Anda di halaman 1dari 17

GEOMETRI TERURUT

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

SISTEM GEOMEETRI

Dosen Pembimbing:

HERI SANTOSO, M. Pd.

Disusun Oleh:

1. Titin Lathifatun N (12311487)

2. Feni Anggreani (12311534)

3. Nur Qomariyah (13311650)

4. Ahmad Hanafi (12311527)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM

LAMONGAN

2016
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Karena berkat
ridhonya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan semaksimal mungkin. Dan
tidak lupa disampaikan Sholawat dan salam kepada Baginda Nabi Besar
Muhammad SAW yang kelak syafaatnya kita harapkan di Yaumil akhir.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas perkuliaan mata
kuliah Sistem Geometri dengan judul ”Geometri Terurut”.
Namun penulis menyadari, bahwa dalam makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca sebagai pembangun dalam penyempurnaan makalah ini.
Semoga penulisan makalah ini mendapat kebaikan dari Allah SWT.
Sekaligus dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Lamongan , 22 Pebruari 2016

Penulis
PENDAHULUAN
A. Sejarah Geometri Terurut
Euclides telah mengumpulkan materinya dari beberapa sumber, maka
tidak mengherankan bahwa geometri Euclides dapat diambil sarinya berupa
dua geometri yang berlainan dalam dasar logikanya, pengertian pangkalnya
dan aksiomanya. Kedua geometri itu adalah Geometri Affine dan Geometri
Absolut atau Geometri Netral.
Pada geometri euclides didasarkan pada 5 kelompok aksioma yaitu:
I. Kelompok aksioma urutan
II. Kelompok aksioma kongruensi
III. Kelompok aksioma insindesi
IV. Kelompok aksioma kesejajaran euclides
V. Kelompok aksioma kekontunuan
Yang pertama memperkenalkan Geometri Affine adalah Leonhard Euler
dari Jerman (1707 – 1793). Dalam geometri ini, garis paralel tunggal, sesuai
Postulat Playfair, “ Melalui satu titik yang diketahui, tidak pada suatu garis
yang diketahui, hanya dapat dibuat satu garis yang paralel dengan garis itu”,
memegang peranan yang penting sekali. Karena dalam geometri ini lingkaran
tidak disebut-sebut dan sudut-sudut tidak pernah diukur, maka dapat
dikatakan, bahwa geometri ini mempunyai dasar aksioma I dan II, dari
aksioma Euclides. Aksioma III dan IV tidak berarti sama sekali.
Geometri Absolut pertama kali dikenalkan oleh J. Bolyai dari Hongaria
(1802 – 1860). Geometri ini didasarkan pada 4 aksioma pertama dari Euclides
dan melepaskan aksioma V. Dengan demikian, geometri Affine dan geometri
Absolut mempunyai dasar persekutuan yaitu pada Aksioma I dan Aksioma II.
Ada pula suatu inti dari dalil-dalil yang berlaku untuk keduanya, yaitu
pengertian Keantaraan ( Intermediacy ). Pengertian itu terkandung dalam
definisi keempat dari Eulides.
Geometri yang menjadi dasar dari geometri Affine dan geometri Absolut
ini disebut Geometi Ordered ( Geometri Terurut ), karena dalam hal ini urutan
memegang peranan penting. Geometri Terurut ini berdasarkan dua aksioma
pertama dari Euclides, tetapi penyajiannya lebih teliti. Jadi Geometi Affine
dan geometri absolut termuat dalam Geometri terurut, sedangkan Geometri
Euclides termuat dalam Geometri Affine dan Geometri absolut.

Geometri terurut ditemukan oleh Lobachevsky. Manfaat utama dari


teori ini adalah perkembangan geometri Non-Euclide yang tidak berbeda dari
Janos Bulyai. Geometri Lobachevsky menerima semua postulat geometri
euclide dengan membuang postulat kesejajarannya. Lobachevsky mengganti
postulat kesejajaran euclide dengan suatu postulat bahwa ada lebih dari
satu garis yang sejajar dengan suatu garis tertentu yang melalui suatu titik
diluar garis tersebut. Geometri lobachevsky memandang bahwa setiap segitiga
jumlah besar sudutnya kurang dari 180 derajat. perkembangan geometri non-
euclide Lobachevsky disebut geometri hiperbolik.
B. Definisi Geometri Terurut
Pada Geometri Terurut ditentukan titik-titik A, B, C..... sebagai unsur yang
tidak didefinisikan dan relasi keantaraan sebagai relasi yang tidak
didefinisikan. Relasi ini dinyatakan dengan [A B C], yang berarti B
terletak antara A dan C. Jika B tidak terletak antara A dan C, maka
dikatakan “tidak [ABC]”.
Definisi 3.1
Jika A dan B dua titik berlainan, maka segmen AB atau ruas garis AB
ialah himpunan titik P yang memenuhi [A P B]. Dikatakan titik P terletak
pada segmen AB.
Definisi 3.2
a) Interval ABialah segmen AB ditambah ujung-ujungnya yaitu A dan
B:
AB= A+ AB+ B .
b) Sinar A/B (dari A menjauhi B) ialah himpunan titik-titik P yang
memenuhi
[P A B]
c) Garis AB ialah interval ABditambah sinar-sinar A/B dan B/A.
Jadi garis AB = A/B + AB+ B/A
Akibat
a) Interval AB= interval AB
b) Garis AB = Garis BA
Bukti
Interval AB = segmen AB ditambah A dan B
= segmen AB ditambah B dan A
= segmen BA ditambah B dan A
= interval BA
Garis AB = A/B + AB + B/A (definisi 3.2)
Analog dengan garis BA = B/A + AB + A/B
Jadi, Garis AB = garis BA (terbukti).
Definisi 3.3
1. Titik-titik yang terletak pada garis yang sama disebut “Collinear”
(kolinier atau segaris).
2. Tiga titik noncollinear A, B, C menentukan suatu segitiga ABC yang
memuat tiga titik ini, yang disebut titik-titik sudut, dan tiga segmen
AB, BC, CA yang disebut sisi-sisi.

C. Aksioma dan Teorema pada Geometri Terurut


 Aksioma 3.1
Ada paling sedikit dua titik.
 Aksioma 3.2
Jika A dan B dua titik berlainan, maka ada satu titik C yang memenuhi
[ A B C ].
 Aksioma 3.3
jika [ A B C] , maka A dan C berlainan A≠ C.
 Aksioma 3.4
Jika [ A B C] maka [C B A ] tetapi tidak [B C A ]

Dari aksioma-aksioma yang telah disebutkan diatas diturunkan


teorema-teorema seperti berikut :
 Teorema 3.1
Jika [ A B C], maka tidak [ C A B ]
Bukti:
Menurut aksioma 3.4
Jika [ABC] maka [CBA]
Jika [CBA] maka ~[BAC]
Jika [ABC] maka ~[BAC]
Jika [ BAC] maka [CAB]
Jika [ABC] maka ~[CAB]

 Teorema 3.2
Jika [ A B C], maka A, B dan C berlainan atau A≠ B≠ C.
Bukti:
Andaikan B = C, maka [A B B]
Jika [A B B] maka [B B A] (aksioma 3.4)
Jika [A B B] maka tidak [B B A] (aksioma 3.4).
Kontradiksi
Jadi B ≠ C
Andaikan A = B, maka [A A C]
Jika [A A C], maka [C A A] (menurut Aksioma 3. 4)
Jika [A A C], maka tidak [C A A] (menurut Teorema 3.1)

 Teorema 3.3
Titik A maupun titik B tidak terletak pada segmen AB.
Bukti:
Andaikan A atau B terletak pada segmen AB, maka terdapat [A A B] atau
[A B B].
Pengandaian tersebut bertentangan dengan Teorema 3.2.
Jadi, A maupun B tidak terletak pada segmen AB.

 Teorema 3.4
Segmen AB = segmen BA
Bukti
Segmen AB adalah himpunan titik P sedemikian hingga [A P B]
(definisi 3.1)
Segmen AB adalah himpunan titik P sedemikian hingga [B P A] (aksioma
3.4)
Kita buktikan bahwa AB=BA ,
i) AB⊂ BA
Ambil sebarang titik P di AB.

 Aksioma 3.5
Jika C dan D titik-titik berlainan pada garis AB, maka A pada garis CD.
 Teorema 3.5
Jika C dan D titik-titik berlainan pada garis AB, maka garis AB =
garis CD.
Bukti :
Jika A, B, C dan D tidak semuanya berlainan
A. Misal B = D
Akan dibuktikan garis AB = garis BC.
Untuk membuktikan, bahwa garis AB = garis BC, kita tunjukkan, bahwa
setiap titik pada garis BC adalah juga titik pada garis AB dan sebaliknya.
garis AB = garis BC → garis AB ⊆ garis BC dan garis BC ⊆ garis AB
i) Adb garis AB ⊆ garis BC
 C pada garis AB (diketahui)
Misalkan ada titik lain yaitu X pada garis AB
Menurut Aksioma 3.5, B pada garis CX
 B pada garis CX
C pada garis CX (C ujung CX)
Menurut aksioma 3.5, X pada garis BC.
Jadi, X pada garis AB → X pada garis BC.
Kesimpulan : garis AB ⊆ garis BC
ii) Adb garis BC ⊆ garis AB
 C pada AB (premis)
B pada AB (B ujung AB)
Menurut Aksioma 3.5, A pada garis BC.
 Misalkan ada titik lain yaitu Y pada garis BC,
Y pada garis BC
A pada garis BC
Menurut Aksioma 3.5, maka B pada garis AY
 B pada garis AY
A pada garis AY (A ujung AY)
Menurut Aksioma 3.5, Y pada garis AB.
Jadi Y pada garis BC → Y pada garis AB.
Kesimpulan : garis BC ⊆ garis AB
Dari i) dan ii) terbukti bahwa garis AB = garis BC.
B. Jika D ≠ B, dan A = C
Maka dengan jalan yang sama dapat dibuktikan, bahwa garis BC = garis
CD
Sehingga dari A) dan B) diperoleh :
garis AB = garis BC = garis CD
Jadi jika A, B, C dan D semua berlainan garis AB = garis CD.
Akibat 1:
Dua titik berlainan terletak tepat pada satu garis. Dua garis berlainan
(jika ada) mempunyai paling banyak 1 titik persekutuan. Titik
persekutuan ini disebut titik potong kedua garis itu.
Akibat 2:
Tiga titik berlainan A, B dan C pada suatu garis memenuhi tepat hanya
salah satu dari relasi-relasi [A B C], [B C A], atau [C A B].

 Aksioma 3.6
Jika AB suatu garis, ada suatu titik C tidak pada garis ini.

 Teorema 3.6
Jika C tidak pada garis AB, maka A tidak pada BC, juga B tidak pada AC.
Garis-garis BC, CA dan AB berlainan.
Bukti :
Andaikan A pada garis BC
Jelas B pada garis BC dan B ujung BC.
Jadi C pada garis AB, kontradiksi dengan C tidak pada garis AB.
Kesimpulan A tidak pada garis BC.

Andaikan B pada garis AC


Jelas A pada garis AC dan A ujung AC.
Jadi A pada garis BC, kontradiksi dengan A tidak pada garis BC.
Kesimpulan B tidak pada garis AC.
 Aksioma 3.7
Jika A B C suatu segitiga, [B C D] dan [C E A], maka pada garis DE, ada
suatu titik F yang memenuhi [A F B].

 Teorema 3.7
Antara dua titik berlainan ada suatu titik lain.
Bukti
 MenurutAksioma 3.6 ada suatu titik E tidak pada AB.

A B

 Menurut Aksioma 3.2 ada suatu titik C memenuhi [A E C].

E
C

A B

 Mengingat Teorema 3.5 maka garis AC sama dengan garis AE, B tidak
terletak pada garis ini, maka ABC suatu segitiga.
E
C

A B

 Menurut Aksioma 3.2 ada suatu titik D yang memenuhi [B C D].


E
D
C

A B
 Menurut Aksioma 3.7 ada titik F antara A dan B. terbukti.
E

C
F D
A B

 Teorema 3.8
Jika ABC suatu segitiga dan [B C D] dan [C E A], maka pada garis DE ada
suatu titik F yang memenuhi [A F B ] dan [D E F].
Bukti :
Karena F terletak pada garis DE, maka ada 5 kemungkinan:
a. F =D
Jika F = D, maka [B C D] dan [A D B], jadi A, B dan C kolinear.
Kontradiksi dengan ABC suatu segitiga.
Jadi F ≠ D.
b. F=E
Jika F = E, maka [C E A] dan [A E B], jadi A, B dan C kolinear.
Kontradiksi dengan ABC suatu segitiga.
Jadi F ≠ E.
c. [E F D]
Jika [E F D], maka perhatikan gambar berikut.

Dalam segitiga D C E dengan [C E A] dan [E F D], maka:


 Menurut Aksioma 3.7 ada X di AF yang memenuhi [D X C].
 Karena AF dan CD tidak mungkin berpotongan lebih dari satu kali,
maka X = B, sehingga terdapat [D B C].
 Kontradiksi dengan ketentuan [B C D].
Jadi tidak mungkin [E F D].
d. [F D E]
Jika [F D E], maka gambarnya adalah sebagai berikut.

Dalam segitiga AFE dengan [A F B], maka:


 Menurut Aksioma 3.7 ada X di BD yang memenuhi [A X E].
 Karena BD dan AE tidak berpotongan di lebih dari satu titik, maka X
= C, sehingga terdapat [A C E].
 Kontradiksi dengan ketentuan [A E C].
Jadi tidak mungkin [F D E].
Jadi kemungkinan hanya [D E F].

 Teorema 3.9
Suatu garis tidak mungkin memotong ketiga sisi suatu segitiga (sisi berupa
segmen).

 Teorema 3.10
Jika [A B C] dan [B C D], maka [A B D]

A B C D
Gambar 5

 Teorema 3.11
Jika [A B C] dan [A B D] dan C ≠ D, maka [ B CD]
Atau [B D C], dan [A C D] atau [A D C].
a).
A B C D

b).
A B D C
Gambar 6

 Teorema 3.12
Jika [A B D] dan [A C D] dan B ≠ C, maka [ A B C] atau [A C B].
a).
A B C D

b).
A C B D
Gambar 7

 Teorema 3.13
Jika [A B C] dan [A C D], maka [B C D] dan [A B D]

A B C D
Gambar 8
Kemudian diberikan definisi berikut.
Definisi.
Jika [A B C] dan [A C D], kita tulis [ A B C D]
Urutan 4 titik ini mempunyai sifat, jika [ A B C D], maka [D C B A].
Urutan titik-titik ini dapat diperluas sebagai berikut. Seperti telah
kita ketahui sekarang titik 0 pada segmen AB membagi segmen itu dalam
dua segmen AO dan OB.

A O B
Gambar 9

Sebarang titik O pada sinar dari A membagi sinar dalam suatu segmen dan
suatu sinar, A O dan O/A.

A O
Gambar 10

Sebarang titik pada garis membagi garis dalam dua sinar berlawanan; jika
[A O B], maka sinar-sinar itu adalah O/A dan O/B.

A O B
Gambar 11
Sebarang titik pada garis membagi garis dalam dua sinar berlawanan; jika
[A O B], maka sinar-sinar itu adalah O/A dan O/B, maka sinar O/A yang
memuat titik B, kadang-kadang lebih mudah disebut sinar OB.

T1 T2 T3 Tn
Gambar 12
Untuk n > 1, maka n titik berlainan membagi garisnya dalam 2 sinar
dan n -1 segmen. Titik-titiknya dapat T1, T2, ..., Tn sedemikian hingga kedua
sinar itu T1/Tn. Dan Tn / T1. Sedang n – 1 segmen itu T1 T2 , T2 T3 ,..., Tn-1 Tn. ,
masing-masing tidak memuat titik itu. Kita katakan, bahwa titik-titik itu
dalam urutan T1 T2 ... Tn dan ditulis [T1 T2 , T2 T3 , ..., Tn ].
Syarat perlu dan cukup untuk ini ialah :
[T1 T2 T3 ] , [T2 T3 T4 ] , [T3 T4 T5 ] , ..... [Tn-2 Tn-1 Tn ].
Marilah kita perhatikan kembali aksioma VII. Perkembangan logika
yang terbaik dari suatu subjek menggunakan himpunan Aksioma yang
paling sederhana atau yang paling lemah.
Pasch memberikan pernyataan yang lebih kuat tentang Aksioma VII.
Ia menyatakan :
Jika sebuah garis dalam suatu bidang segitiga memotong satu sisi, maka ia
juga akan memotong sisi yang lain (atau melalui suatu titik sudut).

Aksioma VII yang kita pakai yaitu suatu Aksioma dari Peano, lebih
baik, karena:
a. Kata bidang tidak dipakai sama sekali.
b. Garis DE memasuki segitiga ABC dengan cara yang khusus, yaitu sebelum
memotong CA ia berasal dari titik D pada C/B.
Aksioma ini cukup kuat dan dari sudut ini dapat diturunkan teorema 14. jika
teorema 14 ini diambil sebagai Aksioma, maka dari ini tidak dapat
diturunkan Aksioma VII sebagai teorema.

 Teorema 3.14
Jika ABC suatu segitiga dan [A F B] dan [B C D] maka pada garis DF,
ada suatu titik E yang memenuhi [C E A].
Bukti :

Perhatikan gambar 13
Diambil G pada B/F dan dipandang Δ BDF dengan [F B G] dan [ B
C D]. Maka menurut Aksioma VII pada garis GC ada titik H sedemikian,
sehingga [D H F]. menurut teorema 8 [G C H]. Menurut teorema 10, karena
[A F B] dan [ F B G], maka [ A F G]. Dipandang Δ AFD dengan [A F G]
dan [ D H F]. Maka menurut Aksioma VII pada garis GH ada suatu titik K
sedemikian, sehingga [D K A], dan menurut teorema 8 [ G H K]. Karena [ G
C H] dan [ G H K], maka [ C H K] jadi ada segitiga ACK dengan [ A K D]
dan [ K H C], maka menurut Aksioma VII pada garis DH ( atau garis DF)
ada suatu titik E yang memenuhi [ C E A] terbukti.

2.3 Perbedaan Geometri Euklit dengan Geometri Terurut


Dipaparkan beberapa perbedaan antara geometri Euclid dengan Terurut:
Aspek Perbedaan Euclid Terurut
Nama Tokoh Euclid Lobachevsky
Asal Kota Mesir Rusia
Aksioma Menggunakan lima Menggunakan lima postulat
aksioma atau postulat dan mengganti postulat
kesejajaran pada euclid
dengan suatu garis
tertentuyang melalui suatu
titik diluar garis tersebut.
Pokok Pembahasan  Membahas  Membahas tentang
tentang garis. garis.
 Perpotongan  Membahas sinar dan
garis interval
 Urutan tidak  Memperhatikan
diperhatikan. urutan.
 Terdapat pokok
bahasan
mengenai
lingkaran.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.mediafire.com/view/5n35u5gmg1vdf5i/Geometri_Terurut.docx,
diakses: 22/02/2016

Moeharti, Prof. Dra. 1986. Sistem – sistem Geometri. Jakarta : Karunika


Univeristas Terbuka

Ismaliani. Rangkuman Geometri .http://ismalianibaru.wordpress.com di download


Jum’at 12 juni 2009 pukul 6.15. Kata kunci : Gometri Affine.

Budiarto, Teguh. 2010. sistem Geometri. Surabaya : Unesa University Press.

Anda mungkin juga menyukai