70-Article Text-275-1-10-20160229
70-Article Text-275-1-10-20160229
225,80 mgGAE/100 g and the lowest content is dapat memberikan rasa segar, memulihkan
BTL with 111,26 mgGAE/100 g. The test results
showed that BBL has the highest total kesehatan badan, dan terbukti tidak menim-
flavonoid content with 0,151 mg/g, while the bulkan dampak negatif (Setyamidjaja,
lowest is BTL flavonoid with 0,086 mg/g. 2000; Rohdiana dan Widiantara, 2004).
Meanwhile the highest antioxidant activity of
Kunci manfaat teh bagi kesehatan terletak
ten grade of Indonesian black tea infusion
obtained by Dust I, with IC50 97,00 µg/ml. pada komponen bioaktifnya, yaitu polifenol
Meanwhile the lowest antioxidant activity with yang secara optimal terkandung dalam daun
IC50 178,56 µg/ml was obtained by BTL. teh. Secara umum, polifenol terbagi atas
Keywords: black tea, antioxidant activity, total dua bagian besar, yaitu flavonoid dan asam
phenols, total flavonoids, DPPH, fenolat. Flavonoid merupakan golongan ter-
Folin-Ciocalteu, AlCl3
besar dari senyawa polifenol. Senyawa fla-
vonoid dapat mencegah penyakit kardio-
vaskuler dengan cara menurunkan laju oksi-
PENDAHULUAN dasi lemak. Beberapa penelitian juga me-
nyatakan bahwa flavonoid dapat menurun-
Teh (Camellia sinensis) merupakan kan hiperlipidemia pada manusia. Pada pe-
salah satu jenis tanaman yang populer nyakit jantung, penghambatan oksidasi
sebagai minuman. Secara umum berdasar- LDL oleh flavonoid dapat mencegah oksi-
kan cara/proses pengolahannya, teh dapat dasi partikel lipid dan menurunkan risiko
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu teh terjadinya aterosklerosis (Astawan dan
hijau, teh oolong, dan teh hitam (Rohdiana, Kasih, 2008). Selain itu, efek yang dihasil-
2009). Sekitar 75% dari produksi teh di kan dari senyawa fenol adalah efek kardio-
seluruh dunia adalah teh hitam. Teh hitam protektif, yaitu antioksidan yang sangat
dikonsumsi oleh 87% peminum teh Ame- kuat. Antioksidan merupakan senyawa
rika. Teh hitam merupakan jenis teh yang pemberi elektron (electron donor) atau re-
paling umum di Asia Selatan (India, Sri duktan. Senyawa ini memiliki berat mole-
Langka, Bangladesh) dan sebagian besar kul kecil, tetapi mampu menginaktivasi
negara-negara di Afrika, seperti di Kenya, berkembangnya reaksi oksidan, dengan cara
Burundi, Rwanda, Malawi dan Zimbabwe mencegah terbentuknya radikal. Antioksi-
(Rossi, 2010). Cara pengolahan teh hitam dan juga merupakan senyawa yang dapat
melalui tahap-tahap seperti pelayuan, menghambat reaksi oksidasi, dengan meng-
penggulungan, oksidasi polifenol, penge- ikat radikal bebas dan molekul yang sangat
ringan dan sortasi (Hartoyo, 2003). Pada reaktif. Akibatnya, kerusakan sel akan
proses sortasi kering, teh kering dipisahkan dihambat (Winarsi, 2007).
menjadi beberapa jenis mutu yang sesuai Teh hitam mengandung senyawa fe-
dengan standar perdagangan teh. Setiap nol dan flavonoid yang menghasilkan ba-
grade mempunyai standar ukuran yang nyak manfaat, terutama sebagai antioksi-
berbeda berdasarkan besar kecil partikel dan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
sesuai dengan standar yang ditentukan akan dilakukan pemeriksaan aktivitas anti-
(Setyamidjaja, 2000). oksidan serta penetapan kadar flavonoid
Berbagai macam manfaat dapat kita total dan fenol total dari seduhan sepuluh
rasakan dari teh yang dikonsumsi. Teh jenis mutu teh hitam Indonesia. Di samping
2
Aktivitas antoiksidan seduhan sepuluh jenis....(Y. Sudaryat, M. Kusmiyati, C. Ratu Pelangi, A. Rustamsah, dan D.
itu, diperlukan suatu proses identifikasi prosedur Sugiat et al, (2010) dengan modi-
terhadap kandungan kimia tanaman sebagai fikasi. Standar yang digunakan adalah asam
identitasnya. Diharapkan dengan adanya galat.
penelitian ini dapat memberikan informasi Dibuat pengenceran sebanyak 5x.
dalam hal pemeriksaan aktivitas antioksi- Larutan tersebut diambil 1,0 ml dengan
dan, penetapan kadar fenol total dan flavo- menggunakan pipet volume dan kemudian
noid total pada seduhan teh hitam Indonesia dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml.
dengan jenis mutu yang berbeda serta dapat Ke dalam labu ukur 10,0 ml tersebut ditam-
digunakan sebagai acuan untuk penelitian- bahkan 500 μl pereaksi Folin-Ciocalteu,
penelitian selanjutnya. lalu dikocok hingga homogen selama 1
menit. Sebelum menit kedelapan, ditambah-
kan 4,0 ml Na2CO3 7,5% b/v, dikocok sela-
BAHAN DAN METODE ma 1 menit dan ditambahkan aquadest dan
dikocok hingga homogen. Selanjutnya dila-
Bahan kukan pengukuran dengan spektrofotometer
Bahan yang digunakan dalam peneli- pada panjang gelombang maksimumsebesar
tian meliputi teh hitam (Camellia sinensis), 794 nm dan waktu optimum untuk pengu-
aquadest, kertas saring, aluminuium foil, kuran asam galat. Hasil pengukuran ini
pereaksi Folin-Ciocalteu (Sigma), larutan dinyatakan sebagai berat setara dengan
standar asam galat (Sigma), Na2CO3 asam galat tiap berat sampel.
(Merck), larutan standar kuersetin (Sigma),
etanol p.a (Merck), AlCl3 (Merck), natrium
asetat (Merck), DPPH (Sigma), dan Penentuan kadar flavonoid total
metanol p.a (Merck). Pengukuran kandungan flavonoid to-
tal pada ekstrak dilakukan dengan mengi-
kuti prosedur Chang et al, (2002) dengan
Penyiapan sampel
sedikit modifikasi. Kuersetin digunakan un-
Ekstraksi sampel dilakukan dengan tuk membuat kurva kalibrasi. Seratus ppm
membuat seduhan teh dengan prosedur kuersetin diencerkan dalam etanol 80%
sesuai dengan SNI 01-1902-1995. Timbang hingga diperoleh konsentrasi 2; 4; 6; 8;dan
contoh uji 5 g, masukkan ke dalam cangkir 10 µg/ml. Larutan standar pengenceran (0,5
pencoba (beaker glass) yang berukuran 250 ml) dicampur secara terpisah dengan 1,5 ml
ml. Didihkan air murni sampai tepat men- etanol 96%, 0,1 ml aluminium klorida 10%,
didih, kemudian tuangkan ke dalam cangkir 0,1 ml natrium asetat 1 M dan 2,8 ml aqua-
pencoba yang telah berisi contoh uji, tutup, dest. Setelah diinkubasi pada temperatur
biarkan selama 6 menit, dan saring. ruangan selama 30 menit, absorban dari
campuran reaksi diukur pada panjang 428
nm dengan spektrofotometer UV-Vis. Se-
Penentuan kadar fenol total
jumlah aluminium klorida 10% digantikan
Pengukuran kandungan fenol total dengan sejumlah aquadest dalam blanko.
pada ekstrak dilakukan dengan mengguna- Lakukan prosedur yang sama terhadap
kan pereaksi Folin-Ciocalteu mengikuti sampel seperti yang dilakukan pada standar.
9
Jurnal Penelitian Teh dan Kina, (18)2, 2015: 95-
9
Aktivitas antoiksidan seduhan sepuluh jenis....(Y. Sudaryat, M. Kusmiyati, C. Ratu Pelangi, A. Rustamsah, dan D.
TABEL 1
Kadar fenol total, flavonoid total dan IC50 seduhan sepuluh jenis mutu teh hitam Indonesia
Jenis mutu Kadar fenol total Kadar flavonoid total IC50 (μg/ml)
PF 219,46 ± 2,00 0,134 114,71
DUST 207,19 ± 0,68 0,124 97
BT 191,97 ± 1,33 0,122 135,16
PF II 197,40 ± 0,92 0,149 133,94
BT II 134,22 ± 1,12 0,099 142,63
PF III 196,21 ± 1,17 0,134 117,27
DUST III 225,80 ± 3,21 0,139 113,72
BM 208,62 ± 1,33 0,128 99,97
BTL 111,26 ± 0,26 0,086 178,56
BBL 203,49 ± 0,44 0,151 102,98
total yang sama. Hal ini diduga ada senya- sing antara 100-200 µg/ml dan lebih dari
wa-senyawa lain yang berpengaruh terha- 200 µg/ml (Pribadi et al., 2008). Berdasar-
dap absorbansi pada penentuan kadar fla- kan penggolongan tersebut secara umum
vonoid total. seduhan sepuluh jenis mutu teh hitam me-
Hasil analisis kadar fenol dan flavo- miliki aktivitas antioksidan sedang, meski-
noid total memperlihatkan bahwa ada hu- pun dua di antaranya tergolong antioksidan
bungan yang sangat positif antara kadar ke- kuat yaitu Dust dan BM.
duanya. Semakin tinggi kadar fenol total
jenis mutu teh hitam, maka kadar flavo-
noidnya juga semakin tinggi. Korelasi ini
mempunyai nilai R2 sebesar 0,742.
KESIMPULAN
Hasil analisis kadar fenol dan flavo-
Aktivitas antioksidan noid total memperlihatkan bahwa ada hu-
Hasil uji memperlihatkan bahwa Dust bungan yang sangat positif antara kadar
merupakan teh hitam dengan aktivitas anti- keduanya. Semakin tinggi kadar fenol total
oksidan terbaik yang ditandai dengan ren- jenis mutu teh hitam, maka kadar flavo-
dahnya nilai IC50 yaitu (97,00 µg/ml). Se- noidnya juga semakin tinggi. Namun hal ini
lanjutnya BM dengan IC50 (99,97 µg/ml) tidak berkorelasi positif dengan aktivitas
dan diikuti oleh BBL (102,98 µg/ml), Dust antioksidannya.
III (113,72 µg/ml), PF I (114,71 µg/ml), PF
III (117,27), PF II (133,94 µg/ml), BT I
(135,16), BT II (142,63 µg/ml) serta BTL
(178,56 µg/ml) di urutan terakhir.
DAFTAR PUSTAKA
Suatu antioksidan dinyatakan mem-
punyai aktivitas kuat apabila memiliki nilai Astawan, Made dan Andreas Leomitro
IC50 kurang dari 100 µg/ml. Sementara itu Kasih. 2008. Khasiat Warna-Warni
antioksidan dengan aktivitas sedang dan Makanan. Jakarta: PT Gramedia Pus-
rendah apabila nilai IC50 nya masing-ma- taka Utama, h. 31, 290, 292-294, 296.
9
Jurnal Penelitian Teh dan Kina, (18)2, 2015: 95-
Chang, C. C., Yang, M.H., Wen, H.M., Rohdiana, D., Suganda, A. G., Wirasutisna,
Chern, J.C. 2002. “Estimation of K. R., dan Iwo, M. I. 2014. “Xanthine
Total Flavonoid Content in Propolis Oxidase Inhibitory and Immuno-
by Two Complementary Colorimetric modulatory Activities of Fifteen
Methods”. Dalam J. of Food and Grades Indonesia Orthodox Black
Drug Analysis. 10(3): 178-182. Tea”. Dalam International Journal of
Hartoyo, Arif. 2003. Teh dan Khasiatnya Pharmacy and Pharmaceutical
bagi Kesehatan. Yogyakarta: Sciences. Vol. 6(5), hal 39-42.
Kanisius, hal. 11, 13. Rohdiana, D., Suganda, A. G., dan
Wirasutisna, K. R. 2012. “1,1-diphe-
Molyneux, P., 2004, The Use of The Stable
nyl-2-picrylhidrazyl Free Radical
Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl
Scavenging Activity and jhj Total
(DPPH) for Estimating Antioxidant
Catechins Content of Fifteen Grades
Activity, Songklanakarin J. Sci.
of Indonesian Black Teas”. Dalam
Technol, 26(2): 211-219
Two and Bud. Vol. 59(2), hal. 148-
Pribadi, I., Da’I, M., dan Utami, W. 2008. 151.
“Uji ktivitas ntiradikal Buah Psi- Rossi, Ana. 2010. 1001 Teh: Dari Asal
dium guajava L. dengan Metode Usul, Tradisi Hingga Racikan Teh.
DPPH (1,1-Difenil-2-Pikril Hidrazil) Yogyakarta: Andi, hal. 15.
serta Penetapan Kadar Fenolik dan Setyamidjaja, Djoehana. 2000. Teh: Budi
Flavonoid”. Dalam Jurnal Farmasi Daya danPengolahan Pascapanen.
Indonesia Pharmacon. Vol. 9(2), h. Yogyakarta: Kanisius, hal. 122, 126,
52-56 130-132.
Rohdiana, D., dan Widiantara, T. 2004. Sugiat, D., Endang Hanani & Abdul
Aktivitas Antioksidan Beberapa Klon Mun’im. 2010. “ ktivitas nti-
Teh Unggulan, Prosiding Seminar oksidan dan Penetapan Kadar Fenol
Nasional dan Kongres Perhimpunan Total Ekstrak Metanol Dedak bebe-
Ahli Teknologi Pangan Indonesia rapa Varietas Padi (Oryza Sativa L. ”.
(PATPI), 17-18 Desember, Jakarta. Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol. VII
No. 1, p. 24-3
Rohdiana, D. 2009, Teh Ini Menyehatkan,
Telaah Ilmiah Populer, Cetakan Winarsi, H., 2007. Antioksidan Alami &
Pertama. Penerbit Alfabeta, Bandung. Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius.
hal. 6, 77-80, 183