1 Judul
1 Judul
SIKRIPSI
Oleh:
SITI MARSALINA
NIM : 1821205086
Baubau, …………………2022
Penyusun,
Siti Marsalina
NIM. 1821205086
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
82120518086, Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini
(STAY) YPIQ Bau-Bau, Setelah meneliti dan Mengkoreksi Proposal Skripsi yang Berjudul
Blender Ajaib di Ra Perwanida Kementerian Agama Kab. Buton” Memandang bahwa Proposal
Skripsi Tersebut Telah Memenuhi Salah satu Syarat Ilmiah dan Dapat Disetujui dan
Diseminarkan.
Pembimbing I Pembimbing II
ODE YAHYU HERLIANY YUSUF, S.Kep., M.Pd ABDUL WAHID, S.Pd.I., M.Pd.I
NIDN : NIDN :
Mengetahui
Ketua Program Studi PIAUD
NURHAYANI, S.Pd.,M.Pd
NIDN :
3
KATA PENGANTAR
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmatNya sehingga penulis
1. Ibu Lanri Febrianty M. Nunsi, S.Pd., M.Pd sebagai ketua STAI YPIQ Baubau
2. Ibu Nurhayani, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Program Studi PIAUD yang telah
3. Ibu Ode Yahyu Herliany Yusuf, S.Kep., M.Pd selaku Dosen Pembimbing I
skripsi ini.
4. Bapak Abdul Wahid, S.Pd.I., M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing II yang selalu
IV
v
5. Seluruh Dosen STAI YPIQ Baubau yang telah memberikan ilmunya selama
ini.
6. Kepada Kedua Orang Tua yang selalu mendoakan dan mendukung peneliti.
7. Kepada Mega Ardana Anaisa, S.Sos Suami tercinta yang selalu mendoakan dan
mendukung semuanya
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik isi
maupun susunannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis
Siti Marsalina
vi
DAFTAR ISI
JUDUL ………………………………………………………………… i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ……………………………….. ii
PENGESAHAN ………………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR ………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI …………………………………………………………… vi
DAFTAR TABEL ……………………………………………………… vii
ABSTRAK ……………………………………………………………… viii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………....... 1-11
A. Latar Belakang Masalah ……………………………... 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………. 7
C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian … 7
D. Kajian Pustaka ……………………………………….. 8
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian …………………….. 9
BAB II TINJAUAN TEORETIS …………………………………. 12-38
A. Kreativitas Anak Usia Dini …………………………... 12
B. Permainan Warna Menggunakan Media Blender Ajaib ... 31
C. Kerangka Berfikir …………………………………….. 36
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………… 39-47
A. Jenis dan Lokasi Penelitia …………………………….. 39
B. Pendekatan Penelitian ………………………………… 40
C. Populasi dan Sampel ………………………………….. 40
D. Metode Pengumpulan Data …………………………... 40
E. Instrumen Penelitian …………………………….......... 41
F. Validasi dan Reabilitasi Instrumen …………………… 44
G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ………….. 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………..
A. Hasil Penelitian ……………………………………….
VI
vii
B. Pembahasan …………………………………………...
BAB V PENUTUP ………………………………………………...
A. Kesimpulan ……………………………………………
B. Implikasi Penelitian ……………………………………
Daftar Pustaka …………………………………………………………... 48-50
Lampiran ………………………………………………………………...
Daftar Riwayat Hidup …………………………………………………...
VII
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Indikator perkembengan kreativitas anak usia dini 5-6 tahun ……. 3
Tabel 2.1 Kerangka berfikir ………………………………………………… 38
Tabel 3.1 Lembar observasi kreativitas anak ………………………………... 45
Hasil Pra Observasi Kreativitas Anak Kelompok B RA Perwanida
Tabel 4.1
Kementrian Agama Kab. Buton …………………………………... 56
Hasil Pra Observasi Kreativitas Anak Kelompok B RA Perwanida
Tabel 4.2
Kementrian Agama Kab. Buton …………………………………... 57
Tabel 4.3 Tingkat Kreativitas Anak …………………………………………. 58
Tabel 4.4 Hasil Observasi Pertemuan 1 Siklus I …………………………….. 59
Tabel 4.5 Hasil Observasi Pertemuan 2 Siklus I …………………………….. 60
Tabel 4.6 Hasil Observasi Pertemuan 3 Siklus I …………………………….. 61
Tabel 4.7 Hasil Observasi Pertemuan 1 Siklus II …………………………… 62
Tabel 4.8 Hasil Observasi Pertemuan 2 Siklus II …………………………… 63
Tabel 4.9 Hasil Observasi Pertemuan 3 Siklus II …………………………… 64
VII
viii
ABSTRAK
Hasil penelitian dari hasil observasi sebelum tindakan nilai rata-rata siswa
yang diperoleh adalah 49,43% dimana masih berada pada Kategori 2 atau kriteria
MB (Masih Berkembang) hampir semua anak belum memiliki kreatifitas yang baik,
sedangkan pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 64,77%, yang memiliki
Kategori 3 atau kriteria BSH (Berkembang Sesuai harapan), dan pada siklus II
mengalami perkembangan yang cukup besar yaitu sebesar 89,2% yang masuk
kategori 4 atau kriteria BSB (Berkembang Sangat Baik). Dari hasil yang diperoleh
disimpulkan bahwa peningkatan kreativitas anak dapat ditingkatkan melalui
Penggunaan media blender ajaib melaui permainan warna untuk dapat meningkatkan
kreativitas anak.
viii
BAB I
PENDAHULUAN
mengembangkan kreativitas dan keterampilan anak. Pada masa ini potensi kreativitas
Kreativitas anak dapat dijelaskan dari berbagai sudut pandang, selain itu
kreativitas juga berdimensi sangat luas. Kreativitas anak dapat ditampilkan berbagai
siswa untuk mengembangkan bakat dan kemampuan secara optimal. Dulu orang
biasa mengartikan “ anak berbakat” sebagai anak yang memiliki tingkat kecerdasan
(IQ) tinggi. Namun sekarang disadari bahwa yang menentukan bakat bukan hanya
1
Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini Konsep Dan teori, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2017), h. 93
1
2
penting untuk dipahami oleh orang tua dan guru oleh kareana itu memberikan
ُۙ فَ َا ِق ْم َوهْج َ َك ِل ِّدل ْي ِن َح ِن ْي ًفا ۗ ِف ْط َر َت اهّٰلل ِ الَّيِت ْ فَ َط َر النَّ َاس عَلَهْي َاۗ اَل تَ ْب ِديْ َل ِل َخلْ ِق اهّٰلل ِ ۗ ٰذكِل َ ِّادل ْي ُن الْ َقمِّي
Terjemahannya :
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan
pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui”.3
Berdasarkan ayat diatas dapat di ketahui bahwa setiap anak yang dilahirkan
memiliki potensi. Oleh karena itu dengan memiliki potensi anak dapat belajar dari
lingkungan, alam, masyarakat yang ada disekitarnya mereka dengan tahapan menjadi
manusia yang tumbuh dewasa. Menjadi pribadi yang kreatif tidaklah mudah dengan
cara tiba-tiba ketika seorang telah dewasa dan diharapkan pada aneka permasalahan.
Kreativitas memerlukan proses. Ibarat sebuah pohon kreativitas pun harus perlu
dipupuk disiram dan dirawat agar tumbuh subur. Namun terkadang kreativitas anak
2
Utami Munandar, Perkembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2012), h. 6
3
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al Qur’an Dan Terjemahannya, (Bandung: CV
Peberbit Cordoba, 2013), h. 299
3
Tabel 1.1
Indikator Perkembangan Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun
mengemukakan ide dan memiliki keaslian dalam memberikan suatu karya atau hasil
yang unik dan luar biasa. Jika konsep ini dikaitkan dengan kreativitas anak, anak
yang bersangkutan mungkin menciptakan suatu karya yang benar-benar baru atau
modifikasi dari berbagai cara belajar yang ada sehingga menghasilkan bentuk baru.
kemampuan anak menciptakan sesuatu yang baru maupun kreativitas anak yang
4
Luluk Asmawati, Perencanaan Pembelajaran PAUD, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), h. 125
4
berbeda-beda, melainkan karena strategi pembelajaran yang tepat dari seorang guru.
Guru sebagai seorang pendidik dituntut untuk memiliki kreativitas yang tinggi dan
seni kreativitas. Guru yang kreatif dapat menciptakan suasana belajar yang menarik
dan menyenangkan, sehingga anak tidak merasa jenuh atau bosan dalam belajar.
Karakteristik anak usia dini meliputi sifat unik, egosentris, aktif dan energik, rasa
ingin tahu, eksploratif dan berjiwa petualang, spontan, senang dan kaya dengan
sesuatu, daya perhatian yang pendek, bergairah untuk belajar, semakin menunjukkan
anak usia dini, guru banyak yang menggunakan Lembar Kerja Anak (LKA) setiap
harinya. Kegiatan yang melibatkan LKA ini kurang mengajak anak dalam
memainkan imajinasi dan produk baru untuk menghasilkan sesuatu yang kreatif.
Anak. permasalahan ini yang berkaitan dengan rendahnya kreativitas anak dalam
5
Fadlillah, Desain Pembelajaran PAUD, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 57
5
memadukan warna. Baik saat mewarnai, menggambar maupun kegiatan lainnya yang
mewarnai gambar dan memberi hiasan pada gambar. Hanya sedikit dari semua anak
kelompk B yang memiliki kreativitas untuk memadukan warna dengan baik. Banyak
anak yang masih bertanya warna apa yang digunakan kepada guru. Padahal kegiatan
ini merupakan kegiatan yang sesuai dengan imajinasi anak. akibat yang ditimbulkan
dari permasalahan ini, seperti anak menjadi tidak bersemangat dalam melakukan
kegiatan, ada beberapa anak yang ketinggalan dalam melakukan kegiatan karena
untuk melakukan perbaikan dalam pembelajaran yang berkaitan dengan warna untuk
kreativitas tentunya harus dilakukan dan direncanakan secara baik agar berjalan
sesuai dengan apa yang diinginkan. Potensi pengembangan kreativitas anak dapat
dilakukan dengan cara yang menarik melalui bermain warna dengan blender ajaib.
pendidikan anak usia dini, tentunya juga untuk mengembangkan kreativitas anak usia
dini tidak bisa dilepaskan dari faktor bermain. Bermain adalah suatu kegiatan yang
akhir.6
6
Fadlillah, Desain Pembelajaran PAUD, h. 61
6
buah atau sayuran adalah kegiatan yang sangat disukai dan mengasyikkan. Saat anak-
anak bermaian warna, imajinasi dan kreativitas mereka berkembang. Oleh karena itu,
permainan sangat baik untuk perkembangan kemampuan daya cipta atau kreativitas
anak.
sesuai dengan imajinasi anak. Bahan yang digunakan untuk membuat media
merupakan bahan atau material yang ada di alam sekitar. Bahan alam terdapat di
alam dan ditemukan di tanah atau bagian dari hewan atau tumbuhan. Bahan alam
mudah ditemukan disekitar lingkungan anak. Bahan alam juga terdapat diluar pintu
Kegiatan bermain merupakan cara yang efektif, karena dengan bermain anak
selama proses pembelajaran diharapkan dapat membantu guru dalam kegiatan belajar
belajar mengajar.
7
B. Rumusan Masalah
Kabupaten Buton?
tersebut.
D. Kajian Pustaka
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tehnik check list dan observasi
Sedangkan analisis data dilakukan dengan tehnik pre test dan post test. Hasil
saat melakukan berbagai kegiatan permainan warna sehingga dari satu anak
yang muncul tergolong kreatif saat pre test (sebelum kegiatan permainan
warna) dan dapat meningkat sesudah kegiatan permainan warna (saat post
test).7
akan peneliti lakukan adalah terletak pada variable 1 yaitu ,meningkatakna kreatifitas
anak melalui permainan warna. Akan tetapi memiliki perbedaan yaitu pada penelitian
yang dilakukan oleh Aisya tidak menggunakan media sedangkan pada penelian ini
warna dengan media benang pada anak kelompok B PAUD nurul amal desa
7
Aisyah, “Permainan Warna Berpengaruh Terhadap Kreativitas Anak Usia Dini”, Jurnal PG-
PAUD Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Vol 1, No.2 , (2017), 118-123
9
akan dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menggunakan metode PTK dan
berbeda dimana pada penelitian ini menggunakan media pembelajaran blender ajaib.
akan dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menggunakan metode PTK dan
8
Trisnahayu, Eca,”Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Permainan Warna Anak Dengan
Media Benang pada Anak Kelompok B PAUD Nurul Amal, 2014
9
Fauziah Nadia, (2013), Penggunaan Media Bahan Alam Untuk Meningkatkan Kreativitas
Anak. Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI, Vol. 8 No. 1
10
blender Ajaib.
1. Tujuan
sebagai berikut:
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
b. Kegunaan Praktis
1) Bagi Guru
d) Guru lebih kreatif memanfaatkan media dari bahan yang ada di sekitar sebagai
2) Bagi Anak
b) Anak dapat Menggabungkan ide-ide, gagasan baru pada saat proses pembelajaran
3) Bagi Sekolah
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
1. Pengertian Kreativitas
Kreativitas adalah salah satu istilah yang sering banyak digunakan dalam
penelitian psikologi dimasa kini dan sering juga digunakan dengan bebas dikalangan
Kreativitas juga suatu konsep yang terdapat berbagai sudut pandang. Sudut pandang
12
13
untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang dasarnya baru,
dan sebelum tidak dikenal pembuatanya. Kreativitas sebuah kegiatan yang berupa
imajinasi atau sintesis pmikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman akan tetapi
informasi yang didapat oleh anak dari sebuah pengalaman baik dari sekolah maupun
diluar sekolah. Kreativitas memiliki maksud atau tujuan yang ditentukan, misalnya
anak anak sebuah karya dari daun, tujuan kita adalah mengenalkan macam-macam
bentuk daun.
bermain kreativitas anak dapat berkembangan dengan baik karen anak dapat
menggunakan imajinasinya dan pemikiranya tanpa dipaksa oleh guru maupun orang
tua. Kreativitas bukan hanya membina anak-anak menjadi seniman, melainan untuk
mendidik anak menjadi kreatif. Perkembangan tivitas anak akan berbeda-beda, anak
akan berkreativitas sesuai dengan miliki minat dan potensi yang miliki dirinya.12
10
Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini Konsep Dan Teori, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2017), h. 71-72
11
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 4
12
Murdi, Belajar Dan Pembelajaran PAUD, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,
2015), h. 13
14
alah suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan dan produk baru,
atau mengkombinasikan antara keduanya yang akhirnya akan melekat pada dirinya.
seorang anak untuk melahirkan sesuatu yang yang baru, baik gagasan maupun karya
nyata yang relatif bebeda dengan apa yang telah ada, dan merupakan kemampuan
berfikir yang ditandai oleh sukses, diskontinuitas, diferensasi, integrasi antar setiap
tahapan perkekambangan”.13
Dari beberapa definisi oleh para ahli dia atas dapat disimpulkan bahwa
berbeda dari sebelumnya, baik gagasan maupun karya nyata yang dengan
menghasilkan sesuatu yang baru sesuai dengan imajinasi yang dapat berupa ide-ide,
perbuatan, tingkah laku, karya seni dan lainya, dimana sebuah penemuan ini
suatu yang baru sesuai imajinasinya atau khayalannya maka potensi yang dimiliki
13
Yeni Rachmawati, Strategi Perkembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-
Kanak, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 13
15
usianya, jenis kelamin, keadaan, sosial ekonomi atau tingkat pendidikan. Martini
sebagai berikut:
b. Dalam upaya memahami kreativitas pada anak dan remaja, pusat perhatian yang
musik, seni rupa, tulisan, sains, ilmu sosial, dan bidang ilmu lainnya.14
3) Keasli1an (originality) untuk mencetuskan gagasan dengan cara yang asli dan
tidak fase.
berikut:16
keberbakatan, meliputi:
3. Kemampuan mengelaborasi.
16
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, h. 78
17
5. Orisinalitas.
kepribadian seorang yang kreatif sangat beragam. Dimana semua orang yang kreatif
memiliki kepribadian dirinya yang positif dan negatif. Oleh karena itu peneliti
kreativitas pada saat melakukan sebuah kegiatan dan ciri yang biasa ditemukan
dalam diri seseorang. Oleh karena itu sangat berperan penting kehadiran guru
dalam keluarga memberikan suasana emosional yang baik terhadap anak, seperti,
dengan suatu kewajiban dan tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anaknya
serta juga dari pendidikan yang diberikan kepada anak. Tiga, berkerja sama dengan
17
Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini Konsep Dan teori, h, 75-77
18
pusat pendidikan tepat orang tua mengamatkan pendidikan anaknya. Dalam hal ini
6. Merangsang daya pikiran anak dengan mengajak berdikusi tentang sebuah hal
keputusan.
9. Memberikan fasilitas yang sangat cukup bagi anak untuk bereksperimen dan
bereksporasi.
sebagai berikut:
b) Selalu memberikan penekanan mengenai sikap : tidak boleh begini, dan tidak boleh
begitu.
e) Anak tidak diberikan kebebasan untuk memilih sesuatu dan menentukan pilihan yang di
minatinya.
permasalahan yang penting di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karna itu
menekankan terhadap pencapaian kemampuan anak dalam membaca menulis dan berhitung.
dalam konsep pembajaran pada anak. Upaya dilakukan sekolah khususnya yang beriorentasi
pada pendidikan anak usia dini dalam mengembangkan kreativitas sebagai berikut:
Selain itu sekolah di perlukan upaya suatu iklim belajar dapat menunjang
berikut:
a) Bersikap terbuka tehadap anak minat dan gagasan yang muncul dari siswa.
keputusan.
d) Bersikap positif terhadap kegagalan siswa dan bantu lah mereka agar bangkit
3) Secara kreatif tidak saja berguna tetapi juga memberikan kepuasan kepada
individu .hal ini menjelaskan kepada anak yang bermain atau permainan
dengan permainan sehingga sering kali terlupa terhadap hal yang lain.
18
Ade Holis, Belajar Melalui Bermain Untuk Pengembangan Kreativitas Dan Kognitif Anak
Usia Dini, Jurnal Pendidikan Universitas Garut, Volume 09, Nomor 01, 2016, h. 23-27
19
Diana Vidya Fakhri Yani, Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini, Jurnal Pemikiran
Penelitian Pendidikan dan Sains, Volume 4, Nomor 2, Desember 2016, h. 196-197
21
masalah ,dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif. anak kreatif selalu
ingin memiliki minat yang luas dan menyukai kegemaran dan aktivitas yang kreatif.
Pengembangkan kreatifitas anak tidak terlepas dari dorongan anak orang tua,
Dalam uraian diatas bahwa kreativitas yang dipupuk dan dikembangkan sejak
usia dini dan penting terhadap kehidupan manusia untuk mewujudkan diri.
4. Pembentukan Kreativitas
dengandukungan fasilitas yang memadai dan juga kesempatan yang ada. Oleh karena
itu, orang tua dan guru harus menyadari dan memberikan fasilitas dankesempatan
yang baik untuk anak. Berikut adalah metode pengembangan kreativitas anak dengan
a. Pribadi (Person)
20
Yeni Rachmawati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak, h. 15-16
22
orisinalitas dari individu tersebut. Dari ungkapan pribadi yang unik ialah dapat
diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk- produk inovatif. Oleh karena itu
(jangan mengharapkan semua melakukan atau menghasilkan hal-hal yang sama, atau
mempunyai minat yang sama). Guru hendaknya membantu siswa menemukan bakat-
b. Pendorong (Press)
Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan dari
lingkungannya, ataupun jika ada dorongan yang kuat dalam dirinya sendiri (motivasi
lingkungan yang mendukung tetapi dapat pula terhambat dalam lingkungan yang
maupun di dalam masyarakat harus ada penghargaan dan dukungan terhadap sikap
c. Proses (Process)
bersibuk diri secara kreatif. Pendidik hendaknya dapat merangsang anak untuk
dan prasarana yang diperlukan. Dalam hal ini yang penting ialah memberikan
kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif, tentu saja
dengan persyaratan tidak merugikan orang lain atau lingkungan. Pertama-tama yang
perlu ialah proses bersibuk diri secara kreatif tanpa perlu selalu atau terlalu cepat
23
menuntut dihasilkannya produk- produk kreatif yang bermakna. Hal itu akan datang
dengan sendirinya dalam iklim yang menunjang menerima, dan menghargai. Perlu
pula diingat kurikulu sekolah yang terlalu padat sehingga tidak ada peluang untuk
kegiatan kreatif dan jenis pekerjaan yang monoton, tidak menunjang siswa untuk
d. Produk
bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya
kegiatan) kreatif. Dengan dimilikinya bakat dan ciri-ciri pribadi kreatif, dan dengan
dorongan (internal maupun eksternal). Untuk bersibuk diri secara kreatif, maka
yang lain, misalnya dengan mempertunjukkan atau memamerkan hasil karya anak.
aspek kreativitas dalam meningkat dengan 4 faktor yang meliput pribadi, dorongan,
proses, dan produk. Pertama yang berpengaruh yaitu kepribadian atau anak. setelah
Ketika anak dapat mendorong atau minat untuk berkreasi akan terjadi proses
yaitu akan berfikir dan menggunakan berkreasi disitu akan terjadinya proses yaitu
24
anak dapat berfikir dan menggunakan waktu dan kesempatan dengan baik. Untuk
terlebih dahulu. Setelah proses itu terjadi makan dihasil suatu produk. Produk
kreativitas anak tidak hanya berupa benda, melaikan berupa pikiran, tulisan, sastra,
Kreativitas merupakan salah satu potensi yang dimiliki anak, potensi kreatif
anak perlu dipupuk agar terus berkembang dan berguna bagi kehidupan anak
d. Membuat anak memiliki kepuasan diri terhadap apa yang dilakukannya dan
tertentu.
21
Utami Munandar, Perkembangan Kreativitas Anak Berbakat, h. 46
25
Namun yang tidak kalah pentingnya adalah adanya kebebasan dan keamanan
kreativitas. Berikut ini akan dijelaskan pendapat para ahli mengenai faktor-faktor apa
keputusannya sendiri.
4) Mendorong keingin tahuan anak untuk memehami banyak hal. Orang tua atau
baik.
26
5) Meyakinkan anak bahwa orang tua guru menghargai apa yang ingin dilakukan
6) Menunjang dan mendorong kegiatan kreatif anak. artinya orang tua dan guru
positif.22
TK jika sudah mencoba sesuatu mereka tidak mau atau sulit untuk pindah pada
menarik perhatiannya.
3) Dorongan, terlepas seberapa jauh hasil belajar anak memenuhi standar orang
dewasa, mereka memerlukan dorongan atau motivasi untuk kreatif, bebas dari
ejekan. Anak kreatif biasanya dianggap tidak sama dengan teman lain dan
mungkin berbuat sesuatu yang aneh menurut orang dewasa dan membuat
orangtua khawatir.
22
Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini Konsep Dan Teori, h. 87-88
27
sarana.23
rangsangan (dengan melihat, mendengar, dan bergerak akan lebih berpeluang lebih
cerdas dibidang dengan sebaliknya. Salah satu bentuk rangsangan yang sangat
penting adalah kasih sayang. Dengan kasih sayang anak akan memiliki kemampuan
Kreativitas sangat berkaitan dengan kepribadian. Hal itu artinya seorang anak harus
hambatan, kendala atau rintangan yang dapat merusak dan bahkan dapat
mematikan kreativitasnya.
23
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, h. 11
24
Yeni Rachmawati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak, h. 27
28
2) Jadwal yang terlalu ketat, karena penjadwalan kegiatan yang terlalu padat
5) Orang tua konservatif, yaitu orang tua yang biasanya tidak berani menyimpang
dari pola sosial lama. Orang tua model ini biasanya cepat khawatir dengan
proses kreativitas anak yang berada diluar garis kebiasaanya. Kondisi orang tua
yang dapat meningkatkan kreativitas anak adalah yang selalu mendorong dan
berbeda. Kreativitas anak akan terhalang oleh aturan dan ketakutan orang tua
yang sebetulnya belum tentu benar dan bahkan dapat mematikan kreasi anak
untuk bereskplorasi.
7) Disiplin otoriter, karena disiplin otoriter mengarah pada anak tidak boleh
Dari penjelasan diatas, orang tua atau guru dapat emilih alat permainan yang
tepat untuk anak. beberapa penghambat tersebut hendaknya diperhatikan oleh orang
tua dan guru agar tidak mematikan kreativitas anak. harapanya dengan memahami
Sebelum menjelaskan tentang anak usia dini terlebih dahulu tentu akan
membahas tentang anak itu sendiri. Adapun yang dimaksud dengan anak merupakan
generasi penerus bangsa dan sumber insan bagi pembangunan nasional, maka harus
diperhatikan dan dibina sedini mungkin agar menjadi yang berkualitas dan berguna
bagi bangsa.26 Sehingga kelak ketika dewasa anak benar-benar tumbuh menjadi
25
Imam Musbiin, Buku Pintar PAUD (Dalam Perspektif Islam), (Yogyakarta: Laksana,
2010), h. 34
26
Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h.
10
30
pribadi yang mampu diandalkan baik oleh keluarga, masyarakat, bangsa maupun
negara.
Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar
sepanjang rentang pertumbuhan dan perkembangan manusia. Anak usia dini adalah
sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Anak usia dini
memiliki rentang usia yang sangat berharga disbanding usia-usia selanjutnya karena
Mansyur menyatakan anak usia dini adalah kelompok anak yang berada
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki
pertumbuhan dan perkembangannya. Anak usia dini merupakan anak yang berada
pada rentang usia 0-6 tahun atau disebut dengan usia keemasan (Golden Age), yaitu
merupakan masa yang kritis bagi anak yang apabila kebutuhan tumbuh kembangnya
tidak dipenuhi dengan baik maka akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
Usia ini adalah usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter
dan kepribadian anak. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan
27
Mukhtar Latif Dkk, Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Prenada Media Group, 2014), h.
130
31
manusia. Pada masa ini khususnya usia 5-6 tahun anak mengalami masa peka,
Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa anak usia dini adalah anak
yang berada pada rentang usia 0-6 tahun yang sedang mengalami pertumbuhan dan
tepat agar dapat tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Dimana anak sangat
Permainan dan bermain memiliki arti dan makna tersendiri bagi anak.
Permainan sebagai sarana untuk mengukur kemampuan dan potensi diri anak. Anak
dan makna tersendiri bagi anak. Permainan mempunyai arti sebagai sarana
kemampuan dan potensi diri anak. Anak akan menguasai berbagai macam benda,
lingkungannya. Warna antara lain mencampur dua warna primer menjadi warna baru
dengan cara cetak lipatan menggunakan cat air, caranya yaitu melipat kertas menjadi
dua, kemudian mencampurkan warna cat air yang disukai, dilanjutkan dengan
membuat satu lipatan diberi cat air, dan yang terakhir melipat kertas sambil ditekan,
penting dalam semua lingkup disiplin seni rupa, bahkan secara umum warna
merupakan bagian penting dari segala aspek kehidupan manusia. Menurut Haidar
warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna
cahaya dari sesuatu yang tampak yang disebut pigmen atau warna bahan yang
lazimnya terdapat pada benda- benda misalnya adalah cat, rambut, daun dan lain-
lain.
29
Aisyah, Permainan Warna Berpengaruh Pada Kreativitas Anak, Jurnal Obsesi Program
Studi PG-PAUD Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Volume 11, Nomor 2, 2017, h. 118-123
33
akan ditemukan warna-warna yang beraneka ragam yang terdiri dari mearh, jingga,
kuning, hijau, bsiru dan ungu. Warna-warna tersebut dapat kita lihat pada pelangi.30
Dari penjelasan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa permainan warna
merupakan suatu proses perpaduan warna yang satu dengan warna yang lainya
sehingga menghasilkan warna yang baru. Setiap orang sangat menyukai warna
kesenangan dan nilah estetika, selain itu warna padap dianggap memiliki pengaruh
2. Pengertian Media
Media dalam hal ini dapat berupa alat peraga gambar atau benda- benda lain
yang dapat mendukung proses penyampaian bermain, cerita, atau menyanyi. Pada
umumnya ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam membuat media yaitu, selalu
dalam keadaan siap, sesuai dengan usia anak, tidak terbuat dari bahan yang
30
Dwi Nurhayati Adhani, Nina Hanifah dan Imro’atun Hasanah, Meningkatkan Kreativitas
Anak Melalui Kegiatan Bermain Warna, Jurnal PG-pAUD Universitas Trunojoyo Madura, Volume 4,
Nomor 1, 2017, h. 81
31
Mohammad Fauziddin, Pembelajaran PAUD Bermain, Ceita Dan Menyanyi Secara Islami,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 35
34
dapat ditangkap oleh indra manusia, yang berfungsi sebagai perantaa, sarana, atau
alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar). Blake dan Horalsen
pesan antara pemberi pesan (sumber) dengan penerima pesan. Menurut pendapat
Sudono dapat pula dikatakan sebagai wujud yang dipakai sebagai sumber belajar
yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan Anak sehingga
mendorong terjadinya proses belajar mengajar ketingkat yang lebih efektif dan
efisien.
atau dipilih secara khusus agar dapat menyalurkan pesan atau rangsangan tertentu
Dari pendapat para ahli di atas disimpulkan bahwa media merupakan sesuatu
yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepda penerima
32
Khadijah, Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini, (Medan: Perdana Publishing, 2016), h.
124
33
Sukatmi, Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Pencampuran Warna Dengan Media Cat
Air Pada Kelompok A TK Kartika Rungkut Surabaya, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2011),
h. 11
35
3. Manfaat Media
motivasi belajar.
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga lebih dapat dipahami
oleh para anak dan meningkatkan anak menguasai tujuan pembelajaran lebih
baik.
d. Anak lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan
Blender Ajaib adalah salah satu media APE yang dapat membantu siswa
mencampur warna tanpa mengotori tangan dengan pewarna dan juga salah satu APE
yang menyenangkan karena siswa dapat menemukan warna baru dengan cara
Anak usia dini berada dimasa peka, dimana anak melalui sensitif pada saat
menerima pengalaman belajar yang diberikan oleh guru, orang tua dan orang yang
ada disekitarnya dan lingkungnya. Pada saat pemberian pengalaman belajar pada
masa peka ini merupakan masa yang sangat baik, karena dapat mengebangkan
kreativita anak. Oleh karena itu kreativitas anak harus dikembangkan sejak usia dini,
36
dirinya dan perwujudan/aktualisasi diri adalah kebutuhan pokok tinggat tinggi dalam
hidup manusia. Kedua kreativitas atau berfikir kreati merupakan sebagai kemampuan
masalah. Ketiga kreativitas tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungan
tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu, kempat krativitas yang dapat
kemampuan dasar, yaitu bahasa, kognitif, fisik, serta motorik. Dalam hal ini
mencakup mengekspresikan diri melalui media kreatif, seperti melukis dengan cat
C. Kerangka Berfikir
Pengunakan media blender ajaib sangat mudah di cari di sekitar kita dan
sangat disukai oleh anak-anak, melalui permainan warna dengan media blender ajaib
anak akan lebih senang dan mempunyai imajinasi dan kemandirian anak untuk
melakukan kegiatan. Adanya permainan warna dengan media blender ajaib akan
34
Reski Sri, Pengaruh Penggunaan Permainan Warna dengan Media alam Terhadap
Perkembangan Kreatifitas Anak Usia Dini di Paud Tunas MudaGalih Lunik Lampung Selatan. (2020)
hal. 37.
37
mengembangkan kreatifitas anak usia dini dan juga memberikan timbal balik kepada
guru baik orang tua untuk menciptakan hal-hal dan ide-ide yang baru.
Kreatifitas merupakan hal yang luar biasa dibalik hal yang tampak biasa.
serta dalam semua bidang usaha yang lain. Perkembangan kreatifitas sangat
Dalam hal ini permainan warna dengan media blender ajaib akan lebih
menarik untuk mengembangkan kreatifitas anak, karena anak akan bermain tanpa
rasa bosan sehingga tujuan dapat tercapai. Dalam menggunakan permainan warna
dengan media blender ajaib dapat membantu anak dalam memadukan warna-warna.
35
Yacha Febrieanitha Putri, Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Media
?
Play Dough, Raudhatul Athfal Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Voume 2, Nomor 2, 2018, h.
64
38
Tabel 2.1
Kerangka berfikir
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau PTK, yaitu
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. 36 PTK
sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang
dilakukan.37
penelitian tindakan kelas yaitu berguna untuk meningkatkan suatu pembelajaran yang
telah dilakukan dan memperbaiki kondisi pembelajaran agar mencapai hasil yang
diharapkan.
2. Lokasi Penelitian
36
Suharsimin Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 3.
37
Masnur Muslich, Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Action Research) Pedoman
Praktis bagi Guru Profesional, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 9.
39
B. Pendekatan Penelitian
kualittif dan deskriptif kuantitatif. Deskriptif kualitatif, yaitu seluruh data yang
terkumpul diolah secara non statistik untuk menggambarkan situasi hasil penelitian
dan deskriptif kuantitatif, yaitu dengan analisis persentase dan analisa rata-rata.38
1. Populasi
Adapung Populasi dalam penelitian ini adalah siswa usia 4-5 tahun di RA
2. Sampel
Perwanida Kementrian Agama Kab. Buton hal ini di karenakan saat observasi ada
1. Observasi
dan mencampur warna. Selain itu, observasi dilakukan untuk mengamati atau
mengambil data guna mengetahui seberapa jauh akibat dari Tindakan yang telah
38
Sugiyono, Strategi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2007), h. 335.
48
49
observasi. Kegiatan observasi melibatkan dua orang yaitu peneliti dan seorang
2. Dokumentasi
E. Instrumen Penelitian
mengacu pada model Kemmiis dan Mc. Taggart yang meliputi empat komponen
yang dilakukan dalam dua siklus dengan setiap siklusnya terdiri dari perencanaan
Jika divisualisasikan dalam bentuk gambar, penelitian tindakan model Kemmis dan
Mc. Taggart.
permainan warna dengan media blender ajaib dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,
mendapatkan data mengenai kreativitas anak yang dirasakan masih belum maksimal,
dengan tingkat keberhasilan tindakan yang dilakukan. Setiap siklus terdiri dari empat
39
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, h. 78
49
50
langkah seperti model penelitian tindakan yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc.
Taggart. Rencana tindakan sesuai dengan desain penelitian model Kemmis dan Mc.
1. Perencanaan
berikut:
Kementrian Agama Kab. Buton dengan tanda tangan dan stempel yang sah.
(RPPH).
blender ajaib, lembar observasi kreativitas anak dan angket untuk mengukur
kreativitas anak.
media bahan alam dan blender ajaib serta hal-hal yang perlu diperhatikan ketika
berbicara.
2. Pelaksanaan Tindakan
50
51
3. Observasi/Pengamatan
seberapa banyak anak yang termotivasi terhadap bermain warna. Hal-hal yang
diamati dalam tahap ini berdasarkan lemba observasi untuk guru dalam kegiatan
belajar mengajar. Selain melakukan pengamatan, pada tahap ini juga melakukan
4. Dokumentasi
menjadi bukti dan informasi yang dapat digunakan untuk memperkuat keputusan
observasi.
5. Refleksi
kreativitas anak pada waktu kegiatan bermain warna dengan blender ajaib. Jika anak
mampu mencapai indikator yang ditentukan, bisa diartikan bahwa kreativitas anak
51
52
kreativitas anak dinyatakan berhasil. Akan tetapi jika anak belum mampu mencapai
indikator yang diharapkan, dan kreativitas belum terjadi peningkatan yang signifikan,
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.40 Dalam
penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, yaitu suatu
kebuthan yaitu sebelum ada tindakan, pada saat proses pembelajatan dan pada akhir
pembelajaran. Selain itu dalam penelitian ini juga menggunakan wawancara untuk
mengukur aspek-aspek kreativitas yang dicapai anak. Misalnya tentang apa saja hasil
karya dari kegiatan bermain warna yang dibuat anak, apakah hasil karya tersebut
merupakan hasil karya anak sendiri, bagaimana cara membuat dan sebagainya.
40
Sugiyono, Strategi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h.
15
41
Nana Sujana & Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
Algasindo, 2004), h. 220
52
53
Tabel 3.1
Keterangan:
BB = Belum Berkembang
MB = Masih Berkembang
sebagai berikut:
Teknik analisis data adalah merangkum data dengan cara yang akurat dan
dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif yaitu data yang dikumpulkan
pada setiap kegiatan observasi dari setiap pelaksanaan siklus dianalisis menggunakan
42
Igak Wardhani, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 59
53
54
teknik persentase. Rumus yang digunakan untuk mencari persentase dalam penelitian
P=
Keterangan:
P : Angka persentase
indikator) kriteria cukup tinggi (jika anak mencapai 3 indikator), kriteria kurang (jika
anak mencapai 2 indikator) dan kriteria rendah (jika anak hanya mencapai 1
indikator).
54
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
8. Pengertian Kreativitas
Kreativitas adalah salah satu istilah yang sering banyak digunakan dalam
penelitian psikologi dimasa kini dan sering juga digunakan dengan bebas dikalangan
Kreativitas juga suatu konsep yang terdapat berbagai sudut pandang. Sudut pandang
12
13
untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang dasarnya baru,
dan sebelum tidak dikenal pembuatanya. Kreativitas sebuah kegiatan yang berupa
imajinasi atau sintesis pmikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman akan tetapi
informasi yang didapat oleh anak dari sebuah pengalaman baik dari sekolah maupun
diluar sekolah. Kreativitas memiliki maksud atau tujuan yang ditentukan, misalnya
anak anak sebuah karya dari daun, tujuan kita adalah mengenalkan macam-macam
bentuk daun.
bermain kreativitas anak dapat berkembangan dengan baik karen anak dapat
menggunakan imajinasinya dan pemikiranya tanpa dipaksa oleh guru maupun orang
tua. Kreativitas bukan hanya membina anak-anak menjadi seniman, melainan untuk
mendidik anak menjadi kreatif. Perkembangan tivitas anak akan berbeda-beda, anak
akan berkreativitas sesuai dengan miliki minat dan potensi yang miliki dirinya.45
43
Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini Konsep Dan Teori, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2017), h. 71-72
44
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 4
45
Murdi, Belajar Dan Pembelajaran PAUD, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,
2015), h. 13
13
14
alah suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan dan produk baru,
atau mengkombinasikan antara keduanya yang akhirnya akan melekat pada dirinya.
seorang anak untuk melahirkan sesuatu yang yang baru, baik gagasan maupun karya
nyata yang relatif bebeda dengan apa yang telah ada, dan merupakan kemampuan
berfikir yang ditandai oleh sukses, diskontinuitas, diferensasi, integrasi antar setiap
tahapan perkekambangan”.46
Dari beberapa definisi oleh para ahli dia atas dapat disimpulkan bahwa
berbeda dari sebelumnya, baik gagasan maupun karya nyata yang dengan
menghasilkan sesuatu yang baru sesuai dengan imajinasi yang dapat berupa ide-ide,
perbuatan, tingkah laku, karya seni dan lainya, dimana sebuah penemuan ini
suatu yang baru sesuai imajinasinya atau khayalannya maka potensi yang dimiliki
46
Yeni Rachmawati, Strategi Perkembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-
Kanak, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 13
14
15
usianya, jenis kelamin, keadaan, sosial ekonomi atau tingkat pendidikan. Martini
sebagai berikut:
e. Dalam upaya memahami kreativitas pada anak dan remaja, pusat perhatian yang
musik, seni rupa, tulisan, sains, ilmu sosial, dan bidang ilmu lainnya.47
7) Keasli1an (originality) untuk mencetuskan gagasan dengan cara yang asli dan
tidak fase.
15
16
berikut:49
keberbakatan, meliputi:
9. Kemampuan mengelaborasi.
49
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, h. 78
16
17
11. Orisinalitas.
kepribadian seorang yang kreatif sangat beragam. Dimana semua orang yang kreatif
memiliki kepribadian dirinya yang positif dan negatif. Oleh karena itu peneliti
kreativitas pada saat melakukan sebuah kegiatan dan ciri yang biasa ditemukan
dalam diri seseorang. Oleh karena itu sangat berperan penting kehadiran guru
dalam keluarga memberikan suasana emosional yang baik terhadap anak, seperti,
dengan suatu kewajiban dan tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anaknya
serta juga dari pendidikan yang diberikan kepada anak. Tiga, berkerja sama dengan
50
Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini Konsep Dan teori, h, 75-77
17
18
pusat pendidikan tepat orang tua mengamatkan pendidikan anaknya. Dalam hal ini
11. Mendorong dan menujang setiap kegiatan yang di minat oleh anak.
15. Memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir ,berhayal, dan merenung.
16. Merangsang daya pikiran anak dengan mengajak berdikusi tentang sebuah hal
keputusan.
19. Memberikan fasilitas yang sangat cukup bagi anak untuk bereksperimen dan
bereksporasi.
sebagai berikut:
j) Selalu memberikan penekanan mengenai sikap : tidak boleh begini, dan tidak boleh
begitu.
18
19
m) Anak tidak diberikan kebebasan untuk memilih sesuatu dan menentukan pilihan yang di
minatinya.
permasalahan yang penting di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karna itu
menekankan terhadap pencapaian kemampuan anak dalam membaca menulis dan berhitung.
dalam konsep pembajaran pada anak. Upaya dilakukan sekolah khususnya yang beriorentasi
pada pendidikan anak usia dini dalam mengembangkan kreativitas sebagai berikut:
Selain itu sekolah di perlukan upaya suatu iklim belajar dapat menunjang
berikut:
e) Bersikap terbuka tehadap anak minat dan gagasan yang muncul dari siswa.
19
20
keputusan.
h) Bersikap positif terhadap kegagalan siswa dan bantu lah mereka agar bangkit
7) Secara kreatif tidak saja berguna tetapi juga memberikan kepuasan kepada
individu .hal ini menjelaskan kepada anak yang bermain atau permainan
dengan permainan sehingga sering kali terlupa terhadap hal yang lain.
51
Ade Holis, Belajar Melalui Bermain Untuk Pengembangan Kreativitas Dan Kognitif Anak
Usia Dini, Jurnal Pendidikan Universitas Garut, Volume 09, Nomor 01, 2016, h. 23-27
52
Diana Vidya Fakhri Yani, Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini, Jurnal Pemikiran
Penelitian Pendidikan dan Sains, Volume 4, Nomor 2, Desember 2016, h. 196-197
20
21
masalah ,dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif. anak kreatif selalu
ingin memiliki minat yang luas dan menyukai kegemaran dan aktivitas yang kreatif.
Pengembangkan kreatifitas anak tidak terlepas dari dorongan anak orang tua,
Dalam uraian diatas bahwa kreativitas yang dipupuk dan dikembangkan sejak
usia dini dan penting terhadap kehidupan manusia untuk mewujudkan diri.
dengandukungan fasilitas yang memadai dan juga kesempatan yang ada. Oleh karena
itu, orang tua dan guru harus menyadari dan memberikan fasilitas dankesempatan
yang baik untuk anak. Berikut adalah metode pengembangan kreativitas anak dengan
e. Pribadi (Person)
53
Yeni Rachmawati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak, h. 15-16
21
22
orisinalitas dari individu tersebut. Dari ungkapan pribadi yang unik ialah dapat
diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk- produk inovatif. Oleh karena itu
(jangan mengharapkan semua melakukan atau menghasilkan hal-hal yang sama, atau
mempunyai minat yang sama). Guru hendaknya membantu siswa menemukan bakat-
f. Pendorong (Press)
Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan dari
lingkungannya, ataupun jika ada dorongan yang kuat dalam dirinya sendiri (motivasi
lingkungan yang mendukung tetapi dapat pula terhambat dalam lingkungan yang
maupun di dalam masyarakat harus ada penghargaan dan dukungan terhadap sikap
g. Proses (Process)
bersibuk diri secara kreatif. Pendidik hendaknya dapat merangsang anak untuk
dan prasarana yang diperlukan. Dalam hal ini yang penting ialah memberikan
kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif, tentu saja
dengan persyaratan tidak merugikan orang lain atau lingkungan. Pertama-tama yang
perlu ialah proses bersibuk diri secara kreatif tanpa perlu selalu atau terlalu cepat
22
23
menuntut dihasilkannya produk- produk kreatif yang bermakna. Hal itu akan datang
dengan sendirinya dalam iklim yang menunjang menerima, dan menghargai. Perlu
pula diingat kurikulu sekolah yang terlalu padat sehingga tidak ada peluang untuk
kegiatan kreatif dan jenis pekerjaan yang monoton, tidak menunjang siswa untuk
h. Produk
bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya
kegiatan) kreatif. Dengan dimilikinya bakat dan ciri-ciri pribadi kreatif, dan dengan
dorongan (internal maupun eksternal). Untuk bersibuk diri secara kreatif, maka
yang lain, misalnya dengan mempertunjukkan atau memamerkan hasil karya anak.
aspek kreativitas dalam meningkat dengan 4 faktor yang meliput pribadi, dorongan,
proses, dan produk. Pertama yang berpengaruh yaitu kepribadian atau anak. setelah
Ketika anak dapat mendorong atau minat untuk berkreasi akan terjadi proses
yaitu akan berfikir dan menggunakan berkreasi disitu akan terjadinya proses yaitu
23
24
anak dapat berfikir dan menggunakan waktu dan kesempatan dengan baik. Untuk
terlebih dahulu. Setelah proses itu terjadi makan dihasil suatu produk. Produk
kreativitas anak tidak hanya berupa benda, melaikan berupa pikiran, tulisan, sastra,
Kreativitas merupakan salah satu potensi yang dimiliki anak, potensi kreatif
anak perlu dipupuk agar terus berkembang dan berguna bagi kehidupan anak
i. Membuat anak memiliki kepuasan diri terhadap apa yang dilakukannya dan
tertentu.
54
Utami Munandar, Perkembangan Kreativitas Anak Berbakat, h. 46
24
25
Namun yang tidak kalah pentingnya adalah adanya kebebasan dan keamanan
kreativitas. Berikut ini akan dijelaskan pendapat para ahli mengenai faktor-faktor apa
keputusannya sendiri.
10) Mendorong keingin tahuan anak untuk memehami banyak hal. Orang tua atau
baik.
25
26
11) Meyakinkan anak bahwa orang tua guru menghargai apa yang ingin dilakukan
12) Menunjang dan mendorong kegiatan kreatif anak. artinya orang tua dan guru
positif.55
TK jika sudah mencoba sesuatu mereka tidak mau atau sulit untuk pindah pada
menarik perhatiannya.
7) Dorongan, terlepas seberapa jauh hasil belajar anak memenuhi standar orang
dewasa, mereka memerlukan dorongan atau motivasi untuk kreatif, bebas dari
ejekan. Anak kreatif biasanya dianggap tidak sama dengan teman lain dan
mungkin berbuat sesuatu yang aneh menurut orang dewasa dan membuat
orangtua khawatir.
55
Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini Konsep Dan Teori, h. 87-88
26
27
sarana.56
rangsangan (dengan melihat, mendengar, dan bergerak akan lebih berpeluang lebih
cerdas dibidang dengan sebaliknya. Salah satu bentuk rangsangan yang sangat
penting adalah kasih sayang. Dengan kasih sayang anak akan memiliki kemampuan
Kreativitas sangat berkaitan dengan kepribadian. Hal itu artinya seorang anak harus
hambatan, kendala atau rintangan yang dapat merusak dan bahkan dapat
mematikan kreativitasnya.
56
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, h. 11
57
Yeni Rachmawati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak, h. 27
27
28
10) Jadwal yang terlalu ketat, karena penjadwalan kegiatan yang terlalu padat
12) Tidak boleh berkhayal, karena dengan berkhayal anak belajar mengembangkan
13) Orang tua konservatif, yaitu orang tua yang biasanya tidak berani menyimpang
dari pola sosial lama. Orang tua model ini biasanya cepat khawatir dengan
proses kreativitas anak yang berada diluar garis kebiasaanya. Kondisi orang tua
yang dapat meningkatkan kreativitas anak adalah yang selalu mendorong dan
28
29
berbeda. Kreativitas anak akan terhalang oleh aturan dan ketakutan orang tua
yang sebetulnya belum tentu benar dan bahkan dapat mematikan kreasi anak
untuk bereskplorasi.
15) Disiplin otoriter, karena disiplin otoriter mengarah pada anak tidak boleh
16) Penyediaan alat permainan yang terstuktur. Alat permainan yang terlalu
Dari penjelasan diatas, orang tua atau guru dapat emilih alat permainan yang
tepat untuk anak. beberapa penghambat tersebut hendaknya diperhatikan oleh orang
tua dan guru agar tidak mematikan kreativitas anak. harapanya dengan memahami
Sebelum menjelaskan tentang anak usia dini terlebih dahulu tentu akan
membahas tentang anak itu sendiri. Adapun yang dimaksud dengan anak merupakan
generasi penerus bangsa dan sumber insan bagi pembangunan nasional, maka harus
diperhatikan dan dibina sedini mungkin agar menjadi yang berkualitas dan berguna
bagi bangsa.59 Sehingga kelak ketika dewasa anak benar-benar tumbuh menjadi
58
Imam Musbiin, Buku Pintar PAUD (Dalam Perspektif Islam), (Yogyakarta: Laksana,
2010), h. 34
59
Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h.
10
29
30
pribadi yang mampu diandalkan baik oleh keluarga, masyarakat, bangsa maupun
negara.
Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar
sepanjang rentang pertumbuhan dan perkembangan manusia. Anak usia dini adalah
sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Anak usia dini
memiliki rentang usia yang sangat berharga disbanding usia-usia selanjutnya karena
Mansyur menyatakan anak usia dini adalah kelompok anak yang berada
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki
pertumbuhan dan perkembangannya. Anak usia dini merupakan anak yang berada
pada rentang usia 0-6 tahun atau disebut dengan usia keemasan (Golden Age), yaitu
merupakan masa yang kritis bagi anak yang apabila kebutuhan tumbuh kembangnya
tidak dipenuhi dengan baik maka akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
Usia ini adalah usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter
dan kepribadian anak. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan
60
Mukhtar Latif Dkk, Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Prenada Media Group, 2014), h.
130
30
31
manusia. Pada masa ini khususnya usia 5-6 tahun anak mengalami masa peka,
Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa anak usia dini adalah anak
yang berada pada rentang usia 0-6 tahun yang sedang mengalami pertumbuhan dan
tepat agar dapat tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Dimana anak sangat
Permainan dan bermain memiliki arti dan makna tersendiri bagi anak.
Permainan sebagai sarana untuk mengukur kemampuan dan potensi diri anak. Anak
dan makna tersendiri bagi anak. Permainan mempunyai arti sebagai sarana
31
32
kemampuan dan potensi diri anak. Anak akan menguasai berbagai macam benda,
lingkungannya. Warna antara lain mencampur dua warna primer menjadi warna baru
dengan cara cetak lipatan menggunakan cat air, caranya yaitu melipat kertas menjadi
dua, kemudian mencampurkan warna cat air yang disukai, dilanjutkan dengan
membuat satu lipatan diberi cat air, dan yang terakhir melipat kertas sambil ditekan,
penting dalam semua lingkup disiplin seni rupa, bahkan secara umum warna
merupakan bagian penting dari segala aspek kehidupan manusia. Menurut Haidar
warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna
cahaya dari sesuatu yang tampak yang disebut pigmen atau warna bahan yang
lazimnya terdapat pada benda- benda misalnya adalah cat, rambut, daun dan lain-
lain.
62
Aisyah, Permainan Warna Berpengaruh Pada Kreativitas Anak, Jurnal Obsesi Program
Studi PG-PAUD Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Volume 11, Nomor 2, 2017, h. 118-123
32
33
akan ditemukan warna-warna yang beraneka ragam yang terdiri dari mearh, jingga,
kuning, hijau, bsiru dan ungu. Warna-warna tersebut dapat kita lihat pada pelangi.63
Dari penjelasan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa permainan warna
merupakan suatu proses perpaduan warna yang satu dengan warna yang lainya
sehingga menghasilkan warna yang baru. Setiap orang sangat menyukai warna
kesenangan dan nilah estetika, selain itu warna padap dianggap memiliki pengaruh
7. Pengertian Media
Media dalam hal ini dapat berupa alat peraga gambar atau benda- benda lain
yang dapat mendukung proses penyampaian bermain, cerita, atau menyanyi. Pada
umumnya ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam membuat media yaitu, selalu
dalam keadaan siap, sesuai dengan usia anak, tidak terbuat dari bahan yang
63
Dwi Nurhayati Adhani, Nina Hanifah dan Imro’atun Hasanah, Meningkatkan Kreativitas
Anak Melalui Kegiatan Bermain Warna, Jurnal PG-pAUD Universitas Trunojoyo Madura, Volume 4,
Nomor 1, 2017, h. 81
64
Mohammad Fauziddin, Pembelajaran PAUD Bermain, Ceita Dan Menyanyi Secara Islami,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 35
33
34
dapat ditangkap oleh indra manusia, yang berfungsi sebagai perantaa, sarana, atau
alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar). Blake dan Horalsen
pesan antara pemberi pesan (sumber) dengan penerima pesan. Menurut pendapat
Sudono dapat pula dikatakan sebagai wujud yang dipakai sebagai sumber belajar
yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan Anak sehingga
mendorong terjadinya proses belajar mengajar ketingkat yang lebih efektif dan
efisien.
atau dipilih secara khusus agar dapat menyalurkan pesan atau rangsangan tertentu
Dari pendapat para ahli di atas disimpulkan bahwa media merupakan sesuatu
yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepda penerima
65
Khadijah, Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini, (Medan: Perdana Publishing, 2016), h.
124
66
Sukatmi, Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Pencampuran Warna Dengan Media Cat
Air Pada Kelompok A TK Kartika Rungkut Surabaya, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2011),
h. 11
34
35
8. Manfaat Media
motivasi belajar.
f. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga lebih dapat dipahami
oleh para anak dan meningkatkan anak menguasai tujuan pembelajaran lebih
baik.
h. Anak lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan
Blender Ajaib adalah salah satu media APE yang dapat membantu siswa
mencampur warna tanpa mengotori tangan dengan pewarna dan juga salah satu APE
yang menyenangkan karena siswa dapat menemukan warna baru dengan cara
Anak usia dini berada dimasa peka, dimana anak melalui sensitif pada saat
menerima pengalaman belajar yang diberikan oleh guru, orang tua dan orang yang
ada disekitarnya dan lingkungnya. Pada saat pemberian pengalaman belajar pada
masa peka ini merupakan masa yang sangat baik, karena dapat mengebangkan
kreativita anak. Oleh karena itu kreativitas anak harus dikembangkan sejak usia dini,
35
36
dirinya dan perwujudan/aktualisasi diri adalah kebutuhan pokok tinggat tinggi dalam
hidup manusia. Kedua kreativitas atau berfikir kreati merupakan sebagai kemampuan
masalah. Ketiga kreativitas tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungan
tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu, kempat krativitas yang dapat
kemampuan dasar, yaitu bahasa, kognitif, fisik, serta motorik. Dalam hal ini
mencakup mengekspresikan diri melalui media kreatif, seperti melukis dengan cat
F. Kerangka Berfikir
Pengunakan media blender ajaib sangat mudah di cari di sekitar kita dan
sangat disukai oleh anak-anak, melalui permainan warna dengan media blender ajaib
anak akan lebih senang dan mempunyai imajinasi dan kemandirian anak untuk
melakukan kegiatan. Adanya permainan warna dengan media blender ajaib akan
67
Reski Sri, Pengaruh Penggunaan Permainan Warna dengan Media alam Terhadap
Perkembangan Kreatifitas Anak Usia Dini di Paud Tunas MudaGalih Lunik Lampung Selatan. (2020)
hal. 37.
36
37
mengembangkan kreatifitas anak usia dini dan juga memberikan timbal balik kepada
guru baik orang tua untuk menciptakan hal-hal dan ide-ide yang baru.
Kreatifitas merupakan hal yang luar biasa dibalik hal yang tampak biasa.
serta dalam semua bidang usaha yang lain. Perkembangan kreatifitas sangat
Dalam hal ini permainan warna dengan media blender ajaib akan lebih
menarik untuk mengembangkan kreatifitas anak, karena anak akan bermain tanpa
rasa bosan sehingga tujuan dapat tercapai. Dalam menggunakan permainan warna
dengan media blender ajaib dapat membantu anak dalam memadukan warna-warna.
68
Yacha Febrieanitha Putri, Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Media
?
Play Dough, Raudhatul Athfal Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Voume 2, Nomor 2, 2018, h.
64
37
38
Tabel 2.1
Kerangka berfikir
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau PTK, yaitu
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. 69 PTK
sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang
dilakukan.70
penelitian tindakan kelas yaitu berguna untuk meningkatkan suatu pembelajaran yang
telah dilakukan dan memperbaiki kondisi pembelajaran agar mencapai hasil yang
diharapkan.
4. Lokasi Penelitian
69
Suharsimin Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 3.
70
Masnur Muslich, Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Action Research) Pedoman
Praktis bagi Guru Profesional, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 9.
39
40
B. Pendekatan Penelitian
kualittif dan deskriptif kuantitatif. Deskriptif kualitatif, yaitu seluruh data yang
terkumpul diolah secara non statistik untuk menggambarkan situasi hasil penelitian
dan deskriptif kuantitatif, yaitu dengan analisis persentase dan analisa rata-rata.71
1. Populasi
Adapung Populasi dalam penelitian ini adalah siswa usia 4-5 tahun di RA
2. Sampel
Perwanida Kementrian Agama Kab. Buton hal ini di karenakan saat observasi ada
1. Observasi
dan mencampur warna. Selain itu, observasi dilakukan untuk mengamati atau
mengambil data guna mengetahui seberapa jauh akibat dari Tindakan yang telah
71
Sugiyono, Strategi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2007), h. 335.
41
observasi. Kegiatan observasi melibatkan dua orang yaitu peneliti dan seorang
3. Dokumentasi
H. Instrumen Penelitian
mengacu pada model Kemmiis dan Mc. Taggart yang meliputi empat komponen
yang dilakukan dalam dua siklus dengan setiap siklusnya terdiri dari perencanaan
Jika divisualisasikan dalam bentuk gambar, penelitian tindakan model Kemmis dan
Mc. Taggart.
permainan warna dengan media blender ajaib dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,
mendapatkan data mengenai kreativitas anak yang dirasakan masih belum maksimal,
dengan tingkat keberhasilan tindakan yang dilakukan. Setiap siklus terdiri dari empat
72
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, h. 78
42
langkah seperti model penelitian tindakan yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc.
Taggart. Rencana tindakan sesuai dengan desain penelitian model Kemmis dan Mc.
6. Perencanaan
berikut:
Kementrian Agama Kab. Buton dengan tanda tangan dan stempel yang sah.
(RPPH).
blender ajaib, lembar observasi kreativitas anak dan angket untuk mengukur
kreativitas anak.
media bahan alam dan blender ajaib serta hal-hal yang perlu diperhatikan ketika
berbicara.
7. Pelaksanaan Tindakan
8. Observasi/Pengamatan
seberapa banyak anak yang termotivasi terhadap bermain warna. Hal-hal yang
diamati dalam tahap ini berdasarkan lemba observasi untuk guru dalam kegiatan
belajar mengajar. Selain melakukan pengamatan, pada tahap ini juga melakukan
9. Dokumentasi
menjadi bukti dan informasi yang dapat digunakan untuk memperkuat keputusan
observasi.
10. Refleksi
kreativitas anak pada waktu kegiatan bermain warna dengan blender ajaib. Jika anak
mampu mencapai indikator yang ditentukan, bisa diartikan bahwa kreativitas anak
44
kreativitas anak dinyatakan berhasil. Akan tetapi jika anak belum mampu mencapai
indikator yang diharapkan, dan kreativitas belum terjadi peningkatan yang signifikan,
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.73 Dalam
penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, yaitu suatu
kebuthan yaitu sebelum ada tindakan, pada saat proses pembelajatan dan pada akhir
pembelajaran. Selain itu dalam penelitian ini juga menggunakan wawancara untuk
mengukur aspek-aspek kreativitas yang dicapai anak. Misalnya tentang apa saja hasil
karya dari kegiatan bermain warna yang dibuat anak, apakah hasil karya tersebut
merupakan hasil karya anak sendiri, bagaimana cara membuat dan sebagainya.
73
Sugiyono, Strategi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h.
15
74
Nana Sujana & Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
Algasindo, 2004), h. 220
45
Tabel 3.1
Keterangan:
BB = Belum Berkembang
MB = Masih Berkembang
sebagai berikut:
Teknik analisis data adalah merangkum data dengan cara yang akurat dan
dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif yaitu data yang dikumpulkan
pada setiap kegiatan observasi dari setiap pelaksanaan siklus dianalisis menggunakan
75
Igak Wardhani, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 59
46
teknik persentase. Rumus yang digunakan untuk mencari persentase dalam penelitian
P=
Keterangan:
P : Angka persentase
indikator) kriteria cukup tinggi (jika anak mencapai 3 indikator), kriteria kurang (jika
anak mencapai 2 indikator) dan kriteria rendah (jika anak hanya mencapai 1
indikator).