Anda di halaman 1dari 6

Ekotonia: Jurnal Penelitian Biologi, Botani, Zoologi dan Mikrobiologi ISSN: 2443-2393

Volume 04 Nomor 2 Desember 2019

IDENTIFIKASI LEBAH KELULUT ASAL BANGKA DAN PENDATAAN JENIS


TUMBUHAN PENGHASIL RESIN BAHAN BAKU PEMBUATAN PROPOLIS

Aghita Ade Novia Hirmarizqi1*, Eka Sari1, Rosha Kurnia Fembriyanto2, Nur Annis Hidayati1, Rossy Hertati3

1
Jurusan Biologi, Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi, Universitas Bangka Belitung
*Corresponding author : rizkyaghita@gmail.com
2
Akademi Keperawatan, Pangkalpinang, Indonesia
3
Balai Pemeriksa Obat dan Makanan Pangkalpinang, Indonesia

ABSTRACT
Resin is a substance needed by bees to produce a product, namely propolis. Resins are produced by plants as secondary
metabolites. The diversity of plant species will affect the composition of active compounds in propolis. The more diverse
types of plants will increase the quality of propolis. The purpose of this study was to identify the type of Kelulut bee and
record and identify plants that were planted in bee culture, Pangkal Beras (West Bangka) and Lubuk Lingkuk (Central
Bangka). Data collection on plant species is done by interview and exploration methods. The results of identification Kelulut
bee in Pangkal Beras and Lubuk Lingkuk are Heterotrigona itama and Tetragonula fuscobalteata. There are ten types of
resin-producing plants in both locations, namely Artocarpus integra Merr., Artocarpus heterophyllus Lam, Aquilaria
malaccensis Benth., Cratoxylum glaucum Korth., Garcinia atroviridis Griff. ex T.Anderson, Hevea brasiliensis (Willd. ex
A.Juss.) Müll. Arg., Macaranga triloba Müll. Arg., Mangifera odorata Griff., Mangifera indica Thwaites, and Spondias
pinnata (L.f.) Kurz.

Keywords: Bangka, Kelulut bee, Propolis, Resin

PENDAHULUAN
Tumbuhan merupakan organisme yang Desa Pangkal Beras dan Bangka Tengah, di Desa
menghasilkan metabolit sekunder yang dihasilkan Lubuk Lingkuk. Data tumbuhan penghasil resin yang
dari suatu proses metabolisme (Ergina et al., 2014). berada di sekitar peternakan lebah di kedua desa
Salah satu jenis metabolit sekunder ialah resin. Resin tersebut belum pernah dilaporkan, padahal informasi
terbentuk secara alami maupun buatan, memiliki ciri ini dibutuhkan untuk meningkatkan produktifitas
padat, rapuh, mengkilat, bening sampai kusam, akan propolis yang dihasilkan lebah. Apabila kebutuhan
meleleh dan mudah terbakar jika terkena panas tumbuhan penghasil resin terpenuhi oleh lebah dan
dengan mengeluarkan asap dan bau yang khas jenisnya beragam, maka kualitas dari propolis akan
(Kuspradini et al., 2016). Resin dimanfaatkan oleh baik dan pastinya berimbas pada nilai jual yang
lebah dengan cara mengumpulkan berbagai macam tinggi. Langkah awal untuk menggapai harapan
resin tumbuhan kemudian dicampurkan dengan saliva tersebut adalah dengan cara mengidentifikasi jenis
dan berbagai enzim yang ada pada lebah, sehingga lebah Kelulut serta mendata dan mengidentifikasi
menghasilkan suatu zat baru yang disebut dengan tumbuhan yang berada diperternakan lebah di dua
propolis (Winingsih, 2008). Propolis memiliki warna lokasi.
kuning sampai coklat kemerahan dan memiliki bau
aromatik (Sila 1995, diacu dalam Banowu 2016).
METODE PENELITIAN
Propolis digunakan lebah untuk menutup lubang-
lubang disarang, membangun pintu masuk sarang, Lokasi dan Waktu Penelitian
menutupi bangkai pengganggu yang dibunuh lebah, Penelitian ini dilakukan di Desa Lubuk
dan juga berkontribusi untuk menjaga suhu bagian Lingkuk, Kecamatan Lubuk Besar, Bangka Tengah
dalam sarang (Salatino, 2005). (106°38’33.7632” BT; 02° 33’22.6944” LS) dan di
Propolis diproduksi oleh lebah, salah satunya Dusun Limang, Desa Pangkal Beras, Kecamatan
lebah dari genus Trigona (Yani et al., 2016). Trigona Kelapa, Bangka Barat (105°33.779’BT;
menghasilkan propolis lebih banyak dibandingkan 01°59.066’LS). Identifikasi tumbuhan dilakukan di
Apis spp. (Fatoni, 2008). Lebah Trigona sudah Herbarium Bangka Belitungense, Universitas Bangka
banyak diternakan oleh masyarakat Pulau Bangka, Belitung. Identifikasi lebah dilakukan di
diantaranya di Kabupaten Bangka Barat yakni di Laboratorium Zoologi, Pusat Penelitian Biologi,

37
© 2019-Program Studi Biologi, Universitas Bangka Belitung
Hirmarizqi, A.A.N., Sari, E., Fembriyanto, R.K., Hidayati, N.A dan Hertati, R. (2019). Identifikasi Lebah Kelulut Asal Bangka dan Pendataan Jenis Tumbuhan
Penghasil Resin Bahan Baku Pembuatan Propolis. Ekotonia: Jurnal Penelitian Biologi, Botani, Zoologi dan Mikrobiologi. 04(1):37-42.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),


Cibinong. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret- Pengukuran kondisi mikroklimat
Mei 2018. Kedua lokasi pengambilan sampel dilakukan
pengukuran kondisi mikroklimat. Adapun variabel
Prosedur Penelitian mikroklimat yang diukur antara lain, suhu udara,
Identifikasi sampel lebah Kelulut suhu tanah, kelembaban udara, kelembaban tanah,
Lebah dari dua lokasi pengambilan sampel intensitas cahaya, pH tanah, serta warna tanah.
dilakukan identifikasi untuk mengetahui jenisnya. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali ulangan.
Sampel lebah diambil dengan cara menutup pintu Suhu udara dan kelembaban udara diukur
masuk lebah (entrance) dengan botol sampel, menggunakan termohigrometer, suhu tanah diukur
kemudian sarang diketuk-ketuk sehingga lebah keluar menggunakan termometer, kelembaban tanah diukur
dari sarang dan masuk ke dalam botol sampel lalu menggunakan soil tester, intensitas cahaya diukur
ditutup rapat. Botol sampel yang telah terisi lebah menggunakan lux meter, sedangkan pengukuran pH
dimasukkan dengan alkohol 70% dan diberi label. tanah dilakukan menggunakan metode potensiometri
Spesimen lebah kemudian dikirim ke laboratorium (Evianti & Sulaeman 2009) dengan cara mengambil
Zoologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu sampel tanah di lokasi sampling. Sampel tanah yang
Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong untuk telah diambil di lokasi sampling sebanyak 10 g
diidentifikasi. dimasukkan ke dalam Erlenmeyer kemudian
ditambahkan dengan 50 mL akuades dan dikocok
Pendataan dan identifikasi tumbuhan selama 30 menit dengan shaker orbital. Suspensi
Pendataan tumbuhan bertujuan untuk tanah yang telah di kocok kemudian diukur
mengetahui jenis tumbuhan yang berada di lokasi menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi
sampling. Pendataan tumbuhan dilakukan dengan menggunakan larutan penyangga pH 7,0 dan pH 4,0.
metode wawancara dan eksplorasi dengan
mempertimbangkan kondisi lokasi . Narasumber HASIL DAN PEMBAHASAN
yang diwawancarai adalah pemilik peternakan lebah
yang berada di masing-masing lokasi sebagai Hasil
informan 1 dan informan 2. Data tumbuhan yang Identifikasi sampel lebah Kelulut
dikumpulkan akan dikelompokkan menjadi tumbuhan
Hasil identifikasi sampel lebah Kelulut menunjukkan
yang menghasilkan resin dan yang tidak
bahwa lebah di peternakan Lubuk Lingkuk berjenis
menghasilkan resin. Pengelompokkan jenis tumbuhan
Heterotrigona itama dan Tetragonula fuscobalteata,
penghasil resin dilakukan dengan studi literatur
sedangkan lebah di peternakan Pangkal Beras
menggunakan buku Flora of malesiana dan jurnal
berjenis Heterotrigona itama (Tabel 1). Morfologi
yang terkait. Jenis tumbuhan yang didapat dilokasi
lebah Heterotrigona itama dan Tetragonula
sampling akan diidentifikasi. Proses identifikasi akan
fuscobalteata terdiri atas bagian kepala (head), dada
dilakukan secara langsung di lapangan, namun
(thorax), dan perut (abdomen), selain itu juga
apabila dilapangan tumbuhan tidak dapat
terdapat bagian antena, mata, sayap, dan kaki. Secara
teridentifikasi maka identifikasi akan dilakukan
keseluruhan kedua jenis lebah ini berwarna hitam,
dengan mencocokkan tumbuhan yang di data dengan
namun Tetragonula fuscobalteata memiliki corak
koleksi Herbarium Bangka Belitungense. Nama latin
putih di bagian tengah kepalanya dan ukurannya pun
jenis tumbuhan akan dicek kembali melalui website
lebih kecil dibandingkan dengan Heterotrigona
The international Plant Names Index (IPNI).
itama.
Pengukuran kondisi mikroklimat dilakukan di
masing-masing lokasi guna mendukung data
penelitian.

Tabel 1 Jenis lebah yang berada dilokasi peternakan lebah Pangkal Beras (Bangka Barat) dan Lubuk Lingkuk
(Bangka Tengah)
Lokasi peternakan lebah
Nama Lokal Nama Ilmiah Pangkal Beras Lubuk Lingkuk
(Bangka Barat) (Bangka Tengah)
Kelulut 1 Heterotrigona itama
Kelulut 2 Tetragonula fuscobalteata x
Keterangan : : = ada; x = tidak ada

Jenis tumbuhan di lokasi sampling Barat) terdapat 23 jenis tumbuhan dengan jenis
Jenis tumbuhan dilokasi peternakan lebah Pangkal tumbuhan penghasil resin sebanyak 6 jenis
Beras (Bangka Barat) dan Lubuk Lingkuk (Bangka tumbuhan, yakni Cempedak (Artocarpus integra
Tengah) memiliki jumlah yang berbeda. Hasil Merr.), Idat (Cratoxylum glaucum Korth.), Karet
menunjukkan bahwa di lokasi Pangkal Beras (Bangka (Hevea brasiliensis (Willd. ex A.Juss.) Müll.Arg.),

38
© 2019-Program Studi Biologi, Universitas Bangka Belitung
Hirmarizqi, A.A.N., Sari, E., Fembriyanto, R.K., Hidayati, N.A dan Hertati, R. (2019). Identifikasi Lebah Kelulut Asal Bangka dan Pendataan Jenis Tumbuhan
Penghasil Resin Bahan Baku Pembuatan Propolis. Ekotonia: Jurnal Penelitian Biologi, Botani, Zoologi dan Mikrobiologi. 04(1):37-42

Memparik (Macaranga triloba Müll.Arg.), Nangka tumbuhan, yakni Gaharu (Aquilaria malaccensis
(Artocarpus heterophyllus Lam.), dan Sembilang Benth.), Karet (Hevea brasiliensis (Willd. ex A.Juss.)
(Garcinia atroviridis Griff. ex T.Anderson), Müll.Arg.), kedondong utan (Spondias pinnata (L.f.)
sedangkan di lokasi Lubuk Lingkuk (Bangka Tengah) Kurz), Kuini (Mangifera odorata Griff.), dan Mangga
hanya terdapat 9 jenis tumbuhan dengan jenis (Mangifera indica Thwaites.) (Tabel 2).
tumbuhan penghasil resin sebanyak 5 jenis

Tabel 2 Jenis tumbuhan penghasil resin di Desa Pangkal beras (Bangka Barat) dan Lubuk Lingkuk (Bangka Tengah)
Nama tumbuhan Lokasi
Famili
Lokal Ilmiah PB LL
Kedondong
Anacardiaceae Spondias pinnata (L.f.) Kurz x
utan
Anacardiaceae Kuini Mangifera odorata Griff. x
Anacardiaceae ManggaMangifera indica Thwaites. x
Cluciaceae Sembilang
Garcinia atroviridis Griff. ex T.Anderson x
Hevea brasiliensis (Willd. ex A.Juss.)
Euphorbiaceae Karet
Müll.Arg.
Euphorbiaceae Memparik Macaranga triloba Müll.Arg. x
Hypericaceae Idat Cratoxylum glaucum Korth. x
Moraceae Cempedak Artocarpus integra Merr. x
Moraceae Nangka Artocarpus heterophyllus Lam. x
Thymelaeaceae Gaharu Aquilaria malaccensis Benth. x
Keterangan : = ada; x = tidak ada; PB = Pangkal Beras; LL = Lubuk Lingkuk

Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa kira-kira lebarnya 2/3 dari tibia lebah Kelulut
famili yang menghasilkan resin ada 6 famili, yaitu tersebut, mesothorax jelas, dan scutellum berbulu
famili Anacardiaceae, Cluciaceae, Euphorbiaceae, (Jalil & Shuib, 2012). Heterotrigona itama memiliki
Moraceae, Hypericaceae dan Thymelaeacae. Jumlah tomentum berbulu dibagian mesopleura dan setiap
jenis tumbuhan di lokasi Pangkal Beras lebih banyak sisinya berwarna keperakan, namun secara
dibandingkan dengan jumlah jenis tumbuhan di keseluruhan warna dari lebah Kelulut Heterotrigona
lokasi Lubuk Lingkuk (Tabel 2). Berdasarkan itama ini adalah hitam. Spesies Heterotrigona itama
pengamatan dilokasi sampling tipe habitat lokasi memiliki ciri-ciri yang hampir sama dengan jenis
peternakan Pangkal Beras adalah hutan rawa, Trigona erythrogastra dan Trigona bakeri, perbedaan
sedangkan tipe habitat lokasi peternakan Lubuk yang tampak hanya sedikit saja (Schwarz, 1937).
Lingkuk adalah pekarangan rumah. Tetragonula fuscobalteata dikenal sebagai
lebah Kelulut yang sedikit agresif dan dapat
Pembahasan menggigit apabila merasa terganggu. Lebah Kelulut
Identifikasi sampel lebah Kelulut ini memiliki pintu masuk sarang yang berwarna
Sampel lebah Kelulut yang berada di dua hitam da n berbentuk seperti corong (Sadam 2016).
lokasi peternakan lebah berjenis Heterotrigona itama Selain itu, lebah Kelulut ini memiliki ukuran tubuh
dan Tetragonula fuscobalteata. Morfologi lebah ±4 mm, berwarna hitam dan terdapat corak putih
Kelulut tersebut terdiri atas bagian kepala (head), dibagian tengah kepalanya, memiliki antena sepasang
dada (thorax), dan perut (abdomen), selain itu juga berbentuk seperti siku-siku (geniculate). Antenanya
terdapat bagian antena, mata, sayap, dan kaki. terdiri atas beberapa bagian, yaitu antenifer, socket,
Fadhilah & Rizkika (2015) menyebutkan lebah scape, pedicel dan flagellum. Socket dan antenifer
memiliki morfologi yang terdiri atas tiga bagian terletak pada pangkal antena. Venasi sayap dengan
utama, yakni kepala, dada, dan perut. Bagian kepala cubitus yang melengkung (Watiniasih & Surtini,
terdapat antena, mulut dan mata, pada bagian dada 2014).
terdapat sepasang sayap dan kaki. Heterotrigona
itama merupakan jenis lebah Kelulut yang paling Jenis tumbuhan di lokasi sampling
banyak ditemukan di hutan dan bersifat agresif serta Berdasarkan hasil wawancara jumlah jenis
memiliki ukuran tubuh ± 6,15 mm (Inoue et al., tumbuhan yang menghasilkan resin di kedua lokasi
1984). peternakan lebah Kelulut berbeda. Jumlah jenis
Selain itu, lebah Kelulut ini memiliki satu tumbuhan penghasil resin di Pangkal Beras (Bangka
gigi kecil pada mandibelnya, scutellum pendek, dan Barat) sebanyak 6 jenis dari 23 jenis tumbuhan yang
tidak menonjol, memiliki rambut tegak berwarna ditemukan, sedangkan di lokasi Lubuk Lingkuk
hitam kepala, mesonotum, scutellum, dan (Bangka Tengah) hanya terdapat 5 jenis tumbuhan
mesopleura, memiliki basitarsi belakang yang luas penghasil resin dari 9 jenis tumbuhan. Perbedaan

39
© 2019-Program Studi Biologi, Universitas Bangka Belitung
Hirmarizqi, A.A.N., Sari, E., Fembriyanto, R.K., Hidayati, N.A dan Hertati, R. (2019). Identifikasi Lebah Kelulut Asal Bangka dan Pendataan Jenis Tumbuhan
Penghasil Resin Bahan Baku Pembuatan Propolis. Ekotonia: Jurnal Penelitian Biologi, Botani, Zoologi dan Mikrobiologi. 04(1):37-42.

jumlah jenis tumbuhan yang ditemukan pada kedua Sembilang (Garcinia atroviridis Griff. ex
lokasi dikarenakan kedua lokasi memiliki tipe habitat T.Anderson) merupakan tumbuhan yang termasuk
yang berbeda. Lokasi peternakan lebah di Pangkal dalam famili Cluciaceae, yang mempunyai saluran
Beras (Bangka Barat) memiliki tipe habitat hutan resin atau kelenjar-kelenjar minyak (Tjitrosoepomo,
rawa yang masih asli, sedangkan lokasi peternakan 2010a). Getah yang keluar dari batang tumbuhan
lebah di Lubuk Lingkuk (Bangka Tengah)berada di diketahui berwarna coklat kehitaman. Selain
lingkungan pekarangan rumah. Hal ini lah yang menghasilkan resin tumbuhan ini juga memiliki
menyebabkan jumlah jenis tumbuhan Pangkal Beras senyawa metabolit sekunder. Garcinia atroviridis
(Bangka Barat) lebih banyak dibandingkan dengan Griff. ex T.Anderson hanya memiliki senyawa
jumlah jenis tumbuhan di Lubuk Lingkuk (Bangka metabolit sekunder golongan alkaloid dan saponin
Tengah). (Iswantini et al., 2010). Cratoxylum glaucum Korth.
Berdasarkan hasil pengukuran kondisi merupakan salah satu tumbuhan yang termasuk ke
mikroklimat diketahui bahwa kedua lokasi memiliki dalam famili Hypericaceae., yang menghasilkan
kondisi mikroklimat yang berbeda. Nilai pH tanah resin. Kulit pada pangkal batang akan menghasilkan
dan kelembaban tanah kedua lokasi peternakan getah berwarna kuning dan akan berwarna kehitaman
memiliki perbedaan yang cukup jauh dibandingkan apabila mengeras (Robson, 1974). Cratoxylum
dengan variabel mikroklimat lainnya, yakni nilai pH glaucum Korth. memiliki senyawa metabolit
tanah 4,8 untuk lokasi Pangkal Beras (Bangka Barat), sekunder golongan alkaloid, fenol hidrokuinon,
sedangkan Lubuk lingkuk (Bangka Tengah) pH tanah flavonoid, terpenoid dan steroid (Mahardika et al.,
sebesar 6. Kelembaban tanah yakni 55% (Pangkal 2018).
Beras,) dan 30% (Lubuk Lingkuk), kelembaban udara Karet (Hevea brasiliensis (Willd. ex A.Juss.)
66,82% (Pangkal Beras) dan 56% (Lubuk Lingkuk), Müll.Arg.) dan memparik (Macaranga triloba
suhu udara 33,09 °C (Pangkal Beras), 31,3 °C (Lubuk Müll.Arg.) merupakan tumbuhan yang termasuk ke
Lingkuk), suhu tanah 30 °C (Pangkal Beras dan dalam famili Euphorbiaceae, hampir semua bagian
Lubuk Lingkuk), intensitas cahaya 547 lux (Pangkal tubuh tumbuhan ini mengandung getah yang terdapat
Beras) dan 206 lux (Lubuk Lingkuk). Kondisi dalam saluran-saluran getah yang dapat hanya berisi
mikroklimat ini diketahui memiliki kaitan yang erat atas satu sel saja (suatu senosit) yang panjang dan
terhadap persebaran jenis tertentu suatu tumbuhan. bercabang-cabang serta bersambungan satu sama lain
Kurniawan dan Parikesit (2008) menyatakan bahwa (anastomoseren), dapat pula merupakan fusi banyak
persebaran tumbuhan secara tidak langsung sel (seperti buluh-buluh pengangkutan)
dipengaruhi oleh interaksi antara tumbuhan itu (Tjitrosoepomo, 2010a). Getah karet diketahui
sendiri, suhu, kelembaban udara, fisik-kimia tanah. berwarna putih susu, kental dan lengket. Macaranga
Hal tersebut menimbulkan kondisi lingkungan yang triloba Müll.Arg. memiliki senyawa metabolit
menyebabkan hadir atau tidaknya suatu spesies dan sekunder golongan flavonoid, tanin dan steroid
tersebar dengan tingkat adaptasi yang beragam. (Warnida et al., (2018).
Cempedak (Artocarpus integra Merr.) dan Gaharu (Aquilaria malaccensis Benth.)
nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.) merupakan merupakan tumbuhan yang termasuk ke dalam famili
tumbuhan yang termasuk ke dalam famili Moraceae Thymelaeaceae. Yagura et al. (2003, diacu dalam
yang menghasilkan getah (Steenis et al., 2006). Santoso et al., 2007) menyebutkan bahwa resin
Sofiyanti et al. (2014) menyebutkan bahwa bagian gaharu merupakan resin yang tergolong seskuiterpen
batang tumbuhan genus Artocarpus akan dan derifat chromone, di samping menghasilkan
menghasilkan getah jika dilukai. Permukaan bagian resin, gaharu juga diketahui menghasilkan sejumlah
dalam kulit batang umumnya berwarna coklat senyawa metabolit sekunder, yakni tanin, flavonoid,
keputihan, dan bertekstur agak halus, serta triterpenoid, steroid, dan saponin (Puteri et al., 2016).
menghasilkan getah berwarna putih cerah. Genus Kedondong utan (Spondias pinnata (L.f.) Kurz),
Artocarpus juga memiliki senyawa metabolit kuini (Mangifera odorata Griff.), dan mangga
sekunder. Hidayat (2013) melaporkan bahwa daun (Mangifera indica Thwaites.) merupakan tumbuhan
Artocarpus integra Merr. memiliki senyawa yang termasuk ke dalam famili Anacardiaceae.
metabolit sekunder golongan alkaloid, flavonoid, Famili Anacardiaceae merupakan tumbuhan
fenolat dan saponin, sedangkan biji buah Artocarpus yang memiliki saluran-saluran resin yang terjadi
integra Merr. memiliki senyawa metabolit sekunder secara skizolisigen, dan juga mengandung banyak zat
alkaloid, flavonoid, fenolik, saponin, terpenoid, dan penyamak (Tjitrosoepomo, 2010b). Kulit batang
tanin (Hilma et al., 2018) dan kayunya memiliki Genus Mangifera akan mengeluarkan getah yang
senyawa metabolit sekunder alkaloid, saponin dan berbau terpentin dan tajam bila tergores. Getah
tanin (Suganda, 2018). Golongan senyawa metabolit tersebut kadang-kadang dapat menimbulkan iritasi
sekunder yang terkandung dalam daun Artocarpus pada kulit bagi orang yang sensitif (Polosakan, 2016).
heterophyllus Lam. adalah alkaloid dan tanin Selain menghasilkan getah, tumbuhan ini juga
(Widowati & Haryoto, 2017), sedangkan pada memproduksi senyawa metabolit sekunder.
batangnya memiliki senyawa metabolit sekunder Lukmandaru (2012) melaporkan bahwa pada kulit
golongan alkaloid, flavonoid dan terpenoid (Sukarti tumbuhan Mangifera odorata Griff. memiliki
et al,. 2017). senyawa metabolit sekunder golongan saponin dan

42
© 2019-Program Studi Biologi, Universitas Bangka Belitung
Hirmarizqi, A.A.N., Sari, E., Fembriyanto, R.K., Hidayati, N.A dan Hertati, R. (2019). Identifikasi Lebah Kelulut Asal Bangka dan Pendataan Jenis Tumbuhan
Penghasil Resin Bahan Baku Pembuatan Propolis. Ekotonia: Jurnal Penelitian Biologi, Botani, Zoologi dan Mikrobiologi. 04(1):37-42

flavonoid, sedangkan pada kulit tumbuhan Mangifera Hidayat, D.R. 2013. Uji Aktivitas Antioksidan
indica Thwaites. memiliki senyawa metabolit Ekstrak Daun Cempedak (Artocarpus integer
sekunder golongan alkaloid, saponin, flavonoid dan Spreng) dengan Metode Dpph (1,1-Difenil-2
tanin. Daun tumbuhan Mangifera indica Thwaites. Pikrilhidrazil) dan Identifikasi Senyawa
memiliki senyawa metabolit sekunder golongan Metabolit Sekunder. [Skripsi]. Universitas
flavonoid, alkaloid, steroid, polifenol, tanin, dan Jendral Soedirman, Bandung.
saponin (Ningsih et al., 2017). Lain halnya dengan Hilma, R., Dewi E.P., Fadhli H. 2018. Aktivitas
daun tumbuhan Spondias pinnata (L.f.) Kurz, Asnani Antimikroba dan Antidiabetes Ekstrak Etanol
(2017) melaporkan bahwa daun Spondias pinnata Biji Buah Cempedak Hutan (Artocarpus
(L.f.) Kurz memiliki metabolit sekunder golongan integra (Thunb) Merr.). Jurnal Photon. 8(2):
steroid, tanin, flavonoid dan saponin. 27-36.
Inoue, T., Salmah, S., Abbas, I., Yusuf, E. 1985.
KESIMPULAN Foraging Behavior Of Individual Workers and
Lebah Kelulut yang berada di peternakan Foraging Dynamics of Colonies of Three
lebah Pangkal Beras (Bangka Barat) dan Lubuk Sumatran Stingless Bees. Res. Popul. Ecol.
Lingkuk (Bangka Tengah) berjenis Heterotrigona 27:373-392.
itama dan Tetragonula fuscobalteata. Jumlah jenis Iswantini, D., Darusman, L.K., Fitriyani, A. 2010. Uji
tumbuhan penghasil resin di kedua lokasi peternakan In Vitro Ekstrak Air Dan Etanol Dari Buah
lebah ada 10 jenis tumbuhan, yaitu Aquilaria Asam Gelugur, Rimpang Lengkuas, dan
malaccensis Benth., Artocarpus heterophyllus Lam., Kencur sebagai Inhibitor Aktivitas Lipase
Artocarpus integra Merr., Cratoxylum glaucum Pankreas. Jurnal Sains dan Teknologi
Korth., Garcinia atroviridis Griff. ex T.Anderson, Indonesia. 12(1):15-20.
Hevea brasiliensis (Willd. ex A.Juss.) Müll.Arg., Jalil, A.H., dan Shuib, I. 2012. Indo-Malayan
Macaranga triloba Müll.Arg., Mangifera indica Stingless Bee. Retrieved from
Thwaites., Mangifera odorata Griff., dan Spondias https://ses.library.usyd.edu.au/bitstream/2123/
pinnata (L.f.) Kurz. 11356/4/Poster166.pdf.
Kurniawan, A., dan Parikesit. 2008. Persebaran Jenis
UCAPAN TERIMA KASIH Pohon di Sepanjang Faktor Lingkungan di
Ucapan terima kasih penulis sampaikan Cagar Alam Pananjung Pangandaran, Jawa
kepada Kusman, Mukhsin, dan Febri Amrullah, S.Si. Barat. Jurnal biodiversitas. 9(4):275-279.
yang telah banyak membantu penulis di lapangan. Kuspradini, H., Rosamah, E., Sukaton, E., Arung,
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada E.T., Kusuma, I.W. 2016. Pengenalan Jenis:
Mansyah yang telah memberikan dana penelitian Getah Gum-Lateks-Resin. Mulawarman
sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. University Press. Samarinda.
Lukmandaru, G., Vembrianto, K., Gazidy, A.A.
DAFTAR PUSTAKA 2012. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol
Asnani. 2017. Komponen Fitokimia Daun Kayu Mangifera indica L., Mangifera foetida
Kedondong Hutan (Spondias pinnata (L. F.) Lour, dan Mangifera odorata Griff. Jurnal
Kurz) serta Mekanisme Antibakteri dan Ilmu Kelautan. 6(1):18-29
Aplikasinya pada Ikan. [Skripsi]. Ilmu Pangan, Mahardika, R.G., Enggiwanto, S., Samsiar, A. 2018.
Institut Pertanian Bogor, Bogor. Peningkatan Kualitas Minyak Jelanta
Banowu, H. 2016. Studi Perkembangan Koloni dan menggunakan Karbon Aktif dan Ekstrak
Produksi Lebah Trigona sp, Dari Posisi Stup Pucuk Idat (Cratoxylum glaucum). Journal of
yang Berbeda. [Skripsi]. Universitas Halu Pure and Applied Chemistry. 1(1):17-23.
Oleo, Kendari Ningsih, D.R., Zusfahair, Mantari, D. 2017. Ekstrak
Ergina, Nuryanti, S. Puspitasari I.D. 2014. Uji Daun Mangga (Mangifera indica L.) sebagai
Kualitatif Senyawa Metabolit Sekunder pada Antijamur terhadap Jamur Candida albicans
Daun Palado (Agave angustifolia) yang dan Identifikasi Golongan Senyawanya. Jurnal
diekstraksi dengan Pelarut Air dan Metanol. Kimia Riset. 2(1):61-68.
J.Akad. Kim. 3(3): 165-172. Polosakan, R. 2016. Sebaran Jenis-Jenis Mangifera di
Evianti, dan Sulaeman. 2009. Analisis Kimia Tanah, Indonesia. Jurnal Ethos Penelitian dan
Tanaman, Air dan Pupuk. Balai Penelitian Pengabdian Masyarakat. 4(1):93-98.
Tanah. Bogor. Puteri, I.T., Jayuska, A., Alimuddin, A.H. 2016.
Fadhilah R dan Rizkika K. 2015. Laba: Lebah Tanpa Aktivitas Antirayap Daun Gaharu (Aquilaria
Sengat. Trubus Swadaya. Jakarta. malaccensis Lam.) terhadap Rayap Tanah
Fatoni, A. 2008. Pengaruh Propolis Trigona spp. Asal Coptotermes sp. Jurnal KK. 5(2):6-14.
Bukittinggi terhadap Beberapa Bakteri Usus Robson, N.K.B. 1974. Hypericaceae. Di dalam:
Halus Sapi dan Penelusuran Komponen Steenis CGGJV. Flora Malesiana. series 1.
Aktifnya. [Disertasi]. Institut Pertanian Bogor, volume 8. Wolter-Noordhoff Publishing.
Bogor. Netherlands

41
© 2019-Program Studi Biologi, Universitas Bangka Belitung
Hirmarizqi, A.A.N., Sari, E., Fembriyanto, R.K., Hidayati, N.A dan Hertati, R. (2019). Identifikasi Lebah Kelulut Asal Bangka dan Pendataan Jenis Tumbuhan
Penghasil Resin Bahan Baku Pembuatan Propolis. Ekotonia: Jurnal Penelitian Biologi, Botani, Zoologi dan Mikrobiologi. 04(1):37-42.

Sadam, B., Hariani, N., Fachmy, S. 2016. Jenis Kanker Payudara Mcf-7. Prosiding URECOL.
Lebah Madu Tanpa Sengat (Stingless Bee) di UAD:Yogyakarta.
Tanah Merah Samarinda. Prosiding Seminar Winingsih, W. 2008. Kediaman Lebah sebagai
FMIPA UNMUL. 374-378. Antibiotik dan Antikanker. Retrieved from
Salatino A, Teixeira EW, Negri G, Message D. 2005. http://www.binaapiari.com/kediaman-lebah-
Origin and Chemical Variation of Brazilian sebagai-antibiotik-dan-antikanker/
Propolis. eCAM 2(1): 33-38. Yani, Wibisono, Prasetya, Mu’min, Dewanti, Faiq.
Santoso, E., Agustini, L., Sitepu, I.R., Tujaman, M. 2016. Mengenal Serangga Penghasil Propolis.
2007. Efektivitas Pembentukan Gaharu dan Retrieved from https://www.pertanianku.com/
Komposisi Senyawa Resin Gaharu pada mengenal-serangga-penghasil-propolis/
Aquilaria spp. Jurnal Penelitian Hutan dan
Konservasi Alam. 4(6):543-551.
Schwarz, H.F. 1937. Result of the Oxford University
Sarawak (Borneo) Expedition: Bornean
Stingless Bee of the Genus Trigona. Buletin
American museum of Natural History 3(73):
281-329.
Sofiyanti, N., Iriani, D., Fitmawati, Sartina. 2014.
Karakterisasi Genus Artocarpus (Moraceae) di
Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Riau
berdasarkan karakter morfologi dan
kandungan flavonoidnya. Seminar FMIPA.
Universitas Riau.
Steenis, C.G.G.J.V. 2006. Flora. Surjowinoto M,
Hardjosuwarno S, Adisewojo SS, Wibisono,
Partodidjojo M, Wirjahardja S, penerjemah.
Pradnya Paramita. Jakarta.
Suganda, J. 2018. Ekstrak Kasar Kayu Cempedak
(Artocarpus champeden (Lour.) Spreng.) dan
Akar Ube-Ube (Derris elegans Benth.) sebagai
Pengawet Alami Nira Aren (Arenga pinnata
(Wurmb.) Merr.). [Skripsi]. Fakultas Pertanian
Perikanan dan Biologi, Universitas Bangka
Belitung. Balun ijuk.
Sukarti, Datulinggi, T., Lomo, M.P., Pirda. 2017.
Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder
Ekstrak Polar Batang Nangka (Artocarpus
heterophylla Lamk ) sebagai Pengawet Alami
Sari Aren (Arenga pinnata). Prosiding
seminar nasional. 3(1). Universitas
Cokroaminoto Palopo.
Tjitrosoepomo, G. 2010a. Taksonomi Tumbuhan.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Tjitrosoepomo, G. 2010b. Taksonomi Tumbuhan
Obat-Obatan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta
Warnida, H., Mustika, D., Supomo, Sukawaty Y.
2018. Efektivitas Ekstrak Etanol Daun
Mahang (Macaranga triloba) sebagai Obat
Anti Jerawat. Jurnal Penelitian Ekosistem
Dipterokarpa. 4(1):9-18.
Watiniasih, N.L., Suartini, N.M. 2014. Keragaman
Genetik DNA Mikrosatelit dan Ekologis
Lebah Trigona di Bali Dikaitkan dengan
Produksi Madu serta Usaha
Budidayanya.Penelitian Hibah Bersaing.
Universitas Udayana. Bali.
Widowati, P., dan Haryoto. 2017. Sitotoksisitas
Ekstrak Metanol Daun Sukun (Artocarpus
altilis), Nangka (Artocarpus heterophyllus)
dan Kluwih (Artocarpus camansi) terhadap Sel

42
© 2019-Program Studi Biologi, Universitas Bangka Belitung

Anda mungkin juga menyukai