Pio Obat Diabetes
Pio Obat Diabetes
DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
Dra.Masniah,M,Kes,Apt
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................4
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………….17
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………18
4.2 Saran…………………………………………………………………………………..19
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….……..20
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan PIO
2. Untuk mengetahui manfaat dan tujuan PIO pada pasien penderita diabetes mellitus
3.Untuk mengetahui langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam PIO pada pasien
diabetes mellitus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pelayanan Informasi Obat adalah setiap data atau pengetahuan objektif, diuraikan
secara ilmiah dan terdokumentasi mencakup farmakologi, toksikologi, dan penggunaan
terapi obat. Sedangkan Pemberian Informasi Obat merupakan bagian dari pelayanan
farmasi yang meliputi pemilihan, penggunaan, penetapan obat, serta cara pemberian obat
yang tepat dan kepatuhan penderita.
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 1995). DM merupakan penyakit yang menjadi
masalah pada kesehatan masyarakat. Oleh karena itu DM tercantum dalam urutan keempat
prioritas penelitian nasional untuk penyakit degeneratif setelah penyakit kardiovaskuler,
serebrovaskuler, rheumatik dan katarak (Tjokroprawiro, 2001). Diabetes adalah salah satu
diantara penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya dimasa mendatang.
Diabetes merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat manusia abad 21.
WHO membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes diatas umur 20
tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun
2025 jumlah itu akan membengkak menjadi 300 juta orang (Suyono, 2006). Diabetes
mellitus tipe II merupakan tipe diabetes yang lebih umum, lebih banyak penderitanya
dibandingkan Diabetes Mellitus tipe I. Penderita diabetes mellitus tipe II mencapai 90-95 %
dari keseluruhan populasi penderita DM (Anonim, 2005).
Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik
dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Jika diabetes tidak dikontrol dengan
baik, dapat timbul berbagai komplikasi yang membahayakan nyawa penderita.
Kadar gula dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh
pankreas, yaitu organ yang terletak di belakang lambung. Pada penderita diabetes,
pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel
tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.
BAB III
PEMBAHASAN
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanyakenaikan
kadar gula darah (hiperglikemia) kronik. Keadaan hiperglikemia kronik tersebut dapat
mengenai banyak orang pada semua lapisan masyarakat di seluruh dunia(Waspadji, 1995).
Diabetes Mellitus ditandai oleh hiperglikemia serta gangguan-gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein yang bertkaitan dengan defisiensiabsolut atau relativ aktivitas
dan atau sekresi insulin. Karena itu meskipun diabetesasalnya merupakan endokrin,
manifestasi pokoknya adalah penyakit metabolik. Definisi lain menyebutkan diabetes
mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi kelainan sekresi insulin,kerja insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik
pada diabetes berhubungandengan kerusakan jangka panjang, disfungsi, atau kegagalan
beberapa organ tubuh,terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah.
a. Diabetes tipe 1 : Diabetes tipe 1 terjadi akibat kerusakan autoimun dari sel B-pankreas.
Tanda kerusakan diantaranya kekebalan sel B pada saat diagnosis dalam 90% adalah
terbentuknya islet sel antibodi, terbentuknya antibodi terhadap dekarboksilase
asamglutamat, dan antibodi terhadap insulin. DM tipe ini dapat terjadi pada semua usia. DM
tipe 1 yang terjadi pada anak-anak dan remaja akan memiliki tingkat kehancuransel B-
pankreas yang lebih cepat dan sering kali disertai dengan ketoasidosis. Sedangkan bila
terjadi pada orang dewasa umumnya kelompok pasien ini lebihmampu mempertahankan
sekresi insulin yang cukup dan mencegah terjadinya ketoasidosis selama bertahun tahun,
yang sering disebut dengan istilah diabetesautoimun laten pada orang dewasa (latent
autoimmune diabetes in adults (LADA). Gejala klinik pada diabetes mellitus tipe 1 adalah
Poliuri, Polidipsi, Polifagi, cepatlelah (fatigue), berat badan menurun drastis, gatal-gatal pada
kulit.
b. Diabetes tipe 2 : Diabetes tipe 2 ditandai dengan resistensi insulin dan kurangnya relatife
sekresi insulin, dengan sekresi insulin semakin rendah dari waktu ke waktu. Sebagian besar
pasien DM tipe 2 ditandai dengan obesitas perut (buncit) yang menyebabkan terjadinya
resistensi insulin. Selain itu hipertensi, dislipidemia (tinggi trigliserida dan rendah HDL
kolesterol), dan tingginya level penghambatan plasminogen activator tipe 1 (PAI-1) sering
menyertai kondisi DM tipe 2 ini. Klasifikasi DM ini mengacu pada “sindrom resistensi insulin”
atau “gangguanmetabolic”. Gejala klinik pada diabetes mellitus tipe 2 adalah hampir tidak
dirasakan gejalanya.Penanganan biasanya baru dimulai ketika komplikasi sudah terjadi,
mudah terkena
3.6 Pengobatan pada Pasien Diabetes Mellitus
1.Pengaturan diet Diet merupakan langkah penting dalam penanganan DM pada pasien
lansia. Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan DM. Penurunan
berat badan terbukti dapat mengurangi resistensi insulin danmemperbaiki respon sel-sel
terhadap glukosa. Penurunan berat badan dapat mengurangi morbiditas pada pasien
obesitas dengan penyakit DM tipe 2.
2.Olah raga, pada lansia secara langsung dapat meningkatkan fungsi fisiologis tubuhdengan
mengurangi kadar glukosa darah, meningkatkan sirkulasi darah,menurunkan berat badan.
3.Berhenti merokok, kandungan nikotin dalam rokok dapat mengurangi penyerapanglukosa
oleh sel. Pasien lansia yang merokok 2 batang dalam sehari dapatmenyebabkan resiko
nefropati dan menghambat absorbsi insulin.
b.Terapi farmakologi
Lansia dengan DM tipe 2 tetap memiliki kemampuan memproduksi insulin,sehingga
penatalaksanaan DM dengan diet dapat mengendalikan kontrol glukosadarah. Namun,
apabila penderita tidak melakukan pembatasan makan dengan ketatatau apabila penyakit
tidak terdeteksi dari awal maka terapi farmakologi dapat diberikan
2.Insulin, Insulin merupakan hormon polipeptida yang di sekresi oleh sel pankreas. Insulin
dapat dirusak oleh enzim pencernaan sehingga diberikan melaluiinjeksi. Insulin yang
dikeluarkan oleh sel-sel pankreas langsung ditransfusi kedalam hati melalui vena porta,
kemudian didistribusikan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Insulin di dalam tubuh
membantu transpor glukosa dari darah ke dalam sel. Terapi insulin pada pasien lansia
diberikan apabila kontrol glukosadarah tidak dapat dikendalikan dengan OHO. Insulin yang
digunakan yaitu insulin NPH dan reguler.
Penatalaksanaan terapi DM menurut PDT (Pedoman Diagnosis dan Terapi) yaitu pasien
dirawat secara holistik untuk menormalkan kadar gula darah dengan cara:
a. Pengaturan Diet
b. Pemberian Medikamentosa
1.Insulin, Insulin diberikan apabila ada indikasi : DM tidak terkontrol, DM nonobesitas, koma
hiperglikemi, infeksi berat, stroke. Macam preparat insulin yaitu insulin kerjacepat (actrapid),
insulin kerja menengah (Monotard), insulin kerja panjang (Mixtard). Tata cara pemberian
insulin (pada pasien non darurat) :
a. Dimulai dengan insulinkerja cepat (insulin reguler).
b. Dosis awal kecil (3 x 5-8 U) subkutan.
c. Apabila belum terkontrol, dosis dinaikkan bertahap sedikit demi sedikit.
d. Dosis insulin kerjamenengah/panjang dimulai dengan ½ x dosis harian, insulin kerja
pendek ditingkatkan sesuaidengan kadar gula darah.
PIO terhadap pasien DM bertujuan untuk memberikan pemahaman yang benar mengenai
penggunaan dan pengobatan kepada pasien, meliputi :
1.Nama obat
2.Tujuan pengobatan
3.Jadwal pengobatan
7.Tanda-tanda toksisitas
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Dari makalah ini kami menghrapkan agar para pembaca bisa memahaminya dan membuat
makalah ini menjadi referensi untuk pentingnya pelayanan informasi obat kepada pasien
diabetes mellitus
DAFTAR PUSTAKA
Askandar Tjokroprawiro A. 2001. Klasifikasi diabetes mellitus. Diabetes mellitus : klasifikasi,
diagnosis, dan terapi. Edisi 3. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Irianto. 2015. Memahami Berbagai Macam penyakit. CV Alfabeta.
Bandung.Katzung, B. G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 8. EGC. Jakarta.Kurniawan, W.
K., dan Chabib, L. 2010.
Pelayanan Informasi Obat Teori dan Praktik. Graha ilmu. Yogyakarta.Umi Athiyah. 2014.
Modul Asuhan Kefarmaasian (Pharmeceutical Care) pada Terapi Diabetes Mellitus Airlangga
University Press.