI_A 311 22 086


IRA MAYA _A 311 22 090

Kelompok 8

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dann karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Kami
mengucapkan terimakasih kepada Dosen pengampu mata kuliah Pengantar Ilmu
sosial yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami berharap makalah yang
kami susun dapat bermanfaat. Memang tugas ini masih jauh dari sempurna, maka
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah
yang lebih baik. Demikianlah tugas dari kami, apabila ada kesalahan, kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Semoga bermanfaat.

Palu, 28 September 2022


DAFTAR ISI

SAMPUL .........................................................................................................

KATA PENGANTAR .....................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................

A. Latar Belakang...................................................................................

B. Rumusan Masalah..............................................................................

C. Tujuan ................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................

A. Pengertian dan Ruang lingkup Geografi .............................................

B. Pendekatan, Metode, Teknik dan Ilmu bantu Geografi......................

C. Hubungan Geografi dengan ilmu sosial lainnya.................................

D. Manfaat Geografi..................................................................................

E. Sejarah Perkembangan Geografi..........................................................

BAB III PENUTUP .........................................................................................

A. Kesimpulan ........................................................................................

B. Saran ..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sektor pariwisata adalah salah satu sektor unggulan dan menjadi faktor yang sangat
penting dalam pembangunan wilayah serta peningkatan kesejahteraan masyarakat
pada suatu negara yang telah mengalami ekspansi maupun diversifikasi yang
berkelanjutan, serta menjadi salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan paling
besar di dunia. (Kementrian Pariwisata,2015).
Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi sumber daya alam yang
luar biasa dan melimpah. Bentuk negarakepulauan yang mempunyai keindahan alam,
potensi budaya lokal yang beragam serta ditambah dnegan keanekaragaman flora
fauna yan tersebah hamper di seluruh wilayah memberikan nilai tersendiri, sehingga
menawarkan peluang kegiatan di sektor pariwisata yang potensial. Selain itu,
Indonesia terletak diantara dua benua dan dua samudera sehingga menjadikan
Indonesia berada pada posisi strategis untuk jalur perjalanan internasional dan untuk
pemasaran pariwisata. Kekayaan wisata di Indonesia hendaknya bisa dikelola dengan
baik dan optimal agar bisa meningkatkan pendapatan nasioal maupun lokal,

untuk meningkatkan perekonomian masyarakat serta meningkatkan devisa negara.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian dan Ruang lingkup Geografi ?


2. Apa saja Pendekatan, Metode, Teknik dan Ilmu bantu Geografi?
3. Apa Hubungan Geografi dengan ilmu sosial lainnya?
4. Apa Manfaat Geografi?
5. Bagaimana Sejarah Perkembangan Geograf?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian dan Ruang lingkup Geografi.


2. Untuk mengetaui Apa saja Pendekatan, Metode, Teknik dan Ilmu bantu Geografi.
3. Untuk mengetahui apa Hubungan Geografi dengan ilmu sosial lainnya.
4. Untuk mengetahui Apa Manfaat Geografi.
5.untuk mengetahui Bagaimana Sejarah Perkembangan Geograf.

BAB ll
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Ruang lingkup Geografi


Geografi Sejarah merupakan kajian geografi tentang masa lalu yang berkaitan
dengan berbagai peristiwa manusia (human affarir) dan sedikit banyak waktunya
berurutan.
Ruang lingkup Geografi Sejarah adalah persebaran penduduk, penyebaran dan pola
pemukiman, zone lahan dan vegetasi yang menggantikan hutan-rawa-padang
rumput karena beperkembangan kehidupan bertani dan penggembalaan di suatu
wilayah di permukaan bumi yang ditinjau perkembangannya pada masa lalu
sebelum mencapai keadaan sekarang. Tujuan studi Geografi Sejarah berdasarkan
dua hal tersebut, adalah :
1. Memenuhi perhatian Geografi Sejarah yang bersangkutan
2. Memandang latar belakang kondisi perkembangan sejarah gejala geografi untuk
mengungkap keadaan masa sekarang.
Berdasarkan perkembangannya, Geografi Politik, Geografi Ekonomi, dan Geografi
Pemukiman dapat dimasukkan ke dalam bidang kajian Geografi Sejarah. Pada
Geografi Sejarah, aspek keruangan dijelaskan secara kronologi sesuai dengan
peristiwa aktifitas manusia di suatu wilayah di permukaan bumi.

a) Ruang Lingkup Geografi


Ruang lingkup geografi mencakup aspek dan bidang yang nanti nya akan di
masukan dalam kajian geografi . Ruang lingkup geografi di bagi menjadi beberapa
bagian dan di dalam bagian bagian tersebut memiliki ciri khusu yang nanti nya
dapat membedakan dengan ruang lingkup lain nya . Berikut adalah ruang lingkup
Geografi :

1. Geografi Fisik
Geografi fisik merupakan salah satu bagian ilmu geografi yang mempelajari semua
kondisi fisik peristiwa atau fenomena yang terjadi di muka bumi. Geografi fisik juga
menyangkut gejala alam yang terjadi di antroposfer ( ruang angkasa) hidrosfer
(lapisan air) atmosfer (lapisan udara) biosfer (lapisan kehidupan) pedosfer (lapisan
tanah ) lithosfer (lapisan batuan). Contoh-contoh yang dapat dituliskan dari kajian
geografi fisik ini, antara lain adalah sebagai berikut;
a. Perbedaan tekanan udara berdasar ketinggian tempat
b. Hubungan pertempuan lempang dengan gempa
c. Aliran dendritic di dataran rendah
d. Proses pembentukan magma menjadi batuan beku
2. Geografi Sosial
Geografi sosial menitik beratkan pada persoalan yang erat kaitan nya dengan
aktivitas manusia dengan fenomena alam yang ada di sekitar nya atau bias dikatakan
hubungan interaksi anatara manusia dengan alam di sekitar nya . Dapat juga di
artikan sebagai dampak kegiatan manusia dengan lingkungan nya. Sebagai contoh,
telaah tentang geografi sosial ini antara lain adalah sebagai berikut;
a. Jenis mata pencaharian masyrakat sesuai dengan ketinggiaan tempat
b. Pengaruh polusi tanah di daerah industry
c. Pola permukiman memanjang di pesisir sungai

3. Geografi Regional
Geografi regional bisa juga di artikan gabungan dari dua aspek di atas namun
jangkauan nya luas meliputi suatu wilayah. Geografi regional merupakan ruang
lingkup geografi yang mengkaji tentang topic atau suatu masalah tertentu
mencakup suatu wilayah, Secara menyeluruh melipusi aspek fisik maupun social .
Berikut adalah contoh nya:
a. Pola permukiman memanjang di daerah gunung kidul
b. Persebaran curah hujan di Asian Tenggara
c. Kepadatan penduduk di Jakarta.

B. Pendekatan, Metode, Teknik, Ilmu Bantu, dan Jenis Penelitian.


1. Pendekatan
Walaupun sosiologi diawal kelahirannya pada abad ke-19 sangat dipengaruhi oleh
pemikiran-pemikiran yang bersifat positivistik khususnya bagi pendirinya Auguste Comte,
namun dalam pendekatannya sosiologi tidaklah absolut bersifat kuantitatif, melainkan
juga dapat menggunakan pendekatan kualitatif (Soekanto, 1986: 36).
Dalam pendekatan kuantitatif, sosiologi mengutamakan bahan, keteranganketerangan
dengan angka-angka, sehingga gejala-gejala yang ditelitinya dapat diukur dengan
mempergunakan skala-skala, indeks, tabel-tabel dan formula-formula yang menggunakan
statitistik. Sebagai the science of the obvious, sosiologi bertujuan menelaah gejala-gejala
sosial secara matematis, baik itu melalui teknik sosiometrii, yang berusaha untuk meneliti
masyarakat secara kuantitatif dengan menggunakan skala-skala dan angka-angka untuk
mempelajari hubungan antar individu-individu dan masyarakat. Sedangkan dalam
pendekatan kualitatif, sosiologi selalu dikaitkan dengan epistemologi interpretatif dengan
penekanan pada makna-makna yang tekandung di dalamnya atau yang ada di balik
kenyataan-kenyataan yang teramati.
2. Metode
Para ahli sosiologi dalam penelitiannya banyak menggunakan beberapa metode
penelitian, diantaranya: Pertama adalah Metode Deskriptif: Metode ini sering
disebut bagian metode empiris yang menekankan pada kajian masa kini. Secara
singkat metode deskriptif ini adalah suatu metode yang berupaya untuk
mengungkap pengejaran/pelacakan pengetahuan. Metode ini dirancang untuk
menemukan apa yang sedang terjadi tentang siapa, di mana, dan kapan. Penelitian
ini berdasar pada kehati-hatian dalam mengumpulkan suatu data/fakta untuk
menggambarkan beberapa hal yang diuraikan, seperti penggolongan, praktek,
maupun peristiwa-peristiwa yang tercakup di dalamnya (Popenoe, 1983: 28).
Statistik kejahatan, survei pendapat umum, tentang angka kejahatan, tanggapan
pendengar dan penonton radio dan televisi, laporan atas kebisaaan dan kejahatan
seksual, semuanya ini adalah contohcontoh tentang studi deskriptif tersebut.
Dengan demikian dalam metode ini juga termasuk metode survey dengan
pelibatan jumlah sampel yang begitu banyak untuk mengungkap dan mengukur
sikap sosial maupun politik seperti yang dirintis George Gallup dalam The Literary
Digest (1936). Dalam meode ini pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang disusun melalui angket (kuesioner)
terhadap responden untuk mengukur pendapat / tanggapan publik sesuatu yang
diteliti (Bailey, 1982: 110; Spencer dan Inkeles, 1982: 32) .
Kedua; adalah metode eksplanatori: Metode ini juga merupakan bagian metode
empiris. Popenoe (1983: 28) mengemukakan bahwa kalau saja dalam studi
deskriptif lebih banyak bertanya tentang apa, siapa, kapan, dan di mana, maka
dalam studi eksplanatori lebih banyak menjawab mengapa dan bagaimana. Oleh
karena itu metode ini bersifat menjelaskan atas jawaban dari pertanyaan
"mengapa" dan "bagaimana" itu. Sebagai contoh; mengapa tingkat perceraian di
beberapa kota naik secara tajam? Mengapa masyarakat merasakan bahwa hidup di
kota besar itu tingkat kompetisinya lebih tinggi dibanding dengan di pinggir kota?
Mengapa di kota-kota tersebut mempunyai tingkat kenakalan remaja yang tinggi
pula, terutama di era pasca gerakan Reformasi ini ? Bagaimana proses itu terjadi
banyak perubahan, semula merupakan anak-anak yang baik kemudian menjadi
deviant ?

Ketiga, metode historis-komparatif: Metode ini menekankan pada analisis atas


peristiwa-peristiwa masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum, yang
kemudian digabungkan dengan metodekomparatif, dengan menitik beratkan pada
perbandingan antara berbagai masyarakat beserta bidang-bidangnya untuk
memperoleh perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan, serta sebab-
sebabnya. Dari perbedaan dan persamaanpersamaan tersebut dapat dicari
petunjuk-petunjuk perilaku kehidupan masyarakat pada masa silam dan sekarang,
beserta perbedaan tingkat peradaban satu sama sama lainnya.

Keempat, adalah metode fungsionalisme: Metode ini bertujuan untuk meneliti


kegunaan-kegunan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam
masyarakat. Metode tersebut berpendirian pokok bahwa unsur-unsur yang
membentuk masyarakat mempunyai hubungan timbal-balik yang saling
pengaruh-mempengaruhi, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri terhadap
masyarakat (Soekanto, 1986: 38).

Kelima, metode studi kasus: Metode studi kasus merupakan suatu penyelidikan
mendalam dari suatu individu, kelompok, atau institusi untuk menentukan
variabel itu, dan hubungannya di antara variabel, mempengaruhi status atau
perilaku yang saat itu menjadi pokok kajian (Fraenkel dan Wallen, 1993: 548).
Dengan demikan dalam penggunaan metode kasus tersebut peneliti harus mampu
mengungkap keunikan-keunikan individu, kelompok maupun institusi yang
ditelitinya, terutama dalam menelaah hubungannya diantara variabelvariabel yang
mempengaruhi status atu perilaku yang dikajinya.

Keenam, metode survey: Penelitian survei adalah salah satu bentuk dari penelitian
yang umum dalam ilmu-ilmu sosial. Suatu usaha untuk memperoleh data dari
anggota populasi yang relatif besar untuk menentukan keadaan, karakteristik,
pendapat, populasi yang sekarang yang berkenaan dengan satu variabel atau lebih.
3 Teknik Pengumpulan Data

4. Ilmu Bantu

Dalam kajian sosiologi, memerlukan banyak ilmu bantu yang dapat menopang
kelancaran dan kedalam kajian sosiologi tersebut. Beberaoa ilmu Bantu yang
sering digunakan dalam sosiologi seperti; statistik, psikologi, ethnologi, arkheologi,
dan antropologi, di samping ilmu-ilmu sosial lainnya seperti sejarah, gegrafi, politik,
hukum, maupun geografi.

a. Statistik: Statistik sangat diperlukan dalam sosiologi terutama dalam


penghitunganpenghitungan yang menyangkut pendekatan kuantitatif agar
hasil-hasil penelitiannya lebih valid, akurat, dan terukur.

b. Psikologi: Psikologi juga sangat diperlukan dalam kajian sosiologi, karena


dalam psikologi dapat diperoleh keterangan baik latar belakang seseorang
berperilaku maupun prosesproses mental yang diperlukan keterangan-
keterangannya.

c. Ethnologi: Adalah ilmu tentang adat-istiadat sesuatu bangsa. Ilmu tersebut


sangat diperlukan dalam sosiologi karena menyangkut tradisi-tradisi yang
berkembang pada bangsa tersebut. Oleh karena itu pula ethnologi sering
juga disebut juga sosial antropologi (Shadily, 1986: 20).
d. Arkheologi: Adalah ilmu tentang peninggalan-peninggalan ataupun
kebudayaan klasik dari suatu bangsa yang telah silam. Peninggalan–
peninggalan kebudayaan klasik itu adalah penting karena kebudayaan tua
sekalipun pada hakikatnya adalah hasil usaha bersama dari suatu
masyarakat yang ditelitinya.

e. Antropologi: Pada mulanya banyak mempelajari tentang hidup bersama


sebagai manusia, terutama golongan-golongan yang masih bersahaja
(Shadily, 1986: 20). Sebagai contoh orang-orang Aborigin di Australia,
Orang-orang Indian di Amerika Serikat, ornag-orang Badui di Banten,
maupun orang-orang Tengger di Jawa Timur, dan sebagainya. Namun
sekarang ini, antropologi juga telah memasuki kajian kelompol maupun
etnis/ras masyrakat kota ataupun yang lebih maju. Maksud dari hasil
penelitian bidang antropologi ini adalah untuk lebih memahami agar lebih
mudah pemahaman tentang beberapa keunikan secara ideografis serta
memberikan pengertian yang mendalam mengenai masyarakat modern yang
lebih luas dan kompleks.

5 Jenis Penelitian Sosiologi

Dalam peneltian sosiologi (Shadily, 1980: 50-52), kita setidaknya mengenal tiga macam
penelitian sosiologi, yakni: penelitian lengkap, penelitian fact finding, dan penelitian
interpretasi kritis.

a. Pertama; penyelidikan lengkap: Dalam penelitian ini berusaha untuk dicari secara
teliti segala fakta-fakta dan kemudian ditarik kesimpulan-kesimpulan yang diambil
dari fakta-fakta tersebut. Dengan demikian sesudah membuat definisi tentang
substansi kajian yang kemudian meneliti kebenaran maupun kekurangan hipotesis-
hipotesis itu, peneliti juga harus mempertanyakan fakta apa yanag ada dalam kajian
itu. Selanjutnya setelah fakta-fakta diperiksa secara teliti, juga peneliti harus
menyimak pendapat-pendapat para ahli lainnya tentang masalah yang sama,
walaupun pendapat-pendapat tersebut tidak akan mempengaruhi
kebenaran/kesalahan dari temuan yang diselidiki tersebut. Namun selama penelitian
ilmiah tersebut dilakukan, peneliti harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Betulkah bahwa kesimpulan itu sesuai dengan fakta yang tersedia? Betulkah fakta-
fakta itu digunakan dengan jujur dari sesuatu prasangka yang tidak menyebelah ?
Cukup banyakkan fakta-fakta itu untuk dapat dianggap bahwa kejadian itu dianggap
umum ? Cukup benarkah induksi dan deduksi yang digunakan serta logika yang
sehat benar-benar diperlukan ?

b. Kedua; penelitian fact finding, yaitu merupakan penelitian dari suatu hasil penemuan
fakta penelitian, tentang sesuatu hal yang benar-benar berdasar dari fakta-fakta yang
ada untuk membuat laporan yang dapat dipercaya. Sebut saja sebagai contoh
tentang pemberontakan ataupun gerakan disintegrasi bangsa dari sekelompok suku
bangsa tertentu terhadap pemerintah yang resmi. Dalam hal ini peneliti harus
meneliti dari faktor-faktor penyebab pemberontakan/gerakan tersebut. Laporan-
laporan yang telah ada tentang karakteristik, dan ketidakpuasan suku tersebut dari
dulu hingga sekarang. Sikap-sikap pemerintah yang dianggap kurang kondusif
memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. Fakta-fakta tersebut kemudian
dikumpulkan dari dokumen-dokumen yang ada, hasil 16 observasi-observasi, dari
wawancara-wawancara, maupun isu-isu yang berkembang dan sebagainya.

c. Ketiga; pebnelitian interpretasi kritis: Penelitian ini juga lazim dilakukan dalam
sosiologi. Dalam hal ini peneliti pada umumnya tidak tersedia cukup
mempergunakan faktafakta, karena yang dikumpulkan itu hanyalah merupakan
analisis-analisis maupun uraianuraian tentang sesuatu fakta yang sedikit tersedia.
Dengan demikian diperlukan analitis kritis seorang peneliti untuk meyakinkan
pembaca ataupun peneliti lainnya dalam memahami hasil-hasil penelitiannya.
Bisaanya baik penelitian fact finding maupun interpretasi kritis hanya sekedar
pembuatan laporan penelitian dan tidak memberikan kesimpulan-kesimpulan yang
lengkap atas fakta-faktanya.

C. Hubungan Geografi dengan Ilmu sosial lainnya

Konsepnya begini: Geografi mempelajari suatu wilayah, keadaan wilayah, cuaca,


dan sebagainya. Pokoknya tentang wilayah itu. Sosiologi mempelajari hubungan
masyarakat, sementara geografi mempelajari wilayah yang ditempati suatu
masyarakat.

D. Manfaat Terapan Ilmu Geografi

Sebagai disiplin akademis yang memiliki potensi terapan untuk memehami


mengenai dunia, terdapat beberapa pendapat seberapa perlunya segi terapan ini,
karena beragamnya tuntutan yang dikemukakan kepada disiplin ini maupun kepada
akedisinya secara umum. Taylor 1985 berpendapat bahwa negara-negara yang
menyediakan sebagian besar pendanaan universitas, tampaknya lebih mampu
mendesakkan munculnya karya terapan ⎯ di mana akademisi diharapkan langsung
memenuhi kebutuhan masyarakat ⎯ dalam periode resesi ekonomi daripada dalam
masa relatif makmur, yang lebih memungkinkan dilakukannya riset-riset murni atau
non-terapan. Tentu saja di sejumlah negara seperti Uni Soviet dan Eropa Timur
lainnya antara tahun 1945 dan 1989, praktek geografi di semua disiplin akademis
lainnya hampir seluruhnya ditentukan oleh tuntutan aparat negara. Nilai terapan dari
geografi sangat dihargai selama Perang Dunia II karena kemampuan para ahli
geografi untuk menyediakan informasi mengenai negara- negara lain; keahlian
kartografi serta fotogrametrik mereka banyak dipakai dalam dunia itelijen. Sejak
tahun 1950-an, peran geografi dalam pengumpulan data dan analisisnya dipakai
pula sebagai pedoman dalam menyiapkan rencana-rencana pembangunan kota dan
kawasan, dan beberapa perkembangan teknisnya seperti GIS diarahkan untuk
tujuan-tujuan praktis. Ada yang berpendirian bahwa salah 23 satu peran pokok ahli
geografi adalah memberikan nilai tambah pada data, yang kemudian bisa ‘dijual’
kepada para pengambil keputusan Rhind, 1989. Makin meningkatnya minat pada
isu-isu lingkungan ⎯ baik tingkat loal, regional, nasional, maupun global ⎯ telah
menjadi perhatian para ahli geografi. Banyak karya mereka menekankan kedua sisi:
proses-proses yang terjadi dalam lingkungan fisik dan dampak aktivitas manusia
terhadap proses tersebut serta hasil-hasilnya; hal inimisalnya tampak dalam usaha
penaksiran dampak-dampak lingkungan. Dalam kebanyakan karya terapan ini para
ahli geografi memakai aneka metode dan orientasi positivis guna mencari
pemecahan dari sekian masalah yang telah ditemukan; mereka terlibat dalam
rekayasa masa depan sosial berdasarkan pemahaman ilmiah mereka. Pandangan
teknokratis seperti ini ditentang oleh ahli- ahli geografi lainnya yang melihat karya
seperti itu hanya akan melanggengkan status quo dalam masyarakat. Dengan
demikian mempertahankan banyak ketimpangan dan ketidakadilan serta
berlanjutnya mode produksi kapitalis dan para aparat negara yang bertujuan
mengangkat dan melegitimasi apa yang mereka pandang sebagai sistem yang tidak
adil. Dalam menanggapi kritik-kritik seperti ini, terdapat beberapa aturan penerapan
yang kemudian ditegakkan bagi para ahli geografi dalam mengangkat kesadaran
terhadap sifat perubahan dunia di mana kita tinggal dan dalam memajukan
emansipasi, di mana para warga bisa memegang kendali atas masyarakat dan
mengarahkannya sesuai dengan tujuan mereka sendiri. Dari masing-masing tujuan
itu sifatnya politis dan harus bersaing dengan para pendukung sudut pandang lain.
Bahwa semua memandang geografi sebagai pelayan bagi tujuan-tujuan politik
tertentu, kendati ada di antaranya yang akan membantah hal ini dan mengatakan
bahwa mereka memainkan peran ilmiah yang obyektinetral serta berada dalam
batas-batas yang dibuat masyarakat ⎯ di mana para ahli geografi termasuk salah
satu bagiannya.

E. Sejarah Perkembangan Geografi

Geografi merupakan cabang dari ilmu sosial yang fokus pada studi mengenai
bumi serta hubungan, persamaan, dan tata ruang hingga makhluk hidup. Akan
tetapi, bagaimana sejarah perkembangan geografi dari waktu ke waktu?
Sebelum itu, kata geografi ini berasal dari "geo" yang artinya bumi dan
"graphein" yang berarti gambaran. Konsep mengenai geografi ini pertama kali
dicetuskan oleh ilmuwan Yunani yang bernama Eratosthenes (276-194 SM).

1. Geografi di Masa Klasik

Geografi di masa klasik berarti berjalan di antara abad ke 6-1 SM yang


masih kental sekali dengan mitologi dan cerita-cerita kultural masyarakat.
Dalam fase ini, bangsa Romawi menjadi salah satu pelopor yang
menerapkan ilmu geografi untuk melakukan pemetaan terhadap wilayah-
wilayah di bumi. Selain itu, ilmu geografi juga digunakan sebagai pisau
untuk melakukan mendeskripsikan pelabuhan, daratan, hingga garis pantai
di kawasan kekuasaan Romawi. Adapun beberapa tokoh geografi di era ini,
seperti, Ptolomeus, Herodotus, Thales, dan Anaximandros.

2. Geografi di Masa Abad Pertengahan dan Renaissance

Di abad pertengahan atau renaissance ini, perkembangan ilmu geografi


mengalami kemajuan yang signifikan dengan lahirnya banyak tokoh geografi
baru. Di lain sisi, para ilmuwan dari daratan Arab juga melakukan kajian yang
komprehensif mengenai ilmu geografi. Hal tersebut dilakukan oleh Ibnu
Batutah, Ibnu Khaldun, hingga Al-Idrisi yang membangun warisan geografi
klasik dari peradaban Romawi Kuno. Tidak hanya itu, ada tokoh barat seperti
Marco Polo, Vasco Da Gama, Columbus, dan lain sebagainya yang
menerapkan ilmu geografi untuk melakukan pelayaran ke wilayah-wilayah
baru di bumi.

3. Geografi di Masa Modern


Geografi di masa modern ini dimulai pada abad ke-18 hingga awal-awal abad
ke-19 yang ditandai dari banyaknya para ilmuwan geografi baru. Di mana
para ilmuwan ini banyak melakukan kajian-kajian teoritis, konseptual, dan
komprehensif mengenai ilmu geografi di kampus-kampus di Eropa. Adapun
beberapa tokoh dalam ilmu geografi modern, yaitu Immanuel Kant,
Alexander Von Humboldt, Carl Ritter, dan Charles Darwin. Ilmu geografi pada
era ini benar-benar berkembang sangat pesat di Eropa, khususnya di Prancis
dan Jerman.

4. Geografi di Abad ke-19

Ketika era-era sebelumnya hanya fokus pada kajian mengenai hubungan,


korelasi, tata ruang, dan bumi, maka di akhir abad ke-19 geografi mengalami
transformasi. Di mana geografi meluaskan lingkup kajiannya dengan
membahas mengenai iklim, tumbuhan, hewan, dan bentang alam. Sehingga
banyak ahli geografi yang ikut memperdalam ilmu geologi pada
penelitiannya dan menjadi sumber kajian yang baru dalam spektrum
geografi. Adapun beberapa ahli dalam geografi abad ke-19, yaitu Frederich
Ratzel, Ferdinand Von Ritchoven, Hartshorne, Vidal De la Blache, dan
Preston E. James.

5. Geografi di Abad ke-21 (Sekarang)

Di abad ke-21, ilmu geografi berkembang seperti ilmu-ilmu sosial lain


(sosiologi, antropologi, dan filsafat). Yang mana geografi menjadi instrumen
ilmiah untuk dapat menyelesaikan berbagai permasalahan sosial yang
dirasakan oleh manusia.

Geografi di era ini juga mulai menggunakan alat-alat canggih, seperti


komputer dan teknologi lainnya sebagai upaya untuk memasukkan,
menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis,
dan menampilkan data yang berhubungan dengan lokasi-lokasi di
permukaan bumi.
BAB lll

Penutup

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis diatas Menggunakan kerangka teori sebagaimana dijelaskan


sebelumnya,maka kesimpulannya sebagai berikut :Partisipasi masyarakat daam
menanggulangi masalah banjir masih sangat kurang. Begitu jugadengan Peran
pemerintah masih sangat dominan pada setiap tahap bencana.
Partisipasimasyarakat yang merupakan critical player pada tahap sebelum
bencana, memiliki pengaruhsangat kecil dalam proses dan implementasi
kebijakan. Tingkat partisipasi terbaik yang terjadi baru pada tingkat consultation.
Pada beberapa kegiatan masih pada tingkat information. Di tahapini masyarakat
masih sebagai obyek program/kegiatan pemerintah.Partisipasi telah dimulai pada
tingkat partnership pada lingkup lingkungan setempat yangdilaksanakan secara
spontan. Kegiatan tanggap darurat, di saat bencana banjir datang,
partisipasimasyarakat seimbang dengan stakeholder lainnya. Tingkat partisipasi
yang dicapai adalah partnership, baik secara individu maupun kelompok
organisasi sosial. Pada tahapan rehabilitasisetelah bencana, pemerintah kembali
dominan, terutama dalam kegiatan fisik.Partisipasi masyarakat hanya sebatas
consultation. Tingkat partisipasi risk sharing dan partnership dilakukan
lingkuplingkungan setempat.dan Kebijakan pemerintah daerah tentang
penanggulangan bencana masih sangat terbatas
DAFTAR PUSTAKA

Menurut Gatot Harmanto dan Rudi Hartono dalam buku Kamus Geografi: Edisi
Tematik dan Visual (2020), geografi regional adalah ruang lingkup geografi yang
membahas topik khusus mencakup satu wilayah tertentu.

Dilansir dari Buku Ajar Pengantar Geografi: Penguatan Berpikir Spasial (2022) oleh
Budi Handoyo, geografi sosial adalah cabang geografi yang mengkaji aktivitas atau
perilaku manusia di bidang sosial budaya.

Marhadi, S. K. (2004). Hakikat Geografi. Jurnal Universitas Terbuka, 4, 1-50

Anda mungkin juga menyukai