Anda di halaman 1dari 25

RESUME

RPP, LKPD, Media Pembelajaran

1.1 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)


Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar
yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus.  Lingkup Rencana
Pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu
indicator atau beberapa indicator untuk satu kali pertemuan atau lebih.
RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar. Persiapan
disini dapat diartikan persiapan tertulis maupun persiapan mental, situasi emosional yang
ingin dibangun, lingkungan belajar yang produktif, termasuk meyakinkan pembelajar
untuk mau terlibat secara penuh. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan silabus
mempunyai perbedaan, meskipun dalam hal tertentu mempunyai persamaan. Silabus
memuat hal-hal yang perlu dilakukan siswa untuk menuntaskan suatu kompetensi secara
utuh, artinya di dalam suatu silabus adakalanya beberapa kompetensi yang sejalan akan
disatukan sehingga perkiraan waktunya belum tahu pasti berapa pertemuan yang akan
dilakukan. Sementara itu, rencana pelaksanaan pembelajaran adalah penggalan-
penggalan kegiatan yang perlu dilakukan oleh guru untuk setiap pertemuan. Didalamnya
harus terlihat tindakan apa yang perlu dilakukan oleh guru untuk mencapai ketuntasan
kompetensi serta tindakan selanjutnya setelah pertemuan selesai.
1.2 Tujuan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk : (1) mempermudah,
memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar mengajar; (2) dengan menyusun
rencana pembelajaran secara profesional, sistematis dan berdaya guna, maka guru akan
mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi program pembelajaran
sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana.

1.3 Fungsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Sungsi rencana pembelajaran adalah sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar ( kegiatan pembelajaran ) agar lebih terarah dan berjalan secara
efektif dan efisien. Dengan kata lain rencana pelaksanaan pembelajaran berperan sebagai
scenario proses pembelajaran. Oleh karena itu, rencana pelaksanaan pembelajaran
hendaknya bersifat luwes ( fleksibel ) dan member kemungkinan bagi guru untuk
menyesuaikan dengan respon siswa dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya.

1.4 Unsur-Unsur yang Perlu Diperhatikan dalam Penyusunan RPP


Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam RPP meliputi:
1. Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran, kelas, semester, dan
waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).
2. Kompetensi dasar dan indikator-indikator yang hendak dicapai.
3. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka
mencapai kompetensi dasar dan indikator.
4. Kegiatan pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus
dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber
belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator).
5. Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi
dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pem-belajaran sesuai
dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
6. Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan diguna-kan untuk
menilai pencapaian belajar siswa serta tindak lanjut hasil penilaian).

1.5 Prinsip-Prinsip Penyusunan RPP


RPP pada dasarnya merupakan kurikulum mikro yang menggambarkan
tujuan/kompetensi, materi/isi pembelajaran, kegiatan belajar, dan alat evaluasi yang
digunakan. Efektivitas RPP tersebut sangat dipengaruhi beberapa prinsip perencanaan
pembelajaran berikut:
1. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kondisi siswa.
2. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kurikulum yang berlaku.
3. Perencanaan pembelajaran harus memperhitungkan waktu yang tersedia
4. Perencanaan pembelajaran harus merupakan urutan kegiatan pembelajaran yang
sistematis.
5. Perencanaan pembelajaran bila perlu dilengkapi dengan lembaran kerja/tugas dan
atau lembar observasi.
6. Perencanaan pembelajaran harus bersifat fleksibel.
7. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan pada pendekatan sistem yang
mengutamakan keterpaduan antara tujuan/kompetensi, materi, kegiatan belajar dan
evaluasi.
Prinsip-prinsip tersebut harus dijadikan landasan dalam penyusunan RPP. Selain
itu, secara praktis dalam penyusunan RPP, seorang guru harus sudah menguasai
bagaimana menjabarkan kompetensi dasar menjadi indikator, bagaimana dalam
memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan kom-petensi dasar, bagaimana
memilih alternatif metode mengajar yang dianggap paling sesuai untuk mencapai
kompetensi dasar, dan bagaimana mengembangkan evaluasi proses dan hasil
belajar.

1.6 Komponen Penyusun RPP


Komponen-komponen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menurut permendiknas
Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses terdiri dari :
a. Identitas Mata Pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi : satuan pendidikan, kelas, semester,
program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
b. Standar Kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/ atau semester pada suatu mata pelajaran.
c. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi
dalam suatu pelajaran.
d. Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/ atau diobservasi
untuk menunjukan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan
penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan
dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
b. Materi Ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indicator pencapaian kompetensi.
c. Alokasi Waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar.
d. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi
dasar atau seperangkat indicator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode
pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta
karakteristik dari setiap indicator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap
indicator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.
Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai
kelas 3 SD/MI.
a. Kegiatan pembelajaran
1. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran
yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian
peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dalam
kegiatan pendahuluan, guru : (1) menyiapkan peserta didik secara psikis dan
fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; (2) mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari; (3) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar
yang akan dicapai; dan (4) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
uraian kegiatan sesuai silabus.
2. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
3. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktifitas
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,
penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
 Penilaian Hasil Belajar
Prosedur dan instrument penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan
dengan indicator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar
penilaian.
 Sumber Belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.

1.7 Langkah-langkah Penyusunan RPP


Dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dapat ditempuh langkah – langkah
sebagai berikut:
1. Mengisi kolom identitas
2. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah
ditetapkan
3. Menentukan SK, KD, dan Indikator yang akan digunakan yang terdapat pada
silabus yang telah disusun.
4. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD, dan Indikator yang
telah ditentukan (lebih rinci dari KD dan Indikator, pada saatsaat tertentu
rumusan indikator sama dengan tujuan pembelajaran, karena indikator sudah
sangat rinci sehingga tidak dapat dijabarkan lagi). Rumusan tujuan
pembelajaran tidak menimbulan penafsiran ganda.
5. Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/pembelajaran yang
terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian dari materi
pokok/pembelajaran
6. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan
7. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal,
inti, dan akhir. Langkah-langkah pembelajaran berupa rincian skenario
pembelajaran yang mencerminkan penerapan strategi pembelajaran termasuk
alokasi waktu setiap tahap. Dalam merumuskan langkah-langkah pembelajaran
juga harus mencerminkan proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
8. Menentukan alat/bahan/ sumber belajar yang digunakan.
9. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik
penskoran, dll. Tuliskan prosedur, jenis, bentuk, dan alat/instrumen yang
digunakan untuk menilai pencapaian proses dan hasil belajar siswa, serta tindak
lanjut hasil penilaian, seperti: remedial, pengayaan, atau percepatan. Sesuaikan
dengan teknik penilaian berbasis kelas, seperti: penilaian hasil karya (product),
penugasan (project), kinerja (performance), dan tes tertulis (paper & pen).
Berkaitan dengan penyusunan RPP ini, terdapat beberapa catatan yang perlu
diperhatikan oleh para guru, yaitu:
1. Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan secara
nasional untuk seluruh mata pelajaran harus dijadikan acuan utama dalam
merumuskan komponen-komponen RPP. Karena itu, rumusan standar
kompetensi dan kompetensi dasar sekalipun sudah dituliskan dalam
silabus, perlu tetap dituliskan kembali dalam RPP agar dapat terlihat
secara langsung keterkaitannya dengan komponen yang lainnya dan
menjadi titik tolak untuk menentukan materi pembelajaran, indikator
ketercapaian kompetensi, media, metoda, kegiatan pembelajaran serta
menentukan cara penilaian.
2. Penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator-indikator ketercapaian
kompetensi perlu dipahami oleh guru. Setelah itu guru harus mampu
menuliskannya dalam RPP dengan menggunakan rumusan-rumusan yang
tepat, terukur, dan operasional. Ketidakmampuan guru dalam
merumuskan indikator-indikator tersebut akan mempengaruhi pencapaian
kompetensi dasar, yang akhirnya berakibat terhadap rendahnya
kemampuan yang dimiliki siswa.
3. Dalam penentuan materi pembelajaran pada umumnya guru sering
menjadikan buku teks sebagai titik tolak dan sumber utama pembelajaran.
Hal ini akan membawa akibat bahwa seluruh proses pembelajaran akan
berada di sekitar buku teks tersebut. Dalam RPP yang dikembangkan,
sebenarnya buku teks hanya merupakan salah satu sumber. Sumber itu
tidak hanya hanya buku, namun ada buku, alat, manusia, lingkungan
maupun teknik yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Sebenarnya
dengan adanya kompetensi dasar dan indikator akan memudahkan
penentuan materi. Apabila kompetensi dasar dan indikator ada dalam
kawasan belajar kognitif, maka sifat materi yang akan disajikanpun akan
berkenaan dengan pengetahuan ataupun pemahaman. Demikian pula
halnya untuk kawasan belajar afektif maupun psikomotor. Materi
pembelajaran ini dapat diuraikan secara terinci atau cukup dengan pokok-
pokok materi saja, dan materi terinci nantinya dapat dilampirkan. Materi
pembelajaran sifatnya bermacam-macam ada yang berupa informasi,
konsep, prinsip, keterampilan dan sikap. Sifat dan materi tersebut akan
membawa implikasi terhadap metoda yang akan digunakan dan kegiatan
belajar yang harus ditempuh oleh siswa.
4. Dalam penentuan atau pemilihan kegiatan pembelajaran perlu disesuaikan
metoda mana yang paling efektif, efesien, dan relevan dengan pencapaian
kompetensi dasar dan indikator. Penentuan metode pembelajaran harus
memungkinkan terlaksananya cara belajar siswa aktif, kreatif, inovatif,
dan menyenangkan. Guru perlu memilih kegiatan-kegiatan pembelajaran
yang benar-benar efektif dan efesien dengan mempertimbangkan:
a. Karakteristik kompetensi dasar dan indikator pencapaian
kompetensi.
b. Keadaan siswa, mencakup perbedaan-perbedaan individu siswa
seperti kemampuan belajar, cara belajar, latar belakang,
pengalaman, dan kepribadiannya.
c. Jenis dan jumlah fasilitas/sumber belajar yang tersedia untuk dapat
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
d. Sifat dan karakteristik masing-masing metode yang dipilih untuk
mencapai kompetensi dasar.

2.1 LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)


LKPD didefinisikan sebagai suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas
yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas
pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik dengan mengacu
Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai (Andi Prastowo, 2012: 204). Hal ini
sesuai dengan definisi LKPD menurut Trianto (2010: 111) Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) merupakan panduan peserta didik yang digunakan untuk
melakukan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan
semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan kegiatan penyelidikan atau
pemecahan masalah sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus dicapai.
Menurut Depdiknas (2008: 13), LKPD (student worksheet) adalah
lembaranlembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik biasanya
berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas dengan
mengacu Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapainya.

Berdasarkan definisi LKPD di atas, dapat disimpulkan bahwa Lembar Kerja


Peserta Didik (LKPD) adalah lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan
oleh peserta didik dalam proses pembelajaran, berisi petunjuk atau langkah-
langkah dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan Kompetensi Dasar dan
indikator pencapaian hasil belajar yang harus dicapai.
2.2 Manfaat LKPD
Wulandari (2013: 8-9) menyatakan bahwa peran LKPD sangat besar dalam
proses pembelajaran karena dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam
belajar dan penggunaannya dalam pembelajaran dapat membantu guru untuk
mengarahkan peserta didiknya menemukan konsepkonsep melalui aktivitasnya
sendiri. Disamping itu LKPD juga dapat mengembangkan ketrampilan proses,
meningkatkan aktivitas peserta didik dan dapat mengoptimalkan hasil belajar.
Manfaat secara umum antara lain:
1. Membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran
2. Mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar mengajar
3. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang akan
dipelajari melalui kegiatan belajar mengajar.
4. Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang
dipelajari melalui 16 kegiatan belajar secara sistematis.
5. Mmelatih peserta didik untuk menemukan dan mengembangkan
keterampilan proses.
6. Mengaktifkan peserta didik dalam mengembangkan konsep.

Berdasarkan uraian pandangan mengenai manfaat LKPD tersebut, pada


penelitian ini disintesis bahwa manfaat LKPD yang akan dibuat dan
dikembangkan yaitu mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar
mengajar, membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang
konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis, dan
mengaktifkan peserta didik dalam mengembangkan konsep.

2.3 Unsur LKPD


Yunitasari (2013: 10) mengemukakan bahwa, unsur yang ada dalam LKPD
meliputi:
1) Judul
2) Petunjuk belajar
3) Indikator pembelajaran
4) Informasi pendukung
5) Langkah kerja
6) Penilaian.
Sedangkan, menurut Widyantini (2013: 3), LKPD sebagai bahan ajar memiliki
unsur yang meliputi :
1. Judul
2. Mata pelajaran
3. Semester
4. Tempat
5. Petunjuk belajar
6. Kompetensi yang akan dicapai
7. Indikator yang akan dicapai oleh peserta didik
8. Informasi pendukung
9. Alat dan bahan untuk menyelesaikan tugas,
10. Langkah kerja
11. Penilaian.
Berdasarkan uraian pandangan mengenai unsur dalam LKPD tersebut, pada
penelitian ini disintesis bahwa LKPD yang 17 akan dibuat dan dikembangkan
memuat unsur judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar, indikator, peta konsep,
alat dan bahan, langkah kerja dan tugas, dan penilaian.

2.4. Bentuk LKPD


LKPD yang akan dikembangkan memiliki beberapa macam bentuk yang dapat
digunakan sebagai acuan sifat LKPD yang akan dikembangkan. Menurut Andi
Prastowo (2012, 208-211) LKPD dikelompokkan menjadi lima macam bentuk,
yaitu:
1. LKPD yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep.
2. LKPD yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan
berbagai konsep yang telah ditemukan.
3. LKPD sebagai penuntun belajar.
4. LKPD sebagai penguatan, dan
5. LKPD sebagai petunjuk praktikum.

LKPD yang dikembangkan peneliti merupakan perpaduan dari LKPD sebagai


petunjuk praktikum saat peserta didik melakukan percobaan, LKPD yang
membantu peserta didik menemukan suatu konsep serta LKPD yang membantu
peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah
ditemukan.

2.5 Syarat LKPD


Keberadaan LKPD memberikan pengaruh yang cukup besar dalam proses
pembelajaran sehingga penyusunan LKPD harus memenuhi berbagai persyaratan.
Das Salirawati (2004: 8-9) 18 menyebutkan tiga syarat suatu LKPD dikatakan
layak, yaitu syarat didaktis, syarat konstruksi, dan syarat teknis. Syarat didaktis
berkaitan dengan terpenuhinya asas-asas pembelajaran efektif dalam suatu
LKPD. Syarat konstruksi berkaitan dengan kebahasaan. Syarat teknis berkaitan
dengan penulisan berdasarkan kaidah yang telah ditetapkan.

Hendro Darmodjo dan Jenny R.E.Kaligis (dalam Endang Widjajanti, 2008: 4-6)
menyatakan bahwa suatu LKPD dikatakan layak jika memenuhi syarat sesuai
Tabel 1.

Tabel 1. Syarat Diatik, Konstruksi, dan Teknis


No Syarat Indikator
1. Didaktik 1. Mengajak peserta didik aktif dalam proses
pembelajaran.
2. Memberi penekanan pada proses untuk
menemukan konsep.
3. Memiliki variasi stimulus melalui berbagai
media dan kegiatan peserta didik.
4. Dapat mengembangkan kemampuan
komunikasi sosial, emosional, moral, dan
estetika pada diri anak.
5. Pengalaman belajar ditentukan oleh tujuan
pengembangan pribadi.
2. Konstruksi 1. Menggunakan Bahasa yang sesuai.
2. Menggunakan struktur kalimat yang jelas.
3. Kegiatan dalam LKPD jelas.
4. Menghindari pertanyaan yang terlalu
terbuka.
5. Tidak mengacu pada buku sumber diluar
kemampuan peserta didik.
6. Menyediakan ruang yang cukup pada
LKPD sehingga peserta didik dapat
menulis atau menggambarkan sesuatu
pada LKPD.
7. Menggunakan kalimat sederhana dan
pendek.
8. Menggunakan lebih banyak ilustrasi
daripada kalimat.
9. Memiliki tujuan belajar yang jelas serta
bermanfaat.
10. Memiliki identitas untuk memudahkan
administrasinya.
3 Teknis 1. Penampilan
2. Konsistensi tulisan yang digunakan
3. Penggunaan gambar yang tepat
Menurut Badan Standar Nasional (BSNP, 2012) terdapat beberapa aspek yang
harus ada dalam pengembangan LKPD yang meliputi: aspek kelayakan isi,
aspek kebahasaan, aspek penyajian, dan aspek kegrafisan. Indikator kelayakan
pengembangan LKPD disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Indikator Kelayakan LKPD
Aspek Indikator
Kelayakan Materi yang disajikan sudah sesuai dengan
isi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Setiap kegiatan yang disajikan mempunyai
tujuan pembelajaran yang jelas
Keakuratan fakta dalam penyajian materi
Kebenaran konsep dalam penyajian materi
Keakuratan teori dalam penyajian materi
Keakuratan prosedur/metode dalam penyajian
materi
Keberadaan usur yang mampu menanamkan
nilai
Kebahasaan Keinteraktifan komunikasi
Ketepatan struktur kalimat
Keterbakuan istilah yang digunakan
Ketepatan tata bahasa sesuai dengan kaidah
Bahasa Indonesia
Ketepatan ejaan sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia
Konsistensi penulisan nama ilmiah/asing
Penyajian Kesesuaian teknik penyajian materi dengan
sintaks model pembelajaran
Keruntutan konsep
Penyertaan rujukan/sumber acuan dalam
penyajian teks, tabel, gambar, dan lampiran
Kelengkapan identitas tabel, gambar, dan
lampiran
Ketepatan penomoran dan penamaan tabel,
gambar, dan lampiran
Aspek Indikator
Kegrafikan Tipografi huruf yang digunakan memudahkan
pemahaman, membaca, dan menarik
Desain penampilan, warna, pusat pandang,
komposisi, dan ukuran unsur tata letak
harmonis dan memperjelas fungsi
Ilustrasi mampu memperjelas dan
mempermudah pemahaman

Berdasarkan syarat kelayakan LKPD di atas, pada penelitian ini syarat


kelayakan LKPD meliputi aspek didaktik atau kelayakan isi/materi, aspek
konstruksi, dan aspek teknis sesuai Tabel 3.
Tabel 3. Penilaian Kelayakan LKPD
No Komponen Aspek
1 Kesesuaian dengan Kesesuaian dengan SK dan KD
syarat didaktik atau SMP/ MTs
isi/materi Kebenaran konsep
Penyajian menuntut peserta didik
belajar aktif
Penekanan pada model Learning
Cycle 7E
Penekanan pada aspek scientific
literacy
2 Aspek konstruksi Penggunaan Bahasa yang tepat
Penggunaan kalimat yang tepat
Pertanyaan dalam LKPD
Kegiatan/percobaan dalam LKPD
LKPD menyediakan ruang untuk
peserta didik menuliskan hasil
kegiatan/percobaan
Memiliki tujuan belajar yang jelas
Mempunyai identitas peserta didik
dalam LKPD untuk memudahkan
administrasinya
3 Kesesuaian dengan Penampilan LKPD
syarat teknis Konsistensi tulisan yang
digunakan
Penggunaan gambar yang tepat

Dalam penyusunan LKPD, selain memperhatikan syarat penyusunan LKPD, yang


perlu diperhatikan yaitu langkah penyusunan LKPD.
2.6 Langkah Penyusunan LKPD
Langkah penyusunan LKPD menurut Andi Prastowo (2013: 212) sesuai
Gambar 1.

Sedangkan, menurut Slamet Suyanto, dkk (2011: 5-6), langkah-langkah


penyusunan LKPD, yaitU :
1. Melakukan analisis kurikulum dari Standar Kompetensi, Kompetensi
Dasar, indikator, dan materi pembelajaran, serta alokasi waktu
2. Menganalisis silabus dan memilih alternatif kegiatan belajar yang paling
sesuai dengan hasil analisis SK, KD, dan indikator
3. Menganalisis RPP dan menentukan langkah-langkah kegiatan belajar
4. Menyusun LKPD sesuai dengan kegiatan belajar.
3.1 Media Pembelajaran

Media secara etimologis berasal dari bahasa Latin medio atau medius yang
merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti pengantar, atau
perantara.Sedangkan dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan.Secara khusus, media dapat diartikan
sebagai alat atau sarana komunikasi yang digunakan sebagai perantara atau pengantar
pesan yang berisi informasi dari sumber ke penerima pesan.

Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi yang


digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar
dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran. Satu hal yang perlu diingat bahwa peranan media
tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Secanggih apa pun media tersebut, tidak dapat
dikatakan menunjang pembelajaran apabila keberadaannya menyimpang dari isi dan
tujuan pembelajarannya. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi (Sadiman, 1984:6).

Menurut Gerlach dan Ely (1971), media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.Sehingga guru, buku teks dan
lingkungan sekolah marupakan media.Fleming (1987: 234) menyatakan media
berfungsi untuk mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak yaitu siswa dan isi
pelajaran. Latuheru(1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan,
alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud
agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung
secara tepat guna dan berdaya guna. Berdasarkan definisi tersebut, media
pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari
materi pelajaran.Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian
siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar
siswa.Media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi
yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran menurut
Gagne dan Briggs (1975). Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape
recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar), foto, gambar,
grafik, televisi dan computer.Hainich dan kawan-kawan (1982) dalam Media
Pembelajaran (Arzhad. 2002:4) mengemukakan istilah medium sebagai perantarayang
mengantar informasi antara sumber dan penerima.Kesimpulannya, media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkanpesan dari pengirim ke
penerima. Sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatiandan minat siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat ditarik garis besar dari


pengertian media pembelajaran ialah segala bahan, alat, metode ataupun teknik yang
digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber (guru) ke penerima informasi
(siswa) selama proses pembelajaran sehingga dicapai proses pembelajaran yang lebih
bermutu.

3.2 Fungsi Media Pembelajaran


Terdapat dua fungsi utama media pembelajaran, pertama media adalah sebagai alat
bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah sebagai media sumber belajar. Kedua
fungsi utama tersebut dapat ditelaah dalam ulasan di bawah ini.
1. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Tentunya kita tahu bahwa setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran
yang bervariasi. Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat
bantu, tetapi di lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat
bantu berupa media pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud
antara lain berupa globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar
dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar dipahami oleh
siswa.Tanpa bantuan media, maka materi ajar menjadi sukar dicerna dan
dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa apabila materi
ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks. Sebagai alat bantu, media
mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan
pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran
dengan bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa
dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar
siswa dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar
yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.
2. Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sekarang Anda menelaah media sebagai sumber belajar.Sumber belajar
adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan
pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal. Sumber belajar
dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku
perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan.
Media pendidikan, sebagai salah satu sumber belajar, ikut membantu guru
dalam memudahkan tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa, serta
dapat memperkaya wawasan siswa.
Adapun mengapa media pembelajaran yang tepat dapat membawa keberhasilan belajar
dan mengajar di kelas, menurut Levie dan Lentz (1982) dalam Media Pembelajaran
(Arshad. 2002:4), itu karena media pembelajaran khususnya media visual memiliki
empat fungsi yaitu :
a. Fungsi atensi, yaitu dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa
untukberkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna
visual yangditampilkan atau menyertai teks materi dan pelajaran.
b. Fungsi afektif, yaitu dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
c. Fungsi kognitif, yaitu memperlancar tujuan untuk memahami dan
mengingatinformasi/pesan yang terkandung dalam gambar.
d. Fungsi compensations, yaitu dapat mengakomodasikan siswa yang lemah
dan lambatmenerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan
teks atau secara verbal.
Alasan-alasan mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa
yaitu: Alasan yang pertama yaitu berkenaan dengan menfaat media pengajaran itu
sendiri, antara lain:
1. Pengajaran lebih menarik perhatian siswa, sehingga menumbuhkan motivasi
belajar.
2. Bahan pengajaran lebih jelas maknanya, sehingga dapat menguasaitujuan
pembelajaran dengan baik.
3. Metode pengajaran akan bervariasi.
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan aktivitas belajar, seperti mengamati,
melakukan,mendemonstrasikan dan lain-lain. Alasan kedua yaitu sesuai dengan
taraf berpikirsiswa.Dimulai dari taraf berfikir konkret menuju abstrak, dimulai
dari yang sederhanamenuju berfikir yang kompleks.Sebab dengan adanya media
pengajaran hal-hal yangabstrak dapat dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks
dapat disederhanakan.

3.3 Jenis-Jenis Media Pembelajaran


Berdasarkan dimensinya, media pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu :
a. Media Dua Dimensi
Media dua dimensi sering disebut media grafis.Media dua dimensi adalah
media yang memiliki ukuran panjang dan lebar.Grafis sebagai media
pengajaran dapat mengkombinasikan fakta-fakta, gagasan-gagasan secara jelas
dan kuat melalui perpaduan antara ungkapan atau grafik.Kata-kata dan angka-
angka dipergunakan sebagai judul dan penjelasan kepada grafik, bagan,
diagram, poster, kartun dan komik.Sedangkan sketsa, lambing bahkan foto
digunakan untuk mengartikan fakta, pengertian dan gagasan yang pada
hakikatnya sebagai penyajian grafis. Contoh media dua dimensi(media grafis),
yaitu:
 Bagan, yaitu kombinasi antara media grafis dan gambar foto yang
dirancanguntuk memvisualisasikan secara logis dan teratur mengenai
fakta pokok atasgagasan. Fungsi bagan adalah untuk menunjukkan
hubungan, perbandingan,jumlah relative, perkembangan, proses,
klasifikasi dan organisasi.
 Diagram,yaitu suatu gambaran sederhana yang dirancang untuk
memperlihatkanhubungan timbal-balik terutama dengan garis-garis.
 Grafik, yaitu penyajian data berangka. Grafik merupakan keterpaduan
yanglebih menarik dengan sejumlah tabulasi data yang tersusun dengan
baik. Tujuandalam grafik adalah memperlihatkan perbandingan,
informasi kualitatif dengancepat serta sederhana. Beberapa macam
grafik diantaranya yaitu grafik garis,batang, lingkaran, atau piring dan
grafik.
 Poster, yaitu kombinasi visual dari rancangan yang kuat dengan makna
danpesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat
tetapicukup lama menanamkan gagasan yang berarti dalam ingatannya.
Posterberguna untuk motivasi, peringatan dan pengalaman yang kreatif.
 Kartun, yaitu penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang
orang,gagasan, atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini
masyarakat.Kegunaan kartun dalam pengajaran dapat memperjelas
rangkaian isi bahandalam satu urutan logis atau mengandung
makna.Pemilihan kartun memperhatikan hal-hal tersebut :
1. Pemakaiannya sesuai dengan tingkat pengalaman
2. Kesederhanaan
3. Lambang yang jelas
4. Penggunaan kartun yaitu: Untuk motivasi, Sebagai ilustrasi,
untukkegiatan siswa
5. Komik, yaitu suatu bentuk kartun yang mengungkapkan
karakter danmemerankan suatu cerita dalam urutan yang erat
dihubungkan dengangambar dan dirancang untuk memberi
hiburan kepada para pembaca.
b. Media Tiga Dimensi
Media tiga dimensi yaitu media yang mempunyai panjang, lebar dan isi Media
tiga dimensi yang sering dipakai adalah model dan boneka.

Dalam perkembangannya media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi.


Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran dikelompokkan
kedalam empat kelompok yaitu:
1. Media Hasil teknologi
Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi,
seperti buku dan materi visual statis terutama melalui prosespercetakan
mekanis atau photografis.Kelompok media hasil teknologi cetak antara lain:
teks, grafik, foto atau representasi fotografik.karakteristik media hasil cetak:
a. Teks dibaca secara linear
b. Menampilkan komonikasi secarasatu arah dan reseptif
c. Ditampilkan secara statis atau diam
d. Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip
pembahasan
e. Berorientasi atau berpusat pada siswa.
Pendekatan yang berorientasi pada siswa adalah pendekatan dalam
belajar yang ditekankan pada ciri-ciri dan kebutuhan siswa secara
individual.Sedang lembaga pendidikan dan para pengajar berfungsi dan
berperan sebagai penunjang saja.Sistem pendekatan yang berorientasi
pada siswa ini didesainsedemikian rupa. Sehingga siswa dapat
belajardengan sistem yang luwes yang diarahkan agar siswa dapat
membenntuk gaya belajarnya masing-masing. Dalam hal ini guru dan
lembaga berperan sebagai penunjang, fasilitator dan semangat pada
siswa yang sedang belajar.
f. Informasi dapat diatur atau ditata ulang oleh pemakai
2. Media hasil teknologi audio-visual.
Teknologi audi-visual cara menyampaikan materi dengan menggunakan
mesin-mesin mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesanpesan audio-
visual penyajian pengajaran secara audio-visual jelas bercirikan pemakaian
perangkat keras selama proses pembelajaran, seperti, mesin proyektor film,
tape rekorder, proyektor visual yang lebar. Karakteristik:
a. Bersifat linear
b. Menyajikan visual yang dinamik
c. Digunakan dengan cara yang telah ditentukan sebelumnya oleh
perancang
d. Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau abstrak
e. Dikembangkan menurut prinsip psikologis behafiorisme dan kognitif
f. Berorientasi pada guru
Pendekatan yang berorientasi pada guru atau lembaga adalah sistem
pendidikan yang konfensional dimana hampir seluruh kegiatan
pembelajaran dikendalikan penuh oleh para guru dan staf lembaga
penndidikan.Dalam sistem ini guru mengkomunikasikan
pengetahuannya kepada siswa dalam bentuk pokok bahasan dalam
beberapa macam bentuk silabus.Biasanya pembalajaran berlangsung
dan selesai dalam jangka waktu tertentu.Sedangkan metode mengajar
yang dipakai tidak beragam bentuknya, biasanya menggunakan metode
ceramah dengan pertemuan tatap muka (face to face).
3. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer.
Teknologi berbasis computer merupakan cara menghasilka atau
menyampaikanmateri dengan menggunakan sumber-suber yang berbasis
micro-prosesor. Berbagai aplikasi teknologi berbasiskomputer
dalampembelajaran ummumnya dikenalsebagai computer assisted instruction.
Aplikasi tersebut apabila dilihat dari cara penyajiandan tujuan yang ingin
dicapai melipiti tutorial,penyajian materi secara bertahap, drills end practice
latihan untuk membantu siswa menguasai materi yang telah dipelajari
sebelumnya, permainan dan simulasi (latihan untuk mengaplikaskan
pengetahian dan keterampiln yang baru dipelajari) dari, dan basis data (sumber
yang dapat membantu siswa menambah informasi dan penegtahuan sesuai
dengan keinginan masing-masing). Karakteristik media hasil teknologi yang
berdasarkan komputer:
a. Dapat digunakan secara acak, non-sekuensial atau secara linear
b. Dapat digunakan sesuai keinginan siswa atau perancang
c. Gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan simbol dan grafik
d. Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini
e. Beroriatasi pada siswa dan melibatkan interaktifitas siswa yang tinggi
4. Media hasil gabungan tenologi cetak dan teknologi komputer
Teknologi gabungan adalah cara untukmenghasilkan dan
menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa
bentuk media yang dikendalikan komputer. Komputer yang memiliki
kemampuan yang hebat seperti jumlah random akses memori yang
besar, hard disk yang besar, dan monitor yang beresolusi tinggi
ditambah dengan pararel (alat-alat tambahan), seperti: vidio disk
player, perangkat keras untuk bergabung dalam suatu jaringan dan
sistem audio. Keunggulan penggunaan media hasil gabungan
teknologi cetak dan computer antara lain sebagai berikut :
a. Dapat digunkan secara acak, sekuensial, linear.
b. Dapat digunakan sesuai keinginan siswa, bukan saja dengan
direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya.
c. Gagasan disajikan secara realistik sesuai dengan pengalaman siswa,
menurut apa yang relefan dengan siswa dan dibawah pengendalian
siswa.
d. Prinsip ilmu kognitif dan konstruktifisme ditetapkan
dalampengembangan dan penggunaan pelajaran.
e. Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga
pengetahuan dikuasai jika pengetahuan itu digunakan.
f. Bahan-bahan pelajaran melibatkan interaktif siswa.
g. Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai
sumber.
Selain pembagian itu ada lagi pembagian media pembelajaran menurut jenis, daya
liput, dan bahannya :
a. Berdasarkan jenisnya, media terbagi menjadi :
1. Media auditif
Media yang hanyamengandalkan suara saja seperi radio,kaset rekoorder,
peringan hitam.media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai
kelainan pendengaran
2. Media visual
Media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang
menampilkan gambar diam seperti film strip, slides, foto, gambar atau
lukisan, dan cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau simbol
yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
3. Media audio visual
Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.Jenis media ini
mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis
media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi dalam:
- Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar derasal
dari satu sumberseperti video kaset.
- Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal
dari sumber yang berbeda. Misalnya filmbingkai suara yang unsur
gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari
tape recorder.
b. Berdasarkan daya liputnyanya, media terbagi menjadi :
1. Media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini tidak
terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkaujumlah anak
didik yang banyak dalam waktu yang sama.seperti radio dan televisi
serta internet.
2. Media dengan daya liput terbatas oleh ruang dan tempat.Media ini
dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus
seperti film sound slides film rangkai, yang harus menggunakan empat
tertutup dan gelap.
3. Media untuk pembelajaran invidual. Media ini penggunaannya hanya
untuk seorang diri.termasuk media ini adalh modul berprogram dan
pengajaran melalui komputer.
c. Berdasarkan bahannya, media terbagi menjadi :
1. Media sederhana. Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan
harganya murah, cara pembuatannya mudah, danpenggunaannya tidak
sulit.
2. Media kompleks. Media ini adalah media yang bahan dasarnya
kompleks sulit didapat serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan
penggunaanya memerlukan keterampilan yang memadai.

3.4 Keunggulan dan Kekurangan Media Pembelajaran


Meskipun dalam penggunaannya jenis-jenis teknologi dan media sangat dibutuhkan
guru dan siswa dalam membantu kegiatan pembelajaran, namun secara umum
terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Di antara
kelebihan atau kegunaan media pembelajaran yaitu:
a. Memperjelas penyajian pesanagar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk katakata, tertulis atau lisan belaka)
b. Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
- Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar,
filmbingkai, film atau model
- Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai,
film atau gambar
- Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan
tame lapse atau high speed photografi
- Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi
lewat rekaman film,video, film bingkai, foto maupun secara verbal
- Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan
model, diagram, dll
- Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll)
dapat di visualkan dalam bentuk film,film bingkai, gambar,dll.
c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat
pasif anak didik dapat diatasi. Dalam hal ini media pembelajaran berguna
untuk :
- Menimbulkan kegairahan belajar
- Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik
dengan lingkungan dan kenyataan
- Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri sesuai
kemampuan dan minat masing-masing
d. Dengan sifat yang unik pada tiapsiswa ditambah lagi dengan lingkungan
dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan
ditentukan sama untuk setiap siswa,maka guru akan mengalami kesulitan.
Semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang guru dan
siswa juga berbeda. Masalah ini juga bisa diatasi dengan media yang
berbeda dengan kemampuan dalam:
- Memberikan perangsang yang sama
- Mempersamakan pengalaman
- Menimbulkan persepsi yang sama.
Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran visual, antaralain
terlalu menekankan bahan-bahan visualnya sendiri dengan tidak menghirukan
kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan desain,pengembangan,produksi,
evaluasi, danpengelolaan bahan-bahan visual. Disamping itu juga bahan visual
dipandang sebagai alatbantu semata bagi guru dalam proses pembelajaran sehingga
keterpaduan antara bahanpelajaran dan alat bantu tersebut diabaikan.Kelemahan audio
visual:terlalu menekankan pada penguasaan materi dari padaproses
pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagai alat bantu guru
dalam proses pembelajaran.

3.5 Prinsip-Prinsip Media Pembelajaran


Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing-masing, maka dari itulah
guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan
pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan media akan mempercepat dan
mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu :
a. Harus ada kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media
pembelajaran
Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang
bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih
khusus lagi, apakah untuk pembelajaran kelompok atau individu, apakah
sasarannya siswa TK, SD, SLTP, SMU, atau siswa pada Sekolah Dasar
Luar Biasa, masyarakat pedesaan ataukah masyarakat perkotaan. Dapat
pula tujuan tersebut akan menyangkut perbedaan warna, gerak atau suara.
Misalnya proses kimia (farmasi), atau pembelajaran pembedahan
(kedokteran).
b. Karakteristik Media Pembelajaran
Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat
dari keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya.
Memahami karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar
yang harus dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan media
pembelajaran.Disamping itu memberikan kemungkinan pada guru untuk
menggunakan berbagai media pembelajaran secara bervariasi.
c. Alternatif Pilihan
Yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau
dikompetisikan. Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan media
pembelajaran mana yang akan dipilih, jika terdapat beberapa media yang
dapat dibandingkan.

3.6 Mengembangkan Media Pembelajaran


Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas tiga
langkah besar yang harus dilalui, yaitu kegiatan perencanaan, produksi dan
penilaian.Sementara itu, dalam rangka melakukan desain atau rancangan
pengembangan program media. Arief Sadiman, dkk, memberikan urutan langkah-
langkah yang harus diambil dalam pengembangan program media menjadi 6 (enam)
langkah sebagai berikut :
a. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa.
Kebutuhan dalam proses belajar mengajar adalah kesenjangan antara apa
yang dimiliki siswa dengan apa yang diharapkan. Contoh jika kita
mengharapkan siswa mampu membandingkan proses perpindahan kalor
dengan cara konduksi, konveksi dan radiasi. Setelah kita menganalisis
kebutuhan siswa, maka kita juga perlu menganalisis karakteristik siswanya,
baik menyangkut kemampuan pengetahuan atau keterampilan yang telah
dimiliki siswa sebelumnya.Cara mengetahuinya bisa dengan tes atau
dengan yang lainnya. Langkah ini dapat disederhanakan dengan cara
mengenalisa topik-topik materi ajar yang dipandang sulit dan karenanya
memerlukan bantuan media. Pada langkah ini sekaligus pula dapat
ditentukan ranah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, termasuk
rangsangan indera mana yang diperlukan (audio, visual, gerak atau diam).
Contoh melakukan identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa: Siswa
SMA diharapkan sudah memiliki kemampuan membandingkan proses
perpindahan kalor dengan cara konduksi, konveksi dan radiasi dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Merumuskan tujuan pembelajaran (Instructional Objective) dengan
operational dan khas.
Sebuah tujuan pembelajaran hendaknya memiliki empat unsur pokok yang
dapat kita akronimkan dalam ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan
Degree).Penjelasan dari masingmasing komponen tersebut sebagai berikut:
A Audience adalah menyebutkan sasaran/audien yang dijadikan
sasaran pembelajaran
B Behavior adalah menyatakan prilaku spesifik yang diharapkan atau
yang dapat dilakukan setelah pembelajaran berlangsung
C Condition adalah menyebutkan kondisi yang bagaimana atau
dimana sasaran dapat mendemonstrasikan kemampuannya atau
keterampilannya
D Degree adalah menyebutkan batasan tingkatan minimal yang
diharapkan dapat dicapai.
c. Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung
tercapainya tujuan.
Penyusunan rumusan butir-butir materi adalah dilihat dari sub kemampuan
atau keterampilan yang dijelaskan dalam tujuan khusus pembelajaran,
sehingga materi yang disusun adalah dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan dari kegiatan proses belajar mengajar tersebut. Setelah daftar
butir-butir materi dirinci maka langkah selanjutnya adalah mengurutkannya
dari yang sederhana sampai kepada tingkatan yang lebih rumit, dan dari
hal-hal yang konkrit kepada yang abstrak.
d. Mengembangkan instrumen pengukuran
Alat pengukur keberhasilan seyogyanya dikembangkan terlebih dahulu
sebelum naskah program ditulis. Dan instrumen pengukur ini harus
dikembangkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan dari materi-
materi pembelajaran yang disajikan. Bentuk instrumen pengukurnya bisa
dengan tes, pengamatan, penugasan atau cheklist prilaku.
Instrumen tersebut akan digunakan oleh pengembang media, ketika
melakukan tes uji coba dari program media yang dikembangkannya.
Misalkan instrumen pengukurnya tes, maka siswa nanti akan diminta
mengerjakan materi tes tersebut. Kemudian dilihat bagaimana
hasilnya.Apakah siswa menunjukkan penguasaan materi yang baik atau
tidak dari efek media yang digunakannya atau dari materi yang
dipelajarinya melalui sajian media.Jika tidak maka dimanakah letak
kekurangannya.Dengan demikian, maka siswa dimintai tanggapan tentang
media tersebut, baik dari segi kemenarikan maupun efektifitas
penyajiannya.
Sebagai salah satu contoh tentang instrumen pengukur keberhasilan dari
media yang dikembangkan oleh guru adalah sebagai berikut :
e. Menulis naskah media
Naskah media adalah bentuk penyajian materi pembelajaran melalui media
rancangan yang merupakan penjabaran dari pokok-pokok materi yang telah
disusun secara baik seperti yang telah dijelaskan di atas. Supaya materi
pembelajaran itu dapat disampaikan melalui media, maka materi tersebut
perlu dituangkan dalam tulisan atau gambar yang kita sebut naskah
program media.
Naskah program media maksudnya adalah sebagai penuntun kita dalam
memproduksi media.Artinya menjadi penuntut kita dalam mengambil
gambar dan merekam suara.Karena naskah ini berisi urutan gambar dan
grafis yang perlu diambil oleh kamera atau bunyi dan suara yang harus
direkam.Namun demikian, sebelum naskah ditulis, maka terlebih dahulu
disusun garis-garis besar program media (GBPM) dan rancangan isi
medianya.
f. Mengadakan tes atau uji coba dan revisi
Tes adalah kegiatan untuk menguji atau mengetahui tingkat efektifitas dan
kesesuaian media yang dirancang dengan tujuan yang diharapkan dari
program tersebut. Suatu program media yang oleh pembuatnya dianggap
telah baik, tetapi bila program itu tidak menarik, atau sukar dipahami atau
tidak merangsang proses belajar bagi siswa yang ditujunya, maka program
semacam ini tentu saja tidak dikatakan baik. Tes atau uji coba tersebut
dapat dilakukan baik melalui perseorangan atau melalui kelompok kecil
atau juga melalui tes lapangan, yaitu dalam proses pembelajaran yang
sesungguhnya dengan menggunakan media yang dikembangkan.
Sedangkan revisi adalah kegiatan untuk memperbaiki hal-hal yang
dianggap perlu mendapatkan perbaikan atas hasil dari tes.
Jika semua langkah-langkah tersebut telah dilakukan dan telah dianggap
tidak ada lagi yang perlu direvisi, maka langkah selanjutnya adalah media
tersebut siap untuk diproduksi.akan tetapi bisa saja terjadi setelah dilakukan
produksi ternyata setalah disebarkan atau disajikan ada beberapa
kekurangan dari aspek materi atau kualitas sajian medianya (gambar atau
suara) maka dalam kasus seperti ini dapat pula dilakukan perbaikan (revisi)
terhadap aspek yang dianggap kurang. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan kesempurnaan dari media yang dibuat, sehingga para
penggunanya akan mudah menerima pesan-pesan yang disampaikan
melalui media tersebut.

Anda mungkin juga menyukai