Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN

KEGIATAN BELAJAR 2

Arti Penting Pasar Global dan Cara Menjadi Mitranya

A. STRATEGI MENINGKATKAN DAYA SAING PRODUK LOKAL

Untuk menghadapi perdagangan bebas antar kawasan Asia ( Asia Free Trade Area)
yang telah berlaku dan AFTA (North Afrika Free Trade Area) yang akan berlaku
sekitar tahun 2020, maka Indonesia harus memiliki strategi untuk menghadapi hal
tersebut.

Sebagai negara yang memiliki berbagai potensi sumber daya alam dan sumber daya
manusia, Indonesia perlu memikirkan berbagai strategi untuk memperkuat berbagai
sektor strategis yang melibatkan kepentingan rakyat banyak untuk meningkatkan daya
saing produk lokal dan menembus batas-batas Negara. Berikut bebrapa sektor yang
dapat membantu Indonesia menjadi semakin maju dan sejahtera.

1. Peningkatan Kualitas Sektor dan Teknologi Pertanian

Indonesia sebagai negara agraris perlu menyiapkan strategi yang dapat memperkuat
sektor pertanian sebagai unsur industri primer (pertanian, kehutanan, dan perikanan),
karena dengan mempertangguh sektor tersebut akan membuat bangsa Indonesia
memiliki modal dasar yang kuat dalam menghadapi berbagai kendala nantinya, hal itu
juga harus diimbangi dengan peningkatan jumlah tenaga kerja pada industri sekunder
(pertambangan, konstruksi, dan manufaktur) dan industri tersier. Jika sektor pertanian
yang menjadi potensi dasar sudah kuat, maka otomatis akan berpengaruh pada
pengembangan sektor lainnya. Dengan melakukan langkah yang sistematis, bersungguh-
sungguh, dan konsisten makan kita akan memiliki peluang untuk berkompetisi dengan
bangsa lain dalam menghadapi era global.

2. Peningkatan Daya Saing di Bidang Agribisnis

Keberadaan agrobisnis diumpamakan sebagai penjaga gawang ketahanan pangan,


penghasil devisa melalui ekspor dan penyedia lapangan kerja produktif, akan tetapi juga
kompetensinya dalam menyediakan bahan baku bagi industri dan pendukung pelestarian
lingkungan hidup. Keberadaan agrobisnis disebut sebagai wujud paling nyata ekonomi
kerakyatan. Setelah perdaganagn bebas di kawasan Asia Tenggara berlaku, maka hambatan-
hambatan seperti hambatan tarif dan non tarif harus dihilangkan sehingga menjadi lebih
efisien dan berdaya saing.

Ada lima dampak yang akan terjadi apabila komoditas ekspor negara belum dapat
mengungguli pesaingnya diantaranya:

 Petani menjadi obyek yang disetir oleh kepentingan modal yang ditanamkan dalam
sektor pertanian
 Tidak ada proteksi substansial bagi keamanan petani dalam kegiatannya
 Penghapusan subsidi yang menyebabkan lemahnya dukungan terhadap petani
 Membanjirnya produk impor yang membuat produk petani dari negara sendiri
tereliminasi
 Urusan pertanian malah menjadi urusan elite ekonomi, mempercepat urbanisasi
dan proletarisasi

Hingga saat ini nasib petani di Indonesia tidak mengalami perubahan sama sekali,
adanya tarik- menarik kepentingan dalam pasar agrobisnis akhirnya membuat kesejahteraan
petani semakin buruk, untuk itu pemerintah harus mengambil inisiatif dan keputusan
radikal, pemerintah harus melakukan reorientasi dan redesign kebijakan, dengan cara
memberikan stimulus ekonomi bagi para petani.

Dalam masa transisi liberalisasi perdagangan, kredit murah bagi para petani akan
sangat membantu untuk peningkatan kesejahteraan bagi para pelaku agrobisnis.

3. Kemitraan Korporasi Kunci Peningkatan Daya Saing Produk

Kemitraan korporasi dengan usaha kecil menengah adalah kunci utama dalam
meningkatkan daya saing produk di pasar global. Untuk membangun basis industri yang
tangguh, perusahaan besar harus membina UKM (Usaha Kecil Menengah), karena dalam
kondisi krisis UKM lebih mampu bertahan. Stabilitas makro-ekonomi tidak cukup
membebaskan perekonomian Indonesia dari krisis berkepanjanagn, karena itu
peningkatan daya saing ekonomi menjadi masalah serius yang harus diperhatikan dalam
pemulihan ekonomi dimasa mendatang. Liberalisasi perdagangan telah mengubah
lingkngan bisnis diseluruh dunia, sehingga diperlukan pemenuhan standar global dalam
hal kualitas dan biaya.
4. Pengembangan Potensi Lokal

Produk lokal masih lemah dalam menghadapi globalisasi, banyak indusrti yang
berbasis “padat karya” yang gulung tikar karena pasar domestik diserbu produk impor,
hal ini disebabkan karena hilangnya daya tahan dan inovasi produk lokal atau bahkan
masyarakat lokal.

Sebagai respons untuk menolak dampak negative globalisasi, kita harus menanamkan
kesadaran untuk mengukuhkan tradisi dan potensi lokal, akan lebih baik jika kita
mengguanak produk yang kita hasilkan sendiri. Hal ini penting dalam peningkatan kontrol
lokal atas ekonomi. Untuk melindungi lokalisme dari dampak buruk globalisasi, maka ada
beberapa kebijakan, diantaranya :

 Jangan melakukann impor yang masih bisa diproduksi sendiri


 Menerapkan prinsip produksi untuk dikosumsi sendiri ( site-here-to-sell-here)
 Mengupayakan arus uang tidak banyak keluar dari komunitas lokal ( localizing
money flows)
 Mendorong komunitaas lokal menghasilkan produk berkualitas tinggi
 Reorientasi kebijakan perdagangan pada ekonomi lokal

5. Restrukturisasi Ruang Lingkup Organisasi Indusrti

Dalam mengikuti arus globalisasi, pemerintah menetapakan pengembangan berbasis


Muster. Muster industri adalah pengelompokan industri yang membentuk kemitraan
(partnership) dengan industri pendukung dan industri terkait, hal ini bermanfaat karena
mengurangi biaya transportasi dan transaksi, meningkatkan efisiensi, menciptakan asset
secara kolektif dan memungkinkan inovasi. Muster industri memudahkan perumusak
kebijakan pemerintah sehingga lebih terintegrasi dan terfokus pada bebrapa sektor yang
didalamnya tergolong dalam pelaku ekonomi UKM. Hal ini akan menarik UKM dalam
pemenuhan permintaan barang dan jasa, sehingga jaringan terpadu UKM terkait akan
berkembang dan mendukunh kluster industrinya.

Dengan kluster industri, batas-bats geografis dapat dihapuskan, karena perkembangan


secara regional dan membantu penyebaran kegiatan yang mampu meningkatkan perdagangan
antar daerah. Melalui promosi pengembangan ekonomi regional yang efektif, akan
menjadikan kluster industri sebagai landasan ekonomi yang efektif dalam merespon otonomi
daerah dan pembangunan UKM.
Dalam pembentukan Muster ada bebrapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya
memperkuat industri yang termasuk didalamnya rantai nilai ( value chain), industry inti (core
industry), industri pendukung (supporting industry), dan industri-industri terkait (related
industries), yang mendorong keunggulan komparatif menjaadi kompetitif.

Mempeerkuat kluster antara satu sektor dengan sektor yang lain, akan mendorong
kemitraan antara UKM dengan perusahaan besar, sehingga membentuk jaringan industri
yang mendukung peningkatan nilai tambah melalui peningkatan produktifitas.

Penetapan Muster di Indonesia dipengaruhi kemampuan daya saing internasional, dengan


indikator sisi produksi dan sisi permintaan. Diperoleh lima kategori industry antara lain :

 Padat SDA. Pada umumnya menggunakan bahan baku dari SDA secara intensif
sehingga mempunyai potensi yang kuat dari sisi permintaan dalam negeri, dan
penegmbangan produknya didukung litbang dala negeri. Yang berpotensi ekspor
adalh industri karet, sedang yang berpotensi rendah adalah industri kulit dan
pengolahann tanah liat.
 Padat Tenaga Kerja. Kelompok ini menggunakan tenaga kerja secara intensif,
diperlukan usaha peningkatan keterampilan dan produktivitas melalui penanaman
modal dan teknologi. Yang berpotensi ekspor adalah industri tekstil dan produksi
tekstil, alas kaki, barang logam yang bukan mesin.
 Padat Modal. Industri ini mengguanakn modal secara intensif. Diperlukan
penanaman modal asing dalam pengembangan produk yang bergantung pada sisi
permintaan. Yang berpotensi ekspor dalah hal ini adalah bahan kimia industri,
barang dari plastic, logam dasar bukan besi.
 Padat Teknologi. Industri ini menitikberatkan pada penggunaan teknologi secara
intensif. Diperlukan peningkatan penguasaan teknologi, baik melalui transfer
maupun terhadap teknologi yang menyatu pada barang yang diimpor. Peringkat
tertinggi industri ini adalah elektronika.
 Industri berdasarkan kebijakan. Industri ini belum terbentuk, industry ini
diperlukan untuk pengembangan industri yang dianggap penting bagi pemerintah,
diantaranya teknologi life sciences yang berbasis pada teknologi.

6. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

Indonesia masih berada pada urutan terendah dalam sumber daya manusia,
maka dai itu peningkatan kualitas SDM sangat diperlukan terutama dalam
penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan IPTEK, termasuk dalam pemanfaatan
teknologi bangsa sendiri dalam dunia usaha. Relatif rendahnya kualitas SDM masih
dipengaruhi sisitem pendidikan formal dan pelatihan kerja ( job training) yang
cenderung bersifat umum dan belum berpengaruh pada kebutuhsn dunia usaha.

7. Peran Strategi Manajemen SDM dalam Pergulatan di Kancah Globalisasi

Hingga saat ini SDM adalah faktor utama dalam suatu organisasi, yang
merupakan fator strategis dalam semua kegiatan organisasi. Diperlukan Manajamen
SDM sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. MSDM bertugas menjalankan
fungsi-fungsi manajemen dalam proses perencanaan , pengorganisasian, staffing,
memimpin, dan mengendalikan.

Peran strategis SDM dalam organisasidapat dielaborasi dari segi teori


sumber daya, dimana fungsi perusahaa adalah mengerahkan semua kemampuan
internal dan eksternal untuk menghadapi kepentingan pasar. Kemampuan SDM adalah
competitive advantage dari perusahaan, sedang stretegi bisnis akan mendapatkan
nilai tambah (added value) yang maksimum. Adanya manajer strategis (strategic
managers) dan SDM handal akan menyumbangkan added value dan menjadi
competitive advantage.

Saat ini telah terjadi perubahan demografi tenaga kerja global yang
mengarah kepada workforce diversity, berkurangnya deskriminasi kerja, dan
bertambahnya tenaga usia tua dan wanita.Perubahan-perubahan yang mendasar
dalam lingkungan bisnis telah menyebabkan pergeseran urutan pentingnya
manajemen SDM dan fungsi SDM. Aset SDM dapat menjadi sumber keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan, karena manusia memiliki pengetahuan kompleksitas
sosial yang sulit ditiru pesaing. Yang menjadi sumber keunggulan yang kompetitif
berkelanjutan adalah kepastian kerja, selektivitas dalam rekrutmen, upah tinggi,
upah intensif, kepemilikan karyawan, pembagian informasi, keterlibatan dan
pemberdayaan, tim-tim yang diatur sendiri, pelatihan dan pengembangan
ketrampilan, pengguanaan dan pelatihan silang, kesamaan semua orang, upah/gaji
tidak jauh selisihnya, serta kenaikan pangkat bagi orang dalam.

8. Peningkatan Profesionalisme
Dibutuhkan tenaga kerja professional yang mempunyai kepribadian , dedikasi serta
jujur sehingga berdampak pada kualitas suatu usaha.

Dalam berbagai jabatan di berbagai sektor yang harus diisi dengan tenaga lokal, ada
beberapa kemampuan pokok yang harus dipenuhi :

 Pengambilan keputusan yang tepat pada waktu yang tepat.


 Memperdagangkan produk Indonesia di dalam maupun luar negeri
 Bekerja sama dalam satu tim
9. Memperbesar Peranan Industri Kecil dan Rumah Tangga

Indonesia harus dapat mengatasi ketidakseimbangan komposisi jumlah perusahaan


besar, menengah, dan kecil; SDM; IPTEK; serta teknologi dalam produk ekspor.
Sehingga industri kecil dan rumah tangga, dapat meningkatkan kontribusi yang besar
terhadap penyerapan tenaga kerja.

10. Peningkatan Penggunaan Teknologi dan IPTEK

Untuk dapat meningkatkan kualitas ekspor diperlukan peningkatan dalam


pemanfaatan serta penggunaan IPTEK.

11. Pengembangan Industri Berbasis Lokal

Langkah pemerintah untuk mengembangkan, membina, dan menyelamatkan industri lokal:

 memacu industri lokal


 pokok-pokok rencana aksi produk industri berbasis agro
 pokok-pokok rencana aksi industri alat angkut
 pokok-pokok rencana aksi industri telematika
 pokok-pokok rencana aksi pemasaran produk industri manufaktur
 pokok-pokok rencana aksi pemasaran produk industri komponen dan barang modal
 pokok-pokok rencana aksi pemasaran produk industri kecil menegah
 pokok-pokok rencana aksi pemasaran produk kelautan
 peningkatan perdagangan dalam negeri
 pembentukan kelembagaan perlindungan konsumen; menyusun system barang
beredar dan jasa; melakukan kampanye, promosi, dan sosialisasi penggunaan
produk dalam negeri.

12. Pemantapan Desentralisasi dan Otonomi


Pemberian otonomi daerah diharapkan memberikan keleluasaan kepada daerah
dalam pembangunan daerah melalui usaha-usaha yang mampu meningkatkan partisipasi
aktif masyarakat, agar perencanaan pembanguan daerah benar-benar mencerminkan
kebutuhan daerah dan berkaitan langsung dengan permasalahan yang dihadapi daerah.
Kebijakan desentralisasi atau otonomi daerah cukup ideal untuk membangun potensi
daerah dan memperkuat identitas lokal.

13. Pembentukan Masyarakat Informasi

Masyarakat informasi tidak datang pada saat tertentu, tetapi merambat melalui suatu
proses. Dalam masyarakat informasi, kemampuan mengakses dan kepandaian memanfaatkan
informasi sebagai faktor produksi yang strategis .

14. Peningkatan Efisiensi dan Produktifitas Kerja Pemerintah Daerah

Salah satu cara menghadapi dan memanfaatkan perdagangan internasional adalah dengan
meningkatkan daya saing melalui peningkatan dan efisiensi dan produktivitas kerja. Langkah
awal adalah dengan perubahan struktural, yaitu perubahan dari ekonomi tradisional menuju
ekonomi modern yang berorientasi pada pasar. Untuk itu diperlukan pengalokasian sumber
daya, penguatan kelembagaan, penguatan teknlogi dan pembangunan sumber daya manusia.

15. Peningkatan Kinerja dan Kemampuan Individu melalui Organisasi


Belajar

Organisasi belajar dipandang sebagai strategi untuk membuat individu memiliki


fleksibelitas, kemampuan memecahkan masalah, dan mengambil keputusan, mampu
beradaptasi, berfikir kreatif, motivasi diri, dan kapasitas refleksi. OB bisa diandalkan
dalam peningkatan dinamikan dan ketidakpastian di lingkungan bisnis. OB buakn hanya
sekedar pelatihan, karena OB mengembangkan keterampilan dan peningkatan pengetahuan
pada tingkat yang lebih tinggi.

16. Privatisasi BUMN

Privatisasi adalah dimana pemerintah menjual perusahaan-perusahaan milik negara


kepada pihak swasta. Privatisasi telah menjadi pembenahan manajemen BUMN. Melalui
privatisasi diharapkan dapat mencegah politisasi dan intervensi pemerintah dalam kegiatan
BUMN, dan dengan demikian akan mendorong kompetisi dan efisiensi.

B. CARA MEMASUKI PASAR INTERNASIONAL


1. Aktifkan Intelijen Bisnis, Intelijen Pemasaran, dan Riset Bisnis
Peranan Intelijen Bisnis dapat bersifat pasif dan aktif. Sifat pasif intelijen Bisnis
mencakup kegiatan keamanan yang bersifat internal perusahaan, seperti pengamanan
data penting perusahaan yang berhubungan langsung. Mencakup kegiatan untuk
mempelajari produk dan pelayanan yang beredar dipasaran.

2. Intelijen Pemasaran

Intelijen pemasaran (IP) maka didefinisikan sebagai “ilmu yang mempelajari


kastemer kita dan produk dan jasa perusahaan pesaing supaya perusahaan kita unggul di
pasar, sehingga perusahaan kita dapat menguasai sebagian besar pangsa pasar yang
tersedia.

3. Riset Bisnis

Riset bisnis memberikan informasi yang akurat kepada pihak pengambil keputusan
berdasarkan riset dilapangan tentang berbagai masalah yang sedang terjadi
diperusahaan saat ini. Untuk menghasilkan keputusan strategis karena dilaksanakan
dengan cara melakukan penyelidikan.

C. MENGENAL DAN MENGANALISIS POTENSI PASAR SUATU NEGARA

Indonesia dan banyak negara lain menjadikan Jepang sebagai incaran dalam
meningkatkan ekspor. Namun karena karakteristik konsumen yang sangat eksklusif dan
menuntut banyak persyaratan, para eksportir termasuk Indonesia harus mampu
mneyesuaikan produknya dengan selera mereka disamping memenuhi aturan-aturan
pemerintah Jepang yang sangat melindungi kesehatan dan keselamatan warga dan
lingkungannya.

1. Gambaran Umum Perekonomian Jepang

Selama ini pertumbuhan ekonomi Jepang mampu memberikan kontribusi terhadap


pertumbuhan ekonomi dunia, namun akibat krisis ekonomi global sejak awal tahun
2000 telah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Jepang. Menghadapi
kelesuan ekonomi Jepang perdana menteri Jepang berjanji akan segera mereformasi
bidang ekonomi.
2. Hubungan Perdagangan Jepang-Indonesia

Jepang merupakan negara tujuan ekspor utama Indonesia disamping Amerika


Serikat.

3. Produk-produk Indonesia yang Potensial di Jepang

Adapun produk Indonesia yang telah menembus pasar Jepang pada tahun 2002
tercatat sebanyak 110 item dan dari sejumalah produk tersebut, yang dominan
adalah : plywood, tembaga, kertas dan produk kertas, karet alam, ikan termasuk
udang, nikel, kopi, benang sintetik, mebel dan lain-lain.

4. Hambatan dalam memasuki pasar Jepang


a. Hambatan Tarif
b. Hambatan Non-tarif dalam hal ini serangkaian peraturan yang mengacu pada
kepentingan nasional.
5. Beberapa petunjuk memasuki pasar Jepang
a. Pola Permintaan
b. Selera Konsumen
c. Sistem Pengangkutan/Delivery
d. Sistem Distribusi
e. Budaya bisnis di Jepang
f. Sistem Promosi
g. Sistem Komunikasi

Usaha untuk meningkatkan kontak bisnis :

a. Perkenalan bisnis, sebaiknya bertemu langsung dengan calon partner


b. Faktor pertimbangan lain, adalah kurangnya kemampuan mitra bisnis
berbahasa asing, kurang mengenal produk, kurang informasi, dan proses
pembuatan yang rumit sebagai suatu karakteristik suatu bangsa rekan bisnis
kita.
D. OPTIMALISASI KONTAK MELALUI HUBUNGAN PRIBADI
Setelah memiliki kesempatan untuk bertemu dengan partner bisnis, maka hal
utama yang harus kita lakuakan adalah memperkenalkan diri tentang diri pribadi,
jabatan kita dalam perusahaan, perusahaan dan produknya, masalah bisnis yang ingin
kita bicarakan, dan keadaan negara kita secara umum. Namun untuk perundingan
yang sangat penting sebaiknya presiden atau pemimpin perusahaan yang terjun
langsung.
Perbedaan Praktek Bisnis

Penyesuaian diri dengan praktek-prakteknbisnis di negara mitra bisnis serta


mengupayakan menerapkan kebiasaan-kebiasaan dapat dipastikan akan memperbesar
peluang anda dalam memasuki pasar mitra bisnis.

E. MENGEMBANGKAN KEHARMONISAN HUBUNGAN PENGUSAHA KECIL-


MENENGAH-BESAR

Untuk membuat kerjasama yang harmonis anatar pengusaha kecil dan besar,
peran pemerintah juga diperlukan oleh karena ituharus ada strategi yang tepat, yang
meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

 Pertama, peningkatan akses pengusaha kecil dan menengah terhadap


sumber bahan baku dan produksi
 Kedua, peningkatan akses terhadap pasar
 Ketiga, kewirausahaan.

F. MEMBANGUN PRANATA BISNIS UNTUK UKM


Pemasaran berbagai produk UKM keluar negeri akan lebih mudah apabila ada
intervensi-intervensi yang tepat dan tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah
mendasar dalam suatu ekonomi bebas. Bentuk intervensi penting adalah peraturan
perundangan yang mendorong dan menjamin berkembangnya lapisan usaha kecil
sehingga perannya dalam perekonomian menjadi besar dan kuat.

G. MEMBANGUN KEMITRAAN STRATEGIS

Kemitraan usaha merupakan jalur penting dan strategis bagi pengembangan


usaha ekonomi rakyat. Kemitraan dapat meningkatkan daya saing baik bagi usaha
besar maupun usah kecil. Dengan kemitraan bisa dikendalkan gejala monopoli, tetapi
tetap diperoleh efisiensi dan sinergi sumber daya yang dimilki oleh pihak-pihak yang
bermitra.

H. MENGGIATKAN PROMOSI DAN TEKNIK PENJUALAN


Seorang pebisnis harus mengenali jenis dan metode promosi penjualan di
negara mitra bisnis yang mencerminkan struktur system eceran dan distribusi
secara nasional.
Apabila kita mempunyai produk yang dapat dijual di took-toko yang
cakupannya cukup luas, sebaiknya kita mengguanakan perusahaan grosir.Promosi
penjualan yang paling umum bagi pedagang grosir adalah diberikan marjin dan
potongan harga. Selain itu kita juga harus mengetahui fungsi perwakilan perusahaan
yaitu mengumpulkan informasi, meyakinkan pengecer dan pedagang grosir akan
kepentingan produsen, serta menyediakan jasa pendukung termasuk bantuan
dibidang akuntansi dan perdagangan.
Ketika kita ingin melakukan promosi penjualan, maka kita juga harus
mengetahui berbagai jenis promosi penjualan yang bisa diterima mitra bisnis.

I. PAMERAN DAGANG INTERNASIONAL

Cara konvensional yang masih tetap mampu membantu pemasar dalam usaha
menembus pasar global adalah melalui pameran. Para pengusaha di bawah masing-
masing bendera asosiasinya melakukan pameran, baik di dalam maupun di luar negeri
dalam rangka mendekatkan diri kepada calon konsumen dan terjadinya transaksi
bisnis dan perdagangan.

J. PENINGKATAN UPAYA DIPLOMASI PEMERINTAH DAN SWASTA DALAM


BIDANG INDUSTRI DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL SERTA
STRUKTUR INDUSTRI INDONESIA

Untuk menembus pasar global juga diperlukan usaha diplomasi tingkat tinggi
antar pemerintah dan antar pelaku bisnis. Uasaha dalam bentuk kerja sama
multilateral, kerjasama regional, kerjasama antar regional maupun kerjasama
bilateral. Berikut kerjasama di bidang industri dan perdagangan yang kiranya bisa
dikembangkan oleh semua pihak :

1. Kerjasama Multilateral
2. Kerjasama Regional
3. Kerjasama Antar Regional
4. Kerjasama Bilateral

K. PEMANFAATAN HAKI KADALUWARSA


Saat ini hak atas kekayaan intelektual (haki) yang kadaluwarsa dan hampir
habis masa lakunya cukup banyak. Informasi itu bila disosalisasikan ke sentra
industri kecil menengah (IKM) bisa membantu pengembangan usaha sektor tersebut.
Jumlah barang yang menjadi milik publik itu berjumlah ribuan, sehingga bisa
diproduksi tanpa menimbulkan masalah pelanggaran hak atas kekayaaan intelektual.

L. ANALISIS PASAR

Analisis pasar adalah suatu kegiatan utama dalam menciptakan suatu produk,
sekaligus mengembangkan dan memasarkannya. Analisis pasar yang efektif akan
menjawab masalah desain, bahan baku yang digunakan, kisaran harga yang dapat
diterima konsumen, cara pemasaran, jalur distribusi, daftar importer, daftar
pesaing, dan kiat-kiat atau strategi memasuki pasar suatu negara.

M. MENCETAK SDM BERKUALITAS

Pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas


SDM. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi
dengan proses peningkatan kualitass sumber daya manusia itu sendiri. Pemerintah
dalam hal ini telah merencanakan peningkatan kualitas SDM secara konseptual. Jelas
bahwa untuk melaksanakan tugas dimasa depan diperlukan SDM yang berkualitas.

N. PEMANFAATAN BUSSINES TECHNOLOGY CENTER (BTC)

Bussiness Technology Center (BTC) adalah sebuah bentuk organisasi yang


diharapkan mampu membantu berbagai pengembangan usaha. BTC pada umumnya
memiliki fasilitas yang dapat mendukung secara langsung kegiatan operasional,
promosi, pemasaran, konsultasi tekhnologi produksi, investasi dan permodalan. BTC
diharapkan bisa membantu memcahkan masalah pengusaha kecil menegah berbasis
teknologi yang biasanya dalam hal jalur pemasaran, dukungan teknologi dan
terbatasnya permodalan.

O. PERBAIKAN PROFESIONALISME PIMPINAN PERUSAHAAN


Setiap perusahaan saat ini sanagt dituntut efisien, adaptif, kompetitif, dan
transformative terhadap berbagai perubahan dan dinamika bisnis global. Dengan
kinerja yang semakin baik, perusahaan memiliki nilai lebih tinngi bagi negara. Kunci
kearah terpenuhinya tuntutan tersebut adalah profesionalisme perusahaan yang
dikelola oleh orang-orang atau SDM yang mampu melakukan perubahan manajemen
dengan mengkomunikasikan manajemen lama (dari dalam) dengan manajemen baru
(dari luar). Manajemen dari dalam perlu dipertahankan demi menjamin
kesinambungan. Sedangkan manajemen dari luar berperan sebagai penyegaran,
dinamika, dan pembaruan.

P. PENCIPTAAN WIRAUSAHA YANG TANGGUH


Wirausaha atau dalam bahasa Inggrisnya adalah dari kata entrepreneur
memiliki arti berdiri di atas kekuatan sendiri. Istilah tersebut kemudian
berkembang menjadi wirausaha, dan entrepreneurship diterjemahkan menjadi
kewirausahaan. Jadi seorang wirausaha mempunyai arti seorang yang mampu memulai
dan atau menjalankan usaha. Definisi lain tentang wirausaha juga bisa diartikan
sebagai orang yang mampu melakukan koordinasi, organisasi dan pengawasan.
Seorang wirausaha adalah orang yang memiliki penetahuan yang luas tentang
lingkungan dan membuat keputusan-keputusan tentang lingkungan usaha, mengelola
sejumlah modal dan menghadapi ketidakpastian untuk meraih keuntungan.

Kondisi-kondisi yang mendorong seseorang untuk menjadi wirausaha :

 Orang tersebut lahir dan atau dibesarkan dalam keluarga yang


memiliki tradisi yang kuat di bidang usaha
 Orang tersebut berada dalam kondisi yang menekan , sehingga tidak
ada pilihan lain selain menjadi wirausaha
 Seseorang yang memang mempersiapkan diri menjadi wirausahawan

Lima hal yang bisa membantu seseorang akan sukses sebagai seorang
pengusaha, yaitu :

1. Peningkatan kualitas SDM


2. Kompetensi kewirausahaan
3. Akses yang lebih luas terhadap permodalan, informasi pasar yang
transparan
4. Faktor input produksi lainnya
5. Iklim usaha yang sehat yang mendukung inovasi, kewirausahaan dan
praktek bisnis serta persaingan yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai