Anda di halaman 1dari 3

TATA URUTAN UPACARA

1. Dalam Rangka Hari Santri Nasional Tanggal 22 Oktober tahun 2018


2. Masing-masing pemimpin, menyiapkan barisan
3. Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara, peserta disiapkan.
4. Penghormatan peserta upacara kepada pemimpin upara dipimpin oleh pemimpin
barisan yang paling kanan.
5. Laporan setiap pemimpin barisan kepada pemimpin upacara.
6. Pembina upacara memasuki lapangan upacara.
7. Penghormatan peserta upacara kepada pembina upacara dipimpin oleh pemimpin
upacara.
8. Laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara bahwa upacara dalam rangka
Hari Santri Nasional tanggal 22 Oktober Tahun 2018 siap dimulai.
9. Menyanyikan lagu Indonesia Raya.
10. Pembacaan Ikrar Santri oleh petugas dan diikuti seluruh peserta upacara
11. Amanat pembina upacara, peserta upacara diistirahatkan.
12. Menyanyikan lagu Mars Syubbanul Wathan (Yaa Lal Wathan) /Lagu Hari Santri dan
Syukur
13. Pembacaan doa.
14. Laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara bahwa upacara telah selesai
dilaksanakan.
15. Penghormatan kepada pembina upacara dipimpin oleh pemimpin upacara.
16. Pembina upacara meninggalkan lapangan upacara.
17. Pengumuman-pengumuman.
18. Upacara selesai, barisan dibubarkan.
IKRAR SANTRI INDONESIA

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


ُ ‫ش َه ُد َأنَّ ُم َح َّم ًدا َر‬
ُ‫س ْول ُ هللا‬ ْ ‫ش َه ُد َأنْ اَل ِإلَ َه ِإاَّل هللاِ َوَأ‬
ْ ‫َأ‬

Kami Santri Negara Kesatuan Republik Indonesia berikrar:

Sebagai Santri Negara Kesatuan Republik Indonesia, berpegang teguh pada aqidah, ajaran,
nilai, dan tradisi Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.

Sebagai Santri Negara Kesatuan Republik Indonesia, bertanah air satu tanah air Indonesia,
berideologi negara satu ideologi Pancasila, berkonstitusi satu Undang Undang Dasar 1945,
berkebudayaan satu kebudayaan Bhineka Tunggal Ika.

Sebagai Santri Negara Kesatuan Republik Indonesia, selalu bersedia dan siap siaga,
menyerahkan jiwa dan raga, membela tanah air dan bangsa Indonesia, mempertahankan
persatuan dan kesatuan nasional serta mewujudkan perdamaian dunia.

Sebagai Santri Negara Kesatuan Republik Indonesia, ikut berperan aktif dalam
pembangunan nasional, mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan, lahir dan batin, untuk
seluruh rakyat Indonesia.

Sebagai Santri Negara Kesatuan Republik Indonesia, pantang menyerah, pantang putus asa
serta siap berdiri di depan melawan pihak-pihak yang akan merongrong Pancasila, UUD
1945, NKRI dan Bhineka Tunggal ika, serta konstitusi dasar lainnya yang bertentangan
dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan dan Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama.
RESOLUSI NAHDLATUL ULAMA

Seluruh Jawa/Madura

Bismillahirrahmanirrahim

Resolusi:

Rapat besar wakil-wakil daerah (Konsul-konsul) Perhimpunan Nahdlatul Ulama Seluruh Jawa
dan Madura pada tanggal 21–22 Oktober 1945 di Surabaya.

Mendengar:

Bahwa di tiap-tiap daerah di seluruh Jawa-Madura ternyata betapa besarnya hasrat ummat
Islam dan alim ulama di tempatnya masing-masing untuk mempertahankan dan menegakkan
AGAMA, KEDAULATAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MERDEKA.

Menimbang:

1. Bahwa untuk mempertahankan dan menegakkan Negara Republik Indonesia menurut


hukum AGAMA ISLAM, termasuk sebagai suatu kewajiban bagi tiap-tiap orang Islam
2. Bahwa di Indonesia ini warga negaranya adalah sebagian besar terdiri dari ummat Islam.

Mengingat:

1. Bahwa oleh pihak Belanda (NICA) dan Jepang yang datang dan berada di sini telah
banyak sekali dijalankan banyak kejahatan dan kekejaman yang mengganggu
ketenteraman umum.
2. Bahwa semua yang dilakukan oleh semua mereka itu dengan maksud melanggar
kedaulatan Republik Indonesia dan agama, dan ingin kembali menjajah di sini, maka di
beberapa tempat telah terjadi pertempuran yang mengorbankan beberapa banyak jiwa
manusia.
3. Bahwa pertempuran-pertempuran itu sebagian besar telah dilakukan ummat Islam yang
merasa wajib menurut hukum agamanya untuk mempertahankan kemerdekaan negara
dan agamanya.
4. Bahwa di dalam menghadapi sekalian kejadian-kejadian itu belum mendapat perintah dan
tuntutan yang nyata dari Pemerintah Republik Indonesia yang sesuai dengan kejadian-
kejadian tersebut.

Memutuskan:

1. Memohon dengan sangat kepada Pemerintah Republik Indonesia supaya menentukan


suatu sikap dan tindakan yang nyata serta sepadan terhadap usaha-usaha yang akan
membahayakan kemerdekaan agama dan Negara Indonesia, terutama terhadap fihak
Belanda dan kaki tangan.
2. Supaya memerintahkan melanjutkan perjuangan bersifat “sabilillah” untuk tegaknya
Negara Republik Indonesia Merdeka dan Agama Islam.

….

Anda mungkin juga menyukai