PERT 5 - Sabtu 1 - Komunikasi-Bisnis Dan Negosiasi
PERT 5 - Sabtu 1 - Komunikasi-Bisnis Dan Negosiasi
PENDAHULUA N
Kegiatan Belajar 1
Menulis Laporan
A. PENGERTIAN LAPORAN
B. JENIS LAPORAN
FORMAL
Penelitian Ilmiah
Laporan Ringkas
Laporan Panjang
Laporan Terformat
INFORMAL
Gambar 5.1.
Kontinum Formalitas Laporan
PEMEGANG SAHAM
LAPORAN
DEWAN DIREKSI
Pembuat Kebijakan
LAPORAN
MANAJEMEN EKSEKUTIF
Pengambil Keputusan
Gambar 5.2.
Arus Laporan
Gambar 5.3.
Contoh Format Laporan
Ada kalanya juga, orang ingin membuat laporan cukup panjang namun
apa daya kemampuannya dalam menulis laporan tidak ada. Akibatnya
laporan menjadi singkat dan pendek. Karena itulah, panjang-pendeknya
laporan sering kali bergantung pada kemampuan pembuat laporan
dibandingkan dengan apa yang mesti dilaporkannya. Kita akan menelaah
lebih lanjut mengenai panjang-pendeknya laporan ini pada subbagian berikut
dari Kegiatan Belajar 1 Modul 5 ini.
C. BENTUK-BENTUK LAPORAN
1. Laporan Informal
a. Memorandum, yang biasanya merupakan laporan rutin yang sering kali
hanya didistribusikan secara internal meski mungkin juga didistribusikan
secara eksternal.
b. Surat, yang mirip dengan laporan memorandum namun surat biasanya
hanya ditujukan pada pihak yang berada di luar organisasi.
c. Manuskrip, yang merupakan semacam laporan resmi namun lebih
ringkas. Dalam manuskrip ini tak ada rangkuman, daftar isi, daftar tabel
atau bibliografi seperti dalam laporan formal. Manuskrip ini bisa disebut
sebagai edisi ringkas laporan formal, sehingga dikategorikan sebagai
laporan informal.
d. Laporan justifikasi, yang merupakan laporan yang mendukung atau
dijustifikasi pengambilan keputusan atau tindakan tertentu untuk
menyelesaikan masalah, seperti laporan dari bagian penjualan pada
manajer penjualan agar melakukan tindakan tertentu guna meningkatkan
penjualan produk.
e. Laporan berkala, yakni laporan yang disampaikan berdasarkan jangka
waktu tertentu seperti laporan harian, laporan mingguan atau laporan
bulanan.
f. Laporan staf, yang merupakan laporan yang disampaikan staf pada
atasannya setelah atas menetapkan keputusan atau mengambil tindakan
tertentu. Dalam laporan ini dikemukakan dampak dari pengambilan
keputusan atau tindakan tersebut.
g. Laporan kelayakan, yaitu laporan kelayakan pengambilan tindakan
tertentu.
h. Laporan audit, yang berisikan informasi atas hasil penyelidikan tentang
beberapa hal dari fase operasi organisasi.
2. Laporan Formal
Laporan formal dapat dilihat berdasarkan:
a. Panjangnya, yang lebih panjang dari laporan informal.
b. Formatnya, mengikuti format konvensional dan tidak mengikuti format
standar yang ditetapkan seperti dalam laporan informal.
c. Lebih banyak menggunakan ilustrasi grafis seperti tabel, bagan, dan
grafik.
d. Ditulis dalam gaya bahasa resmi dan menggunakan bahasa baku.
5.12 Komunikasi Bisnis z
D. FORMAT LAPORAN
Tadi sudah kita bahas tentang format laporan. Untuk menentukan format
laporan dan panjang laporan, berikut ini ada beberapa hal yang dapat
dijadikan acuan. Ada tiga hal yang penting kita perhatikan dalam
menentukan panjang dan format laporan, yaitu:
1. Apa yang ingin dilaporkan.
2. Apakah urutan laporan bersifat langsung atau tidak langsung, dan
3. Apakah mengikuti urut-urutan logis atau topikal.
E. ORGANISASI LAPORAN
Sekarang kita membahas organisasi laporan. Tentu saja yang kita bahas
di sini adalah laporan formal yang jumlah halamannya lebih dari satu
halaman. Seperti halnya banyak karya tulis yang cukup panjang, organisasi
penulisan laporan formal umumnya terdiri atas (a) pembukaan, (b) isi,
(c) penutup, dan (d) lampiran. Sedangkan untuk laporan informal mengikuti
format yang ditetapkan organisasi masing-masing, dan tidak mengikuti
struktur organisasi laporan yang baku dan berlaku universal berdasarkan
konvensi.
z EKMA4159/MODUL 5 5.13
B. Isi
1. Pendahuluan
a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
c. Ruang lingkup
d. Metodologi
e. Rumusan Masalah
f. Batasan Masalah
g. Latar belakang sejarah permasalahan
h. Organisasi laporan
2. Isi Laporan
C. Penutup
1. Rangkuman
2. Kesimpulan
3. Rekomendasi
D. Lampiran
1. Bibliografi
2. Lampiran-lampiran
pendahuluan adalah (a) menempatkan laporan dalam konteks yang luas yang
terkait dengan permasalahan dan penugasan, (b) menyatakan tujuan laporan
tersebut kepada pembacanya, (c) membawa pembaca untuk mengetahui apa
yang diharapkan dalam isi dan organisasi laporan tersebut, dan (d)
menentukan nada laporan dan hubungan antara pembaca dan penulis.
Panjang pendahuluan bergantung pada panjang laporan. Karena itu kita tidak
harus membuat pendahuluan sampai 5 halaman untuk laporan yang hanya 7
halaman panjangnya.
Kita bisa melihat contoh pendahuluan sebuah laporan yang berjudul
“Efisiensi Biaya Perjalanan di PT Sarana Teknologi Utama”, berikut ini.
diotorisasi dan siapa yang menulis laporan tersebut dan kapan laporan
tersebut disampaikan. Penggunaan otorisasi ini sangat penting terutama kalau
tidak disertai surat pengantar; (b) Masalah/tujuan. Disampaikan alasan-
alasan penulisan dan tujuan yang ingin dicapai sebagai hasil laporan ini
dituliskan; (c) Ruang lingkup. Ditegaskan apa yang tercakup dan tidak alam
laporan. Ruang lingkup menunjukkan juga Panjang-pendek dan kompleksitas
laporan: (d) Latar Belakang. Dituliskan kondisi dan faktor sejarah
dimasukkan ke dalam laporan. Bagian ini memungkinkan pembaca
memahami bagaimana masalah tersebut berkembang dan seberapa jauh
penanganan yang dilakukan terhadap masalah itu; (e) Sumber dan Metode.
Dijelaskan sumber-sumber informasi sekunder dan sumber dari hasil survei,
eksperimen dan pengamatan. Pada bagian ini disampaikan kepada pembaca
sumber yang kita gunakan, bagaimana sampel ditentukan, ruang lingkup
sampelnya dan cara penentuan sampel, cara penyusunan kuesioner, prosedur
selanjutnya yang digunakan. Semua itu harus disajikan secara rinci agar
pembaca mempercayai laporan dan agar mereka yakin bahwa sumber dan
metode yang digunakan cukup memuaskan.
Selanjutnya, (f) Definisi. Dalam laporan ini dinyatakan definisi-definisi
mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam laporan. Bisa jadi ada
beberapa istilah yang kurang familier bagi pembaca, namun yang terpenting
adalah memahami esensinya. Misalnya istilah duosony yang didefinisikan
sebagai ekspresi yang familier yang digunakan dengan cara-cara tertentu;
(g) Pembatasan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laporan seperti
jumlah anggaran, pekerjaan yang harus dilakukan atau kondisi lingkungan
sosial harus diperhatikan. Hal ini dimaksudkan agar hasil yang akan
diperoleh dapat diperhitungkan secara akurat; (h) Organisasi laporan.
Organisasi laporan (topik disusun dengan cara seperti apa dan apa saja yang
tercakup di dalamnya) harus juga dituliskan. Bagian ini adalah merupakan
peta perjalanan yang membantu pembaca memahami pendekatan yang
dipergunakan sehingga memudahkan pemahaman.
Setelah bagian pendahuluan, kini kita memasuki bagian isi yang
merupakan bagian terpenting atau roh dari sebuah laporan. Bagian isi ini
merupakan nyawa sebuah laporan, karena pada bagian inilah berbagai
temuan disampaikan. Karena itu kita harus mengetahui bagaimana cara
menulis bagian isi ini, dan apa saja yang harus masuk ke dalamnya.
Hal pertama yang harus diperhatikan, adanya uraian rinci untuk
mendukung penarikan kesimpulan dan pemberian rekomendasi. Bab isi ini
5.16 Komunikasi Bisnis z
terdiri dari beberapa bagian yang tiap-tiap bagiannya terdiri dari beberapa
subbagian berupa sajian, analisis dan interpretasi temuan data hasil
penyelidikan kita. Subbagian ini penting untuk mendukung kesimpulan dan
rekomendasi. Kemampuan kita berpikir logis dan melihat permasalahan
secara analitis akan melahirkan penarikan kesimpulan yang tepat dan
pemberian rekomendasi yang bisa menyelesaikan pokok permasalahan.
Salah satu permasalahan yang kerap kita jumpai dalam menuliskan
bagian isi ini adalah kebiasaan kita untuk menggunakan kalimat-kalimat
abstrak. Misalnya, kita merekomendasikan dengan menggunakan kalimat
abstrak, “masih perlu dilakukan upaya peningkatan mutu agar produk yang
dihasilkan menjadi lebih baik lagi”. Kalimat seperti itu belum kongkret
padahal rekomendasi membutuhkan saran kongkret yang operasional atau
bisa dijalankan.
Bagaimana menentukan isi yang akan ditulis bergantung pada seberapa
rinci kita menyajikan data. Sebaiknya penentuan isi tersebut didasarkan pada
sifat informasinya, tujuan laporan dan pembacanya. Dalam bab isi ini, data
dapat dirinci dalam bentuk tabel, grafik dan lampiran. Ketika menuliskan bab
isi ini, kita sebaiknya mulai menentukan apakah kesimpulan atau
rekomendasi dan rangkuman kita masukkan ke dalam bab isi atau menjadi
bab tersendiri. Pokoknya, kita harus ingat bahwa pembaca tidak direpotkan
oleh hal tersebut.
Kita lihat contoh bab isi sebuah laporan dengan melanjutkan contoh
untuk bab pendahuluan di atas:
z EKMA4159/MODUL 5 5.17
TINGGINYA BIAYA PERJALANAN DAN UANG karyawan dari berbagai tingkatan mencapai 5.000 kali
Meskipun banyak perusahaan memandang biaya seluruhnya berjumlah 3.000 mil udara penerbangan, yang
perjalanan dan uang saku sebagai biaya “insidental” untuk rata-rata biaya per milnya mencapai Rp 6.000,00. Itu belum
berbisnis, namun biaya yang dikeluarkan terus meningkat. termasuk biaya makan di restoran, sewa mobil atau taksi
membelanjakan lebih dari Rp 600 milyar rupiah untuk biaya Gambar 1 menunjukkan pembiayaan untuk biaya
perjalanan dan uang saku. Di PT Sarana Teknik Utama, biaya perjalanan dan uang saku yang mencakup biaya transportasi
yang dikeluarkan untuk tiket pesawat, hotel, restoran, sewa dan akomodasi yang diperkirakan mencapai 70% dari
mobil/taksi dan uang saku pada tahun lalu mencapai Rp 12 keseluruhan biaya perjalanan dan uang saku.
selama 5 tahun ini. Anggaran sebesar itu untuk perusahaan ini Alokasi Biaya Perjalanan dan Uang Saku
IL
dengan anggaran untuk gaji pegawai dan komisi untuk AKO
B
10 %
MO
25 %
distributor. Namun, anggaran sebesar itu menduduki posisi
A
W
SE
14 %
pengeluaran terbesar ketiga di lingkungan perusahaan. UANG SA KU
laporan, dinyatakan laporan tersebut dibuat untuk siapa, siapa yang menulis
laporan tersebut dan titi-mangsa (date-line) laporan. Kemudian ada kata
pengantar, dilanjutkan dengan daftar isi dan daftar tabel.
L A TIH A N
1) Format laporan harian biasanya dibuat dalam bentuk tabel yang terdiri
dari beberapa kolom yang disusun berdasarkan kebutuhan pada data
yang tercantum dalam tabel tersebut. Lihat contoh format pada Kegiatan
Belajar 1 Modul 5 ini.
2) Sama dengan Petunjuk Latihan nomor 1 di atas.
3) Kerangka laporan pada dasarnya berisi butir-butir pokok yang hendak
ditulis dalam sebuah laporan.
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 1
Kegiatan Belajar 2
Menulis Proposal
tersebut biasanya terdiri (a) uraian rinci pokok permasalahan yang akan
dipecahkan dan (b) biaya yang harus dikeluarkan. Oleh sebab itu, proposal
harus dibuat dengan serius sebagai salah satu bagian penting operasi
perusahaan tempat kita bekerja.
Tentu saja, seperti juga laporan, proposal memiliki format tersendiri.
Format sebuah proposal dapat berbentuk sebuah laporan seperti
memorandum jika proposalnya pendek dan diedarkan untuk kepentingan
intern. Format kedua berbentuk surat laporan yang digunakan bila laporan
tersebut pendek dan diedarkan untuk kalangan eksternal organisasi/ lembaga
bisnis. Terakhir, format proposal dibuat dalam bentuk seperti laporan formal.
Bentuk ini digunakan bila proposalnya dibuat cukup panjang dan diedarkan
bisa untuk kalangan internal, bisa juga untuk kalangan eksternal.
Format mana yang akan kita pergunakan, sangat fleksibel. Oleh karena
itu, penulis proposal mesti memiliki sifat fleksibilitas dengan
mempertimbangkan, pola tertentu tampaknya dipandang akan lebih berhasil.
Pola tersebut tak usah diragukan lagi sebagai rencana dasar kita kalau
memang akan membawa hasil. Ujian akhir terhadap sebuah proposal
dilakukan atas efektivitas proposal tersebut dalam mencapai tujuan. Upaya
yang dilakukan penulis proposal adalah merangkai bagian-bagian proposal
agar dapat dijual kepada pihak lain.
A. PENGERTIAN PROPOSAL
Secara harfiah, proposal berarti usulan. Tentu saja, makna harfiah seperti
itu belum menggambarkan apa yang dimaksud dengan proposal dan
bagaimana kaitannya dengan komunikasi bisnis. Oleh karena itu proposal
dapat dirumuskan sebagai “dokumen pengajuan kegiatan dari pihak luar
kepada satu organisasi atau dari seseorang yang secara hierarkis lebih rendah
kepada orang yang lebih tinggi kewenangannya”. Dengan demikian, di dalam
proposal tersebut akan ada (a) usulan kegiatan, (b) bentuk kegiatan, (c) peng-
usul kegiatan, dan (d) penerima usul kegiatan.
Dalam konteks komunikasi bisnis, proposal sebagai dokumen tertulis
menjadi media penyampaian gagasan (berupa kegiatan) dari pengusul kepada
penerima usulan. Karena itu, sebagai media komunikasi, proposal biasanya
dibuat secara menarik dan seringkas mungkin namun cukup menggambarkan
apa yang diharapkan. Prinsip-prinsip komunikasi dipergunakan dalam
5.26 Komunikasi Bisnis z
B. JENIS-JENIS PROPOSAL
C. KOMPONEN PROPOSAL
1. Masalah
Masalah pada dasarnya merupakan kesenjangan antara apa yang ada dan
apa yang seharusnya ada. Misalnya, seharusnya orang berpendapatan Rp
1.200.00/bulan untuk memenuhi kelayakan hidup minimal namun orang itu
hanya berpendapatan Rp 900.000/bulan. Jadi ada kesenjangan antara yang
seharusnya dengan yang ada. Dalam proposal, biasanya uraian masalah
diungkapkan dengan menggunakan kalimat-kalimat konkret yang ditunjang
dengan data. Adanya data akan menunjukkan bahwa permasalahan tersebut
bukan masalah yang diasumsikan ada oleh pembuat atau penulis proposal
melainkan permasalahan nyata yang dihadapi.
Sering sekali masalah yang dikemukakan adalah masalah yang
diasumsikan ada oleh penulis proposal. Atau, masalah tersebut diungkapkan
dengan kalimat-kalimat abstrak sehingga tidak mengungkapkan masalah
yang sesungguhnya. Mengapa permasalahan tersebut harus diungkapkan
dengan konkret, karena pada dasarnya program atau kegiatan
diselenggarakan untuk mengatasi permasalahan konkret yang dihadapi,
bukan permasalahan yang diasumsikan ada oleh pembuat/perancang
program.
Masalah yang biasanya terkait dengan tujuan yang ingin dicapai dengan
terpecahkannya masalah tersebut. Masalah dan tujuan dapat saling
dipertukarkan dalam proposal yang kita buat. Kita bisa melihat contoh
“Uraian Proyek” sebuah proposal yang diajukan oleh sebuah perusahaan
yang ingin memberikan kontribusi dalam kegiatan pendidikan:
5.28 Komunikasi Bisnis z
URAIAN PROYEK
Unive r sit as Islam Nu sant ar a B and u ng
m e ngund ang k alangan b isnis d an ind u str i u ntuk
b e r p a r ti s i p a s i d a l a m m e n g e m b a n g k a n k ul i a h
“Komunikasi Bisnis” dalam bentuk kuliah melalui televisi
dan paket pelatihan melalui video. Materi pendidikan
seperti itu akan memberikan pelatihan keterampilan
y a ng e f e k ti f d a l a m “ K o m u ni k a s i B i s ni s ” u ntuk
meningkatkan kinerja sumber daya manusia dalam bisnis
dan memberikan kontribusi terhadap keterampilan
organisasional dan tingkat keuntungan perusahaan.
Dalam masyarakat informasi yang berkembang cepat,
keterampilan berkomunikasi merupakan bagian integral
keberhasilan.
MASALAH
Pentingnya komunikasi bisnis ini dirasakan oleh
berbagai perusahaan di Indonesia. Seperti yang dialami PT
Maju Teras yang telah mengikutkan karyawannya dalam
pelbagai latihan komunikasi bisnis. Proposal ini hendak
menunjukkan manfaat dari paket-paket pelatihan komunikasi
bisnis.
2. Tujuan
Tujuan merupakan apa yang akan kita capai melalui program/kegiatan
yang diusulkan. Karena itu dalam tujuan biasanya dinyatakan kondisi yang
diinginkan. Misalnya, meningkatnya kemampuan komunikasi para eksekutif.
Dalam proposal biasanya dicantumkan 2 atau 3 tujuan yang hendak dicapai
yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan.
Seiring dengan tujuan itu, biasanya juga ditetapkan indikator
keberhasilan. Dalam indikator keberhasilan ini, disebutkan ukuran-ukuran
kuantitatif ―terkadang juga kualitatif― pencapaian tujuan. Misalnya,
meningkatnya kemampuan 2/3 eksekutif dalam melakukan komunikasi
bisnis. Indikator keberhasilan ini nantinya dapat dipergunakan juga untuk
mengukur keberhasilan program/kegiatan pada saat dilakukan evaluasi.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada dasarnya membatasi cakupan kegiatan. Melalui
ruang lingkup ini dibatasi aspek-aspek atau komponen-komponen dari satu
kegiatan. Dengan membangun batas-batas tersebut maka dikemukakan apa
yang akan dilakukan dan apa yang tidak dilakukan. Misalnya dalam usulan
kegiatan peningkatan pemasaran produk dinyatakan ruang lingkup
kegiatannya hanya mencakup konsumen baru, sehingga konsumen lama atau
pengguna produk tidak termasuk dalam kegiatan yang diselenggarakan.
5.30 Komunikasi Bisnis z
4. Metode/Prosedur
Metode pada dasarnya merupakan jalan yang kita usulkan untuk
memecahkan masalah atau menjalankan kegiatan. Ada banyak metode yang
bisa kita pilih dalam pemecahan masalah. Salah satu di antaranya dengan
menggunakan pendekatan sistem, yang memilah satu sistem ke dalam
komponen-komponennya. Pada metode ini, dijelaskan secara sederhana
langkah-langkah yang perlu ditempuh agar sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Kemudian metode tersebut diubah ke dalam kerangka kerja yang
menyebutkan komponen-komponen yang akan dijalankan. Kita lihat contoh
kerangka kerja dalam bentuk gambar, seperti berikut.
Gambar 5.3.
Kerangka Kerja
Gambar 5.4.
Contoh Jadwal Kegiatan
5. Material/Perlengkapan
Dalam proposal teknis, biasanya dicantumkan material dan peralatan
yang akan dipergunakan. Kemudian dijelaskan pula, mana yang merupakan
material dan peralatan milik sendiri dan pihak lain yang dipergunakan dengan
cara menyewa peralatan tersebut. Sedangkan untuk proposal kegiatan
biasanya disebutkan peralatan yang akan dipergunakan seperti sarana kerja.
Adakalanya beberapa peralatan yang diperlukan disediakan pihak
penerima proposal, sehingga tidak perlu dicantumkan dalam proposal.
Namun banyak juga penerima proposal yang tidak memberikan fasilitas kerja
apa-apa, sehingga peralatan kerja harus disediakan oleh pengaju proposal dan
dimasukkan ke dalam proposal.
6. Personalia
Personalia yang dicantumkan dalam proposal adalah daftar nama dan
keahlian masing-masing orang yang akan terlibat dalam program/kegiatan.
Adakalanya, bila proposal tersebut merupakan kegiatan kepanitiaan, yang
dicantumkan adalah daftar personalia kepanitiaan. Namun pada umumnya,
pada proposal yang dicantumkan adalah nama-nama orang yang memiliki
keahlian yang dilengkapi dengan curriculum vitae-nya sehingga bisa dinilai
kepakaran dan pengalaman kerjanya.
Kita bisa melihat usulan tenaga ahli yang dipergunakan untuk menangani
satu kegiatan seperti berikut.
5.32 Komunikasi Bisnis z
Gambar 5.5.
Susunan Personalia
8. Biaya/Anggaran
Biaya/anggaran merupakan komponen penting dari proposal, di samping
metode. Dalam biaya/anggaran ini dicantumkan komponen-komponen biaya,
yang pada umumnya mencakup biaya belanja SDM, belanja peralatan dan
biaya operasional. Masuk ke dalam belanja SDM ini adalah honorarium
tenaga ahli dan staf pendukung. Sedangkan belanja peralatan antara lain
untuk membeli peralatan kantor dan biaya pembuatan laporan. Sedangkan
z EKMA4159/MODUL 5 5.33
9. Rangkuman
Kini kita membicarakan soal anggaran dan rangkuman. Dalam sebuah
proposal kita harus mencantumkan rencana anggaran biaya program secara
terperinci, baik untuk biaya material, peralatan, konsultan, honorarium
anggota tim, biaya transportasi dan akomodasi. Sebagai tambahan, kita juga
sebaiknya menuliskan rangkuman biaya yang dianggarkan.
10. Lampiran-lampiran
Bagian terakhir yang kita bahas adalah lampiran. Pada bagian ini
dilampirkan berbagai dokumen penunjang. Seperti pengalaman lembaga
pengaju proposal, curriculum vitae tenaga ahli, riwayat dan pengalaman
organisasi, dokumen badan hukum organisasi dan NPWP.
Tadi kita sudah melihat contoh untuk bagian per bagian proposal.
Sengaja dibuat bagian per bagian agar kita bisa lebih mudah mempelajarinya.
Namun, tentu saja mempelajari bagian per bagian tidaklah memadai.
Sekarang kita melihat contoh proposal yang utuh. Sekaligus Anda bisa
berlatih untuk mengidentifikasi bagian-bagian proposal tersebut.
Perhatikanlah proposal di bawah ini, yang merupakan sebuah proposal
singkat.
5.34 Komunikasi Bisnis z
PROPOSAL SEMINAR
PENGEMBANGAN STAF: KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
UNTUK SUPERVISOR & MANAJEMEN MADYA
Saldi Gaisudraz
Konsultan Pengembangan SDM
Masalah
Manajamen merasakan adanya kebutuhan untuk memperbaiki kinerja komunikasi para supervisor dan personalia
pada tingkat manajemen madya untuk menguatkan hubungan di antara mereka dan hubungan dengan para pekerja
Tentu saja pelatihan yang diusulkan ini dirancang untuk membantu para peserta mengembangkan keterampila
komunikasi interpersonal yang efektif
.
Metode Pelatihan
Berdasarkan pengalaman kita, konsep-konsep berikut ini sangat efektif dalam memperbaiki pemahaman dan
meningkatkan kinerja
.
Metode Belajar-mengajar
Keterampilan interpersonal hanya dapat diperoleh melalui kegiatan yang diorientasikan pada program pelatihan
yang memungkinkan peserta dapat menerapkan teori melalui permainan peran, diskusi kasus dan umpan-balik.
Dalam pendekatan ini, pelatih berperan sebagai fasilitator belajar dan bukan sebagai guru. Seringnya penggunaan
pengajaran melalui video yang dipakai oeh pelatih dan umpan-balik kelompok menguatkan hasil belajar
.
Isi
Topik-topik berikut merupakan inti dari program pelatihan ini:
Persepsi dan konsep-diri
Iklim komunikasi
Pengiriman dan penerimaan pesan
Kecakapan Nonverbal
Mengurangi Rintangan Komunikasi
Mengatasi Konflik
Wawancara
Komunikasi Kelompok Kecil
Metode Balajar
Agar peserta latihan ini merasa nyaman ketika dibagikan buku teks panduan, kita menggunakan modul
“Komunikasi Bisnis” dari Drs. Tatang Subarna, MS. Ditambah pula, hand-out permasalahan yang diberikan untuk
permainan peran dan diskusi.
Waktu Belajar
Pelatihan ini dibagi menjadi 12 sesi yang masing-masing sesinya selama 2 jam efektif dalam jangka waktu 6 hari
kerja.
Jumlah Peserta
Jumlah peserta yang diharapkan adalah 12 peserta
.
Biaya
Seluruh materi belajar-mengajar yang kita berikan dalam pelatihan ini termasuk buku teks, hand-out, kamera
video, dan berdasarkan banyaknya jumlah sesi dan jumlah peserta maka biaya keseluruhan yang dibutuhkan mencapai
Rp 5,6 juta. Namun bila pelatihan ini dilakukan untuk 2 angkatan pada periode waktu yang sama maka biayanya dapat
dikurangi menjadi Rp. 9,5 juta
.
Rincian Biaya
1. Buku teks 12 eks. X Rp 50.000,00 Rp 600.000,00
2. Hand-out studi kasus 12 eks. x Rp 5.000 - 60.000,00
3. Profesional Fee (24 jam pelatihan x Rp.
150.000) -3.600.000,00
4. Transportasi dan akomodasi fasilitator -1.340.000,00
JUMLAH Rp.5.600.000,00
Page 1
z EKMA4159/MODUL 5 5.35
---
Jumlah Peserta
Jumlah peserta yang diharapkan adalah 12 peserta
.
Biaya
Seluruh materi belajar-mengajar yang kita berikan dalam pelatihan ini termasuk buku teks, hand-out, kamera video,
dan berdasarkan banyaknya jumlah sesi dan jumlah peserta maka biaya keseluruhan yang dibutuhkan mencapai Rp
5,6 juta. Namun bila pelatihan ini dilakukan untuk 2 angkatan pada periode waktu yang sama maka biayanya dapat
dikurangi menjadi Rp. 9,5 juta
.
Rincian Biaya
Buku Teks 12 eks x Rp 50.000,00Rp. 600.000,00
Handout Studi Kasus 12 eks x Rp 5.000,00- 60.000,00
Profesional Fee 24 jam pelatihan x Rp 150.000,00 - 3.600.000,00
Transportasi dan akomodasi fasilitator - 1.340.000,00JumlahRp. 5.600.000,00
Page 1
L A TIH A N
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 2
Glosarium
Daftar Pustaka
Himstreet, William C., Wayne Murlin Baty dan Carol M. Lehman. (1993).
Business Communication. Belmont: Windsworth Publishing Co.
Quible, Zane K., Johnson, Margaret H. & Mott, Dennis L. (1996). Business
Communication Principles and Application. Singapore: Prentice Hall
International.
Modul 6
Teknik Presentasi
Dr. Yosal Iriantara
PENDAHULUA N