MIKROBIOLOGI
“SEL EUKARIOTIK YANG MIKROSKOPIS”
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2:
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan Rahmat serta Hidayah-nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusnan makalah yang berjudul “Sel eukariotik yang
mikroskopis”
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan-kekurangan yang harus disempurnakan baik itu dalam sistematika
penulisan dan isi makalah, mengingat kemampuan penulis yang masih rendah
serta masih dalam tahap belajar, oleh karena itu penulis berharap kepada semua
pihak atas kritik dan saran terhadap penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT membalas dengan imbalan
yang setimpal, kepada mereka yang telah memberikan bantuan, dorongan dan
arahan. Dan semoga semua ini bisa menjadi ibadah, amiin yaa robbal‘alamiin.
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam biologi sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat
hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu
melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk
mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel. Kebanyakan makhluk
hidup tersusun atas sel tunggal atau disebut organisme uniseluler, misalnya
bakteri dan amoeba. Makhluk hidup lainnya termasuk tumbuhan, hewan, dan
manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel
terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Sel-sel pada organisme
multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-masing berdiri sendiri. Sel
yang sama dikelompokkan menjadi jaringan yang membangun organ dan
kemudian sistem organ yang membentuk tubuh organisme tersebut.
Eukariotik berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti “eu =
sebenarnya” dan “karion = membran atau nucleus”. Jadi, sel eukariotik
merupakan jenis sel yang memiliki selaput atau membran untuk membungkus
materi genetik yang terkandung di dalam inti sel agar tidak tersebar. Contoh
makhluk hidup yang memiliki susunan sel eukariotik adalah ganggang
(kecuali ganggang biru), manusia, hewan, tumbuhan, dan jamur (fungi).
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup
eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap
molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Kalangan ilmuwan kerap menggunakan
istilah cendawan sebagai sinonim bagi Fungi. Kata bahasa Inggris fungus
secara langsung diadopsi dari bahasa Latin fungus (jamur), digunakan dalam
tulisan-tulisan Horatius dan Plinius. Kelompok dari semua fungi yang ada di
daerah tertentu dikenal sebagai mikobiota (kata benda jamak, tidak ada
bentuk tunggal). Awam menyebut sebagian besar anggota Fungi sebagai
jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah
penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri.
B. Maksud
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang
menjadi inti makalah ini adalah :
1. Memahami Morfologi dan anatomi sel eukariotik
2. Memahami biologi, distribusi dan pengelompokan fungi
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Morfologi dan anatomi sel eukariotik
2. Biologi, distribusi dan pengelompokan fungi
D. Manfaat
Manfaat dari makalah ini di buat diharapkan dapat memberikan manfaat
untuk:
1. Dalam bidang ilmu pendidikan, terutama pendidikan farmasi dan biologi
dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran laboratorium, terutama
pembelajaran mikrobiologi.
2. Dapat digunakan sebagai latihan dalam menyusun karya ilmiah lainnya.
3. Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
4. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang morfologi dan anatomi
sel eukariotik serta biologi dan distribusi pengelompokkan fungi.
BAB II
PEMBAHASAN
5. Plasma Membran (Terdapat pada sel hewan maupun tumbuhan serta
fungsinya yang sama)
Membrane sel merupakan bagian paling luar dari sel yang bersifat
semipermeable dan selektifpermeable yakni mengatur setiap zat yang akan
keluar dan masuk kedalam sel. Membrane sel terdiri atas fosfolipid
(orange) dan protein (biru). Pada fosfolipid sendiri disusun atas kepala
hidrofilik (suka air) dan dua ekor hidrofobik(sukar air). Selain itu protein
juga dibagi atas dua macam yakni protein integral dan protein porifer
6. Sitoplasma
Matriks atau gel zat atau cairan yang mengisi ruang sel yang
bersifat koloid yakni tidak cair maupun padat dan tersusun atas air dan
protein material. Sitoplasma adalah lokasi utama dimana proses kehidupan
terjadi.
7. Flagella dan Silia (Terdapat pada sel hewan)
Kata jamur atau fungi mungkin akan selalu kita maknai sebagai
cendawan, yaitu organisme yang pendek, seperti serbuk atau spons, tubuhnya
berwarna-warni, dan tumbuh di atas tanah seperti tumbuhan. Meskipun
cendawan adalah organisme yang umum kita sebut sebagai jamur (jamur
yang sebenarnya), dan sebagian besar jamur tersebut terlihat hidup di atas
tanah, tetapi kata fungi memiliki makna yang lebih luas. Fungi atau jamur
didefinisikan sebagai kelompok organism eukariotik, tidak berpindah tempat
(nonmotile), bersifat uniselular atau multiselular, memiliki dinding sel dari
glukan, mannan, dan kitin, tidak berklorofi l, memperoleh nutrien dengan
menyerap senyawa organik, serta berkembang biak secara seksual dan
aseksual. Di alam ada sekitar 100.000 jenis jamur yang sudah dikenal dan
lebih dari 1.000 jenis baru yang berhasil dideskripsikan oleh para ahli setiap
tahunnya. Bahkan mungkin masih ada sekitar 200.000 jenis lain yang sampai
saat ini belum ditemukan atau dideskripsikan. Sementara itu, kegiatan
manusia dalam mengeksploitasi alam berpeluang mengancam
keberlangsungan hidup organisme tersebut. Perusakan hutan hujan tropis
yang hampir terjadi setiap hari atau perusakan habitat jamur yang lain tidak
diragukan lagi berpotensi membawa jenis- jenis organisme berspora tersebut
kepada kepunahan, bahkan sebelum mereka sempat ditemukan dan dipelajari
oleh para ahli.
Jamur atau fungi memiliki beberapa sifat umum, yaitu hidup di
tempat-tempat yang lembab, sedikit asam, dan tidak begitu memerlukan
cahaya matahari. Jamur tidak berfotosintesis, sehingga hidupnya bersifat
heterotrof. Jamur hidup dari senyawa-senyawa organik yang diabsorbsi dari
organisme lain dengan menyerap senyawa organik, serta berkembang biak
secara seksual dan aseksual. Di alam ada sekitar 100.000 jenis jamur yang
sudah dikenal dan lebih dari 1.000 jenis baru yang berhasil dideskripsikan
oleh para ahli setiap tahunnya. Bahkan mungkin masih ada sekitar 200.000
jenis lain yang sampai saat ini belum ditemukan atau dideskripsikan.
Sementara itu, kegiatan manusia dalam mengeksploitasi alam berpeluang
mengancam keberlangsungan hidup organisme tersebut. Perusakan hutan
hujan tropis yang hampir terjadi setiap hari atau perusakan habitat jamur yang
lain tidak diragukan lagi berpotensi membawa jenis- jenis organisme
berspora tersebut kepada kepunahan, bahkan sebelum mereka sempat
ditemukan dan dipelajari oleh para ahli.
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu
sel, misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh
buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu.
Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa
membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-
jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang
yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi
membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel
eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa
mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan
kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa
yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh
pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan
sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami
modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari
substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
Reproduksi Jamur dapat berkembang biak dengan cara aseksual dan
seksual. Perkembangan secara aseksual dilakukan dengan pembelahan sel
(fragmentasi) dan pembentukan spora. Pembentukan spora berfungsi untuk
menyebarkan spesies dalam jumlah besar. Spora jamur dibedakan menjadi
dua, yaitu spora aseksual dan spora seksual. Spora aseksual membelah secara
mitosis dan spora seksual membelah secara meiosis. Contoh spora aseksual
adalah zoospora, endospora, dan konidia.
Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan peleburan dua sel
inti yaitu melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium
menyebabkan terjadinya Singami, yaitu penyatuan sel dari dua individu.
Singami terjadi dalam tiga tahap, yaitu plasmogami, kariogami, dan
meiosis. Pada tahap plasmogami, terjadi penyatuan dua protoplas membentuk
sel yang mengandung dua inti yang tidak menyatukan diri selama
pembelahan sel (stadium dikariot). Pada saat bersamaan, terjadi pula
pembelahan inti bersama. Setelah pembentukan benda buah, terjadilah
peleburan sel haploid (kariogami) inti zigot yang diploid.
Dari pembagian ini, spora vegetatif atau konidia adalah jenis yang
paling umum. Dalam pembentukan spora aseksual, hifa jamur menghasilkan
spora internal maupun eksternal. Fragmentasi, seperti istilah menandai,
melibatkan pecahnya miselium jamur menjadi beberapa fragmen. Setiap
bagian terfragmentasi kemudian berkembang menjadi jamur baru. Dalam
kasus tunas, sel induk menjorok ke tunas seperti struktur yang dikenakan
anak inti. Tunas ini terdiam dan kemudian tumbuh menjadi jamur baru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sel eukariotik merupakan sel penyusun dari jaringan hewan, jaringan
tumbuhan dan jaringan fungi. Setiap masing-masing sel berbeda baik
organelnya maupun struktur bentuknya, misalnya organel pada sel hewan
seperti sentrosom, lisosom dan sentriol flagella hanya terdapat pada sel
hewan dan tidak ditemukan organel tersebut pada sel tumbuhan. Dan
sebaliknya sel tumbuhan juga memiliki organel yang tidak dimiliki oleh sel
hewan yakni kloroplas, dinding sel dan vakuola.
2. Ciri-ciri dari fungi yaitu sel jamur bersifat eukariotik, jamur bersifat
heterotrof, makanan diperoleh dari lingkungannya, memiliki hifa. Jamur
dikelompokkan menjadi 6 divisio yaitu: Myxomycotina, oomycotina,
ascomycotina, basidiomycotina, dan deutromycotina. Fungi memperbanyak
diri secara vegetative dan secara generative. Fungi sangat berperan dalam
kehidupan manusia. Di dalam ekosistem jamur dan bakteri berperan
sebagai pengurai (decomposer). Beberapa jenis jamur dapat dimanfaatkan
dalam industry makanan dan minuman, disamping itu jamur ada juga yang
dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas
dengan sumber- sumber yang lebih banyak yang dapat di pertanggung
jawabkan
DAFTAR PUSTAKA
Goldsten, Philip. 2004. Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 10 Edisi 11. PT Ikrar
Mandiri Abadi. Jakarta.