Anda di halaman 1dari 4

BAB II.

SISTIM STRUKTUR
A. Pendahuluan
Rencana konstruksi bangunan VILLA ini menggunakan Struktur Beton Bertulang terdiri
dari 2 lantai (Lantai Dasar dan Lantai 1). Bentuk bangunan menyerupai persegi panjang
mempunyai ukuran 25.5m x 10 m. Perhitungan Struktur dimaksudkan guna mencari
dimensi yang tepat untuk digunakan sebagai dasar Desain Perencanaan.
Perhitungan Struktur ini menggunakan Program SAP2000 V12.

B. Konsep Perencanaan Struktur

B.1. Sistem Pondasi


Jenis pondasi yang digunakan sesuai dengan data tanah dan kondisi lingkungan, hasil
penyelidikan tanah adalah tipe pondasi Telapak (footplate) beton bertulang.

B.2. Struktur Atas


Struktur atas menggunakan struktur beton bertulang, baik pada elemen Sloof.ring
balok,dan kolom.
Atap bangunan menggunakan Penutup Atap Genteng Multiroof
B.3. Dasar- dasar Perencanaan

B.3.1. Peraturan-peraturan standar yang digunakan


1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983
2. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung,
SNI 03- 1726-2002
3. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung,
SNI 03-2847-2002
4. Code/Standard/Normalisasi yang relevan.

B.3.2. Bahan (Material)


a. Beton
Beton yang digunakan adalah Beton dengan kualitas K-250 Menggunakan jenis
tulangan baja Longitudinal dengan Baja Ulir dan tulangan Transversal atau
Geser dengan BJTP 24 (polos)

b. Baja Tulangan
Baja Tulangan yang digunakan adalah baja yang memiliki mutu BJ-37 dengan
tegangan 240 Mpa dan Tegangan Leleh Minimum 400 Mpa.

Beton
Kuat Tekan beton, fc’ = 25 Mpa atau K-250
Modulus elastisitas beton, Ec 4700 √fc’ = 23500 Mpa
Poisson ratio beton, νc = 0,2
Berat
c jenis beton, λ = 2400 kg/m3
Baja Tulangan
Tulangan longitudinal, BJTD 37 (ulir) fy = 370 Mpa
Tulangan transversal/sengkang, BJTP24 (polos) fys = 240 Mpa
Poisson ratio baja, νs = 0,3
Berat
s Jenis, λ = 7850 kg/m3

Analisis Struktur Hotel


B.3.3. Beban
a. Beban Mati
Beban mati pada struktur bangunan ditentukan dengan menggunakan berat
jenis bahan bangunan dengan berdasarkan Peraturan Perencanaan
Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1983 dan unsur-unsur yang diketahui
seperti pada denah arsitektur dan struktur. Beban-beban yang diakibatkan
oleh gravitasi yang bersifat permanen dalam hal ini berat sendiri struktur.
Beban mati yang diperhitungkan langsung oleh Program SAP adalah:
Beton = 2400 kg/m3.
Baja = 7850 kg/m3.

b. Beban Hidup
Beban hidup yang diperhitungkan adalah sebagai berikut :
- Beban Hidup Untuk Lantai : 250 kg/m2
- Beban Hidup Atap : 100 kg/m2
PEMBEBANAN
Beban yang diperhitungkan adalah sebagai berikut :
1. Beban Mati (DL): yaitu akibat berat sendiri struktur, beban finishing, beban plafon dan
beban dinding
Berat sendiri komponen struktur berupa balok dan kolom dihitung secara otomatis oleh
SAP2000
Beban ceiling/plafond = 18 kg/m2
Beban M/E = 25 kg/m2
Beban finishing lantai keramik = 24 kg/m2
Beban plester 2,5cm = 3 kg/m2
Beban dinding bata ½ batu = 250 kg/m2
Berat sendiri pelat lantai (t=12 cm) = 288 kg/m2( Langsung dihitung
Oleh SAP)
Berat sendiri pelat atap (t=10 cm) = 240 kg/m2( Langsung dihitung
Oleh SAP)
2. Beban Hidup (LL)
Beban Hidup Lantai = 250 kg/m2
Beban Hidup Lantai Atap = 100 kg/m2

Beban Mati pada Plat Lantai


Beban mati yang bekerja pada plat lantai rumah meliputi:
Beban M/E = 25 kg/m2= 0,25 kN/m2
Beban spesi setebal 2.5 cm = 0,025 x 21 = 52.5 kg/m2= 0,525 kN/m2
Beban keramik setebal 1 cm = 0,01 x 24 = 24 kg/m2= 0,24 kN/m2
Beban plafon dan penggantung = 18 kg/m2= 0,18 kN/m2
Total beban mati pada plat lantai = 1,195 kN/m2

Beban Mati pada Plat Atap


Beban mati yang bekerja pada plat atap gedung meliputi

Berat waterproofing dengan aspal setebal 2 cm = 0,02 x 14 = 0,28 kN/m2


Berat plafon dan penggantung = 0,18 kN/m2
Total beban mati pada plat atap = 0,48 kN/m2

Beban Mati pada Balok

Beban mati yang bekerja pada balok meliputi


Beban dinding pasangan 1/2 batu = 3,0 x 2,50 = 7.5 kN/m2

Analisis Struktur Hotel


B.4. Idealisasi Struktur

B.4.1. Umum
a. Bangunan diidealisasikan dalam analisa sebagai rangka terbuka (open frame),
terdiri atas Sloof, Balok, Ring Balok dan kolom.
b. Dipergunakan paket program komputer yang memperhitungkan pengaruh
lantai kaku, yaitu dengan SAP2000 V12
c. Analisis struktur dilakukan dengan anggapan berlaku keadaan elastis saja.
d. Plat lantai dianggap sebagai diafragma sangat kaku pada bidangnya

B.4.2. Beban-beban Vertikal


a. Beban hidup dapat direduksi sesuai peraturan sebelum dikombinasikan dengan
beban mati penuh.
b. Reduksi beban hidup untuk mencari beban gempa juga dilakukan sesuai
peraturan.

B.5. Perhitungan Struktur Bangunan

B.5.1. Umum
Analisa pengaruh beban vertikal ditinjau dalam model struktur tiga dimensi.

B.5.2 Analisa Beban Vertikal


a. Beban terbagi merata pada tiap lantai sesuai dengan ketentuan yang diuraikan
diatas.
b. Beban terbagi merata ini didistribusikan ke balok-balok,sedangkan beban yang
langsung bekerja pada balok diterima langsung oleh balok.

B.5.3 Analisis Penulangan Struktur Bangunan


Penulangan unsur-unsur utama struktur bangunan seperti balok dan kolom
mempergunakan prinsip daktilitas terbatas, sesuai dengan Tata Cara Perencanaan
Struktur Beton Bertulang SNI-2002.

C. Perencanaan Struktur Utama

C.1. Perletakan
Struktur utama gedung ini didukung oleh pondasi sebagai struktur jepit. Titik-titik jepit
tersebut terletak disetiap kaki kolom dianggap terjepit Penuh.

C.2. Model Struktur

C.2.1. Asumsi
Struktur utama dihitung sebagai “open frame” tiga dimensi dengan bantuan
program SAP2000. Struktur “open frame” ini ditumpu dengan perletakan jepit..

C.2.2 Analisis Struktur


Data masukan yang diperlukan untuk program SAP2000 dan spread sheet Ms. Excell
adalah properties penampang, material dan geometri dari struktur.
Kondisi-kondisi pembebanan juga diperlukan sebagai data masukan.
Seluruh beban-beban yang diterapkan pada struktur di bagi dalam beberapa
kondisi beban (load condition) dan pada akhir analisis kondisi beban-beban
tersebut dikombinasikan sbb:

Kombinasi 1. Combi I: 1,4 DL


Analisis Struktur Hotel
Kombinasi 2. Combi 2: 1.2 DL+1,6LL
Kombinasi 3. Combi 2: 1.2 DL+1LL + 1E
Keterangan:
DL = Dead Load (Beban Mati)
LL = Live Load (Beban Hidup)
E = Earhquake ( Beban Gempa)
C.2.3 Penulangan

C.2.3.1 Balok, Balok Ring dan Sloof


Penulangan lentur balok dihitung secara manual berdasarkan hasil/
output program SAP2000. Gaya geser dari balok dengan daktilitas
terbatas .
C.2.3.2 Kolom
Penulangan longitudinal dan geser dari kolom juga dilakukan dengan
bantuan program Ms. Excell dari Ms. Excell adalah jumlah luas tulangan
untuk kolom yang dibutuhkan. Perhitungan tulangan untuk kolom ini juga
didasarkan pada teori daktilitas terbatas. Momen lentur yang digunakan
untuk mencari jumlah tulangan.

D. Pondasi

D.1. Tipe Pondasi


Sesuai dengan data-data tanah, kondisi lingkungan dan engineering judgement, tipe
pondasi yang dipilih untuk struktur utama adalah pondasi Telapak (footplate) biasa.

Analisis Struktur Hotel

Anda mungkin juga menyukai