Anda di halaman 1dari 13

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBANTUAN MULTIMEDIA

INTERAKTIF PADA MATERI TEKS ANEKDOT UNTUK SISWA


KELAS X SMA SWASTA ABDI NEGARA BINJAI

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Mengikuti Gelar


Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh

ULFA SAFIRA
71180513042
Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Jenjang Strata-1 (S1)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan hal yang penting bagi setiap manusia. Karena dengan

belajar manusia akan memiliki banyak ilmu pengetahuan. Jika manusia tidak

belajar maka Ia tidak mengerti apa-apa. Islam pun menganjurkan kepada

penganutnya untuk senantiasa belajar. Di dalam Al-Qur’an surat Al-Alaq,

terdapat kata iqra yang berarti bacalah. Kata ini mengandung perintah dari Allah

yang mewajibkan hamba-Nya untuk membaca. Dalam hal ini membaca dapat

dikonotasikan dengan belajar.

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan

dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan masyarakat.

Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat

tercapai sebagaimana yang diinginkan. Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 2 Tahun 1989 pada bab 1 pasal 1, menyatakan bahwa " Pendidikan adalah

usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.”

Pendidikan tidak pernah lepas dari proses pembelajaran, proses

pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara peserta didik dan

guru. Penyebab rendahnya hasil belajar yaitu pemilihan metode dan media

pembelajaran yang digunakan oleh guru pada proses pembelajaran sangat kurang

1
tepat dan pengelolaan kegiatan pembelajaran yang masih belum dapat

membangkitkan motivasi belajar peserta didik secara optimal. Selain pemilihan

metode dan media pembelajaran peserta didik dan pendidik dituntut untuk selalu

bisa mengikuti arus perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi informasi

dan komunikasi (TIK) yang sangat pesat. Kemampuan TIK tersebut tidak dapat

dipungkiri banyak membawa dampak positif bagi kemajuan dunia Pendidikan.

Sagala (2011:61) “Pembelajaran yaitu memberikan pembelajaran pada

siswa menggunakan asas Pendidikan dan teori belajar sebagai penentu utama

dalam mencapai keberhasilan suatu pendidikan”. Proses pembelajaran ini juga

didukung oleh guru dan siswa yang memiliki komunikasi dua arah sehingga

mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien.

Perkembangan pembelajaran ini merupakan hasil dari teknologi yang bisa

digunakan untuk kebutuhan dalam proses belajar mengajar. Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pembelajaran merupakan tahap-

tahap interaksi siswa dengan guru untuk mendapatkan sumber materi

pembelajaran di dalam lingkungan proses belajar mengajar. Pembelajaran juga

sebagai proses belajar yang diciptakan oleh pendidik dalam mengembangkan daya

cipta berpikir sehingga mampu meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik

dan mampu menciptakan kemampuan dalam mengendalikan wawasan baru

sebagai usaha dalam meningkatkan pemahaman yang berguna terhadap materi

pembelajaran.

Bahan ajar merupakan kebutuhan pokok bagi seorang guru. Pemilihan

bahan ajar yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan menjadi hal yang sulit

didapatkan oleh seorang guru, dan hal itu terjadi karena bahan ajar atau

materi pembelajaran yang ada saat ini kebanyakan hanya berupa garis

besar materi saja. Padahal, bahan ajar bisa membantu peserta didik dalam

mencapai kompetensi. Ditinjau dari guru, bahan ajar atau materi pembelajaran

harus disampaikan secara terperinci ketika proses mengajar berlangsung,


sementara itu ditinjau dari peserta didik bahan ajar atau materi

pembelajaran tersebut harus dipelajari agar peserta didik mampu

mencapai kompetensi yang telah ditentukan.

Terkait dengan pendidikan di Indonesia dengan penerapan kurikulum baru

yaitu kurikulum 2013, bahan ajar yang digunakan harus berkaitan dengan

kurikulum 2013 terutama pada pembelajaran bahasa Indonesia yaitu teks anekdot.

Pembelajaran teks anekdot sangat berpotensi untuk dikembangkan karena dapat

menambah pola pikir siswa yang kreatif. Menurut peneliti karena kamampuan

siswa untuk berimajinasi dengan memahami struktur dan kebahasaan dalam teks

anekdot masih sangat rendah oleh karena itu melalui pembelajaran yang diberikan

guru kepada siswa bukan hanya transfer pengetahuan tetapi siswa juga dapat

mengasah kemampuan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini dilakukan di

satu sekolah yang menurut peneliti sesuai untuk melaksanakan penelitian karena

kemampuan siswa yang masih rendah dalam menerapkan bahan ajar pembelajaran

dalam materi anekdot, menyebabkan kurang efektifnya dalam pembelajaran. Hal

tersebut merupakan masalah yang perlu diberi solusi agar siswa dapat

mengembangkan kreativitasnya. Sekolah yang dipilih untuk penelitian adalah

SMA Swasta Abdi Negara Binjai. Peneliti memilih teks anekdot sebagai materi

yang akan dikembangkan dalam bahan ajar berbantuan multimedia interaktif

karena teks anekdot memiliki usur cerita yang lucu serta menyindir dan menarik

bagi peserta didik.

Majid (2008:173) mengemukakan bahwa bahan ajar adalah segala

bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam

melaksanakan belajar mengajar. Bahan tersebut bisa berbentuk bahan tertulis

maupun tidak tertulis. Dengan adanya bahan ajar memungkinkan peserta

didik dapat mempelajari suatu kompetensi secara sistematis sehingga mampu

menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Oleh karena itu,

guru harus memilih bahan ajar yang tepat sehingga peserta didik bisa
mencapai kompetensi yang diinginkan secara maksimal.

Menurut Dick & Carey (1996:229) bahan ajar merupakan seperangkat

materi/substansi yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh

dari kompetensi yang akan dikuasai oleh peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran.

Prastowo (2013:17) memberikan penjelasan lebih lanjut bahwa bahan

ajar adalah segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun

secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang

akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran

dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

Bahan ajar ini dapat berupa buku pelajaran, modul, handout, LKS, model

atau maket, bahan ajar audio, dan bahan ajar interaktif.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti skripsi ini dengan

judul “Pengembangan Bahan Ajar Berbantuan Multimedia Interaktif Pada Materi

Teks Anekdot Untuk Siswa kelas X SMA Swasta Abdi Negara Binjai”.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam sebuah penelitian sangatlah penting, sebab

dengan adanya identifikasi masalah peneliti dapat menemukan hal-hal atau

pernyataan yang ada dalam masalah penelitian.

Arikunto (2017:69) mengatakan “Memilih masalah penelitian adalah

suatu langkah awal dari suatu kegiatan penelitian.”

Berdasarkan latar belakang tersebut maka, identifikasi masalahnya sebagai

berikut. 1. Penggunaan media pembelajaran yang masih terbatas menyebabkan

kurangnya ketertarikan siswa dalam belajar materi teks anekdot.

2. Dalam pembelajaran teks anekdot, bahan ajar yang digunakan masih monoton

dan kurang kreatif.

3. Guru dan siswa memerlukan bahan ajar untuk meningkatkan kreatifitas siswa.
1.3 Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian, maka perlu adanya

batasan agar masalah yang diteliti dapat dipahami secara terperinci dan masalah

yang diteliti dapat lebih terarah. Nana (2017 : 275) “Dalam pelaksanaan penelitian

tidak semua factor atau variable yang terkait dengan focus masalah diteliti,

dengan demikian perlu adanya pembatasan masalah.”

Agar peneliti dapat mencapai sasaran yang diinginkan, maka peneliti

membatasi masalah untuk keefektifan waktu, biaya, dan tenaga dalam melakukan

penelitian. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, penelitian ini

dibatasi pada upaya dalam membantu siswa kelas X SMA untuk mengembangkan

bahan ajar berbantuan multimedia interaktif pada materi menulis teks anekdot.

1.4 Perumusan Masalah

Dalam suatu kegiatan penelitian, sangat penting untuk merumuskan

masalah penelitian agar masalah yang diteliti sesuai dengan sasaran yang ingin

dicapai.

Arikunto (2017 : 63), “ Agar penelitian dilaksanakan sebaik-baiknya, maka

penelitian harus merumuskan masalahnya sehingga jelas darimana harus mulai, ke

mana harus pergi dan dengan apa.”

Dari kutipan tersebut peneliti dapat memaparkan rumusan masalah pada

penelitian ini yaitu, sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pengembangan bahan ajar berbantuan multimedia

interaktif pada materi teks anekdot untuk siswa kelas X SMA Swasta Abdi

Negara Binjai?

2. Bagaimana validasi ahli materi dan ahli media terhadap media pembelajaran

berbantuan multimedia interaktif pada materi teks anekdot untuk siswa kelas

X SMA Swasta Abdi Negara Binjai?


3. Bagaimana kelayakan media pembelajaran berbantuan multimedia interaktif pada
materi teks anekdot untuk siswa kelas X SMA Swasta Abdi Negara Binjai?

1.5 Tujuan Penelitian

Pelaksaan suatu kegiatan penelitian hendaklah mempunyai tujuan

penelitian yang akan menjadi jawaban peneliti. Arikunto (2017 : 97), “Tujuan

penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang

diperoleh setelah penelitian selesai.”

Maka dari pemaparan rumusan masalah diatas tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana proses

pengembangan bahan ajar berbantuan multimedia interaktif pada

materi teks anekdot untuk siswa kelas X SMA Swasta Abdi Negara

Binjai?

b. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana validasi ahli

materi dan ahli media terhadap media pembelajaran berbantuan

multimedia interaktif pada materi teks anekdot untuk siswa kelas X

SMA Swasta Abdi Negara Binjai?

c. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana kelayakan media

pembelajaran berbantuan multimedia interaktif pada materi teks

anekdot untuk siswa kelas X SMA Swasta Abdi Negara Binjai?

1.6 Manfaat Penelitian

Suatu penelitian tentunya memberikan manfaat bagi diri peneliti maupun

bagi orang lain. Arikunto (2017:71) , mengatakan “Kita meneliti bukan karena

agar lebih mahir meneliti, tetapi karena ingin menyumbangkan hasilnya untuk

kemajuan ilmu pengetahuan, meningkatkan efektivitas kerja atau

mengembangkan sesuatu.” Berdasarkan uraian tujuan penelitian diatas, maka

penulis mengharapkan penelitian ini akan bermanfaat secara teoretis dan praktis.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat mendukung teori

tentang minat belajar siswa terhadap materi teks anekdot pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

a. Untuk Peneliti

Dapat mengetahui keefektifan media pembelajaran berbantuan

multimedia interaktif pada materi teks anekdot dan merupakan

pembelajaran yang sangat berharga apabila penelitian ini berhasil.

b. Untuk Guru

Media pembelajaran yang dibuat dapat menjadi salah satu bahan

ajar yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah

dan meningkatkan motivasi dalam hal mengembangkan media/

bahan ajar di sekolah.

c. Untuk Siswa

Dapat mempermudah pemahaman materi Teks Anekdot dan dapat

meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

d. Untuk Peneliti Lain

Dapat dijadikan referensi atau bahan pembanding bagi peneliti

selanjutnya yang akan melakukan penelitian.


2
3
4
5
6

Anda mungkin juga menyukai