Sedang asyik melihat orang bermain di taman. Aku dikagetkan oleh seorang anak kecil yang
membawa setangkai bunga dan selembar surat ditangannya. Dia memberikan kepadaku disertai
senyum manisnya.
“Ini untuk kakak!”
Aku mengambilnya, dan membalas senyum tersebut.
“Makasih ya! Tapi ini siapa yang ngasih?”
“Kakak ganteng.”
Aku terkejut mendengar ucapan adik perempuan tersebut.
“Kakaknya mana?”
“Udah pergi, ke arah sana!”
Anak itu menunjuk jalanan yang berada di seberang kami. Dan kemudian berlalu dari hadapanku.
Ku letakkan bunga di sampingku, dan perlahan aku membuka surat kecil itu. Benar yang telah ku
duga bahwa Rayhan yang menulisnya. Baru saja satu kalimat aku membacanya air mataku
langsung mengalir. Tak sanggup aku membendungnya, aku tidak mau kehilangan dia.
Di dalam surat itu tertulis bahwa dia mengucapkan terima kasih kepadaku karena telah menjadi
bagian indah dalam hidupnya, walaupun belum lama berkenalan. Dia pamit untuk pergi mencari
makam Ibu dan Ayahnya. Ternyata selama ini dia baru mengetahui bahwa dirinya adalah anak
angkat, karena kakak angkatnya tidak punya teman bermain jadi Rayhan diadopsi sejak umur 2
tahun dari panti asuhan. Dia mengatakan bahwa akan kembali lagi ke rumah orang tua angkatnya,
entah kapan itu dia pun tak tahu. Sampai dia menemukan makam dari Ayah dan Ibu kandungnya.
Tangisanku semakin menjadi setelah membaca surat tersebut. Dia telah lama menungguku di sini
untuk sekedar berpamitan. Tapi aku baru datang setelah lima belas menit dia berlalu. Maafkan aku
yang telah membuatmu menunggu! Tidak ada yang bisa kulakukan selain menunggu
kedatanganmu kembali. Anggap saja ini sebagai balasan atas keterlambatanku. Tapi aku mohon
jangan lama, aku merindukanmu Rayhan!
Aku memalingkan pandangan kepada warna jingga yang berada dilangit sore. Warnanya tidak
seperti biasanya, apakah dia merasakan apa yang sedang aku rasakan sekarang? Senja itu indah,
namun melihatnya bersamamu jauh lebih indah.
SELESAI