Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Hakikat fungsi nilai, moral, hukum, keadilan, ketertiban dan


kesejahteraan
Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Ilmu Budaya Dasar

Dosen Pengampu:
Dr. H. Imam Ghozali Budiharjo, M. Si,

Disusun Oleh:
Ahmad Rezikusumah 1225020009
Anita Rahma Abdulah 1225020019
Azahirah Mufidah 1225020026
Az-Zahra Farhatu Niswah

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan nikmat kepada
kita semua, shalawat beserta salam senantiasa kita curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW., keluarga dan sahabat-sahabat serta para pengikutnya yang
setia pada sunahnya sampai akhir zaman, Aamiin.
Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Muhammad Rosyid Ridho,
M.A. dan Ibu Isma Siti Fauziah, S.Hum, M.Pd. yang telah membantu kami, baik
secara moral maupun materi. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat
ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun
penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran agar kami
bisa menjadi lebih baik lagi.
Semoga makalah yang kami buat ini bisa menambah wawasan bagi
pembaca dan bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan, Aamiin.

Bandung, 15 November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupannya, manusia selalu berkaitan dengan nilai atau sesuatu
yang berharga atau yg berguna. Bagi kehidupan manusia di masyarakat dan
negara nilai dijadikan sebagai landasan atau rujukan alasan atau motivasi
dalam bersikap dan bertingkah laku, baik disadari maupun tidak. Dan juga
dalam kehidupannya manusia selalu disandingkan dengan moral atau tingkah
laku. Seseorang yang melakukan sesuatu  itu sesuai dengan aturan yang
berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan
lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang
baik, begitu juga sebaliknya. Dan moral sangat berkaitan dengan hukum,
hukum tidak akan berarti apa-apa bila tidak disertai moralitas sehingga
kualitas hukum sebagian besar ditentukan oleh mutu moralnya. Sebaliknya
moral juga membutuhkan hukum karena moralakan berada di awang-awang
bila tidak diungkapkan dalam masyarakat secara eksplisit dalam bentuk
hukum. Dan dengan moralitas yang tinggi dalam menjalani hukum-hukum
dan nilai-nilai yang ada, akan terwujud keadilan, ketertiban, dan
kesejahteraan dalam masyarakat.

seperti yang akan dibahas pada makalah kali ini, hal apa saja yang penting
dan selalu melekat dalam kehidupan manusia dan seperti apa hakikat dan
fungsinya, dan tidak lupa ketertiban,keadilan, dan kesejahteraan merupakan
hasil dari itu semua.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu Nilai, Moral, dan Hukum?
2. Apa saja fungsinya?
3. Apa pengertian ketertiban, keadilan, dan kesejahteraan?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Nilai, Moral, dan Hukum
2. Mengenal Fungsi Nilai, Moral, dan kesejahteraan
3. Mengetahui pengertian ketertiban, keadilan dan kesejahteraan
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Hakikat Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan
kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu
berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Nilai merupakan sesuatu
yang abstrak dan hanya bisa dipikirkan, dipahami, dan dihayati. Nilai
berkaitan dengan cita-cita, harapan, keyakinan, dan hal-hal lain yang
bersifat batiniah. Jadi, nilai adalah suatu kualitas yang merujuk pada sifat
yang ideal dan berkaitan dengan istilah "apa yang seharusnya". Dan nilai
logika atau nilai benar salah, nilai setetika atau nilai indah ridak indah, dan
nilai etika atau nilai buruk tidak buruk harus diaplikasikan dalan
kehidupan.

Dalam kehidupan manusia, Nilai memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Sebagai petunjuk arah bagaimana cara berpikir dan bertindak


sesuai norma dan niali yang berlaku, sebagai acuan dalam
menentukan pilihan terhadap peran individu di masyarakat, serta
sebagai pemersatu banyak orang ke dalam kelompok tertentu

2. Sebagai sarana untuk membantu proses pengembangan diri setiap


individu yang ada di masyarakat.
3. Sebagai sarana untuk mendorong setiap orang agar melakukan
sesuatu berdasarkan nilai-nilai tertentu.
4. Sebagai sarana untuk menyampaikan pendapat bagi masyakarat
umum.
5. Sebagai perwujudan seorang individu atau kelompok individu di
dalam masyarkat.

Dan Adapun ciri-ciri dari nilai sebagai berikut:


1. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia.
Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat
diamati hanyalah objek yang bernilai itu. Misalnya, orang yang
memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi kita tidak bisa
mengindra kejujuran itu. Yang dapat kita indra adalah kejujuran
itu.

2. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan,


cita-cita, dan suatu keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal
(das sollen). Nilai diwujudkan dalam bentuk norma sebagai
landasan manusia dalam bertindak. Misalnya, nilai keadilan.
Semua orang berharap dan mendapatkan dan berperilaku yang
mencerminkan keadilan.

3. Nilai berfungsi sebagai daya dorong atau motivator dan manusia


adalah pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong
oleh nilai yang diyakininya. Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya
nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai
derajat ketakwaan.

B. Hakikat Moral
Moral adalah (ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum
mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Moral merupakan
standar perilaku yang memungkinkan setiap orang untuk dapat hidup
secara kooperatif dalam suatu kelompok. Moral dapat mengacu pada
sanksi-sanksi masyarakat terkait perilaku yang benar dan dapat diterima.
Secara umum, tujuan dan fungsi moral adalah untuk mewujudkan
harkat dan martabat kepribadian manusia melalui pengamalan nilai-nilai
dan norma. Adapun beberapa tujuan dan fungsi moral adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menjamin terwujudnya harkat dan martabat pribadi
seseorang dan kemanusiaan.
2. Untuk memotivasi manusia agar bersikap dan bertindak dengan
penuh kebaikan dan kebajikan yang didasari atas kesadaran
kewajiban yang dilandasi moral.
3. Untuk menjaga keharmonisan hubungan sosial antar manusia,
karena moral menjadi landasan rasa percaya terhadap sesama.
4. Membuat manusia lebih bahagia secara rohani dan jasmani
karena menunaikan fungsi moral sehingga tidak ada rasa
menyesal, konflik batin, dan perasaan berdosa atau kecewa.
5. Moral dapat memberikan wawasan masa depan kepada manusia,
baik sanksi sosial maupun konsekuensi dalam kehidupan
sehingga manusia akan penuh pertimbangan sebelum bertindak.
6. Moral dalam diri manusia juga dapat memberikan landasan
kesabaran dalam bertahan dalam setiap dorongan naluri dan
keingingan/nafsu yang mengancam harkat dan martabat pribadi.

Wujud moral dalam diri seseorang dapat terlihat dari penampilan dan
perilakunya secara keseluruhan. Adapun beberapa macam moral adalah sebagai
berikut:

1. Moral ketuhanan

Moral Ketuhanan adalah semua hal yang berhubungan dengan


keagamaan/religius berdasarkan ajaran agama tertentu dan
pengaruhnya terhadap diri seseorang.

Wujud moral ketuhanan, misalnya melaksanakan ajaran agama


yang dianut dengan sebaik-baiknya. Contoh; menghargai sesama
manusia, menghargai agama lain, dan hidup rukun dengan yang
berbeda agama.

2. Moral ideologi dan filsafat


Moral ideologi dan filsafat adalah semua hal yang berhubungan
dengan semangat kebangsaan, loyalitas kepada cita-cita bangsa
dan negara.

Wujud moral ideologi dan filsafat, misalnya menjunjung tinggi


dasar negara Indonesia yaitu Pancasila. Contoh; menolak
ideologi asing yang ingin mengubah dasar negara Indonesia.

3. Moral etika dan kesusilaan

Moral etika dan kesusilaan adalah semua hal yang berkaitan


dengan etika dan kesusilaan yang dijunjung oleh suatu
masyarakat, bangsa, dan negara secara budaya dan tradisi.

Wujud moral etika dan kesusilaan, misalnya menghargai orang


lain yang berbeda pendapat, baik dalam perkataan maupun
perbuatan. Contoh; mengucapkan salam kepada orang lain
ketika bertemu atau berpapasan.

4. Moral disiplin dan hukum

Moral disiplin dan hukum adalah segala hal yang berhubungan


dengan kode etika profesional dan hukum yang berlaku di
masyarakat dan negara.
Wujud moral disiplin dan hukum, misalnya melakukan suatu
aktivitas sesuai dengan aturan yang berlaku. Contoh; selalu
menggunakan perlengkapan yang diharuskan dan mematuhi
rambu-rambu lalu lintas ketika berkendara di jalan raya.

C. Hakikat hukum

Hukum adalah peraturan yang terdiri atas norma dan sanksi-


sanksi . hukum ialah sesuatu yang berkaitan erat dengan kehidupan
manusia merujuk pada sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas
rangkaian kekuasaan penegakan hukum oleh kelembagaan penegak
hukum, karena segala kehidupan manusia dibatasi oleh hukum. Hukum
dapat dikatakan adil atau tidak tergantung dari wilayah penilaian moral.
Hukum disebut adil bila secara moral memang adil. Norma moral dan
norma hukum sebenarnya tidak terpisahkan karena ukuran keadilan suatu
hukum bukan hanya ditentukan oleh norma moral, dan bukan pula oleh
norma hukum sendiri. Hukum tidak bisa menilai dirinya sendiri, apakah
hukum itu adil atau tidak, namun hukum sendiri harus menilai bahwa
semestinya sifat dari hukum itu adalah adil.

Fungsi hukum:

1. Sebagai sarana pengendali sosial. sebuah sistem yang menerapkan


aturan-aturan mengenai perilaku yang benar.
2. Sebagai sarana untuk mengadakan perubahan pada masyarakat.
3. Sebagai alat ketertiban dan keteraturan masyarakat.
4. Sebagai sarana dalam mewujudkan keadilan sosial.
5. Sebagai sarana dalam pergerakan pembangunan.
6. Sebagai fungsi kritis, melakukan pengawasan baik pada aparatur
pengawas, aparatur pelaksana dan aparatur penegak hukum.
7. Sebagai alat untuk mengikat anggota dalam masyarakat sehingga
kelompok jadi semakin erat eksistensinya.
8. Sebagai alat untuk membersihkan masyarakat dari kasus yang
mengganggu masyarakat dengan cara memberikan sanksi baik
pidana, perdata, administrasi dan sanksi masyarakat.
9. Sebagai alat untuk melakukan alokasi kewenangan dan putusan
terhadap badan pemerintahan.
10. Sebagai alat stimulasi sosial. Hukum bukan alat yang hanya
digunakan untuk mengontrol masyarakat, namun juga meletakan
dasar-dasar hukum yang bisa menstimulasi dan memfasilitasi
interaksi di antara masyarakat dengan tertib dan adil.

D. Pengertian keadilan

Anda mungkin juga menyukai