Anda di halaman 1dari 11

UAS MORFOLOGI BAHASA LAMPUNG

Proses Morfofonemik Dalam Bahasa Lampung

Dosen pengampu:
1. Dr. Farida Aryani, M.Pd.
2. Yinda Dwi Gustira, M.Pd.

Oleh:
Iqbal Kurniawan
2113046031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA LAMPUNG

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas penelitian ini dengan tepat waktu.

Penelitian disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran psikologi pendidikan.


Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada kita para pembaca
dan juga bagi penulis tentang makalah Proses Morfofonemik Dalam Bahasa
Lampung

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Farida Aryani, M.Pd. dan Yinda
Dwi Gustira, M.Pd. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Lampung, 23 Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3

1BAB I ................................................................................................................ 4

PENDAHULUAN ............................................................................................... 4

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 4

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 4

1.3. Tujuan Masalah ........................................................................................ 5

1.4. Manfaat Penulisan .................................................................................... 5

1.5. Ruang Lingkup ......................................................................................... 5

1.6. Teori ...................................................................................................... 5

1.7. Metodologi ............................................................................................ 5

1 BAB II ...................................................................................................... 8

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 8

2.2 Perubahan Fonem ................................................................................. 8

2.3 Penambahan Fonem .............................................................................. 9

2.4 Penghilangan Fonem............................................................................. 9

BAB III .................................................................................................................. 10

PENUTUP ............................................................................................................. 10

3.1 Simpulan ................................................................................................. 10

3.2 Saran ........................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11


BAB I
PENDAHULUAN

1.2. Latar Belakang


Salah satu bahasa daerah yang ada di Indonesia adalah bahasa Lampung.
Sebagai bahasa Ibu, bahasa ini digunakan sebagai sarana komunikasi Ulun
Lappung ‘Orang Lampung’. Di samping sebagai alat komunikasi dalam
keluarga, bahasa Lampung digunakan dalam acara adat, seperti pemberian
gelar, acara pernikahan, khitanan, dan sebagainya. Bahasa Lampung memiliki
dua dialek, yaitu dialek A (Api) dan dialek O (Nyow). (Sanusi, 2003: 4).
Kedua dialek tersebut memiliki perbedaan, baik dalam pengucapan, nada, atau
pun artinya sehingga sesama Ulun Lappung yang berbeda dialek agak sulit
berkomunikasi menggunakan bahasa Lampung.

Melalui penelitian, akan diketahui penguasaan afiksasi mahasiswa. Melalui


penguasaan afiksasi, dapat diketahui kemampuan mahasiswa memahami
proses morfofonemiknya. Kridalaksana (2007:183) mendefinisikan bahwa
proses morfofonemik adalah peristiwa fonologis yang terjadi karena
pertemuan morfem dengan morfem. Dalam prosesnya, morfofonemik juga
memiliki beberapa jenis perubahan fonem yang terjadi akibat pertemuan
dengan morfem.

1.3. Rumusan Masalah


Dari beberapa masalah yang ada di atas, maka kami dari tim penyusun
makalah ingin membahas beberapa hal untuk menjelaskan masalah-masalah
tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Apa yag dimaksud proses morfofonemik?
2. Apa yang dimaksud perubahan fonem?
3. Apa yang dimaksud penambahan fonem?
4. Apa yang dimaksud hilangnya fonem?
1.4. Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah penulisan yang sudah disebutkan, maka kami sebagai
tim penyusun makalah mempunyai tujuan penulisan, yaitu sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui dan memahami tentang proses morfofonemik.
2. Dapat mengetahui dan memahami perubahan fonem.
3. Dapat mengetahui dan memahami penambahan fonem.
4. Dapat mengetahui dan menjelaskan hilangnya fonem.

1.5. Manfaat Penulisan


Tujuan penelitian adalah ungkapan “mengapa” penelitian itu dilakukan.
Tujuan dari suatu penelitian dapat untuk mengidentifikasi atau
menggambarkan suatu konsep atau untuk menjelaskan atau memprediksi suatu
situasi atau solusi untuk suatu situasi yang mengindikasikan jenis studi yang
akan dilakukan. Dari latar belakang yang sudah di jelaskan diatas manfaat
yang diberikan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang proses morfofonemik.
2. pembaca dapat mengetahui dan memahami perubahan fonem.
3. pembaca dapat mengetahui dan memahami penambahan fonem.
4. pembaca dapat mengetahui dan menjelaskan hilangnya fonem.

1.6. Ruang Lingkup


Ruang Lingkup dari penulisan makalah ini adalah mencakup semua proses
Morfofonemik Dalam Bahasa Lampung

1.7. Teori
Untuk teori dari makalah yang ditulis berisi tentang pembahasan
Morfofonemik dalam Bahasa Lampung berdasarkan pakar ahli.

1.8. Metodologi
1.8.1. Jenis Penulisan
Penulisan makalah ini bersifat deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis
adalah metode atau cara kerja dalam suatu pemecahan masalah dengan cara
mendeskripsikan, menggambarkan, menjelaskan dan menganalisis situasi dan
kondisi suatu obyek permasalahan dari sudut pandang penulis berdasarkan
hasil telaah pustaka yang menunjang (studi literatur).

1.8.2. Fokus Penulisan


Obyek permasalahan adalah penulis mengidentifikasi Proses Morfofonemik
Dalam Bahasa Lampung

1.8.3. Sumber Data


Sumber data yang digunakan pada studi ini adalah sumber data sekunder. Data
sekunder dapat diperoleh dari pustaka yang menunjang seperti textbook,
jurnal, dokumentasi, data lembaga penelitian maupun data instansi terkait yang
relevan.

1.8.4. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data melalui studi literal (studi kepustakaan). Studi
kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data berupa data
sekunder yang berhubungan dengan topik dan masalah yang terkait dengan
Proses Morfofonemik

1.8.5. Analisis Data


Proses menganalisis data dilakukan setelah seluruh data terkumpul. Analisis
data dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, menelaah dan
membandingkan berbagai sumber pustaka serta menginterpretasikan hasil
analisis, sehingga dapat menjawab semua permasalahan. Tahap terakhir
adalah menarik kesimpulan dari permasalahan yang telah terjawab.

1.9. Penelitian Terdahulu yang Relevan


Untuk mendukung permasalahan terhadap bahasan, peneliti berusaha malacak
berbagai literature dan penelitian terdahulu (prior research) yang masih
relevan terhadap masalah yang menjadi obyek penelitian saat ini. Selain itu
yang menjadi syarat mutlak bahwa dalam penelitian ilmiah menolak yang
namanya plagiatisme atau mencontek secara utuh hasil karya tulisan orang
lain. Oleh karena itu, untuk memenuhi kode etik dalam penelitian ilmiah maka
sangat diperlukan eksplorasi terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang
relevan. Tujuannya adalah untuk menegaskan penelitian, posisi penelitian dan
sebagai teori pendukung guna menyusun konsep berpikir dalam penelitian.
Berdasarkan hasil eksplorasi terhadap penelitian-penelitian terdahulu, peneliti
menemukan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini.
Meskipun terdapat keterkaitan pembahasan, penelitian ini masih sangat
berbeda dengan penelitian terdahulu. Adapun beberapa penelitian terdahulu
tersebut yaitu:
1. Morfofonemik Bahasa Indonesia dan Bahasa Lampung: Kajian Kontrastif
2. Kemampuan memahami proses Morfofonemik Bahasa Lampung
Menggala siswa kelas VIII SMPN 2 Tulang Bawang Udik tahun pelajaran
2012/2013.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proses Morfofonemik


Morfofonemik sebagai proses berubahnya suatu fonem menjadi fonem lain
sesuai dengan fonem awal kata yang bersangkutan (Arifin, 2007:8). .
Ramlan (2001:83) menyatakan, morfofonemik mempelajari perubahan-
perubahan fonem yang timbul sebagai akibat pertemuan morfem dengan
morfem lain. Selanjutnya, Kridalaksana (2007:183) mendefinisikan bahwa
proses morfofonemik adalah peristiwa fonologis yang terjadi karena
pertemuan morfem dengan morfem. Selain itu, Samsuri (1980:201)
menjelaskan morfofonemik adalah studi tentang perubahan-perubahan
pada fonem-fonem yang disebabkan oleh hubungan dua morfem atau lebih
serta pemberian tanda-tandanya. Poedjosoedarmo (1979:186)
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan perubahan morfofonemik
ialah perubahan bentuk fonemis sebuah morfem yang disebabkan oleh
fonem yang ada di sekitarnya. Ramlan (2001:83) membagi perubahan
fonem dalam proses morfofonemik ini dalam tiga wujud, yaitu proses
perubahan fonem, proses penambahan fonem, dan proses hilangnya
fonem.

2.2 Perubahan Fonem


Proses perubahan fonem adalah berubahnya suatu fonem pada morfem
akibat pertemuannya dengan morfem lain. Misalnya, terjadi karena adanya
pertemuan morfem meng- dan pengdengan bentuk dasarnya. Fonem /ng/
pada kedua morfem berubah menjadi /m,n, , / hingga morfem meng-
berubah menjadi mem-, men-, meny-, dan meng-, dan morfem peng-
berubah menjadi pem-, pen-, peny-, dan peng-. Perubahan-perubahan itu
tergantung pada kondisi bentuk dasar yang mengikutinya. Realisasi dalam
bahasa Lampung:
• peN- + dengis : pendengis ( pendengar). Kanoman kec. Semaka kab.
Tanggamus Lampung.
2.3 Penambahan Fonem
Proses penambahan fonem adalah penambahan fonem pada suatu morfem
sebagai akibat pertemuan suatu morfem dengan morfem yang lain. Proses
penambahan fonem, antara lain terjadi karena adanya pertemuan morfem
meNdengan bentuk dasar yang terdiri atas dua suku kata. Fonem
tambahannya adalah /g/, sehingga meN- berubah menjadi menge-.
Realisasi dalam bahasa Lampung:
• peN- + lap : pengelap . kanoman kec. Semaka kab. Tanggamus Lampung.
• peN- + pel : pengepel. Kanoman kec. Semaka kab. Tanggamus Lampung.
• peN- + sapu : penyapu. Kanoman kec. Semaka kab. Tanggamus
Lampung.
• peN- + keni : pengeni (pemberi). Kanoman kec. Semaka kab. Tanggamus
Lampung.
• PeN- + kawil: pengawil (alat pancing). Kanoman kec. Semaka kab.
Tanggamus Lampung.

2.4 Penghilangan Fonem


Proses hilangnya fonem adalah hilangnya sebuah fonem akibat pertemuan
sebuah morfem dengan morfem lain. Hilangnya fonem /N/ pada meN- dan
peN- terjadi sebagai akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan
bentuk dasar yang berawal dengan Fonem /l, r, y, w, dan nasal/. Realisasi
dalam bahasa Lampung:
• peN- + lupa : pelupa
• peN- + tulis : penulis
• peN- + latih : pelatih
• peN- + tutokh : penutokh. Kanoman kec. Semaka kab. Tanggamus
Lampung.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Morfofonemik mempelajari perubahan-perubahan fonem yang timbul
sebagai akibat pertemuan morfem dengan morfem lain. Ramlan (2001:83)
membagi perubahan fonem dalam proses morfofonemik ini dalam tiga
wujud, yaitu proses perubahan fonem, proses penambahan fonem, dan
proses hilangnya fonem. Proses morfofonemik kali ini merealisasikan
kedalam bahasa Lampung. a. Perubahan fonem. Contohnya peN- + dengis:
pendengis (pendengar). Kanoman kec. Semaka kab. Tanggamus Lampung.
b. Penambahan fonem. Contohnya peN- + lap : pengelap . kanoman kec.
Semaka kab. Tanggamus Lampung. c. Penghilangan fonem. Contohnya
peN- + tutokh : penutokh. Kanoman kec. Semaka kab. Tanggamus
Lampung.

3.2 Saran
Penulis dan pembaca agar dapat memahami secara dendalam tentang
proses morfologi dalam bahasa Lampung, agar mengetahui bagaimana
proses perubahan fonem, penambahan fonem dan penghilangan fonem
dengan baik dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Poedjosoedarmo, Soepomo. 1979. Morfologi Bahasa Jawa. Jakarta: Pusat


Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Ramlan. 2001. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: Karyono.
Samsuri. 1980. Analisa Bahasa. Jakarta: Erlangga.
Arifin, Zainal dan Junaiyah. 2007. Morfologi: Bentuk, Makna, dan Fungsi.
Jakarta: PT Grasindo.
Kridalaksana, Harimurti. 2007. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai