5/Mei/2016
24
Lex et Societatis, Vol. IV/No. 5/Mei/2016
25
Lex et Societatis, Vol. IV/No. 5/Mei/2016
Pasal 5: Batas Wilayah Negara di darat, Pengaturan Batas Wilayah Negara dimaksudkan
perairan, dasar laut dan tanah di bawahnya untuk memberikan kepastian hukum mengenai
serta ruang udara di atasnya ditetapkan atas Wilayah Negara, kewenangan pengelolaan
dasar perjanjian bilateral dan/atau trilateral Wilayah Negara, dan hak–hak berdaulat.
mengenai batas darat, batas laut, dan batas Kedududukan kawasan perbatasan negara
udara serta berdasarkan peraturan perundang- Republik Indonesia sangatlah penting ditinjau
undangan dan hukum internasional. Pasal 6 dari aspek keamanan, politik, hukum dan
ayat: ekonomi, sehingga diperlukan kerjasama antara
(1) Batas Wilayah Negara sebagaimana pemerintah dan masyarakat untuk mendukung
dimaksud dalam Pasal 5, meliputi: pembangunan di kawasan perbatasan melalui
a. di darat berbatas dengan Wilayah pendekatan keamanan dan kesejahteraan yang
Negara: Malaysia, Papua Nugini, dan merupakan bagian dari proses penegakan
Timor Leste; hukum.
b. di laut berbatas dengan Wilayah Negara:
Malaysia, Papua Nugini, Singapura, dan A. Pelanggaran-Pelanggaran Hukum Di
Timor Leste; dan Kawasan Perbatasan Negara Republik
c. di udara mengikuti batas kedaulatan Indonesia
negara di darat dan di laut, dan batasnya Luas wilayah negara RI yang berupa perairan
dengan angkasa luar ditetapkan sangat luas dan bertetangga dengan negara-
berdasarkan perkembangan hukum negara lain memerlukan pengawasan di
internasional. perbatasan, agar kapal-kapal asing tidak dengan
(2) Batas Wilayah Negara sebagaimana seenaknya memasuki negara kita tanpa
dimaksud pada ayat (1), termasuk titik-titik mematuhi aturan yang berlaku. Patroli
koordinatnya ditetapkan berdasarkan keamanan laut adalah operasi kehadiran di laut
perjanjian bilateral dan/atau trilateral. yang memiliki nilai strategis bagi eksistensi
(3) Dalam hal Wilayah Negara tidak kedaulatan bangsa dan keamanan laut di
berbatasan dengan negara lain, Indonesia wilayah yurisdiksi nasional Indonesia.9
menetapkan Batas Wilayah Negara secara Dalam perkembangan hukum internasional
unilateral berdasarkan peraturan batas kekuasaan yang merupakan batas wilayah
perundang-undangan dan hukum suatu negara sangat dipegang erat pelanggaran
internasional. terhadap wilayah suatu negara dapat berakibat
Batas Wilayah Yurisdiksi diatur dalam Pasal 8 fatal bahkan dapat menimbulkan kerengganan
ayat: hubungan dan apabila berlarut-larut akan
(1) Wilayah Yurisdiksi Indonesia berbatas berakibat peperangan. Dengan batas wilayah
dengan wilayah yurisdiksi Australia, dituntut hubungan yang baik bagi setiap negara
Filipina, India, Malaysia, Papua Nugini, dan perjanjian-perjanjian yang diciptakan perlu
Palau, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam. ditaati agar tidak merugikan kepentingan
(2) Batas Wilayah Yurisdiksi sebagaimana negara lain.10
dimaksud pada ayat (1) termasuk titik-titik Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008
koordinatnya ditetapkan berdasarkan tentang Wilayah Negara. Bab VIII, mengatur
perjanjian bilateral dan/atau trilateral. mengenai Larangan. Pasal 20 menyatakan pada
(3) Dalam hal Wilayah Yurisdiksi tidak ayat:
berbatasan dengan negara lain, Indonesia (1) Setiap orang dilarang melakukan upaya
menetapkan Batas Wilayah Yurisdiksinya menghilangkan, merusak, mengubah, atau
secara unilateral berdasarkan ketentuan memindahkan tanda-tanda batas negara,
peraturan perundang-undangan dan atau melakukan pengurangan luas Wilayah
hukum internasional. Negara.
Mengingat Kawasan Perbatasan merupakan
9
kawasan strategis dalam menjaga keutuhan Gatot Supramono, Hukum Acara Pidana & Hukum Pidana
Wilayah Negara maka diperlukan pengaturan Di Bidang Perikanan, Rineka Cipta, Jakarta, 2011, hal. 218.
10
secara tersendiri dalam Undang-Undang. Joko Subagyo, Hukum Laut Indonesia, Cet. 4. Rineka
Cipta, Jakarta, 2009, hal. 1
26
Lex et Societatis, Vol. IV/No. 5/Mei/2016
27
Lex et Societatis, Vol. IV/No. 5/Mei/2016
perhatian serius. Isu tersebut meliputi ancaman Pasifik, khususnya kawasan Asia Tenggara
kekerasan (pembajakan, perompakan dan adalah yang tertinggi di dunia. Pelaku
sabotase serta teror objek vital), ancaman perompakan tidak hanya menggunakan senjata
navigasi (kekurangan dan pencurian sarana tradisional, tetapi juga senjata api dan
bantu navigasi), ancaman sumberdaya peralatan berteknologi canggih. Keamanan di
(perusakan serta pencemaran laut dan laut merupakan masalah yang kompleks karena
ekosistemnya), dan ancaman kedaulatan dan upaya untuk mengatasi perompakan di laut
hukum (penangkapan ikan secara ilegal, imigran tidak dapat dilakukan hanya oleh satu negara
gelap, eksplorasi dan eksploitasi sumber saja, tetapi melibatkan berbagai negara dan
kekayaan alam secara ilegal, termasuk organisasi. Karena itu upaya mewujudkan
pengambilan harta karun, penyeludupan keamanan di laut memerlukan kerjasama yang
melalui laut). Isu penegakkan hukum, erat antara negara.21
keamanan dan keselamatan di laut memiliki Disamping itu masalah perompakan,
dimensi gangguan terhadap hubungan penyeludupan manusia melalui perairan
internasional Indonesia.19 kawasan Asia Pasifik, khususnya Asia Tenggara,
Data menunjukkan bahwa penangkapan juga cenderung meningkat. Australia yang
ikan secara ilegal di wilayah laut Indonesia terus berada di bagian selatan kawasan Asia
meningkat, dengan total kerugian yang dialami Tenggara, merupakan salah satu negara tujuan
Indonesia sekitar US$ 2 Milyar atau sekitar Rp. para imigran gelap. Hal tersebut menjadikan
18 Triliyun per tahun. Dari kegiatan perairan di kawasan Asia Tenggara, termasuk
penyeludupan, Indonesia mengalami kerugian perairan Indonesia, menjadi jalur laut menuju
sekitar US$ 1 Milyar atau sekitar Rp. 2 Triliyun benua tersebut. Penyeludupan manusia tidak
setiap tahun. Sementara kegiatan pencurian dapat dipandang sebagai masalah yang
kayu (illegal logging) yang biasanya sederhana. Upaya penanggulangannya
diseludupkan melalui laut, menuntut upaya melibatkan beberapa negara dengan berbagai
sistematis bangsa dan pemerintah untuk kepentingan yang berbeda, terutama
menyelamatkan perairan Indonesia, maupun keamanan, kemanusiaan, ekonomi dan politik.
meningkatkan kemampuan sumberdaya untuk Kegiatan migrasi ilegal berskala besar kerap kali
memanfaatkan laut Indonesia.20 dilakukan oleh organisasi yang memiliki
Berdasarkan dan Internasional Maritim jaringan Internasional.22
Bereau (IMB) Kuala Lumpur tahun 2001, dari Migrasi ilegal memberikan dampak negatif
213 laporan pembajakan dan perompakan yang terhadap tujuan dan negara transit sehingga
terjadi di perairan Asia dan kawasan Samudera sering menimbulkan persoalan politik, sosial,
Hindia, 91 kasus diantaranya terjadi di perairan ekonomi dan ketegangan hubungan antar
Indonesia. Namun, data pemerintah Indonesia negara. Disamping migrasi ilegal, kasus
yang dikeluarkan oleh TNI-AL, menyatakan penyeludupan manusia, seperti penyeludupan
bahwa selama tahun 2001 terjadi 61 kasus tenaga kerja, penyeludupan bayi, atau wanita
murni dikategorikan sebagai aksi pembajakan ke negara lain melalui perairan juga marak
dan perompakan dengan lokasi tersebar di akhir-akhir ini.23
seluruh wilayah perairan Indonesia. Meskipun Kegiatan penyeludupan melalui wilayah
terdapat perbedaan angka oleh kedua institusi perairan antar negara yang tidak kalah
tersebut, namun data tersebut menunjukkan maraknya pada dekade terakhir ini di Kawasan
bahwa kemampuan perairan Indonesia pada Asia Tenggara adalah penyeludupan senjata,
dekade terakhir memiliki ancaman gangguan amunisi dan bahan peledak. Kegiatan ilegal
keamanan yang cukup serius dan perlu
penangan segera. Internasional Maritim 21
Organization (IMO) menyatakan bahwa aksi http://www.adobe.com/go/reader9_create_pdf.
Departemen Kelautan dan Perikanan Sekretariat Jenderal
perompakan yang terjadi di perairan Asia Satuan Kerja Dewan Kelautan Indonesia Tahun 2008.
Analisa Kebijakan tentang Pembentukan Badan Penegakan
Hukum, Keamanan dan Keselamatan Laut, hal. 42
19 22
Ibid, hal. 42 Ibid.
20 23
Ibid, hal. 42 Ibid, hal. 43
28
Lex et Societatis, Vol. IV/No. 5/Mei/2016
tersebut memiliki aspek politik, ekonomi dan perikanan. Pelanggaran hukum dalam
keamanan antar negara maupun di negara peraturan perundang-undangan perikanan ini,
tujuan. Di bidang keamanan, penyeludupan sama halnya dengan pelanggaran pidana pada
senjata menimbulkan masalah yang sangat umumnya yang prosesnya sama dengan
serius karena secara langsung akan mengancam perkara pidana biasa yang sebelum diajukan ke
stabilitas keamanan negara tujuan. pengadilan, maka terlebih dahulu didahului
Perompakan di laut dan penyeludupan yang oleh suatu proses hukum yang lazim disebut
diuraikan di atas merupakan tindakan ilegal penyidikan. 26 Secara konsepsional, maka inti
lintas negara yang menimbulkan kerugian bagi dan arti penegakan hukum terletak pada
negara-negara di kawasan maupun bagi negara- kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai
negara yang menggunakan lintas perairan. yang terjabarkan di dalam kaidah-kaidah yang
Tindakan ilegal lintas negara itu cukup mantap dan mengejawantah dan sikap tindak
signifikan dan semakin mengkuatirkan negara- sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir,
negara di kawasan. Tindakan ilegal tersebut untuk menciptakan, memelihara dan
diorganisasikan dengan rapi, sehingga mempertahankan kedamaian pergaulan
kerjasama antara negara untuk mengatasinya.24 hidup. 27 Masalah pokok daripada penegakan
Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di hukum sebenarnya terletak pada faktor-faktor
kawasan perbatasan memerlukan penindakan yang mungkin mempengaruhinya. Faktor-faktor
melalui prosedur hukum yang berlaku, karena tersebut mempunyai arti yang netral, sehingga
dapat menyebabkan kerugian yang besar bagi dampak positif atau negatifnya terletak pada isi
negara Republik Indonesia. Oleh karena itu faktor-faktor tersebut. Faktor-Faktor tersebut,
diperlukan kerjasama antara negara Republik adalah sebagai berikut:
Indonesia dengan negara-negara di kawasan 1. Faktor hukumnya sendiri yang di dalam
Asia Tenggara untuk melakukan pengawasan, tulisan ini akan dibatasi pada undang-
pemantauan, evaluasi, pelaporan dan proses undang saja;
penegakan hukum untuk mencegah dan 2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak
memberantas bentuk-bentuk pelanggaran di yang membentuk maupun menerapkan
kawasan perbatasan. hukum;
Penegakan hukum dalam tataran teoretis, 3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung
bukan saja hanya memberikan sanksi kepada penegakan hukum;
orang atau badan hukum yang melakukan 4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan di mana
pelanggaran terhadap suatu peraturan hukum tersebut berlaku atau diterapkan;
perundang-undangan, tetapi perlu pula 5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil
dipahami bahwa penegakan hukum tersebut karya, cipta dan ras yang didasarkan pada
juga berkaitan dengan konsep penegakan karsa manusia dalam pergaulan hidup.
hukum yang besifat preventif, namun demikian, Kelima faktor tersebut di atas saling
terminologi penegakan hukum saat ini telah berkaitan dengan eratnya, oleh karena
mengarah pada satu tindakan yakni merupakan esensi dari penegakan hukum, serta
“menjatuhkan sanksi” pidana.25 juga merupakan tolok ukur daripada efektivitas
penegakan hukum.28
B. Penegakan Hukum di Kawasan Perbatasan Kegiatan umum dalam pengelolaan
Wilayah Negara Republik Indonesia ? penegakkan hukum, keamanan dan
Penegakan hukum yang ada kaitannya keselamatan di laut yakni (1) pelayanan sistem
dengan kegiatan usaha perikanan ini, dikaitkan informasi peringatan dini (early warning
dengan suatu tindakan yang akan memberikan information system); (2) penegakkan hukum di
sanksi kepada setiap orang atau badan hukum laut (law enforcement); (3) Bea Cukai (customs);
yang melakukan pelanggaran terhadap (4) keamanan dan keselamatan pelayaran (aids
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam
peraturan perundang-undangan bidang 26
Ibid.
27
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
24
Ibid. Penegakan Hukum, Cetakan Keempat, PT. RajaGrafindo
25
Supriadi dan Alimudin, Hukum Perikanan Indonesia, Persada, Jakarta, 2002, hal. 3.
28
Cetakan Pertama, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, hal. 429. Ibid, hal. 5-6.
29
Lex et Societatis, Vol. IV/No. 5/Mei/2016
to navigation and security); (5) pencarian dan dihadapkan pada permasalahan perbatasan
pertolongan di laut (search and rescue); serta yang rumit dan belum dapat diselesaikan.31
(6) Pertahanan negara dalam keadaan perang Berbagai permasalahan perbatasan, seperti
(national defence), nampaknya belum dapat belum disepakatinya beberapa segmen garis
ditangani secara efektif oleh keempatbelas batas dengan negara tetangga baik darat
instansi yang ada.29 maupun laut serta udara, belum adanya
Ada 11 pulau terluar di bagian utara peraturan yang menjadi payung hukum yang
Indonesia membutuhkan perhatian memadai bagi penetapan batas wilayah negara
pemerintah, seperti konteks pelayanan secara menyeluruh, belum merata dan
pembangunan dan kesejahteraan rakyat serta tertatanya tanda batas fisik negara maupun
keamanan. Menurutnya, masih banyak warga di serta belum terkelolanya secara optimal pulau-
Pulau Miangas tertinggal pembangunan dan pulau kecil yang terdepan. Belum disepakatinya
hidup dibawah garis kemiskinan, sehingga perlu permasalahan perbatasan tersebut telah
diberikan perhatian serius.30 berdampak psikologis pada sebagian besar
Indonesia memiliki wilayah kedaulatan dari masyarakat perbatasan yang merasa sulit untuk
sabang sampai merauke, dengan berlakunya memenuhi kebutuhan dasar minimum
United Nation Convention on Law of The Sea sekalipun, sedangkan mereka dihadapkan
(UNCLOS) tahun 1982 pada tanggal 16 dengan kondisi masyarakat negara tetangga
November 1994, menjadikan Indonesia sebagai yang terfasilitasi negaranya secara lengkap
negara kepulauan (archipelagic state) dengan (prosperity imbalance).32
posisi yang strategis dan memiliki sumber Pemerintah dalam upaya memajukan
kekayaan alam melimpah. Secara geografis wilayah perbatasan juga telah menetapkan
Indonesia berbatasan darat dengan 3 (tiga) Undang-undang No. 43 Tahun 2008 tentang
negara yaitu Malaysia, Papua Nugini dan Timor Wilayah Negara, Peraturan Presiden No. 12
Leste, sedangkan wilayah laut berbatasan tahun 2010 tentang Badan Nasional
dengan 10 negara, yaitu India, Malaysia, Pengelolaan Perbatasan, Peraturan Presiden
Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Republik No. 1 Tahun 2010 tentang Prioritas Percepatan
Palau, Australia, Timor Leste dan Papua Nugini. Pembangunan, Peraturan Presiden No. 3 Tahun
Di mana setiap Negara yang berbatasan 2010 tentang Pembangunan Berkeadilan Untuk
mempunyai perbedaan kepentingan dan jati Semua, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
diri baik dari segi ideologi, politik, ekonomi, No. 31 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata
sosial budaya, maupun pertahanan dan Kerja Sekretariat Tetap Badan Nasional
keamanan. Kondisi ini merupakan potensi yang Pengelola Perbatasan. 33 Pemerintah harus
sangat rentan (vulnerable) terhadap potensi menyelesaikan permasalahan wilayah
konflik khususnya masalah batas wilayah perbatasan secara komprehensif, sebab
negara. Secara konstitusional, sistem hukum permasalahan yang timbul tidak hanya terbatas
sangat berperan dalam menjamin terwujudnya pada permasalahan ekonomi, tetapi juga
kedaulatan, keamanan dan kesejahteraan politis, budaya dan keamanan dan juga bukan
bangsa dan negara. Sedangkan secara yuridis semata-mata isolasi fisik semata. Oleh karena
Indonesia merupakan negara berdaulat yang itu model pembangunan selain bersifat
telah diakui dunia internasional. Namun komprehensif juga harus lintas disiplin serta
demikian, sampai sejauh ini Indonesia masih lintas sektoral, dengan menempatkan kebijakan
dan regulasi sebagai mekanisme pengintergrasi
yang dapat mempersatukan fungsi-fungsi
29
http://www.adobe.com/go/reader9_create_pdf. adaptasi ekonomi, pencapaian tujuan politik
Departemen Kelautan dan Perikanan Sekretariat Jenderal
Satuan Kerja Dewan Kelautan Indonesia Tahun 2008.
31
Analisa Kebijakan tentang Pembentukan Badan Penegakan Lemhanas RI. Newsletter, Percepatan Penyelesaian
Hukum, Keamanan dan Keselamatan Laut, hal. hal. 46. Sengketa Batas Wilayah Antar Negara Untuk Menjaga
30
http://ardava.com/2010/04/30/menhan-resmikan- Kedaulatan Nkri Dalam Rangka Ketahanan Nasional. Edisi
prasasti-pertahanan-indonesia-dipulau-miangas/ Menhan XVII 20 Desember 2010, hal. 7.
32
Resmikan Prasasti Pertahanan Indonesia di Pulau Miangas. Ibid
33
30 April 2010. Ibid
30
Lex et Societatis, Vol. IV/No. 5/Mei/2016
dan mempertahankan pola dalam bentuk (3) Dalam rangka penegakan hukum di wilayah
ideologi dan konsensus dasar lainnya.34 perairan dan wilayah yurisdiksi, khususnya
Undang-Undang No. 43 Tahun 2008 tentang dalam melaksanakan patroli keamanan dan
Wilayah Negara, menyatakan pada Pasal Pasal keselamatan di wilayah perairan dan
14 ayat: wilayah yurisdiksi Indonesia, dibentuk
(1) Untuk mengelola Batas Wilayah Negara dan BadanKeamanan Laut.
mengelola Kawasan Perbatasan pada Pasal 60: Badan Keamanan Laut
tingkat pusat dan daerah, Pemerintah dan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (3)
pemerintah daerah membentuk Badan merupakan lembaga pemerintah
Pengelola nasional dan Badan Pengelola nonkementerian yang berkedudukan di bawah
daerah. dan bertanggung jawab langsung kepada
(2) Badan Pengelola sebagaimana dimaksud Presiden melalui menteri yang
pada ayat (1) dipimpin oleh seorang kepala mengoordinasikannya. Pasal 61: Badan
badan yang bertanggung jawab kepada Keamanan Laut mempunyai tugas melakukan
Presiden atau kepala daerah sesuai dengan patrol keamanan dan keselamatan di wilayah
kewenangannya. perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi
(3) Keanggotaan Badan Pengelola berasal dari Indonesia.
unsur Pemerintah dan pemerintah daerah Dalam rangka memantapkan pengakuan
yang terkait dengan perbatasan Wilayah dunia internasional atas “konsepsi nusantara”
Negara. (archipelago principle) dan “Wawasan
Pasal 15 ayat: Nusantara” yang telah dapat dicapai selama ini
(1) Badan Pengelola bertugas: baik secara langsung melalui diplomasi,
a. menetapkan kebijakan program perjanjian-perjanjian internasional dan cara-
pembangunan perbatasan; cara lain (dilaksanakannya hak exploitasi
b. menetapkan rencana kebutuhan kekayaan alam, kekuasaan perpajakan dan
anggaran; imigrasi) perlu mulai sekarang dipikirkan,
c. mengoordinasikan pelaksanaan; dan direncanakan dan diatur secara hukum
d. melaksanakan evaluasi dan pengawasan. penegakan kekuasaan untuk memaksakan
(2) Pelaksana teknis pembangunan dilakukan (enforcement) peraturan negara Indonesia di
oleh instansi teknis sesuai dengan tugas pokok pelbagai bidang menurut suatu pola kerangka
dan fungsinya. pemikiran dan tatacara yang mencerminkan
Pasal 16: Hubungan kerja antara Badan pelaksanaan “Wawasan Nusantara” secara
Pengelola nasional dan Badan Pengelola daerah konsekuen.35
merupakan hubungan koordinatif. Penegakan tentunya memerlukan dukungan
Undang.Undang Republik Indonesia Nomor sarana dan prasarana yang memadai khsusunya
32 Tahun 2014 tentang Kelautan. Pasal 59 ayat: di kawasan perbatasan, sehingga diperlukan
(1) Penegakan kedaulatan dan hukum di untuk menyediakannya, karena modus
perairan Indonesia, dasar Laut, dan tanah di operandi kejahatan yang terjadi di kawasan
bawahnya, termasuk kekayaan alam yang perbatasan terus berkembang didukung oleh
terkandung di dalamnya serta sanksi atas teknologi modern yang dapat digunakan oleh
pelanggarannya dilaksanakan sesuai para pelaku kejahatan yang bekerja secara
dengan ketentuan peraturan perundang- terorganisir dan kegiatannya melintasi batas
undangan dan hukum internasional. negara. Penegakan hukum perlu dilaksanakan
(2) Yurisdiksi dalam penegakan kedaulatan dan secara efektif di kawasan perbatasan sesuai
hukum terhadap kapal asing yang sedang prosedur hukum yang berlaku.
melintasi laut teritorial dan perairan
kepulauan Indonesia dilaksanakan sesuai PENUTUP
dengan ketentuan peraturan perundang- 1. Pelanggaran-pelanggaran hukum di kawasan
undangan dan hukum internasional. perbatasan negara Republik Indonesia
terjadi apabila ada pihak yang melakukan
35
Mochtar Kusumaatmadja, Bunga Rampai Hukum Laut,
34
Ibid Cetakan Pertama, Jakarta, Agustus, 2008, hal. 160-161.
31
Lex et Societatis, Vol. IV/No. 5/Mei/2016
32