Anda di halaman 1dari 14

KOMPETENSI PEDAGOGIS

Pengembangan Kurikulum (Rancangan Pembelajaran)

“Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Profesi Guru”

Dosen Pengampu : Dr.H. Janawi M.Ag

Disusun Oleh :

Eza (2011138)

Adetya Indah Sari (2011137)

Sherly Oktaviani (2011135)

Sindi Patikasari (2011136)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK

BANGKA BELITUNG

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sistem pendidikan di Indonesia berkaitan erat dengan kurikulum termasuk dengan
pengembangan rancangan kurikulum yang menjadi dasar tujuan strategi bagaimana sistem
tersebut terlaksana. Kemampuan pedagogis guru di uji dalam pengembangankurikulum,
pedagogis guru diharapkan tidak lemah dan maksimal didunia pendidikan dengan adanya
kurikulum mengatur sistematika perencanaan terkait apa yang dibelajarkan dalam bidang
atau program sekolah. suatu sistem pendidikan memiliki tujuan yang diuraikan ke dalam
jabaran kurikulum yang menjadi patokan pelaksanaan hingga kebahan ajarnya
Berbagai macam model kurikulum telah dikembangkan oleh para ahli kurikulum,
Dari berbagai ahli kurikulum mempunyai sudut pandang terkadang berbeda dengan sudut
pandang ahli yang lain. Ada yang memandang dari sudut isinya dan ada juga yang
memandang dari sisi pengelolaanya (sentralisitik atau desentralistik). Pandangan
kurikulum yang berbeda tidak menjadi keluhan mendasar bagi soorang pendidik, pendidik
yang baik siap menyamaratakan system kurikulum dengan kemampuan dalam mengajar
di. Secara garis beasar para ahli tersebut mempunyai satu tujuan arah yaitu
mengoptimalkan kurikulum. Dalam tulisan ini akan dijabarkan mengenai tentang
pengertian kompetensi pedagogis, pengembangan kurikulum, model-model
pengembangan kurikulum, implementasi manajemen kurikulum.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian dari kompetensi pedagogis ?
2. Apa itu pengertian dari pengembangan kurikulum ?
3. Apa itu rancangan pembelajaran ?
4. Apa yang menjadi landasan pengembangan kurikulum ?
5. Apa saja model pengembangan kurikulum ?
6. Bagaimana implementasi pengembangan kurikulum ?
7. Apa saja langkah langkah pengembangan kurikulum ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui kompetensi pedagogis
2. Untuk mengetahui penjelasan pengembangan kurikulum
3. Untuk mengetahui rancangan pembelajaran
4. Untuk mengetahui landasan pengembangan kurikulum
5. Untuk mengetahui penjabaran dari model pengembangan kurikulum
6. Untuk mengetahui implementasi pengembangan kurikulum
7. Untuk mengetahui langkah langkah dari pengembangan kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetensi Pedagogis

Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 pasal 10 ayat 1 tentang


Guru dan Dosen bahwa yang dimaksud dengan Kompetensi pedagogik adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.

Menurut Usman, dalam jurnal Mudarrisuna. Guru merupakan jabatan atau profesi
yang memerlukan keahlian atau kompetensi tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
dan fungsinya sebagai guru.2 Tanpa memiliki keahlian, kemampuan atau kompetensi
tertentu yang harus dimilikinya, guru tidak dapat menjalankan tugas dan fungsi
profesinya sebagai guru.

Kompetensi pedagofis biasanya berkaitan dengan guru, dimana guru dituntutharus


memiliki kompetensi yang unggul dibidangnya, baik kompetensi kepribadian, sosial
dan professional sesuai dengan bahan ajar kurikulum. Kompetensi guru (Pedagogis)
yang harus dimiliki setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Baik di SD, SMP,
SMA maupuan di sekolah lainnya.3

Tugas guru yang utama adalah mengajar, mengarahkan, membimbing, menilai,


melatih dan mengevaluasi peserta didik. Guru selalu berhadapan dengan murid yang
memerlukan pengetahuan, keterampilan dan sikap utama untuk menghadapi hidupnya
dimasa depan. Guru yang berkompetensi pedagogik adalah guru yang mempunyai
kemampuan dalam mengelolaan peserta didik.

Dari penjelasan beberapa pengertian di atas membawa arti dari kompetensi


pedagogik guru, Jadi yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik guru adalah
seperangkat pengetahuan, kecakapan, kemampuan, keterampilan, dan perilaku yang
harusdimiliki, dihayati dan di kuasai oleh guru dalam mendidik. Guru yang memiliki

1
Anwar Arifin, Profil Baru Guru dan Dosen Indonesia, (Pustaka Indonesia, 2007). h. 131
2
Usman, Jurnal MUDARRISUNA “Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru PAI
dalam Pembelajaran” Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2015
3
Ahmad Rohani, “Pengelolaan Pengajaran”, (Jakarta; PT Rineka Cipta, 2004), h. 116
kompetensi pedagogik akan dapat mengelola pembelajaran dengan baik, sehingga proses
belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan tujuan yang diharapkan dapat
tercapai.

A. Pengertian Pengembangan Kurikulum

Kurikulum mempunyai arti rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran


yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh
ijazah.4 Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan danpenyusunan kurikulum
oleh pengembang kurikulum dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan
dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional5
Menurut Unruh & Unruh dalam buku Dasar pengembangan kurikulum sekolah
mengemukakan definisi pengembangan kurikulum yakni : Curriculum Development:
problems, proces, and progress is aimed at contemporary circumtances and future
projections (Pengembangan Kurikulum: masalah, proses, dan kemajuan ditujukan untuk
situasi sekarang dan proyeksi masa depan).6
Berdasarkan pengertian tersebut, pengembangan kurikulum tidak hanya
merupakan sesuatu hal yang terjadi begitu saja namun pengembangan kurikulum harus
mampu mengantisipasi permasalahan yang terjadi sekarang ataupun yang akan terjadi pada
masa depan. Selain itu pengembangan kurikulum yang terjadi harus mempersiapkan
berbagai contoh dan alternatif untuk tindakan yang merupakan inspirasi dari beberapa ide
dan penyesuaian-penyesuaian lain yang dianggap penting.
B. Rancangan Pembelajaran
Rancangan pembelajaran adalah suatu proses sistematis untuk merencanakan
pembelajaran. Tujuan rancangan pembelajaran adalah untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang meliputi kegiatan: merancang, melaksanakan, mendiagnosa,
memperbaiki dan menilai pembelajaran. Dalam merancang pembelajaran harus
didasarkam pada asumsi-asumsi dan model yang cocok dengan berbagai karakteristik
belajar, bidang studi dan pengajar. Kemudian model-model pembelajaran yang sudah ada
dikategorikan ke dalam empat jenis, yaitu rancangan pembelajaran yang berorientasi pada
peningkatan kemampuan pengajar, pembuatan produk, peningkatan organisasi dan
peningkatan sistem.1

1
Merancang pembelajaran merupakan usaha untuk menciptakan lingkungan
belajar supaya terjadi belajar. Merancang adalah kegiatan pertama kali dalam
serangkaian kegiatan pembelajaran. Keberhasilan dan kegagalan dalam proses
pembelajaran yang akan dating tergantung pada hasil rancangan yang telah dibuat
terlebih dahulu.

Tujuan perancangan pembelajaran adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan


kualitas pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dengan cara
yaitu memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode pembelajaran yang optimal
untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.2 Usaha meningkatkan kualitas
pembelajaran dapat dilakukan oleh perancang pembelajaran dengan berpijak pada
asumsi tentang hakikat rancangan pembelajaran tersebut, yaitu:
1. Perbaikan kualitas pembelajaran harus diawali dengan rancangan pembelajaran,
2. Pembelajaran dirancang dengan menggunakan suatu pendekatan system,
3. Rancangan pembelajaran didasarkan pada pengetahuan tentang bagaimana
seorang tersebut belajar,
4. Rancangan pembelajaran diacukan kepada pelajar secara perorangan,
5. Hasil pembelajaran mencakup hasil langsung dan hasil pengiring,
6. Sasaran akhir dari rancangan pembelajaran adalah untuk memudahkan belajar,
7. Rancangan pembelajaran mencakup semua variable yang dapat mempengaruhi
belajar, dan
8. Inti dari rancangan pembelajaran adalah untuk menetapkan metode pembelajaran
yang optimal untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
a. Model Rancangan Pembelajaran
Gustafson dalam Wasis D. Dwiyogo mengklasifikasikan model
rancangan pembelajaran menjadi empat kelompok, yaitu:
1) Berfokus kepada kelas,
2) Berfokus kepada pembuatan produk,
3) Berfokus kepada organisasi, dan
4) Berfokus kepada sistem.
Miarso dalam Wasis D. Dwiyogo meneliti berbagai model rancangan
pembelajaran, hasilnya berupa berbagai model yang ada kemudian
dikelompokkan menjadi kedalam empat kategori, yaitu model yang

2
Ibid, hlm 108.
berorientasi kepada peningkatan kemampuan pengajar, pembuatan produk,
peningkatan sistem, dan peningkatan organisasi.3

Di Indonesia model rancangan pembelajaran belum banyak jenisnya.


Model PPSI dan AA merupakan rancangan pembelajaran untuk perguruan
tinggi adalah model yang sudah banyak dikenal.
C. Landasan Pengembangan Kurikulum
Landasan pengembangan kurikulum merupakan faktor-faktor yang harus
diperhatikan dan dipertimbangkan pada waktu mengembangkan suatu kurikulum lembaga
pendidikan, baik di sekolah maupun luar sekolah. Ada tiga aspek pokok yang menjadi
landasan atau dasar, tumpuan, fondasi dalam mengembangkan suatu kurikulum, yaitu :
1. Landasan Filsafat
Landasan kurikulum selalu menggunakan filsafat untuk mendapatkan target
dan tujuan yang ingin dicapai dalam kurikulum. Hal tersebut karena filsafat selalu
mencari definisi atas sesuatu bentuk refleksi kritis manusia yang signifikansinya
tersebar di dalam setiap gerak gerik manusia, sesuai yang dikatakan oleh John
Dewey bahwa filsafat berusaha untuk mendefinisikan kehidupan yang bermakna
di dalam suatu tatanan sosial. Oleh karena itu, konten di dalam kurikulum
merupakan bentuk dari setiap refleksi dari nilai-nilai pengetahuan yang secara
holistic berisi tentang pandangan filsafat; sejarah; psikologi; teori pembelajaran;
dan isu-isu sosial.4

Bagi seorang pendidik, memahami landasan di dalam kurikulum merupakan


suatu upaya untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran melalui proses
pembelajaran, karena filsafat merupakan sebuah landasan untuk kurikulum,
pendidik tidak hanya sekedar mengaplikasikan pembelajaran yang mengacu
kepada kurikulum, tetapi juga mampu untuk menuntaskan setiap masalah yang
dihadapinya selama proses pembelajaran berlangsung.

Dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan tidak luput dari nilai-nilai
filsafat yang dianut dan diharapkan dapat menjadi dasar pengetahuan yang akan
dianut oleh peserta didik. Oleh karena itu nilai-nilai filsafat yang dianut sangat
besar pengaruhnya terhadap menentukan tujuan pendidikan pada suatu daerah
tertentu.

3
Ibid, hlm 110.
4
Sunardi dkk, Kurikulum (Landasan, Pengembangan dan Evaluasinya), (Jawa Tengah: Lakeisha, 2019), hlm
25.
2. Landasan Psikologis
Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia sedangkan
kurikulum ialah upaya menentukan program Pendidikan untuk mengubah tingkah
laku manusia. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh
psikologi sebagai acuan dalam menentukan apa dan bagaimana tingkah laku itu
harus dikembangkan.

Ada dua cabang psikologi yang sangat penting diperhatikan dalam


pengembangan kurikulum, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar.
Psikologi belajar berkenaan atau memberikan sumbangan bagi kurikulum dalam
segi bagaimana kurikulum tersebut diberikan kepada peserta didik dan bagaimana
pula peserta didik harus mempelajarinya. Hal ini berkaitan dengan strategi
kurikulum. Psikologi perkembangan sangat diperlukan untuk menentukan isi
kurikulum yang diberikan kepada peserta didik agar tingkat keluasan dan kedalam
materi dapat sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
3. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis mengarahkan kajian tentang kurikulum yang dikaitkan
dengan masyarakat, kebudayaan, dan perkembangan ilmu pengetahuan. 5 Ketiga
hal ini merupakan landasan yang sangat berpengaruh kepada penetapan isi
kurikulum.

Kurikulum sebagai rancangan pendidikan harus mampu menjawab tantangan


dan tuntutan masyarakat, bukan hanya dari segi isi programnya saja tetapi juga
dari segi pendekatan dan strategi pelaksanaannya. Oleh karena itu, pendidik
sebagai pelaksana kurikulum dituntut lebih peka untuk mengantisipasi
perkembangan masyarakat, agar apa yang diberikan kepada peserta didik relevan
dan berguna bagi kehidupannya di masyarakat.

Pengembangan kurikulum yang hanya didasarkan kepada kemampuan dasar


tidak akan dapat untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Pengembangan kurikulum harus menekankan pada pengembangan individu yang
mencakup keterkaitannya dengan lingkungan setempat. Landasan sosiologin ini
mengarahkan kajian tentang kurikulum yang dikaitkan dengan masyarakat,
kebudayaan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Ketiga hal inilah yang

5
Masykur, Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum, (Bandar Lampung: CV. Anugrah Utama Raharja,
2019), hlm 49.
merupakan landasan yang sangat mempengaruhi penetapan isi kurikulum.

D. Model Model Pengembangan Kurikulum


Disini ada 7 model pengembangan kurikulum yang akan saya bahas yaitu :
1. Model Administratif
Istilah yang sering dipakai untuk model pengembangan kurikulum ini yaitu top down
approach dan line staf procedur. Yaitu yang mempunyai arti suatu pendekatan atau pun
prosedur yang dilaksanakan oleh suatu tim atau para penjabat tingkat atas sebagai pemilik
kebijakan.Pengembangan kurikulum disini dilaksanakan dari atas ke bawah.Artinya disini
pemerintah sebagai pemegang kebijakan mempersiapkan tim pengembangan kurikulum itu
sendiri.dan selanjutnya satuan Pendidikan ini dan para guru tinggal melaksanakannya dalam
pembelajaran.
Menurut teknis operasional pengembangan kurikulum dari model Administrasif ini
ada 7 yaitu :
a) Tim pengembangan disini akan mulai menguraikan konsep-konsep
umu,landasan,rujukan maupun skema naskah akademik
b) Telaah Kebutuhan
c) Secara operasional kurikulum mulai dirumuskan secara keseluruhan
d) Kemudian dilaksanakannya uji valiadasi Ketika kurikulum itu sudah selesai
dibuat.nah selanjutnya itu dilakukan uji coba dan pengkajian dengan cara lebih
efektif oleh para tim pengarah tenaga ahli
e) Perbaikan berdasarkan masukan yang diperoleh
f) Desiminasi dan Sosialisasi
g) Penilaian dan layar
2. Model Pendekatan Grass Roots
Pendekatan Grass Roots ini adalah kebalikan dari pendekatan
Administratif.6Pendekatan Grass Roots ini sering juga disebut dengan sebuah istilah
pendekatan bottom up.yang dimana artinya adalah suatu proses pengembangan yang dimulai
dari harapan yang muncul dari tingkat paling bawah yaitu selaku satuan Pendidikan atau pun
para guru.untuk tercapainya pengembangan kurikulum ini dibutuhkan kepedulian dan
profesionalisme yang sangat tinggi dari pihak sekolah yaitu:
a) Guru atau sekolah bersifat kritis yang dimana gunanya untuk menyikapi kurikulum
yang sedang berjalan

6
Dakir, Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2016), 105
b) Guru atau Sekolah mempunyai ide-ide inovatif dan juga bertanggung jawab untuk
mengembangkan kurikulum yang tepat dengan kebutuhan dan potensi yang di miliki
c) Guru atau Sekolah terlibat dalam proses pengembangan kurikulum secara terus
menerus
d) Guru atau Sekolah bersifat akomadatif atau terbuka dalam rangka pengembangan
kurikulum dimana untuk menerima masukan-masukan tersebut.
3. Model Demonstrasi
Model demontrasi ini,hampir sama dengan model pendekatan Gross Roots,yang
dimana bersifat dari atas ke bawah.model ini dipakai oleh sekolompok guru dan sekelompok
guru ini bekerja sama dengan para ahli.dengan tujuan akan mengadakan evaluasi
kurikulum.nah model ini umumnya berskala kecil,yang hanya mencakup satu atau beberapa
sekolah,satu komponen kurikulum atau mencakup semua komponen kurikulum.
a) Awalnya Sekelompok guru yang dari suatu sekolah atau beberapa sekolah lainnya dipilih
dengan cara ditunjuk untuk melaksanakan suatu percobaan tentang pengembangan
kurikulum tersebut
b) Kemudian selanjutnya hasilnya disebarluaskan disekitar sekolah sekolah
4. Model Beauchamp
Pendekatan Model beauchamp ini menggunakan metode dengan istilah beauchampi
yang mana dikembangkan oleh beauchamp ini sendiri yang ahli di bidang kurikulum,yang
mana memiliki 5 bagian keputusan7.5 tahap tersebut yaitu :
a) Menentukan arena atau wilayah pengembangan kurikulum,suatu keputusan yang
menjabarkan ruang lingkup upaya pengembangan.
b) Menetapkan personil atau tim para ahli kurikulum,yaitu siapa siapa saja yang ikut terlibat
dalam pengembangan kurikulum tersebut.
c) Para tim Menyusun tujuan pengajaran kurikulum dan pelaksanaan proses belajar
mengajar,nah selanjutnya untuk tugas tersebut perlunya dibentuk dewan kurikulum
sebagai pemimpin yang mana juga betugas juga sebagai evaluasi pelaksanaa
kurikulum.setelah itu memilih materi pelajaran yang baru,memutuskan berbagai kriteria
untuk menetapkan kurikulum mana yang akan di gunakan dan menulis secara menyeluruh
terkait kurikulum yang akan dikembangkan
d) Pelaksanaan kurikulum.
e) Penilaian kurikulum

7
ibid hal 29
5. Model Roger’s
Model pengembangan kurikulum roger’s ini mempunyai 4 langkah yaitu :
a) Di adakan nya grup untuk dapat melaksanakan hubungan internasional ditempat yang
tidak sibuk unutk menentukan target sistem pendidikan
b) Pengalaman kelompok yang serius bagi guru
c) Selanjutnya diadakan pertemuan dengan para masyarakat yang lebih luas dalam suatu
sekolah,sehingga hubungan internasional akan lebih lengkap.yaitu antara murid dan para
guru beserta para peserta didik lainnya.
d) Kemudian diadakan lagi pertemuan dengan para masyara kat yang lebih luas lagi seperti
Langkah ke 3.namun disituasi ini diharapkan masing-masing orang akan lebih akrab atau
saling menghayati sehingga,memudahkan untu memecahkan masalah sekolah dengan
lebih cepat
6. Model Pemecahan Masalah
Model pemecahan masalah ini sering dikatakan dengan istilah “Action Research
Model” yaitu yang mempunyai arti pengembangan kurikulum adalah perubahan sosial.proses
model ini melibatkan seluruh komponen Pendidikan yaitu diantaranya siswa,guru,orang
tua,dan sistem sekolah lainnya.
ada 2 tahap dalam penyusunan kurikulum model pemecahan masalah ini yaitu:
a) Melaksanakan kajian terkait data-data yang akan dikumpulkan sebagai bahan penyusunan
kurikulum
b) Melaksanakan pelaksanaan atas keputusan yang diperoleh pada Langkah pertama
7. Model Hilda taba
Hilda taba mengembangkan model pengembagan kurikulum ini atas dasar data
induktif yang disebut dengan model terbalik.Model ini awalnya dilakukan pencarian data
terlebih dahulu setelah itu baru, percobaan dan penyusunan teori serta, di ikuti Langkah
Langkah pelaksanaan nya tujuan di sini agar mempertemukan teori atau praktik nya. 8
a) Menelaah kebutuhan,merumuskan tujuan,menetapkan materi,dan evaluasi
memperhatikan antara luas dan dalamnya bahan.selanjutnya disusunkan suatu unit
kurikulum.
b) Melaksanakan try out
c) Melaksanakan perbaikan dan try out
d) Mengurutkan kerangka kerja teori

8
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikum: Teori dan Praktik, (Bandung: Remaja
Rosdakarya 2012), 169.
e) Memberitahukan adanya kurikulum baru yang diterapkan
E. Pelaksanaan/ Implementasi pengembangan kurikulum
F. Pelaksanaan atau implementasi merupakan proses penerapan ide,kebijakan,konsep. Dalam
bentuk tindakan yang praktis,sehingga bisa memberikan dampak,baik berupa perubahan
pengetahuan,keterampilan,maupun sikap dan nilai.kurikulum yang setelah dikembangkan
terus setelah itu hanya dibiarkan pasti tidak akan tercapai.kurikulum yang telah didesai
semaksimal mungkin harus dilaksankan/implementasikan dan memperoleh hasil bagi
pembelajaran.implementasi yang sukses itu adalah suatu proses yang mempunyai beberapa
hal baru.serta pelaksanaan pengembangan kurikulum yang tergantung pada pendekatan
umum dan kurikulum itu sendiri.
Disini ada 2 hal yang mendukung proses pelaksanaan implementasi yaitu:
a) Mengkomunikasikan rencana implementasi.dimanapun dan kapanpun di saat
program sedang dirancang,dan saluran komunikasi ini harus dibiarkan terbuka.jadi
nanti disaat program baru datang,bukan lagi sebagai kejutan.
b) Dukungan implementasi. para perancang harus di dukung guna memudahkan
implementasi cepat mereka.terkait modifikasi program yang di rekomendasika
tersebut.9

9
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017),
74
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan.
1. Arti dari kompetensi pedagogik guru, Jadi yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik
guru adalah seperangkat pengetahuan, kecakapan, kemampuan, keterampilan, dan
perilaku yang harusdimiliki, dihayati dan di kuasai oleh guru dalam mendidik.
2. Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan danpenyusunan kurikulum oleh
pengembang kurikulum dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan
dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.
3. Rancangan pembelajaran adalah suatu proses sistematis untuk merencanakan
pembelajaran. Tujuan rancangan pembelajaran adalah untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang meliputi kegiatan: merancang, melaksanakan, mendiagnosa,
memperbaiki dan menilai pembelajaran.
4. Landasan pengembangan kurikulum merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan
dan dipertimbangkan pada waktu mengembangkan suatu kurikulum lembaga
pendidikan, baik di sekolah maupun luar sekolah. Ada tiga aspek pokok yang menjadi
landasan atau dasar, tumpuan, fondasi dalam mengembangkan suatu kurikulum, yaitu:
landasan filsafat, landasan psikologis, landasarn sosiologis.
5. Model Pengembangan Kurikulum, yaitu: model administrative, model Pendekatan Grass
Roots, model demonstrasi, model Beauchamp, model roger’s, model pemecahan
masalah, model hilda taba.
6. Pelaksanaan atau implementasi merupakan proses penerapan ide,kebijakan,konsep.
Dalam bentuk tindakan yang praktis,sehingga bisa memberikan dampak,baik berupa
perubahan pengetahuan,keterampilan,maupun sikap dan nilai.kurikulum yang setelah
dikembangkan terus setelah itu hanya dibiarkan pasti tidak akan tercapai.kurikulum yang
telah didesai semaksimal mungkin harus dilaksankan/implementasikan dan memperoleh
hasil bagi pembelajaran.implementasi yang sukses itu adalah suatu proses yang
mempunyai beberapa hal baru.serta pelaksanaan pengembangan kurikulum yang
tergantung pada pendekatan umum dan kurikulum itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Anwar. 2007. “Profil Baru Guru dan Dosen Indonesia”, Pustaka Indonesia
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam.
Dwiyogo, Wasis D. 2013. Rancangan Pembelajaran. Malang: Wineka Media.
Masykur. 2019. Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum. Bandar Lampung: CV.
Anugrah Utama Raharja.

Rohani, Ahmad. 2004 “Pengelolaan Pengajaran”, Jakarta; PT Rineka Cipta.

Sunardi, dkk. 2019. Kurikulum (Landasan, Pengembangan dan Evaluasinya). Jawa


Tengah: Lakeisha.

Suparlan, 2011. Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran,


Jakarta:Bumi Aksara.
Usman, Jurnal MUDARRISUNA “Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru PAIdalam
Pembelajaran” Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2015
Winarso, Widodo. 2010. “Dasar Pengambangan Kurikulum Sekolah”, Bandung; PT
Sinar surya.
Dakir, Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2016),
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikum: Teori dan Praktik, (Bandung:
Remaja Rosdakarya 2012)
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2017)

Anda mungkin juga menyukai