Anda di halaman 1dari 90

MENINGKATKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI PERMAINAN WARNA

MENGGUNAKAN MEDIA BLENDER AJAIB DI KELOMPOK B


RA PERWANIDA KEMENTRIAN AGAMA
KAB. BUTON

SIKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana


Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Jurusan Tarbiyah STAI YPIQ
Kota Baubau

Oleh:

SITI MARSALINA
NIM : 1821205086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
YPIQ BAUBAU
2022
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : SITI MARSALINA


NIM : 1821205086
Tempat/Tgl. Lahir : Lamangga, 25 Juni 1995
Jur/Prodi/Konsentrasi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Fakultas/Program : Tarbiyah
Alamat : Lingk. Lapanda II
Judul : Meningkatkan Kreatifitas Anak Melalui Permainan
Warna Menggunakan Media Blender Ajaib di
Kelompok B RA Perwanida Kementrian Agama Kab.
Buton.

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi benar


adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan
duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, Sebagian atau seluruhnya, maka
skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Baubau, …………………2022
Penyusun,

Siti Marsalina
NIM. 1821205086

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing penulisan Skripsi Saudari Siti Marsalina, NIM : 18212051086, NIMKO :

82120518086, Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

(STAY) YPIQ Bau-Bau, Setelah meneliti dan Mengkoreksi Proposal Skripsi yang Berjudul

Metode “Meningkatkan Kreatifitas Anak Melalui Permainan Warna Menggunakan Media

Blender Ajaib di Ra Perwanida Kementerian Agama Kab. Buton” Memandang bahwa Proposal

Skripsi Tersebut Telah Memenuhi Salah satu Syarat Ilmiah dan Dapat Disetujui dan

Diseminarkan.

Demikian Persetujuan Ini Diberikan untuk Proses Lebih Lanjut.

Baubau, Juli 2022


17 Dzulkaidah 1443 H

Pembimbing I Pembimbing II

ODE YAHYU HERLIANY YUSUF, S.Kep., M.Pd ABDUL WAHID, S.Pd.I., M.Pd.I
NIDN : NIDN :

Mengetahui
Ketua Program Studi PIAUD

NURHAYANI, S.Pd.,M.Pd
NIDN :

3
KATA PENGANTAR

ْ ‫ب ِْس ِم اهّلل ِ َّالرمْح َ ِن َّالريِح‬


Alhamdulillahirobbil ‟alamin segala Puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmatNya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Meningkatkan Kreatifitas Siswa Melalui

Permainan Warna Menggunakan Media Blender Ajaib di Kelompok B RA

Perwanida Kementerian Agama Kab. Buton” guna memenuhi sebagian persyaratan

untuk memperoleh gelar Sarjana.

Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam

menyelesaikan skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Ibu Lanri Febrianty M. Nunsi, S.Pd., M.Pd sebagai ketua STAI YPIQ Baubau

yang telah memberikan kelancaran pelayanan dan urusan Akademik.

2. Ibu Nurhayani, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Program Studi PIAUD yang telah

memberikan Izin untuk melaksanankan penelitian ini.

3. Ibu Ode Yahyu Herliany Yusuf, S.Kep., M.Pd selaku Dosen Pembimbing I

yang selalu memberikan waktu bimbingan dan arahan selama penyusunan

skripsi ini.

4. Bapak Abdul Wahid, S.Pd.I., M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing II yang selalu

memberikan waktu bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi ini.

IV
v

5. Seluruh Dosen STAI YPIQ Baubau yang telah memberikan ilmunya selama

ini.

6. Kepada Kedua Orang Tua yang selalu mendoakan dan mendukung peneliti.

7. Kepada Mega Ardana Anaisa, S.Sos Suami tercinta yang selalu mendoakan dan

mendukung semuanya

8. Kepada Teman-Teman PIAUD yang sama-sama berjuang

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik isi

maupun susunannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis

juga bagi para pembaca.

Pasarwajo, September 2022

Siti Marsalina
vi

DAFTAR ISI

JUDUL ………………………………………………………………… i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ……………………………….. ii
PENGESAHAN ………………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR ………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI …………………………………………………………… vi
DAFTAR TABEL ……………………………………………………… vii
ABSTRAK ……………………………………………………………… viii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………....... 1-11
A. Latar Belakang Masalah ……………………………... 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………. 7
C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian … 7
D. Kajian Pustaka ……………………………………….. 8
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian …………………….. 9
BAB II TINJAUAN TEORETIS …………………………………. 12-38
A. Kreativitas Anak Usia Dini …………………………... 12
B. Permainan Warna Menggunakan Media Blender Ajaib ... 31
C. Kerangka Berfikir …………………………………….. 36
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………… 39-47
A. Jenis dan Lokasi Penelitia …………………………….. 39
B. Pendekatan Penelitian ………………………………… 40
C. Populasi dan Sampel ………………………………….. 40
D. Metode Pengumpulan Data …………………………... 40
E. Instrumen Penelitian …………………………….......... 41
F. Validasi dan Reabilitasi Instrumen …………………… 44
G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ………….. 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………..
A. Hasil Penelitian ……………………………………….

VI
vii

B. Pembahasan …………………………………………...
BAB V PENUTUP ………………………………………………...
A. Kesimpulan ……………………………………………
B. Implikasi Penelitian ……………………………………
Daftar Pustaka …………………………………………………………... 48-50
Lampiran ………………………………………………………………...
Daftar Riwayat Hidup …………………………………………………...

VII
vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Indikator perkembengan kreativitas anak usia dini 5-6 tahun ……. 3
Tabel 2.1 Kerangka berfikir ………………………………………………… 38
Tabel 3.1 Lembar observasi kreativitas anak ………………………………... 45
Hasil Pra Observasi Kreativitas Anak Kelompok B RA Perwanida
Tabel 4.1
Kementrian Agama Kab. Buton …………………………………... 56
Hasil Pra Observasi Kreativitas Anak Kelompok B RA Perwanida
Tabel 4.2
Kementrian Agama Kab. Buton …………………………………... 57
Tabel 4.3 Tingkat Kreativitas Anak …………………………………………. 58
Tabel 4.4 Hasil Observasi Pertemuan 1 Siklus I …………………………….. 59
Tabel 4.5 Hasil Observasi Pertemuan 2 Siklus I …………………………….. 60
Tabel 4.6 Hasil Observasi Pertemuan 3 Siklus I …………………………….. 61
Tabel 4.7 Hasil Observasi Pertemuan 1 Siklus II …………………………… 62
Tabel 4.8 Hasil Observasi Pertemuan 2 Siklus II …………………………… 63
Tabel 4.9 Hasil Observasi Pertemuan 3 Siklus II …………………………… 64

VII
viii

ABSTRAK

Nama : SITI MARSALINA


NIM : 1821205086
Judul : Meningkatkan Kreatifitas Anak Melalui Permainan Warna
Menggunakan Media Blender Ajaib di Kelompok B RA
Perwanida Kementrian Agama Kab. Buton.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kreatifitas anak


melalui permainan warna menggunakan media blender Ajaib di kelimpok B RA
Perwanida Kementrian Agama Kab. Buton. Teknik penelitian yang dilakukan adalah
PTK (penelitian tindakan kelas). Subjek pada penelitian ini adalah 11 anak
Kelompok B. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi
dan dokumentasi, dengan jenis penelitian Tindakan Kelas. Sedangkan pengumpulan
data dilakukan dengan Teknik presentasi. Target keberhasilan dalam penelitian ini
adalah apabila perhitungan persentase menunjukkan 80% anak mengalami
peningkatan kreativitas anak melalui permainan warna menggunakan media blender
ajaib.

Hasil penelitian dari hasil observasi sebelum tindakan nilai rata-rata siswa
yang diperoleh adalah 49,43% dimana masih berada pada Kategori 2 atau kriteria
MB (Masih Berkembang) hampir semua anak belum memiliki kreatifitas yang baik,
sedangkan pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 64,77%, yang memiliki
Kategori 3 atau kriteria BSH (Berkembang Sesuai harapan), dan pada siklus II
mengalami perkembangan yang cukup besar yaitu sebesar 89,2% yang masuk
kategori 4 atau kriteria BSB (Berkembang Sangat Baik). Dari hasil yang diperoleh
disimpulkan bahwa peningkatan kreativitas anak dapat ditingkatkan melalui
Penggunaan media blender ajaib melaui permainan warna untuk dapat meningkatkan
kreativitas anak.

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa kanak-kanak merupakan masa paling penting karena merupakan

pembentukan pondasi kepribadian yang menentukan pengalaman anak selanjutnya.

Pendidikan anak usia dini memegang peran penting dalam

mengembangkan kreativitas dan keterampilan anak. Pada masa ini potensi kreativitas

anak sedang dalam puncak perkembangan untuk diasah dan dikembangkan.

Kreativitas anak dapat dijelaskan dari berbagai sudut pandang, selain itu

kreativitas juga berdimensi sangat luas. Kreativitas anak dapat ditampilkan berbagai

bentuk baik dengan membuat gambar yang disukai mereka.

Tujuan pendidikan secara umum adalah lingkungan yang memungkinkan

siswa untuk mengembangkan bakat dan kemampuan secara optimal. Dulu orang

biasa mengartikan “ anak berbakat” sebagai anak yang memiliki tingkat kecerdasan

(IQ) tinggi. Namun sekarang disadari bahwa yang menentukan bakat bukan hanya

intelegensi melainkan kreativitas dan motivasi untuk berpreastasi.1

Wahyudi menyatakan bahwa kreativitas merupakan daya cipta dalam arti

seluas-luasnya, yang memudahkan pemikiran, imajinasi, ide-ide dan perasan-

perasaan yang memuaskan. Kreativitas anak belajar melalui bermain sangat

1
Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini Konsep Dan teori, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2017), h. 93

1
2

penting untuk dipahami oleh orang tua dan guru oleh kareana itu memberikan

stimulasi (rangsangan) kepada anak.2

Allah SWT berfirman dalam Q.S Ar-Ruum ayat 30 yang artinya:

ُۙ ‫فَ َا ِق ْم َوهْج َ َك ِل ِّدل ْي ِن َح ِن ْي ًفا ۗ ِف ْط َر َت اهّٰلل ِ الَّيِت ْ فَ َط َر النَّ َاس عَلَهْي َاۗ اَل تَ ْب ِديْ َل ِل َخلْ ِق اهّٰلل ِ ۗ ٰذكِل َ ِّادل ْي ُن الْ َقمِّي‬

‫َو ٰل ِك َّن اَ ْكرَث َ النَّ ِاس اَل ي َ ْعلَ ُم ْو َۙن‬

Terjemahannya :
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan
pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui”.3

Berdasarkan ayat diatas dapat di ketahui bahwa setiap anak yang dilahirkan

memiliki potensi. Oleh karena itu dengan memiliki potensi anak dapat belajar dari

lingkungan, alam, masyarakat yang ada disekitarnya mereka dengan tahapan menjadi

manusia yang tumbuh dewasa. Menjadi pribadi yang kreatif tidaklah mudah dengan

cara tiba-tiba ketika seorang telah dewasa dan diharapkan pada aneka permasalahan.

Kreativitas memerlukan proses. Ibarat sebuah pohon kreativitas pun harus perlu

dipupuk disiram dan dirawat agar tumbuh subur. Namun terkadang kreativitas anak

bisa terhambat karena kurangnya pelatihan dan kurangnya imajinasi sehingga

antusiasme anak dalam berkreasi dapat berkurang.

2
Utami Munandar, Perkembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2012), h. 6
3
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al Qur’an Dan Terjemahannya, (Bandung: CV
Peberbit Cordoba, 2013), h. 299
3

Berikut ini merupakan Indikator Perkembangan kreativitas anak usia dini

menurut Luluk Asmawati.4

Tabel 1.1
Indikator Perkembangan Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun

No Aspek Perkembangan Sub Indikator


1 Menunjukkan imajinasi dan a. Menggunakan bahan dan ide-ide
gambaran dengan cara orisinil
b. Melihat hal-hal yang ada dengan cara-
cara baru
2 Menunjukkan ketekunan kreatif a. Membentuk minat yang kuat
b. Asyik larut dalam beberapa kegiatan
3 Menunjukkan minat pada a. Memperhatikan keingintahuan
kegiatan-kegiatan kreatif b. Menunjukkan perasaan positif ketika
melakukan kegiatan kreatif
4 Mengekspresikan diri dengan a. Menggabungkan ide-ide, gagasan baru
kreatif b. Mengekspresikan diri melalui musik,
seni dan lainnya
5 Menunjukkan minatdan a. Bertanya tentang hasil karya
apresiasi terhadap hasil karya
Sumber : Luluk Asmawati, Perencanaan Pembelajaran PAUD

Anak yang memiliki kreativitas tinggi adalah mereka yang memiliki

kelancaran tanpa mengalami tersendat-sendat dan putus-putus dalam hal

mengemukakan ide dan memiliki keaslian dalam memberikan suatu karya atau hasil

yang unik dan luar biasa. Jika konsep ini dikaitkan dengan kreativitas anak, anak

yang bersangkutan mungkin menciptakan suatu karya yang benar-benar baru atau

modifikasi dari berbagai cara belajar yang ada sehingga menghasilkan bentuk baru.

Bentuk pengembangan kreativitas anak bukan hanya ditunjang dari

kemampuan anak menciptakan sesuatu yang baru maupun kreativitas anak yang

4
Luluk Asmawati, Perencanaan Pembelajaran PAUD, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), h. 125
4

berbeda-beda, melainkan karena strategi pembelajaran yang tepat dari seorang guru.

Guru sebagai seorang pendidik dituntut untuk memiliki kreativitas yang tinggi dan

menciptakan inovasi-inovasi baru yang dapat menunjang pembelajaran dan

membantu meningkatkan semua aspek perkembangan anak khusunya perkembangan

seni kreativitas. Guru yang kreatif dapat menciptakan suasana belajar yang menarik

dan menyenangkan, sehingga anak tidak merasa jenuh atau bosan dalam belajar.

Karakteristik anak usia dini meliputi sifat unik, egosentris, aktif dan energik, rasa

ingin tahu, eksploratif dan berjiwa petualang, spontan, senang dan kaya dengan

fantasi, masih mudah frustrasi, kurang mempertimbangkan dalam melakukan

sesuatu, daya perhatian yang pendek, bergairah untuk belajar, semakin menunjukkan

minat terhadap teman.5

Kenyataannya di beberapa daerah di Indonesia, dalam kegiatan pembelajaran

anak usia dini, guru banyak yang menggunakan Lembar Kerja Anak (LKA) setiap

harinya. Kegiatan yang melibatkan LKA ini kurang mengajak anak dalam

memainkan imajinasi dan produk baru untuk menghasilkan sesuatu yang kreatif.

Selain itu juga, guru kurang memperhatikan bagaimana tingkat pencapaian

perkembangan yang harusnya terjadi sesuai dengan tahap usia anak.

Berdasarkan hasil observasi di RA Perwanida Kabupaten Buton, kenyatannya

perkembangan kreativitas yang dimiliki oleh anak kelompok B di RA Perwanida

Kabupaten Buton belum sesuai dengan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan

Anak. permasalahan ini yang berkaitan dengan rendahnya kreativitas anak dalam

5
Fadlillah, Desain Pembelajaran PAUD, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 57
5

memadukan warna. Baik saat mewarnai, menggambar maupun kegiatan lainnya yang

berhubungan dengan warna. Permasalahan ini ditemukan ketika anak sedang

mewarnai gambar dan memberi hiasan pada gambar. Hanya sedikit dari semua anak

kelompk B yang memiliki kreativitas untuk memadukan warna dengan baik. Banyak

anak yang masih bertanya warna apa yang digunakan kepada guru. Padahal kegiatan

ini merupakan kegiatan yang sesuai dengan imajinasi anak. akibat yang ditimbulkan

dari permasalahan ini, seperti anak menjadi tidak bersemangat dalam melakukan

kegiatan, ada beberapa anak yang ketinggalan dalam melakukan kegiatan karena

kesulitan dalam warna.

Berdasarkan permasalahan ini, peneliti bersama guru merasa sangat perlu

untuk melakukan perbaikan dalam pembelajaran yang berkaitan dengan warna untuk

meningkatkan kreativitas anak. upaya yang dilakukan untuk meningkatkan

kreativitas tentunya harus dilakukan dan direncanakan secara baik agar berjalan

sesuai dengan apa yang diinginkan. Potensi pengembangan kreativitas anak dapat

dilakukan dengan cara yang menarik melalui bermain warna dengan blender ajaib.

Metode bermain merupakan metode yang sangat cocok dikembangkan pada

pendidikan anak usia dini, tentunya juga untuk mengembangkan kreativitas anak usia

dini tidak bisa dilepaskan dari faktor bermain. Bermain adalah suatu kegiatan yang

dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil

akhir.6

6
Fadlillah, Desain Pembelajaran PAUD, h. 61
6

Untuk mengembangkan kreativitas anak dapat mengunakan permaian warna

dengan media. Moeslichatoe menjelaskan permainan warna dengan bahan berbetuk

buah atau sayuran adalah kegiatan yang sangat disukai dan mengasyikkan. Saat anak-

anak bermaian warna, imajinasi dan kreativitas mereka berkembang. Oleh karena itu,

permainan sangat baik untuk perkembangan kemampuan daya cipta atau kreativitas

anak.

Misalnya memadukan warna merah+kuning = oranye, merah+biru = ungu

sesuai dengan imajinasi anak. Bahan yang digunakan untuk membuat media

merupakan bahan atau material yang ada di alam sekitar. Bahan alam terdapat di

alam dan ditemukan di tanah atau bagian dari hewan atau tumbuhan. Bahan alam

mudah ditemukan disekitar lingkungan anak. Bahan alam juga terdapat diluar pintu

kita atau dapat diperoleh dekat tempat tinggal kita.

Kegiatan bermain merupakan cara yang efektif, karena dengan bermain anak

dapat mengembangkan berbagai kreativitasnya, termasuk pengembangan motorik,

meningkatkan penalaran dan memahami keberadaan lingkungan, terbentuk imajinasi,

mengikuti imajinasi, mengikuti peraturan tata tertib.

Permainan warna dengan media blender ajaib dilakukan di RA Perwanida

Kabupaten Buton dalam rangka mengembangkan kreativitas dan respon anak-anak

selama proses pembelajaran diharapkan dapat membantu guru dalam kegiatan belajar

mengajar, dan membuat anak-anak antusias untu berparsitipasi dalam kegiatan

belajar mengajar.
7

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Meningkatkan Kreatifitas Anak Melalui Permainan Warna

Menggunakan Media Blender Ajaib di Kelompok B RA Perwanida

Kementerian Agama Kab. Buton”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah

Apakah kreativitas anak dapat berkembang setelah dilaksanakan kegiatan

permainan warna dengan Media blender ajaib di RA Perwanida Kementrian Agama

Kabupaten Buton?

C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian

Definisi operasional yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Meningkatkan kreatifitas anak, meningkatkan kreatifitas anak dalam

menentukan warna pada suatu objek gambaran, menyampaikan hasil

percobaan sederhana tentang mencampur beberapa jenis warna.

2. Metode eksperimen, metode eksperimen yaitu metode pembelajaran dengan

melakukan percobaan sederhana yang meliputi kegiatan mencoba

mengerjakan sesuatu, mengamati dan menyampaikan proses percobaan

tersebut.

D. Kajian Pustaka

1. Hasil penelitian yang di lakukan oleh Aisyah (2017) yang berjudul

“Permainan Warna Berpengaruh Terhadap Kreativitas Anak Usia Dini”.


8

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tehnik check list dan observasi

dengan jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimen.

Sedangkan analisis data dilakukan dengan tehnik pre test dan post test. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa anak-anak begitu bergairah dan bersemangat

saat melakukan berbagai kegiatan permainan warna sehingga dari satu anak

yang muncul tergolong kreatif saat pre test (sebelum kegiatan permainan

warna) dan dapat meningkat sesudah kegiatan permainan warna (saat post

test).7

Persamaan penelitian yang di lakukan oleh Aisya dengan penelitian yang

akan peneliti lakukan adalah terletak pada variable 1 yaitu ,meningkatakna kreatifitas

anak melalui permainan warna. Akan tetapi memiliki perbedaan yaitu pada penelitian

yang dilakukan oleh Aisya tidak menggunakan media sedangkan pada penelian ini

menggunakan media APE berpa blender ajaib.

2. Trisnahayu (2014) “Meningkatkan kreativitas seni anak melalui permainan

warna dengan media benang pada anak kelompok B PAUD nurul amal desa

betungan, kecamatan kedurang ilir kabupaten bengkulu selatan” Teknik

pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi dan portofolio

dengan jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Sedangkan

analisis data dilakukan dengan tehnik presentase. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa melalui permainan warna dengan media benang dapat

7
Aisyah, “Permainan Warna Berpengaruh Terhadap Kreativitas Anak Usia Dini”, Jurnal PG-
PAUD Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Vol 1, No.2 , (2017), 118-123
9

meningkatkan kreativitas seni anak. Saran kepada guru bahwa melalui

permainan warna dengan media benang dapat menjadi alternatife untuk

meningkatkan kreativitas seni anak8.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Trisnahayu dengan penelitian yang

akan dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menggunakan metode PTK dan

Permainan warna untuk meningkatakan kreativitas pada anak. Sedangkan

perbedaannya adalah pada penelitian Trisnahayu Media APE yang digunakan

berbeda dimana pada penelitian ini menggunakan media pembelajaran blender ajaib.

3. Fauziah (2013) yang berjudul “Penggunaan Media Bahan Alam Untuk

Meningkatkan Kreativitas Anak” Teknik pengumpulan data dilakukan

melalui wawancara, observasi dan dokumentasi, dengan jenis penelitian

Tindakan Kelas. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan Teknik

presentasi. Hasil penelitian menunjukkan maka dapat dinyatakan bahwa

hipotesis diterima. Dengan demikian, disimpulkan bahwa penggunaan media

bahan alam dapat meningkatkan kreativitas anak usia 5-6 tahun9.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Fauziah dengan penelitian yang

akan dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menggunakan metode PTK dan

Permainan warna untuk meningkatakan kreativitas pada anak. Sedangkan

perbedaannya adalah terletak pada Media penelitian dimana Fauziah Menggunakan

8
Trisnahayu, Eca,”Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Permainan Warna Anak Dengan
Media Benang pada Anak Kelompok B PAUD Nurul Amal, 2014
9
Fauziah Nadia, (2013), Penggunaan Media Bahan Alam Untuk Meningkatkan Kreativitas
Anak. Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI, Vol. 8 No. 1
10

Media bahan alam sedangkan penelitian ini menggunakan media pembelajaran

blender Ajaib.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Untuk mengetahui perkembangan kreativitas anak setelah dilaksanakan

kegiatan permainan warna dengan dan blender ajaib di RA Perwanida Kementrian

Agama Kabupaten Buton.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini memiliki kegunaan untuk Pengembangan

kreativitas anak-anak di RA Perwanida Kementrian Agama Kabupaten Buton.

b. Kegunaan Praktis

Secara praktis penelitian di RA Perwanida Kementrian Agama Kabupaten

Buton di harapkan dapat digunakan untuk:

1) Bagi Guru

a) Meningkatkan kualitas mengajar guru dalam bidang pembelajaran.

b) Guru lebih terampil dalam meningkatkan kreativitas anak.

c) Mempermudah guru dalam menyiapkan media (media langsung).

d) Guru lebih kreatif memanfaatkan media dari bahan yang ada di sekitar sebagai

sarana untuk mengembangkan kreativitas anak.


11

2) Bagi Anak

a) Anak dapat Menunjukan perasaan positif ketika melakukan kegiatan kreatif

Melatih kreativitas anak dalam belajar.

b) Anak dapat Menggabungkan ide-ide, gagasan baru pada saat proses pembelajaran

dan dapat mengembangkan kreativitas anak.

3) Bagi Sekolah

Diharapkan peneliti ini dapat memberikan masukan bagi kepala sekolah

beserta guru sebagai penyelenggara pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu

pembelajaran terutama dalam perkembangan kreatifitas anak.

4) Bagi Peneliti Lain

Dapat memberikan masukan guna melakukan kegiatan penelitian pendidikan

terutama penelitian mengenai pengaruh penggunaan permainan warna dengan media

pembelajaran terhadap perkembangan kreatifitas anak usia dini.


12

BAB II
TINJAUAN TEORETIS

A. Kreativitas Anak Usia Dini

1. Pengertian Kreativitas

Kreativitas adalah salah satu istilah yang sering banyak digunakan dalam

penelitian psikologi dimasa kini dan sering juga digunakan dengan bebas dikalangan

orang awam. Sedangakan menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI),

kreativitas diartikan sebagia kemampuan untuk menciptakan atau daya cipta.

Kreativitas juga suatu konsep yang terdapat berbagai sudut pandang. Sudut pandang

tersebut akan mempengaruhi arti kreativitas itu sendiri.

Dedi Supriadi berpendapat bahwa kreativitas merupakan ranah psikologi

yang kompleks dan multidimensional. banyak definisi tentang kreativitas, namun

tidak ada definisi pun yang dapat di terima secara universal.

Wahyudin menyebutkan kreativitas adalah daya cipta dalam arti seluas-

luasnya, yang memadukan pikiran, imajinasi, ide-ide dan perasaan-perasaan yang

memuaskan. Artinya kreativitas dimaknai dengan kemampuan seorang atau individu

yang menciptakan atau menghasilkan kreasi baru.

Sedangkan menurut Munandar mendefinisikan kreativitas adalah kemampuan

yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berfikir serta

kemampuan untuk mengolaborasikan suatu gagasan,

12
13

kreativitas merupakan salah satu kemampuan manusia yang dapat membantu

kemampuan-kemampuan lain yang dimiliki oleh seseorang.10

Hurlock menyatakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang

untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang dasarnya baru,

dan sebelum tidak dikenal pembuatanya. Kreativitas sebuah kegiatan yang berupa

imajinasi atau sintesis pmikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman akan tetapi

berupa hasil anak.11

Kreativitas mencakup pembentukan sebuah pola baru yang gabungan

informasi yang didapat oleh anak dari sebuah pengalaman baik dari sekolah maupun

diluar sekolah. Kreativitas memiliki maksud atau tujuan yang ditentukan, misalnya

anak anak sebuah karya dari daun, tujuan kita adalah mengenalkan macam-macam

bentuk daun.

Murdin menyatakan kreativitas dapat melalui kegiatan bermain, dengan cara

bermain kreativitas anak dapat berkembangan dengan baik karen anak dapat

menggunakan imajinasinya dan pemikiranya tanpa dipaksa oleh guru maupun orang

tua. Kreativitas bukan hanya membina anak-anak menjadi seniman, melainan untuk

mendidik anak menjadi kreatif. Perkembangan tivitas anak akan berbeda-beda, anak

akan berkreativitas sesuai dengan miliki minat dan potensi yang miliki dirinya.12

10
Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini Konsep Dan Teori, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2017), h. 71-72
11
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 4
12
Murdi, Belajar Dan Pembelajaran PAUD, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,
2015), h. 13
14

James J. Gallagher dalam Yeni Racmawaty berpendapat bahwa kreativitas

alah suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan dan produk baru,

atau mengkombinasikan antara keduanya yang akhirnya akan melekat pada dirinya.

Semetara itu Supriadi mengungkapkan bahwa “Kreativitas merupakan kemampuan

seorang anak untuk melahirkan sesuatu yang yang baru, baik gagasan maupun karya

nyata yang relatif bebeda dengan apa yang telah ada, dan merupakan kemampuan

berfikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadi eskalasi dalam kemampuan

berfikir yang ditandai oleh sukses, diskontinuitas, diferensasi, integrasi antar setiap

tahapan perkekambangan”.13

Dari beberapa definisi oleh para ahli dia atas dapat disimpulkan bahwa

kreativitas merupakan suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu baru yang

berbeda dari sebelumnya, baik gagasan maupun karya nyata yang dengan

menggabung-gabungkan usnsur-usnsur yang sudah ada sebelumnya. Seorang dapat

menghasilkan sesuatu yang baru sesuai dengan imajinasi yang dapat berupa ide-ide,

perbuatan, tingkah laku, karya seni dan lainya, dimana sebuah penemuan ini

diberoleh dengan pengalaman yang baik dilingkungan sekolah, keluarga maupun di

masyarakat. oleh karena itu kreativitas kemampuan seseorang untuk menghasilkan

suatu yang baru sesuai imajinasinya atau khayalannya maka potensi yang dimiliki

anak perlu dikembangkan sejak usia dini.

13
Yeni Rachmawati, Strategi Perkembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-
Kanak, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 13
15

2. Ciri-Ciri Kreativitas Anak

Kreativitas dapat terwujud dalam segi kehidupan, tidak tergantuk pada

usianya, jenis kelamin, keadaan, sosial ekonomi atau tingkat pendidikan. Martini

Jamaris berpendapat bahwa kreativitas dapat dipahami melalui batsan-batasan

sebagai berikut:

a. Kreativirtas pada esensinya merupakan bentuk pemecahan masalah (I) istimewa

yang melibatkan persolaan yang memerlukan pemecahan yang luar biasa.

b. Dalam upaya memahami kreativitas pada anak dan remaja, pusat perhatian yang

harus diletakan pada proses, yaitu proses melahirkan dan mengembangkan

gagasan orisinal yang merupakan dasar bagi potensi kreativitas.

c. Kreativitas dapat mewujudkan dalam semua segi kehidupan, termasuk bidang

musik, seni rupa, tulisan, sains, ilmu sosial, dan bidang ilmu lainnya.14

Sementara menurut Dedi Supriayadi menjelaskan ciri-ciri kreativitas yaitu:

1) Kelancaram ( fluency), yaitu kempuan untuk menghasilakan gagasan.

2) Keluwesan (flexible), yaitu kemampuan untuk bermacam-macam pemecahan

atau pendekatan terhadap masalah.

3) Keasli1an (originality) untuk mencetuskan gagasan dengan cara yang asli dan

tidak fase.

4) Perumusan kembali (redefinition) meninjau persoalan berdasarkan perspeksitif

yang berbeda dengan apa yang sudah diketahui.15


14
Martini Jamaris, Perkembangan Dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak,
(Jakarta: Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini UNJ, 2003), h. 54
15
Dedi Supriyadi, Kreativitas, Kebudayaan Dan Perkembangan IPTEK, (Bandung: Alfabeta,
2006), h. 17
16

Selanjutnya menurut Utami Munandar bahwa ciri-ciri kraetivitas sebagai

berikut:16

a) Dorongan ingin tahu besar.

b) Sering mengajukan pertanyaan yang baik.

c) Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah.

d) Bebas dalam menyatakan pendapat.

e) Mempunyai rasa keindahan.

f) Menonjolnya dalam suatu bidang seni.

g) Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkan, serta tidak mudah

terpengaruh oleh orang lain.

h) Rasa humor tinggi.

i) Daya imajinasi tinggi.

j) Dapat berkesa sendiri.

k) Senang mencoba hal-hal baru.

l) Kemampuan mengembangankan atau memerinci suatu gagasan

Guilford menyatakan bahwa ciri-ciri kreativitas yang terkait dengan

keberbakatan, meliputi:

1. Kepekaan terhadap masalah.

2. Kelancaran dalam berfikir (kelancaran dalam perkataan, berekspresi,

bersosialisasi, dan kelancaran dalam memperoleh gagasan).

3. Kemampuan mengelaborasi.

16
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, h. 78
17

4. Kemampuan mendefinisikan kembali.

5. Orisinalitas.

6. Fleksibelitas dalam berfikir17

Dari semua definisi ciri-ciri kreativitas diatas dapat dipahami bahwa

kepribadian seorang yang kreatif sangat beragam. Dimana semua orang yang kreatif

memiliki kepribadian dirinya yang positif dan negatif. Oleh karena itu peneliti

memakai beberapa ciri-ciri kreativitas yaitu, memiliki inisiatif, memiliki ketekunan

yang sangat tinggi, berani menyatakan pendapat sangat percaya diri.

Dimana milih ciri-ciri tersebut mengenai mudahnya melihat sebuah ciri

kreativitas pada saat melakukan sebuah kegiatan dan ciri yang biasa ditemukan

dalam diri seseorang. Oleh karena itu sangat berperan penting kehadiran guru

sebagai pendidik yang turut membantu perserta didiknya dalam mengimbangi

perkembangan dan pertumbuhannya.

3. Pentingnya Perkembangan Kreativitas Anak Usia Dini

a. Peran keluarga dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini

Keluarga yang baik sekurang-kurangnya mempunyai tiga ciri-ciri: pratama,

dalam keluarga memberikan suasana emosional yang baik terhadap anak, seperti,

disayangi, aman dan dilindungi. Kedua, dasar-dasar pendidikan, dapat berkenaan

dengan suatu kewajiban dan tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anaknya

serta juga dari pendidikan yang diberikan kepada anak. Tiga, berkerja sama dengan

17
Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini Konsep Dan teori, h, 75-77
18

pusat pendidikan tepat orang tua mengamatkan pendidikan anaknya. Dalam hal ini

orang tua dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Mendorong dan menujang setiap kegiatan yang di minat oleh anak.

2. Menjalani hubungan yang baik dengan anak.

3. Mendorong setiap kemandirian anak dalam berkierja.

4. Memberikan pujian dalam setiap karya anak.

5. Memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir ,berhayal, dan merenung.

6. Merangsang daya pikiran anak dengan mengajak berdikusi tentang sebuah hal

yang mampu di pikirkan anak.

7. Memberikan kesempatan kepada anak untuk menentukan atau mengambil

keputusan.

8. Membantu anak yang menemukan kesulitan dalam memberikan penjelasan

yang dapat diterima oleh anak.

9. Memberikan fasilitas yang sangat cukup bagi anak untuk bereksperimen dan

bereksporasi.

10. Memberikan contoh dalam membuat sebuah karya kreatif .

Sikap orang tua yang tidak mendukung perkembangan kreativitas anak

sebagai berikut:

a) Orang tua menanyakan kepada anak :’kenapa begini..? Kenapa begitu…?

b) Selalu memberikan penekanan mengenai sikap : tidak boleh begini, dan tidak boleh

begitu.

c) Selalu mencela karya anak.


19

d) Melarang anak bermain kotor-kotoran.

e) Anak tidak diberikan kebebasan untuk memilih sesuatu dan menentukan pilihan yang di

minatinya.

f) Orang tua tidak sabar dengan sikap anak.

g) Orang tua tidak menyayangi anak dengan sepenuh hatinya.

h) Tidak memberikan bantuan kepada anak dalam kesulitan.

b. Peran Sekolah dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini

Dalam proses pembelajaran terhadap pendidikan anak usia dini menjadi

permasalahan yang penting di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karna itu

pembelajaran yang di laksanakan cenderung berorientasi akademik: pembelajaran lebih

menekankan terhadap pencapaian kemampuan anak dalam membaca menulis dan berhitung.

Kecenderungan tersebut dapat di sebabkan dengan pemahaman yang keliru terhadap

dalam konsep pembajaran pada anak. Upaya dilakukan sekolah khususnya yang beriorentasi

pada pendidikan anak usia dini dalam mengembangkan kreativitas sebagai berikut:

1. Perbaikan kompotensi pendidik.

2. Mengadakan sumber dalam belajar memandai.

Selain itu sekolah di perlukan upaya suatu iklim belajar dapat menunjang

pendaya gunaan kreatifitas anak. guru-guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai

berikut:

a) Bersikap terbuka tehadap anak minat dan gagasan yang muncul dari siswa.

b) Memberikan waktu kesempatan yang sangat luas untuk memikirkan dan

mengembangkan gagasan anak.


20

c) Memberikan kesempatan kepada siswa dalam berperan serta mengambil

keputusan.

d) Bersikap positif terhadap kegagalan siswa dan bantu lah mereka agar bangkit

dalam kegagalan tersebut.18

Munandar menyatakan bahwa ada empat alasan dikembangkan kreatifitas

pada anak yaitu:

1) Dengan berkreasi anak dapat menguwujudkan dirinya danmerupakan

kebutuhan pokok manusia.

2) Kreatifitas atau berfikir kreatif merupakan kemampuan untuk menentukan cara

baru dalam memecahkan suatu masalah.

3) Secara kreatif tidak saja berguna tetapi juga memberikan kepuasan kepada

individu .hal ini menjelaskan kepada anak yang bermain atau permainan

konstru ktiflainnya mereka tanpa bosan menyusun dan membentuk kombinasi

dengan permainan sehingga sering kali terlupa terhadap hal yang lain.

4) Kreatifitas memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas dan taraf

hidupnya. Dalam kreatifitas seseorang terdorong untuk ide-ide ,penemuan-

penemuan atau teknologi baru dalam meningkatkan kesehjatraan secara luas.19

Utami Munandar menyatakan bahwa kreatfitas menunjukan ada tiga tekanan

kemampuan berkaitan dengan kemampuan untuk mengobinasikan, memecahkan

18
Ade Holis, Belajar Melalui Bermain Untuk Pengembangan Kreativitas Dan Kognitif Anak
Usia Dini, Jurnal Pendidikan Universitas Garut, Volume 09, Nomor 01, 2016, h. 23-27
19
Diana Vidya Fakhri Yani, Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini, Jurnal Pemikiran
Penelitian Pendidikan dan Sains, Volume 4, Nomor 2, Desember 2016, h. 196-197
21

masalah ,dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif. anak kreatif selalu

ingin memiliki minat yang luas dan menyukai kegemaran dan aktivitas yang kreatif.

Pengembangkan kreatifitas anak tidak terlepas dari dorongan anak orang tua,

guru, dan lingkungan sekitarnya .upaya membantu perkembangan serta

mengembangkan kreativitasanak, sebagai berikut:

1) Berusaha memahami pemikiran dan perasaan anak.

2) Menciptakan rasa aman kepada anak untuk mengepresikan kreativitasnya.

3) Berusah mendorong anak untuk mengungkapkan gagasan-gagasan.

Dalam uraian diatas bahwa kreativitas yang dipupuk dan dikembangkan sejak

usia dini dan penting terhadap kehidupan manusia untuk mewujudkan diri.

Pendidikan selayaknya dapat membantu anak dalam mempersiapkan serta

menyongsong kehidupan di masa depannya.

4. Pembentukan Kreativitas

Kreativitas seorang anak akan semakin tumbuh dan berkembang

dengandukungan fasilitas yang memadai dan juga kesempatan yang ada. Oleh karena

itu, orang tua dan guru harus menyadari dan memberikan fasilitas dankesempatan

yang baik untuk anak. Berikut adalah metode pengembangan kreativitas anak dengan

4 pendekatan menurut Utami Munandar:20

a. Pribadi (Person)

Kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam

interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif ialah yang mencerminkan

20
Yeni Rachmawati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak, h. 15-16
22

orisinalitas dari individu tersebut. Dari ungkapan pribadi yang unik ialah dapat

diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk- produk inovatif. Oleh karena itu

pendidik hendaknya dapat menghargaikeunikan pribadi dan bakat-bakat siswanya

(jangan mengharapkan semua melakukan atau menghasilkan hal-hal yang sama, atau

mempunyai minat yang sama). Guru hendaknya membantu siswa menemukan bakat-

bakatnya dan menghargainya.

b. Pendorong (Press)

Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan dari

lingkungannya, ataupun jika ada dorongan yang kuat dalam dirinya sendiri (motivasi

internal) untuk menghasilkan sesuatu.Bakat kreatif dapat berkembang dalam

lingkungan yang mendukung tetapi dapat pula terhambat dalam lingkungan yang

tidak menunjang. Didalam keluarga di sekolah, di dalam lingkungan pekerjaan

maupun di dalam masyarakat harus ada penghargaan dan dukungan terhadap sikap

dan perilaku kreatif individu atau kelompok individu.

c. Proses (Process)

Untuk mengembangkan kraetivitas, anak perlu diberikan kesempatan untuk

bersibuk diri secara kreatif. Pendidik hendaknya dapat merangsang anak untuk

melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif, dengan membantu mengusahakan sarana

dan prasarana yang diperlukan. Dalam hal ini yang penting ialah memberikan

kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif, tentu saja

dengan persyaratan tidak merugikan orang lain atau lingkungan. Pertama-tama yang

perlu ialah proses bersibuk diri secara kreatif tanpa perlu selalu atau terlalu cepat
23

menuntut dihasilkannya produk- produk kreatif yang bermakna. Hal itu akan datang

dengan sendirinya dalam iklim yang menunjang menerima, dan menghargai. Perlu

pula diingat kurikulu sekolah yang terlalu padat sehingga tidak ada peluang untuk

kegiatan kreatif dan jenis pekerjaan yang monoton, tidak menunjang siswa untuk

mengungkapkan dirinya secara kreatif.

d. Produk

Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang

bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya

mendorong (“press”) seesorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (kesibukan,

kegiatan) kreatif. Dengan dimilikinya bakat dan ciri-ciri pribadi kreatif, dan dengan

dorongan (internal maupun eksternal). Untuk bersibuk diri secara kreatif, maka

produk-produk kreatif yang bermakna dengan sendirinya akan timbul hendaknya

pendidik menghargai produk kreativitas anak dan mengkomunikasikannya kepada

yang lain, misalnya dengan mempertunjukkan atau memamerkan hasil karya anak.

Ini akan lebih menggugah minat anak untuk berkreasi.

Berdasarkan kesimpulan metode pengembangan kreativitas dapat diketahui

aspek kreativitas dalam meningkat dengan 4 faktor yang meliput pribadi, dorongan,

proses, dan produk. Pertama yang berpengaruh yaitu kepribadian atau anak. setelah

anak harus mempunyai sebuah dorongan untuk berkembang. Dorongan anak

merupakan dorongan dari anak itu sendiri maupun dari luar.

Ketika anak dapat mendorong atau minat untuk berkreasi akan terjadi proses

yaitu akan berfikir dan menggunakan berkreasi disitu akan terjadinya proses yaitu
24

anak dapat berfikir dan menggunakan waktu dan kesempatan dengan baik. Untuk

mengelolah sesuatu anak, berfikir, menemukan id, atau menggabungkan pengelaman

terlebih dahulu. Setelah proses itu terjadi makan dihasil suatu produk. Produk

kreativitas anak tidak hanya berupa benda, melaikan berupa pikiran, tulisan, sastra,

maupun pemecahan masalah.21

5. Makna dari Pengembangan Kreativitas

Kreativitas merupakan salah satu potensi yang dimiliki anak, potensi kreatif

anak perlu dipupuk agar terus berkembang dan berguna bagi kehidupan anak

selanjutnya. Pengembangan kreativitas anak di PAUD bertujuan untuk:

a. Mengenalkan cara mengekspresikan diri melalui hasil karya dengan mengunakan

teknik-teknik yang dikuasainya.

b. Mengenalkan cara dalam menemukan alternative pemecahan masalah.

c. Membuat anak memiliki sikap keterbukaan terhadap berbagai pengalaman

dengan tingkat kelenturan dan toleransi yang tinggi terhadap ketidakpastian.

d. Membuat anak memiliki kepuasan diri terhadap apa yang dilakukannya dan

menghargai hasil karya orang lain.

e. Membuat anak kreatif, yakni: 1) lancar mengemukakan gagasan, 2) lentur dalam

menemukan pemecahan masalah, 3) Orisinil dalam pemikiran, 4) mampu

mengelaborasi gagasan, ulet, sabar dan gigih dalam menghadapi rintangan/situasi

tertentu.

21
Utami Munandar, Perkembangan Kreativitas Anak Berbakat, h. 46
25

6. Faktor Pendukung dan Penghambat Kreativitas

a. Faktor Pendukung Kreativitas

Kreativitas merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang dikembangkan.

Dalam mengembangkan kreativitas tersebut, terdapat faktor-faktor yang dapat

mendukung upaya menumbuhkembangkan kreativitas. Faktor-fakto yang

mendukung atau mendorong munculnya kreativitas tersebut adalah lingkungan

keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat.

Namun yang tidak kalah pentingnya adalah adanya kebebasan dan keamanan

psikologi dalam diri anak untuk mengembangkan kondisi bagi perkembangan

kreativitas. Berikut ini akan dijelaskan pendapat para ahli mengenai faktor-faktor apa

saja yang dapat mendorong peningkatan kreativitas.

Menurut Mayang Sari bentuk-bentuk peran lingkungan dalam

mengembangkan kreativitas anak sebagai berikut:

1) Menghargai pendapat anak dan mendorong untuk mengungkapkannya.

2) Memberikan waktu kepada anak untuk berpikir, merenung dan berkhayal.

3) Mempebolehksn snsk mengsmbil keputusan sendiri. Dengan mengambil

keputusannya sendiri maka anak akan bertanggung jawab untuk mengambil

keputusannya sendiri.

4) Mendorong keingin tahuan anak untuk memehami banyak hal. Orang tua atau

guru memfasilitasi keingintahuan anak dengan memberikan informasi yang

baik.
26

5) Meyakinkan anak bahwa orang tua guru menghargai apa yang ingin dilakukan

anak dan hasil akhirnya.

6) Menunjang dan mendorong kegiatan kreatif anak. artinya orang tua dan guru

memberikan fasilitas dan mendukung, membimbing anak dalam

eksperimentasinya, atau mengasuh bakat anak dengan berbagai kegitan

positif.22

Hurlock mengemukakan beberapa faktor pendorong yang dapat

meningkatkan kreativitas, yaitu:

1) Waktu, anak kreatif membutuhkan waktu untuk menuangkan ide/gagasan atau

konsep-konsep dan mencobanya dalam bentuk baru atau original. Anak-anak

TK jika sudah mencoba sesuatu mereka tidak mau atau sulit untuk pindah pada

kegiatan yang lain.

2) Kesempatan menyendiri, anak membutuhkan waktu dan kesempatan

menyendiri untuk mengembangkan imajinasinya. Adakalanya anak tidak mau

membaur dengan teman-temannya karena sedang melakukan sesuatu yang

menarik perhatiannya.

3) Dorongan, terlepas seberapa jauh hasil belajar anak memenuhi standar orang

dewasa, mereka memerlukan dorongan atau motivasi untuk kreatif, bebas dari

ejekan. Anak kreatif biasanya dianggap tidak sama dengan teman lain dan

mungkin berbuat sesuatu yang aneh menurut orang dewasa dan membuat

orangtua khawatir.

22
Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini Konsep Dan Teori, h. 87-88
27

4) Sarana, untuk merangsang dorongan eksperimen dan eksplorasi perlu

disediakan sarana bermain. Kondisi yang dapat diciptakan untuk meningkatkan

kreativitas anak antara lain dengan menyediakan waktu, memberi kesempatan

anak untuk menyendiri, pemberian dorongan atau motivasi serta penyediaan

sarana.23

Beberapa penelitian menujukan bahwa seorang anak yang mendapat

rangsangan (dengan melihat, mendengar, dan bergerak akan lebih berpeluang lebih

cerdas dibidang dengan sebaliknya. Salah satu bentuk rangsangan yang sangat

penting adalah kasih sayang. Dengan kasih sayang anak akan memiliki kemampuan

untuk menyakut berbagai pengalaman emosional dan mengolahnya dengan baik.

Kreativitas sangat berkaitan dengan kepribadian. Hal itu artinya seorang anak harus

memiliki rasa aman dan kepercayaan diriyang tinggi.24

b. Faktor Penghambat Kreativitas

Dalam mengembangkan kreativitas, seseorang dapat mengalami berbagai

hambatan, kendala atau rintangan yang dapat merusak dan bahkan dapat

mematikan kreativitasnya.

Imam Musbiin menyatakan ada delapan penghambat kreativitas anak

diantaranya sebagai berikut:

23
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, h. 11
24
Yeni Rachmawati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak, h. 27
28

1) Tidak ada dorongan bereksplorasi, yakni tidak adanya rangsangan dan

kurangnya pertanyaan yang membangkitkan rasa ingin tahu anak dapat

menghambat kreativitas anak.

2) Jadwal yang terlalu ketat, karena penjadwalan kegiatan yang terlalu padat

membuat anak kehilangan salah satu unsur dalam pengembangan kreativitas

karena anak tidak dapat mengeskplorasi dengan kemampuannya.

3) Terlalu menekankan kebersamaan keluarga. Adakalanya anak membutuhkan

waktu untuk menyendiri, karena dengan kesendiriannya anak belajar

mengembangkan imajinasinya sebagai bekal untuk menumbuhkan

kreativitasnya. Mandiri untuk anak sangat diperlukan. Memberi kepercayaan

akan menjadikan anak percaya diri.

4) Tidak boleh berkhayal, karena dengan berkhayal anak belajar mengembangkan

kreativitas melalui imajinasinya. Orang tua hanya perlu mengarahkan dan

memfasilitasi anak untuk mengembangkan imajinasi mereka.

5) Orang tua konservatif, yaitu orang tua yang biasanya tidak berani menyimpang

dari pola sosial lama. Orang tua model ini biasanya cepat khawatir dengan

proses kreativitas anak yang berada diluar garis kebiasaanya. Kondisi orang tua

yang dapat meningkatkan kreativitas anak adalah yang selalu mendorong dan

membimbing anak untuk menggunakan lingkungan rumah maupun sekolah

sebagai sarana eksperimentasi dan eksplorasi.

6) Over protektif, karena perlindungan yang berlebihan pada anak

akanmenghilangkan kesempatan mereka bereksplorasi dengan cara baru atau


29

berbeda. Kreativitas anak akan terhalang oleh aturan dan ketakutan orang tua

yang sebetulnya belum tentu benar dan bahkan dapat mematikan kreasi anak

untuk bereskplorasi.

7) Disiplin otoriter, karena disiplin otoriter mengarah pada anak tidak boleh

menyimpang dari perilaku yang digariskan orang tua. Akibatnya, kreativitas

anak menjadi terhalang oleh aturan-aturan yang belum tentu benar.

8) Penyediaan alat permainan yang terstuktur. Alat permainan yang terlalu

terstuktur menghilangkan kesempatan anak melakukan bermain.25

Dari penjelasan diatas, orang tua atau guru dapat emilih alat permainan yang

tepat untuk anak. beberapa penghambat tersebut hendaknya diperhatikan oleh orang

tua dan guru agar tidak mematikan kreativitas anak. harapanya dengan memahami

faktor penghambat perkembangan kreativitas anak para guru TK dapat

meminimalisir kesalahn dalam memberikan pelayanan pada perserta didiknya.

7. Pengertian Anak Usia Dini

Sebelum menjelaskan tentang anak usia dini terlebih dahulu tentu akan

membahas tentang anak itu sendiri. Adapun yang dimaksud dengan anak merupakan

generasi penerus bangsa dan sumber insan bagi pembangunan nasional, maka harus

diperhatikan dan dibina sedini mungkin agar menjadi yang berkualitas dan berguna

bagi bangsa.26 Sehingga kelak ketika dewasa anak benar-benar tumbuh menjadi

25
Imam Musbiin, Buku Pintar PAUD (Dalam Perspektif Islam), (Yogyakarta: Laksana,
2010), h. 34
26
Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h.
10
30

pribadi yang mampu diandalkan baik oleh keluarga, masyarakat, bangsa maupun

negara.

Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

sepanjang rentang pertumbuhan dan perkembangan manusia. Anak usia dini adalah

individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang

sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Anak usia dini

memiliki rentang usia yang sangat berharga disbanding usia-usia selanjutnya karena

perkembangan kecerdasannya sangat luar biasa.27

Mansyur menyatakan anak usia dini adalah kelompok anak yang berada

dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki

pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat

pertumbuhan dan perkembangannya. Anak usia dini merupakan anak yang berada

pada rentang usia 0-6 tahun atau disebut dengan usia keemasan (Golden Age), yaitu

merupakan masa yang kritis bagi anak yang apabila kebutuhan tumbuh kembangnya

tidak dipenuhi dengan baik maka akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan

dan perkembangan anak pada tahap selanjutnya.

Usia ini adalah usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter

dan kepribadian anak. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan

mendasar dalam sepanjang rentang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan

27
Mukhtar Latif Dkk, Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Prenada Media Group, 2014), h.
130
31

manusia. Pada masa ini khususnya usia 5-6 tahun anak mengalami masa peka,

dimana anak sensitive untuk menerima berbagai stimulus.28

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa anak usia dini adalah anak

yang berada pada rentang usia 0-6 tahun yang sedang mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang sangat pesat, bersifat unik yang menentukan dalam

pembentukan karakter dan kepribadian anak sehingga diperlukan stimulasi yang

tepat agar dapat tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Dimana anak sangat

peka mendapatkan rangsangan-rangsangan baik yang berkaitan dengan semua aspek

perkembangan kecerdasan anak melalui bermain.

B. Permainan Warna Menggunakan Media Blender Ajaib

1. Pengertian Permainan Warna

Permainan dan bermain memiliki arti dan makna tersendiri bagi anak.

Permainan mempunyai arti sebagai sarana mensosisalisasikan diri (anak) artinya

permainan digunakan sebagai sarana membawa anak kedalam masyarakat.

Permainan sebagai sarana untuk mengukur kemampuan dan potensi diri anak. Anak

akan menguasai berbagai macam benda, memahami sifat-sifatnya maupun peristiwa

yang berlangsung didalam lingkungannya.

Diana Mutiahmengungkapkan bahwa Permainan dan bermain memiliki arti

dan makna tersendiri bagi anak. Permainan mempunyai arti sebagai sarana

mensosialisasikan diri (anak) artinya permainan digunakan sebagai sarana


28
Dina Setyawayi, Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Fun Cooking Di Kelompok
B TK Puspasari Margosari, Pengasih Kulon Progo, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta,
2013), h. 7
32

membawaan kedalam masyarakat. Permainan sebagai sarana untuk mengukur

kemampuan dan potensi diri anak. Anak akan menguasai berbagai macam benda,

memahami sifat-sifatnya maupun peristiwa yang berlangsung di dalam

lingkungannya. Warna antara lain mencampur dua warna primer menjadi warna baru

(merah +kuning= oranye, merah+biru=ungu, kuning+biru=hijau) dan mewarna

dengan cara cetak lipatan menggunakan cat air, caranya yaitu melipat kertas menjadi

dua, kemudian mencampurkan warna cat air yang disukai, dilanjutkan dengan

membuat satu lipatan diberi cat air, dan yang terakhir melipat kertas sambil ditekan,

kemudian buka lipatannya.29

Albert H. Munsell menyatakan bahwa berpendapat warna merupakan elemen

penting dalam semua lingkup disiplin seni rupa, bahkan secara umum warna

merupakan bagian penting dari segala aspek kehidupan manusia. Menurut Haidar

warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna

(berwarna putih). Sedangkan Amminudin mengungkapkan bahwa warna merupakan

rupa yang terbuat dari pigmen (zat warna).

Pendapat serupa diungkapkan oleh Sanyoto warna merupakan pantulan

cahaya dari sesuatu yang tampak yang disebut pigmen atau warna bahan yang

lazimnya terdapat pada benda- benda misalnya adalah cat, rambut, daun dan lain-

lain.

29
Aisyah, Permainan Warna Berpengaruh Pada Kreativitas Anak, Jurnal Obsesi Program
Studi PG-PAUD Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Volume 11, Nomor 2, 2017, h. 118-123
33

Sir Isaac Newton mengemukakan bahwa ia melakukan percobaan dan

menyimpulkan, apabila dilakukan pemecahan warna spektrum dari sinar matahari,

akan ditemukan warna-warna yang beraneka ragam yang terdiri dari mearh, jingga,

kuning, hijau, bsiru dan ungu. Warna-warna tersebut dapat kita lihat pada pelangi.30

Dari penjelasan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa permainan warna

merupakan suatu proses perpaduan warna yang satu dengan warna yang lainya

sehingga menghasilkan warna yang baru. Setiap orang sangat menyukai warna

terutama anak-anak karea kehadiran warna mampu menebrikan sebuah keindahan,

kesenangan dan nilah estetika, selain itu warna padap dianggap memiliki pengaruh

terhadap psikologi seseorang.

2. Pengertian Media

Media dalam hal ini dapat berupa alat peraga gambar atau benda- benda lain

yang dapat mendukung proses penyampaian bermain, cerita, atau menyanyi. Pada

umumnya ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam membuat media yaitu, selalu

dalam keadaan siap, sesuai dengan usia anak, tidak terbuat dari bahan yang

berbahaya dan mudah dipahami oleh anak.31

Khadijah menyatakan bahwa media banyak dipakai dalam berbagai bidang

kehidupan manusia, terutama dalam proses pembelajaran. Media digunakan untuk

30
Dwi Nurhayati Adhani, Nina Hanifah dan Imro’atun Hasanah, Meningkatkan Kreativitas
Anak Melalui Kegiatan Bermain Warna, Jurnal PG-pAUD Universitas Trunojoyo Madura, Volume 4,
Nomor 1, 2017, h. 81
31
Mohammad Fauziddin, Pembelajaran PAUD Bermain, Ceita Dan Menyanyi Secara Islami,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 35
34

mempermudah penyampaian informasi, sehingga pesan yang di sampaikan pemberi

informasi dapat di terima dengan baik oleh penerima informasi.32

Ahmad Rohani mengemukakan bahwa media merupakan segala sesuatu yang

dapat ditangkap oleh indra manusia, yang berfungsi sebagai perantaa, sarana, atau

alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar). Blake dan Horalsen

mengatakan media adalah saluran komunikasi digunakan untuk menyampaikan

pesan antara pemberi pesan (sumber) dengan penerima pesan. Menurut pendapat

Sudono dapat pula dikatakan sebagai wujud yang dipakai sebagai sumber belajar

yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan Anak sehingga

mendorong terjadinya proses belajar mengajar ketingkat yang lebih efektif dan

efisien.

Soeharto berpendapat bawa media adalah sumber belajar yang dikembangkan

atau dipilih secara khusus agar dapat menyalurkan pesan atau rangsangan tertentu

kepada Anak agar terjadi prosesbelajar.33

Dari pendapat para ahli di atas disimpulkan bahwa media merupakan sesuatu

yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepda penerima

sehingga dapat merangsang pikiran persaan, perhatian dan kemamuan anak

sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

32
Khadijah, Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini, (Medan: Perdana Publishing, 2016), h.
124
33
Sukatmi, Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Pencampuran Warna Dengan Media Cat
Air Pada Kelompok A TK Kartika Rungkut Surabaya, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2011),
h. 11
35

3. Manfaat Media

Beberapa manfaat media pembelajara bedasarkan pendapat Susilana:

a. Pemebelajaran akan lebih menarik perhatian anak sehingga dapat menumbuhkan

motivasi belajar.

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga lebih dapat dipahami

oleh para anak dan meningkatkan anak menguasai tujuan pembelajaran lebih

baik.

c. Metode mengajarakan lebih bervariasi sehingga anak lebih tertarik melihatnya.

d. Anak lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan

guru tetapu juga aktivitas lain seperti mengamati melalakukan mendemotrasikan.

4. Media Blender Ajaib

Blender Ajaib adalah salah satu media APE yang dapat membantu siswa

mencampur warna tanpa mengotori tangan dengan pewarna dan juga salah satu APE

yang menyenangkan karena siswa dapat menemukan warna baru dengan cara

mencampurkan warna-warna primer maupun sekunder.

5. Mengembangkan Kreativitas dengan Permainan Warna

Anak usia dini berada dimasa peka, dimana anak melalui sensitif pada saat

menerima pengalaman belajar yang diberikan oleh guru, orang tua dan orang yang

ada disekitarnya dan lingkungnya. Pada saat pemberian pengalaman belajar pada

masa peka ini merupakan masa yang sangat baik, karena dapat mengebangkan

kreativita anak. Oleh karena itu kreativitas anak harus dikembangkan sejak usia dini,
36

untuk meninjau dan penelitian-penelitian terhadap proses kreativitas, cara-cara

memupuk, merangsang, dan mengembangkan menjadikan sangat penting karena itu:

Pertama dengan berkreasi anak dapat mewujudkan (mengektualisasikan)

dirinya dan perwujudan/aktualisasi diri adalah kebutuhan pokok tinggat tinggi dalam

hidup manusia. Kedua kreativitas atau berfikir kreati merupakan sebagai kemampuan

untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaikan terhadap suatu

masalah. Ketiga kreativitas tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungan

tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu, kempat krativitas yang dapat

memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.

Pengembangan kreativitas anak di PAUD tidak hanya bertemu pada bidang

pengembangan kemampuan dasar saja melainkan ada pada seluruh bidang

kemampuan dasar, yaitu bahasa, kognitif, fisik, serta motorik. Dalam hal ini

penelitian yang dilakukan penulis terkait dengan bidang pengembangan kreativitas

mencakup mengekspresikan diri melalui media kreatif, seperti melukis dengan cat

atau bahan alam.34

C. Kerangka Berfikir

Pengunakan media blender ajaib sangat mudah di cari di sekitar kita dan

sangat disukai oleh anak-anak, melalui permainan warna dengan media blender ajaib

anak akan lebih senang dan mempunyai imajinasi dan kemandirian anak untuk

melakukan kegiatan. Adanya permainan warna dengan media blender ajaib akan

34
Reski Sri, Pengaruh Penggunaan Permainan Warna dengan Media alam Terhadap
Perkembangan Kreatifitas Anak Usia Dini di Paud Tunas MudaGalih Lunik Lampung Selatan. (2020)
hal. 37.
37

mengembangkan kreatifitas anak usia dini dan juga memberikan timbal balik kepada

guru baik orang tua untuk menciptakan hal-hal dan ide-ide yang baru.

Kreatifitas merupakan hal yang luar biasa dibalik hal yang tampak biasa.

Kreatifitas memungkinkan penemuan-penemuan yang baru di bidang ilmu teknologi,

serta dalam semua bidang usaha yang lain. Perkembangan kreatifitas sangat

berkaitan dengan empat aspek yaitu aspek keluwesan, kelancaran, keaslian,

keterperincian, dan kepekaan.35

Dalam hal ini permainan warna dengan media blender ajaib akan lebih

menarik untuk mengembangkan kreatifitas anak, karena anak akan bermain tanpa

rasa bosan sehingga tujuan dapat tercapai. Dalam menggunakan permainan warna

dengan media blender ajaib dapat membantu anak dalam memadukan warna-warna.

35

Yacha Febrieanitha Putri, Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Media
?

Play Dough, Raudhatul Athfal Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Voume 2, Nomor 2, 2018, h.
64
38

Tabel 2.1
Kerangka berfikir

Meningkatkan Kreatifitas Anak Melalui Permainan Warna


Menggunakan Media Blender Ajaib Di Ra Perwanida
Kementrian Agama Kab. Buton

Kreatifitas Anak Blender Ajaib

1. Bagaimanakah pelaksanaan pengembangan kreativitas anak


melalui permainan warna dengan media blender ajaib di RA
Perwanida Kementrian Agama Kabupaten Buton?
2. Apakah setelah dilaksanakan kegiatan permainan warna
dengan Media blender Ajaib meningkatkan kreatifitas anak
di RA Perwanida Kementrian Agama Kabupaten Buton?
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau PTK, yaitu

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,

yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. 36 PTK

sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang

dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam

melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang

dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajaran tersebut

dilakukan.37

Dalam pengertian penelitian tindakan kelas di atas dapat disimpulkan bahwa

penelitian tindakan kelas yaitu berguna untuk meningkatkan suatu pembelajaran yang

telah dilakukan dan memperbaiki kondisi pembelajaran agar mencapai hasil yang

diharapkan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RA Perwanida Kementrian Agama Kab. Buton

Tahun Ajaran 2022/2023

36
Suharsimin Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 3.
37
Masnur Muslich, Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Action Research) Pedoman
Praktis bagi Guru Profesional, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 9.

39
B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan pendekatan deskriptif

kualittif dan deskriptif kuantitatif. Deskriptif kualitatif, yaitu seluruh data yang

terkumpul diolah secara non statistik untuk menggambarkan situasi hasil penelitian

dan deskriptif kuantitatif, yaitu dengan analisis persentase dan analisa rata-rata.38

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Adapung Populasi dalam penelitian ini adalah siswa usia 4-5 tahun di RA

Perwanida Kementrian Agama Kab. Buton.

2. Sampel

Sampel yang menjadi subjek penelitian adalah 11 Peserta didik di RA

Perwanida Kementrian Agama Kab. Buton hal ini di karenakan saat observasi ada

19 anak yang memiliki kriteria BSB.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

1. Observasi

Observasi digunakan untuk mengamati tingkat kemampuan mengenal warna

dan mencampur warna. Selain itu, observasi dilakukan untuk mengamati atau

mengambil data guna mengetahui seberapa jauh akibat dari Tindakan yang telah

diterapkan berdasarkan pada paduan yang telah dipersiapkan dalam lembar

38
Sugiyono, Strategi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2007), h. 335.

48
49

observasi. Kegiatan observasi melibatkan dua orang yaitu peneliti dan seorang

teman. Dalam satu kelas terdapat 11 siswa.

2. Dokumentasi

Metode pengumpulan data yang digunaka selanjutnya adalah metode

pengumpulan data dokumentasi untuk mengabadikan proses penelitian agar menjadi

bukti bahwa penilitian ini benar dilaksanakan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini

mengacu pada model Kemmiis dan Mc. Taggart yang meliputi empat komponen

yang dilakukan dalam dua siklus dengan setiap siklusnya terdiri dari perencanaan

(planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection).39

Jika divisualisasikan dalam bentuk gambar, penelitian tindakan model Kemmis dan

Mc. Taggart.

Tindakan penelitian kelas untuk meningkatkan kreativitas anak melalui

permainan warna dengan media blender ajaib dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan dilanjutkan dengan refleksi. Setelah melalui refleksi dan

mendapatkan data mengenai kreativitas anak yang dirasakan masih belum maksimal,

maka untuk memaksimalkan peningkatkan kreativitas anak tersebut dilakukan

tindakan pada siklus selanjutnya.

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam rentang siklus yang disesuaikan

dengan tingkat keberhasilan tindakan yang dilakukan. Setiap siklus terdiri dari empat
39
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, h. 78

49
50

langkah seperti model penelitian tindakan yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc.

Taggart. Rencana tindakan sesuai dengan desain penelitian model Kemmis dan Mc.

Taggart dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Yakni perencanaan penelitian langkah awal sebelum melakukan penelitian,

segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian meliputi kegiatan sebagai

berikut:

a. Pembuatan Surat Izin untuk melakukan penelitian tindakan di RA Perwanida

Kementrian Agama Kab. Buton dengan tanda tangan dan stempel yang sah.

b. Guru bersama peneliti menyesuaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian

(RPPH).

c. Menyusun lembar observasi untuk keterlaksanaan bermain warna dengan media

blender ajaib, lembar observasi kreativitas anak dan angket untuk mengukur

kreativitas anak.

d. Peneliti memberikan penjelasan kepada guru mengenai bermain warna dengan

media bahan alam dan blender ajaib serta hal-hal yang perlu diperhatikan ketika

berbicara.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan yang akan dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

50
51

a. Guru mempersiapkan keperluan untuk bermain (blender Ajaib, tempat duduk

anak/guru dan sebagainya).

b. Guru melaksanakan kegiatan bermain warna dengan media blender ajaib

berdasarkan RPPH yang telah disusun di tahap perencanaan.

3. Observasi/Pengamatan

Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk melihat

seberapa banyak anak yang termotivasi terhadap bermain warna. Hal-hal yang

diamati dalam tahap ini berdasarkan lemba observasi untuk guru dalam kegiatan

belajar mengajar. Selain melakukan pengamatan, pada tahap ini juga melakukan

dokumentasi kegiatan bermain warna.

4. Dokumentasi

Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan dokumentasi untuk

menjadi bukti dan informasi yang dapat digunakan untuk memperkuat keputusan

observasi.

5. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah guru sudah selesai melakukan tindakan, kemudian

mendiskusikan dan melakukan wawancara bersama peneliti untuk mengevaluasi

implementasi rancangan tindakan. Hasil refleksi dari tindakan akan diajdikan

pertimbangan dalam menyusun rancangan tindakan pada siklus berikutnya.

Refleksi dalam penelitian ini mengenai bagaimana ketercapaian aspek-aspek

kreativitas anak pada waktu kegiatan bermain warna dengan blender ajaib. Jika anak

mampu mencapai indikator yang ditentukan, bisa diartikan bahwa kreativitas anak

51
52

mengalami peningkatan, maka tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan

kreativitas anak dinyatakan berhasil. Akan tetapi jika anak belum mampu mencapai

indikator yang diharapkan, dan kreativitas belum terjadi peningkatan yang signifikan,

maka peneliti akan melanjutkan tindakan pada siklus selanjutnya.

F. Validasi dan Realibilitasi Instrumen

Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.40 Dalam

penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, yaitu suatu

teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan

yang sedang berlangsung.41 Observasi atau pengamatan dilaksanakan sesuai dengan

kebuthan yaitu sebelum ada tindakan, pada saat proses pembelajatan dan pada akhir

pembelajaran. Selain itu dalam penelitian ini juga menggunakan wawancara untuk

mengukur aspek-aspek kreativitas yang dicapai anak. Misalnya tentang apa saja hasil

karya dari kegiatan bermain warna yang dibuat anak, apakah hasil karya tersebut

merupakan hasil karya anak sendiri, bagaimana cara membuat dan sebagainya.

40
Sugiyono, Strategi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h.
15
41
Nana Sujana & Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
Algasindo, 2004), h. 220

52
53

Tabel 3.1

Lembar Observasi Kreativitas Anak

No. Nama Anak Fluency/ Flekxibility/ Originality/ Elaboration/


kelancaran Keluwesan Keaslian Keterperincian
B M B B B M B B B M B B B M B B
B B S S B B S S B B S S B B S S
H B H B H B H B

Keterangan:

BB = Belum Berkembang

MB = Masih Berkembang

BSH = Berkembang Sesuai Harapan

BSB = Berkembang Sangat Baik

Berdasarkan lembar observasi di atas, rubrik penilaian yang digunakan adalah

sebagai berikut:

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik analisis data adalah merangkum data dengan cara yang akurat dan

dapat dipertanggungjawabkan sehingga mampu memberikan makna.42 Analisis data

dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif yaitu data yang dikumpulkan

pada setiap kegiatan observasi dari setiap pelaksanaan siklus dianalisis menggunakan

42
Igak Wardhani, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 59

53
54

teknik persentase. Rumus yang digunakan untuk mencari persentase dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

P=

Keterangan:

P : Angka persentase

F : Freakuensi yang sedang dicari persentasenya

N : Jumlah frekuensi/banyaknya individu

Setiap indikator akan dihitung berapa jumlah masing-masing skor yang

diperoleh anak dalam 1 kelas di kelompok B RA Perwanida Kabupaten Buton. Untuk

penarikan kesimpulan, hasil observasi dianalisis dengan mempersentase hasil

observasi yang diperoleh. Data tersebut diinterpretasikan ke dalam 4 tingkatan yaitu:

1. Kriteria baik (BSB), yaitu antara 76% - 100%

2. Kriteria cukup (BSH), yaitu antara 56% - 75%

3. Kriteria kurang baik (`MB), yaitu antara 41% - 55%

4. Kriteria tidak baik (BB), yaitu antara 0% - 40%

Dengan mengacu kriteria di atas dalam mengukur kreativitas anak, peneliti

menggunakan kriteria yang diantaranya kriteria tinggi (jika anak mencapai 4

indikator) kriteria cukup tinggi (jika anak mencapai 3 indikator), kriteria kurang (jika

anak mencapai 2 indikator) dan kriteria rendah (jika anak hanya mencapai 1

indikator).

54
BAB II
TINJAUAN TEORETIS

D. Kreativitas Anak Usia Dini

8. Pengertian Kreativitas

Kreativitas adalah salah satu istilah yang sering banyak digunakan dalam

penelitian psikologi dimasa kini dan sering juga digunakan dengan bebas dikalangan

orang awam. Sedangakan menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI),

kreativitas diartikan sebagia kemampuan untuk menciptakan atau daya cipta.

Kreativitas juga suatu konsep yang terdapat berbagai sudut pandang. Sudut pandang

tersebut akan mempengaruhi arti kreativitas itu sendiri.

Dedi Supriadi berpendapat bahwa kreativitas merupakan ranah psikologi

yang kompleks dan multidimensional. banyak definisi tentang kreativitas, namun

tidak ada definisi pun yang dapat di terima secara universal.

Wahyudin menyebutkan kreativitas adalah daya cipta dalam arti seluas-

luasnya, yang memadukan pikiran, imajinasi, ide-ide dan perasaan-perasaan yang

memuaskan. Artinya kreativitas dimaknai dengan kemampuan seorang atau individu

yang menciptakan atau menghasilkan kreasi baru.

Sedangkan menurut Munandar mendefinisikan kreativitas adalah kemampuan

yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berfikir serta

kemampuan untuk mengolaborasikan suatu gagasan,

12
13

kreativitas merupakan salah satu kemampuan manusia yang dapat membantu

kemampuan-kemampuan lain yang dimiliki oleh seseorang.43

Hurlock menyatakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang

untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang dasarnya baru,

dan sebelum tidak dikenal pembuatanya. Kreativitas sebuah kegiatan yang berupa

imajinasi atau sintesis pmikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman akan tetapi

berupa hasil anak.44

Kreativitas mencakup pembentukan sebuah pola baru yang gabungan

informasi yang didapat oleh anak dari sebuah pengalaman baik dari sekolah maupun

diluar sekolah. Kreativitas memiliki maksud atau tujuan yang ditentukan, misalnya

anak anak sebuah karya dari daun, tujuan kita adalah mengenalkan macam-macam

bentuk daun.

Murdin menyatakan kreativitas dapat melalui kegiatan bermain, dengan cara

bermain kreativitas anak dapat berkembangan dengan baik karen anak dapat

menggunakan imajinasinya dan pemikiranya tanpa dipaksa oleh guru maupun orang

tua. Kreativitas bukan hanya membina anak-anak menjadi seniman, melainan untuk

mendidik anak menjadi kreatif. Perkembangan tivitas anak akan berbeda-beda, anak

akan berkreativitas sesuai dengan miliki minat dan potensi yang miliki dirinya.45

43
Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini Konsep Dan Teori, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2017), h. 71-72
44
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 4
45
Murdi, Belajar Dan Pembelajaran PAUD, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,
2015), h. 13

13
14

James J. Gallagher dalam Yeni Racmawaty berpendapat bahwa kreativitas

alah suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan dan produk baru,

atau mengkombinasikan antara keduanya yang akhirnya akan melekat pada dirinya.

Semetara itu Supriadi mengungkapkan bahwa “Kreativitas merupakan kemampuan

seorang anak untuk melahirkan sesuatu yang yang baru, baik gagasan maupun karya

nyata yang relatif bebeda dengan apa yang telah ada, dan merupakan kemampuan

berfikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadi eskalasi dalam kemampuan

berfikir yang ditandai oleh sukses, diskontinuitas, diferensasi, integrasi antar setiap

tahapan perkekambangan”.46

Dari beberapa definisi oleh para ahli dia atas dapat disimpulkan bahwa

kreativitas merupakan suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu baru yang

berbeda dari sebelumnya, baik gagasan maupun karya nyata yang dengan

menggabung-gabungkan usnsur-usnsur yang sudah ada sebelumnya. Seorang dapat

menghasilkan sesuatu yang baru sesuai dengan imajinasi yang dapat berupa ide-ide,

perbuatan, tingkah laku, karya seni dan lainya, dimana sebuah penemuan ini

diberoleh dengan pengalaman yang baik dilingkungan sekolah, keluarga maupun di

masyarakat. oleh karena itu kreativitas kemampuan seseorang untuk menghasilkan

suatu yang baru sesuai imajinasinya atau khayalannya maka potensi yang dimiliki

anak perlu dikembangkan sejak usia dini.

46
Yeni Rachmawati, Strategi Perkembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-
Kanak, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 13

14
15

9. Ciri-Ciri Kreativitas Anak

Kreativitas dapat terwujud dalam segi kehidupan, tidak tergantuk pada

usianya, jenis kelamin, keadaan, sosial ekonomi atau tingkat pendidikan. Martini

Jamaris berpendapat bahwa kreativitas dapat dipahami melalui batsan-batasan

sebagai berikut:

d. Kreativirtas pada esensinya merupakan bentuk pemecahan masalah (I) istimewa

yang melibatkan persolaan yang memerlukan pemecahan yang luar biasa.

e. Dalam upaya memahami kreativitas pada anak dan remaja, pusat perhatian yang

harus diletakan pada proses, yaitu proses melahirkan dan mengembangkan

gagasan orisinal yang merupakan dasar bagi potensi kreativitas.

f. Kreativitas dapat mewujudkan dalam semua segi kehidupan, termasuk bidang

musik, seni rupa, tulisan, sains, ilmu sosial, dan bidang ilmu lainnya.47

Sementara menurut Dedi Supriayadi menjelaskan ciri-ciri kreativitas yaitu:

5) Kelancaram ( fluency), yaitu kempuan untuk menghasilakan gagasan.

6) Keluwesan (flexible), yaitu kemampuan untuk bermacam-macam pemecahan

atau pendekatan terhadap masalah.

7) Keasli1an (originality) untuk mencetuskan gagasan dengan cara yang asli dan

tidak fase.

8) Perumusan kembali (redefinition) meninjau persoalan berdasarkan perspeksitif

yang berbeda dengan apa yang sudah diketahui.48


47
Martini Jamaris, Perkembangan Dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak,
(Jakarta: Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini UNJ, 2003), h. 54
48
Dedi Supriyadi, Kreativitas, Kebudayaan Dan Perkembangan IPTEK, (Bandung: Alfabeta,
2006), h. 17

15
16

Selanjutnya menurut Utami Munandar bahwa ciri-ciri kraetivitas sebagai

berikut:49

m) Dorongan ingin tahu besar.

n) Sering mengajukan pertanyaan yang baik.

o) Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah.

p) Bebas dalam menyatakan pendapat.

q) Mempunyai rasa keindahan.

r) Menonjolnya dalam suatu bidang seni.

s) Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkan, serta tidak mudah

terpengaruh oleh orang lain.

t) Rasa humor tinggi.

u) Daya imajinasi tinggi.

v) Dapat berkesa sendiri.

w) Senang mencoba hal-hal baru.

x) Kemampuan mengembangankan atau memerinci suatu gagasan

Guilford menyatakan bahwa ciri-ciri kreativitas yang terkait dengan

keberbakatan, meliputi:

7. Kepekaan terhadap masalah.

8. Kelancaran dalam berfikir (kelancaran dalam perkataan, berekspresi,

bersosialisasi, dan kelancaran dalam memperoleh gagasan).

9. Kemampuan mengelaborasi.

49
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, h. 78

16
17

10. Kemampuan mendefinisikan kembali.

11. Orisinalitas.

12. Fleksibelitas dalam berfikir50

Dari semua definisi ciri-ciri kreativitas diatas dapat dipahami bahwa

kepribadian seorang yang kreatif sangat beragam. Dimana semua orang yang kreatif

memiliki kepribadian dirinya yang positif dan negatif. Oleh karena itu peneliti

memakai beberapa ciri-ciri kreativitas yaitu, memiliki inisiatif, memiliki ketekunan

yang sangat tinggi, berani menyatakan pendapat sangat percaya diri.

Dimana milih ciri-ciri tersebut mengenai mudahnya melihat sebuah ciri

kreativitas pada saat melakukan sebuah kegiatan dan ciri yang biasa ditemukan

dalam diri seseorang. Oleh karena itu sangat berperan penting kehadiran guru

sebagai pendidik yang turut membantu perserta didiknya dalam mengimbangi

perkembangan dan pertumbuhannya.

10. Pentingnya Perkembangan Kreativitas Anak Usia Dini

c. Peran keluarga dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini

Keluarga yang baik sekurang-kurangnya mempunyai tiga ciri-ciri: pratama,

dalam keluarga memberikan suasana emosional yang baik terhadap anak, seperti,

disayangi, aman dan dilindungi. Kedua, dasar-dasar pendidikan, dapat berkenaan

dengan suatu kewajiban dan tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anaknya

serta juga dari pendidikan yang diberikan kepada anak. Tiga, berkerja sama dengan

50
Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini Konsep Dan teori, h, 75-77

17
18

pusat pendidikan tepat orang tua mengamatkan pendidikan anaknya. Dalam hal ini

orang tua dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

11. Mendorong dan menujang setiap kegiatan yang di minat oleh anak.

12. Menjalani hubungan yang baik dengan anak.

13. Mendorong setiap kemandirian anak dalam berkierja.

14. Memberikan pujian dalam setiap karya anak.

15. Memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir ,berhayal, dan merenung.

16. Merangsang daya pikiran anak dengan mengajak berdikusi tentang sebuah hal

yang mampu di pikirkan anak.

17. Memberikan kesempatan kepada anak untuk menentukan atau mengambil

keputusan.

18. Membantu anak yang menemukan kesulitan dalam memberikan penjelasan

yang dapat diterima oleh anak.

19. Memberikan fasilitas yang sangat cukup bagi anak untuk bereksperimen dan

bereksporasi.

20. Memberikan contoh dalam membuat sebuah karya kreatif .

Sikap orang tua yang tidak mendukung perkembangan kreativitas anak

sebagai berikut:

i) Orang tua menanyakan kepada anak :’kenapa begini..? Kenapa begitu…?

j) Selalu memberikan penekanan mengenai sikap : tidak boleh begini, dan tidak boleh

begitu.

k) Selalu mencela karya anak.

18
19

l) Melarang anak bermain kotor-kotoran.

m) Anak tidak diberikan kebebasan untuk memilih sesuatu dan menentukan pilihan yang di

minatinya.

n) Orang tua tidak sabar dengan sikap anak.

o) Orang tua tidak menyayangi anak dengan sepenuh hatinya.

p) Tidak memberikan bantuan kepada anak dalam kesulitan.

d. Peran Sekolah dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini

Dalam proses pembelajaran terhadap pendidikan anak usia dini menjadi

permasalahan yang penting di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karna itu

pembelajaran yang di laksanakan cenderung berorientasi akademik: pembelajaran lebih

menekankan terhadap pencapaian kemampuan anak dalam membaca menulis dan berhitung.

Kecenderungan tersebut dapat di sebabkan dengan pemahaman yang keliru terhadap

dalam konsep pembajaran pada anak. Upaya dilakukan sekolah khususnya yang beriorentasi

pada pendidikan anak usia dini dalam mengembangkan kreativitas sebagai berikut:

3. Perbaikan kompotensi pendidik.

4. Mengadakan sumber dalam belajar memandai.

Selain itu sekolah di perlukan upaya suatu iklim belajar dapat menunjang

pendaya gunaan kreatifitas anak. guru-guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai

berikut:

e) Bersikap terbuka tehadap anak minat dan gagasan yang muncul dari siswa.

f) Memberikan waktu kesempatan yang sangat luas untuk memikirkan dan

mengembangkan gagasan anak.

19
20

g) Memberikan kesempatan kepada siswa dalam berperan serta mengambil

keputusan.

h) Bersikap positif terhadap kegagalan siswa dan bantu lah mereka agar bangkit

dalam kegagalan tersebut.51

Munandar menyatakan bahwa ada empat alasan dikembangkan kreatifitas

pada anak yaitu:

5) Dengan berkreasi anak dapat menguwujudkan dirinya danmerupakan

kebutuhan pokok manusia.

6) Kreatifitas atau berfikir kreatif merupakan kemampuan untuk menentukan cara

baru dalam memecahkan suatu masalah.

7) Secara kreatif tidak saja berguna tetapi juga memberikan kepuasan kepada

individu .hal ini menjelaskan kepada anak yang bermain atau permainan

konstru ktiflainnya mereka tanpa bosan menyusun dan membentuk kombinasi

dengan permainan sehingga sering kali terlupa terhadap hal yang lain.

8) Kreatifitas memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas dan taraf

hidupnya. Dalam kreatifitas seseorang terdorong untuk ide-ide ,penemuan-

penemuan atau teknologi baru dalam meningkatkan kesehjatraan secara luas.52

Utami Munandar menyatakan bahwa kreatfitas menunjukan ada tiga tekanan

kemampuan berkaitan dengan kemampuan untuk mengobinasikan, memecahkan

51
Ade Holis, Belajar Melalui Bermain Untuk Pengembangan Kreativitas Dan Kognitif Anak
Usia Dini, Jurnal Pendidikan Universitas Garut, Volume 09, Nomor 01, 2016, h. 23-27
52
Diana Vidya Fakhri Yani, Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini, Jurnal Pemikiran
Penelitian Pendidikan dan Sains, Volume 4, Nomor 2, Desember 2016, h. 196-197

20
21

masalah ,dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif. anak kreatif selalu

ingin memiliki minat yang luas dan menyukai kegemaran dan aktivitas yang kreatif.

Pengembangkan kreatifitas anak tidak terlepas dari dorongan anak orang tua,

guru, dan lingkungan sekitarnya .upaya membantu perkembangan serta

mengembangkan kreativitasanak, sebagai berikut:

4) Berusaha memahami pemikiran dan perasaan anak.

5) Menciptakan rasa aman kepada anak untuk mengepresikan kreativitasnya.

6) Berusah mendorong anak untuk mengungkapkan gagasan-gagasan.

Dalam uraian diatas bahwa kreativitas yang dipupuk dan dikembangkan sejak

usia dini dan penting terhadap kehidupan manusia untuk mewujudkan diri.

Pendidikan selayaknya dapat membantu anak dalam mempersiapkan serta

menyongsong kehidupan di masa depannya.

11. Pembentukan Kreativitas

Kreativitas seorang anak akan semakin tumbuh dan berkembang

dengandukungan fasilitas yang memadai dan juga kesempatan yang ada. Oleh karena

itu, orang tua dan guru harus menyadari dan memberikan fasilitas dankesempatan

yang baik untuk anak. Berikut adalah metode pengembangan kreativitas anak dengan

4 pendekatan menurut Utami Munandar:53

e. Pribadi (Person)

Kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam

interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif ialah yang mencerminkan

53
Yeni Rachmawati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak, h. 15-16

21
22

orisinalitas dari individu tersebut. Dari ungkapan pribadi yang unik ialah dapat

diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk- produk inovatif. Oleh karena itu

pendidik hendaknya dapat menghargaikeunikan pribadi dan bakat-bakat siswanya

(jangan mengharapkan semua melakukan atau menghasilkan hal-hal yang sama, atau

mempunyai minat yang sama). Guru hendaknya membantu siswa menemukan bakat-

bakatnya dan menghargainya.

f. Pendorong (Press)

Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan dari

lingkungannya, ataupun jika ada dorongan yang kuat dalam dirinya sendiri (motivasi

internal) untuk menghasilkan sesuatu.Bakat kreatif dapat berkembang dalam

lingkungan yang mendukung tetapi dapat pula terhambat dalam lingkungan yang

tidak menunjang. Didalam keluarga di sekolah, di dalam lingkungan pekerjaan

maupun di dalam masyarakat harus ada penghargaan dan dukungan terhadap sikap

dan perilaku kreatif individu atau kelompok individu.

g. Proses (Process)

Untuk mengembangkan kraetivitas, anak perlu diberikan kesempatan untuk

bersibuk diri secara kreatif. Pendidik hendaknya dapat merangsang anak untuk

melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif, dengan membantu mengusahakan sarana

dan prasarana yang diperlukan. Dalam hal ini yang penting ialah memberikan

kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif, tentu saja

dengan persyaratan tidak merugikan orang lain atau lingkungan. Pertama-tama yang

perlu ialah proses bersibuk diri secara kreatif tanpa perlu selalu atau terlalu cepat

22
23

menuntut dihasilkannya produk- produk kreatif yang bermakna. Hal itu akan datang

dengan sendirinya dalam iklim yang menunjang menerima, dan menghargai. Perlu

pula diingat kurikulu sekolah yang terlalu padat sehingga tidak ada peluang untuk

kegiatan kreatif dan jenis pekerjaan yang monoton, tidak menunjang siswa untuk

mengungkapkan dirinya secara kreatif.

h. Produk

Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang

bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya

mendorong (“press”) seesorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (kesibukan,

kegiatan) kreatif. Dengan dimilikinya bakat dan ciri-ciri pribadi kreatif, dan dengan

dorongan (internal maupun eksternal). Untuk bersibuk diri secara kreatif, maka

produk-produk kreatif yang bermakna dengan sendirinya akan timbul hendaknya

pendidik menghargai produk kreativitas anak dan mengkomunikasikannya kepada

yang lain, misalnya dengan mempertunjukkan atau memamerkan hasil karya anak.

Ini akan lebih menggugah minat anak untuk berkreasi.

Berdasarkan kesimpulan metode pengembangan kreativitas dapat diketahui

aspek kreativitas dalam meningkat dengan 4 faktor yang meliput pribadi, dorongan,

proses, dan produk. Pertama yang berpengaruh yaitu kepribadian atau anak. setelah

anak harus mempunyai sebuah dorongan untuk berkembang. Dorongan anak

merupakan dorongan dari anak itu sendiri maupun dari luar.

Ketika anak dapat mendorong atau minat untuk berkreasi akan terjadi proses

yaitu akan berfikir dan menggunakan berkreasi disitu akan terjadinya proses yaitu

23
24

anak dapat berfikir dan menggunakan waktu dan kesempatan dengan baik. Untuk

mengelolah sesuatu anak, berfikir, menemukan id, atau menggabungkan pengelaman

terlebih dahulu. Setelah proses itu terjadi makan dihasil suatu produk. Produk

kreativitas anak tidak hanya berupa benda, melaikan berupa pikiran, tulisan, sastra,

maupun pemecahan masalah.54

12. Makna dari Pengembangan Kreativitas

Kreativitas merupakan salah satu potensi yang dimiliki anak, potensi kreatif

anak perlu dipupuk agar terus berkembang dan berguna bagi kehidupan anak

selanjutnya. Pengembangan kreativitas anak di PAUD bertujuan untuk:

f. Mengenalkan cara mengekspresikan diri melalui hasil karya dengan mengunakan

teknik-teknik yang dikuasainya.

g. Mengenalkan cara dalam menemukan alternative pemecahan masalah.

h. Membuat anak memiliki sikap keterbukaan terhadap berbagai pengalaman

dengan tingkat kelenturan dan toleransi yang tinggi terhadap ketidakpastian.

i. Membuat anak memiliki kepuasan diri terhadap apa yang dilakukannya dan

menghargai hasil karya orang lain.

j. Membuat anak kreatif, yakni: 1) lancar mengemukakan gagasan, 2) lentur dalam

menemukan pemecahan masalah, 3) Orisinil dalam pemikiran, 4) mampu

mengelaborasi gagasan, ulet, sabar dan gigih dalam menghadapi rintangan/situasi

tertentu.

54
Utami Munandar, Perkembangan Kreativitas Anak Berbakat, h. 46

24
25

13. Faktor Pendukung dan Penghambat Kreativitas

c. Faktor Pendukung Kreativitas

Kreativitas merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang dikembangkan.

Dalam mengembangkan kreativitas tersebut, terdapat faktor-faktor yang dapat

mendukung upaya menumbuhkembangkan kreativitas. Faktor-fakto yang

mendukung atau mendorong munculnya kreativitas tersebut adalah lingkungan

keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat.

Namun yang tidak kalah pentingnya adalah adanya kebebasan dan keamanan

psikologi dalam diri anak untuk mengembangkan kondisi bagi perkembangan

kreativitas. Berikut ini akan dijelaskan pendapat para ahli mengenai faktor-faktor apa

saja yang dapat mendorong peningkatan kreativitas.

Menurut Mayang Sari bentuk-bentuk peran lingkungan dalam

mengembangkan kreativitas anak sebagai berikut:

7) Menghargai pendapat anak dan mendorong untuk mengungkapkannya.

8) Memberikan waktu kepada anak untuk berpikir, merenung dan berkhayal.

9) Mempebolehksn snsk mengsmbil keputusan sendiri. Dengan mengambil

keputusannya sendiri maka anak akan bertanggung jawab untuk mengambil

keputusannya sendiri.

10) Mendorong keingin tahuan anak untuk memehami banyak hal. Orang tua atau

guru memfasilitasi keingintahuan anak dengan memberikan informasi yang

baik.

25
26

11) Meyakinkan anak bahwa orang tua guru menghargai apa yang ingin dilakukan

anak dan hasil akhirnya.

12) Menunjang dan mendorong kegiatan kreatif anak. artinya orang tua dan guru

memberikan fasilitas dan mendukung, membimbing anak dalam

eksperimentasinya, atau mengasuh bakat anak dengan berbagai kegitan

positif.55

Hurlock mengemukakan beberapa faktor pendorong yang dapat

meningkatkan kreativitas, yaitu:

5) Waktu, anak kreatif membutuhkan waktu untuk menuangkan ide/gagasan atau

konsep-konsep dan mencobanya dalam bentuk baru atau original. Anak-anak

TK jika sudah mencoba sesuatu mereka tidak mau atau sulit untuk pindah pada

kegiatan yang lain.

6) Kesempatan menyendiri, anak membutuhkan waktu dan kesempatan

menyendiri untuk mengembangkan imajinasinya. Adakalanya anak tidak mau

membaur dengan teman-temannya karena sedang melakukan sesuatu yang

menarik perhatiannya.

7) Dorongan, terlepas seberapa jauh hasil belajar anak memenuhi standar orang

dewasa, mereka memerlukan dorongan atau motivasi untuk kreatif, bebas dari

ejekan. Anak kreatif biasanya dianggap tidak sama dengan teman lain dan

mungkin berbuat sesuatu yang aneh menurut orang dewasa dan membuat

orangtua khawatir.

55
Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini Konsep Dan Teori, h. 87-88

26
27

8) Sarana, untuk merangsang dorongan eksperimen dan eksplorasi perlu

disediakan sarana bermain. Kondisi yang dapat diciptakan untuk meningkatkan

kreativitas anak antara lain dengan menyediakan waktu, memberi kesempatan

anak untuk menyendiri, pemberian dorongan atau motivasi serta penyediaan

sarana.56

Beberapa penelitian menujukan bahwa seorang anak yang mendapat

rangsangan (dengan melihat, mendengar, dan bergerak akan lebih berpeluang lebih

cerdas dibidang dengan sebaliknya. Salah satu bentuk rangsangan yang sangat

penting adalah kasih sayang. Dengan kasih sayang anak akan memiliki kemampuan

untuk menyakut berbagai pengalaman emosional dan mengolahnya dengan baik.

Kreativitas sangat berkaitan dengan kepribadian. Hal itu artinya seorang anak harus

memiliki rasa aman dan kepercayaan diriyang tinggi.57

d. Faktor Penghambat Kreativitas

Dalam mengembangkan kreativitas, seseorang dapat mengalami berbagai

hambatan, kendala atau rintangan yang dapat merusak dan bahkan dapat

mematikan kreativitasnya.

Imam Musbiin menyatakan ada delapan penghambat kreativitas anak

diantaranya sebagai berikut:

56
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, h. 11
57
Yeni Rachmawati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak, h. 27

27
28

9) Tidak ada dorongan bereksplorasi, yakni tidak adanya rangsangan dan

kurangnya pertanyaan yang membangkitkan rasa ingin tahu anak dapat

menghambat kreativitas anak.

10) Jadwal yang terlalu ketat, karena penjadwalan kegiatan yang terlalu padat

membuat anak kehilangan salah satu unsur dalam pengembangan kreativitas

karena anak tidak dapat mengeskplorasi dengan kemampuannya.

11) Terlalu menekankan kebersamaan keluarga. Adakalanya anak membutuhkan

waktu untuk menyendiri, karena dengan kesendiriannya anak belajar

mengembangkan imajinasinya sebagai bekal untuk menumbuhkan

kreativitasnya. Mandiri untuk anak sangat diperlukan. Memberi kepercayaan

akan menjadikan anak percaya diri.

12) Tidak boleh berkhayal, karena dengan berkhayal anak belajar mengembangkan

kreativitas melalui imajinasinya. Orang tua hanya perlu mengarahkan dan

memfasilitasi anak untuk mengembangkan imajinasi mereka.

13) Orang tua konservatif, yaitu orang tua yang biasanya tidak berani menyimpang

dari pola sosial lama. Orang tua model ini biasanya cepat khawatir dengan

proses kreativitas anak yang berada diluar garis kebiasaanya. Kondisi orang tua

yang dapat meningkatkan kreativitas anak adalah yang selalu mendorong dan

membimbing anak untuk menggunakan lingkungan rumah maupun sekolah

sebagai sarana eksperimentasi dan eksplorasi.

14) Over protektif, karena perlindungan yang berlebihan pada anak

akanmenghilangkan kesempatan mereka bereksplorasi dengan cara baru atau

28
29

berbeda. Kreativitas anak akan terhalang oleh aturan dan ketakutan orang tua

yang sebetulnya belum tentu benar dan bahkan dapat mematikan kreasi anak

untuk bereskplorasi.

15) Disiplin otoriter, karena disiplin otoriter mengarah pada anak tidak boleh

menyimpang dari perilaku yang digariskan orang tua. Akibatnya, kreativitas

anak menjadi terhalang oleh aturan-aturan yang belum tentu benar.

16) Penyediaan alat permainan yang terstuktur. Alat permainan yang terlalu

terstuktur menghilangkan kesempatan anak melakukan bermain.58

Dari penjelasan diatas, orang tua atau guru dapat emilih alat permainan yang

tepat untuk anak. beberapa penghambat tersebut hendaknya diperhatikan oleh orang

tua dan guru agar tidak mematikan kreativitas anak. harapanya dengan memahami

faktor penghambat perkembangan kreativitas anak para guru TK dapat

meminimalisir kesalahn dalam memberikan pelayanan pada perserta didiknya.

14. Pengertian Anak Usia Dini

Sebelum menjelaskan tentang anak usia dini terlebih dahulu tentu akan

membahas tentang anak itu sendiri. Adapun yang dimaksud dengan anak merupakan

generasi penerus bangsa dan sumber insan bagi pembangunan nasional, maka harus

diperhatikan dan dibina sedini mungkin agar menjadi yang berkualitas dan berguna

bagi bangsa.59 Sehingga kelak ketika dewasa anak benar-benar tumbuh menjadi

58
Imam Musbiin, Buku Pintar PAUD (Dalam Perspektif Islam), (Yogyakarta: Laksana,
2010), h. 34
59
Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h.
10

29
30

pribadi yang mampu diandalkan baik oleh keluarga, masyarakat, bangsa maupun

negara.

Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

sepanjang rentang pertumbuhan dan perkembangan manusia. Anak usia dini adalah

individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang

sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Anak usia dini

memiliki rentang usia yang sangat berharga disbanding usia-usia selanjutnya karena

perkembangan kecerdasannya sangat luar biasa.60

Mansyur menyatakan anak usia dini adalah kelompok anak yang berada

dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki

pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat

pertumbuhan dan perkembangannya. Anak usia dini merupakan anak yang berada

pada rentang usia 0-6 tahun atau disebut dengan usia keemasan (Golden Age), yaitu

merupakan masa yang kritis bagi anak yang apabila kebutuhan tumbuh kembangnya

tidak dipenuhi dengan baik maka akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan

dan perkembangan anak pada tahap selanjutnya.

Usia ini adalah usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter

dan kepribadian anak. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan

mendasar dalam sepanjang rentang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan

60
Mukhtar Latif Dkk, Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Prenada Media Group, 2014), h.
130

30
31

manusia. Pada masa ini khususnya usia 5-6 tahun anak mengalami masa peka,

dimana anak sensitive untuk menerima berbagai stimulus.61

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa anak usia dini adalah anak

yang berada pada rentang usia 0-6 tahun yang sedang mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang sangat pesat, bersifat unik yang menentukan dalam

pembentukan karakter dan kepribadian anak sehingga diperlukan stimulasi yang

tepat agar dapat tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Dimana anak sangat

peka mendapatkan rangsangan-rangsangan baik yang berkaitan dengan semua aspek

perkembangan kecerdasan anak melalui bermain.

E. Permainan Warna Menggunakan Media Blender Ajaib

6. Pengertian Permainan Warna

Permainan dan bermain memiliki arti dan makna tersendiri bagi anak.

Permainan mempunyai arti sebagai sarana mensosisalisasikan diri (anak) artinya

permainan digunakan sebagai sarana membawa anak kedalam masyarakat.

Permainan sebagai sarana untuk mengukur kemampuan dan potensi diri anak. Anak

akan menguasai berbagai macam benda, memahami sifat-sifatnya maupun peristiwa

yang berlangsung didalam lingkungannya.

Diana Mutiahmengungkapkan bahwa Permainan dan bermain memiliki arti

dan makna tersendiri bagi anak. Permainan mempunyai arti sebagai sarana

mensosialisasikan diri (anak) artinya permainan digunakan sebagai sarana


61
Dina Setyawayi, Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Fun Cooking Di Kelompok
B TK Puspasari Margosari, Pengasih Kulon Progo, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta,
2013), h. 7

31
32

membawaan kedalam masyarakat. Permainan sebagai sarana untuk mengukur

kemampuan dan potensi diri anak. Anak akan menguasai berbagai macam benda,

memahami sifat-sifatnya maupun peristiwa yang berlangsung di dalam

lingkungannya. Warna antara lain mencampur dua warna primer menjadi warna baru

(merah +kuning= oranye, merah+biru=ungu, kuning+biru=hijau) dan mewarna

dengan cara cetak lipatan menggunakan cat air, caranya yaitu melipat kertas menjadi

dua, kemudian mencampurkan warna cat air yang disukai, dilanjutkan dengan

membuat satu lipatan diberi cat air, dan yang terakhir melipat kertas sambil ditekan,

kemudian buka lipatannya.62

Albert H. Munsell menyatakan bahwa berpendapat warna merupakan elemen

penting dalam semua lingkup disiplin seni rupa, bahkan secara umum warna

merupakan bagian penting dari segala aspek kehidupan manusia. Menurut Haidar

warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna

(berwarna putih). Sedangkan Amminudin mengungkapkan bahwa warna merupakan

rupa yang terbuat dari pigmen (zat warna).

Pendapat serupa diungkapkan oleh Sanyoto warna merupakan pantulan

cahaya dari sesuatu yang tampak yang disebut pigmen atau warna bahan yang

lazimnya terdapat pada benda- benda misalnya adalah cat, rambut, daun dan lain-

lain.

62
Aisyah, Permainan Warna Berpengaruh Pada Kreativitas Anak, Jurnal Obsesi Program
Studi PG-PAUD Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Volume 11, Nomor 2, 2017, h. 118-123

32
33

Sir Isaac Newton mengemukakan bahwa ia melakukan percobaan dan

menyimpulkan, apabila dilakukan pemecahan warna spektrum dari sinar matahari,

akan ditemukan warna-warna yang beraneka ragam yang terdiri dari mearh, jingga,

kuning, hijau, bsiru dan ungu. Warna-warna tersebut dapat kita lihat pada pelangi.63

Dari penjelasan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa permainan warna

merupakan suatu proses perpaduan warna yang satu dengan warna yang lainya

sehingga menghasilkan warna yang baru. Setiap orang sangat menyukai warna

terutama anak-anak karea kehadiran warna mampu menebrikan sebuah keindahan,

kesenangan dan nilah estetika, selain itu warna padap dianggap memiliki pengaruh

terhadap psikologi seseorang.

7. Pengertian Media

Media dalam hal ini dapat berupa alat peraga gambar atau benda- benda lain

yang dapat mendukung proses penyampaian bermain, cerita, atau menyanyi. Pada

umumnya ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam membuat media yaitu, selalu

dalam keadaan siap, sesuai dengan usia anak, tidak terbuat dari bahan yang

berbahaya dan mudah dipahami oleh anak.64

Khadijah menyatakan bahwa media banyak dipakai dalam berbagai bidang

kehidupan manusia, terutama dalam proses pembelajaran. Media digunakan untuk

63
Dwi Nurhayati Adhani, Nina Hanifah dan Imro’atun Hasanah, Meningkatkan Kreativitas
Anak Melalui Kegiatan Bermain Warna, Jurnal PG-pAUD Universitas Trunojoyo Madura, Volume 4,
Nomor 1, 2017, h. 81
64
Mohammad Fauziddin, Pembelajaran PAUD Bermain, Ceita Dan Menyanyi Secara Islami,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 35

33
34

mempermudah penyampaian informasi, sehingga pesan yang di sampaikan pemberi

informasi dapat di terima dengan baik oleh penerima informasi.65

Ahmad Rohani mengemukakan bahwa media merupakan segala sesuatu yang

dapat ditangkap oleh indra manusia, yang berfungsi sebagai perantaa, sarana, atau

alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar). Blake dan Horalsen

mengatakan media adalah saluran komunikasi digunakan untuk menyampaikan

pesan antara pemberi pesan (sumber) dengan penerima pesan. Menurut pendapat

Sudono dapat pula dikatakan sebagai wujud yang dipakai sebagai sumber belajar

yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan Anak sehingga

mendorong terjadinya proses belajar mengajar ketingkat yang lebih efektif dan

efisien.

Soeharto berpendapat bawa media adalah sumber belajar yang dikembangkan

atau dipilih secara khusus agar dapat menyalurkan pesan atau rangsangan tertentu

kepada Anak agar terjadi prosesbelajar.66

Dari pendapat para ahli di atas disimpulkan bahwa media merupakan sesuatu

yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepda penerima

sehingga dapat merangsang pikiran persaan, perhatian dan kemamuan anak

sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

65
Khadijah, Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini, (Medan: Perdana Publishing, 2016), h.
124
66
Sukatmi, Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Pencampuran Warna Dengan Media Cat
Air Pada Kelompok A TK Kartika Rungkut Surabaya, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2011),
h. 11

34
35

8. Manfaat Media

Beberapa manfaat media pembelajara bedasarkan pendapat Susilana:

e. Pemebelajaran akan lebih menarik perhatian anak sehingga dapat menumbuhkan

motivasi belajar.

f. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga lebih dapat dipahami

oleh para anak dan meningkatkan anak menguasai tujuan pembelajaran lebih

baik.

g. Metode mengajarakan lebih bervariasi sehingga anak lebih tertarik melihatnya.

h. Anak lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan

guru tetapu juga aktivitas lain seperti mengamati melalakukan mendemotrasikan.

9. Media Blender Ajaib

Blender Ajaib adalah salah satu media APE yang dapat membantu siswa

mencampur warna tanpa mengotori tangan dengan pewarna dan juga salah satu APE

yang menyenangkan karena siswa dapat menemukan warna baru dengan cara

mencampurkan warna-warna primer maupun sekunder.

10. Mengembangkan Kreativitas dengan Permainan Warna

Anak usia dini berada dimasa peka, dimana anak melalui sensitif pada saat

menerima pengalaman belajar yang diberikan oleh guru, orang tua dan orang yang

ada disekitarnya dan lingkungnya. Pada saat pemberian pengalaman belajar pada

masa peka ini merupakan masa yang sangat baik, karena dapat mengebangkan

kreativita anak. Oleh karena itu kreativitas anak harus dikembangkan sejak usia dini,

35
36

untuk meninjau dan penelitian-penelitian terhadap proses kreativitas, cara-cara

memupuk, merangsang, dan mengembangkan menjadikan sangat penting karena itu:

Pertama dengan berkreasi anak dapat mewujudkan (mengektualisasikan)

dirinya dan perwujudan/aktualisasi diri adalah kebutuhan pokok tinggat tinggi dalam

hidup manusia. Kedua kreativitas atau berfikir kreati merupakan sebagai kemampuan

untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaikan terhadap suatu

masalah. Ketiga kreativitas tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungan

tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu, kempat krativitas yang dapat

memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.

Pengembangan kreativitas anak di PAUD tidak hanya bertemu pada bidang

pengembangan kemampuan dasar saja melainkan ada pada seluruh bidang

kemampuan dasar, yaitu bahasa, kognitif, fisik, serta motorik. Dalam hal ini

penelitian yang dilakukan penulis terkait dengan bidang pengembangan kreativitas

mencakup mengekspresikan diri melalui media kreatif, seperti melukis dengan cat

atau bahan alam.67

F. Kerangka Berfikir

Pengunakan media blender ajaib sangat mudah di cari di sekitar kita dan

sangat disukai oleh anak-anak, melalui permainan warna dengan media blender ajaib

anak akan lebih senang dan mempunyai imajinasi dan kemandirian anak untuk

melakukan kegiatan. Adanya permainan warna dengan media blender ajaib akan

67
Reski Sri, Pengaruh Penggunaan Permainan Warna dengan Media alam Terhadap
Perkembangan Kreatifitas Anak Usia Dini di Paud Tunas MudaGalih Lunik Lampung Selatan. (2020)
hal. 37.

36
37

mengembangkan kreatifitas anak usia dini dan juga memberikan timbal balik kepada

guru baik orang tua untuk menciptakan hal-hal dan ide-ide yang baru.

Kreatifitas merupakan hal yang luar biasa dibalik hal yang tampak biasa.

Kreatifitas memungkinkan penemuan-penemuan yang baru di bidang ilmu teknologi,

serta dalam semua bidang usaha yang lain. Perkembangan kreatifitas sangat

berkaitan dengan empat aspek yaitu aspek keluwesan, kelancaran, keaslian,

keterperincian, dan kepekaan.68

Dalam hal ini permainan warna dengan media blender ajaib akan lebih

menarik untuk mengembangkan kreatifitas anak, karena anak akan bermain tanpa

rasa bosan sehingga tujuan dapat tercapai. Dalam menggunakan permainan warna

dengan media blender ajaib dapat membantu anak dalam memadukan warna-warna.

68

Yacha Febrieanitha Putri, Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Media
?

Play Dough, Raudhatul Athfal Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Voume 2, Nomor 2, 2018, h.
64

37
38

Tabel 2.1
Kerangka berfikir

Meningkatkan Kreatifitas Anak Melalui Permainan Warna


Menggunakan Media Blender Ajaib Di Ra Perwanida
Kementrian Agama Kab. Buton

Kreatifitas Anak Blender Ajaib

3. Bagaimanakah pelaksanaan pengembangan kreativitas anak


melalui permainan warna dengan media blender ajaib di RA
Perwanida Kementrian Agama Kabupaten Buton?
4. Apakah setelah dilaksanakan kegiatan permainan warna
dengan Media blender Ajaib meningkatkan kreatifitas anak
di RA Perwanida Kementrian Agama Kabupaten Buton?

38
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

3. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau PTK, yaitu

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,

yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. 69 PTK

sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang

dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam

melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang

dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajaran tersebut

dilakukan.70

Dalam pengertian penelitian tindakan kelas di atas dapat disimpulkan bahwa

penelitian tindakan kelas yaitu berguna untuk meningkatkan suatu pembelajaran yang

telah dilakukan dan memperbaiki kondisi pembelajaran agar mencapai hasil yang

diharapkan.

4. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RA Perwanida Kementrian Agama Kab. Buton

Tahun Ajaran 2022/2023

69
Suharsimin Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 3.
70
Masnur Muslich, Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Action Research) Pedoman
Praktis bagi Guru Profesional, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 9.

39
40

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan pendekatan deskriptif

kualittif dan deskriptif kuantitatif. Deskriptif kualitatif, yaitu seluruh data yang

terkumpul diolah secara non statistik untuk menggambarkan situasi hasil penelitian

dan deskriptif kuantitatif, yaitu dengan analisis persentase dan analisa rata-rata.71

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Adapung Populasi dalam penelitian ini adalah siswa usia 4-5 tahun di RA

Perwanida Kementrian Agama Kab. Buton.

2. Sampel

Sampel yang menjadi subjek penelitian adalah 11 Peserta didik di RA

Perwanida Kementrian Agama Kab. Buton hal ini di karenakan saat observasi ada

19 anak yang memiliki kriteria BSB.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

1. Observasi

Observasi digunakan untuk mengamati tingkat kemampuan mengenal warna

dan mencampur warna. Selain itu, observasi dilakukan untuk mengamati atau

mengambil data guna mengetahui seberapa jauh akibat dari Tindakan yang telah

diterapkan berdasarkan pada paduan yang telah dipersiapkan dalam lembar

71
Sugiyono, Strategi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2007), h. 335.
41

observasi. Kegiatan observasi melibatkan dua orang yaitu peneliti dan seorang

teman. Dalam satu kelas terdapat 11 siswa.

3. Dokumentasi

Metode pengumpulan data yang digunaka selanjutnya adalah metode

pengumpulan data dokumentasi untuk mengabadikan proses penelitian agar menjadi

bukti bahwa penilitian ini benar dilaksanakan.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini

mengacu pada model Kemmiis dan Mc. Taggart yang meliputi empat komponen

yang dilakukan dalam dua siklus dengan setiap siklusnya terdiri dari perencanaan

(planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection).72

Jika divisualisasikan dalam bentuk gambar, penelitian tindakan model Kemmis dan

Mc. Taggart.

Tindakan penelitian kelas untuk meningkatkan kreativitas anak melalui

permainan warna dengan media blender ajaib dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan dilanjutkan dengan refleksi. Setelah melalui refleksi dan

mendapatkan data mengenai kreativitas anak yang dirasakan masih belum maksimal,

maka untuk memaksimalkan peningkatkan kreativitas anak tersebut dilakukan

tindakan pada siklus selanjutnya.

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam rentang siklus yang disesuaikan

dengan tingkat keberhasilan tindakan yang dilakukan. Setiap siklus terdiri dari empat
72
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, h. 78
42

langkah seperti model penelitian tindakan yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc.

Taggart. Rencana tindakan sesuai dengan desain penelitian model Kemmis dan Mc.

Taggart dapat diuraikan sebagai berikut:

6. Perencanaan

Yakni perencanaan penelitian langkah awal sebelum melakukan penelitian,

segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian meliputi kegiatan sebagai

berikut:

e. Pembuatan Surat Izin untuk melakukan penelitian tindakan di RA Perwanida

Kementrian Agama Kab. Buton dengan tanda tangan dan stempel yang sah.

f. Guru bersama peneliti menyesuaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian

(RPPH).

g. Menyusun lembar observasi untuk keterlaksanaan bermain warna dengan media

blender ajaib, lembar observasi kreativitas anak dan angket untuk mengukur

kreativitas anak.

h. Peneliti memberikan penjelasan kepada guru mengenai bermain warna dengan

media bahan alam dan blender ajaib serta hal-hal yang perlu diperhatikan ketika

berbicara.

7. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan yang akan dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:


43

c. Guru mempersiapkan keperluan untuk bermain (blender Ajaib, tempat duduk

anak/guru dan sebagainya).

d. Guru melaksanakan kegiatan bermain warna dengan media blender ajaib

berdasarkan RPPH yang telah disusun di tahap perencanaan.

8. Observasi/Pengamatan

Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk melihat

seberapa banyak anak yang termotivasi terhadap bermain warna. Hal-hal yang

diamati dalam tahap ini berdasarkan lemba observasi untuk guru dalam kegiatan

belajar mengajar. Selain melakukan pengamatan, pada tahap ini juga melakukan

dokumentasi kegiatan bermain warna.

9. Dokumentasi

Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan dokumentasi untuk

menjadi bukti dan informasi yang dapat digunakan untuk memperkuat keputusan

observasi.

10. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah guru sudah selesai melakukan tindakan, kemudian

mendiskusikan dan melakukan wawancara bersama peneliti untuk mengevaluasi

implementasi rancangan tindakan. Hasil refleksi dari tindakan akan diajdikan

pertimbangan dalam menyusun rancangan tindakan pada siklus berikutnya.

Refleksi dalam penelitian ini mengenai bagaimana ketercapaian aspek-aspek

kreativitas anak pada waktu kegiatan bermain warna dengan blender ajaib. Jika anak

mampu mencapai indikator yang ditentukan, bisa diartikan bahwa kreativitas anak
44

mengalami peningkatan, maka tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan

kreativitas anak dinyatakan berhasil. Akan tetapi jika anak belum mampu mencapai

indikator yang diharapkan, dan kreativitas belum terjadi peningkatan yang signifikan,

maka peneliti akan melanjutkan tindakan pada siklus selanjutnya.

I. Validasi dan Realibilitasi Instrumen

Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.73 Dalam

penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, yaitu suatu

teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan

yang sedang berlangsung.74 Observasi atau pengamatan dilaksanakan sesuai dengan

kebuthan yaitu sebelum ada tindakan, pada saat proses pembelajatan dan pada akhir

pembelajaran. Selain itu dalam penelitian ini juga menggunakan wawancara untuk

mengukur aspek-aspek kreativitas yang dicapai anak. Misalnya tentang apa saja hasil

karya dari kegiatan bermain warna yang dibuat anak, apakah hasil karya tersebut

merupakan hasil karya anak sendiri, bagaimana cara membuat dan sebagainya.

73
Sugiyono, Strategi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h.
15
74
Nana Sujana & Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
Algasindo, 2004), h. 220
45

Tabel 3.1

Lembar Observasi Kreativitas Anak

No. Nama Anak Fluency/ Flekxibility/ Originality/ Elaboration/


kelancaran Keluwesan Keaslian Keterperincian
B M B B B M B B B M B B B M B B
B B S S B B S S B B S S B B S S
H B H B H B H B

Keterangan:

BB = Belum Berkembang

MB = Masih Berkembang

BSH = Berkembang Sesuai Harapan

BSB = Berkembang Sangat Baik

Berdasarkan lembar observasi di atas, rubrik penilaian yang digunakan adalah

sebagai berikut:

J. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik analisis data adalah merangkum data dengan cara yang akurat dan

dapat dipertanggungjawabkan sehingga mampu memberikan makna.75 Analisis data

dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif yaitu data yang dikumpulkan

pada setiap kegiatan observasi dari setiap pelaksanaan siklus dianalisis menggunakan

75
Igak Wardhani, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 59
46

teknik persentase. Rumus yang digunakan untuk mencari persentase dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

P=

Keterangan:

P : Angka persentase

F : Freakuensi yang sedang dicari persentasenya

N : Jumlah frekuensi/banyaknya individu

Setiap indikator akan dihitung berapa jumlah masing-masing skor yang

diperoleh anak dalam 1 kelas di kelompok B RA Perwanida Kabupaten Buton. Untuk

penarikan kesimpulan, hasil observasi dianalisis dengan mempersentase hasil

observasi yang diperoleh. Data tersebut diinterpretasikan ke dalam 4 tingkatan yaitu:

5. Kriteria baik (BSB), yaitu antara 76% - 100%

6. Kriteria cukup (BSH), yaitu antara 56% - 75%

7. Kriteria kurang baik (`MB), yaitu antara 41% - 55%

8. Kriteria tidak baik (BB), yaitu antara 0% - 40%

Dengan mengacu kriteria di atas dalam mengukur kreativitas anak, peneliti

menggunakan kriteria yang diantaranya kriteria tinggi (jika anak mencapai 4

indikator) kriteria cukup tinggi (jika anak mencapai 3 indikator), kriteria kurang (jika

anak mencapai 2 indikator) dan kriteria rendah (jika anak hanya mencapai 1

indikator).

Anda mungkin juga menyukai